• Tidak ada hasil yang ditemukan

Knowledge economy Revolusi Teknologi Inf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Knowledge economy Revolusi Teknologi Inf"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

071311233067 – Globalisasi & Masyarakat Informasi – Week 6

Knowledge economy : Revolusi Teknologi Informasi & Globalisasi terhadap Sistem Ekonomi Global

Revolusi teknologi informasi dan globalisasi menjadi turning point hadirnya pola baru dalam sistem ekonomi. Lebih lanjut, revolusi teknologi informasi menghasilkan knowledge-information base yang menghasilkan sistem ekonomi yang berbeda dari sebelumnya yang kemudian disebut knowledge economy. Dalam tulisan Castells yang berjudul “The Informational Economy and the Process of Globalization”. Castells membangun argumennya terhadap definisi knowledge economy dengan menyatakan bahwa produktivitas akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan produktivitas merupakan fungsi dari adanya perubahan teknologi, sehingga karakteristik masyarakat yang mendasari pertumbuhan ekonomi, adalah adanya inovasi teknologi (Castells, 2010: 80). Namun, pernyataan Castells ini kemudian hanya berlaku pada masa 1909 – 1949, yang mana dalam masa ini Perusahaan Amerika sektor non agraris mengalami peningkatan pada perubahan teknis sebesar 87 % dan 12 % meningkat dikarenakan adanya penggunaan kapital. Hal ini yang kemudian menjadi dasar bahwa kemudian pengruh adanya perubahan teknis tidak hanya berasal dari pekerja atau penambahan kapital, namun dari adanya inovasi teknologi (Castells, 2010: 79). Lebih lanjut untuk mendapatkan jawaban mengenai knowledge economy yang ada, Castells melakukan penghimpunan data dengan membandingkan evolusi jangka panjang pertumbuhan produktivitas advanced economies. Hasil yang kemudian di dapat adalah tingkat pertumbuhan produktivitas tertinggi terjadi pada periode 1950-1973, yang mana inovasi teknologi industri menjadi model dinamis pertumbuhan ekonomi.

(2)

knowledge economy merupakan sistem ekonomi yang bergantung pada modal teknologi, termasuk teknologi organisasi dan manajerial, yang bertindak sebagai faktor utama terjadinya produktivitas yang kemudian berkontribusi terhadap laju percepatan perekonomian negara..

Revolusi teknologi informasi dan globalisasi ini kemudian memberikan pergeseran era dari "industrial" menuju "informational". Castells menekankan bahwa kemudian transisi yan terjadi tidak bisa disamakan dengan adanya transisi pertanian ke industri ekonomi, serta tidak bisa disamakan dengan munculnya perekonomian jasa. Lebih lanjut, munculnya informasional seputar pertanian, manufaktur, dan jasa di distribusikan dan diproduksi atas dasar terdapatnya informasi dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya, yang kemudian mirip dengan proses pencarian untuk mendapatkan teknologi informasi. Sehingga yang berubah adalah bukan pergerakan manusia, tapi kemampuan teknologi untuk digunakan sebagai kekuatan produktif manusia (Castells, 2010:100). Pergeseran ini juga kemudian menurut Castells menjadi insentif munculnya kapitalisme. Dalam prespektif agen ekonomi (negara dan perusahaan), produktivitas bukanlah tujuan utama namun benar-benar mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sehingga kemudian, perusahaan akan termotivasi bukan oleh produktivitas, tetapi dengan profitabilitas, dan pertumbuhan nilai saham mereka. Lembaga-lembaga politik, yang dibentuk kemudian merupakan seperangkat yang lebih luas dari nilai-nilai dan kepentingan, akan berorientasi, dalam ranah ekonomi, menuju memaksimalkan daya saing ekonomi konstituen mereka (Castells, 2010: 94). Sehingga penulis kemudian setuju dengan pernyataan Castells bahwa kemudian rekonstruksi kapitalisme dengan menggabungkan konsep mengenai revolusi teknologi informasi memberikan pandangan bahwa negara atau perusahaan yang dapat mengembangkan teknologi informasi, meningkatkan produksi dan merubah struktur organisasional akan menjadi penguasa dalam kompetisi global dan dapat dengan baik memanfaatkan kapitalisme informasi yang ada.

(3)

tidak dapat dipungkiri bahwa elemen ekonomi nasional terkait ke dalam web global, nnegara, wilayah, sektor ekonomi, dan masyarakat lokal terputus dari proses akumulasi dan konsumsi sebagai ciri khas informational economy. Castells kemudian juga menyatakan bahwa sektor-sektor marjinal tidak secara sosial langsung terhubung ke seluruh sistem. Namun logika sosial dan ekonomi sektor marjinal tersebut didasarkan pada mekanisme berbeda dari orang-orang yang menganut ekonomi informasi. Ekonomi informasi membentuk seluruh masyarakat dunia, dan dalam pengertian ini memang global, dan kebanyakan orang di tidak bekerja untuk atau membeli dari informasi itu. Namun semua proses ekonomi dan sosial yang berhubungan dengan logika struktural yang telah dominan ekonomi tersebut. bagaimana danmengapa koneksi seperti dioperasikan, dan siapa dan apa yang terhubung dan terputus dari waktu ke waktu (Castelles, 2010: 135). Sehingga jika dikaitkan dengan konsekuensi, adanya ekonomi global sejatinya telah mengkonstruksi sebuah nilai pada territorial dan masyarakat untuk ikut menjadi bagian di dalam jaringan. Sedangkan jika kemudian mereka menolak nilai-nilai yang ditanamkan, mereka akan secara otomatis terpisahkan dari situasi kondisi yang ada.

Dari penjelasan diatas, Peulis setuju pada hal-hal yang telah disampaikan Castells terkait revolusi teknologi yang berpengaruh terhadap sistem ekonomi global. Penulis menyimpulkan bahwa knowledge economy merupakan sebuah pergeseran sistem ekonomi yang tidak lagi bergantung pada modal fisik namun darahkan pada modal teknologi, termasuk teknologi organisasi dan manajerial, yang bertindak sebagai faktor utama terjadinya produktivitas yang kemudian berkontribusi terhadap laju percepatan perekonomian negara. Knowledge economy ini dapat juga diartikan sebagai new informational economy, dikarenakan teknologi informasi, pengetahuan tidak lagi menggerakkan manusia, tapi adanya pemanfaatan teknologi tersebut untuk digunakan sebagai kekuatan produktif manusia sehingga kemudian pergeseran berdampak pada adanya kapitalisme informasi tersebut. Penulis kemudian juga setuju terhadap pandangan Castells terkait segmentasi ekonomi informasi yang telah melahirkan nilai paten bagi masyarakat dunia. Karena kemudian yang memiliki kapital terhadap informasi berpengaruh secara global.

Referensi:

Castells, Manuel. 2010. “The Informational Economy and the Process of Globalization”, dalam the Rise of the Network Society, Oxford: Blackwell Publisher, hlm. 77-162.

Referensi

Dokumen terkait

Kampar bersama dengan saksi Muhammad Ikhsan Als Ikhsan dan saksi Zaki Fahreza Als Zaki serta saksi M.Adam Pratama Als Adam kemudian sekira pukul 20.00 Wib

Apabila suatu perusahaan tidak mempunyai cukup modal untuk investasi, maka kekurangan untuk investasi tersebut dapat dipenuhi dengan dana pinjaman dari lembaga keuangan seperti

Berdasarkan pengembangan media pembelajaran interaktif untuk membangun konsep gejala alam yang menumbuhkan sikap solidaritas dan pembahasan hasil penelitian yang

Bakteri penyebab yang sering ditemukan pada anak yang mengalami periodontal pada usia 18 sampai 48 bulan adalah 68% bakteri Porphyromonas gingivals dan 20% forsysthas

Akan tetapi, faktor suhu dan jumlah katalis dengan nilai p yang sama turut berpengaruh signifikan untuk gugus karbonil.. Sementara faktor yang tersisa dengan

Pencairan izin apotek dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Apabila SIA dicabut, APA atau

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Alasan lain yang mendasari tidak adanya hubungan status aklimatisasi dan efek heat stress karena 80% pekerja sudah beraklimatisasi, dan. pada pekerja yang