TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Oleh:
Rani Puti Melinda
(11/313872/DPA/03826)
PROGRAM D-III REKAM MEDIS
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
1. Undang-undang yang mengatur tentang Praktik Kedokteran wajib membuat rekam medis:
ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS
UU RI No 29 Tahun 2004 Pasal 46:
Paragraf 3 Rekam Medis
Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Penjelasan Pasal 46 UU RI No 29 tahun 2004
a. Yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
b. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan.
c. Yang dimaksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number)
2. Sanksi bagi pelanggar peraturan tersebut (tidak membuat rekam medis): SANKSI HUKUM
Pasal 79 UU Praktik Kedokteran, isinya:
1. Setiap dokter atau dokter gigi yang sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
2. Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga dikenakan sanksi perdata.
3. Sanksi disiplin dan etik diberikan brdasarkan baik dari undang-undang maupun kode etik profesi : UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI). SANKSI DISIPLIN
1. Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hukum juga mendapat sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, KODEKI/KODEKGI, yaitu berupa:
a) Pemberian peringatan medis
b) Rekombinasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktek c) Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi kedokteran atau
kedokteran gigi.
Dengan semakin berkembangnya dunia kesehatan di Indonesia, rekam medik mempunyai peranan tidak kalah pentingnya dalam menunjang pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional. Rekam medik sangat penting selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortalitas & mortalitas serta perawatan penderita yang lebih sempurna.
Diantara semua manfaat rekam medis , yang terpenting adalah aspek hukum rekam medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun farmasi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting. Berdasarkan informasi dalamrekam medis, petugas hukum serta Majelis Hakim dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut.