MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto
Disusun oleh:
WIWIK INDRIAWATI NPM : 16.61.1822
PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA SEMARANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Layanan Bimbingan Konseling di sekolah pada dasarnya untuk
membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri
untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, dalam
pelaksanaannya Bimbingan Konseling tidak lepas dari peran serta Kepala
Sekolah, koordinasi antara guru pembimbing dengan guru bidang studi,
orang tua siswa, dan juga masyarakat.
Pelayanan Konseling di SMK merupakan usaha membantu siswa
dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir, baik siswa
secara individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat serta peluang yang dimiliki. Seringkali seorang siswa dalam
mengambil keputusan dalam menghadapi tantangan maupun hambatan
dalam masalah akademi dan non akademi, berbeda antara satu dengan
yang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh pola asuh orang tua maupun
lingkungan sekolah. Bimbingan Konseling sebagai wadah untuk
pendisiplinan perilaku , memerlukan adanya perencanaan, pelaksanaan
layanan khusus , evaluasi perilaku terhadap program yang sudah
dilakukan.
Untuk layanan Konseling di SMK peran serta kepala sekolah dan
seluruh personel yang terlibat, sangat berpengaruh terhadap program dan
tercapai, sehingga siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah
dapat merasakan manfaatnya dalam pengembangan kecerdasan, minat,
bakat dan potensi yang dimiliki siswa pada kehidupannya di masyarakat. Pelayanan manajemen konseling yang kompeten dapat membantu
program managemen Bimbingan Konseling yang ada di sekolah, untuk
menekan pelanggaran serta menghindari perilaku yang menyimpang dan
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana merencanakan dan cara
pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling di SMK”.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah,
untuk mengetahui sejauhmana perencanaan , pelaksanaan serta evaluasi
manajemen Bimbingan Konseling di SMK.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian
ilmiah maupun penerapan langkah nyata dalam hal manajemen pelayanan
Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah lain.
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan
pentingnya penerapan manajemen bimbingan konseling sekolah di
SMK.
2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
khususnya mengenai manajemen bimbingan konseling sekolah di
3. Bagi Akademi, hasil penelitian ini dapat memperkaya
khasanah kepustakaan pendidikan dan dapat dijadikan referensi
untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang
berbasis Ketrampilan kejuruan dimana peserta didiknya kelak bisa mandiri
dengan menguasai berbagai keahlian dan ketrampilan yang kelak bisa
dijadikan sarana untuk membuka usaha atau bekerja sesuai dengan bidang
ketrampilannya. Dengan kurikulum 2013 dan penerapan jam masuk
2.2 Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun bagi seorang
individu, hal tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan, dengan
kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah dicapai.
Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih
sulit dalam mencapai tujuan. Manajemen diperlukan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir
pelayanan bimbingan di sekolah. Manajemen disusun dengan penyesuaian
antara konsep perencanaan, program dengan kondisi riil atau kenyataan yang dihadapi sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
organisasi yang ada di dalam sekolah yang memerlukan adanya manajemen
agar dapat mencapai tujuannya.
Manajemen bimbingan dan konseling berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas layanan
BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Tohirin , 2014}. Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling serta mencakup tahapan
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut pengembangan program. Manajemen Bimbingan dan
Konseling merupakan upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk
sistem secara optimal semua komponen atau sumberdaya dan sistem
informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.
Semua kegiatan BK di sekolah bertujuan untuk membimbing dan
mengarahkan minat, bakat siswa guna menunjang kegiatan belajar siswa
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Pelaksanaan progam BK yang terorganisir sangat baik, dimulai
dengan perencanaan yang matang hingga diadakannya evaluasi terhadap
kegiatan BK tersebut. Manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan
konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan
layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya
(Sugiyo,2011). Manajemen bimbingan dan konseling adalah
aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf
konseling meliputi aktivitas administratif, seperti pelaporan dan perekaman,
perencanaan dan control anggaran, manajemen fasilitas, dan pengaturan
sumber daya (Gibson, 2011).
2.3.1 Perencanaan program layanan khusus BK SMK
Perencanaan merupakan proses awal sebelum masuk
dalam proses pelaksanaan program yang disusun secara
sistematis, terorganisir, dan terkoordinasi dalam jangka
waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan satu
tahunan. Langkah awal yang dilakukan sebelum proses
pelaksanaan layanan personil BK harus mempersiapkan
format biodata siswa dan pendataan kebutuhan layanan
konseling kepada siswa atau yang biasa disebut dengan
istilah studi kelayakan.
Perencanaan program layanan BK yang
dilaksanakan secara optimal juga melibatkan semua
pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, guru BK, guru
bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa, komite
sekolah, dan tokoh masyarakat, merupakan proses
untuk membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang
ingin dicapai, program dan jenis layanan yang akan
diberikan kepada siswa, serta siapa saja yang terlibat
dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
2.3.2 Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK
Perorganisasian program layanan khusus BK SMK, bertujuan agar
pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah.
hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan
tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang
hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.
Program merupakan susunan atau perencanaan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan saling berkaitan serta mengikat antara satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Tennille Jeffries-Simmons. 2017.rganisasian adalah
kegiatan mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan antar kelompok kerja dan menetapkan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing setiap
komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang
sesuai dan tepat”. Organisasi merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan
organisasi dapat tecapai secara efektif.
Sedangkan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan BK
dijelaskan bahwa pengorganisasian adalah bentuk kegiatan
yang mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola atau
mekanisme kerja kegiatan BK.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan
bahwa pengorganisasian adalah untuk mendeskripsikan
tentang pemilihan anggota dan menentukan kedudukan
dari masing-masing anggota dalam pelaksanaan program
layanan BK.
Pengorganisasian sangat penting untuk dilakukan
karena dalam pengorganisasian sudah dijelaskan tentang
posisi atau kedudukan serta tugas dan wewenang dari
masing-masing anggota pelaksana program. Setiap
anggota yang terlibat dalam proses pelaksanaan program
layanan khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan
bekerja sama dengan baik agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.
2.3.3 Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, Mulyasa (2009). Dari
seluruh rangkaian proses pelaksanaan merupakan fungsi
pengelolaan yang paling utama. Fungsi perencanaan dan
pengorganisasian berhubungan dengan aspek-aspek
abstrak proses pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Proses
pelaksanaan program BK merupakan realisasi dari program
BK yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk
dilaksanakan secara efektif dan efisien agar program yang
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan dari program BK, dan juga sebagai perbaikan
sistem manajemen BK yang masih kurang, sehingga mutu
atau kualitas dari BK itu sendiri dapat ditingkatkan.
2.4 Struktur Program Bimbingan dan Konseling
Struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas
dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program bersifat
fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah. 2.4.1 Rasionel/Landasan
Rumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program sekolah, rumusan ini dapat
menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan
konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak
perkembangan Iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat
(termasuk para siswa), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.
Oleh karenanya, layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting
dalam berupaya membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial,
belajar, karier secara utuh dan optimal. 2.4.2 Visi dan Misi
Rumusan visi, misi sekolah sejalan secara implisit/eksplisit dalam
rasionel. Dimana visi sekolah SMK yaitu “Pendidikan Berkualitas,
Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.”. Sedangkan misi sekolah SMK
mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Menyelenggarakan
pendidikan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat. 2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Siswa
Rumusan tugas-tugas perkembangan/kompetensi, bidang
pengembangan kompetensi dapat merujuk pada kurikulum yang ada,
penilaian kebutuhan siswa dan lingkungannya diharapkan dapat lebih
membimbing ke dalam perilaku-perilaku baik yang diharapkan dari
siswa.
Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tahapan tujuan: a. Penyadaran 2.4.5 Rencana Operasi (Action Plan)
Atas dasar komponen program diatas lakukan :
a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.
b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu
tertentu atau terus menerus.
c. Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan
untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik. d. Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati,
Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah
diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan 2.4.7 Pengembangan Satuan Layanan.
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. Fakta
mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan konseling
yaitu sebagai berikut :
2.5 PERENCANAAN
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran
(instruksional) dan administrasi sekolah. .Sebagi sub-sistem pendidikan di
sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak
pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
Hal ini bertujuan agar hasil dalam konteks kontribusinya bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan
BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang
hambatan kegiatan dan antisipasinya. Program merupakan seperangkat
kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program
a. Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
b. Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian
rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi
berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan
efesiansi.
c. Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan
kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri
sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain.
Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan
selanjutnya.
d. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua
aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu
titik tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program
yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan
dengan kegiatan pada bidang-bidang lain.
Adapun program yang sistematis selalu mengacu pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
b. Merupakankan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan
c. Dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) serta
menunjanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan
dan konseling.
d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
e. Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan
tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan
program.
g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan
bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan
keputusan.
h. Penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan
pemecahan masalah pengelolaan.
i. Dukungan dan keterlibatan masyarakat sekitar demi kelancaran
penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.
2. Pelaksanaan dan Pengarahan
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program
bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan. Program yang akan dijadikan acuan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis
program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni : a. Program tahunan.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap
semester, program bulanan, bahkan program mingguan.Oleh karena itu,
perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule.Dalam program itu
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah,
antara lain :
1) Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang
nara sumber dari luar sekolah.
2) Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal
tahun.
3) Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan
penjurusan.
4) Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi
bimbingan karir.
5) Membentuk kelompok-kelompok group counseling. 6) Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
b. Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai
dengan pembagian tugas layanan di sekolah.
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa
satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung)
setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada
masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan
jenjang sekolah, agar pelaksanaan program kegiatan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang
diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf
bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk
memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga
yang telah direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam
pembelajaran sekolah dapat dibentuk : 1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dan. 2) Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap
muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka
dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam
pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap
muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan
pelaksanaan program.
Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses
belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
dalam pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
2.4 Evaluasi program layanan khusus BK SMK
Evaluasi program BK dengan cara mengumpulkan
data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar
data yang diperoleh secara objektif, mengadakan
penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan,
dilakukan untuk mengetahui dampak pelaksanaan program
bimbingan dan konseling merupakan upadengan menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya.
Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi
diantaranya: Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa,
orang tua, dan guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat,
kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan
bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena
mengacu pada hasil dan dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang
telah direncanakan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif
dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan
sebagainya.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum untuk
mengetahui kemajuan subyek dalam memanfaatkan layanan dan tingkat
efisiensi serta efektifitas program dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
tujuan secara khusus yaitu mengamati secara berkala pelaksanaan program
dan mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran di
sekolah.
Rencana evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang
kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan
bimbingan dan konseling. Rencana anggaran untuk mendukung
implementasi program secara cermat dan rasional/realistic, harus dituangan
dalam point perencanaan dan di evaluasi efektifitas biaya dari program
bimbingan konseling yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.
Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, merupakan program untuk menilai effisiensi dan efektifitas yang
menuntut pengenalan serta pelayanan yang cermat, pengukuran yang
jelas, keterlibatan dari berbagai pihak, umpan balik dan tindak lanjut
hasilnya, yang terencana dan berkesinambuangan.
2.5 Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling,
memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari
jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan
program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan
dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan
konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi
personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap
hambatan dan permasalahan.
Kegiatan program bimbingan konseling sekolah yang tepat, dimana
sekolah harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk melayani dan
pada keseluruhan penyampaian total program melalui program kurikulum
konseling sekolah, perencanaan siswa individual dan layanan responsif.
Sejumlah kecil waktu mereka dikhususkan untuk layanan tidak langsung
yang disebut dukungan sistem..
BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap
perencanaan sistem informasi Managemen Bimbingan
Konseling di SMK bermanfaat bagi Guru di bagian
kesiswaan untuk mengetahui tingkat kehadiran siswadan
pelanggaran serta tindak lanjut dari pelanggaran yang
dilakukan sebagai salah satu pertimbangan untuk kenaikan
Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara
yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya (tenaga, dana, sarana-prasarana) dan sistem informasi
berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk
menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling
mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling.
Proses pengorganisasian pada manajemen layanan
khusus Bimbingan Konseling di SMK berupa kegiatan yang
meliputi sosialisasi program kepada siswa, pemberian
materi dan layanan, serta evaluasi hasil program yang
dilaksanakan baik yang bersifat individu maupun
kelompok.
Penanganan siswa yang bermasalah, baik yang
terkait dengan masalah akademik, pribadi maupun
pelanggaran. Sekolah harus mengevalusai kembali beberapa
program konseling yang tidak tepat, jika memungkinkan, sehingga
konselor sekolah dapat fokus pada pelayanan akan kebutuhan konseling
dan penanggulangan terhadap tindakan atau pelanggaran siswa
1.2 Saran
Dengan melihat kesimpulan diatas saran yang dapat
diberikan sebagai berikut :
a. Sistem informasi bimbingan konseling di SMK masih
selain dengan managemen akademi yang
berhubungan dengan data kehadiran, nilai mata
pelajaran dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh
siswa.
b. Sebagai pelaksana utama program Bimbingan
Konseling, diharapkan Guru BK dapat meningkatkan
kerjasama dan menjalin hubungan baik dengan
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling, sehingga program yang
telah disusun dapat terlaksana dengan optimal, karena
pelaksanaan program Bimbingan Konseling bukan
hanya tanggung jawab dari personil BK dan kepala
sekolah saja, melainkan semua komponen yang ada di
sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Asian Journal of Counselling The Hongkong Professional Counselling Association (online). (http//library. The University of Hongkong.ac.id) diakses 27-1-2018.
Budi.2008. Organisasi dan Manajemen Bimbingan Konseling. Surabaya. Unesa University Press.
Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.
Jim.(2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidanceand Counseling Program Model . South Carolina Department ofEducationColumbia, South Carolina.
Tennille Jeffries-Simmons. 2017. Program Supervisor, School Counseling. Washington State Comprehensive School Counseling and Guidance Program Model. Danise Ackelson, Program Supervisor, School Counseling Danise.Ackelson@k12.wa.us | 360-725-4967.
Yuksel-Sahin, Fulya. 2009. The Evaluation Of Counseling And Guidanceservices Based On Teacher Views And Their Prediction Based On Some Variables.
Mantax. (2009). School Counseling: Current International Perspectives. Asian Journal of Counselling The Hong Kong Professional CounsellingAssociation (online).(http//library. The University of Hong Kong.ac.id)diakses 27- 11- 2014.
Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta.PT Rineka Cipta.Rex.
Sugiyo.2011. Manjemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang. Widya Karya.
Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Tidak diterbitkan.
Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo.2017. Manajemen Bimbingan Dan Konseling Berbasis Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187. Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus.
Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Agnini.
Uman Suherman AS dan Dadang Sudrajat. 2000. Manajemen Layanan BK di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP. International Journal of Instruction (online). (http// www.e-iji.net) diakses 27- 11- 2014
Lampiran 1
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK JAWA TENGAH
Nama Sekolah : SMK
Kelas/Semester : 11/2
Tahun Pelajaran : 2017/2018
A .
Pokok bahasan : Cara mengembangkan kemampuan diri
kemampuan diri
Jenis Layanan : Layanan tentang system Informasi
Bimbingan Konseling E
.
Fungsi Layanan : Membantu siswa dalam pengembangan
kreatifitas dan pengembangan karir. F
.
Sub kompetensi : Menyadari keragaman nilai dan aktivitas
yang menutut ketrampilan dan kemampuan tertentu
G
. Sasaran layanan : Siswa kelas XI Elektro
H
: Guru BK dan Wali Kelas
J
Tahap pelaksanaan : 1. Pembukaan dan mengabsen siswa
2. Kegiatan inti
Strategi layanan Diskusi, tanya jawab, ceramah
P .
Media LCD, Komputer
Q .
Sumber materi Absensi, data pelanggaran Siswa
R .
Rencana penilaian 1. Proses Siswa aktif dalam bertanya
dan aktif mendengarkan
2. Hasil Siswa dapat mengetahui cara mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya.
S. Tindak lanjut Konseling individu atau kelompok siswa
Lampiran 2
PERENCANAAN SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Perkembangan Pribadi Dan Kreatifitas
Aspek : Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab Kompetensi : Pentingnya pengembangan dan perubahan perilaku Topik/Tema : Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas
Lembar kerja “Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas”. Evaluasi
Siswa akan mengidentifikasi perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan kreatifitas di dalam pekerjaannya
Prosedur
1. Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang perilaku dan meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam lembar pertanyaan (chart)
2. Kesimpulan hasil “Pertanyaan pengembangan dan perubahan perilaku” dalam bentuk lembar kerja, jika siswa sudah selesai mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang dijawab “tidak”. Pilih tiga perilaku baik dari dirinya di kaitkan dengan pekerjaan atau tugas-tugas akademik. Tulis di bagianbelakang lembar kerja.
Lampiran 3
PERTANYAAN TENTANG PERILAKU
Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut ini : N
o Pertanyaan Ya Tidak
1.
Dapatkah kamu berkonsentrasi di dalam belajar ?
---
---2. Apakah kamu sering mengeluh tentang masalah Mata Pelajaran tertentu ?
---
---3. Dalam keseharianmu kamu selalu berperilaku jujur ?
---
---? -5. Dapatkah kamu bekerja bersama orang lain di
dalam suatu kelompok ?
---
---6. Menurutmu layakkah kamu menjadi seorang pemimpin di dalam kelompokmu ?
---
---7. Dapatkah kamu mengendalikan diri, apabila ada orang yang menyalahkan hasil pekerjaanmu ?
---
---8. Apakah kamu suka informasi tentang perkembangan tehnologi saat ini ?
---
---9.
Apakah kamu suka belajar ?
---
---1 0. .
Apakah kamu selalu bersikap baik terhadap teman maupun gurumu ?