• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab2 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " bab2 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. GAMBARAN UMUM

Berdasarkan sumber BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat 2016, tentang informasi IPM Nusa Tenggara Barat Tahun 2015, IPM Lombok Barat naik 1,10 point dari 63,52 tahun 2014 menjadi 64,62 tahun 2015, menempati urutan ke-4 setelah Mataram, Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. Pertumbuhan IPM Lobar 1,73 dan Shortfall 3,02 menempati urutan ke-2 setelah Kabupaten Sumbawa Barat.

Nilai komponen pembentuk IPM Lobar: Umur Harapan Hidup 65,1 tahun, Harapan Lama Sekolah 12,66 tahun, Rata-rata Lama Sekolah 5,69 tahun dan Paritas Daya Beli Rp.10.588.000;.

Indeks Pendapatan (71,88) dan Indeks Kesehatan (69,38) jauh melampaui Indeks Pendidikan (54,13) (website lombokbaratkab.go.id)

BAB II

(2)

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB dengan luas wilayah 1053,92 Km2 atau

105.392 Ha, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut;

 Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara (KLU)

 Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah

 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

 Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram, Gambar 1. Peta Lombok Barat

Sumber : DDA Lombok Barat Tahun 2014

Secara administratif Kabupaten Lombok Barat terdiri atas 10 wilayah kecamatan, dengan 122 desa dan terdapat 841 dusun. Kecamatan terluas adalah wilayah Kecamatan Sekotong Tengah dengan luas 529.4 km2 atau lebih dari separuh keseluruhan Wilayah Kabupaten Lombok Barat. Ke-10 (sepuluh) Kecamatan tersebut yaitu :

(3)

5. Kecamatan Labuapi 6. Kecamatan Kediri 7. Kecamatan Kuripan 8. Kecamatan Gerung 9. Kecamatan Lembar

10.Kecamatan Sekotong Tengah

Wilayah di Kabupaten Lombok Barat merupakan kombinasi antara daerah daratan serta pesisir pantai dan pegunungan (perbukitan) di wilayah utara dan selatan. Berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Lombok Barat yang berada pada ketinggian 0 - 100 meter diatas permukaan laut dengan luas 35.798 Ha atau 41,49 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, kemudian pada ketinggian 100 - 500 meter dengan luas wilayah 42.193 Ha atau 48,93 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, sedangkan pada ketinggian 500 - 1000 meter dengan luas 7.760 Ha atau 8,99 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, dan ketinggian di atas 1000 meter seluas 511 Ha atau 0,59 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Secara demografis, jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2010 mencapai 599.986 jiwa (Sensus penduduk 2010 ;BPS LOBAR ). Dan data ini menjadi dasar sasaran pembangunan kesehatan pada Tahun 2011. Sedangkan untuk Tahun 2015 data ini dijadikan dasar untuk perhitungan proyeksi sasaran sehingga diperoleh jumlah penduduk proyeksi Tahun 2015 adalah 654.892 jiwa.

B. VISI dan MISI

Visi Kabupaten Lombok Barat yaitu Terwujudnya Masyarakat Lombok Barat Yang Unggul, Mandiri, Sejahtera Dan Bermartabat Dilandasi Nilai-Nilai Patut Patuh Patju. Berdasarkan visi ini dan visi Depkes RI maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat mempunyai

visi :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG

(4)

Sedangkan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat didukung oleh sarana dan prasarana yang terdiri dari 1 unit Rumah Sakit (SKPD tersendiri), 12 unit Puskesmas non Perawatan dan 5 unit Puskesmas Perawatan, 59 unit Puskesmas Pembantu, 21 Puskesmas Keliling dan 117 unit Poskesdes operasional. Dukungan partisipasi masyarakat dalam bentuk posyandu berjumlah 868 buah.

C. SARANA KESEHATAN

Jika dibandingkan antara jumlah penduduk Tahun 2015 dengan jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang ada, maka didapatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Rumah Sakit Umum Patut Patuh Patju yang merupakan rumah sakit type C dan satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Lombok Barat dilengkapi dengan 120 buah tempat tidur beserta peralatan kesehatan lainnya. Sejak Tahun 2014 - 2015 Pemerintah Kabupaten Lombok Barat tengah membangun rumah sakit pratama di Kecamatan Narmada, dengan sumber biaya dari Kemenkes RI. Pembangunan Rumah Sakit Pratama ini juga ditujukan sebagai salah satu rujukan pertama bagi wilayah timur dan sekitarnya. Tahun 2016 ini telah dilakukan proses rekrutmen tenaga serta proses pengisian alat dan sarananya. Diperkirakan akan beroperasi sekitar akhir Tahun 2016.

1. Memelihara dan Meningkatkan Derajat Kesehatan Individu, Keluarga dan Masyarakat beserta Lingkungan

2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, Adil, Merata dan Terjangkau oleh Seluruh Lapisan Masyarakat 3. Mendorong Terciptanya Peran Serta Masyarakat dan Lintas

(5)

b. Standard Dep Kes RI perbandingan jumlah Puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 1 : 30.000. Berdasarkan standar tersebut, dengan jumlah penduduk proyeksi Tahun 2015, 654.892 idealnya di Kabupaten Lombok Barat terdapat 21 sampai 22 unit puskesmas. Saat ini Puskesmas di Lombok Barat tersedia 17 unit, berarti ratio puskesmas dengan jumlah penduduk 1: 38.523 jiwa, artinya di Kabupaten Lombok Barat setidaknya masih membutuhkan 3-4 unit puskesmas baru untuk memenuhi ratio ideal tersebut. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah mengupayakannya untuk membangun puskesmas baru secara bertahap selain membangun Rumah Sakit Pratama dan relokasi Puskesmas Narmada.

c. Perbandingan jumlah puskesmas pembantu ( Pustu ) dengan jumlah penduduk bila mengacu pada Standart Nasional dengan ratio 1 : 10.000. Sedangkan ratio pustu di Kabupaten Lombok Barat pada Tahun 2015, 1 : 11.100, secara kuantitatif kebutuhan jumlah Pustu di Kabupaten Lombok Barat saat ini kurang memadai, dengan 59 buah Pustu yang tersebar di 122 desa. Jumlah ini dihitung berdasarkan jumlah bangunan pustu yang diidentikan dengan pelayanan. Jika mengacu pada jumlah penduduk yang ada maka jumlah pustu yang ideal adalah 62 pustu (berarti kurang 3 buah pustu), tetapi apabila dilihat dari jumlah desa dan keadaan geografis maka dibutuhkan lebih banyak lagi guna mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pada Tahun 2015, telah dilakukan rehab dan pembangunan Pustu di sejumlah Puskesmas, sehingga dengan adanya upaya ini diharapkan pelayanan kesehatan lebih dekat aksesnya dengan masyarakat.

(6)

desa, maka masih dibutuhkan sekitar 5 buah Poskesdes baru. Tetapi jika dikaitkan dengan ketersediaan tenaga bidan disetiap desa, maka Lombok Barat telah memenuhi syarat, bahkan untuk desa terpencil jumlah tenaga bidan mencapai 2 sampai 3 orang.

e. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk masyarakat (UKBM) juga merupakan sarana yang dimanfaatkan kesehatan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini jumlah Posyandu di Kabupaten Lombok Barat adalah 868 buah tersebar pada tiap-tiap dusun. Pengembangan Posyandu didasarkan atas jumlah sasaran yang dilayani, bila sasaran ada ditempat yang agak jauh dari posyandu induk maka dapat dibentuk posyandu satelit dengan dukungan dari masyarakat (Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama termasuk peran Kader kesehatan).

f. Sarana lainnya seperti puskesmas keliling pada Tahun 2015 tidak ada penambahan (22 Unit), namun kendaraan Dinas Kesehatan yang bertambah 1 unit. Sedangkan untuk kendaraan puskesmas keliling yang sudah rusak berat ditarik ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemeliharaan dan penghapusan. Puskesmas Pelangan dan Sekotong merupakan puskesmas dengan wilayah perairan, sehingga memiliki Puskesmas Keliling Air, yang dihibahkan dari Pusat, saat ini masih dalam kondisi baik.

g. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dilengkapi oleh UPTD Teknis yaitu UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten, Laboratorium dan Data Informasi Kesehatan. Ketiga UPTD ini bertugas membantu Dinas Kesehatan dalam mengelola hal teknis tersebut.

D. TENAGA KESEHATAN

(7)

Untuk tenaga dokter umum, juga terjadi peningkatan karena data sarana swasta dapat tercatat dan dilaporkan dalam data kepegawaian Tahun 2015. Selain itu juga Tahun 2015 mulai pemberlakuan system BLUD pada puskesmas, sehingga semua tenaga yang dirasakan kurang diusulkan untuk direkrut oleh puskesmas. Tenaga dokter juga merupakan tenaga yang menjadi dasar perhitungan kapitasi system JKN sehingga minimal dokter di puskesmas harus 2 orang.

Jumlah tenaga kesehatan seluruhnya di Kabupaten Lombok Barat sampai Tahun 2015 adalah 1054 orang (total dengan struktural 1257) dengan rincian Tenaga Medis 108 orang yaitu 13 orang dokter spesialis, 76 orang dokter umum, 18 orang dokter gigi dan 1 orang dokter gigi spesialis. Sementara paramedis sebanyak 722 orang dengan Perawat 391 orang, Perawat Gigi berjumlah 27 orang dan Bidan berjumlah 304 orang. Tenaga Gizi 48 orang, Sanitarian 32 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 38 orang, Farmasi sejumlah 44 orang. Tenaga Teknisi medis sejumlah 62, Tenaga struktural 67 orang dan tenaga non kesehatan 136 orang.

E. FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KESEHATAN

1. KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk di Lombok Barat Tahun 2015 menduduki rangking ke 3 setelah Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur yaitu 654.892 jiwa. Dengan kepadatan penduduk 621,39 jiwa per km2,

Lombok Barat masih lebih renggang dari pada Kota Mataram.

Untuk tingkat Kabupaten Lombok Barat, kecamatan di Lombok Barat yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Narmada dengan 100.620 jiwa dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Kuripan (37.098 Jiwa). Sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Kediri dengan kepadatan penduduk rata-rata 2.621 Jiwa per km2, dan yang paling renggang

kepadatannya pada Kecamatan Sekotong yaitu 121 jiwa per km2.

(8)

usia lainnya. Berikut grafik perbandingan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2015.

Grafik 1. Perbandingan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2015 (proyeksi)

Sumber : Rekap Proyeksi Penduduk Tahun 2014-2035 Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah SexRatio Total 320.103 334.789 654.892 104.59

(9)

ini. Jika dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap bidang kesehatan, dimana usia muda tersebut lebih banyak wanitanya, dan ternyata banyak diantara mereka yang telah menikah dini, maka menjadi perhatian khusus karena kemungkinan istri yang ditinggal bekerja ke luar negeri juga banyak.

2. EKONOMI

PDRB ADHK (Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan) Lombok Barat naik Rp.0,56 Trilyun dari Rp.8,69 Trilyun tahun 2014 menjadi Rp.9,25 Trilyun Tahun 2015 dengan pertumbuhan ekonomi 6,39% atau 6,5% diluar sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan ekonomi Lombok Barat (6,39%) berhasil membayangi Kota Mataram (8,1%) dan Sumbawa (6,6%) serta di atas Provinsi NTB (5,62%) dan Indonesia (4,79%).

Jika melihat unsur IPM, untuk bidang ekonomi yaitu Paritas Daya Beli mencapai Rp.10.588.000 pada tahun 2015 (website lombokbaratkab.go.id)

3. PENDIDIKAN

Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa dalam Nilai komponen pembentuk IPM Lobar untuk pendidikan, Harapan Lama Sekolah 12,66 tahun, Rata-rata Lama Sekolah 5,69 tahun untuk kondii tahun 2015.

Hal ini yang menyebabkan IPM Lombok Barat sedikit meningkat meski masih berada dipering rendah dibaat ke 4. Dengan rata –rata pendidikan yang masih rendah ini, menjadi tantangan bagi kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan baik melalui kelas ibu balita, kelass gizi, dan penyuluhan media film. Karena itu, penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu saja tapi disekolah dan di kelas khusus. 4. SOSIAL BUDAYA

(10)

kelas ibu hamil ini telah diupayakan sejak tahun 2009, sehingga untuk pergeseran paradigma mitos tersebut baru dirasakan dampaknya saat ini, meski demikian pemberian penyuluhan tentang pola asuh atau pola makan tidak hanya melaui media kelas ibu dan kelas gizi saja. Namun bekerja sama dengan pihak-pihak yang terdekat dengan masyarakat seperti tokoh agama, PKK dan tokoh masyarakat.

5. PERILAKU DAN LINGKUNGAN

Sebagaimana social budaya tadi, demikian pula dengan perilaku dan lingkungan. Perilaku yang dulu menjadi sasaran utama penyuluhan yaitu cuci tangan sebelum makan, saat ini sudah baik. Kemudian, yang saat ini menjadi sasaran penyuluhan yaitu bebas buang air besar sembangan, karena masih banyak masyarakat yang melakukan bebas buang air besar sembarangan. Melalui program penyehatan lingkungan yaitu STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dimana terdapat 5 pilar didalamnya yang harus dibangun oleh masyarakat melalui pemicuan dari pemerintah.

5 pilar STBM tersebut yaitu :

1. Bebas Buang Air Besar Sembarangan 2. Cuci Tangan Pakai Sabun

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan yang sehat 4. Pengelolaan sampah yang benar

5. Mengelola limbah cair yang aman

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jika pergeseran permintaan cukup besar, keseimbangan akhir di titik C ditandai dengan peningkatan jumlah pekerja terampil di pasar tenaga kerja dan oleh

Karyawan mempunyai disiplin tinggi jika tidak memiliki catatan pelanggaran selama kerjanya, mentaati suatu peraturan tanpa ada paksaan dan secara sukarela dapat menyesuaikan

Untuk memperkecil kesalahan yang terjadi dalam pemasangan bisa dilakukan beberapa hal pada tahap perancangan yaitu hasil perancangan yang meminimalkan kesalahan perakitan,

Video game jenis ini sesuai dengan terjemahannya, bermain peran, memiliki penekanan pada tokoh/peran perwakilan pemain di dalam permainan, yang biasanya adalah

berikut : NO URUSAN PEMERINTAHAN/PR OGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2013 CAPAIAN TAHUN 2012 REALISASI TAHUN 2013. Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah terselesaikan dan hasil belajar maksimum (Mulyasa, 2010). Menunjukkan bahwa dari hasil workshop siklus II tampak

4 Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan formal ipengawasan hasil gagasan sendiri yang tidak dipublikasikan. (1) dalam

Beranjak dari kondisi tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut hubungan antara harga diri dengan sikap terhadap perilaku seksual pada