• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun , maka keadaan yang demikian itu menuntut pengembangan sistem administrasi kependudukan. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 21 ditegaskan bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah, daerah mempunyai kewajiban pengelolaan Administrasi Kependudukan. Administrasi kependudukan dibutuhkan sebagai data informasi pertambahan dan perkembangan penduduk serta persebarannya guna perencanaan pembangunan di daerah.

Data Informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan yang objektif dalam menetapkan suatu kebijakan dalam perencanaan dan strategi

pembangunan kedepan serta evaluasi dimasa lalu. Pelaksanaan

pembangunan yang semakin meningkat membawa dampak dari adanya pertambahan penduduk, untuk diketahui keadaan penduduk dan persebaran dengan berbagai kualitas yang dimiliki diharapkan pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan dan langkah – langkah strategis yang jelas dan teratur dalam penyusunan perencanaan pembangunan dan anggaran.

Penyusunan pelaksanaan kebijakan dan program – program pembangunan yang baik memerlukan dukungan dan kerja sama yang baik pula antara kecamatan yang ada di daerah kabupaten Tanjung Jabung Barat

sehingga ketersediaan data yang lebih akurat,terkini/tepat

waktu,relevan,komprehensif,konsisten dan berkesinambungan.Hal ini juga berlaku untuk data kependudukan sebagai dasar penyusunan kebijakan kependudukan baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, sehingga diharapkan pendayagunaan data SIAK akan dapat dilakukan secara optimal,akurat dan mutahir dalam rangka mendukung pembangunan nasional

(2)

2

dan pembangunan daerah. Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.Pengetahuan tentang aspek – aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,mortalitas,migrasi,ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu pemerintah daerah khususnya pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam mengembangkan program pembangunan kependudukan

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat

sasaran.Kesejahteraan masyarakat menjadi latar belakang dalam penyusunan Profil Kependudukan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan Buku Profil Kependudukan ini yaitu memberikan gambaranyang jelas mengenai kondisi perkembangan penduduk di kabupaten Tanjung Jabung Barat baik perkembangan masa lampau maupun perkembangan kedepannya, gambaran secara statistik menyangkut variabel jumlah penduduk, struktur , umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan dan kematian sebagai sumber data yang disusun setiap tahun sehingga dapat dicapai sasaran yang diinginkan dari setiap kegiatan yang direncanakan dalam satu tahun anggaran.

Jumlah penduduk disuatu daerah merupakan potensi

pembangunan yang besar jika berkualitas,sebaliknya jika suatu wilayah memiliki jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk yang pesat tetapi kualitasnya rendah maka justru akan menjadi beban bagi proses pembangunan yang dilaksanakan.

Adapun tujuan spesifik pada penyusunan Buku Profil Kependudukan ini sebagai berikut :

(3)

3

1. Untuk mereview dan memberikan gambaran tentang perkembangan kependudukan di Kabupaten Tanjab Barat.

2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situasi kependudukan pada tingkat Kabupaten dan Kecamatan untuk kemudian dipergunakan sebagai penetapan kebijakan dan program.

3. Memberi saran dan rekomendasi dalam rangka upaya peningkatan kesadaran, pengetahuan dan komitmen para perancana dan pelaku pembangunan tentang issu dan persoalan kependudukan.

C. KONSEP DAN DEFINISI

1. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi,sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

2. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi andministrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ( UU Nomor 23 Tahun 2006);

3. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ( UU Nomor 23 Tahun 2006);

4. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/ atau data agregat yang struktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ( UU Nomor 23 Tahun 2006);

(4)

4

5. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir , mati, dan pindah tempat tinggal ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

6. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya,berkepribadian dan layak ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

7. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan melewati batas Administrasi Daerah Tingkat II ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

8. Profil adalah grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal – hal tertentu ( Sunaryo Urip – BPS )

9. Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

10. Penyebaran Penduduk adalah upaya mengubah sebaran penduduk agar serasi, selaras dan seimbang dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

11. Pendaftaran Penduduk adalahpencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas, atau surat keterangan kependudukan ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

12. Pencatatan Sipil adalahpencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

(5)

5

13. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau Surat Kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamt, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

14. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian , lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak,

pengesahan anak, perubahan nama dan perubahan status

kewarganegaraan ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

15. Nomor Induk Kependudukan adalah Nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

16. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan , selanjutnya disebut SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi andministrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan ( UU Nomor 23 Tahun 2006 ) ;

17. Data adalah fakta yang ditulis dalam bentuk catatan, gambar atau direkam kedalam bentuk media.

18. Sumber data adalah segala sesuatu tentang fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau rekam kedalam berbagai bentuk media oleh instansi / lembaga.

19. Fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita untuk melahirkan dalam jangka waktu satu generasi atau selama masa subur.

(6)

6

20. Kematian atau Mortalitas adalah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk

21. Angka Kelahiran Total adalah rata – rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai dengan masa reproduksinya.

22. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki – laki dan penduduk perempuan disuatu daerah pad awaktu tertentu.

23. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup ( UU Nomor 10 Tahun 1992 ) ;

24. Mobilitas Penduduk adalah gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama.

25. Mobilitas penduduk permanen ( Migrasi ) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administrative ( Migran Internal ) atau batas politik/ Negara ( Migrant Internasional)

26. Mobilitas penduduk non permanenadalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administrative.

27. Migrasi Kembali adalah banyaknya penduduk yang pada waktu diadakan senssus bertempat tinggal di daerah yang sama dengan tempat lahir dan pernah bertempat tinggal didaerah yang berbeda.

(7)

7

28. Migrasi seumur hidup adalah bentuk migrasi dimana pada waktu diadakan sensus tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat tinggal kelahirannya.

29. Migrasi risen adalah bentuk migrasi melewati batas administrasi ( desa/Kec/Kab/Provinsi ) dimana pada waktu diadakan sensus bertempat

tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu.

30. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara suka rela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi.

31. Penduduk usia kerja angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

32. Angka partisipasi angkatan kerja adalah proporsi angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja

33. Angkatan Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja.

34. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan penduduk usia 64 tahun keatas.

35. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda – tanda kehidupan pada saat dilahirkan.

36. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan pada saat dilahirkan.

(8)

8

37. Angka Kematian bayi/ IMR adalah banyaknya kematian bayi usia kurang dari satu tahun ( 9 – 11 bulan ) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengan periode yang sama.

38. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.

39. Angka partisipasi total adalah proporsi penduduk bersekolah menurut golongan umur sekolah yaitu 7 – 12, 13 – 15, 16 – 18 dan 19 – 24 tahun.

40. Angka partisipasi murni adalah persentase jumlah peserta didik SD usia 7 – 12 tahun,jumlah peserta didik SLTP usia 13 – 15 tahun, jumlah peserta didik SLTA usia 16 – 18 tahun dan jumlah peserta didik PTN / PTS usia 19 – 24 tahun dibagi jumlah penduduk kelompok usia dari masing – masing jenjang pendidikan.

41. Angka partisipasi kasar adalah persentase jumlah peserta didik SD, jumlah peserta didik SLTP, jumlah peserta didik SLTA, jumlah peserta didik PTN / PTS dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia masing – masing jenjang pendidikan ( SD usia 7-12 tahun, SLTP usia 13 – 15 tahun, SLTA usia 16-18 tahun, PTN/PTS usia 19 – 24 tahun ).

D. SUMBER DATA

Sumber data yang digunakan di dalam penulisan ini merupakan data yang diambil dari Kecamatan dalam Kabupaten Tanjab Barat dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Tanjab Barat serta instansi terkait di lingkungan Pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berhubungan dengan penyusunan buku profil kependudukan ini.

(9)

9

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan Penyusunan Buku Profil kependudukan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 disajikan atas VI (enam) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penyusunan, tujuan , konsep dan defenisi, sumber data dan sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

BARAT

Pada bab ini membahas mengenai gambaran umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang menggambarkan tentang letak geografis, visi dan misi Pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

BAB III. PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUANTITAS PENDUDUK

Pada bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan bidang kuantitas penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, luas dan kepadatan penduduk, persebaran penduduk, Susunan umur penduduk dan Proforsi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.

BAB IV PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUALITAS

PENDUDUK

Pada bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan bidang kualitas penduduk yang terdiri dari angka kelahiran ( Fertilitas / TFR ), Angka Kem,atian Kasar ( Krude Death Rade/CDR ), Jumlah Kematian Ibu, Jumlah Kematian Bayi, Angka Kecukupan Gizi Balita, Komposisi Penduduk berdasarkan jenis kelamin, Proforsi Penduduk menurut Pendidikan dan Proforsi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin,serta Penduduk menurut agama.

(10)

10

BAB V PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG MOBILITAS

PENDUDUK

Pada bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan bidang mobilitas penduduk yang terdiri dari Migrasi, Migran Masuk, Migran Keluar, Migran Neto, Angka Partisipasi Angkatan Kerja dan Angka Pengangguran Terbuka.

.BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari setiap permasalahan yang dibahas.

(11)

11

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

A. LETAK GEOGRAFIS

Secara geografis wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada posisi koordinat 103023’ 00” - 1040 21’ 00” Bujur Timur dan 0053’

00” - 010 41’ 00” Lintang Selatan. Pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung

Jabung Barat berada di Kota Kuala Tungkal yang berjarak ± 125 Km dari kota Jambi (Ibukota Provinsi Jambi). Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbentuk dari pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung menjadi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjab Timur.

Secara administrative Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau

- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala dan Kabupaten Tanjab Timur

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Tebo

Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan data dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka Tahun 2007 adalah 5.503,5 Km2, terdiri dari 5 (lima) kecamatan. Namun dengan adanya

Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008, tentang Pembentukan Tebing Tinggi, Batang Asam, Renah Mendaluh, Muara Papalik, Seberang Kota, Bram Itam, Kuala Betara dan Kecamatan Senyerang, maka wilayah kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 (tiga belas) wilayah kecamatan, 70 (tujuh puluh) desa/kelurahan. Untuk Tahun 2011, setelah adanya pemekaran desa/

(12)

12

kelurahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 ( tiga belas ) wilayah kecamatan dan 134 ( Seratus Tiga Puluh Empat ).

B. VISI

Perubahan parradigma dalam kegiatan pemerintahan diperlukan, agar pemerintah senantiasa dapat mengakomodasi kebutuhan perubahan dalam masyarakat dan memungkinkan administrasi publik menata kembali masyarakat. Hal tersebut memerlukan suatu kerangka pemikiran upaya yang terstruktur untuk memberdayakan fungsi publik agar lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Perubahan paradigma dapat mendorong tercapainya pemerintahan yang baik ( good governance ) memperbaiki kinerja sektor publik dan mengobati praktek administrasi yang tidak sehat.

GAMBAR :

WILAYAH ADMINISTRASI

(13)

13

Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan administrasi kependudukan yang merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi dan visi tidak hanya penting pada waktu berkarya, tetapi juga pada kehidupan berorganisasi itu selanjutnya yang dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Pada hakekatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa .

Pengertian Visi adalah suatu pandangan yang jauh kedepan kemana dan bagaimana organisasi harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten, eksis,antisipatif, inovatif serta produktif atau suatu gambaran tentang keadaan diomasa depan berisikan cita dan citra yang ingin dicapai.

Visi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah :

TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MAJU, AMAN, ADIL DAN MERATA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

C. MISI

Pimpinan suatu organisasi harus memastikan agar visi sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya di seluruh unsur organisasi, sehingga kedua ungkapan tersebut harus selaras dengan tugas.

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan setiap instansi pemerintah harus mempunyai misi yang jelas. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai, pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus, misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya,dan bagaimana melakukannya.

(14)

14

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui peran dan program – program serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas, maka misi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah :

1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Umum 2. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, Jaminan Kepastian

Hukum dan HAM serta Kesetaraan Gender

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan Beragama dan Berbudaya

4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri yang Berwawasan Lingkungan

5. Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban yang didukung oleh Partisipasi Masyarakat

(15)

15

BAB III

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DI BIDANG KUANTITAS

PENDUDUK

A. JUMLAH PENDUDUK

Pada bab ini akan diuraikan mengenai jumlah penduduk yang dilihat dari jumlah penduduk di setiap kecamatan selama 3 ( tiga ) tahun terakhir yaitu jumlah penduduk tahun 2009, jumlah penduduk tahun 2010 dan jumlah penduduk tahun 2011, dimana pada dekade tahun tersebut terjadi banyak sekali perubahan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai dampak adanya program pembangunan.

Pada dekade tujuh puluhan hampir setiap daerah menghadapi masalah yang sama yaitu besarnya jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi serta masalah tidak meratanya penduduk disetiap daerah. Terutama antara lain daerah pedesaan dan perkotaan. Masalah jumlah penduduk perlu diperhatikan karena penduduk sebagai sumber daya ekonomi, selain sebagai modal dasar pembangunan, juga merupakan objek bagi pembangunan.

Jumlah penduduk disuatu daerah selalu berubah-ubah dan perubahan penduduk dapat menjadi kurang atau pun bertambah, pada semester awal tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 245.208 jiwa kemudian bertambah penduduk lahir berkisar 970 jiwa, meninggal 465 jiwa , penduduk datang 921 jiwa, kemudian penduduk pindah 797 jiwa, sehingga jumlah penduduk tercatat 252.368 jiwaditambah warga negara asing 141 jiwa sehingga jumlah penduduk akhir semester sebanyak 252.509 jiwa. Pada awal semester tahun 2010 jumlah 252.368jiwa, kemudian bertambah penduduk lahir sebanyak 1.376 jiwa, meninggal 599 jiwa, penduduk datang 1.909 jiwa kemudian penduduk pindah 1.393 jiwa sehingga jumlah penduduk tercatat 290.095 jiwa ditambah warga negara asing 86 jiwa sehingga jumlah penduduk akhir semester

(16)

16

sebanyak 290.181 jiwa, pada akhir semester 2010 dan terakhir berdasarkan pengecekan dilapangan di Kabupaten/kota pada tahun 2011 bahwa penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat selalu mengalami penambahan yaitu pada awal semester berjumlah 290.095 jiwa, yang meninggal tercatat 4.021 jiwa, kemudian bayi lahir 1.463 dan ditambah yang datang dari berbagai daerah baik migran maupun yang tidak tetap sebanyak 23.826 jiwa, dan jumlah ini selalu dipengaruhi juga dengan penduduk yang pindah sekitar 776 jiwa sehingga jumlah penduduk tercatat 313.997 jiwaditambah warga negara asing 89 jiwa sehingga jumlah penduduk akhir semester tahun 2011 sebanyak 314.086 jiwa, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2009-2011 Kecamatan Penduduk Tahun 2009 ( Jiwa ) Penduduk Tahun 2010 ( Jiwa ) Penduduk Tahun 2011 ( Jiwa ) Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 11.684 60.805 22.807 20.549 12.791 27.330 19.651 10.397 7.989 9.677 15.424 11.386 21.878 12.755 68.555 26.439 22.974 15.771 32.901 22.460 12.379 10.064 9.707 16.625 12.554 26.991 13.569 76.930 27.980 25.281 16.610 37.756 24.073 12.813 10.567 9.955 17.433 12.796 28.234 Jumlah 252.368 290.095 313.997

(17)

17

B. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 1999 berjumlah 186.289 jiwa dan meningkat menjadi 212.805 jiwa pada tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2004 penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus mengalami peningkatan menjadi 213.057 jiwa. Pada priode tahun 2010 penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat jauh mengalami peningkatan menjadi 290.095 jiwa dan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan menjadi 313.997jiwa. Untuk periode tahun 1999 – 2003 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat rata-rata sebesar 2,59 persen pertahun. Akan tetapi pada awal periode tahun 2004 – 2011 rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 4,64 persen.Untuk melihat pertumbuhan penduduk dari tahun 1999-2011 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Laju Pertumbuhan Penduduk tahun 1999-2011

No Tahun Jumlah Penduduk (

Jiwa ) Laju Pertumbuhan 1 1999 186.289 - 2 2000 190.321 2,12 3 2001 193.357 1,57 4 2002 196.098 1,40 5 2003 212.805 7,85 6 2004 213.057 0,12 7 2005 224.456 5,08 8 2006 246.932 9,10 9 2007 247.368 0,18 10 2008 248.128 0,30 11 2009 252.368 1,68 12 2010 290.095 13,01 13 2011 313.997 7,61 Sumber data : Duk capil Kab. Tanjab Barat

(18)

18

Dari tabel diatas dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat paling besar terjadi pada tahun 2010 sebesar 13,01 persen. Pertumbuhan penduduk dalam konteks peningkatan Jumlah penduduk sebagai salah satu sumber daya ekonomi yang kontruktif memiliki arti bahwa suatu pihak sumber daya manusia dipandang sebagai modal kekuatan, namun dilain pihak dapat merupakan hambatan terhadap keberhasilan pembagunan nasional, khususnya dilihat dari segi pembagunan ekonomi sebagai modal atau potensi, apabila lapangan kerja tersedia dengan cukup. Kenyataan lapangan kerja tidak tersedia dengan cukup sehingga mengakibatkan pengangguran yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup penduduk. Dan hal ini merupakan salah satu tantangan yang besar bagi para penyusun rencana atau kebijakan pembagunan.

C. LUAS DAN KEPADATAN PENDUDUK

Kepadatan penduduk pada hakekatnya merupakan komponen penduduk berdasarkan geografis, dimana data kepadatan penduduk dapat dilihat apakah komposisi tersebut merata atau tidak, oleh karena itu kepadatan dapat dilihat menurut wilayah administrative yang lebih kecil. Melalui kepadatan penduduk dapat dilihat dimana saja terjadi pemusatan penduduk. Indikator kepadatan ini dinyatakan dalam presentase, sehingga dapat dilihat polanya.

Kepadatan penduduk paling tidak dipengaruhi tiga faktor yaitu letak geografi, keadaan sosial, ekonomi dan faktor demografi. Keadaan iklim dan kesuburan tanah merupakan faktor geografi utama yang berpengaruh terhadap persebaran penduduk disuatu wilayah. Sedangkan faktor sosial dan ekonomi yang cukup berpengaruh terhadap persebaran penduduk antara lain budaya dan tujuan hidup penduduk serta ketersedian fasilitas untuk kegiatan sosial ekomoni. Sementara faktor demografi yang cukup berpengaruh. Diantaranya kelahiran, kematian dan migran.

(19)

19

Tabel 3 menunjukan bahwa tahun 2009 Kabupaten Tanjung Jabung Barat tergolong Kabupaten yang berpenduduk jarang kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk di kabupaten / kota di pulau jawa, dimana jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kalau kita lihat

pada tabel 1 dan tabel 3 bahwa jumlah penduduk tahun

2009sebanyak252.368 dengan kepadatan 50,39 orang per km² dan tahun 2010 jumlah penduduk sebanyak 290.095 dengan kepadatan 57,91 orang per km² dan tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak313.997dengan kepadatan 62,68 orang per km² .

Tabel 3

Luas dan Kepadatan Penduduk Perkecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2009 - 2011

Sumber data Dukcapil Kab.Tanjab Barat

No Kecamatan

Luas Wilayah

(km²)

Kepadatan penduduk per Km²

2009 2010 2011 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 345,69 100,31 440,13 570,21 311,65 342,89 1.042,37 473,72 336,38 121,29 312,66 185,89 426,66 33,80 606,17 51,82 36,04 41,04 79,70 19,18 21,95 23,75 79,78 49,33 61,25 51,28 36,90 683,43 60,07 40,29 50,60 95,95 21,55 26,13 29,92 80,03 53,17 67,53 63,07 39,25 766,92 63,57 44,34 53,30 110,11 23,09 27,05 31,41 82,08 55,83 68,84 66,17 5.009,82 50,39 57,91 62,68

(20)

20

Kalau kita lihat dari tabel tersebut diatas bahwa pola kepadatan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat di masing-masing kecamatan tidak menunjukan perubahan yang berarti, Kecamatan Tungkal Ilirmerupakan daerah terdapat dimana dengan luas wilayah 100,31 km2

dengan kepadatan penduduk 683,43 orang per km² pada tahun 2010 jumlah penduduk 68.555 orang dan untuk tahun 2011 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.930 orang kepadatan penduduknya mencapai 766,92 orang per km², sedangkan Kecamatan Batang Asam dengan luas wilayah yang besar 1.042,37 km2 pada tahun2010 penduduk yang tercatat penduduknya

yaitu 22.460 orang, dengan kepadatan penduduk 21,55 orang per km² dan pada tahun 2011 dengan jumlah penduduk 24.073 orang dengan kepadatan penduduknya 23,09orang per km² . Konsentrasi kepadatan penduduk di Kecamatan Tungkal Ilir merupakan ibu kota Kabupaten Tanjab Barat yang dengan segala fasilitasnya mempunyai daya tarik tersendiri bagi penduduk didaerah sekitarnya untuk berimigrasi ke ibu kota Kabupaten Tanjab Barat.

D. PERSEBARAN PENDUDUK.

Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara administrative, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis, penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat tersebar di beberapa kecamatan (13 kecamatan).

Pola persebaran penduduk antar daerah akan berbeda dan sangat tergantung pada potensi masing-masing Kecamatan yang merupakan penyebab ketidak merataan jumlah penduduk antaranya faktor-faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk tidak seimbang, ada kaitannya antara manusia dan lingkungan hidup yang ditempatinya, baik dilingkungan fisik, sosial dan budaya. Semuanya faktor tersebut akan berpengaruh dalam penyebaran penduduk dan pergerakan manusia dalam mencapai tujuan hidup yang dicita-citakanya penyebaran penduduk yang

(21)

21

tidak merata akan berakibat adanya tekanan-tekanan pada wilayah yang mengalami penumpukan penduduk diantaranya adalah penekanan terhadap sumber daya alam yang ada dan kebutuhan penyedian lapangan kerja sarana dan prasarana kehidupan lainnya.

Jika daerah tersebut tidak dapat mengakses setiap tekanan tersebut maka akan berakibat menurunnya kualitas hidup dan lingkungan. Penyebaran penduduk yang tidak merata sebenarnya bersifat universal karena banyak dijumpai hampir di seluruh Kabupaten / Kota dan Provinsi di Indonesia. Gejala ini perlu dikemukakan disini adalah meningkatkan prosentasi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan antara lain yang disebabkan adanya urbanisasi setiap tahun dan urbanisasi ini terus diperkirakan meningkatnya dan bertambah dikemudian hari, sejalan dengan pesatnya pembagunan yang dilaksanakan.Informasi tentang distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya di sertai dengan kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan di luar ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat atau realokasi penduduk untuk bermukim di tempat lain.

Tabel 4

Persentase penyebaran penduduk Kabupaten Tanjab Barat tahun 2011

Kecamatan Jumlah penduduk

Tahun 2011 Luas Wilayah ( Km²) Penyebaran Penduduk ( % ) Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik 13.569 76.930 27.980 25.281 16.610 37.756 24.073 12.813 10.567 345,69 100,31 440,13 570,21 311,65 342,89 1.042,37 473,72 336,38 4,51 24,35 440,13 8,57 5,48 12,23 8,50 4,24 3,69

(22)

22 Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 9.955 17.433 12.796 28.234 121,29 312,66 185,89 426,66 2,95 5,29 3,73 8,05 Jumlah 313.997 5.009,82 100,00

Sumber data : Tanjung Jabung Barat dalam angka Tahun 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat persebaran penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbesar di Kecamatan Tungkal Ilir 24,35 persen. Angka persebaran penduduk di kecamatan ini sangat signifikan dibanding kecamatan yang lain. Sedangkan, tingkat persebaran penduduk terendah berada di Kecamatan Seberang Kota yaitu 2,95 persen.

Ada dua faktor yang menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk daerah perkotaan, pertama, perpindahan penduduk di daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Daerah perkotaan menjadi daya tarik karena lebih tingginya fasilitas yang lebih luas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, kesehatan dan lain-lain. Fasilitas tersebut lebih baik dari yang tersedia di daerah pedesaan. Kedua, perubahan status desa dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Perlu ditambahkan disini bahwa status perkotaan suatu desa antara lain ditentukan oleh tersedianya fasilitas didesa tersebut. Pembagunan yang dilaksanakan selama ini kenyataan menambah berbagai fasilitas seperti listrik, sarana pendidikan kesehatan perumahan,transportasi dan lain-lain.kepadatan penduduk merupakan rasio antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Ada wilayah yang padat penduduknya bukan semata-mata karena jumlah penduduk besar tetapi karena wilayahnya sangat sempit dilain pihak ada pula yang padat penduduknya karena memang besar jumlahnya.

(23)

23

E. SUSUNAN UMUR PENDUDUK

Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga di sebut struktur umur dan jenis kelamin. Struktur umur penduduk dapat di lihat dalam umur satu tahunan atau yang disebut juga umur tunggal ( single age ), dan yang di kelompokan dalam lima tahunan.

Pengelompokan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia di bawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk di sebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas diatas 10 persen dari total penduduk.

Karakteristik penduduk menurut umur dapat di tabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan kakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang di tamatkan, penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll.

Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur lima tahunan, sangat penting dan di butuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan.

Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi

(24)

24

sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14) termasuk bayi dan anak (usia 0-4) dan penduduk yang di anggap kurang produktif (65- tahun keatas). Juga dapat di lihat berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk menurut umur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat di lihat pada tabel 5 berikut ;

Tabel 5

Susunan Umur Penduduk Tahun 2010 -2011

Tahun Umur ( % ) Jumlah

0-14 15-64 65+ 2010 2011 28,35 25,79 68,52 70,71 3,13 3,50 100 100 Sumber : Data SIAK Dinas Kependudukan Tanjung Jabung Barat

Dari tabel diatas digambarkan bahwa penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 70,71 persen pada usia produktif ( umur 15 – 64 tahun ) .

F. PROFOPORSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS

KELAMIN

Beragam komposisi penduduk dapat disusun. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sering digunakan, utamanya untuk analisis yang berkaitan dengan biologis, ekonomis maupun sosial.Komposisi penduduk menurut struktur umur dan jenis kelamin merupakan komposisi penduduk yang paling pokok, sebab keduia ini sangat mempengaruhi perilaku demografi, selain itu kedua ciri ini pun mudah dikombinasikan dengan karekteristik sosial, ekomomi muapun geografis. Struktur umur kependuduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu

(25)

25

kelahiran, kematian dan imigrasi ketiga variabel ini sering saling berpengaruh satu dengan yang lain. Kalau salah satu variabel berubah, kedua variabel yang ikut berubah.

Faktor sosial ekonomi juga akan mempengaruhi struktur umur penduduk disuatu wilayah. Struktur umur penduduk antara Negara satu dengan Negara yang lain atau satu wilayah dengan wilayah lain bisa tidak sama. Perbedaan struktur umur antar wilayah akan menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial ekomomi, seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk dan masalah pendidikan.

Untuk mengindikasikan bahwa secara perlahan struktur umur penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat mulai bergeser ini sesuai dengan proses yang panjang agar struktur umur penduduk bergeser dari penduduk muda ke penduduk tua.

Tabel 6

Proforsi Penduduk menurut kelompok umur Tahun 2011

Umur Penduduk Tahun 2011

Laki – laki Perempuan Jumlah

0-4 10,889 10,219 21,108 5-9 15,197 14,815 30,012 10-14 15,267 14,586 29,853 15-19 14,593 13,615 28,208 20-24 14,711 15,069 29,780 25-29 16,427 16,258 32,685 30-34 16,888 15,707 32,595 35-39 14,357 13,061 27,418 40-44 12,744 11,108 23,852 45-49 9,126 7,991 17,117

(26)

26

Sumber data : Dinas Dukcapil Kab Tanjab Barat

Piramida Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat

-20000 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 L P 50-54 7,508 6,590 14,098 55-59 5,205 4,249 9,454 60-64 3,656 3,179 6,835 65-69 2,458 2,198 4,656 70-74 1,884 1,536 3,420 >75 1,555 1,351 2,906 162.465 151.532 313.997

(27)

27

Pada tabel dan gambar Piramida penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2011 diatas dapat digambarkan bahwa penduduk usia muda lebih dominan yaitu usia dari 20 – 34 Tahun. Pada dasar dan badan piramida yang cukup lebar menunjukkan kelompok penduduk ini memiliki angka rasio ketergantungan penduduk muda yang cukup tinggi, sementara puncak piramida yang menciut tajam menunjukkan rendahnya angka rasio ketergantungan penduduk tua.

(28)

28

BAB IV

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG

KUALITASPENDUDUK

A. ANGKA KELAHIRAN ( FERTILITAS/TFR)

Salah satu komponen demografi yang dapat menpengaruhi proses demografi adalah kelahiran (fertilitas) istilah fertilitas diartikan sebagai kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita subur. angka kelahiran adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya. Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan dengan penduduk awal dengan penduduk akhir pada tahun tertentu dan ini merupakan ukuran

paling baik untuk membandingkan angka kelahiran dibeberapa

daerah/Negara dan salah satu usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah dengan menggalakan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 90 an. Program ini di intensifkan sehingga diharapkan seluruh pasangan usia subur dapat menggunakan atau memakai alat/cara yang deprogram oleh Pemerintah. Program KB ini mulai pelaksanaan secara gratis sampai dengan lingkaran biru dan lingkaran emas yang diperkenalkan kepada masyarakat secara umum.

Untuk mengetahui angka kelahiran atau jumlah anak yang dilahirkan, berdasarkan hasil pemantauan tim pembuatan buku ini yang dihimpun dari semua Kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Barat yang tercatat dari tahun 2009sampai dengan tahun 2011 bahwa bayi yang lahir tahun 2009 sebanyak 940 orang bayi, pada tahun 2010 lahir 1.376 orang bayi, dan tahun 2011 sebanyak 1.778 orang bayi, dan untuk mengetahui sampai seberapa jauh jumlah penduduk dari masing-masing Kecamatan dan jumlah angka kelahiran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(29)

29

Tabel 7

Jumlah Angka Kelahiran Perkecamatan tahun 2009

Sumber Data : Dukcapil Kab. Tanjab Barat

Angka kelahiran pada tahun 2009 berdasarkan jumlah penduduk tahun tersebut kalau dihitung angka kelahiran kasar bahwa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini menunjukan bahwa tahun 2009 angka bayi lahir sebanyak 940 bayi, ini berarti bahwa setiap1.000 penduduk terdapat kelahiran bayi sekitar 3 – 4 orang bayi yang lahir.

Kemudian pada tahun 2010 kalau kita lihat pada tabel 8 dibawah, bahwa angka kelahiran ini meningkat menjadi1.376bayi atau 5,07 persen, hal ini menunjukan bahwa setiap 1.000 orang terdapat bayi yang lahir di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 5 - 6 bayi.

Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kelahiran Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 11.806 60.682 22.770 20.489 12.771 23.044 17.141 10.273 7.952 9.657 15.416 11.339 21.868 30 30 201 79 52 35 37 176 66 7 33 44 63 117 11.684 60.805 22.807 20.549 12.791 27.330 19.651 10.397 7.989 9.677 15.424 11.386 21.878 2,55 3,31 3,47 2,53 2,74 1,47 9,57 6,37 0,88 3,41 2,85 5,54 5,35 Kabupaten 245.349 940 252.368 3,78

(30)

30

Tabel 8

Jumlah Angka Kelahiran Perkecamatan Tahun 2010

Sumber data : Duk Capil Kab. Tanjab Barat

Kalau kita lihat dari tahun 2009,2010 dan tahun 2011 bahwa angka kelahiran ini selalu mengalami peningkatan terus dimana pada tabel Sembilan tercatat sebanyak 1.778 orang bayi atau setiap 1.000 penduduk maka bayi yang lahir sebanyak 6-7 orang bayi. Hal ini merupakan suatu tantangan Pemerintah dalam mengurangi angka kelahiran dengan melalui program keluarga berencana untuk menekan atau mengurangi jumlah angka kelahiran di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Kewajiban pemerintah memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang Keluarga Berencana, disamping itu juga memberikan pemahaman dan kesadaran hak dan kesehatan reproduksi remaja masih rendah ,masih tabu di masyarakat Kabupaten Tanjung jabung Barat untuk membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam keluarga, dan remaja merasa lebih nyaman mendiskusikannya secara terbuka dengan sesama teman.

Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kelahiran Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 11.684 60.805 22.807 20.549 12.791 27.330 19.651 10.397 7.989 9.677 15.424 11.386 21.878 41 360 164 121 107 6 260 31 23 29 100 56 78 12.755 68.555 26.439 22.974 15.771 32.901 22.460 12.379 10.064 9.707 16.625 12.554 26.991 3,35 5,56 6,66 5,56 7,49 1,99 12,35 2,72 2,55 2,99 8,24 4,68 3,20 Kabupaten 252.368 1376 290.095 5,07

(31)

31

Tabel 9

Jumlah Angka Kelahiran Perkecamatan Tahun 2011

Sumber data : Duk Capil Kab. Tanjab Barat

Kalau kita lihat ke tiga tabel tersebut diatas selama tiga tahun bahwa jumlah angka kelahiran di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengalami peningkatan sekitar 4,91 persen pertahun hal ini akan mempengaruhi penambahan jumlah penduduk.

Penambahan penduduk dari suatu kelahiran akan merupakan penambahan program pemerintah, untuk kebutuhan penduduk juga menjadi pelopor peningkatan partisipasi penduduk dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dan berpartisipasi aktif serta lomba mengetengahkan kemajuan untuk penguatan persatuan bangsa, meningkatkan kualitas kehidupan, memacu pemberdayaan masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa dan pada saat mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota/ bahkan akan sangat besar

Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kelahiran Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 12.755 68.555 26.439 22.974 15.771 32.901 22.460 12.379 10.064 9.707 16.625 12.554 26.991 56 733 124 231 42 167 58 32 40 16 148 29 102 13.569 76.930 27.980 25.281 16.610 37.756 24.073 12.813 10.567 9.955 17.433 12.796 28.234 4,25 10,08 4,56 9,57 2,60 4,73 2,50 2,54 3,88 1,63 8,70 2,29 3,99 Kab.Tanjab Barat 290.095 1.778 313.997 5,89

(32)

32

manfaatnya bagi program pembagunan, kesehatan, pendidikan,

peningkatan ekonomi keluarga, sosial , budaya dan lingkungan hidup.

Dalam perkembangan kelahiran penduduk satu-satunya permasalahan mendasar dibidang Adminitrasi kependudukan yang dicoba dicari solusinya lewat kehadiran Undang-undang Adminitrasi kependudukan yaitu undang Nomor 23 Tahun 2006 yang intinya dengan Undang-undang tersebut diharapkan 6 (enam) permasalahan dapat dicari pemecahannya yaitu persoalan dasar hukum, eksistensi kelembagaan,

pemantapan mekanisme penyelenggaraan, ketersediaan aparatur

pelaksana, pengelolaan data dan dokumen serta partisipasi masyarakat.

Untuk mendukung itu semua, Kecamatan dalam Kabupaten Tanjab Barat senantiasa dituntut agar mampu menyerasikan kebijakan kependudukannya dan memantau perkembangan tingkat kelahiran penduduk di wilayahnya.

B. ANGKA KEMATIAN KASAR (Krude Death Rate/CDR)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kematian dewasa ini umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degenerative, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh

(33)

33

penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di suatu daerah.

Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

Angka kematian kasar merupakan indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada Indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila di kurangkan dari Angka Kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan degan penduduk yang masih muda. Rincian mengenai angka kematian kasar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ;

(34)

34

Tabel 09

Jumlah Angka Kematian Perkecamatan Tahun 2009

Sumber data : Duk Capil Kab. Tanjab Barat

Angka kematian pada tabel tersebut diatas bahwa setiap 1.000 penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terjadi peristiwa kematian penduduk sekitar 441 Jiwa ,kemudian pada tahun 2010 bahwa peristiwa kematian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 10

Jumlah Angka Kematian Perkecamatan Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kematian Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung 11.684 60.805 22.807 20.549 12.791 17 171 86 116 31 12.755 68.555 26.439 22.974 15.771 1,40 2,64 3,50 5,33 2,17 Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kematian Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 11.806 60.682 22.770 20.489 12.771 23.044 17.141 10.273 7.952 9.657 15.416 11.339 21.868 19 82 34 36 22 14 46 30 34 17 16 30 61 11.684 60.805 22.807 20.549 12.791 27.330 19.651 10.397 7.989 9.677 15.424 11.386 21.878 1,66 1,35 1,50 1,75 1,72 0,55 2,50 2,90 4,27 1,76 1,04 2,64 2,79 Kabupaten 245.349 441 252.368 1,77

(35)

35 Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 27.330 19.651 10.397 7.989 9.677 15.424 11.386 21.878 4 42 15 11 33 18 11 14 32.901 22.460 12.379 10.064 9.707 16.625 12.554 26.991 0,13 1,20 1,32 1,22 3,40 1,12 0,92 0,57 Kabupaten 252.368 569 290.095 2,09

Sumber data : Duk Capil Kab. Tanjab Barat

Angka kematian pada tabel tersebut diatas bahwa setiap 1.000 penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2010terjadi peristiwa kematian penduduk sekitar 2 - 3 Jiwa , sedangkan tahun 2011 ini dengan jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 313.997 jiwa sedangkan yang mengalami peristiwa kematian dari jumlah penduduk 1000 jiwa terdapat 3 – 4 jiwa yang mati.

Tabel 11

Jumlah Angka Kematian Perkecamatan Tahun 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk Awal Angka Kematian Jumlah Penduduk Akhir % Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 12.755 68.555 26.439 22.974 15.771 32.901 22.460 12.379 10.064 9.707 16.625 12.554 26.991 28 333 67 57 42 43 33 39 44 72 76 48 48 13.569 76.930 27.980 25.281 16.610 37.756 24.073 12.813 10.567 9.955 17.433 12.796 28.234 2,13 4,58 2,46 2,36 2,60 1,22 1,42 3,10 4,27 7,32 4,46 3,79 1,74 Kabupaten 290.095 933 313.997 3,09

(36)

36

Dari jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan tabel tersebut bahwa terjadi peristiwa kematian pada tahun 2011 sekitar 3 – 4 orang. Kematian dapat disebabkan dari faktor umur, kesehatan dan faktor lainnya yang mengakibatkan menurunnya jumlah penduduk yang ada akan tetapi kalau dibandingkan jumlah penduduk yang lahir bahwa angka kematian tidaklah menunjukkan perubahan yang berarti.

C. JUMLAH KEMATIAN IBU

Dinamika proses pertambahan penduduk dalam ilmu

kependudukan adalah suatu bidang yang luas dimensinya yang dapat dipengaruhi oleh (sosial,ekonomi, pendidikan dan kesehatan) yang disederhanakan kedalam proses kelahiran dan kematian.

Penyederhanaan kompeksitas dinamika kependudukan terbagi kedalam 2 (dua) symbol positif (kelahiran) dan symbol Negatif (kematian), belum cukup untuk menggambarkan kenyataan atau perlu dirinci lebih lanjut, terdapat suatu hubungan sirkuler antara orang yang Imun (kekebalan terhadap suatu penyakit), orang yang rentan, orang yang terinfeksi tetapi belum menjadi sakit dalam suatu siklus epidemi.

Orang umum akan menjadi rentan akibat kehilangan daya kekebalannya dan dipengaruhi oleh lamanya umur (daya tahan) orang tersebut terhadap gangguan sekelilingnya. Orang yang rentan akan terinfeksi yang dipengaruhi laju kontak sehingga dating masa inkubasi yang akhirnya sakit. Orang yang sakit sebagian akan mati oleh karena adanya proses orang mati yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor kematian.

(37)

37

Tabel 12

Jumlah Kematian Ibu Perkecamatan Tahun 2011

Sumber data : Dinkes Kab Tanjab Barat tahun 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat kematian ibu pada tahun 2011 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sekitar 0,11 persen dari 7.218 ibu yang hamil.

D. JUMLAH KEMATIAN BAYI

Sejalan dengan itu permasalahan yang terjadi karena kelahiran bayi keterkaitan erat dengan pemutahiran data yang merupakan sumber data yang akurat dan hasil data tersebut dapat mempresentasikan data jumlah penduduk.

Pada tingkat kelahiran bayi, Pemerintah mengharapkan Seluruh Kota di Indonesia memulai database kependudukan yang berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional. Namun seiring meningkatnya

Kecamatan Jumlah % Jumlah Ibu Hamil

Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 0 0 1 1 0 2 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0,16 0,16 0 0,22 0 0,32 0,75 0 0 0,37 0 328 1752 604 616 397 895 615 308 268 210 388 268 576 Kabupaten 8 0,11 7.218

(38)

38

kelahiran,masalah kematian bayi juga terjadi dari setiap kelahiran baik ditingkat pusat dan daerah.

Untuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat tingkat kematian bayi pada tahun 2011 mencapai 26 jiwa dengan tingkat kematian rata-rata per kecamatan/kota sebagaimana pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 13

Jumlah Kematian Bayi Perkecamatan Tahun 2011

Kecamatan Jumlah

Kematian Bayi % Jumlah Bayi yang lahir

Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 1 7 5 6 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0,27 0,46 1,01 1,24 0,25 0,12 0,17 0 0 0 0,52 0,34 0,22 365 1510 495 482 405 869 589 305 296 236 386 293 449 Kabupaten 26 0,39 6669

Sumber data : Dinkes Kab Tanjab Barat Th 2011

E. ANGKA KECUKUPAN GIZI BALITA

Kebahagian Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seorang anak. Anak-anak yang lahir perlu tumbuh dalam kasih sayang orang tua yang tercermin melalui karekter yang baik, santun dan penuh solidaritas sehingga menjadi keluarga yang harmonis.

(39)

39

Dari keluarga yang harmonis inilah akan lahir anak-anak yang cerdas untuk mewujudkan anak-anak yang berkepribadian dan bermartabat yang perlu ditanamkan jiwa pejuang sejak dini. Oleh karenanya untuk peningkatan taraf hidup balita sejak dini perlu diberikan gizi yang cukup dalam rangka pertumbuhan perkembangan menjadi anak yang cerdas, terampil dan ditanamkan nilai-nilai budaya, adat istiadat dan perilaku kehidupan yang baik. Maka dalam konteks ini pula anak-anak bertahan hidup dalam memegang nilai-nilai sosial budaya sebagai kekuatan sosial yang perlu diturunkan kepada generasi berikutnya, sebagai nilai budaya bangsa.

Perkembangan balita dengan adanya kecukupan gizi untuk meningkatkan IQ anak itu sendiri, kecerdasaan manusia menurut teori Gardner memiliki 7 (tujuh) bentuk kecerdasan antara lain musical (menghayati irama) visual, serta pengenalan ruang, berbahasa, gerak tubuh, memahami dirinya serta mampu menjalin hubungan dengan manusia lainnya dan kemampuan berpikir yang logis.

Peran lingkungan sekitar anak sangat menentukan

perkembangan, anak diperkenalkan dilingkungan sejak lahir terbukti memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang dibesarkan tanpa ada rangsangan lingkungan. Banyak anak terlahir sebagai anak kurang cerdas, namun tidak berarti hilang kesempatannya untuk menjadi anak pandai, menumbuhkembangkan kecerdasaan anak sangat bergantung pada pola asuh yang baik dari orang tua dan lingkungan serta gizi yang baik.

Untuk saat ini angka kecukupan gizi bagi balita pada tahun 2011 dalam penilaian gizi lebih,gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk dimasing-masing Kecamatan dapat dilihat tabel dibawah ini.

(40)

40

Tabel 14

Angka Kecukupan Gizi Balita Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011

Kecamatan Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk

Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 0 5 0 0 3 2 0 9 0 0 0 17 0 334 3.812 1.284 1.833 1.173 2.112 1.785 0 603 716 789 453 1168 9 27 6 11 6 7 9 0 33 3 10 17 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 Kabupaten 36 16.062 138 4

Sumber data : Dinkes Kab Tanjab Barat Th 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka kecukupan gizi balita di kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2011 baik yaitu balita yang gizi lebih ada 36 orang, balita gizi baik ada 16.062 orang, gizi kurang ada 138 dan gizi buruk ada 4 orang.

F. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN RASIO JENIS KELAMIN

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin bisa menggambarkan perubahan komponen kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migran menurut jenis kelamin adalah rasio jenis kelamin (RJK) yaitu perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan.

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pembangunan

(41)

41

perencanaan pembangunan yang berwawasan gender. Terutama yang berkaitan dengan pertimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki di banding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui betapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting di ketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. Untuk lebih jelas mengenai rasio jenis kelamin di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat di lihat pada tabel 15 berikut

Tabel 15

Komposisi penduduk Kabupaten Tanjab Barat berdasarkan Rasio Jenis Kelamin tahun 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2011 Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Tungkal Ulu Tungkal Ilir Pengabuan Betara Merlung Tebing Tinggi Batang Asam Renah Mendaluh Muara Papalik Seberang Kota Bram Itam Kuala Betara Senyerang 6.889 39.246 14.407 13.307 8.632 19.543 12.450 6.673 5.485 5.200 9.012 6.670 14.951 6.680 37.684 13.573 11.974 7.978 18.213 11.623 6.140 5.082 4.755 8.421 6.126 13.283 103 104 106 111 108 107 107 109 108 109 107 109 113 Kabupaten 162.465 151.532 107

(42)

42

Dari tabel di atas dapat dilihat rasio jenis kelamin (RJK) Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sebesar 107, ini berarti bahwa dari 100 orang penduduk wanita di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat 107 orang penduduk laki-laki.

G. PROFORSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup, semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat akan semakin baik kualitas sumber dayanya.

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang sadar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasan, pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar, dan penambahan tenaga pengajar dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan untuk melihat jumlah penduduk yang berpendidikan dapat kita lihat tabel dari masing-masing kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2011.

(43)

43

Tabel 16

Proforsi Penduduk Kabupaten Tanjab Barat Menurut Pendidikan Tahun 2011

Kecamatan Tidak Sekolah Tidak Tamat SD /Sederajat Tamat SD/ Sederajat SLTP/ Sederajat SLTA / Sederajat Tamat Pergurua n Tinggi (D1,D2,D 3,S1,S2 dan S3) Jumlah 1. TUNGKAL ULU 2,422 1904 3,973 2,480 2,422 368 13,569 (17,85%) (14,03%) (29,28%) (18,28%) (17,85%) (1,98%) 2. TUNGKAL ILIR 10,835 8161 23,183 12,770 17,711 4,270 76,930 (14,08%) (10,61%) (30,14%) (16,60%) (23,02%) (5,55%) 3. PENGABUAN 4,738 3610 12,109 4,577 2,562 384 27,980 (16,93%) (12,90%) (43,28%) (16,36%) (9,16%) (1,37%) 4. BETARA 4,730 3117 9,328 4,410 3,194 502 25,281 (18,71%) (12,33%) (36,90%) (17,44%) (12,63%) (1,99%) 5. MERLUNG 2,823 2606 5,115 2,726 2,900 440 16,610 (17,00%) (15,69%) (30,79%) (16,41%) (17,46%) (2,65%) 6. TEBING TINGGI 6,918 4986 10,144 6,518 7,883 1,307 37,756 (18,32%) (13,21%) (26,87%) (17,26%) (20,88%) (3,46%) 7. BATANG ASAM 4,360 3517 7,533 4,672 3,553 438 24,073 (18,11%) (14,61%) (31,24%) (19,41%) (14,76%) (1,82%) 8. RENAH MENDALUH 2,281 2104 5,028 1,885 1,288 227 12,813 (17,80%) (16,43%) (39,24%) (14,71%) (10,05%) (1,77%) 9. MUARA PAPALIK 1,590 1467 3,304 2,119 1,750 337 10,567 (15,05%) (13,88%) (31,27%) (20,05%) (16,56%) (3,19%) 10. SEBERANG KOTA 1,536 1312 4,685 1,644 699 79 9,955 (15,43%) (13,18%) (47,06%) (16,51%) (7,02%) (0,79%) 11. BRAM ITAM 2,793 1935 7,800 2,677 1,851 377 17,433 (16,02%) (11,10%) (44,74%) (15,36%) (10,62%) (2,16%) 12. KUALA BETARA 2,275 1853 5,332 2,016 1,164 156 12,796 (17,78%) (14,48%) (41,67%) (15,75%) (9,10%) (1,22%) 13. SENYERANG 4,863 4072 12,274 4,345 2,358 322 28,234 (17,22%) (14,42%) (43,47%) (15,39%) (8,35%) (1,14%) Jumlah 52,164 ( 16,61 % ) 40,644 (12,94%) 109,808 (34,97%) 52,839 ( 16,82% ) 49,335 (15,71%) 9,207 (2,93%) 313,997

(44)

44

Berdasarkan tabel tersebut Kecamatan Betara dan Renah Mendaluh jumlah penduduk yang tidak sekolah dan tidak tamat SD/sederajat cukup tinggi sebanyak 18,71 persen dan 16,43 persen, Kecamatan Seberang Kota jumlah penduduk yang tamat SD/sederajat sebanyak 47,06 persen,untuk penduduk yang tamat SLTP/sederajat paling banyak di Kecamatan Muara Papalik yaitu 20,05 persen,untuk tamat SLTA/sederajat dan tamat Perguruan Tinggi paling banyak di Kecamatan Tungkal Ilir 23,02 persen dan 5,55 persen. Untuk penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat menurut tingkat pendidikannya tamatan SD/sederajat paling tinggi sebesar 109.808 jiwa atau 34,97 persen, sedangkan tamatan perguruan tinggi sekitar 2,93 persen.

H. PENDUDUK MENURUT AGAMA

Manusia diberi kelebihan oleh Tuhan untuk

memelihara,melestarikan, mengambil manfaat, menggali dan mengolah kekayaan alam ini untuk terwujudnya kesejahteraan dan kedamain dan adanya kemajuan dalam menjalankan hidup.

Pencapain ini dilandasi karena manusia memiliki standar hidup yang kuat dan stabil (aturan agama) serta bukan aturan yang labil dan berubah-ubah (aturan manusia). Orang yang telah memahami dan menghayati benar agama akan memiliki motivasi dan semangat hidup yang tinggi sehingga tidak akan malas, putus asa,berpangku tangan tetapi akan menjalani dan menghadapi tugas yang diemban kepadanya penuh semangat dan tulus ikhlas.

Semangat dan motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan dengan berlandaskan agama, sebab hanya orang-orang yang memiliki motivasi tinggi yang dapat menjalankan dengan baik, sebaiknya orang yang tidak menjalankan agama tidak memiliki semangat dan motivasinya. hidupnya cenderung akan bermalas-masalan, cepat putus asa, rendah diri dan tidak peduli dengan masa depannya.

(45)

45

Agama memberikan aturan-aturan manusia dalam berbagai bentuk hubungan yakni, hubungan manusia dengan Tahuan antar sesama manusia dengan alam sekitarnya dan dengan dirinya sendiri yang kemudian di manifestasikan dalam sikap yang serasi dalam ketundukan dan ketaan, baik terhadap Allah SWT, antar sesama manusia & terhadap dirinya sendiri.

Pada pasal 29 UUD 1945 telah dinyatakan adanya kepercayaan bangsa Indonesia terhadapa manusia yang maha Esa, bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, berhak atas kebebasan berkeyakinan kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya dalam rangka meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak yang mulia untuk mencerdaskan kehidupan. Agama yang ada di Negara Republik Indonesia yaitu Agama Islam, Kristen ( Protestan dan Khatolik ), Budha, Hindu,Konghuchu. Dari data yang adaKabupaten Tanjung Jabung Barat penduduk yang paling banyak menganut Agama islam berjumlah 297.693 Jiwa, dengan rincian jumlah dan proporsi kependudukan seperti pada tabel dibawah ini :

(46)

46

Tabel 17

Jumlah Penduduk menurut agama Perkecamatan Tahun 2011

Kecamatan

Agama ( Jiwa )

Jumlah

Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghucu Kepercayaan

Lainnya 1. TUNGKAL ULU 12,425 1,069 65 5 5 13,569 2. TUNGKAL ILIR 73,549 1,292 205 5 1,718 157 4 76,930 3. PENGABUAN 27,927 48 3 2 27,980 4. BETARA 24,737 527 11 2 4 25,281 5. MERLUNG 15,707 831 63 5 4 16,610 6. TEBING TINGGI 34,233 3,077 291 19 136 37,756 7. BATANG ASAM 18,826 4,664 579 4 24,073 8. RENAH MENDALUH 12,192 576 45 12,813 9. MUARA PAPALIK 9,976 546 41 3 1 10,567 10. SEBERANG KOTA 9,953 1 1 9,955 11. BRAM ITAM 17,301 87 12 2 31 17,433 12. KUALA BETARA 12,734 58 4 12,796 13. SENYERANG 28,133 98 3 28,234 Jumlah 297,693 12,874 1,320 39 1,905 157 9 313,997

Sumber data : Dukcapil Kab. Tanjab Barat 2011

Berdasarkan tabel tersebut diatas bahwa penduduk Kabupaten Tanjab Barat pada tahun 2011 dengan jumlah penduduk sebanyak 313.997jiwa dengan mayoritas memeluk agama Islam sekitar 94.81 persensedangkan agama Kristen berkisar 4,10 persen dan selebihnya adalah memeluk agama lainnya.

(47)

47

BAB V

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG

MOBILITAS PENDUDUK

A. MIGRASI (PERPINDAHAN PENDUDUK)

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ketempat lain melewati batas administrative (migrasi internal) atau batas politik/Negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (Negara) ke daerah (Negara) lain.

Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi

perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas

pembangunan antara satu daerah dengan daerh lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya. Daya dorong wilayah menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan jaminan kehidupan bagi penduduknya. Pada umumnya, hal ini tidak lepas dari persoalan kemiskinan dan penggangguran yang terjadi di wilayah tersebut. Sedangkan daya tarik wilayah adalah jika suatu wilayah mampu atau di anggap mampu menyediakan fasilitas dan sumber-sumber penghidupan bagi penduduk, baik penduduk di wilayah itu sendiri maupun penduduk di sekitarnya dan daerah-daerah lain. Penduduk wilayah sekitarnya dan daerah-daerah-daerah-daerah lain yang merasa tertarik dengan daerah tersebut kemudian bermigrasi dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua dimensi penting dalam analisis migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.

Gambar

Tabel  3  menunjukan  bahwa  tahun  2009    Kabupaten  Tanjung  Jabung  Barat  tergolong  Kabupaten  yang  berpenduduk  jarang  kalau  dibandingkan  dengan  jumlah  penduduk  di  kabupaten  /  kota  di  pulau  jawa,  dimana jumlah penduduk Kabupaten Tanjun
TABEL  19  MIGRASI  MASUK
TABEL 20  MIGRASI  KELUAR
TABEL  21  MIGRASI  NETTO

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan gejala penyakit tungro pada tanaman padi yang terinfeksi virus tungro yang telah dilakukan di rumah kaca dan lahan padi di Situ Gede menunjukkan adanya perbedaan

Penggunaan alat penggilingan singkong dalam pembuatan kelanting yang masih manual dengan memutar tuas untuk menggiling merupakan aspek dimana proses tersebut dapat

Persaingan yang ada dan pertumbuhan teknologi yang cepat, senantiasa menuntut perusahaan untuk mengubah proses bisnis internal yang sedang berjalan. Hadirnya teknologi informasi

Berbeda dengan teripang lainnya, teripang jenis Holothuria leaucospilota daerah penyebaran- nya relatif lebih luas, yaitu selain di daerah tubir dan lereng terumbu, teripang ini

Pelaksanaan PPL dilakukan dengan membantu pekerjaan dinas seperti ikut membantu dalam rapat pertemuan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, mengolah data

Pelatihan Wirausaha Sanitasi terdiri dari beberapa sesi presentasi, diskusi pleno dan diskusi kelompok. Dalam pelatihan ini dilakukan pendekatan partisipatif agar peserta

Oral kandidiasis dapat terjadi apabila jumlah candida dalam mulut tumbuh berlebih, pada penelitian ini jumlah candida yang terdapat di saliva pada pengguna

Informasi keuangan di atas disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK No.39