• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 36/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

F

EBRUARI

2015

F

EBRUARI

2015:

T

INGKAT

P

ENGANGGURAN

T

ERBUKA

S

EBESAR

4,31

P

ERSEN

Penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 29,74 juta orang. Angkatan kerja mencapai 20,69 juta

orang, berkurang sebanyak 25 ribu orang dalam kurun waktu setahun dibanding angkatan kerja

Februari 2014.

Dari penduduk angkatan kerja tersebut yang bekerja mencapai 19,80 juta orang, selebihnya masih

menganggur. Jumlah penduduk yang bekerja berkurang 85 ribu orang dibanding keadaan Februari

2014 sebesar 19,88 juta orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Februari 2015 mencapai 4,31 persen,

naik 0,29 persen dibanding TPT Februari 2014 sebesar 4,02 persen.

Penduduk yang bekerja di sektor Pertanian, berkurang sebanyak 119 ribu orang (1,62 persen),

Pertambangan dan Penggalian 34 ribu orang (20,09 persen), industri Pengolahan berkurang 64

ribu orang (2,24 persen), listrik, gas dan air minum 8 ribu orang (22,5 persen),sektor perdagangan

dan transportasi masing-masing sebesar 4,24 persen dan 12, 85 persen. Sedangkan sektor

konstruksi, lembaga keuangan dan jasa-jasa bertambah masing-masing 18,12 persen, 17,32

persen dan 4,19 persen.

Status pekerjaan utama sebagai buruh/karyawan mencapai 6,46 juta orang (32,66 persen),

berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 3,77 juta orang (17,72 persen), dan berusaha sendiri

sebesar 3,14 juta orang (15,88 persen). Jumlah pekerja tidak dibayar mencapai 3,29 juta orang

atau 16,63 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.

Pekerja dengan jam kerja di atas 35 jam per minggu tercatat 13,39 juta orang (67,61 persen) atau

naik 0,97 persen dibanding Februari 2014 sebanyak 13,25 juta orang (66,65 persen). *

Pekerja di Jawa Timur paling banyak berpendidikan rendah (Sekolah Dasar ke bawah), yaitu 10,19

juta orang (49,23 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan tinggi Diploma ke atas hanya

sekitar 1,83 juta orang (8,82 persen), selebihnya adalah pendidikan menengah.

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Timur pada keadaan Februari 2015 digambarkan dengan menurunnya jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk yang bekerja sehingga belum dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka selama setahun terakhir. Diduga lapangan kerja yang tersedia belum dapat menampung tingginya angkatan kerja di Jawa Timur bahkan jumlah penduduk yang bekerja menjadi berkurang. Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur berkurang sebanyak 25 ribu orang dalam kurun waktu setahun (Februari 2014 - Februari 2015). Penduduk yang bekerja juga berkurang sebanyak 85 ribu orang dibanding keadaan Februari tahun lalu yang kemungkinan sebagian menjadi pengangguran. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah penganggur di Jawa Timur menjadi bertambah sebanyak 60 ribu orang jika

(2)

dibanding keadaan setahun sebelumnya. Bahkan jumlah penganggur memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Indikator utama ketenagakerjaan yang sering digunakan sebagai indikasi keberhasilan dalam menangani masalah pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yang merupakan perbandingan antara jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur sejak Februari 2014 sampai Februari 2015 mengalami peningkatan, yaitu dari 4,02 persen menjadi 4,31 persen.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2014–2015 (ribu orang)

Jenis Kegiatan Utama Satuan 2014 2015

Februari Agustus Februari

(1) (2) (5) (6) (7)

1. Angkatan Kerja ribu orang 20.717,77 20.149,99 20.692,41

Bekerja ribu orang 19.885,39 19.306,51 19.800,39

Penganggur ribu orang 832,38 843,49 892,02

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 70,52 68,12 69,58

3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 4,02 4,19 4,31

4. Pekerja tidak penuh ribu orang 6.632,65 6.481,52 6.412,70

Setengah penganggur ribu orang 1.864,78 1.674,50 1.633,58

Paruh waktu ribu orang 4.767,87 4.807,02 4.779,11

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan bagi penduduk Jawa Timur yang bekerja hingga Februari 2015 tidak mengalami perubahan. Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri Pengolahan, dan sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014, jumlah penduduk yang bekerja meningkat terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 221 ribu orang (18,12 persen), sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebanyak 73 ribu orang (17,32 persen) dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 119 ribu orang (4,19 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah di sektor Pertanian, Perkebunan, kehutanan, Perburuan dan Perikanan sebanyak 119 ribu orang (1,62 persen), pertambangan dan penggalian sebanyak 34 ribu orang (20,09 persen), sektor listrik, gas & air minum sebanyak 8 ribu orang (22,50 persen), sektor Industri Pengolahan sebanyak 64 ribu orang (2,24 persen), dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi sebanyak 89 ribu orang (12,85 persen).

Pekerja di sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan, diduga karena banyak pekerja di sektor ini terutama disektor penggalian pasir pada bulan Februari 2014 beralih ke pekerjaan di sektor lain karena cuaca masim hujan, sehingga mereka megurangi pekerjaan di sektor ini. Sedang

(3)

pekerja di sektor listrik, gas dan air minum diduga karena kenaikan harga dasar listrik dan gas, sehingga beralih pada pekerjaan yang bergerak disektor usaha persewaan dan jasa perusahaan. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2014–2015

(ribu orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2014 2015

Februari Agustus Februari

(1) (4) (5) (6)

Pertanian 7.330,70 7.261,37 7.212,12

Industri 2.844,34 2.776,55 2.780,68

Konstruksi 1.219,17 1.259.44 1.440,05

Perdagangan 4.332,27 4.026,67 4.148,73

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 694,99 686,97 605,67

Jasa Kemasyarakatan 2.832,27 2.694,53 2.950,86

Lainnya ***) 631,63 600,97 165,49

Jumlah 19.885,39 19.306,51 19.800,39 Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya adalah dikategorikan sebagai pekerja pada pekerjaan informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka di Jawa Timur pada Februari 2015 ada sebanyak 7,26 juta orang (36,68 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 12,54 juta orang (63,32 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Pekerja sektor formal meningkat sebesar 445 ribu orang selama setahun terakhir, untuk pekerja di sektor informal berkurang sebesar 530 ribu orang. Kenaikan terbesar terjadi pada pekerja dengan status sebagai buruh / karyawan dengan pertambahan sebanyak 352 ribu orang, demikian juga dengan pekerja yang berstatus berusaha dengan buruh tetap bertambah sebesar 93 ribu orang. Sehingga patut diduga bahwa beberapa pekerja di sektor informal sebagian sudah berpindah menjadi pekerja pada kegiatan formal. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Status pekerjaan utama dari orang yang bekerja di sektor informal antara lain berstatus sebagai berusaha sendiri sebesar 3,14 juta orang (15,88 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 3,51 juta orang (17,72 persen), pekerja bebas atau pekerja serabutan sebanyak 2,59 juta orang atau 13,09 persen. Jumlah pekerja tidak dibayar atau pekerrja keluarga mencapai 3,29 juta orang atau 16,63 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.

(4)

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2014–2015

(ribu orang)

Status Pekerjaan Utama 2014 2015

Februari Agustus Februari

(1) (4) (5) (6)

Kegiatan Formal: 6.817,97 6.741,16 7.263,01

- Berusaha dibantu buruh

tetap 704,42 758,74 797,15

- Buruh/Karyawan 6.113,55 5.982,42 6.465,86

Kegiatan Informal: 13.067,42 12.565,34 12.537,38

- Berusaha sendiri 3.027,84 3.036,267 3.143,32

- Berusaha dibantu buruh

tidak tetap 3.773,51 3.837,91 3.509,12

- Pekerja bebas 2.527,54 2.514,73 2.592,27

- Pekerja keluarga/tak

dibayar 3.738,54 3.176,44 3.292,68

Jumlah 19.885,39 19.306.51 19.800,39 Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja per minggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu. Pada Februari 2014 mencapai 13,25 juta orang (66,65 persen) dan pada Februari 2015 jumlahnya meningkat menjadi 13,39 juta orang (67,61 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) berkurang sebanyak 220 ribu orang (3,32 persen), yaitu dari 6,63 juta orang pada Februari 2014 menjadi sebanyak 6,41 juta orang pada Februari 2015. Gambaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2014–2015

(ribu orang)

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2014 2015

Februari Agustus Februari

(1) (4) (5) (6) 1–7 322,96 264,76 360,13 8–14 1.129,59 1.055,16 1.073,40 15–24 2.362,49 2.407,32 2.308,86 25–34 2.827,62 2.754,29 2.670,30 1–34 6.632,66 6.481,52 6.412,70 0 dan 35+ *) 13.252,73 12.824,98 13.387,70 Jumlah 19.885,39 19.306,51 19.800,29 Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

(5)

Grafik 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2013 – 2015

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 9,97 juta orang (50,35 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 3,42 juta (17,25 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 1,74 juta orang mencakup 0,31 juta orang (1,56 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 1,43 juta orang (7,24 persen) berpendidikan Universitas.

Perbaikan kualitas pekerja terlihat dengan menurunnya pekerja berpendidikan rendah (SMP kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan menengah atas dan kejuruan . Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari 13,82 juta orang pada Februari 2014 menjadi 13,38 juta orang pada Februari 2015. Sementara penduduk bekerja berpendidikan menengah atas dan kejuruan meningkat dari 4,23 juta orang pada Februari 2014 menjadi 4,67 juta orang pada Februari 2015. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

,1000 ,2000 ,3000 ,4000 ,5000 ,6000 ,7000 ,8000 ,9000 1,000

Februari Agustus Februari Agustus Februari

2013 2014 2015

67% 67% 67% 66% 68% 33% 33% 33% 34% 32%

(6)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014–2015

(ribu orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2014 2015 Februari Agustus Februari

(1) (4) (5) (6)

SD Kebawah 10.338,17 10.291,57 9.969,19

Sekolah Menengah Pertama 3.477,58 3.283,78 3.415,28

Sekolah Menengah Atas 2.544,44 2.541,40 2.740,32

Sekolah Menengah Kejuruan 1.682,88 1.721,67 1.933,14

Diploma I/II/III 357,07 293,66 308,29

Universitas 1.485,24 1.174,43 1.434,17

Jumlah 19.885,39 19.306,51 19.800,39 Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Keterangan : Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

Grafik 2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Keadaan Februari 2015 (persen)

SD ke bawah 050% SLTP 017% SMU 014% SMK 010% Perguruan Tinggi 009%

(7)

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 892 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat, dimana TPT Februari 2014 sebesar 4,02 persen naik menjadi 4,31 pada Februari 2015.

Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 8,47 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 6,59 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 2,14 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014, TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami kenaikan kecuali pada tingkat pendidikan SD kebawah dan Sekolah Menengah Atas sebagaimana pada Tabel 6.

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2014–2015

(persen)

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2014 2015 Februari Agustus Februari

(1) (4) (5) (6)

SD Kebawah 2,45 1,71 2,14

Sekolah Menengah Pertama 5,06 5,73 6,00

Sekolah Menengah Atas 8,22 7,46 6,59

Sekolah Menengah Kejuruan 6,55 10,53 8,47

Diploma I/II/III 3,73 4,27 6,17

Universitas 1,85 3,61 4,23

Jumlah 4,02 4,19 4,31

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

(8)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

DJAMAL, SE, M.Sc Kepala BPS Provinsi Jawa Timur

Telopon: 031-8438873

E-mail: bps3500@surabaya.wasantara.net.id

BPS PROVINSI

Informasi lanjut, hubungi:

BIDANG STATISTIK SOSIAL

Telepon : 031-8439343 E-mail : bps3500@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pakan konsentrat tambahan sebanyak 3 kg/ekor/hari baik pada sapi PO maupun sapi Bali terutama pada saat musim kering dapat membantu meningkatkan bobot badan induk

Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa pada tingkat kesamaan 57,3%, ke- lompok habitat pertama ditempati oleh Sta- siun 4 yang dicirikan dengan tingginya nilai kelimpahan

signifikan antara variable kinerja mengajar guru terhadap iklim sekolah yang ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 2,921 > ttabel sebesar 2,01174 dengan nila

Motor AC memiliki kelemahan yaitu kecepatan putaran mesinnya tergantung pada frekuensi masukan, sebagai contoh di Indonesia frekuensi yang tersedia adalah 50 Hz dan bersifat

Bahwa mengenai keberatan Pemohon dengan model DB2-KWK tentang catatan kejadian khusus dan/atau keberatan saksi dalam melaksanakan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan suara

Berikut adalah gambar dari sequence diagram summary activity yang dilakukan semua karyawan di departemen CONFINS..

Berdasarkan pengujian, didapatkan hasil bahwa Dalam jangka panjang variabel Dana Pihak Ketiga, Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dan

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang pengaruh komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional