• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Tipe Perforasi Gaster dan Histopatologinya di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Tipe Perforasi Gaster dan Histopatologinya di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahun penyakit ulkus peptikum mengenai hampir 4 juta penduduk dunia (Zelickson MS et all ). Komplikasi dari penyakit ini didapati sebesar 10 – 20% dimana 2-14 % akan mengalami perforasi (Bertleff MJ et all). Jumlah wanita mengenai lebih setengah dari seluruh kasus (Bertleff MJ, Lange JF et all ).

Perforasi gaster berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang disebabkan karena kebocoran asam lambung ke dalam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah. Pertama sekali tercatat yang melakukan penutupan perforasi gaster adalah Mikulicz pada tahun 1880 ( Mikulicz,1885 ). Pembedahan ini mengalami kegagalan sampai Heusner yang pertama sekali melakukan penjahitan pada perforasi gaster (Kirege,1892). Keetley yang menganjurkan emergency gastrectomy pada tahun 1902, sampai Graham menguraikan bahwa mortalitas 2%

pada pasien dengan perforasi duodenal yang menjalani simple suture dan omental plug.

Perforasi bukan komplikasi yang sering terjadi pada ulkus gaster (Donaldson & jarret) tetapi terjadi akibat penggunaan obat anti inflamasi yang luas ( Trewby,1980). Etiologi yang paling banyak mendasari perforasi gaster adalah peptik ulcer dan persentase terjadinya perforasi sebesar 10-15%. Berbeda dengan ulkus duodenum dimana insiden terjadinya kanker hampir nol, pada perforasi ulkus gaster 6-14% disebabkan oleh keganasan (Matthew fraser leeman et all ).

Adapun faktor penyebab utama diantaranya penggunaan obat anti inflamasi non steroid, infeksi helicobacter pylori dan malignansi. Di Indonesia pada tahun 2005-2008, tukak lambung menempati urutan ke-10 dalam kategori penyebab kematian pada kelompok umur 45-54 tahun pada laki-laki menurut BPPK Depkes pada tahun 2008 (Aditya Kafi, 2014).

Adapun tipe perforasi dikategorikan atas 4 tipe yaitu tipe 1 (primary) berada pada kurvatura minor diantara fundus dan antrum gaster, biasanya pada usia tua dan berhubungan dengan hiposekresi asam lambung. Tipe 1 merupakan tipe yang paling sering terjadi (Haile T. Debas). Tipe 2 merupakan kombinasi ulkus gaster dan ulkus duodenal yang berada pada kurvatura minor dan duodenal. Tipe 3 berada pada prepilorik .Tipe 4 berada pada juxtaesofageal dimana berada lebih tinggi dari kurvatura minor dekat dengan gastroesofageal

(2)

13

junction. Tipe 2 dan tipe 3 timbul pada pasien usia muda dengan sekresi asam yang tinggi.

Lebih dari 30% ulkus gaster berhubungan dengan ulkus duodenum. Infeksi H.pylori berhubungan dengan tipe 2, sedangkan OAINS berhubungan dengan tipe 3 (Mainggot’s) Lokasi perforasi terbanyak dijumpai pada prepyloric 40%, duodenum 28%,antrum sebanyak

5% (Kenneth Thorsen et all ). Perforasi gaster yang disebabkan oleh karsinoma gaster jarang

terjadi. Dilaporkan insiden terjadinya perforasi gaster akibat karsinoma gaster sebesar 5%.

Dari pasien ini mayoritas sudah stadium stadium lanjut (64-88%) (raymond hon giat lim et

all). Perforasi yang disebabkan oleh keganasan gaster biasanya dijumpai pada kurvatura mayor sebesar 77% ( Bishnu Prasad Kandel). Sampai saat ini belum ada laporan tentang karakteristik tipe perforasi gaster di RS HAM.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana karakteristik perforasi gaster dan histopatologinya di RSUP H. Adam Malik.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik perforasi gaster dan histopatologinya di RSUP H. Adam Malik.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik perforasi gaster terhadap tipe perforasi. 2. Untuk mengetahui karakteristik perforasi gaster terhadap histopatologi. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bidang akademik/ ilmiah

Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang bedah digestif, khususnya tentang perforasi gaster mengenai karakteristiknya.

1.4.2 Bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan pelayanan penderita perforasi gaster, khususnya pelayanan di bidang bedah digestif.

1.4.3 Bidang pengembangan penelitian

Memberikan data awal terhadap Divisi Bedah Digestif mengenai distribusi dan karakteristik perforasi gaster di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang pertam a dilakukan sebelum penghitungan kadar karbon terikat di laboratorium yaitu s ebagai berikut:.. 1) Persiapan contoh uji dilakukan dengan c ara

Dari aplikasi ini nantinya dapat mengembangkan dalam penampilan peta Kotamadya Pematang Siantar secara detail, yang didalamnya terdapat semua informasi tentang

dimengerti yang meliputi cara kerja, fungsi serta beberapa komponen utama yang digunakan pada alat peraga sistem penerima ( receiver ) sehingga dapat membantu mahasiwa teknik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam M1 yaitu tanah + pupuk kandang sapi + pupuk kandang kambing dengan perbandingan 2:4:1 memberikan hasil

Membuat persamaan logika sesuai tabel kebenaran hasil penuangan karateristik rangkaian yang diinginkan dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab1. Menerapkan kaidah-kaidah

Hasil jawaban responden 2, pada soal nomor 1 yang memenuhi indikator written texts siswa mampu menuliskan langkah-langkah penyelsaian namun siswa kurang mampu dalam

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan

Berdasarkan Tabel 5 diatas bisa dapat diketahui bahwa momen inersia benda dapat diukur melalui percobaan sistem yang telah dirancang relatif sesuai berdasarkan teori