• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pantai Pasir Putih Parbaba Sebagai Objek Wisata Di Kabupaten Samosir Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Pantai Pasir Putih Parbaba Sebagai Objek Wisata Di Kabupaten Samosir Chapter III V"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR

3.1Sejarah Singkat Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.

Sejarah Kabupaten Samosir, diawali dari terbentuknya Kabupaten Tapanuli Utara selaku induk dari beberapa kabupaten pemekaran di Wilayah Tapanuli Utara, yakni sebagai berikut :

1. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibentuk dengan Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara yang pada awal terbentuknya terdiri dari 5 (lima) distrik atau kewedanaan yaitu Kewedanaan Silindung, Toba Holbung, Humbang, Samosir, dan Kewedanaan Dairi. Mengingat demikian luasnya Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara, maka pada Tahun 1964 dilakukan pemekaran dengan Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi yang ibukotanya berkedudukan di Sidikalang.

(2)

Pembentukan Daerah Tingkat II Samosir, namun usul tersebut tidak membuahkan hasil dalam arti Pemerintah tidak menindaklanjuti Pembentukan Daerah Tingkat II Samosir.

3. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, guna mempercepat laju pertumbuhan pembangunan serta mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, maka pada Tahun 1985 Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah Pembangunan yang bersifat Administratif yakni Wilayah Pembangunan I (Silindung) berpusat di Tarutung, Wilayah Pembangunan II (Humbang Timur) berpusat di Siborong-borong, Wilayah Pembangunan III (Humbang Barat) berpusat di Dolok Sanggul, Wilayah Pembangunan IV (Toba) berpusat di Balige dan Wilayah Pembangunan V (Samosir) berpusat di Pangururan yang masing-masing wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang Pembantu Bupati.

4. Selanjutnya, walaupun sudah dimekarkan dengan terbentuknya Kabupaten Dairi, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara yang terdiri dari 27 Kecamatan dan 971 Desa masih dirasakan sangat luas, bahkan masih ada wilayah desa yang harus dijangkau dalam waktu tempuh lebih dari satu hari, berdampak pada lambatnya laju pertumbuhan pembangunan.

(3)

putera-puteri Tapanuli Utara yang tinggal di perantauan, khususnya yang tinggal di Medan dan Jakarta sepakat mengusulkan pemekaran kembali Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara menjadi 2 (dua) kabupaten dengan pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir. Berkat perjuangan dan kesadaran bersama semua pihak, lahirlah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 Maret 1999 di Medan.

6. Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir disambut baik dan penuh suka cita oleh masyarakat sebagai sebuah harapan akan peningkatan kesejahteraan sekaligus mendekatkan pelayanan kepada masyarakat seiring bergulirnya reformasi di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di bidang pemerintahan dan politik, lahirlah Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang memberi peluang keleluasaan pada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah tangga daerahnya dalam bentuk pemekaran daerah atau pembentukan daerah otonom baru. 7. Perjalanan menuju 4 (empat) tahun usia Kabupaten Toba Samosir,

(4)

dengan penyampaian aspirasi masyarakat Samosir kepada Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir. Aspirasi masyarakat tersebut disambut baik oleh kalangan DPRD Kabupaten Toba Samosir dengan menugaskan Komisi A DPRD Kabupaten Toba Samosir mengadakan jajak pendapat pada 9 kecamatan yang berada di Wilayah Samosir.

8. Tanggal 20 Juni 2002, DPRD Kabupaten Toba Samosir menggelar Rapat Paripurna Khusus dalam rangka pembahasan dan menyikapi usul Pembentukan Kabupaten Samosir, dengan berbagai pertimbangan serta latar belakang pemikiran masyarakat, melalui musyawarah mufakat ditetapkan Keputusan DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Pemekaran Kabupaten Toba Samosir untuk Pembentukan Kabupaten Samosir sekaligus merekomendasikan dan mengusulkannya ke Pemerintah Atasan. Dengan surat DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 171/866/DPRD/2002 tanggal 21 Juni 2002 tentang Usul Pembentukan Kabupaten Samosir, disusul dengan surat Ketua DPRD Kabupaten Samosir Nomor 171/878/DPRD/2002 tanggal 24 Juni 2002 tentang Pemekaran Kabupaten Toba Samosir Propinsi Sumatera Utara yang ditujukan masing-masing kepada : DPR RI Cq. Komisi II DPR RI, Gubernur dan Ketua DPRD Propinsi Sumatera Utara.

(5)

Negeri Republik Indonesia dan Komisi II DPR RI di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi masyarakat akan Pemekaran Kabupaten Toba Samosir dengan Pembentukan Kabupaten Samosir.

10.Tanggal 29 Juni 2002, Tim Komisi II DPR RI dibawah Pimpinan Bapak Prof. DR. Manasse Malo bersama Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara mengadakan kunjungan ke Samosir yang disambut Bupati Toba Samosir dan Unsur DPRD Kabupaten Toba Samosir serta masyarakat.

Atas usul tersebut, Gubernur Sumatera Utara meminta DPRD Propinsi Sumatera Utara mengadakan Rapat Paripurna Pembahasan Pembentukan Kabupaten Samosir yang memberikan Persetujuan Pembentukan Kabupaten Samosir yang diteruskan kepada Pemerintah Pusat. (BPS, Samosir Dalam Angka 2015).

Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, mendorong aspirasi masyarakat di daerah untuk membentuk kabupaten/kota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (BPS Kabupaten Samosir).

3.2Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif

(6)

dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata yang mampu menumbuhkan minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Secara geografis Kabupaten Samosir terletak pada koordinat 2° 24’- 2° 45’ Lintang Utara dan 98° 21’- 99° 55’ Bujur Timur, dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 904 - 2.157 m². Luas wilayah ± 2.069,05 km², terdiri atas ± 1.444,25 km² (69,80%) luas daratan yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba dan sebagian wilayah daratan diluar Pulau Samosir. Sedangkan luas wilayah danau berkisar 624,80 km² (30,20%). Batas-batas wilayah Kabupaten Samosir :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun;

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan;

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

(7)

Tabel 3.1 :

Luas dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah

Kecamatan yang terluas di Kabupaten Samosir adalah adalah Kecamatan Harian dengan luas 39.460 Ha. Jumlah desa/kelurahan yang paling banyak ada pada Kecamatan Pangururan, yaitu 28 desa/kelurahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Pangururan merupakan daerah yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memberikan kemajuan pada sektor pariwisatanya.

3.3Iklim dan Topografi

(8)

Sementara itu rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan yang tertinggi adalah di Kecamatan Sianjur Mula-mula yaitu 15,17 hari, disusul oleh Kecamatan Pangururan 12,50 hari, Kecamatan Sitio-tio 10,67 hari, Kecamatan Simanindo 9,92 hari, Kecamatan Onan Runggu 9,67 hari, Kecamatan Palipi 9,08 hari, Kecamatan Ronggur Nihuta 7,83 hari, dan terendah terdapat di Kecamatan Nainggolan dan Harian yaitu masing-masing 7,50 hari.

Daerah teritori Kabupaten Samosir yang berada di tengah Danau Toba dan Dataran Bukit Barisan, menjadikan Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan topografi atau kontur tanah yang beranekaragam, yaitu datar (± 10%), landai (± 20%), miring (± 55%), dan terjal (± 15%). Struktur tanah labil dan berada pada wilayah tektonik dan vulkanik. (BPS Kabupaten Samosir)

Topografi yang dominan dengan pegunungan dan danau menjadikan Kabupaten Samosir kaya dengan potensi wisata. Pantai Pasir Putih Parbaba yang merupakan salah satu pantai di Danau Toba yang juga dikelilingi oleh Bukit Barisan menjadikan pantai ini sangat indah.

3.4Penduduk

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas rendah secara sosial dan budayanya yang beraneka ragam tidak akan meningkatkan kualitas pembangunan objek. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya pengarahan dan pengendalian kualitas sehingga dapat menguntungkan pembangunan suatu daerah khususnya Kabupaten Samosir.

(9)

Samosir pada tahun 2013 berjumlah 121.924 jiwa, terdiri dari 60.558 penduduk laki-laki (49,63%) dan 61.336 penduduk perempuan (50,37%), dengan angka kepadatan penduduk mencapai 84,42 jiwa/km². Kecamatan Harian adalah daerah dengan kepadatan penduduk terkecil, walaupun merupakan daerah yang paling luas, yaitu mencapai 560,45 km², dengan jumlah penduduk 8.010 jiwa (6,57%) dengan rata-rata 14,29 jiwa/km². (Samosir Dalam Angka 2014).

Tabel 3.2 :

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013 Berdasarkan Jenis Kelamin

Kecamatan

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah

Sumber: Samosir Dalam Angka 2014

(10)

pariwisata yang potensial. Kepadatan penduduk yang setiap tahun meningkat dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke objek wisata.

3.5Perekonomian Daerah

Pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Samosir diarahkan pada peningkatan nilai tambah segenap sumber daya ekonomi melalui pengembangan pariwisata, agribisnis, kerajinan, jasa, pertanian, perikanan dan peternakan yang didukung oleh pengembangan dunia usaha, infrastruktur, investasi dan keuangan daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas dilakukan melalui pengembangan pariwisata, pertanian dan penguatan sisi hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan produktifitas baik di kegiatan agribisnis maupun industri pengolahan yang ramah lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi perdesaan.

Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan perkembangan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke tahun.

Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi, sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat secara umum.

(11)

alat ukur tingkat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekominian sektoral. PDRB Kabupaten Samosir tahun 2012 atas dasar harga konstan 2000 sebesar 1.121,62 milyar. Dibandingan dengan jumlah penduduk, maka PDRB perkapita Kabupaten Samosir pada tahun 2012 atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp. 9.784.130 dengan jumlah penduduk 121.594 jiwa PDRB perkapita ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, dmana pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Samosir adalah sebesar Rp. 9.287.060. (BPS Kabupaten Samosir)

Tabel 3.3 :

PDRB, PDRB Perkapita, dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Samosir atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2006 - 2012

Tahun

Sumber : BPS Kabupaten Samosir

(12)

dapat meningkatkan minta kunjungan wisatawan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan perekonomian daerah.

3.6Sarana dan Prasarana 3.6.1 Kondisi Jalan

Jalan menjadi salah satu sarana yang sangat mendukung laju perekonomian suatu daerah. Dalam dunia pariwisata jalan sangat berpengaruh besar dalam peningkatan minat kunjungan wisatawan, baik akses jalan menuju daerah tujuan wisata maupun akses jalan pada daerah tujuan wisata itu sendiri.

Menurut kondisi jalan, jalan propinsi yang masih baik adalah sepanjang 86,65 kilometer, kondisi sedang sepanjang 10,20 kilometer, rusak sepanjang sepanjang 10,85 kilometer, dan rusak berat. sepanjang 48,65 kilometer, sedangkan kondisi jalan kabupaten yang masih baik adalah sepanjang 309,01 kilometer, kondisi sedang sepanjang 272,84 kilometer, kondisi rusak sepanjang 35,05 kilometer, dan kondisi rusak berat sepanjang 109,84 kilometer (Samosir dalam Angka 2015).

(13)

seperti, angkot dan becak. Menuju Kabupaten Samosir dapat juga ditempuh dengan moda transportasi danau seperti, kapal, speedboat, dan perahu.

3.6.2 Pendidikan

Masyarakat Samosir merupakan etnis penduduk yang menjunjung tinggi nilai pendidikan. Apabila dikaitkan dengan sektor pariwisata, masyarakat yang mendapat pengetahuan tentang kepariwisataan diharapkan dapat membangun daerah sebagai kawasan daerah tujuan wisata.

Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Peningkatan ini harus didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang baik dan memadai. Pada tingkat sekolah dasar (SD), jumlah sekolah pada tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 201 unit, dengan jumlah guru dan murid masing-masing sebanyak 1.396 guru dan 20.489 siswa. Rasio muris SD terhadap guru tahn ajaran 2005/2006 sebesar 15, artinya rata-rata tiap guru mengajar sekitar 15 siswa. Rasio murid terhadap sekolah sebesar 102, yang berarti bahwa rata-rata murid tiap-tiap sekolah sekitar 102 murid. Jumlah unit sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di kabupaten Samosir sebanyak 34 unit, dengan jumlah guru dan siswa masing-masing 610 guru dan 9.901 siswa.

(14)

masing-masing sebesar 18 dan 451. Rasio murid SMK terhadap guru dan sekolah masing 14 dan 382. Rasio guru SLTA dan SMK terhadap sekolah masing-masing 25 dan 28.

Sarana pendidikan di Kabupaten Samosir sudah cukup memadai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) 203 Unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP) sebanyak 34 Unit, untuk Sekolah Menengah Umum/MA 15 Unit dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 7 unit pada tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah seluruhnya 25 unit. Lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Samosir tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah seluruhnya 259, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 :

Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Samosir

Kecamatan

Sumber: Samosir Dalam Angka 2014

3.6.3 Kesehatan

(15)

tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata Angka Harapan Hidup penduduk Sumatera Utara, yaitu sebesar 69,90 tahun, hal mencerminkan populasi penduduk Kabupaten Samosir termasuk populasi yang sehat. Fasilitas kesehatan dan tenaga medis Kabupaten Samosir memiliki peran dalam kegiatan pariwisata karena faktor kesehatan juga merupakan alasan wisatawan.(BPS Kabupaten Samosir).

Tabel 3.5 :

Fasilitas Kesehatan Pemerintah dan Swasta di Kabupaten Samosir Menurut Jenisnya Tahun 2012

No Jenis Sarana Pemerintah Swasta Jumlah

1. Rumah Sakit Umum 1 1 2

2. Pusat Kesehatan Masyarakat 12 0 12

3. Puskesmas Pembantu 33 0 33

4. Posyandu 205 0 205

5. Klinik Bersalin 0 3 3

6. Poskesdes 57 0 57

7. Polindes 21 0 21

8. Praktek Dokter 0 4 4

9. Balai Pengobatan Swasta 0 5 5

10. Apotik 1 5 6

11. Toko Obat 0 19 19

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir 2013

3.7 Kepariwisataan Kabupaten Samosir

(16)

wisata yang berbasis ekologi. Semua kegiatan yang ditata di atas ruang Kabupaten, baik yang berada di daratan Sumatera maupun di Pulau Samosir, harus mempertimbangkan sistem lingkungannya. Tidak ada satu kegiatanpun yang ditata dengan mengubah bentang alam asli yang sudah ada. Bentang alam (landscape) alami Kabupaten Samosir harus dipertahankan agar visi Kabupaten sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis pada kekayaan alam dan lingkungan, dapat tercapai

Daya tarik wisata Kabupaten Samosir terdiri dari daya tarik yang bersifat

tangible (berwujud), seperti daya tarik wisata bahari ; pantai, danau, museum dan situs, panorama alam, agrofoetry (wisata olahraga). Daya tarik wisata bersifat

intangible (tidak berwujud), seperti seperti seni dan budaya. Kekayaan objek wisata di Kabupaten Samosir dapat dikembangkan, khususnya pada wisata agro,

ecotourism, wisata olahraga, dan wisata spiritual. Pengembangan dan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Samosir telah diterbitkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) pada tahun 2007, Detail Engineering Design (DED) di Kecamatan Pangururan. Upaya mencapai keberhasilan dan pengembangan, pembangunan dan peningkatan parwisata, maka didukung infrastruktur dan suprastruktur sebagai berikut :

1. Objek Tujuan Wisata/ Tourism Destination Area yang memiliki keindahan, keunikan dan kelengkapan fasilitas pendukung.

2. Pelayanan/ Services yang memenuhi strandar nimimum menuju kepuasan tamu (Custumer Satifation).

(17)

4. Komunikasi/ Communication yang memliliki akses yang luas.

5. Masyarakat/ Community yang sadar wisata, ramah, menjaga kebersihan dan jauh dari pencemaran.

6. Fasilitas Lain/ Other Fasilities seperti penginapan, restaurant, dan Atraksi Wisata. (BPS Kabupaten Samosir).

Upaya peningkatan sektor kepariwisataan diharapkan akan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena berdasarkan data yang ada, PAD Kabupaten Samosir pada tahun 2012 dari retribusi sektor objek wisata, Izin Hotel/Restoran dan Bar masih relatif kecil yaitu sebesar Rp.169,82 juta, meningkat dari Rp.32,86 juta pada tahun 2008, atau dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 51,09% per tahun selama tahun 2008 – 2012.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir setiap tahun meningkat mencapai 144.827 orang pada tahun 2012 yang teridir dari 25.297 orang Wisatawan Mancanegara dan 119.530 orang Wisatawan Nusatantara. Tahun 2013 kunjungan wisatawan mencapai 149.729 orang yang terdir dari 26.662 orang Wisatawan Mancanegaara dan 124,117 orang Wisatawan Nusantaara dengan laju petumbuhan kunjungan wisatawan rata-rata 8,15 % per tahun selama tahun 2008 – 2012. Untuk mendukung pertumbuhan kepariwisatan, jumlah Usaha Hotel dan Akomodasi yang tersedia di daerah ini pada tahun 2013 adlah sebanyak 82 usaha, yang terdiri dari 6 usaha hotel bintang 1 dan 2, serta 76 usaha hotel non berbintang. (BPS Kabupaten Samosir).

3.8 Kecamatan Pangururan

(18)

berada pada Pulau Samosir dan di Bukit Barisan yang terhubung dengan Pulau Sumatera. Kedua bagian daerah ini dihubingkan oleh Terusan Tano Ponggol yaitu jembatan dibuat untuk menghubungkan kedua bagian daerah ini. Luas Kecamatan Pangururan mencapai 121,43 km², yang terdiri dari 25 desa dan 3 kelurahan.(Wikipedia.org)

Kecamatan Pangururan adalah pusat perdagangan di Kabupaten Samosir dan juga sebagai sektor pariwisata yang potensial. Beberapa objek wisata yang ada di Kecamatan Samosir, sebagai berikut :

1. Pemandian Air Panas/Hotspring Aek Rangat, pemandian air hangat yang mengandung belerang yang berasal dari Gunung Pusuk Buhit. Berlokasi 3 km dari pusat Kota Pangururan.

2. Sentra Tenun Ulos, yaitu kerajinan kain tradisional Suku Batak yang digunakan dalam berbagai kegiatan tradisional. Berlokasi di Desa Lumban Suhi-suhi, 4 km dari pusat Kota Pangururan.

3. Terusan Tano Ponggol, yaitu kerukan tanah yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera peninggalan kolonial Belanda. Terusan Tano Ponggol merupakan pintu gerbang menuju Pulau Samosir

(19)

BAB IV

POTENSI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA SEBAGAI OBJEK WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR

4.1 Potensi Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba adalah salah satu pantai yang mengitari Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba dengan panjang 250 meter, terletak di Desa Huta Bolon Parbaba, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Pangururan. Awal mulanya pantai ini hanya digunakan masyarakat lokal sebagai sarana penangkaran ikan dan untuk keperluan rumahtangga seperti, mencuci, sumber air minum dan lain sebagainya.

Melihat pantai tersebut memiliki potensi dalam sektor pariwisata, kemudian Pantai Pasir Putih Parbaba diresmikan oleh Prof. Dr. Ir. Johar Arifin Husin selaku Deputi Pemberdayaan Olahraga pada tanggal 18 Mei 2006 sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir.

Keunikan Pantai Pasir Putih Parbaba menarik perhatian para wisatawan nusantara yang datang dari berbagai daerah. Wisatawan dapat menikmati sejuknya udara di sekitar pantai, melakukan kegiatan outbond, berolahraga, berjemur, bermain wahana pantai, atau sekedar menikmati pemandangan pantai.

(20)

kuliner, penginapan, jasa sewa tenda dan tikar, jasa penyedia wahana bermain untuk wisatawan.

4.2 Potensi Pasir pada Pantai Pasir Putih Parbaba

Potensi pasir pada Pantai Pasir Putih Parbaba adalah pasir putihnya yang khas, berbeda dengan pantai danau lainnya. Pada umumnya pantai pasir putih hanya ditemukan di laut, namun Pantai Pasir Putih Parbaba memiliki pantai pasir putih layaknya pada pantai laut. Hamparan pantai yang luas dan tekstur pasir yang bersih dan halus kerap dimanfaatkan para wisatawan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Wisatawan biasanya melakukan kegiatan seperti pada pantai pada umumnya seperti, berjemur, bermain air, berenang, bermain pasir atau sekedar melihat pemandangan di sekitar pantai. Selain untuk kegiatan rekreasi, pasir pantai yang halus dimanfaatkan wisatawan untuk kegiatan olahraga seperti Volly Pantai.

(21)

Beach Soccer atau Sepak bola pantai adalah olahraga beregu yang dilakukan seperti olahraga futsal (sepak bola dalam ruangan). Olahraga beach soccer seharusnya dapat dilakukan di pantai ini, namun dihalangi beberapa aspek, seperti lokasi pendirian bangunan yang kurang tepat sehingga mengurangi keleluas aan para wisatawan. Jika teknik mendirikan lebih diperhatikan, maka Pantai Pasir Putih Parbaba akan menjadi lokasi olahraga pantai yang sangat berpeluang menarik perhatian wisatawan untuk datang.

Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga yang tepat dilakukan di Pantai Pasir Putih Parbaba, pasir pantai yang landai cocok dalam olahraga bulutangkis. Kendala yang menghalangi olahraga ini belum dapat direalisasikan kurang lenih sama dengan olahraga sepakbola. Kondisi bangunan yang tidak terkonsep dengan baik sangat membatasi kegiatan yang dapat dilakukan.

Selain pada pantai, olahraga parasailing dapat dilakukan dari bibir pantai sampai ke tengah-tengah Danau Toba. Parasailing adalah olahraga menggunakan parasut yang kemudian ditarik oleh seseorang dengan menggunakan speedboat. Olahraga ini sangat aman dilakukan di pantai ini, karena kedalaman dari bibir pantai hingga beberapa puluh meter ke arah tengah danau hanya berkisar 1 sampai 2,5 meter. Olahraga parasailing merupakan olahraga yang menantang adrenalin, hal ini sangat disukai para wisatawan mancanegara. Potensi tersebut apabila dimanfaatkan dengan baik, akan meningkat aru kunjungan wisatawan terutama wisatawan mancanegara.

4.3 Potensi Air Danau pada Pantai Pasir Putih Parbaba

(22)

ini memberikan dampak positif bagi para wisatawan. Wisatawan biasanya berenang di pantai tersebut tanpa merasakan kulit terasa terbakar atau lengket. Berbeda dengan air laut yang asin, air danau yang tawar memiliki kelebihan seperti tidak merusak kulit, rasa tidak mengganggu wisatawan, tidak merusak mata sehingga banyak kegiatan yang dapat dilakukan pada air di pantai ini.

Daerah tujuan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba menyediakan berbagai macam wahana permainan air yang dapat dipakai para wisatawan seperti Banana Boat, Sepeda Air, Cano dan Speedboat. Permainan yang dilakukan para wisatawan di Pantai Pasir Putih Parbaba cukup variatif, yang tidak hanya dilakukan oleh anak-anak tapi seluruh angota keluarga. Selain wahana permainan yang sudah ada, masih banyak wahana yang dapat dilakukan di Pantai Pasir Putih, seperti, Flying Board, Rolling Donut, dan Flying Fish.

1. Flying Board (papan terbang), adalah permainan di atas papan dengan kekuatan mendorong air sehingga papan melayang di atas air. Permainan ini sangat menarik bagi wisatawan karena cukup menantang adrenalin. Permainan Fliying Board sangat cocok dilakukan di Pantai Pasir Putih Parbaba, karena kedalamannya masih relatif dangkal.

(23)

3. Flying Fish (ikan terbang), adalah permainan yang dilakukan oleh dua orang yang berbaring di sebuah perlampung datar kemudian ditarik dengan speedboat berkecepatan tinggi. Pelampung yang ditarik akan melayang di atas air. Wisatawan akan merasakan sensasi terbang di atas air.

Pantai Pasir Putih memiliki potensi untuk mengembangkan permainan yang menarik minat kunjungan wisatawan. Seluruh stakeholder dapat mengembangkan potensi yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba, agar menjadi daerah tujuan wisata yang berkualitas.

4.4 Potensi Pemandangan pada Pantai Pasir Putih Parbaba

Potensi Pantai Pasir Putih Parbaba yang berada pada pesisir Danau Toba dan mengitari sebagian dari Pulau Samosir sangat istimewa. Panorama Gunung Pusuk Buhit, bukit barisan dan Danau Toba menjadi kelebihan pantai ini yang tidak dapat dilihat di pantai lain. Potensi yang dimiliki Pantai Pasir Putih Parbaba ini belum dimanfaatkan dengan maksimal. Banyak hal yag dapat dilakukan untuk mengembangkan objek wisata ini.

(24)

rest area atau kedai tradisional sambil menikmati kuliner khas sembari memandang matahari terbenam.

2. Profesional Photograph (fotografi profesional)

Gunung Pusuk Buhit dan pegunungan bukit barisan seakan menambah keindah pantai yang berada di tengah-tengahnya. Sebagian besar wisatawan hanya mengabadikan gambar disekitar pantai, tidak banyak yang memanfaatkan potensi tersebut. Pemandangan yang eksotis layaknya di surga tersebut seharusnya dimanfaat sebagai area fotografi profesional. Hal ini terdengar sederhana, namun apabila dimanfaatkan dan dikembangkan dengan maksimal, Pantai Pasir Putih Parbaba dapat dijadikan objek wisata yang sangat indah untuk diabadikan. Secara tidak langsung hal tersebut akan meningkatkan laju kunjungan wisatawan untuk datang dan mengabadikan keindahan Pantai Pasir Putih Parbaba yang tidak akan ditemukan di pantai lain.

4.5 Peranan Masyarakat dalam Mengembangkan Potensi Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba

(25)

Masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba sebagai tuan rumah daerah tujuan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba memiliki peran besar dalam pengembangan objek wisata tersebut. Sejak awal diresmikannya Pantai Pasir Putih Parbaba, banyak masyarakat yang beralih profesi dari bertani dan nelayan dan mengambil bagian dalam kegiatan kepariwisataan di pantai tersebut.

Melihat potensi besar sebagai objek wisata, masyarakat mulai membuat kegiatan yang kiranya dapat menarik perhatian wisatawan. Sektor perdagangan adalah salah satu bagian yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Sebagian besar masyarakat menyediakan jasa dan barang yang dibutuhan para wisatawan seperti, jasa sewa pakaian renang, jasa sewa ban, jasa penyedia wahana permainan di danau, jasa penyedia tikar dan tenda, jasa penyedia toilet/kamar ganti dan lain sebagainya.

(26)

Masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba tergolong masyarakat yang memiliki pola pikir terbuka dan menghargai kebudayaan asing, namun belum menjadi tuan rumah yang baik dalam mengelola kawasan objek wisata. Banyak dari masyarakat yang tidak memperdulikan keindahan pantai dengan membuang sampah sembarangan, mendirikan bangunan tidak pada tempatnya, keinginan bekerjasama dengan setiap stakeholder yang masih kurang, dan beberapa alasan lain yang berhubungan dengan kepemilikan lahan. Peran yang dapat dilakuka n masyarakat untuk mengembangkan potensi Pantai Pasir Putih Parbaba seperti berikut:

1. Menjadi tuan rumah yang baik

2. Mengembangkan potensi yang di Pantai Pasir Putih Parbaba ke arah yang lebih baik

3. Melakukan perawatan terhadap fasilitas yang tersedia 4. Menjaga kebersihan kawasan pantai

5. Memberi pelayanan dan informatif terhadap wisatawan

6. Bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menentukan arah pengembangan objek wisata yang terarah

7. Memberi dan menerima masukan terhadap pemerintah daerah 8. Melakukan kegiatan promosi

9. Ikut serta dalam event kepariwisataan, dan lain sebagainya

4.6 Peranan Pemerintah dalam Mengembangkan Potensi Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba

(27)

memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan potensi Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai objek wisata di Kabupaten Samosir. Pemerintah daerah Kabupaten Samosir telah melakukan berbagai cara untuk mengenalkan daerah tujuan wisata yang ada di Kabupaten Samosir kepada masyarakat luas dengan mengadakan event kepariwisataan, seperti Festival Danau Toba, Samosir Fiesta, Samosir Orkestra, dan lain sebagainya yang secara alami mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah.

Pemerintah memiliki peran memfasilitasi objek wisata agar meningkatkan arus kunjungan wisatawan. Pemerintah daerah Kabupaten Samosir belum sepenuhnyaa melakukan perannya dalam mengembangkan kawasan objek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba. Tidak banyak fasilitas yang terlihat yang didirikan oleh pemerintah, selain gapura selamat datang dan penentuan tarif parkir kendaraan yang ditentukan oleh pemerintah, masih banyak hal yang harus dibenahi oleh pemerintah setempat.

Banyak fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan Pantai Pasir Putih sebagai objek wisata seperti, Beberapa masyarakat yang membuka usaha menerapkan tarif yang ditentukan sepihak, mereka beranggapan pemerintah tidak harus berurusan dengan penentuan tarif jasa-jasa yang ada di kawasan pantai karena sebagian besar fasilitas yang tersedia didirikan masyarakat itu sendiri. Fasilitas yang perlu dibangun pemerintah guna menunjang potensi Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai objek wisata, yaitu :

(28)

perbaikan. Hal ini bisa menjadi suatu hal yang mengurangi keinginan wisatawan untuk berkunjung.

2. Fasilitas MCK (mandi cuci kakus), sudah menjadi kebutuhan setiap orang untuk menggunakan MCK, terutama pada daerah tujuan wisata. Masyarakat lokal sudah mengadakan fasilitas MCK di kawasan pantai, namun tidak terawat dengan baik. Pendirian bangunan MCK yang tidak pada tempatnya, sehingga menjadi sesuatu yang tidak indah dipandang.

3. Penempatan bangunan juga harusnya menjadi perhatian pemerintah, sehingga tidak merusak keindahan pantai. Peletakan area parkir, area penjualan cendera mata dan bangunan penginapan belum sepenuhnya berdiri sesuai pada tempat. Banyak bangunan yang berdiri tidak teratur dan terlalu dekat dengan pantai, sehingga pantai terlihat lebih sempit dari keadaan sebelumnya.

4. Area memandang sunset dan sunrise; 5. Sarana komunikasi dan informasi umum; 6. Bank dan Money Changer;

7. Sarana kesehatan umum; 8. Fasilitas keamanan 9. Sarana transportasi;

10.Area peristirahatan (rest area), dan lain sebagainya. 11.Fasilitas penginapan

(29)

wisatawan. Hal ini seharusnya mendorong pemerintah untuk melakukan sesuatu yang dapat mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa pemerintah tidak memiliki hak untuk menentukan harga tarif jasa-jasa kepariwisataan yang ada. Pemerintah melakukan usaha yang dapat mengembangkan potensi Pantai Pasir Putih sebagai objek wisata di Kabupaten Samosir, seperti :

1. Mendorong dan memotivasi masyarakat setempat agar menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan.

2. Mendorong dan memotivasi masyarakat setempat untuk meningkatkan daya tarik pariwisata khususnya Pantai Pasir Putih Parbaba.

3. Mengumpulkan, mengelola dan memberikan pelayanan kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat sekitar yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih Parbaba.

4. Memberikan masukan kepada aparat pemerintah yang berwenang dalam bidang kepariwisataan setempat untuk peningkatan pengembangan pariwisata di Pantai Pasir Putih Parbaba

5. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang terampil melalui sarana pendidikan, sehingga tercipta tenaga kerja yang terampil dalam mengembangkan potensi yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba. 6. Membuat perencanaan yang matang dalam pembangunan fasilitas dan

(30)

7. Melakukakan kegiatan promosi dan event kepariwisataan yang berkesinambungan.

Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi Pantai Pasir Putih Parbaba tidak terlepas dari kerjasamanya dengan masyarakat lokal. Pemerintah juga seharusnya memperhatikan pihak swasta yang hendak mendirikan usaha di kawasan objek wisata. Pembangunan usaha kepariwisataan juga harus memperhatikan estetika keindahan, karena suatu objek wisata dapat rusak karena pembangunan yang tidak sesuai aturan.

(31)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penulisan Kertas Karya ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pantai Pasir Putih merupakan daerah tujuan wisata (DTW) yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga meningkatkan laju kunjungan wisatawan,

2. Potensi pasir pada Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai kawasan

Ecotourism Sport yang digunakan untuk olahraga Volly Pantai juga dapat dikembangkan pada olahraga Beach Soccer (Sepakbola Pantai), Olahraga Bulutangkis, dan olahraga Parasailing (olahraga parasut air). 3. Potensi air danau pada Pantai Pasir Putih Parbaba yang digunakan

sebagai wahana permainan seperti Banana Boat, Sepeda Air, Cano dan Speedboat juga berpotensi dalam wahana permainan lainnya namun belum dapat direalisasikan seperti, Flying Board (papan terbang), Rolling Donut (donat berputar), dan Flying Fish (ikan terbang).

(32)

5. Peranan Masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba dalam pengembangan objek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai daerah tujuan wisata adalah menjadi tuan rumah yang baik, pengelola produk-produk wisata, dan menjaga keindahan daerah tujuan wisata tersebut.

6. Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir dalam pengembangan potensi Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai daerah tujuan wisata adalah sebagai penanggungjawab dan penyedia fasilitas kepariwisataan.

5.2 Saran

1. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan, terutama pada Desa Huta Bolon Parbaba.

2. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan peluang untuk mengembangkan potensi daerah tujuan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba.

3. Masyarakat lokal diharapkan lebih peduli terhadap keindahan daerah tujuan wisata dan penjagaan fasilitas umum.

4. Pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta diharapkan lebih memeperhatikan sistem pembangun di kawasan objek wisata agar tidak merusak keindahan daerah tujuan wisata tersebut.

Gambar

Tabel 3.1 :
Tabel 3.2 : Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013 Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.3 :
Tabel 3.4 :
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk meningkatkan disiplin, kinerja dan hasil kerja Pegawai/staf Kabupaten Bantul yang ditugaskan di Kantor Perwakilan Jakarta serta

[r]

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

[r]

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

[r]

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Reflection : Learning involves becoming aware of how individuals think, know and learn aboutlanguage, culture, knowing, understanding and the relationship between these, as