• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERB (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERB (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS

TIK DI SDN 1 KAPUNG KABUPATEN GROBOGAN

Oleh:

WISNU WIJAYANTO

942015017

PROGAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran.

Kebijakan penerapan Kurikulum dan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program pembelajaran berbasis TIK atau disebut E-Learning.

Sejalan dengan kemajuan teknologi jaringan dan perkembangan internet, memungkinkan penerapan teknologi ini di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan. Di masa datang penerapan teknologi internet di bidang pendidikan akan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya pendidikan berbasiskan TIK dalam hal ini internet, maka ketergantungan akan jarak dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan akan dapat diatasi, karena semua yang diperlukan akan dapat disediakan secara online sehingga dapat diakses kapan saja.

(3)

seperti ini sangat jelas dapat menghambat proses pembelajaran yang ada di sekolah. Kurang maksimalnya pembelajaran berbasis TIK juga masih dilakukan di SDN 1 Kapung Kab, Grobogan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan TIK perlu dievaluasi untuk agar nantinya dapat menghasilkan peserta didik yang lebih cerdas dan dapat diharapkan mampu bersaing di era globalisasi seperti saat ini khususnya di SDN 1 Kapung Kab, Grobogan.

Mengkombinasikan antara pertemuan secara tatap muka dengan pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kontribusi dan interaktifitas antar peserta didik. Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama peserta didik dan guru pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang kerja kolaborasi mereka secara virtual. Rancangan dan perencanaan yang matang sebelum mengimplementasikan pembelajaran berbasis TIK memegang peran penting dalam kelancaran proses pembelajaran.

Segala persiapan seperti penjadwalan sampai dengan penentuan teknis komunikasi selama proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, dan perlu dilakukan evaluasai didalamnya. Berdasarkan uraian tersebut , maka penulis membuat makalah yang berjudul Perencanaan Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran berbasis di SDN 1 Kapung Kab, Grobogan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seperti apa manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung?

2. Apakah praksis manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung sudah sesuai dengan teori?

(4)

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung.

2. Mendeskripsikan praksis manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung.

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 . Definisi Kurikulum dan Teknologi

Rusman (2011) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Sementara Harold B. Alberty mendefinisikan kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah

(all of the activities that are provided for the student by the school). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dari berbagai teori tentang kurikulum di atas, pengertian kurikulum dapat dikategorikan ke dalam tiga hal. Pertama, kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik. Kedua, kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan ketiga, kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.

(6)
(7)

tujuan-tujuan khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan komunikasi serta mendayagunakan sumber-sumber manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif.

2.2 Definisi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Menurut Hamalik (Wina Sanjaya, 2010: 6) pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran memiliki beberapa unsur, yaitu manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur.

Rusman (2011: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran sebagai suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2010: 61) pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia tururt serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Sementara menurut Sudjana (Rusman, 2011: 16) pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi yang sistematik antara siswa, guru, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 2.3 Definisi Pembelajaran Berbasis TIK

(8)

Kamarga, 2002) Pembelajaran Berbasis TIK sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. pengertian Pembelajaran Berbasis TIK menurut Rosenberg (2001) Pembelajaran Berbasis TIK merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. pengertian Pembelajaran Berbasis TIK menurut adalah Darin E. Hartley [Hartley, 2001] Pembelajaran Berbasis TIK merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

Jadi bisa disimpulkan pengertian Pembelajaran Berbasis TIK adalah cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Pembelajaran Berbasis TIK merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

2.4 Manfaat atau Fungsi Pembelajaran Berbasis TIK

Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi)(Siahaan, 2002).

a. Suplemen

Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi pesertadidik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen (tambahan)

(9)

materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yangmengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatapmuka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. c. Substitusi (pengganti)

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapaalternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya.Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.

Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.

Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat Pembelajaran elektronik Learning (E-Learning) itu terdiri atas 4 hal, yaitu:

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).

(10)

dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukanpertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. 2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapansaja

(time and place flexibility).

Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).

Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyakatau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benarterbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

(11)

dan mudah. Di samping itu,penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.

2.5 Peran TIK dalam Pendidikan

Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. TIK, seperti juga namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet. Dengan cara ini, jumlah Peserta didik yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang kelas. Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian pelajaran dengan kualitas yang relatif lebih standar

TIK dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. TIK secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola TIK dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa TIK untuk umum. Pembelajaran Berbasis TIKbisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses pembelajaran dengan Pembelajaran Berbasis TIK , diataranya :

1. Fleksibilitas.

(12)

tempat pelajaran disampaikan, Pembelajaran Berbasis TIKbisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology semakin mudah mengakses Pembelajaran Berbasis TIK . 2. Independent Learning

Pembelajaran Berbasis TIK memberikan kesempatan bagi Siswa untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami.

3. Biaya

Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan Pembelajaran Berbasis TIK . Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD player, OHP). 2.6 Keunggulan dan kelemahan Pembelajaran Berbasis TIK

(13)

dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Ketiga, Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan ajar (mata kuliaha) setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Keempat, Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. Kelima, Baik doen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Keenam, Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau Pembelajaran Berbasis TIK juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain. Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT. Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet. Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

2.7 Perencanaan penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah

(14)

internet. Fasilitas yang penuh haruslah juga disediakan oleh pihak sekolah maupun pemerintah. Seperti pengadaan pelatihan pemanfaatan media internet sebagai penunjang proses belajar mengajar.

Tingkat penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK juga haruslah disesuaikan dengan umur siswa. Dan mereka juga harus diberikan mata pelajaran khusus komputer untuk menunjang pemanfaatan media komputer, khususnya dalam penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK ini. Siswa juga harus diberikan pengertian bahwa, penggunaan media internet tidak hanya sebatas bersosial media atau main game saja. Tetapi akan lebih efektiv dalam menunjang proses pendidikan. Apalagi zaman sekarang, media intenet itu menyediakan informasi yang update. Apabila kita memanfaatkannya dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik.

Pelajaran komputer juga haruslah diperkenalkan oleh siswa sejak dini, agar mereka mengerti manfaat yang terkandung. Dan proses penggunaannya juga tidak sia. Sekolah menyediakan fasilitas komputer sebagai sarana penunjang siswa. Apalagi di daerah pelosok, mereka sangat membutuhkan fasilitas komputer yang memadai disekolah. Agar penyebaran pengetahuan itu merata, tidah hanya di kota saja. Dan mereka juga bisa memanfaatkan Pembelajaran Berbasis TIK sebagai sarana belajar mengajar.

Bagi para pengajar, ini sangatlah penting. Karena mereka bertugas sebagai admin. Bekal ilmu pengetahuan komputer haruslah tinggi. Guru harus diberikan sarana seperti pelatihan pemanfaatan teknologi dalam menunjang proses belajar mengajar. Apabila mereka tidak sanggup membuat e-learnig, sekolah bisa menyediakannya dan para guru serta siswa bisa menggunakannya.

(15)

sangat menyukai media gambar dengan warna yang menarik ini juga akan meningkatkan siswa agar lebih rajin dan ulet dalam mencari ilmu.

Banyak sekali persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaa penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK . Dari persiapan fasilitas, pengetahuan yang memadai tentang ilmu komputer oleh siswa dan guru, serta yang utama ialah kemauan dari kita dalam memajukan bangsa lewat pendidikan

2.8 Kondisi Sekolah

SD Negeri 1 Kapung adalah salah satu SD Inti di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa mencapai 150 siswa terdiri dari 6 rombel. Jumlah ruang Kelas 6 ruang, kantor guru 1 ruang, perpustakaan 1 ruang, UKS 1 Ruang, Gudang 1 Ruang, WC 4 Ruang (2 WC guru dan 2 WC Murid), dan 1 Mushola.

Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan ICT atau Pembelajaran Berbasis TIK masih sangat minim, seperti belum tersedianya ruang multi media, lap computer, LCD proyektor hanya dua, dan akses internet yang belum maksimal.

(16)

Tabel 1. Fasilitas Berkaitan dengan ICT yang dimilik SDN 1 Kapung

Fasilitas yang ada Masalah Penyebab

Komputer SDN 1 Kapung hanya mempunya 15 komputer duduk dan hanya 2 yang masih

hidup.

Pengelolaan, perawatan, pemeliharaan belum dilakukan dangan baik

Lap computer/ Multimedia

Tidak punya Belum ada dana atau bantuan dari

pemerintah

LCD Proyektor Hanya mempunyai 2 dan hanya guru tertentu yang menggunakan

Masih ada guru yang belum bisa menggunakan LCD Proyektor

(17)

2.9 Perencanaan Pembelajaran berbasi TIK di SDN 1 Kapung

Perencanaan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi dan di SDN 1 Kapung dilaksanakan dengan merencanakan segala hal yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembuatan rencana pembelajaran dilakukan oleh masing-masing guru sesuai dengan kelas dan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Perencanaan tersebut dituangkan dalam naskah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran yang akan digunakan, kegiatan pembelajaran, media yang digunakan, dan penilaian hasil belajar. Hal ini tentu disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Hasil wawancara menunjukkan bahwa secara umum guru menggunakan prinsip menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dan perencanaan tersebut merupakan rencana untuk pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Namun belum semua guru menuliskan perencanaan tersebut dalam RPP.

2.10 Pelaksanaan Pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung

(18)

guru senior dan beliau mengakui bahwa masih mengalami kesulitan ketika menggunakan media tersebut. Guru ini juga pernah berlatih menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, namun hasilnya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan media ini sangat lama, sehingga guru ini memutuskan untuk tidak menggunakan media tersebut dalam pembelajaran. Selain kedua guru tersebut, hasil observasi menunjukkan bahwa tidak semua guru menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

2.11 Solusi Pelaksanaan

Agar kompetensi Guru dan Karyawan dalam hal ICT atau Pembelajaran Berbasis TIK dan pemanfaatannya di SDN 1 Kapung dapat berlangsung secara optimal, maka tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;

1. Fokus Masalah

Dilakukan kajian bersama guru dan karyawan tentang minat mereka terhadap ICT, penguasaan, hambatan, unsur pendukung. Termasuk apa yang telah dilakukan pada waktu yang lalu berhubungan dengan ICT, dan prospek yang dapat diraih dengan pengembangan ICT. Kajian dilakukan secara formal maupun informal.

2. Pelatihan

Berbagai wokshop harus di lakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru, diantaranya; workshop pengelolaan bahan ajar, pembuatan bahan ajar, pengelolaan arsip, pengelolaan nilai, pengelolaan jaringan, pembuatan blog untuk pembelajaran, dan lain-lain.

3. Pemenuhan Sarana dan Maintenance

Setiap unit kerja harus dilengkapi dengan sarana berupa Personal Komputer dan Notebook. Untuk mempermudah komunikasi dan interaksi internal dan eksternal Jaringan/Lokal Area Network (LAN) harus dibangun dan terus dirawat agar komunikasi dengan rekan di sekolah maupun rekan di sekolah lain melalui dunia maya dapat terjalin. Pencarian materi dan bahan ajar dapat dipenuhi sehingga kualitas proses belajar dapat terus ditingkatkan.

(19)

Perlu disiapkan budget untuk insentif guru dan karyawan yang mengelola Website Sekolah dan mereka yang menuliskan artikel di masing-masing blognya. 5. Up grading ke lembaga di luar sekolah

Kegiatan seminar, pelatihan dan lain-lain yang bertujuan untuk up grading guru dan karyawan perlu diikuti oleh guru dan karyawan.

6. Pendekatan dengan Dinas dan Instansi Terkait

Adakan Berbagai pendekatan dilakukan dengan Dinas Pendidikan dan Instansi terkait untuk pengembangan ICT di lingkup pendidikan. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan melibatkan SD, SMP, SMA dan SMK di sekitar sekolah dalam pemanfaatan Jardiknas, pembuatan bahan ajar sosialisasi pemanfaatan ICT untuk berbagai fihak dan lainnya.

7. Konsistensi dan inovasi

konsistensi guru dan karyawan harus cukup kuat untuk optimalisasi ICT, kebiasaan mengajar dan bekerja tidak secara sistematis membuat konsistensi jadi sulit dicapai. Guru dan karyawan terbiasa bekerja dengan cara yang sama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun lamanya. Sementara kemampuan untuk melakukan inovasi sedikit dimiliki oleh guru dan karyawan karena terbiasa berseragam dalam bekerja.Kemampuan menulis dan membaca juga jadi kendala yang sulit diatasi karena kebiasaan lebih banyak berbicara dalam bekerja, sehingga upaya peningkatan kemampuan menulis dan membaca harus terus ditingkatkan.

2.12 Dampak dari penaan TIK

Pembelajaran Berbasis TIK merupakan metode pembelajaran yang dipersepsikan berbasis pada student centered, yakni metode pembelajaran yang tertuju pada keaktifan dan kemandirian siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Pembelajaran Berbasis TIK yang berbasis student centered ini akan membuat mahasiswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga mereka mudah memahami materi yang disampaikan dengan pemahaman mereka sendiri.

Dari penerapan Pembelajaran Berbasis TIK ini akan berdampak pula pada proses pembelajaran antara pengajar dan siswanya. Berikut merupakan dampak yang dapat ditimbulkan:

(20)

a. Bagi Pengajar Pembelajaran Berbasis TIK dapat membuat para pengajar dapat mengontrol siswanya melalui tugas yang diberikan melalui internet. Selain itu juga pengajar dapat mengembangkan materi pembelajaran dari manapun, sehingga materi yang diajarkan akan mengembang dan mendetail. Manfaat lainnya ialah para pengajar tidak akan repot-repot datang terus menerus karena materi yang akan diajarkan sudah di-update pada perangkat elektronik yang sudah dikteahui oleh siswanya. Dari sini jugalah para pengajar dapat menemukan metode terbaik dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Siswa

Pembelajaran Berbasis TIK dapat membuat siswa menghemat waktu dalam memperoleh materi yang diajarkan. Siswa jadi tidak harus repot-repot mencari materi untuk memenuhi tugasnya. Selain itu, Pembelajaran Berbasis TIK juga dapat membantu siswa ketika tidak hadir di kelas, karena materi yang diajarkan bisa diakses dimanapun dan kapanpun mereka berada, tanpa harus terpaku pada materi yang diajarkan di kelas.

2. DAMPAK NEGATIF

(21)

2.13 Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua murid serta masyarakat adalah salah satu faktor yang penting terhadap penggunaan e learning, fungsinya bisa sebagai pengawas yang bisa mengawasi anak agar tidak menyalahgunakan internet, serta menjadi pengguna yang secara langsung bisa berhubungan dengan sekolah. Adapun manfaat dari peranserta orangtua sebagai berikut:

1. Internet sebagai sumber informasi tentang hal apapun tentu akan sangat membantu kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang bekerja di bidang pendidikan, bidang literasi, atau bidang kesenian, bisa mencari berbagai informasi dari internet.

(22)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis TIK merupakan tanggungjawab bersama sekolahan. Oleh karena itu setiap komponen sekolah berkewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraannya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Oos M., (2000), Internet : Peluang dan Tantangan Pendidikan Nasional, Jurnal Teknodik Depdiknas, Jakarta

Baisoetii. (1998). Komputer dan Pendidikan. Yogyakarta

Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta.

Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni

Horton, William. (2000). Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA.

Hackbarth S. (1996). The Educational Technology Handbook. New Jersey: Educational Technology Publication, Englewood Cliffs.

Hannafin, M. J., Peck, L. L. (1998). The Design Development and Education of Instructional Software. New York: Mc. Millan Publ., Co

.

Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Gambar

Tabel 1. Fasilitas Berkaitan dengan ICT yang dimilik SDN 1 Kapung

Referensi

Dokumen terkait

Contoh dari klausula baku yang dilarang adalah: " Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya di mana PUJK menyatakan bahwa suatu kerusakan atau kerugian

Semua obat sediaan/obat paten yang mengandung bahan obat tergolong Daftar G, pada bungkus luar oleh pabrik harus disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep

Hasil analisis dengan menggunakan metode Earned Value Analysis terhadap waktu dan biaya pada Proyek Pembangunan Spillway di waduk Gajah Mungkur

beranggotakan 6-7 siswa secara heterogen. 4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Membuat soal evaluasi yang akan diujikan pada siswa. 6) Membuat format observasi aktivitas guru

Perbedaan jumlah pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani ikan mas sistem keramba jaring apung ini dipengaruhi oleh perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas

Dengan demikian, contoh yang dipelajari dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yakni tanah hasil pelapukan granit (RGL 33 A dan TRS 34), tailing bauksit yang telah

Struktur hukum sangat erat kaitannya dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan publik, yang dimaksud struktur hukum adalah orang atau pihak yang diberikan kewenangan