• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesulitan dan Pemberian Strategi Scaffolding dalam Memahami Konsep Bentuk Pangkat dan Akar Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesulitan dan Pemberian Strategi Scaffolding dalam Memahami Konsep Bentuk Pangkat dan Akar Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan T1 Full text"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MENDESKRIPSIKAN KESULITAN DAN PEMBERIAN STRATEGI SCAFFOLDING DALAM MEMAHAMI KONSEP BENTUK PANGKAT DAN AKAR

SISWA KELAS X SMA N 1 GETASAN

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Sri Widiyatun 202013070

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)

MENDESKRIPSIKAN KESULITAN DAN PEMBERIAN STRATEGI SCAFFOLDING DALAM MEMAHAMI KONSEP BENTUK PANGKAT DAN AKAR

SISWA KELAS X SMA N 1 GETASAN

Sri Widiyatun1)

Sutriyono2)

1), 2)Program Studi S1Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Email: 202013070@student.uksw.edu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesulitan belajar dan pemberian strategi scaffolding dalam memahami konsep bentuk pangkat dan akar pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan. Dalam penelitian ini kesulitan yang sering dialami peserta didik pada materi bentuk pangkat dan akar yaitu peserta didik masih mengalami kesalahan pemahaman konsep dari sifat-sifat pada bentuk pangkat dan akar. Startegi dalam mengatasi kesulitan dalam konsep bentuk pangkat dan akar dilakukan pemberian strategi scaffolding. Proses scaffolding menurut Anghileri yaitu menggunakan 3 tahapan : tahapan pertama yaitu environmental provisions, tahapan kedua yaitu explaining, reviewing dan restructuring, serta tahapan ketiga yaitu developing conseptual. Untuk mengatasi kesalahan pemahaman konsep untuk menyederhanakan bentuk pangkat pecahan dan menyamakan bentuk akar dilakukan proses scaffolding yang berupa explaining, reviewing dan restructuring. Untuk mengatasi kesalahan pemahaman konsep tentang mengubah bilangan pangkat positif, merasionalkan penyebut, serta menyederhanakan bentuk akar dilakukan proses scaffolding berupa explaining, reviewing dan restructuring, serta developing conseptual pemberian pengarahan secara terbimbing.

Kata kunci: kesulitan belajar, bentuk pangkat dan akar, scaffolding

PENDAHULUAN

Matematika mempunyai peran yang sangat penting karena sangat bermanfaat sebagai alat dalam perkembangan pendidikan dan kecerdasan akal. Sebagai usaha untuk menguasai dan menciptakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju sangat diperlukan pengusaan matematika. Penguasaan terhadap ilmu matematika

(6)

pembelajaran di kelas tidaklah mudah karena terdapat beberapa perbedaan karakteristik peserta didik dalam menangkap informasi pembelajaran yang beraneka ragam. Sebagian peserta didik merasa mudah menangkap informasi yang diberikan oleh pengajar dengan mudah tanpa ada kesulitan, dan ada sebagaian lagi ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang diberikan oleh pengajar. Kesulitan belajar peserta didik terlihat dari hasil pencapaian hasil belajar pada materi pembelajaran yang belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan oleh sekolah.

Materi bentuk pangkat dan akar merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan di SMA kelas X semester gasal. Menurut hasil dari nilai UTS semester gasal, nilai ketuntasan untuk materi bentuk pangkat dan akar sebesar 5%. Salah satu kesulitan yang sering dialami peserta didik pada materi bentuk pangkat dan akar yaitu peserta didik belum memahami konsep dari sifat-sifat pada bentuk pangkat, sehingga peserta didik banyak mengalami kendala. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi bantuan dalam mengatasi kesulitan di atas.

Salah satu ide penting dari Vygotsky (dalam Trianto 2013: 39) adalah scaffolding, yakni pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal

(7)

(reviewing) dan restrukturisasi (restructuring) melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa yang khusus berkaitan dengan matematika. Tahapan ketiga, yaitu mengembangkan pemikiran konseptual (developing conseptual) dengan menciptakan kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman peserta didik dan guru bersama-sama.

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang terkait tentang strategi scaffolding dilakukan oleh Dyah Ayu Sulistyarini (2016), Naeli Muslimatul Khanifah, Nisaa Fauziah, dan Wahyu Nofiansyah (2015). Penelitian di atas menunjukkan bahwa secara umum strategi scaffolding dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan memberi tugas tentang materi bentuk pangkat dan akar untuk mengetahui kesulitan peserta didik di kelas X SMA N 1 Getasan. Hasil pekerjaan subjek berdasarkan tugas akan menjadi bahan dasar untuk wawancara penelitian. Setelah melakukan wawancara akan dilakukan suatu kegiatan yang dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan yang berupa scaffolding. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bersifat

deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA N 1 Getasan. Subjek dipilih atau ditentukan berdasarkan siswa yang sudah belajar tentang materi bentuk pangkat dan akar. Pengambilan subjek dilakukan setelah pemberian tes kepada seluruh peserta didik kelas X SMA N 1 Getasan pada tanggal 18 November 2016 di kelas X2. Hasil dari tes tersebut dikoreksi dan dinilai, kemudian nilai diurutkan dari nilai yang tertinggi dan terendah. Berdasarkan hasil nilai yang tertinggi diambil tiga subjek penelitian dan hasil yang terendah diambil tiga subjek penelitian.

(8)

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil latihan dan pemberian strategi scaffolding diketahui subjek mengalami kesalahan konsep dalam mengerjakan soal latihan. Kesalahan pemahaman konsep diantaranya yaitu kesalahan pemahaman konsep dalam mengubah bilangan pangkat positif, merasionalkan penyebut, serta menyederhanakan bentuk akar.

Level 1

Test pada tahap level 1 dilakukan di kelas X2 untuk pertama kalinya pada tanggal 24 November 2016 setelah pemilihan subjek. Waktu pelaksanaan setelah peserta didik pulang sekolah. Test level pertama dilaksanakan dengan soal yang sama dengan soal untuk melakukan pemilihan subjek. Pada tahap level 1, penelitian mengkondisikan ketentuan lingkungan (environmental provisions) yang suasana tenang berbeda dengan kondisi disaat dilakukan pretest. Diharapkan dengan kondisi lingkungan yang tenang subjek dapat konsentrasi dalam mengerjakan soal dengan benar dan tepat.

Subjek berkemampuan tinggi

Hasil dari pekerjaan subjek AA menunjukan sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar.

Hasil subjek AA dari pengerjaan pretest mendapatkan hasil 3,5 sedangkan pengerjaan pada level pertama mendapatkan hasil 2,5. Subjek AA mengalami penurunan hasil yang ditujunjukan pada gambar 1, hal ini disebabkan karena pada latihan merasionalkan penyebut dalam menghitung perkalian bentuk akar subjek AA kurang teliti. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 1

Hasil dari pekerjaan subjek SR menunjukan sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar. Hasil subjek SR dari pengerjaan belum mengalami perubahan hasil. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

(9)

Subjek WL mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena dalam mengerjakan latihan level pertama tentang mengubah bentuk pangkat positif subjek WL masih mengalami kasulitan, hal ini ditunjukan pada gambar 2. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 2

Subjek berkemampuan rendah

Hasil dari pekerjaan subjek DK menunjukan belum memahami dari setiap indikator. Hasil subjek DK dari pengerjaan pretest dan pengerjaan pada level pertama mendapatkan hasil 0. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Hasil dari pekerjaan subjek DK menunjukan belum memahami dari setiap indikator. Hasil subjek DK dari pengerjaan pretest dan pengerjaan pada level pertama mendapatkan hasil 0. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Hasil dari pekerjaan subjek HD sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar. Hasil

subjek HD dari pengerjaan pretest mendapatkan hasil 0 sedangkan pengerjaan pada level pertama mendapatkan hasil 3. Subjek HD mengalami peningkatan dapat dilihat pada gambar 3 dan 4, hal ini disebabkan karena pada latihan pada tahap ini subjek HD mengalami kondisi yang berbeda sehingga dalam mengerjakan latihan dapat konsen. Tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

(10)

Gambar 5 Gambar 6

Level 2

Test pada tahap level 2 dilakukan di kelas X2 untuk kedua kalinya pada tanggal 25 November 2016. Waktu pelaksanaan setelah peserta didik pulang sekolah. Test level kedua dilaksanakan dengan soal yang berbeda tetapi tipe soalnya sama.

Teknik yang digunakan pada level kedua yaitu dengan menjelaskan (explaining), meninjau (reviewing) dan restrukturisasi (restructuring) melibatkan interaksi langsung antara guru dan peserta didik yang khusus berkaitan tentang sifat-sifat bentuk akar, dalam hal ini peserta didik diberikan penjelasan dengan contoh-contoh secara lisan tanpa suatu alat peraga. Peserta didik diingatkan kembali suatu sifat-sifat dalam operasi bilangan berpangkat secara lisan. Peserta didik diharapkan dapat mengingat kembali materi-materi yang pernah didapatkan sebelumnya dan dapat mengerjakan soal dengan baik

Subjek berkemampuan tinggi

Hasil dari pekerjaan subjek AA menunjukan sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan, menyamakan bentuk akar serta merasionalkan bentuk akar. Subjek AA

mengalami peningkatan pada indikator merasionalkan bentuk akar, hal ini disebabkan karena subjek AA melalui tahap ini mulai mengingat kembali sifat-sifat dari perkalian dari bentuk akar yang sekawan. Sedangkan untuk mengubah bilangan pangkat positif subjek AA masih kurang teliti dalam menghitung serta menyederhanakan bentuk akar subjek AA masih mengalami kesalahan konsep yang ditrunjukan pada gambar 7 dan 8. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 7

Gambar 8

(11)

pangkat. Sedangkan untuk mengubah bentuk pangkat positif pada no 4 dan 5, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar subjek masih mengalami kesalahan konsep yang ditunjukan pada gambar 9 dan 10. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 9

Gambar 10

Hasil dari pekerjaan subjek WL menunjukan sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar. Sedangkan untuk mengubah bilangan pangkat positif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar subjek WL masih mengalami kesalahan konsep yang ditunjukan pada gambar 11 dan 12. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 11 Gambar 12

Subjek berkemampuan rendah Hasil dari pekerjaan subjek DK menunjukan sudah memahami konsep dalam menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar. Sedangkan untuk mengubah bilangan pangkat positif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar subjek DK masih mengalami kesalahan konsep yang ditunjukan pada gambar 13 dan 14. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 13

Gambar 14

(12)

pada no 1, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, menyederhanakan bentuk pangkat pecahan serta menyamakan bentuk akar. Subjek HD mengalami peningkatan pada mengubah bentuk pangkat positif pada no 1 serta menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, hal ini disebabkan karena subjek HD melalui tahap ini mulai mengingat kembali sifat-sifat bentuk pangkat. Sedangkan untuk mengubah bilangan pangkat positif pada no 4 dan 5, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar subjek HD masih mengalami kesalahan konsep yang ditunjukan pada gambar 15 dan 16. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 15

Gambar 16

Hasil dari pekerjaan subjek PA menunjukan sudah memahami konsep dalam menyamakan bentuk akar. Sedangkan untuk mengubah bilangan pangkat positif, menyederhanakan bentuk

pangkat pecahan, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar subjek PA masih mengalami kesalahan konsep yang ditunjukan pada gambar 17, 18, 19 dan 20. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu diingatkan kembali tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar.

Gambar 17 Gambar 18

Gambar 19 Gambar 20

Level 3

Test pada tahap level 3 dilakukan di kelas X2 untuk ketiga kalinya pada tanggal 28 November 2016. Waktu pelaksanaan setelah peserta didik pulang sekolah. Test level ketiga dilaksanakan dengan soal yang berbeda tetapi tipe soalnya sama. Setiap subjek tes tahap ketiga mendapatkan no soal yang berbeda hal ini tergantung dari hasil pekerjaan dari tes level kedua.

(13)

dan dibimbing dalam mengerjakan, dalam hal ini peserta didik diberikan penjelasan dengan contoh-contoh secara terbimbing dengan suatu bantuan. Peserta didik diingatkan kembali suatu sifat-sifat dalam operasi bilangan berpangkat secara terbimbing dengan mengembangkan pemikiran konseptual (developing conseptual) dengan menciptakan kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman peserta didik dan guru bersama-sama. Peserta didik diharapkan dapat mengingat kembali materi-materi yang pernah didapatkan sebelumnya dan dapat mengerjakan soal dengan baik

Subjek berkemampuan tinggi

Hasil pekerjaan setelah pemberian tindakan menggunakan bantuan dan mengarahkan secara terbimbing subjek AA sudah memahami memahami mengubah bilangan berpangkat positif, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif serta menyederhanakan bentuk akar. Akan tetapi, pada menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif serta menyederhanakan bentuk akar subjek AA masih kurang teliti dalam menghitung yang ditunjukan pada gambar 21. Oleh karena itu, pada menyederhanakan bentuk akar subjek AA jawabannya masih kurang tepat.

Gambar 21

Hasil pekerjaan setelah pemberian tindakan menggunakan bantuan dan mengarahkan secara terbimbing subjek SR sudah memahami konsep mengubah bilangan berpangkat positif pada no 4 dan 5, serta merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar.

Gambar 22

(14)

akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada

gambar 24.

Gambar 23 Gambar 24

Subjek berkemampuan rendah

Hasil pekerjaan setelah pemberian tindakan menggunakan bantuan secara terbimbing subjek DK masih belum dapat menyelesaikan mengubah bilangan berpangkat positif, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 25. Setelah diberikan tindakan dengan cara mengarahkan secara terbimbing subjek DK sudah memahami konsep mengubah bilangan berpangkat positif, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 26.

Gambar 25 Gambar 26

Hasil pekerjaan setelah pemberian tindakan menggunakan bantuan secara terbimbing subjek HD masih belum dapat menyelesaikan mengubah bilangan berpangkat positif pada no 4 dan 5, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 27 dan 28. Setelah diberikan tindakan dengan cara mengarahkan secara terbimbing subjek HD sudah memahami konsep mengubah bilangan berpangkat positif pada no 4 dan 5, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 29.

Gambar 27

(15)

Gambar 29

Hasil pekerjaan setelah pemberian tindakan menggunakan bantuan secara terbimbing subjek PA belum dapat menyelesaikan mengubah bilangan berpangkat positif pada no 4 dan 5, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 30 dan 31. Setelah diberikan tindakan dengan cara mengarahkan secara terbimbing subjek PA sudah memahami konsep mengubah bilangan berpangkat positif pada no 4 dan 5, menyederhanakan bilangan pecahan berpangkat negatif, merasionalkan bentuk akar serta menyederhanakan bentuk akar yang ditunjukan pada gambar 32 dan 33.

Gambar 30 Gambar 31

(16)

Proses scaffolding yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran matematika dalam materi bentuk pangkat dan akar sudah menerapkan tahap-tahap dari proses scaffolding menurut Anghileri yaitu menggunakan 3 tahapan dalam melakukan proses scaffolding. Tahapan pertama environmental provisions, yaitu ketentuan lingkungan di mana ini tidak secara langsung berhubungan dengan matematika harus dipelajari. Tahapan kedua yaitu menjelaskan (explaining), meninjau (reviewing) dan restrukturisasi (restructuring) melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa yang khusus berkaitan dengan matematika. Tahapan ketiga, yaitu mengembangkan pemikiran konseptual (developing conseptual) dengan menciptakan kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman peserta didik dan guru bersama-sama.

Kemudian memeriksa dan

mengklarifikasi pemahaman konsep bentuk pangkat dan akar dari peserta didik yang sesuai dengan standar konsep bentuk pangkat dan akar, sebaliknya jika belum sesuai dengan standar konsep bentuk pangkat dan akar akan diberikan klarifikasi kebenaran sesuai dengan konsep bentuk pangkat dan akar. Kesulitan peserta didik dalam mengerjakan tentang materi bentuk pangkat dan akar disebabkan kesalahan pemahaman konsep pada materi bentuk

pangkat dan akar. Pada indikator menyederhakan bentuk pangkat pecahan dan menyamakan bentuk akar, proses scaffolding dilakukan sampai dengan tahap kedua yaitu explaining, reviewing, dan restructuring. Proses scaffolding yang telah dilakukan sampai dengan tahap ketiga, tetapi masih banyak peserta didik yang masih melakukan kesalahan konsep yaitu tentang mengubah bilangan pangkat positif, merasionalkan penyebut, serta menyederhanakan bentuk akar. Proses scaffolding selanjutnya untuk mengatasi kesalahan pemahaman konsep peserta didik yaitu pemberian pengarahan dan pemberian bantuan dengan lembar kerja secara terbimbing dalam menanamkan konsep bentuk pangkat dan akar.

(17)

disetiap langkah dari proses pembelajaran. Proses scaffolding yang terakhir yaitu mengarahkan dengan pertanyaan peserta didik pada langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan latihan mengenai materi bentuk pangkat dan akar, dimana proses ini menjadi temuan dalam penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa dalam proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran materi bentuk pangkat dan akar yang dilakukan adalah sesuai dengan kesulitan dari setiap subjek. Hal ini dilakukan dengan membuat situasi yang tenang belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, mengingatkan kembali sifat-sifat tentang konsep bentuk pangkat dan akar, serta memberikan bantuan dengan cara mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kesimpulan diatas, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika pada proses pembelajaran materi bentuk pangkat dan akar hendaknya mengajukan pertanyaan pada setiap langkah-langkah pengerjaan untuk memunculkan scaffolding. Kemudian untuk proses pembelajaran hendaknya menyajikan contoh serta latihan ataupun tugas rumah hingga peserta didik

memahami konsep bentuk pangkat dan akar. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya dengan lebih mencermati pada proses scaffolding untuk menanamkan konsep peserta didik di kelas yang sama pada materi yang berbeda dengan memanfaatkan proses scaffolding.

DAFTAR PUSTAKA

Anghileri, J. 2006. Scaffolding Practices That

Enhance Mathematics Learning. Journal of

Mathematics Teacher Education, 33-52.

Ayu, D. S. 2016. Analisis Kesulitan Siswa

SMK Citra Medika Sukoharjo Dalam

Menyelesaikan Soal Bentuk Akar Dan

Alternatif Pemecahan. Konferensi Nasional

Penelitian Matematika dan Pembelajarannya

(KNPMP I) Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 605 614.

Fauziah, Nisaa. Pemberian Teknik Scaffolding Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa. Ekuivalen: Pemberian Teknik Scaffolding Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa, 155

160.

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Prespektif, Asesmen, dan Penanggulangannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Miyanto, dkk. 2015. Matematika Kelas X

Semester 1. Klaten. Intan Pariwara

Khanifah, Muslimatul Naeli. Analisis

Kesalahan Soal Prosedural Bentuk Pangkat Bulat Dan Scaffoldingnya. Diakses dari:

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4650C08 AACA818138F08D3FD673B783.pdf pada tanggal 01 Juli 2016

Nofiansyah, Wahyu. 2015. Analisis Proses

(18)

Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Diakses dari

http://www.rumusmatematikadasar.com /2014/09/pengertian-matematika-

menurut-pendapat-ahli-dan-kurikulum.html pada tanggal 01 Juli 2016.

Ruseffendi. 1976. Dasar-Dasar Matematika

Modern. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru

Gambar

Gambar 2
Gambar 10 serta menyederhanakan bentuk akar subjek
Gambar 15 kelas X2 untuk ketiga kalinya pada tanggal
gambar 24.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Rental forklift adalah ide yang baik tetapi jika Anda perlu forklift lain untuk menjaga dan digunakan sehari-hari , mungkin ide yang lebih baik untuk membeli

Kedua, sistem ekonomi liberal tidak mengkehendaki adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi agar negara dapat efektif dan efisien menjalankan tugas yang

 Ada juag hospital yang dibina hasil sumbangan orang ramai seperti Hospital Tung Shin di Kuala Lumpur yang memberi perkhidmatan khusus kepada pelombong bijih timah Cina... 

Sinergi itu sendiri diharapkan akan memperkuat pembangunan ekonomi secara sistematik maupun pembangunan Sistem Hukum Nasional , sehingga pada gilirannya

Penghitungan menurut pendekatan ini adalah hitungan bagi hasil yang berdasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan biaya usaha

Setelah diketahui tentang definisi belajar dan faktor-faktor mempengaruhinya, selanjutnya mengenai pengertian mengajar. Pengertian mengajar bermacam ragam tergantung

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin melakukan pengujian mengenai toksisitas pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria terhadap mortalitas

Peneliti mengambil 5 siswa sebagai subjek yang akan diwawancarai, dengan pertimbangan dari guru yang mengajar matematika di kelas VIII A1 untuk mengetahui