• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL (1)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL :

Gaya antarmolekul, Cairan dan Padatan

Diantara 112 unsur yang dikenal, sebagian besar berupa padatan pada kondisi 25oC

dan 1 atm. Hanya 11 unsur berupa gas pada kondisi ini ( H2, N2, O2 F2 Cl2 dan 6 gas

mulia), dan 2 unsur berupa cairan (Hg dan Br2), walaupun 2 unsur lainnya (Cs dan Ga)

meleleh hanya pada temperatur yang agak tinggi. Banyak senyawa berupa gas (CO2 dan

CH4) dan cairan (H2O), akan tetapi sebagian besar senyawa berupa padatan.

Pada bab ini akan diterangkan beberapa hal yang menarik tentang fasa cair dan

padatan, seperti mengapa tubuh kita merasa dingin apabila berkeringat, bagaimana air

tubuh dapat mempengaruhi cuaca sekitar (local climate), mengapa karbon murni berupa

intan keras dan grafit, dan mengapa banyak senyawa padatan membentuk bentuk kristal

yang indah.

1 KEADAAN MATERI DAN TEORI KINETIKA MOLEKUL

Teori kinetika molekul gas mengasumsikan, bahwa jarak antar atom atau molekul

gas sangat berjauhan dan antar partikel ini dianggap saling independen. Akibatnya,

sifat-sifat gas pada sebagian besar kondisi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

gas ideal PV = nRT. Akan tetapi cairan dan padatan tidak sesederhana fasa gas. Partikel

pada fasa cair dan padat saling berdekatan, karena terjadi gaya tarik antar partikel, dimana

gaya ini untuk gas diabaikan.

Perbedaan masing-masing keadaan materi ditinjau dari tingkat partikulat, dapat

diterangkan dengan membandingkan volume yang ditempati oleh masing-masing keadaan

materi dengan jumlah molekul yang sama. Suatu wadah berisi 300 mL nitrogen cair. Bila

semua cairan ini diuapkan, gas nitrogen yang terbentuk dapat mengisi balon yang sangat

besar (> 200 L) sampai tekanan 1 atm pada temperatur kamar. Antar molekul gas terdapat

ruang ruang kosong, sedangkan pada cairan molekulnya sangat berdekatan, bahkan saling

bersentuhan.

Pada perubahan dari fasa cair ke gas disertai dengan perubahan volume yang

sangat besar. Sebaliknya pada perubahan dari fasa padat menjadi cair tidak disertai dengan

perubahan volume yang besar. Atom-atom di dalam cairan saling berikatan dengan

kekuatan yang hampir sama dengan atom di dalam padatan. Gas mudah dikompresi, yaitu

(2)

atau padat sukar dikompresi, partikelnya akan saling tolak menolak untuk didekatkan.

Campuran udara-bahan bakar di dalam mesin mobil dikompresi terlebih dahulu dengan

faktor 10 sebelum dibakar. Sebaliknya volume air cair hanya berubah sebesar 0,005 %

setiap perubahan tekanan 1 atm.

Gambar 13.1 Perubahan dari gas, cair ke padat.

Teori kinetika molekul gas mengasumsikan, bahwa antar molekul gas hanya

terdapat gaya tarik menarik yang sangat lemah. Gaya tarik antar molekul atau antar ion -

molekul pada cairan atau padatan jauh lebih kuat. Gaya tarik yang kuat ini menyebabkan

antar molekul saling berikatan, sehingga cairan (dan padatan bila dalam bentuk bubuk)

dapat dituang dari wadah satu ke wadah lainnya dan cairan dapat membentuk tetesan.

Oleh karena pentingnya peranan gaya antarmolekul pada cairan dan padatan, maka pada

bab berikut ini akan dibicarakan mengenai gaya antarmolekul.

13.2 GAYA ANTARMOLEKUL

Berbagai tipe gaya antarmolekul terdapat pada Tabel 13.1. Gaya antarmolekul tersebut

meliputi interaksi antara ion dan molekul polar, antar molekul polar, dan antar molekul

nonpolar. Perlu dicatat, bahwa semua gaya ini berasal dari gaya tarik elektrostatik, yaitu

gaya tarik antara muatan positif dan negatif. Gaya antarmolekul sangat berperan di dalam

banyak proses, terutama dalam hal energi yang berkaitan dengan berbagai perubahan

keadaan suatu materi (padat, cair, gas). Juga berkaitan langsung dengan titik leleh, titik

didih dan entalpi penguapan, yaitu sifat yang membutuhkan energi untuk mengatasi gaya

(3)

Tabel 13.1 Gaya antarmolekul

Jenis Interaksi Faktor dasar yang berperan dalam energi interaksi

Ion – dipol Muatan ion ; momen dipol

Dipol – dipol Momen dipol

Dipol – dipol induksi Momen dipol, polarizability

Dipol induksi – dipol

induksi Polarizability

Umumnya, gaya antarmolekul tidak sekuat gaya ikatan intramolekul. Kebanyakan energi

ikatan kovalen berkisar antara 100 sampai 400 kJ/mol. Gaya tarik antar ion di dalam

senyawa ionik lebih besar, biasanya berkisar antara 700 sampai 1100 kJ/mol. Sebagai

acuan kasar, gaya antarmolekul umumnya 15% (atau kurang) dari energi ikatan.

Interaksi antara ion dan molekul dengan dipol permanen

Adanya distribusi elektron ikatan di dalam molekul seringkali menghasilkan dipol

momen permanen. Molekul dengan dipol ini memiliki kutub positif dan negatif. Bila

molekul polar dan senyawa ionik dicampur, kutub negatif dari dipol akan berikatan

dengan kation positif, dan sebaliknya kutub positif dengan anion. Kekuatan gaya tarik

antara ion positif atau negatif dengan molekul polar lebih lemah dibandingkan dengan

gaya tarik antara ion-ion, tetapi lebih besar dibandingkan dengan gaya antarmolekul

lainnya. Gaya tarik ion-dipol dapat diungkapkan dengan hukum Coulomb berikut :

(n+e)(n-e) Gaya ~

d2

Dari persamaan di atas, gaya tarik bergantung pada :

- Jarak antara ion dan dipol ; makin dekat jarak antara ion dan dipol, gaya tarik semakin

kuat.

(4)

- Kekuatan dipol ; makin besar kekuatan dipol, gaya tarik semakin kuat.

Contoh interaksi antara ion dengan molekul polar adalah pembentukan ion terhidrasi di

dalam larutan air. Bila senyawa ionik dilarutkan dalam air, ion positif dan negatif

dikelilingi oleh molekul air yang polar (Gambar 13.2).

Gambar 13.2 Gaya tarik antara ion dengan kutub positif dan negatif kuat.

Energi yang berkaitan dengan hidrasi ion disebut energi solvasi atau lebih spesifik

disebut entalpi hidrasi. Nilai energi solvasi atau entalpi hidrasi suatu ion tidak dapat diukur

langsung, tetapi nilainya dapat ditentukan. Solvasi atau hidrasi ion Na digambarkan oleh

reaksi berikut :

Na+ (g) + x H2O (ℓ) → [Na(H2O)x]+(aq) (x kemungkinan = 6)

∆Hreaksi = - 405 kJ

Energi gaya tarik bergantung pada 1/d, d adalah jarak antara pusat ion dengan

muatan kutub yang berlawanan. Berarti, semakin besar jari-jari ion, entalpi hidrasi

semakin kurang eksoterm.

Tabel 13.2 Entalpi hidrasi kation logam alkali

Kation jari-jari ion Entalpi hidrasi

(pm) (kJ/mol)

(5)

Na+ 116 - 405

K+ 152 - 321

Rb+ 166 - 296

Cs+ 181 - 263

Entalpi hidrasi dari ion H+ sekitar – 1090 kJ/mol. Nilai yang besar ini disebabkan ion H+

berukuran sangat kecil. Oleh karena ion H+ terhidrasi sering diformulasikan sebagai ion

H3O+, walaupun struktur sebenarnya lebih rumit.

Garam terhidrasi seringkali dijumpai di dalam ilmu kimia. Contoh BaCl2.2H2O dan

CoCl2.6H2O. Kadang-kadang molekul air menempati ruang kosong di dalam kisi kristal,

tetapi seringkali kation dari garam tersebut berasosiasi langsung dengan molekul air.

Contoh senyawa CoCl2.6H2O lebih baik dituliskan sebagai [Co(H2O)4Cl2].2H2O (Gambar

13.3).

Gambar 13.3. Gambar [Co(H2O)4Cl2].2H2O yang berwarna coklat

Empat dari enam molekul H2O berikatan dengan ion Co2+ dengan gaya tarik ion-dipol, 2

molekul H2O lainnya di dalam kisi.

Soal 13.1 : Energi hidrasi

Jelaskan mengapa entalpi hidrasi Na+ (- 405 kJ/mol) sedikit lebih negatif dibandingkan

dengan Cs+ (- 263 kJ/mol), sedangkan Mg2+ jauh lebih negatif (- 1922kJ/mol)

dibandingkan dengan Na+ atau Cs+.

(6)

Kekuatan atraksi ion-dipol bergantung pada ukuran ion bermuatan dan besarnya dipol dan

berbanding terbalik pada jarak keduanya. Jari-jari ion Na+ = 116 pm, Cs+ = 181 pm, dan

Mg2+ = 86 pm. Dari harga jari-jari tersebut jarak antara pusat muatan positif ion logam dan

kutub negatif dari dipol air : Mg2+ < Na+ < Cs+

Gambar 13.4. Jarak antar pusat ion logam dengan dipol negatif molekul air

Energi hidrasi berbanding terbalik ( energi hidrasi Mg2+ paling negatif. Selain itu, Mg2+

memiliki muatan 2+, sedangkan ion lainnya bermuatan 1+. Ini berarti entalpi hidrasi Mg2+

lebih negatif dibandingkan dengan kedua ion lainnya.

Interaksi antar molekul dengan dipol permanen

Apabila molekul polar bertemu dengan molekul polar yang sejenis atau berbeda, kedua

molekul tsb. dapat berinteraksi. Kutub positif dari molekul yang satu berikatan dengan

kutub negatif dari molekul yang lain (Gambar 13.5).

Gambar 13.5. Atraksi dipol - dipol

Terjadinya atraksi dipol-dipol mempunyai efek yang penting terhadap sifat zat.

Pentingnya gaya tarik antarmolekul terhadap penguapan cairan atau kondensasi gas. Pada

kedua proses tersebut terjadi perubahan energi. Penguapan membutuhkan tambahan panas

(entalpi penguapan ∆H vap.). Nilai energi penguapan adalah positif, artinya penguapan

merupakan proses endoterm. Perubahan entalpi untuk proses kondensasi, kebalikan proses

(7)

Entalpi penguapan mengukur kekuatan gaya tarik antarmolekul dalam keadaan cair. Untuk mengubah dari fasa cair menjadi gas, dibutuhkan tambahan energi untuk

mengatasi gaya tarik antarmolekul, sehingga molekul terpisah dan lolos menjadi uap.

Semakin kuat gaya tarik antarmolekul cairan, semakin besar pula energi yang dibutuhkan

untuk memisahkan molekul. Berarti senyawa polar memiliki nilai entalpi penguapan yang

lebih besar dibandingkan senyawa nonpolar dengan massa yang sama.

Titik didih cairan juga berkaitan dengan gaya tarik antarmolekul. Bila temperatur dinaikan, molekul mendapatkan tambahan energi kinetika sampai akhirnya setelah

mencapai titik didihnya molekul mempunyai energi kinetika yang cukup untuk mengatasi

gaya tarik antarmolekul. Makin kuat gaya tarik antarmolekul, titik didih semakin tinggi.

Gaya antarmolekul juga mempengaruhi kelarutan. Pengamatan secara kualitatif terhadap kelarutan adalah ”like dissollves like”. Artinya molekul polar larut dalam pelarut polar,

dan molekul nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Molekul polar tak dapat larut dalam

pelarut nonpolar atau molekul nonpolar tak dapat larut dalam pelarut polar.

Contoh : air dan etanol (C2H5OH) dapat dicampur dalam segala perbandingan

membentuk campuran homogen. Sebaliknya air sangat tidak larut dalam gasolin.

Perbedaan ini disebabkan karena air merupakan molekul polar, sedangkan molekul

hidrokarbon di dalam gasolin ( misalkan oktana C8H18) adalah nonpolar. Interaksi antara

air-etanol cukup kuat, sehingga energi untuk memutuskan ikatan air berasal dari energi

atraksi antara 2 molekul polar. Sebaliknya, atraksi antara air-hidrokarbon adalah lemah.

Molekul hidrokarbon tak dapat merusak atraksi air-air yang kuat.

Ikatan hidrogen

Hidrogen fluorida dan beberapa senyawa lainnya dengan ikatan O-H atau N-H

mempunyai kekecualian sifat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian titik didih senyawa

hidrogen dari unsur golongan 4A sampai 7A. Umumnya, titik didih senyawa hidrogen

dengan unsur segolongan bertambah dengan semakin besarnya massa molar.

Contoh : titik didih senyawa hidrogen dari unsur golongan 4A (CH4, SiH4, GeH4, SnH4).

Efek yang sama juga terlihat pada molekul yang lebih berat , yaitu senyawa hidrogen dari

unsur golongan 5A, 6A, dan 7A. Akan tetapi titik didih NH3, H2O dan HF sangat

menyimpang dari ketentuan yang berdasarkan massa molar. Titik didih NH3 dan HF jauh

lebih besar daripada yang diharapkan berdasarkan massa molar.

Oleh karena titik didih suatu zat bergantung terhadap kekuatan gaya tarik

(8)

tarik antarmolekul yang kuat. Gaya tarik tsb. disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen,

yaitu interaksi dipol-dipol khusus yang menyangkut ikatan polar H-X.

Gambar 13.6. Ikatan hidrogen

Ikatan dipol ditimbulkan sebagai akibat adanya perbedaan kelektronegatifan antara

atom-atom yang berikatan. Keelektronegatifan N (3,0), O (3,5), dan F (4,0) merupakan

yang tertinggi dari semua unsur, sedangkan keelektronegatifan hidrogen jauh lebih rendah

(2,1). Adanya perbedaan keelektronegatifan yang besar berarti ikatan N-H, O-H, dan F-H

sangat polar. Pada ikatan antara H dengan N, O, atau F, unsur yang memiliki

keelektronegatifan lebih besar relatif bermuatan negatif, sedangkan atom hidrogen relatif

bermuata positif.

Gaya Dispersi : Interaksi dipol induksi

Gaya dispersi terdapat dalam semua molekul. Gaya tersebut bersifatnya

elektrostatik dan berasal dari atraksi dipol induksi. Gaya ini dapat menerangkan

bagaimana molekul nonpolar seperti iodine I2, dapat berubah menjadi padatan pada

temperatur kamar atau bagaimana I2 dapat larut dalam air atau etanol.

Besarnya kekuatangaya dispersi dimulai dari molekul yang sangat lemah sampai

sangat kuat . Contoh pada HCl, sekitar 20% dari gaya antarmolekulnya adalah atraksi

dipol-dipol dan 80% nya adalah gaya dispersi.

Interaksi antara molekul polar dengan nonpolar

Kelarutan oksigen dalam air sangat kecil, dengan konsentrasi sekitar 10 ppm ( atau sekitar

0,001% berat). Hal ini penting untuk diketahui, karena mikroorganisme menggunakan

oksigen untuk merubah zat organik yang larut dalam air menjadi senyawa yang lebih

sederhana. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi sejumlah zat organik

disebut BOD (biological oxygen demand). Air yang sangat tercemar mengandung

(9)

Molekul O2 yang nonpolar dapat larut dalam air yang polar, karena molekul polar

seperti air dapat menginduksi atau menciptakan dipol pada molekul yang tidak memiliki

dipol permanen. Gambar 13.7 menggambarkan molekul air yang polar dapat menginduksi

dipol pada molekul nonpolar seperti O2.

Gambar 13.7 Induksi dipol air dengan molekul O2.

Pada awalnya, awan elektron pada molekul O2 (gas) terdistribusi secara merata

diantara kedua atom oksigen.Bila kutub negatif pada molekul H2O mendekati O2, awan

elektron O2 akan terdistorsi. Molekul O2 menjadi polar, karena molekul air yang polar

dapat menginduksi dipol di dalam O2 yang nonpolar. Akibatnya molekul H2O dan O2

dapat saling tarik menarik walaupun lemah. Oksigen dapat larut dalam air karena ada gaya

tarik antara dipol permanen dengan dipol induksi (gaya dipol/dipol induksi).

Proses menginduksi dipol disebut polarisasi, dan derajat awan elektron suatu atom (misalkan Ne atau Ar) atau molekul (misalkan O2, N2, atau I2) dapat didistorsikan

untuk membentuk dipol bergantung pada polarizability atom atau molekul. Elektron valensi dari atom atau molekul yang besar, seperti I2, dapat dipolarisasi atau didistorsi

lebih mudah dibandingkan dengan elektron pada atom atau molekul yang lebih kecil,

seperti He atau H2. Pada atom atau molekul yang lebih kecil, elektron valensi lebih dekat

ke inti dan lebih kuat terikat oleh inti. Umumnya, untuk senyawa deret analog, seperti

halogen atau alkana, semakin besar massa molar molekul semakin besar polarizability.

Kelarutan beberapa gas di dalam air dapat dilihat pada Tabel 13.3

Tabel 13.3 Kelarutan beberapa gas dalam air

Gas Massa molar Kelarutan pada 20OC

(g/mol) (g gas/100 g air)

H2 2,01 0,000160

N2 28,0 0,000190

(10)

Bila massa molar gas semakin besar, polarizability awan elektron makin besar, dipol

makin mudah diinduksi, dan kekuatan interaksi dipol/dipol induksi bertambah. Berarti

kelarutan zat nonpolar dalam zat polar umumnya meningkat dengan makin besarnya

massa.

Interaksi antar molekul nonpolar

Iodine I2, pada STP berupa padatan, hal ini disebabkan karena antar iodine yang nonpolar

terdapat gaya antarmolekul . Kekuatan gaya ini dapat dilihat dari nilai entalpi penguapan

zat pada titik didih. N2, O2, dan CH4 mempunyai gaya antarmolekul yang sangat lemah,

sehingga mempunyai titik didih dan entalpi penguapan yang sangat rendah. I2 dan benzena

mempunyai gaya antarmolekul yang kuat, sehingga mempunyai titik didih dan entalpi

penguapan tinggi.

∆H (penguapan) Titik didih

Senyawa (kJ/mol) (OC)

N2 5,58 - 196

O2 6,82 - 183

I2 41,95 185

CH4(metana) 8,2 - 161,5

C6H6(benzena) 30,7 80,1

Dua molekul nonpolar dapat saling tarik menarik, hal ini akibat elektron di dalam atom

atau molekul yang selalu melakukan gerakan yang konstan. Umumnya, awan elektron

disekitar atom adalah bulat (Gambar 13.8). Bila dua atom atau molekul nonpolar saling

mendekati, maka akan timbul gaya tolak atau gaya tarik, masing-masingnya antara

elektron-elektron atau elektron-inti dan menyebabkan terjadinya distorsi awan elektron

membentuk dipol induksi yang tak permanen. Dipol induksi ini menyebabkan gaya tarik

antarmolekul. Berarti, gaya tarik antarmolekul nonpolar dalam cairan dan padatan adalah

(11)

Gambar 13.8 Interaksi dipol induksi

Perlu ditekankan kembali, gaya dispersi terdapat pada semua molekul polar

maupun nonpolar. Akan tetapi, antara molekul nonpolar hanya terdapat gaya dispersi.

Soal 13.2 Gaya antarrmolekul

Gaya antarrmolekul apakah yang bekerja pada : (a) metana (CH4) cair, (b) campuran air

(H2O) dan metanol (CH3OH) (c) Larutan litium klorida (LiCl) dalam air. Serta buat urutan

kekuatan interaksinya.

Jawab:

(a) Metana CH4 merupakan molekul kovalen sederhana. Berdasarkan struktur Lewisnya

metana berupa molekul tetrahedral dan nonpolar. Berarti molekul metana berinteraksi

melalui gaya dipol induksi (Gambar 13.9).

Gambar 13.9a. Geometri molekul CH4.

(b). Air dan metanol, keduanya polar dan mempunyai ikatan O-H. Berarti keduanya

(12)

Gambar 13.9b. Ikatan hidrogen

(c). LiCl merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion Li+ dan Cl-. Air adalah molekul

polar, berarti gayanya adalah ion-dipol.

Urutan kekuatan interaksinya :

CH4 cair < H2O dan CH3OH < LiCl dalam H2O

13.3 SIFAT CAIRAN Entalpi penguapan

Penguapan merupakan proses endoterm, karena diperlukan energi untuk mengatasi gaya

tarik antarmolekul. Energi panas yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan disebut

entalpi penguapanmolar ∆HOvap(dalam satuan kilojoule per mol).

penguapan

Cairan uap

Energi panas diserap oleh cairan

Bila antara molekul uap dan permukaan cairan terjadi kontak, molekul uap akan kembali

masuk ke dalam fasa cair, dan proses ini disebut kondensasi. Kondensasi merupakan proses eksoterm, dilepaskan energi ke lingkungan. Nilai entalpi kondensasi sama dengan

entalpi penguapan tetapi berlawanan tanda. Contoh : Entalpi kondensasi 1 mol air pada

100OC = - 40,7 kJ, maka entalpi penguapan 1 mol air pada 100OC = + 40,7 kJ.

Terdapat hubungan antara titik didih, entalpi penguapan, dan massa molar.Titik

didih cairan nonpolar (seperti hidrokarbon, gas di udara, dan halogen) bertambah dengan

semakin besarnya massa atom atau massa molekul, karena gaya dispersi antarmolekul

semakin besar. Alkana juga menunjukan kecenderungan yang sama. Titik didih dan

entalpi penguapan hidrogen halida (HX, dimana X = Cl, Br dan I) makin besar dengan

bertambahnya massa molar. Untuk molekul tersebut, bekerja gaya dipol-dipol dan gaya

dispersi dimana semakin besar massa molar gaya dispersi semakin berperan. Harga entalpi

(13)

Soal 13.3 : entalpi penguapan

Bila 1,00 L air diuapkan di dalam pan pada 100OC, berapa panas yang dibutuhkan untuk

menguapkan air tersebut ?. ∆Hvap air = + 40,7 kJ/mol pada 100oC.

Jumlah energi yang dibutuhkan untuk penguapan = 53,2 mol X

mol

(ekivalen dengan ¼ energi yang dihasilkan dari makanan setiap hari).

Bila kita berolahraga dengan kuat, tubuh akan berkeringat. Untuk proses penguapan panas

yang dibutuhkan diambil dari tubuh, akibatnya tubuh merasa dingin. Bila uap air di udara

berkondensasi menjadi air hujan, maka panas yang dilepaskan 2,0x108 kJ. Panas ini

ekivalen dengan panas dari 50 ton dinamit.

Tekanan uap

Bila suatu cairan ditempatkan dalam wadah tertutup, cairan akan menguap sampai

akhirnya dicapai kecepatan penguapan sama dengan kecepatan kondensasi. Keadaan ini

disebut kesetimbangan dinamik.

Cairan ↔ uap

Pada wadah terbuka, uap yang terbentuk berdifusi menjauhi permukaan cair,

kesetimbangan tak pernah terjadi dan uap terus terbentuk hingga semua cairan menguap.

Saat kesetimbangan cair – uap telah dicapai, tekanan yang dihasilkan oleh uap

(14)

Gambar 13.11 Tekanan uap

Tekanan uap semakin besar dengan semakin meningkatnya temperatur (Gambar 13.12).

Semakin tinggi temperatur, semakin banyak molekul yang memiliki energi untuk berubah

menjadi uap. Oleh karena itu tekanan uap semakin besar apabila temperatur dinaikan.

Contoh pada 25OC tekanan uap air 24 mm Hg, sedangkan pada 60OC adalah 149 mm Hg.

Gambar 13.12 Kurva tekanan uap

Soal 13.4 : tekanan uap

Bila sebanyak 2,00 L air ditempatkan dalam ruangan tertutup dengan volume 4,33x104 L,

kemudian diamati jumlah air yang menguap. Apakah semua air akan menguap pada

temperatur 25OC ?. (Pada 25OC, densitas air 0,997 g/mL dan tekanan uap 23,8 mm Hg).

Jawab :

Pertama, harus dihitung jumlah air yang harus menguap dalam ruangan 4,33x104 pada

25oC, sehingga menghasilkan tekanan 23,8 mm Hg. Dengan menggunakan hukum gas

(15)

Berarti hanya separuh air yang dibutuhkan untuk menghasilkan tekanan uap sebesar 23,8

mm Hg pada ruangan tsb. dan 25OC.

Hubungan antara tekanan uap cairan dengan temperatur dinyatakan dengan

persamaan Clausius-Clapeyron :

ℓn P = - (∆Hvap / RT) + C

P = tekanan uap T = temperatur Kelvin R = konstanta gas

∆Hvap = entalpi penguapan cairan

C = konstanta

Persamaan ini digunakan untuk menentukan ∆Hvap. Plot ℓn P terhadap 1/T, menghasilkan

garis lurus dengan slope - (∆Hvap / R).

Titik didih

Bila air ditempatkan dalam beaker terbuka, maka massa dari udara akan menekan

permukaan air. Dengan pemanasan, semakin banyak uap air yang tebentuk dan akan

mendorong molekul udara menjauhi permukaan. Akhirnya pada temperatur tertentu

tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara. Pada keadaan ini, gelembung uap mulai

terbentuk di dalam cairan dan cairan mendidih.

Titik didih suatu cairan adalah temperatur saat tekanan uap sama dengan tekanan

luar. Bila tekanan luar 1 atm, disebut titik didih normal. Terdapat hubungan antara titik didih normal, tekanan uap dan gaya antarmolekul.

Titik didih normal air 100OC, dan dibeberapa tempat di Amerika air mendidih pada

temperatur sangat mendekati 100OC. Pada tempat yang lebih tinggi seperti Salt Lake City,

mempunyai tekanan udara sekitar 650 mmHg, sehingga air mendidih pada temperatur

95OC. Memasak makanan lebih lama matang di Salt Lake City dibandingkan di New

(16)

37

normal boiling point is the temperature at which a liquid boils under one atm of pressure.

liquid

pressure = 1 atm

vapor pressure = 1 atm

BOILING

Gambar 5.13 Titik didih

Temperatur dan tekanan kritis

Dari kurva tekanan uap pada Gambar 13.12, terlihat seolah-olah tekanan uap akan terus

naik tanpa batas, padahal tidak demikian. Pada temperatur dan tekanan tertentu, batas

antarmuka cair dan uap hilang. Titik ini disebut titik kritis. Temperatur pada titik kritis disebut temperatur kritis dan tekanannya disebut tekanan kritis. Zat yang berada pada

kondisi kritis disebut fluida superkritis, yaitu seperti gas pada tekanan tinggi yang densitasnya sama dengan cairan, sementara viskositasnya tetap mirip gas.

Untuk sebagian besar zat, titik kritis terjadi pada kondisi temperatur dan tekanan

tinggi. Contoh, air mempunyai temperatur kritis 374OC dan tekanan kritis 217,7 atm

(Tabel 13.5). Pada tekanan tinggi, molekul air ditekan hingga jaraknya berdekatan seperti

pada cairan. Akan tetapi pada temperatur tinggi, berarti molekul – molekul ini

mempunyai energi kinetika yang cukup untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul. Berarti,

fluida kritis mempunyai susunan molekul yang kuat dan rapat seperti cairan, tetapi gaya

tarik antarmolekul yang merupakan karakteristik cairan lebih kecil daripada energi

kinetika partikel.

Fluida superkritis, seperti air dan CO2, sangat berguna sekali karena mempunyai

kemampuan untuk melarutkan material yang secara normal tak larut. Fluida superkritis

CO2 tidak larut dalam air dan senyawa polar lainnya seperti gula, tetapi larut dalam

minyak nonpolar yang merupakan senyawa yang menyebabkan rasa dan bau dalam

makanan. Oleh karena itu, sekarang perusahaan makanan menggunakan superkritis CO2

untuk mengekstrak kafein dari kopi.

(17)

Senyawa TK (OC) PK (atm)

CH4 (metana) - 82,6 45,4

C2H6 (etana) 32,3 49,1

C3H8 (propana) 96,7 41,9

C4H10 (butana) 152,0 37,3

CCl2F2 (CFC-12) 111,8 40,9

NH3 132,4 112,0

H2O 374,0 217,7

CO2 30,99 72,8

SO2 157,7 77,8

The Critical Phenomenon of SF6

T < Tc T > Tc T ~ Tc T < Tc

11.8

Gambar 13.14. Fluida superkritis SF6.

Tegangan permukaan, aksi kapiler dan viskositas

Molekul di dalam cairan, mengalami interaksi dengan semua molekul yang

mengelilinginya. Sebaliknya, molekul pada permukaan cairan hanya berinteraksi dengan

molekul yang berada di bawah permukaan (Gambar 13.15). Akibatnya, molekul

permukaan mengalami gaya tarik ke bawah, dan permukaan menjadi tegang seolah cairan

mempunyai kulit. Kekuatan kulit cairan ini, di ukur besarannya melalui besarnya

(18)

Properties of Liquids

Surface tensionis the amount of energy required to stretch or increase the surface of a liquid by a unit area.

Strong

shape that liquids form when dropping through the air: The molecules are all being pulled toward the center.

Gambar 13.16 Tetesan cairan

Adanya tegangan permukaan menyebabkan tetesan air berbentuk bulat, karena bulatan

mempunyai luas permukaan yang lebih kecil dibandingkan bentuk lainnya dengan volume

yang sama.

Aksi kapiler sangat berkaitan dengan tegangan permukaan. Bila sebuah pipa kapiler dicelupkan ke dalam air, maka air akan naik di dalam pipa kapiler, seperti halnya

air naik dalam secarik kertas. Oleh karena gelas terdapat ikatan Si-O yang polar, maka

molekul air yang juga polar akan mengalami gaya adhesi dengan gelas. Gaya adhesi yang

kuat ini akan berkompetisi dengan gaya kohesi antar molekul air. Berarti sebagian molekul

air akan menempel pada gelas dan sebagian lain antar molekul air, membentuk jembatan

kembali ke air. Tegangan permukaan air (dari gaya kohesi) cukup kuat untuk menarik

cairan naik di dalam pipa kapiler. Gaya ini menyebabkan permukaan air cekung di dalam

gelas atau dalam tabung reaksi.

Beberapa cairan mempunyai gaya kohesi yang lebih besar dibandingkan gaya adhesi

dengan gelas. Contoh air raksa, permukaan cairan akan turun di dalam pipa kapiler dan

(19)

Viskositas adalah tahanan cairan untuk mengalir. Bila air dituang dari gelas, gelas akan kosong dengan cepat. Sebaliknya, bila yang dituang adalah madu, gelas akan kosong

dalam waktu yang lebih lama. Selain gaya antarmolekul, ada faktor lain yang

mempengaruhi viskositas. Contoh olive oil yang terdiri dari rantai atom karbon dan

oksigen yang sangat panjang memiliki viskositas 70 kali lebih besar dibandingkan dengan

etanol, molekul kecil yang hanya terdiri dari 2 atom karbon, 5 atom hidrogen dan 1 atom

oksigen. Molekul natural oil yang panjang, lentur dan saling berkaitan satu sama lain,

semakin panjang rantainya, semakin berkaitan satu sama lain dan viskositas makin besar.

Juga makin panjang molekul, gaya antarmolekul semakin besar, karena semakin banyak

atom yang saling tarik menarik.

Soal 13.5 Viskositas

Gliserol (HOCH2CHOHCH2OH) digunakan dalam kosmetik. Apakah viskositas gliserol

lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan etanol CH3CH2OH ?.

13.4 LOGAM DAN PADATAN IONIK

Banyak jenis padatan dijumpai di sekitar kita, seperti terlihat pada Gambar 13.24.

Gambar 13.24.

a. Garam, NaCl, padatan ionik.

b. Aluminium, padatan logam.

c. Silikon, kerangka padatan.

d. Botol semprot, polietilen,

padatan amorf.

Kimia zat padat merupakan ilmu

pengetahuan yang maju pesat, karena berkaitan dengan pengembangan material baru.

Kisi kristal dan unit sel atom logam

Molekul gas dan cairan bergerak secara kontinyu dan random, juga berotasi dan

(20)

Molekul, atom atau ion padatan tak dapat bergerak (walaupun bervibrasi dan

kadang-kadang berotasi), sehingga susunan atom atau molekulnya membentuk pola yang teratur.

Tabel 13.6 Struktur dan sifat dari berbagai tipe zat padat

________________________________________________________________________ _

Tipe Contoh Unit Struktur

Ionik NaCl, K2SO4, CaCl2 Ion positif dan negatif

(NH4)3PO4

Logam Besi, Perak, Tembaga, Atom logam (ion logam positif

yang

logam paduan dikelilingi oleh lautan elektron

Molekul H2, O2, I2, H2O, CO2, CH4 Molekul saling berikatan dengan

Ikatan kovalen

Kerangka Grafit, Intan, Kuarsa. Atom berikatan membentuk

kerang ka satu, dua atau tiga dimensi

Amorf Gelas, polietilen, nilon Kerangka yang berikatan

kovalen

(Glassy) tanpa aturan dan batasan tertentu

Struktur padatan dapat digambarkan sebagai kisi atom, ion atau molekul tiga

dimensi. Unit berulang terkecil dari susunan atom, ion atau molekul dalam kristal padat

disebut unit sel.

Gambar 13.17. Unit sel dari padatan datar dua dimensi yang terbentuk dari lingkaran atom

Struktur makroskopik kristal dari susunan atom yang indah menyatakan bahwa kristal

tersebut mempunyai suatu simetri dalam, simetri adalah merupakan ion-ion yang ikut serta

membentuk padatan. Struktur padatan dapat digambarkan dalam kisi tiga dimensi atom,

ion atau molekul. Untuk menggambarkan struktur, perlu digambarkan dahulu unit sel nya.

Bagi padatan kristal, unit sel adalah bagian terkecil dari unit pengulangan yang

(21)

Umumnya dalam kisi kristal terdapat beberapa unit sel yang mungkin terbentuk. Contoh

pada Gambar 13.17, segi empat pada gambar di atas adalah unit sel. Kisi keseluruhan

dibangun dari gabungan unit sel secara sisi dengan sisi (edge to edge). Unit sel juga

mencerminkan ”stoikiometri” padatan. Unit sel segi empat (hijau), terdiri dari seperempat

dari empat buah bulatan putih dan satu bulatan hitam, sehingga total terdiri dari 1 bulatan

putih dan 1 bulatan hitam per unit sel. Unit sel dari kisi kristal dua dimensi lainnya juga

dapat dengan mudah digambarkan, seperti segi empat (merah), yang terdiri dari satu

lingkaran putih penuh, atau jajaran genjang (kuning).

Secara konvensional unit sel digambarkan dengan meletakkan atom atau ion pada

titik-titik kisi, yaitu pada sudut-sudut kubus atau bentuk geometrik lainnya yang menyusun

unit sel. Kisi kristal tiga dimensi dapat dibangun dari gabungan unit sel tiga dimensi,

seperti blok bangunan (building block). Ada 7 macam unit sel (Gambar 13.18), yaitu

kubus, tetragonal, ortorombik, trigonal, heksagonal, monoklinik dan triklinik.

11.4

Gambar 13.18 Unit sel dari 7 sistim kristal

Unit sel yang paling sederhana adalah kubus. Selanjutnya hanya akan dibicarakan unit sel

kubus. Ada 3 buah unit sel kubus, yaitu primitive atau kubus sederhana (sc), kubus

(22)

41

unit cells:

contains 2 atoms contains 1 atom

Gambar 13.19 Unit sel kubus

Ketiganya memiliki 8 atom atau ion sejenis pada pojok unit sel kubus. Akan tetapi pada

struktur bcc dan fcc selain kedelapan partikel tersebut, terdapat tambahan partikel sejenis .

Pada struktur bcc terdapat tambahan partikel pada pusat bidang kubus, sedangkan pada

struktur fcc terdapat tambahan 6 partikel, masing-masing pada pusat sisi kubus.

Logam-logam memiliki struktur kubus, contoh struktur bcc : Logam-logam alkali, struktur fcc : nikel,

tembaga, aluminium.

Saat unit sel kubus sederhana (bc) bergabung membentuk kristal 3 dimensi,

masing-masing partikel pojok mengadakan sharing dengan 8 kubus (Gambar 13.20). Oleh

karena itu, hanya 1/8 bagian dari masing-masing partikel pojok berkontribusi di dalam

unit sel. Berarti jumlah partikel di dalam unit sel kubus bc = (8 pojok kubus)(1/8

masing-masing partikel pojok di dalam unit sel) = 1 partikel per unit sel.

Shared by 8 2

unit cells

Shared by unit cells

(23)

Gambar 13.20. Penggunaan Atom pada kubus pusat sudut dan muka

Pada struktur fcc, selain memiliki 8 partikel pojok juga terdapat 6 partikel pada

pusat sisi kubus. Masing-masing partikel pada pusat sisi kubus dipakai bersama dengan

kubus lainnya. Artinya, masing-masing menyumbangkan ½ partikel per sisi kubus. Berarti

jumlah partikel berpusat muka di dalam unit sel fcc = (6 sisi kubus)(1/2 partikel di dalam

unit sel) = 3 partikel berpusat muka per unit sel. Total ada 4 atom atau ion per unit sel, 1

berasal dari kontribusi atom atau ion pojok ditambah 3 dari kontribusi atom atau ion pada

pusat muka.

Teknik x-ray crystallography dapat digunakan untuk menentukan struktur

kristalin. Setelah struktur diketahui, kemudian dikombinasikan dengan informasi yang

diperoleh dari percobaan lain untuk menghitung parameter yang sangat berguna yakni

jari-jari atom.

Soal 13.6 Penentuan jari-jari atom dari pengukuran kisi kristal.

Aluminium memiliki densitas 2,699 g/cm3 dengan struktur fcc. Hitunglah jari-jari atom

aluminium.

Jawab :

Tahapan dalam menyelesaikan soal di atas :

Tahap 1 : menghitung massa unit sel

26,98 g 1 mol 4 atom

Massa unit sel = --- X --- X --- = 1,792x10-22 g 1 mol 6,022x1023 unit sel

Tahap 2 : Menghitung volume unit sel

1,792x10-22 g 1 cm3

Volume unit sel = --- X --- = 6,640x10-23 cm3 / unit sel 1 unit sel 2,699 g

Tahap 3 : Menghitung Menghitung panjang rusuk unit sel

Panjang rusuk unit sel = 3 6,640x10-23 cm3 = 4,049x10-8 cm

Tahap 4 : Menghitung jari-jari atom

(24)

Atom pusat menyentuh masing-masing atom pojok, sehingga jarak diagonal pada sisi = 4x

jari-jari bulatan atom.

Diagonal sisi sel = 4 x (jari-jari atom Al)

Jarak diagonal dapat dicari dari segitiga ;

(Jarak diagonal)2 = (rusuk)2 + (rusuk)2 = 2 x (rusuk)2

Jarak diagonal = 2x ( rusuk)

= 2x (4,049x10-8 cm) = 5,727x10-8 cm

Jarak diagonal dibagi 4 = jari-jari atom :

(5,727x10-8 cm)

Jari-jari atom Al = --- = 1,432x10-8 cm 4

= 143,2 pm

Contoh 13.7 Struktur besi padat

Besi memiliki densitas 7,8740 g/cm3, dan jari-jari atom besi 126 pm. Buktikan bahwa

struktur besi padat adalah kubus berpusat bidang (bcc).

Jawab :

Unit sel bcc mengandung 2 atom. Apabila dengan menggunakan data densitas besi dan

jari-jari atom didapatkan 2 atom per unit sel, berarti unit selnya adalah bcc.

Step 1. Mencari panjang rusuk kubus

(Jarak diagonal bidang kubus)2 = (rusuk sel)2 + (diagonal sisi)2

(25)

= 3 X (rusuk sel)2

• Jarak diagonal bidang kubus = 3 X (rusuk sel)

Jarak diagonal bidang kubus = 4 X jari-jari atom

Gambar diagonal kubus = 4 x jari-jari atom

4 X jari-jari atom = 3 X (rusuk sel)

4 X jari-jari atom 4 X 126 pm

Panjang rusuk sel = = = = 291 pm = 2,91 X 10-8 cm 3 3

Step 2. Menghitung volume unit sel (kubus)

Volume unit sel = (2,91 x 10-8 cm)3 = 2,46 x 10-23 cm3

Step 3. Menghitung massa unit sel

7,8740 g

Massa unit sel = (2,46 x 10-23 cm3) X = 1,94 X 10-22 g Cm3

Step 4. Menghitung massa atom besi, kemudian dibandingkan dengan massa unit sel 55,85 g 1 mol

Massa 1 atom Fe = X = 9,274 X 10-23 g / atom 1 mol 6,022 X 1023 atom

1,94 X 10-22 g / unit sel

--- = 2,09 atom per unit sel 9,274 X 10-23 g / atom

(26)

Struktur dan formula padatan ion

Penentuan kisi dan jumlah dan lokasi hole merupakan kunci untuk mengerti hubungan

antara struktur kisi dengan formula garam.

Contoh senyawa ionik CsCl (Gambar 13.21)

18 Other types of forces holding solids together:

ionic:

There are no individual molecules here.

“charged ions stuck together by their charges”

Gambar 13.21 Struktur kristal CsCl, ZnS dan CaF2

Ion Cl membentuk unit sel kubus sederhana, sedangkan ion Cs menempati hole yang

berada pada pusat kubus. Berarti pada kisi ini ion Cs+ dikelilingi oleh 8 ion Cl- tetangga

terdekat.

Contoh NaCl

(27)

NaCl Structure

Gambar 13.22 Struktur Natrium klorida

Ion Cl- tersusun di dalam unit sel fcc, dan ion Na+ tersusun dengan cara teratur diantara

ion Cl-. Masing-masing ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- membentuk geometri oktahedral

(Gambar 13.31c). Dengan demikian ion Na+ berada dalam struktur oktahedral.

13.5 MATERIAL PADAT JENIS LAIN

Sejauh ini yang dibicarakan adalah struktur logam dan padatan ionik sederhana. Berikut

ini, akan dibicarakan mengenai kategori padatan lainnya, yaitu padatan molekular, padatan

network dan padatan amorf.

Molecular solid

Molekul kovalen, seperti H2O dan CO2 pada kondisi tertentu berada dalam keadaan padat.

Pada senyawa ini, molekulnya (bukan atom atau ion) sejajar dengan susunan teratur dalam

(28)

Gambar 13.23. Struktur es

Bagaimana molekul tersusun di dalam kisi kristal bergantung pada bentuk molekul

dan tipe gaya antarmolekul. Molekul cenderung menyusun diri dengan cara yang paling

efisien, yaitu tersusun untuk mengisi ruangan secara efisien, jadi sedekat mungkin, dan

berurutan atau sejajar yang memaksimalkan gaya tarik antarmolekul. Struktur air dibangun

untuk mendapatkan gaya tarik antarmolekul maksimum melalui ikatan hidrogen. Molekul

asam organik seringkali padatannya berupa dimer, yaitu dua molekul yang dihubungkan

dengan ikatan hidrogen.

Jaringan Padatan (Network Solid)

”Network solid” atau jaringan padatan, adalah zat yang tersusun dari jejaring atom-atom

(29)

21

Covalent Network: (diamonds, quartz) very

1.54 Å

3.35 Å 1.42 Å

strong.

What type of hybridization is present in each?

Gambar 13.24. (a) Padatan molekul (b) Network solid

Padatan Amorf

Karakteristik dari padatan kristal murni (logam, padatan ionik, padatan molekul)

adalah meleh pada temperatur tertentu. Contoh: air meleh pada 0oC, aspirin pada 135oC,

timbal pada 327,5oC, dan NaCl pada 801oC. Bila dipanaskan es pada 0oC mulai meleleh

dan temperatur tetap pada 0 oC sampai semua padatan telah berubah menjadi cair. Hanya

setelah semua es meleleh, temperatur akan naik kembali. Oleh karena nilainya spesifik dan

reprodusibel, sehingga titik leleh sering digunakan untuk mengidentifikasi senyawa kimia.

Banyak padatan yang sering dijumpai sehari-hari tidak mempunyai sifat tsb.

Sebagai contoh gelas. Bila gelas dipanaskan, akan meleleh pada range temperatur yang

luas. Sifat ini sangat berguna bagi artisans dan craftsmen yang dapat menciptakan produk

(30)

An amorphous soliddoes not possess a well-defined arrangement and long-range molecular order.

A glass is an optically transparent fusion product of inorganic

materials that has cooled to a rigid state without crystallizing

Crystalline quartz (SiO2)

Non-crystalline

quartz glass 11.7

Gambar 13.25. Padatan kristal kuarsa SiO2 dan amorf SiO2.

13.6 SIFAT FISIKA ZAT PADAT

Titik leleh padatan atau titik beku cairan adalah temperatur saat fasa padat dan cairan berada dalam kesetimbangan. Transformasi padatan menjadi cair (pelelehan)

membutuhkan energi yang disebut entalpi fusion (kilojoule per mol).

Energi panas yang diabsorbsi saat pelelehan = Entalpi fusi = ∆Hfusi

Energi panas yang dilepaskan saat membeku = Entalpi kristalisasi = - ∆Hfusi

Titik leleh yang rendah berarti harga entalpi fusionnya juga rendah, sebaliknya titik leleh

(31)

M liquid is the temperature at which the solid and liquid phases coexist in equilibrium

Gambar 13.26. Pelelehan

Tabel 13.7 Titik leleh dan entalpi pelelehan beberapa padatan

Senyawa Titik Leleh

Padatan molekular : Molekul nonpolar

O2 - 219 0,440

F2 - 220 0,510 Hanya gaya dispersi

Cl2 - 102 6,41

Br2 - 7,2 10,8

Padatan molekular : Molekul Polar

HCl - 114 1,99

HBr - 87 2,41 Ketiga molekul HX memiliki gaya

dipol-dipol dan gaya dispersi yang

(32)

bertambahnya ukuran dan massa

molar

HI - 51 2,87

H2O 0 6,02 Ikatan Hidrogen

Padatan Ionik

NaF 996 33,4 Semua padatan ionik memiliki

extended ion – ion interaction.

NaCl 801 28,2 Catatan : Trendnya sama seperti

untuk energi kisi.

NaBr 747 26,1

NaI 660 23,6

Dari tabel 13.7 di atas terlihat bahwa :

(1) Logam yang memiliki titik leleh rendah, seperti logam alkali dan merkuri, memiliki

entalpi fusion yang rendah pula.

(2) Logam transisi mempunyai harga titik leleh dan entalpi fusi yang tinggi. Tungsten (W)

memiliki titik leleh tertinggi dan entalpi fusion tertinggi diantara semua unsur kecuali

carbon. Oleh karena itu, tungsten digunakan sebagai filamen dalam lampu pijar.

Sampai sekarang tak ada material yang sebaik W sejak ditemukan lampu pijar tahun

1908.

(3) Zat nonpolar yang membentuk molekul padat memiliki titik leleh rendah. Pada deret

molekul tersebut, titik leleh makin besar dengan semakin besarnya ukuran dan massa

molar. Semakin besar massa molar, gaya dispersi semakin besar. Akibatnya semakin

besar jumlah energi dibutuhkan untuk memutuskan gaya intermolekul dalam padatan,

hal ini tercermin dari semakin meningkatnya harga entalpi fusi.

(4) Titik leleh senyawa ionik lebih tinggi dibandingkan dengan titik leleh padatan molekul,

karena gaya ion-ion dalam padatan ionik sangat kuat dan energi kisi besar. Oleh karena

gaya ion-ion bergantung pada ukuran ion (seperti halnya pada muatan ion), maka ada

korelasi antara energi kisi dengan logam atau halogen dalam tabel periodik. Dengan

bertambahnya ukuran kation dari Li+ ke Cs+, energi kisi senyawa kation dengan halida

yang sama berkurang. Demikian pula semakin besar ukuran ion halida dari F- ke I-,

(33)

energi kisi dengan semakin besarnya ukuran ion, diikuti dengan berkurangnya titik

leleh dan entalpi fusi.

Sublimasi adalah perubahan langsung dari padatan menjadi gas.

Padat → gas energi panas yang dibutuhkan = ∆Hsublimasi

Sublimasi , seperti juga fusion dan penguapan, merupakan proses endoterm. Air yang

mempunyai entalpi sublimasi 51 kJ/mol, dapat diubah dengan sangat cepat dari padatan es

menjadi uap air. Contoh sifat ini adalah pada lemari es yang bebas dari terbentuknya

bunga es. Selama waktu tertentu, kompartemen pendingin (freezer) sedikit dihangatkan.

Molekul air yang dilepaskan dari permukaan es (tekanan uap es 4,60 mm Hg pada 0oC)

dihilangkan oleh arus udara yang ditiupkan ke dalam pendingin.

S

to sublime 1 mole of a solid.

ΔHsub = ΔHfus+ ΔHvap

( Hess’s Law)

Gambar 13.27. Sublimasi

Contoh 13.10 Panas penguapan dan pelelehan

Rubbing alcohol (2-propanol) membeku pada temperatur – 89,5oC dan mendidih pada

82,3oC. Berapa panas yang dibutuhkan untuk melelehkan 10,0 gram 2-propanol pada –

89,5oC, kemudian cairan yang terbentuk dipanaskan sampai titik didihnya, dan selanjutnya

diuapkan pada temperatur yang sama, ∆Hfusi = 5,37 kJ/mol ; kapasitas panas spesifik

(34)

Jawab :

Step 1 : panas yang dibutuhkan untuk melelehkan 10,0 g 2-propanol padat pada – 89,5oC.

10.0 g X

Step 2 : Panas yang dibutuhkan untuk menghangatkan cairan dari 89,5oC sampai 82,3oC.

10,0 g X

Step 3 : Panas yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan pada 82,3oC.

10,0 g X

Diagram Fasa digunakan untuk mengilustrasikan kaitan antara fasa suatu materi dengan

temperatur dan tekanan.

E

Gambar 13.29 Diagram fasa air

Pada diagram fasa air dapat dilihat bahwa,

Garis A-D : pada kombinasi P dan T terjadi kesetimbangan fasa uap-cair

Garis A-B : pada kombinasi P dan T terjadi kesetimbangan fasa cair - padat

(35)

Garis dari titik A sampai ke titik D, menunjukkan adanya kesetimbangan antara fasa cair

dan uap, yang juga sama dengan kurva tekananan uap air. Titik didih air 100oC, yaitu

temperatur dimana tekanan uap nya adalah 1 atm.

Titik A, adalah titik dimana ketiga fasa berada dalam kesetimbangan, dan titik ini disebut

titik tripel. Titik tripel air terjadi pada P = 4,58 torr dan T = 0,0098oC.

Garis kesetimbangan padat-cair (A-B) untuk air memiliki slope negatif. Karena pada garis

ini tidak berhubungan dengan tekanan uap maka tekanan hanya tergantung pada tekanan

luar. Semakin besar tekanan luar, titik leleh semakin kecil. Setiap kenaikan tekanan 1 atm,

terjadi penurunan titik leleh air sebesar 0,01oC. Hal ini disebabkan karena volume es lebih

besar dibandingkan air, akibat struktur kisi es yang lebih terbuka dibandingkan air. Contoh

es akan meleleh bila diberi tekanan (Gambar 13.30).

Gambar 13.30. Struktur 3-dimensi es

(a). Es meleleh bila diberi tekanan. Suatu kawat tipis diletakan di atas es dan kedua ujung

kawat diberi beban. Tekanan yang yang dilakukan kawat terhadap es menyebabkan es

akan meleleh dan akhirnya kawat lolos melalui es.

(b). Model komputer permukaan es ( molekul air digambarkan dengan bulatan yang lebih

besar). Molekul pada layer 1 bervibrasi lebih cepat dibandingkan dengan pada layer 2

dan layer dibagian lebih dalam. Molekul air pada permukaan lebih bersifat cair

(36)

Kita dapat bermain ski atau skating di atas es, karena permukaan es agak meleleh

akibat tekanan pisau skating atau ski, atau permukaan es meleleh akibat panas yang terjadi

akibat gesekan/friksi. Akan tetapi alasan tersebut kurang memuaskan karena hanya dengan

berdiri atau meluncur di atas es dapat menghasilkan tekanan atau temperatur yang cukup

tinggi untuk terjadinya pelelehan. Keterangan yang lebih baik adalah molekul air pada

permukaan bervibrasi dengan cepat, sehingga permukaan es meleleh. Lapis pertama dan

kedua hampir seperti cairan (liquid-like) dan dengan alasan ini maka kita dapat bermain

ski atau skating di atas es.

Diagram fasa untuk CO2 terdapat pada Gambar 13.31. Perbedaan dengan diagram

fasa air adalah garis kesetimbangan padat-cair untuk CO2 memiliki slope positif. Densitas

CO2 padat lebih besar dibandingkan dengan CO2 cair, sehingga CO2 padat akan tenggelam

dalam wadah berisi CO2 cair. CO2 padat mengalami sublimasi langsung menjadi CO2 gas

pada temperatur kamar (pada 1 atm). Dengan alasan ini , maka CO2 disebut dry ice ;

terlihat seperti es tetapi tidak meleleh.

(37)

11.9

Effect of Increase in Pressure on the Melting Point of Ice and the Boiling Point of Water

Gambar

Gambar 13.1  Perubahan dari gas, cair ke padat.
Tabel 13.1 Gaya antarmolekul
Gambar 13.2 Gaya tarik antara ion dengan kutub positif dan negatif kuat.
Gambar 13.3. Gambar [Co(H2O)4Cl2].2H2O yang berwarna coklat
+7

Referensi

Dokumen terkait

kondusif dan inovatif bagi pembelajaran siswa 2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal 2.7 Mengelola sarana dan

Traditional database development often uses variables declared in the package specification to act as globals for application code. This approach is valid for

Penggunaan bahasa Indonesia di media sosial mengalami banyak perubahan. Yang pertama, banyak penggunaan kata singkatan dan pemendekan sehingga tidak

Dhiyah (2012) menyatakan, tracer study juga dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi Jurusan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kurikulum, agar lulusan

(5) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara internal oleh Universitas dan eksternal secara berkala oleh Badan Akreditasi

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak dengan status gizi sangat kurus mendapatkan asupan lemak kurang dan baik sebanyak 50%, anak dengan status gizi kurus

Jenis penelitian yaitu penelitian pengembangan ( Research and Development ) menggunakan model pengembangan Borg dan Gall yang telah diringkas oleh Anik Ghufron.