MAKALAH
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGATIF
SECARA ISLAM
Diajukan kepada : DR. SuhendaWiranata
DisusunOleh : Kelompok 7
1. UphiSamsurin : 1113085000002 2. FitriSyamsyiah : 1113085000016 3. Jodie IndraTriawan : 1113085000033
Prodi Perbankan Syariah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Permintaan Dan Penawaran Agregatif Secara Islam” ini. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa kami haturkan pada junjungan Nabi Besarkita, Nabi Muhammad saw, beserta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami berusaha agar syarat dan ketentuan dalam penulisan makalah ini dapat kami penuhi secara maksimal. Kami telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin. Akan tetapi kami menyadari kekurangan yang ada di makalah ini.
Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa, dosen pembimbing yaitu Suhenda Wiranata, Dr., dan narasumber lainnya yang telah memberikan saran-saran perbaikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Jakarta, 22 Maret 2014
DAFTAR ISI
1. Definisi Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang 12
2. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek 13
3. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek 14
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori ekonomi. Penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat dari ukuran ekonomi yang yg jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian permintaan dan penawaran?
2. Sebut dan jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran! 3. Bagaimana kurva permintaan agregatif?
4. Bagaimana kurva penawaran agregatif?
C. Tujuan Pembahasan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang permintaan dan penawaran. Untuk mengetahui bagaimana kurva permintaan agregatif dan kurva penawaran
agregatif.
BAB II
PEMBAHASAN
Ibnu Khaldun (Muqoddimah : 396) mengakui adanya pengaruh permintaan dan penawaran terhadap penentuan harga.1Hal ini sangat penting untuk diketahui karena peranan permintaan dan penawaran terhadap penentuan harga tidak begitu baik dipahami di Dunia Barat. Dia menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya. Dia sangat percaya bahwa akibat dari rendahnya harga yang terjadi sangat drastis akan merugikan pengrajin dan pedagang dan mendorong mereka keluar pasar, sedangkan akibat dari tingginya harga yang naik secara drastis sangat menyusahkan konsumen.
Menurut Ibnu Khaldun, faktor- faktor yang menentukan penawaran adalah permintaan, tingkat keuntungan relatif, tingkat usaha manusia, besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, ketenangan dan keamanan, kemampuan teknik dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Semua ini merupakan elemen-elemen penting dari teori produksinya. Jika harga turun dan menyebabkan kebangkrutan, modal menjadi hilang, insensif untuk penawaran menurun dan mendorong munculnya resesi. Sedangkan faktor-faktor yang menetukan permintaan adalah pendapatan, jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.2
1. Hukum Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
1Suprayitno, Eko, 2005, Ekonomi Islam : Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta : Graha Ilmu, h.211.
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
a. Asumsi – Asumsi
Dalam analisis permintaan terhadap suatu barang atau jasa, ditelaah faktor – faktor yang memengaruhi besar kecilnya kuantitas atau jumlah barang / jasa yang diminta oleh konsumen. Faktor yang paling utama adalah:
Harga dari barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
Selain itu, faktor – faktor selain harga tersebut adalah:
Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat dua barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Dalam merumuskan hukum permintaan, diasumsikan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa hanya dipengaruhi oleh harga barang dan jasa tersebut. Faktor – faktor lain di luar harga barang dianggp tetap. Asumsi ini sering dikenal dengan istilah ceteris paribus.
b. Kurva Permintaan
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
c. Teori Permintaan
Dapat dinyatakan :“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.”
2. Hukum Penawaran
Penawaran adalah kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu.
Hukum penawaran yaitu “Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
a. Asumsi – Asumsi
Seperti halnya dalam permintaan, analisis penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktor – faktor penentu penawaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan (ceteris paribus).
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang / jasa adalah:
Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum penawaran.
Harga barang lain yang terkait
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran barang. barang-barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan bertambah.
Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
b. Kurva Penawaran
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.Jikalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas. Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas. Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.
c. Teori Penawaran
Dapat dinyatakan: “teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual”.
B. PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT
Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi. Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurva permintaan agregat mempunyai slope negatif.Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah:
Efek Kekayaan
Biaya yangdiugunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga).
Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat harga mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi.
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic & asing.
Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. Ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah pendekatan teori jumlah uang dimana permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih. Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, meleinkan dengan cara mempertimbangkan bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat.
1. Kurva Permintaan Agregatif
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Atrinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :
1. Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C) 2. Tingkat bunga (i)
3. Investasi (I)
4. Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P) 5. Pengeluaran pemerintah (G)
6. Pajak (T)
7. Pendapatan luar negeri (Yf) 8. Harga luar negeri (Pf)
9. Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf, dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva AD ke kiri atas.
Gambar 3: Kurva Permintaan Agregat
Gambar 4: Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
C. PENGERTIAN PENAWARAN AGREGAT
Penawaran agregat (Aggegrate Supply/AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian.3
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa faktor
Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah output riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).
Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka panjang.
Ciri-ciri Kurva Penawaran Agregat:
- Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih relative tetap.
- Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya. Sebabnya ialah : pengangguran semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik mencapai optimum.
- Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
4. Definisi Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang
Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja.4
Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural(natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka panjang (long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada tingkat output alamiah.
Gambar 5: Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang5
5. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
4Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.
Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas. Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perushaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki
6. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek :
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ; (1) tingkat kekakuan pasar tenaga kerja, (2) perkiraan inflasi, (3) upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan (4) perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi). Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
1. Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.
Gambar 6 : Kurva penawaran agregat jangka pendek6
2. Perkiraan Tingkat Harga
Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.
Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.
3. Dorongan Upah
Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke kiri.
4. Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.
Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Faktor- faktor yang mempengaruhi : harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, pendapatan perkapita, selera atau kebiasaan, jumlah penduduk, perkiraan harga di masa mendatang, distribusi produsen.
Permintaan agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Sementara yang disebut dengan kurva penawaran agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap.
Penawaran agregat (Aggegrate Supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan. Semoga makah ini bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman. 2008. Ekonomi Makro Islami. Edisi 1-2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.
Suprayitno, Eko. 2005. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
www.wikipedia.com/penawaran_dan_permintaan.htm. Di akses pada tanggal 20 Maret 2014