AGREGAT DEMAND DAN AGREGAT SUPPLY
Dr. Minar Ferichani
PERMINTAAN AGREGAT ATAU PENGELUARAN AGREGAT
Agregat demand/ permintaan agregat dalam perekonomian tertututp sama dengan agregat expenditure/pengeluaran agregat disebut (Z), terdiri dari 3 unsur :
1.
Permintaan efektif dari rumah tangga akan barang2 konsumsi (C)2. Permintaan efektif dari produsen untuk investasi (I) 3. Permintaan efektif dari pemerintah (G)
Z = C + I + G
YANG MENENTUKAN C : PROPENSITY TO CONSUME DAN PROPENSITY TO SAVE Proses produksi mempunyai akibat ganda : supply dan pendapatan (upah/gaji, bunga, sewa, dan keuntungan)
Pendapatan menimbulkan permintaan efektif thd barang2 konsumsi oleh rumah tangga (C). Menurut Keynes tidak semua pendapatan dibelajakan untuk barang dan jasa
Dikonsumsi (%) / c Ditabung (%)/s
Negara maju 60 - 70 30 – 40
Negara berkembang 90 - 95 5 – 10
c = propensity to consume / kecenderungan untuk berkonsumsi s= propensity to save / kecenderungan untuk menabung
S = s Y C = c Y
C + S = c Y + s Y = (c + s) Y c + s = 1
Untuk menggambarkan perilaku makro dari sector rumah tangga (konsumen) di suatu Negara atau daerah dapat menggunakan salah satu dari kedua sisi di atas :
Fungsi konsumsi (consumption function): C = c Y Fungsi tabungan (saving function): S = s Y
Bagi fungsi konsumsi jangka pendek terdapat
1. MPC (marginal propensity to consume), perubahan pengeluaran konsumsi yg disebabkan oleh perubahan tingkat pendapatan :
atau
∆C∆Y atau c
2. APC (average propensity to consume), proporsi dari penghasilan yg dibelanjakan untuk konsumsi, atau
C
Y atau = 1 + + = +
a = pengeluaran konsumsi minimal
Bagi fungsi konsumsi jangka panjang, MPC = APC
YANG MENENTUKAN I (investasi) :TINGKAT BUNGA DAN MARGINAL EFFICIENCY OF CAPITAL
Besarnya Itidak tergantung pada Yseperti halnya C, disamping itu harapan keuntungan merupakan factor utama dalam keputusan investasi.
(a). Kemungkinan menggunakan dana orang lain : 1. pinjam dari perorangan
2. pinjam di bank
3. menjual saham di pasar saham
Pasar uang resmi dan yang tidak resmi memiliki fungi ekonomi yg sama yaitu
menghubungkan mereka yang membutuhkan dana dan yang kelebihan dana, bank dan bursa efek hanya merupakan lembaga yg mempermudah pertemuan keduanya.
(b). Faktor keuntungan yang diharapkan
Bunga merupakan biaya yg harus dibayar oleh setiap pengguna dana untuk tujuan investasi dan yg lainnya, hal ini juga berlaku untuk dana milik sendiri.
Keuntungan yang diharapkan biasanya dinyatakan dalam 2 dimensi:
1. Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap rupiah yang ditanamkan
2. Dimensi waktu yg menunjukkan berapa lama aliran keuntungan berlangsung.
Besarnya keuntungan dinyatakan dengan keutungan kotor (setelah dipotong depresiasi, tetapi sebelum bunga dibayarkan).
Besarnya keuntungan yg diharapkan biasanya merupakan taksiran, yang kenyataannya mungkin melesat dari perkiraan
Dalam teori Keynes, tingkat keuntungan yg diharapkan = MEC(Marginal Effisiensi of Capital)
Bila MEC > r (tingkat bunga), maka investasi dilaksanakan Bila MEC < r, maka investasi tidak dilaksanakan.
Jadi tingkat pengeluaran investasi yang dilakukan oleh para investor ditentukan oleh 2 hal yaitu tingkat bunga yg berlaku dan MEC
Perilaku makro dari para investor, biasanya diringkas dalam suatu fungsi yang disebut fungsi Marginal Effisiensi of
Capital atau fungsi investasi. Yaitu suatu fungsi yg
menunjukkan hubungan antara tingkat Bunga yang berlaku dengan tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh para investor.
Proyek Nilai investasi (Rp juta) MEC (%)*
A 100 50
B 200 40
C 50 35
D 150 20
E 75 15
*) dinyatakan dalam tingkat keuntungan tahunan
Untuk tingkat bunga berlaku per bulan 4%, pengeluaran investasi yg diinginkan oleh para investor adalah Rp 100 juta, karena hanya proyek A sj yg menguntungkan untuk dilaksanakan. Jika r = 3% per bulan maka besarnya investasi yg diinginkan para
investor adalah Rp 300 juta (Rp 200 + 100) juta, dst Tingkat bunga yg berlaku (% per
bulan) Nilai investasi total yg diinginkan (RP juta)
5 0
4 100
3 300
2 350
1 575
Bila digambarkan, maka akan didapat kurva fungsi investasi atau (fungsi MEC) Tingkat bunga (%)
5 4 3 2 1
100 200 300 400 500 600 Pengeluaran investasi yg diinginkan (RP juta) Gambar 1 : fungsi investasi / fungsi MEC
Catatan mengenai fungsi investasi :
1. Fungsi tersebut mempunyai slope negative
2. Posisinya sangat labil, karena banyaknya fakor yg mempengaruhi MEC (kondisi sosio-ekonomis-politis Negara)
3. Kesulitan memperoleh kredit dari bank mengakibatkan tingkat investasi yg direalisasikan lebih kecil dari tingkat investasi yg diinginkan. Untuk
mengendalikan inflasi, jumlah dana yg tersedia yg menentukan besarnya I
(bukan MEC). Kasus lain adalah kasus tengah-tengah dimana biaya dana (r)yg menaik, dengan makin banyaknya jumlah dana yg diminta.
PENGELUARAN PEMERINTAH (G)
Semua belanja pemerintah di pasar barang dan jasa yang diproduksikan pada tahun yg bersangkutan
(barang bekas atau yg diproduksi tahun lalu tidak termasuk G, walaupun masuk dalam APBN tahun berjalan)
Pengeluaran pemerintah terhadap tanah, faktor2
produksi, tenaga kerja/gaji pegawai negeri, bangunan bekas, atau seluruh pengeluaran pemerintah terhadap sesuatu barang/jasa yg bukan merupakan hasil dari
proses produksi tidak termasuk dalam G.
Tidak semua sisi pengeluaran APBN adalah G.
KONSEP PELIPAT ATAU MULTIPLIER
Berapakah besar perubahan Z jika salah satu unsurnya berubah ?
Missal terjadi perubahan investasi (∆I ), menurut Keynes, akan
mempunyai akibat berantai yang
disebut multiplier
∆I berakibat kenaikan demand di sector produksi, lalu pendapatan (Y) meningkat (putaran pertama), yang akan dibelanjakan di sector produksi sebesar c∆I, sehingga Z meningkat sebesar ∆I plus c∆I (putaran kedua). Pendapatan meningkat pada putaran ketiga, sehingga besar pengeluaran pada (puaran ketiga)
meningkat sebesar c kali c∆I atau c2∆I, proses ini berjalan terus sampai putaran2 selanjutnya.
Jadi pengaruh kenaikan I sebesar ∆I terhadap Z adalah :
∆Z = ∆I + c∆I + c2∆I + c3∆I +………
= (1 + c + c2 + c3 + ………..) ∆I
Karena c / MPC positif dan kurang dari 1, maka (1 + c + c
2+ c
3+ ………..) merupakan
jumlah dari satu deret yg semakin mengecil. Bisa dibuktikan bahwa : 1 + c + c
2+ c
3+ ……….. = sehingga
∆Z = ∆I
PENAWARAN AGREGAT (OUTPUT AGREGAT)
Seberapa jauh kenaikan permintaan agregat mengakibatkan kenaikan
output (GDP riil) dan sampai seberapa jauh mengakibatkan kenaikan harga.
Jawabannya adalah tergantung pada tahap mana kita kebetulan berada
pada kurva penawaran agregat.
Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ;
1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja, 2. perkiraan inflasi,
3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan
4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan
mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
1. Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi pengangguran.Jika perekonomian sedang
mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku (Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk
mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga
kerjanya sekarang.
Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja
(perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya
produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja
yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan
bergeser ke kanan.
Gambar 2 Kurva Penawaran Jangka Pendek
2. Perkiraan Tingkat Harga
Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya
produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva
penawaran ke kiri.
Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar
perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.
3. Dorongan Upah
Misalkan bahwa para pekerja memutuskan
untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil
mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan
menyebabkan kurva penawaran agregat
bergeser ke kiri.
4. Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.
Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan
penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat
disebut dengan guncangan penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.
Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Dalam Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat
1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Gambar 3 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat yang diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan.
Dimana kurva permintaan agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat jangja pendek AS berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output agregat Y* dan tingkat harga keseimbangan sama dengan P*.Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran). Sebaliknya ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output yang ditawarkan
(kelebihan permintaan).
Gambar 3. Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Agregat price level
Gambar 3. Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat AD dan
kurva penawaran agregat jangka
pendek AS.
2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang
Pada panel (a) Gambar 4, keseimbangan awal terjadi pada titik 1,
perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1. Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar
daripada tingkat alamiah Yn, pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja.
Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output
agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3.
Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva
penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada
kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.
Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat harga dan
menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran jangka panjang pada tingkat output natural Yn.
Pada panel (b) keseimbangan awal pada titik 1 adalah salah satu dimana output Y1 berada dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih tinggi daripada tingkat alamiahnya, upah menurun, yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan hingga berada pada AS3.
Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva
permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika
output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.
Hal yang menonjol dari kedua panel gambar 4 bahwa terlepas dimana output awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya. Sifat ini
dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme koreksi diri ( self-correcting mechanism).
Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada perpotongan AD dan AS1.
Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output telah kembali ke Yn.
Pada panel (b), Y1<Yn sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek terus bergeser ke kanan
hingga output kembali ke Yn lagi. Dengan demikian dalam kedua kasus, perekonomian menampilkan suatu mekanisme koreksi diri yang
mengembalikannya lagi ke tingkat output alamiah.
Gambar 4. Keseimbangan perekonomian jangka panjang