• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan Metode Goal Programming (Studi Kasus: PT. Samudera Sawit Nabati, Subulussalam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan Metode Goal Programming (Studi Kasus: PT. Samudera Sawit Nabati, Subulussalam)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan

produk apa dan berapa jumlah yang akan diproduksi oleh suatu perusahaan untuk

satu periode mendatang. Perencanaan produksi bertujuan untuk mencapai

stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.

PT. Samudera Sawit Nabati (PT. SSN) selama ini beroperasi berdasarkan

ketersediaan bahan baku. Hal ini menyebabkan adanya idle capacity saat jumlah bahan baku berlebih. Perusahaan juga sering dihadapkan pada keadaan adanya

ketidaksesuaian di antara jumlah produksi CPO dan volume permintaan CPO.

Selain itu dalam upaya memenuhi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP),

PT. SSN memerlukan perencanaan produksi yang baik agar dapat mengadakan

produksi yang optimal. Adapun sasaran-sasaran yang hendak dicapai PT. SSN

adalah memenuhi permintaan CPO, meminimumkan biaya produksi CPO,

meminimumkan biaya pembelian Tandan Buah Segar (TBS), dan

memaksimumkan pengolahan TBS.

Metode yang dinilai tepat digunakan dalam optimasi produksi CPO di PT.

SSN adalah metode Goal Programming sebab metode ini dapat menangani masalah alokasi optimal dari beberapa masalah yang bertolak belakang. B.

(2)

proses manufaktur. Selain itu, menurut Ahmad (2005), metode Goal Programming memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dapat menangani tujuan dengan urutan prioritas, di mana tujuan-tujuan

dengan prioritas rendah dipertimbangkan hanya setelah tujuan-tujuan lain

dengan prioritas yang lebih tinggi terpenuhi hingga batas maksimum.

2. Bermanfaat dalam situasi di mana beberapa tujuan saling bertentangan dan

tidak semuanya dapat terpenuhi.

3. Lebih cenderung digunakan untuk “memenuhi”, tidak harus

“mengoptimalkan” masalah.

4. Layak diterapkan untuk mencari solusi atau penyelesaian yang memuaskan,

dengan keberadaan banyak fungsi objektif atau tujuan yang harus

dipertimbangkan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengangkat

penelitian dengan judul “Perencanaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan Metode Goal Programming (Studi Kasus: PT. Samudera Sawit Nabati, Subulussalam)”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah menentukan jumlah

produksi CPO yang optimal di PT. Samudera Sawit Nabati agar dapat mencapai

sasaran-sasaran yang ditetapkan perusahaan.

1.3 Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel-variabel keputusan dalam model Goal Programming untuk

perencanaan produksi PT. Samudera Sawit Nabati antara lain:

1 = jumlah produksi CPO pada bulan Januari 2015

2 = jumlah produksi CPO pada bulan Februari 2015

3 = jumlah produksi CPO pada bulan Maret 2015

4 = jumlah produksi CPO pada bulan April 2015

(3)

6 = jumlah produksi CPO pada bulan Juni 2015

7 = jumlah produksi CPO pada bulan Juli 2015

8 = jumlah produksi CPO pada bulan Agustus 2015

9= jumlah produksi CPO pada bulan September 2015

10 = jumlah produksi CPO pada bulan Oktober 2015

11 = jumlah produksi CPO pada bulan November 2015

12 = jumlah produksi CPO pada bulan Desember 2015

13 = jumlah pembelian TBS pada bulan Januari 2015

14 = jumlah pembelian TBS pada bulan Februari 2015

15 = jumlah pembelian TBS pada bulan Maret 2015

16 = jumlah pembelian TBS pada bulan April 2015

17 = jumlah pembelian TBS pada bulan Mei 2015

18 = jumlah pembelian TBS pada bulan Juni 2015

19 = jumlah pembelian TBS pada bulan Juli 2015

20 = jumlah pembelian TBS pada bulan Agustus 2015

21 = jumlah pembelian TBS pada bulan September 2015

22 = jumlah pembelian TBS pada bulan Oktober 2015

23 = jumlah pembelian TBS pada bulan November 2015

24 = jumlah pembelian TBS pada bulan Desember 2015

2. Kendala-kendala dalam model adalah sebagai berikut:

a. Jumlah permintaan CPO

b. Biaya produksi CPO

c. Biaya pembelian TBS

3. Data yang digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan CPO tahun

2015 adalah data perusahaan pada periode Januari – Desember 2014.

4. Penelitian dilakukan hanya sampai penentuan jumlah produksi CPO yang

optimal untuk tahun 2015.

Sementara, asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses produksi berjalan normal selama penelitian.

2. Harga bahan baku dan biaya-biaya lain adalah tetap.

(4)

1.4 Tinjauan Pustaka

Perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk

memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan

(Nasution, 1999).

Perencanaan produksi memiliki fungsi sebagai berikut (Ginting, 2007):

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap

rencana strategis perusahaan.

2. Sebagai alat ukur performansi proses produksi.

3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.

4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat

penyesuaian.

5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan

rencana strategis.

6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.

Tujuan dari perencanaan produksi antara lain (Assauri, 1998):

1. Mencapai tingkat keuntungan (profit) tertentu.

2. Menguasai pasar sehingga output perusahaan tetap mempunyai pangsa pasar (market share) tertentu.

3. Mengusahakan agar perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu.

4. Mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan

kerja yang sudah ada tetap pada tingkatannya maupun berkembang.

5. Menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada pada perusahaan

yang bersangkutan.

Sementara, tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah

merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan ke luar

pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan

dapat dicapai (Kusuma, 1999).

Nasution (1999) menyatakan bahwa perencanaan produksi melibatkan

(5)

peralatan, tenaga kerja, dan waktu, di mana faktor-faktor tersebut harus sesuai

dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu.

Masing-masing faktor tersebut tidak harus direncanakan secara terpisah sesuai

dengan keterbatasan yang ada, artinya rencana produksi harus dibuat dengan

mengacu pada satu rencana yang terpadu.

Pengertian persediaan (inventory) dalam konteks produksi menurut Ginting (2007) adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut berupa kegiatan produksi

pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi, dan kegiatan

konsumsi pada sistem rumah tangga. Adapun alasan perlunya persediaan adalah:

1. Agar dapat menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara ekonomis)

permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2. Untuk meredam fluktuasi permintaan atau pun jumlah pasokan yang tidak

beraturan.

3. Sebagai alat spekulasi (speculator) untuk mendapatkan keuntungan berlipat di kemudian hari.

Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa risiko-risiko tertentu

yang harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya persediaan yang disimpan

perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu, perusahaan juga harus

menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut.

Goal Programming merupakan pengembangan dari model pemrograman linear yang mulai dipopulerkan oleh A. Charnes dan W.M. Cooper pada tahun

1961. Model Goal Programming mampu menyelesaikan kasus-kasus

pemrograman linear yang memiliki lebih dari satu sasaran yang hendak dicapai,

dengan kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi

tujuan dan di fungsi-fungsi kendala (Siswanto, 2006).

(Eiselt & Sandblom, 2007) Model umum Goal Programming adalah:

Minimumkan: = =1 ++ −

Kendala: =1 − ++ −=

(6)

dengan:

= 1, 2,…,

= 1, 2,…,

= 1, 2,…,�

+

, −, 0

+

= deviasi/ penyimpangan positif −= deviasi/ penyimpangan negatif

= koefisien fungsi kendala tujuan

= variabel keputusan

= tujuan atau target yang hendak dicapai

= koefisien fungsi kendala sistem

= sumber daya yang tersedia

Mulyono (2004) menyatakan bahwa inti dari perumusan model Goal Programming dapat diringkas sebagai berikut:

1. Dua jenis variabel menjadi bagian dari setiap perumusan, yaitu variabel

keputusan ( ) dan variabel simpangan, yaitu − dan +.

2. Ada dua jenis kendala dalam model Goal Programming, yaitu kendala struktural yang pada umumnya merupakan kendala lingkungan dan tidak

berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan, dan kendala tujuan yang

berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan.

3. Pada umumnya, suatu kendala tujuan terdiri dari variabel simpangan di

bawah ( −) dan variabel simpangan di atas ( +) dari nilai target.

Penghilangan salah satu variabel simpangan dalam kendala tujuan akan

membatasi tujuan pada arah yang dihilangkan. Penghilangan +

menempatkan suatu batas atas tujuan, sedangkan penghilangan − memaksa

suatu batas bawah tujuan.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah produksi CPO yang optimal

untuk perencanaan produksi di PT. Samudera Sawit Nabati periode Januari 2015 –

(7)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan untuk dijadikan masukan dan alternatif dalam pembuatan

kebijakan perencanaan produksi.

2. Bagi pembaca untuk memberikan informasi, menambah pengetahuan, dan

sebagai bahan referensi.

3. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam meneliti

dan menulis demi peningkatan kualitas diri.

1.7 Kerangka Konseptual Penelitian

Gambaran secara sistematis mengenai konsep-konsep penelitian disajikan pada

Gambar 1.1 berikut ini:

Perencanaan Produksi PT. Samudera Sawit Nabati Periode Januari 2015 - Desember 2015

Sasaran dari PT. Samudera Sawit Nabati: 1. Memenuhi permintaan CPO 2. Meminimumkan biaya produksi CPO 3. Meminimumkan biaya pembelian TBS 4. Memaksimumkan pengolahan TBS

Data PT. Samudera Sawit Nabati Periode Januari 2014 – Desember 2014: - Laporan Kas Keuangan Perusahaan - Biaya produksi CPO per kg - Jumlah produksi CPO - Biaya produksi CPO

Komponen Model Sasaran -3: - Biaya pembelian TBS per kg - Jumlah pembelian TBS

(8)

1.8 Metodologi Penelitian

1.8.1 Studi Pendahuluan

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan dan mempelajari berbagai bahan referensi

berupa buku-buku dan jurnal mengenai aplikasi dari metode Goal Programming

dalam optimasi perencanaan produksi.

1.8.2 Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data sekunder dari PT. Samudera Sawit Nabati. Data yang

dikumpulkan antara lain:

a. Data jumlah permintaan CPO tahun 2014.

b. Data biaya pokok produksi CPO tahun 2014.

c. Data biaya pembelian TBS tahun 2014.

1.8.3 Analisis dan Pengolahan Data

1. Meramalkan jumlah permintaan CPO tahun 2015.

Data yang digunakan dalam melakukan peramalan adalah data jumlah permintaan

CPO pada periode Januari 2014 – Desember 2014. Metode peramalan yang

digunakan adalah metode proyeksi kecenderungan dengan regresi.

2. Formulasi model Goal Programming

a. Menentukan variabel keputusan

b. Menentukan dan merumuskan fungsi kendala sasaran

c. Menentukan fungsi sasaran atau tujuan

3. Menyelesaikan model Goal Programming dengan menggunakan software

LINDO versi 6.1.

Gambar

Gambar 1.1 berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

Kendala sasarannya adalah (1) biaya produksi CPO, (2) biaya produksi TBS dari kebun inti, (3) biaya pembelian TBS dari kebun plasma, (4) target produksi CPO, (5) ketersediaan TBS

CPO (Cude PalmOil); biaya produksi TBS dari kebun inti; biaya pemelian TBS dari kebun plasma; biaya emelian TBS dad kebun seinduk dimana disini yang

Dari hasil pengolahan data diketahui penggunaan Model De Novo Goal Programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi yang optimal dimana semua fungsi kendala

Pendekatan fuzzy goal programming adalah sebuah metode yang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan informasi yang tidak pasti dalam proses produksi

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besar tingkat produksi optimal CPO dalam satu putaran produksi dengan interval waktu optimal untuk meminimumkan biaya

Metode goal programming juga efektif bila digunakan untuk menentukan kombinasi produk yang optimal dan sekaligus mencapai sasaran-sasaran yang.

Model goal programming sudah sering dipergunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu untuk pemodelan masalah multi sasaran.[7] Goal programming merupakan salah satu model

368.641.000,00, sedangkan keuntungan perusahaan jika membuat produk sesuai dengan solusi optimal dari model goal programming, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah