• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA, BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA, BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

H a l a m a n | 166

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN

KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA, BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA SUKAHURIP KECAMATAN PANGANDARAN

KABUPATEN PANGANDARAN

IKA LIAPASA

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dalam memotivasi masyarakat Desa Sukahurip yang ditunjukan dengan kurangnya komitmen petugas dalam memberikan dorongan atau motivasi kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam melaksanakan program keluarga berencana, belum kontinyunya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat dan kurangnya koordinasi dengan dinas/instansi terkait dan belum optimalnya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dalam memberikan petunjuk-petunjuk bagi perorangan, keluarga maupun masyarakat dalam menghadapi permasalahan pentingnya ikut menjadi anggota program KB. Bertolak dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran? 2) Apa hambatan-hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD)? 3) Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran?

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi informan sebanyak 17 orang. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah studi kepustakaan, studi lapangan (observasi dan wawancara) dan studi dokumentasi. Lamanya penelitian yang penulis lakukan kurang lebih 8 bulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran UPTB (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran secara umum sudah dilaksanakan, namun hasilnya tidak merata.Terdapat beberapa hambatan antara lain yaitu rendahnya kemampuan petugas, minimnya fasilitas penunjang, keterbatasan jumlah sumber daya petugas, keterbatasan sarana dan prasarana dalam UPTB, dan keterbatasan finansial untukmembiayai dan memenuhi permintaan masyarakat,minimnya pendekatan-pendekatan, kurangnya koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan kesehatan. Telah dilakukan upaya sepertiupaya untuk meningkatkan SDM petugas, pemberian kesempatan melanjutkan pendidikannya, mengikutsertakan dalam kegiatan Diklat, seminar dan workshop, melengkapi fasilitas penunjang, menambah jumlah petugas dan kemampuan serta keahlian di lapangan.

(2)

H a l a m a n | 167

PENDAHULUAN

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga. Tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan

saat – saat yang sangat dinantikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarsih, (2008:1) bahwa:

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi,selaras dan seimbang antara Anggota dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. Keluarga Berencana adalah salah satu program yang digalakkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia.

Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015“. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Menurut Saifuddin (2006 :24) dalam paradigma program keluarga berencana, misinya sangat menekankan pentingnya upaya

menghormati hak–hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Hak-hak reproduksi merupakan Hak-hak yang terkait dengan hak asasi manusia, pengekangan hak reproduksi berarti pengekangan terhadap hak asasi manusia, oleh karena itu petugas dalam melakukan pelayanan KB tanpa mengabaikan hal reproduksinya. Dengan demikian dalam pelayanan KB perlu adanya KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan KIE masyarakat diberi pemahaman dan pengetahuan tentang maksud dan tujuan KB.

Melalui peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat, utamanya melalui pendekatan pendewasaan usia kawin, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan melalui program KB diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Program Keluarga Berencana Nasional menurut BKKBN, (2004 : 16) dinyatakan sebagai berikut :

Merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa. Program ini memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan sumber daya manusia pada masa kini dan masa yang akan datang, yang menjadi prasyarat bagi kemajuan dan kemandirian bangsa.

(3)

H a l a m a n | 168 dalamupaya mewujudkan manusia

Indonesia sejahtera yang tidak terpisahkan dengan program pendidikan”. Dengan demikian berbagai kegiatan usaha di bidang pendidikan, penerangan, pembinaan sikap mental dan lain-lain, diperlukan untuk mendorong ke arah hidup berkeluarga kecil.

Dalam rangka pelaksanaan program KB di tingkat lapangan tidak terlepas dari peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) yang tugas dan fungsinya adalah melakukan pembinaan terhadap institusi masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan program KB. Selain itu, UPTB P3APK 2 BPMPD mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan program pelayanan KB yang tertuang dalam Peraturan Bupati Pangandaran No. 22 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD).

Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan

sebagai pengendali masa depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa. Sasaran keluarga berencana meliputi seluruh lapisan masyarakat atas dasar sukarela. Oleh karena itu usaha-usaha program keluarga berencana tidak hanya ditekankan pada cara-cara klinis tetapi juga cara-cara non klinis. Hal ini disebabkan bahwa kesediaan untuk melaksanakan keluarga berencana pada akhirnya merupakan suatu proses perubahan sikap hidup ma-syarakat.

(4)

H a l a m a n | 169 Pelaksanaan program KB di tingkat

lapangan tidak terlepas dari peranan Petugas Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2BPMPD). Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2BPMPD) merupakan pegawai negeri sipil atau non pegawai negeri sipil yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan KB.

Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran? 2) Apa hambatan-hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran? Dan 3) Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran?

LANDASAN TEORI 1.Konsep Pemberdayaan

Sulistiyani (2004:7) menjelaskan bahwa “Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya yang berarti kekuatan atau kemampuan”. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.

Menurut Riant Nugroho (2008: 164), tujuan dari program permberdayaan perempuan adalah :

1) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar menjadi objek pembagunan seperti yang terjadi selama ini

2) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk meningkatkan posisi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

(5)

H a l a m a n | 170 rumah tangga, maupun untuk

membuka peluang kerja produktif dan mandiri.

4) Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tempat tinggalnya.

2.Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)

Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa : “Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas”.

1. Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur

kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Handayani (2010 : 29), tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

2. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, atau dapat bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilisasi (Wiknyosastro, 2002 :41). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.

3. Peran Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dalam

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB)

Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-usaha operasional dalam bentuk upaya pemerataan pelayanan KB, peningkatan kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB, penggalangan kemandirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan pemantapan pelaksanaan program di lapangan.

(6)

kegiatan-H a l a m a n | 171 kegiatan yang terkait dengan masalah

kependudukan dan keluarga berencana ditingkat kecamatan dalam melakukan advokasi, koordinasi dan motivasi dengan Camat selaku Pimpinan Wilayah, Dinas Kesehatan selaku mitra kerja, para tokoh yang ada dan terhimpun dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan baik lembaga keagamaan maupun lembaga sosial lainnya serta stakeholder-stakeholder yang ada di tingkat kecamatan. Disamping itu pula tidak terlepas dari peran para Petugas Lini Lapangan Keluarga Berencana (PLKB/PKB) yang ada ditingkat desa kebawah dalam melakukan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi serta koordisasi dengan pihak-pihak terkait yang ada ditingkat lapangan.

Dalam penelitian ini peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) berdasar pada pendapat Notoatmodjo (2005 : 327-328) yang menyatakan bahwa peran petugas untuk mendorong terjadinya self directed actian petugas dapat mengambil peran untuk:

a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan merangsang munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.

b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang pengalaman kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk menghadapi hal yang serupa. c. Membantu diperolehnya

kemampuan masyarakat untuk membuat analisis situasi secara

sistematis tentang hakekat dan penyebab dari masalah yang dihadapi masyarakat.

d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi mereka, sebagai tambahan sumber-sumber yang memang sudah dimiliki masyarakat.

Peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran dalam melaksanakan kegiatan program Keluarga Berencana dan program pembangunan lainnya di lini lapangan di era otonomi daerah.

METODE PENELITIAN

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Lamanya penelitian yang penulis lakukan kurang lebih 8 bulan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Kepala Petugas Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB), Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Tenaga Penggerak Desa (TPD) sebanyak 17 orang.

(7)

H a l a m a n | 172 penelitian ini penulis mengunakan

teknik analisis data kualitatif melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Setiap informasi atau data yang diperoleh, baik melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dianalisis sehingga diharapkan

dapat menggambarkan

permasalahan yang ada di lapangan; (2) Penganalisisan dilakukan setiap selesai pengumpulan data yang diikuti dengan interpretasi dan elaborasi untuk menunjukkan makna yang terkandung di dalamnya;

(3) Membuat kategorisasi dan unitisasi data dengan mengkodingkan data, sehingga data mentah yang terkumpul dapat ditransformasikan dengan sistematis menjadi unit-unit yang dapat dipilahkan menurut karakteristiknya. Proses unitisasi ini dilakukan bukan saja setelah data terkumpul semua. Akan tetapi dilakukan pula selama proses pengumpulan data;

(4) Mengadakan triangulasi, yaitu membandingkan informasi data yang sama yang diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data (observasi, wawancara) disamping membandingkan informasi yang sama yang diperoleh dari berbagai sumber;

(5) Mengadakan member check dengan petugas Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, sebagai sumber

utama informasi (data) dalam penelitian ini. Kegiatan member check ini penulis lakukan setiap selesai mengadakan observasi dan wawancara. Sedangkan member check terakhir dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara keseluruhan;

(6) Mengadakan diskusi dengan teman-teman dalam usaha menguji validitas data yang terkumpul; (7) Memberikan tafsiran sebagai usaha

menemukan makna yang terkandung dan diperoleh dalam penelitian ini

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan

Pangandaran Kabupaten

Pangandaran.

(8)

H a l a m a n | 173

TABEL 1

REKAPITASULASI HASIL WAWANCARA MENGENAI PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK PENGENDALIAN

KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA SUKAHURIP KECAMATAN PANGANDARAN

KABUPATEN PANGANDARAN

Subvariabel Indikator Tanggapan Informan

1. Menumbuhkan

keinginan untuk bertindak

a. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat

menyatakan sudah baik

Sebanyak 10 orang 58,82% menyatakan masih kurang

b. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat menumbuhkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga pada

masyarakat tersebut sehingga mau berbuat dan bekerja sama secara optimal

Sebanyak 9 orang atau 52,94% menyatakan sudah baik

Sebanyak 8 orang atau 47,06% menyatakan masih kurang

c. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang ada di

masyarakat

Sebanyak 10 orang atau 58,82%

d. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat mengatasi

permasalahan kesehatan khusunya KB yang dihadapi oleh masyarakat

Sebanyak 8 orang atau 47,06% menyatakan sudah baik

Sebanyak 9 orang 52,94% menyatakan masih kurang

2. Memberikan

informasi

a. Petugas pelaksana

dapat memberikan gagasan baru untuk meningkatkan program KB

Sebanyak 11 orang atau 64,71% menyatakan sudah baik

Sebanyak 6 orang atau 35,29% menyatakan masih kurang

b. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat memberikan petunjuk-petunjuk bagi perorangan, keluarga

Sebanyak 13 orang atau 76,47% menyatakan bahwa sudah baik

(9)

H a l a m a n | 174

a. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat memberi bimbingan penyuluhan kepada masyarakat

Sebanyak 10 orang atau 58,82% menyatakan bahwa sudah baik

Sebanyak 7 orang atau 41,18% menyatakan masih kurang

b. Petugas pelaksana

menggerakan orang-orang, baik individu, keluarga, maupun masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang harus diatasi secara swadaya

sebanyak 12 orang atau 70,59% menyatakan sudah baik

Sebanyak 5 orang atau 29,41% menyatakan masih kurang

c. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat memenuhi permintaan dari masyarakat sehubungan dengan program KB

Sebanyak 8 orang atau 47,06% menyatakan sudah baik

Sebanyak 9 orang atau 52,94

a. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) dapat memberikan saran-saran yang diperlukan oleh masyarakat

Sebanyak 8 orang atau 47,06% menyatakan sudah baik

Sebanyak 9 orang atau 52,94% menyatakan masih kurang

b. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) mengajak tokoh masyarakat di desa/ kelurahan untuk

Sebanyak 11 orang atau 64,71% menyatakan masih kurang

c. Unit Pelaksana Teknis

Badan (UPTB) melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di masyarakat

Sebanyak 14 orang atau 82,35% menyatakan sudah baik

Sebanyak 3 orang atau 17,65% menyatakan masih kurang

Rata-rata Persentase 56,86 43,14

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan

(10)

H a l a m a n | 175 dilihat dari jawaban informan yang

menyatakan sudah baik sebesar 56,86% dan yang menyatakan masih kurang sebesar 43,14%.

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran sudah dilaksanakan sesuai dengan peran petugas untuk mendorong terjadinya self directed actianmenurut Notoatmodjo (2005 : 327-328).

2. Hambatan-hambatan yang

dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan

Pangandaran Kabupaten

Pangandaran

Berdasarkan tabel rekapitulasi dapat diketahui bahwa terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, diantaranya :

1. Rendahnya kemampuan petugas dalam memahami tugas-tugasnya dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat

2. Rendahnya kemampuan petugas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat, disamping itu fasilitas penunjang yang digunakan petugas masih minim.

3. Belum optimalnya petugas dalam memenuhi permintaan dari masyarakat

4. Masih kurangnya petugas Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) untuk mengajak tokoh masyarakat di desa/ kelurahan

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa selama ini hambatan-hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran yaitu kurangnya kemampuan SDM petugas, kurangnya komitmen petugas dalam memberikan dorongan atau motivasi kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam melaksanakan program keluarga berencana, masih jarangnya pemberian penyuluhan pada masyarakat dan kurangnya koordinasi dengan dinas/instansi terkait seperti Camat selaku Pimpinan Wilayah, Dinas Kesehatan (Puskesmas, Pustu, Poskesdes) selaku mitra kerja dan kurangnya pendekatan dengan tokoh masyarakat.

3. Upaya-upaya mengatasi

(11)

H a l a m a n | 176

Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak

Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan

Pangandaran Kabupaten

Pangandaran

Berdasarkan tabel rekapitulasi dapat diketahui bahwa upaya-upaya mengatasi hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, diantaranya :

1. Upaya untuk meningkatkan SDM petugas melalui pemberian petunjuk, arahan dan bimbingan dari kepala, pemberian kesempatan melanjutkan pendidikannya, mengikutsertakan dalam kegiatan Diklat, seminar dan workshop. 2. Upaya meningkatkan kemampuan

petugas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat. 3. Upaya untuk menambah jumlah

petugas dan kemampuan serta keahlian di lapangan, upaya meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dalam UPTB, menambah jumlah anggaran untuk membiayai opersional untuk memenuhi permintaan masyarakat 4. Unit Pelaksana Teknis Badan

(UPTB) melakukan upaya berupa melakukan pendekatan-pendekatan

yang lebih intens dengan melakukan komunikasi yang baik, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak baik koordinasi yang bersifat vertikal maupun horizontal.

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa untuk mengatasi berbagai hambatan dilakukan upaya-upaya seperti upaya untuk meningkatkan SDM petugas melalui pemberian petunjuk, arahan dan bimbingan dari kepala, pemberian

kesempatan melanjutkan

pendidikannya, mengikutsertakan dalam kegiatan Diklat, seminar dan workshop. Di samping itu, upaya melengkapi fasilitas penunjang baik medis dan non medis sehingga masyarakat termotivasi dan memiliki kemauan untuk memperbaiki dan meningkatkan hidupnya. Selanjutnya meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat dengan pemberian pengarahan dan bimbingan dari kepala, melakukan pendekatan yang lebih intens pada masyarakat. Di samping itu melakukan upaya untuk menambah jumlah petugas dan kemampuan serta keahlian di lapangan, upaya meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dalam UPTB, menambah jumlah anggaran untuk membiayai opersional untuk memenuhi permintaan masyarakat dan melakukan upaya berupa pendekatan-pendekatan yang lebih intens dengan para tokoh masyarakat melalui melakukan komunikasi yang baik serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(12)

H a l a m a n | 177

Teknis Badan (UPTB)

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran secara umum sudah dilaksanakan

2. Hasil wawancara terdapat beberapa hambatan antara lain yaitu rendahnya kemampuan petugas dalam memahami tugas-tugasnya dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat, minimnya fasilitas penunjang sehingga masyarakat kurang termotivasi dan memiliki kemauan untuk memperbaiki dan meningkatkan hidupnya, rendahnya kemampuan petugas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat, disamping itu fasilitas penunjang yang digunakan petugas masih minim, belum optimalnya prtugas dalam memenuhi permintaan dari masyarakat berupa keterbatasan jumlah sumber daya petugas, keterbatasan sarana dan prasarana dalam UPTB, dan keterbatasan finansial untuk membiayai dan memenuhi permintaan masyarakat, masih kurangnya petugas Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) untuk mengajak tokoh masyarakat di desa/ kelurahan yang disebabkan kurangnya kemampuan petugas dalam melakukan komunikasi, minimnya pendekatan-pendekatan yang dilakukan petugas, kurangnya koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan kesehatan.

3. Untukmengatasi berbagai hambatan tersebut menurut petugas UPTB telah dilakukan upaya sepert upaya untuk meningkatkan SDM petugas melalui pemberian petunjuk, arahan dan bimbingan dari kepala, pemberian kesempatan melanjutkan pendidikannya, mengikutsertakan dalam kegiatan Diklat, seminar dan workshop. Di samping upaya melengkapi fasilitas penunjang baik medis dan non medis sehingga masyarakat termotivasi dan memiliki kemauan untuk memperbaiki dan meningkatkan hidupnya, upaya meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat dengan pemberian pengarahan dan bimbingan dari kepala, melakukan pendekatan yang lebih intens pada masyarakat, upaya untuk menambah jumlah petugas dan kemampuan serta keahlian di lapangan, upaya meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dalam UPTB, menambah jumlah anggaran untuk membiayai opersional untuk memenuhi permintaan masyarakat dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) melakukan upaya berupa melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih intens dengan melakukan komunikasi yang baik, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak baik koordinasi yang bersifat vertikal maupun horizontal

Saran

(13)

H a l a m a n | 178 melakukan tugasnya harus lebih

mengoptimalkan perannya, sehingga proses pelaksanaannya program KB dapat berjalan dengan lancar dan optimal, Untuk menghindari hambatan-hambatan yang mungkin timbul kembali seperti masalah sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana, sebaiknya Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia khususnya bagi petugas lapangan seperti kegiatan pelatihan, diklat khusus, melanjutkan pendidikannya, meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelaksanaan tugas di dukung oleh sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai dan sebaiknya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) lebih berupaya dalam mengatasi hambatan-hambatan dengan cara meningkatkan pelaksanaan perannya dengan kesadaran yang tinggi, konsistensi sehingga proses pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku

BKKBN, 2004.Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi:Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta : BKKBN

Cholid, Sofyan, 2009, Keluarga dalam Persfektif Fungsional, Jakarta : Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, UI

Handayani, Sri. 2010.Buku Ajar Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Komarudin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara

Maramis, Willy. F. 2006.Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia

Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Priyanto. 2009. Komunikasi dan Konseling.Aplikasi Dalam Sarana Pelayanan Kesehatan Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medik

Ritonga, Abdurrahman dkk. 2003. Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Cetakan Kedua. Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina.

Saifuddin, Azwar,. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiawan, Ari, Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika.

Soekanto, Soejono, 2000, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru Ke-6, 1990, Jakarta ; Raja Grafindo Persada

(14)

H a l a m a n | 179 Dokumen-dokumen

Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Peraturan Bupati Pangandaran No. 22 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa (P3APK 2 BPMPD)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pada pesawat ketel uap (boiler) adalah dengan mengeksploitasi energi panas yang terkandung dalam gas buang (flue gas).. Untuk

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel biopsikososial yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pada pasien hipertensi.. Penelitian non- eksperimental bersifat

11.Rencana Pembangunan Daerah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber

Pemanenan Kelapa Sawit Membutuhkan Waktu Lebih Sedikit Sehingga Lebih Menguntungkan Daripada Karet. Sumber: Koleksi Pribadi, Desa Rumah Sumbul, 12

Adapun Tujuan Penelitian adalah untu mengetahui aplikasi pestisida dan pupuk sesuai standar atau tidak, untuk mengetahui sikap petani terhadap penggunaan pestisida dan pupuk,

Saib Suwilo, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan

Direkomendasikan untuk pasien agar memberikan pilihan alternatif untuk mengatasi gangguan istirahat tidur saat menjalani perawatan di rumah sakit dengan memberikan

Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan Dinas Peternakan Propinsi Jambi, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batanghari dan Direktorat Perbibitan, Direktorat