• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 712010065 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 712010065 BAB III"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN III

PENERAPAN YAYASAN PANTI ASUHAN YAKOBUS TERHADAP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI REMAJA KRISTEN DAN NON KRISTEN.

1.1Peran Sinode JKI dan Gereja gereja di Salatiga.

Panti Asuhan Yakobus sejak pendirian sampai saat ini 100% didukung sandang, pangan dan papan oleh Sinde JKI, bahkan sekolah dari para remaja yang ada didalamnya, dan kebutuhan yang diperlukan didalamnya semua disediakan. Namun untuk pembinaan

Pendidikan Agama Kristen tidak mendapat prioritas utama dikarenakan mereka sudah masuk dalam keluarga besar yang dasar pembinaannya imannya adalah Kristen. Dan sepenuhnya

diberikan kepada pengelola, Pembina yang ada dalam panti dan bila ada hal-hal tidak bisa dilakukan atau dilaksanakan diserahkan kepada Sinode dalam hal ini kepada bapak Pdt.Adi Susanto dan Istri. Sebatas bimbingan dan nasihat yang diberikan namun bila mereka juga tetap tidak mengindahkan diberikan kebebasan untuk memilih tetap berada dalam panti atau mereka keluar dari panti, akan tetapi pendidikan sekolah mereka tetap didukung dibiayai sampai mereka lulus dari perkuliahan, dan sudah merupakan komitmen pengelola pembina panti. Mengapa ini dilakukan untuk menjaga nama baik dari panti dan terus melakukan kebaikan dan menolong sampai cita-cita mereka tercapai.

Peran serta Gereja-gerja dalam organisasi Sinode JKI tidak ada, hanya peran serta yang kondisional dari Gereja Jemaat Kristus Indonesi (GJKI) Salatiga,ikut serta dalam Pendidikan Agama di Panti Asuhan, dan jemaat lokal dari gereja yang terbeban untuk melakukan dukungan melalui pelayanan di Panti Asuhan. Pengelola bersikap terbuka kepada pribadi, lembaga Gereja, sosial yang terbeban siap untuk mendukung baik berupa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan panti maupun dalam pembinaaan iman mereka.

Kurangnya perhatian khusus dalam Pembinaan Agama Kristen sangat disayangkan, sebab Sinode JKI mempunyai mahasiswa-mahasiswi yang sebenarnya dapat memberikan

kontribusi besar bagi Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus, dengan pola multikultural yang sudah tercipta di kampus juga sangat besar manfaanya untuk mendukung dan membantu para remaja untuk hidup bertumbuh bersama dalam Panti Asuhan yang berdasarkan pengajaran iman Kristen.

(2)

Pelaksanaan Pendidikan Agama Multikulturan di Panti Asuhan Yakobus, yang dilaksanakan selama ini, adalah tempat yang strategis untuk membimbing, melatih, mendidik, mengajarkan, mereka untuk dapat memahami dan mengerti arti kehidupan dalam kebersamaan sebagai keluarga besar yang telah diangkat menjadi anak-anak dengan orang tua yang memberikan tenaga dan pikirannya untuk menjadikan mereka manusia yang berarti bagi Tuhan dan sesama, bagi diri sendiri, bagi masyarakat dan bagi keluarga mereka dikemudian hari. Mereka menjadi bagian keluarga dipanti asuhan, bahkan disaat mereka diperlakukan sebagai anak-anak meskipun tidak lahir dari orang tua sesungguhnya, namun

kasih Tuhan begitu mengerti bahkan melebihi dari apa yang dimengerti mereka selama ini, baik teman-teman disekolah, dan masyarakat sekalipun, tempat yang dapat menerima,

membangkitkan semangat dan motivasi dalam menjalani kehidupan mereka dalam panti asuhan. Untuk itu sangat penting diperhatikan agar dapat mengalami desteni dalam kehidupan mereka. Maka pengajaran Agama sangat penting dalam kehidupan keluarga panti asuhan, agar mereka lebih dekat beriman dan menjadi pegangan dan penuntun dalam kehidupan mereka sehari-hari,bahkan dengan pendidikan agama akan memampukan mereka menjadi anak-anak yang saleh,baik,dan takut akan Tuhan sehingga kemurahan dan kasih Tuhan akan memberkati dan menyertai mereka dalam kehidupan yang mereka jalani. Walaupun pendidikan agama yang multikultural tersebut diterapkan dengan pendidikan agama secara kristiani. Anak remaja dalam panti asuhan Yakobus mengikuti dengan baik, dan sesuai dengan aturan dan tatacara yang berlaku di panti asuhan tersebut.

1.3 Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus.

Pendidikan Agama Kristen sangat penting sebagai dasar iman para remaja dipanti asuhan, untuk itu pandangan Hope S. Antone yang mengatakan bahwa proses pendidikan agama seharusnya tidak mengurangi pertumbuhan dalam komunitas imannya sendiri. Namun ia juga harus mampu menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan yang lainnya, mampu

melakukan dialog, berdiskusi bersama dan menjauhkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan-perbedaan yang memberikan manfaat penting dalam kehidupan keagamaan mereka. Pendidikan agama harus sunggu-sunguh mendidik dengan lebih baik dan mendalam, dan sebagai proses yang terus dilaksanakan seumur hidupnya, bukan hanya pada saat mereka berada disekolah, tetapi pada saat mereka berada dalam keluarga besar panti,dan berada dalam kelompok diskusi (pendalaman Alkitab).

(3)

membawa mereka untuk lebih murah hati dan terbuka,bersahabat,dan mengasihi sesama,Roh Kudus akan terus menyertai dalam setiap arah langkah dan perjalanan mereka. Karena kita mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, konsep Firman Tuhan supaya kita dapat melakukan yang terbaik.

Pemahaman inilah yang harus dimengerti dan dipahami panti untuk mendidik mereka dalam Pendidikan Agama Kristen yang lebih mendasar, sehingga mereka tidak dangkal dalam memahami kehidupan Kristiani di panti asuhan, pembenahan haruslah dilakukan sehingga akan tercipta suatu pendidikan yang berkesinambungan terus menerus sampai

mereka sudah berada diluar panti nantinya. Pola pendidikan yang berkesinanmbungan yang berjalan dengan baik selama ini, akan mendapat perubahan dan peningkatan yang sangat

berarti, baik mereka dalam memahami Firman Tuhan, dalam hubungan sesama remaja lainnya, hubungan yang terbuka sebagai keluarga besar tidak ada rasa ketakutan, malu, tertutup, tetapi dengan penuh katerbukaan dan merasakan akan kasih dan kebaikan Tuhan yang mereka dapatkan selama ini menjadi acuan mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang dalam pengenalan akan Firman Tuhan, hubungan dengan keluarga besar panti asuhan, Pembina,sesama teman dan dalam masyarakat.

1.4Program pembinaan di Panti Asuhan Yakobus.

Disadari oleh pengelola dan Pembina Panti Asuhan Yakobus bahwa tidak adanya pembinaan yang terprogram di Panti seperti panti-panti yang lain, baik kepada anak-anak maupun untuk remaja. Perjalanan panti dilakukan dengan biasa-biasa saja sehingga menghasilkan kehidupan yang biasa-biasa juga, tidak adanya perubahan yang alami dan terencana. Untuk itu berkaitan dengan perubahan dan perencanaan didunia ini hanya ada 2 jenis orang. Yang pertama adalah orang-orang yang dipimpin perubahan, dipaksa untuk berubah,dan memang ada hal-hal pola yang berubah dan membutuhkan kerelaan diri untuk sepenuhnya membuka diri untuk melakukan sesuatu perubahan menuju hal yang jauh lebih

baik.Yang kedua orang-orang yang membawa perubahan adalah orang-orang yang pandai mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, mengharapkan perubahan yang besar menuju langkah-langkah baru demi kemajuan hidup.

(4)

merencanakan hidupnya, tidak pernah mengendalikan banyak hal,maka dengan demikian akan dipimpin oleh orang lain.

1.5Doa

Doa yang dilaksanakan Panti Asuhan Yakobus doa pagi jam 04.30 dan malam 06.15 disampaikan Firman Tuhan oleh Pembina dan remaja pelaksanaannya bergantiaan, namun masalah yang dihadapi terkadang Pembina dan remaja telat, bahkan tidak dilaksanakan karena kesibukan sehingga doa bersama tidak terlaksana dengan baik.Doa adalah nafas hidup orang percaya yang dapat merubah seseorang, mendapat sesuatu yang terbaik, doa dapat

menyentuh orang lain dimanapun karena Roh Kudus berperan penting untuk merubah seseorang. Peran doa tidak dapat terlepaskan dalam kehidupan orang yang percaya Ia dapat merubah kehidupan dunia ini, pemimpin, gereja, teman-teman, keluarga. Doa juga dapat menolong mengembangkan kesanggupan untuk berdiri sendiri mandiri dengan karakter yang lebih baik agar diselamatkan dari pengaruh-pengaruh yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan dan perkembngan mereka, dengan demikian tidak diombang-ambingkan dan hatinya, perilakunya bercabang tidak sesuai dengan karkteristik Firman Tuhan tidak mempunyai pedoman atau kemudi (Yak 1:6-8).

1.6Ibadah

Ibadah di Panti Asuhan Yakobus dilaksanakan pada hari Minggu, jam 7.30 pagi,

puji-pujian dan mendengarkan Firman Tuhan yang dibawakan langsung oleh Bapak Sumarsono. Ibadah semua anak dan remaja hadir, masalah yang dihadapi dalam ibadah yang digabung dengan anak-anak sehingga Pelayanan Firman Tuhan yang disampaikan kurang terkosentrasi karena anak-anak yang bermain-main dengan pola dan cara mereka masing-masing. Untuk itu perlunya pembina-pembina untuk dintensifkan dalam mejaga anak-anak, atau ibadah tersebut dapat dilaksanakan dalam dua sessi, untuk anak-anak dan remaja, sehingga pengembangan dan pertumbuhan iman Kristen dapat terarah terfokus dengan baik. Dengan

demikian dapat meningkatkan pemahaman Firman Tuhan dalam ibadah Minggu yang dilakukan.

Proses pengembangan sikap dan karakter akan terpenuhi dan terbentuk melalui ibadah,

(5)

dalam ibadah dan pembinaan iman. Mereka akan mendapat kekuatan baru bahkan terpanggil untuk membimbing, membinan anak-anak lainnya yang ada di panti.Sehingga mereka tidak mudah jatuh kedalam berbagai masalah kehidupan dan dosa,Roh Kudus akan mengarahkan akal budi untuk melakukan kebenaran dan melangkah dengan iman percaya yang sudah terbentuk melalui ibadah yang dilakukan.

1.7Keluarga

Panti Asuhan Yakobus adalah keluarga besar remaja yang ada didalamnya untuk

bertumbuh, berkembang, dapat mengekpresikan dirinya sesuai dengan nilai-nilai Kristiani Pengurus, pengelola, Pembina sebagai orang tua yang memegang mandat untuk dapat

membangun, karakter, kemampuan dan hubungan yang multikultural dalam Pendidikan Agama Kristen. Peran tanggung jawab perlu ditingkatkan sehingga dapat mengayomi anak-anak dan remaja sehingga tidak ada yang merasa tidak diperhatikan sehingga keluar, lari dari Panti Asuhan. diakui banyak keluarga yang mendapat kegagalan dalam membinan dan membibing anak remaja menuju kemandirian dan kedewasaan, keluarga perlu ditolong agar keluar dari persoalan-persoalan yang dihadapi menjadi harapan, sehingga keluarga dimampukan dan bertanggung jawab dan mempunyai kekuatan,siap dan bertanggung jawab terhadap apa yang dihadapi dalam keluarga.

Keluarga yang bertumbuh akan mampu menghadirkan dirinya sehingga nilai Pendidikan Agama Kristen akan berjalan dengan baik dan teraktual dalam kehidupan keluarga, maka orang tua harus mampu membuka hati untuk mmendengar,memberikan waktu untuk berkomunikasi, tanamkan rasa harga diri, berikan kepercayaan, jadi teladan yang didalamnya tercipta hubungan suami istri dan angota keluarga yang harmonis, mampu memposisikan diri dengan baik bila remaja ada masalah, jangan membanding-bandingkan dengan yang lainnya bila ada kekurang dan kesalahan dari remaja, membuka pintu maaf bila orang tua mungkin ada salah paham atau sebaliknya, hindari mengancam anak bila berbuat

salah, tepati janji dan menjadi teman bagi remaja. Susana Kristiani dalam kelurga tercipta menuju kesatuan hati, kehangatan dan cinta, sehingga remaja dapat kerasan dirumah, adanya kemesraan, dan membimbing kearah iman dan belajar Firman Tuhan. Sehingga sikap kebebasan yang dianut remaja, dapat juga dipahami, mereka perlu dukungan dengan sendirinya terbentuk jati diri, dapat bertanggung jawab sesuai iman percayanya.

(6)

Pendidikan Agama Kristen Multikultural dengan sendirinya sudah ada di Panti Asuhan Yakobus, karena beberapa anak remaja dari beberapa latar - belakang, agama, suku ,budaya budaya, sosial dan keluarga sudah melebur dalam satu keluarga besar Panti Asuhan dan mendapat fasilitas dari Panti, Namun sangat disayangkan bahwa pendidikan yang berpedoman pada pendidikan disekolah dan tidak ada pola dan program pendidikan yang terstruktur sebagai acuan pembinaan khusus untuk Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus. Pendidikan Kristen yang terprogram dan terjadwal akan sangat membantu keluarga panti dengan panduan dan materi pelajaran yang bisa disediakan, ini pula yang dapat

menjadi pendekatan untuk memperkuat Pendidikan Agama Kristen dan terselektif.

Dengan demikian dapat mengontrol puncak emosional, pementingan diri

memperhatikan orang lain, kecendrungan meperhatikan harga diri, perubahan yang terjadi pada tubunya, pikiran-pikiran baru, mudah tertarik pada orang lain, dapat terarahkan melalui nilai-nilai Pendidikan Agama yang terprogram dan terjadwal dengan baik.

Pendidikan Agama Kristen sebagai wadah pelayanan dibidang pendidikan tidak hanya pada kelompok, anggota tertentu saja, tetapi juga untuk kaum remaja, sebagai tanggung jawab gereja dan lembaga terhadap warganya. Karena pendidikan adalah proses belajar mengajar yang menyangkut pengajaran dan latihan-latihan yang melibatkan pelajar secara pribadi demi perkembangan mental dan moral mereka. Peranan pendidikan tidak pada umumnya tidak bisa lepas dari sejarah manusia, yaitu dimana manusia berada. Oleh sebab itu peranan gereja dan lembaga Kristen dalam pendidikan hanya bisa dibicarakan dalam hubungannya dengan sejarah. Pendidikan Agama Kristen adala usaha dalam membangun kesadaran tiap pribadi terhadap kehidupan dan panggilannya, sehingga orang mengenal dan memahami arti kehidupan iman Kristen dan terus menerus dilaksanakan sehingga sadar dan mampu mengambil keputusan sebagai orang Kristen.

1.9Membangun Komunikasi dengan Kasih

(7)

masa depan agar manusia mampu berkomunikasi dengan baik menceritakan, menyaksikan akan karya AgungNya bagi manusia, masa kini dan harapan masa depan.

Pemimpin, Pembina, pengelola harus mampu membuka kemampuan untuk berkomunikasi benar-benar mendengarkan perkataan orang lain, apa yang sedang dihadapi, digumuli sehingga membuat terikat dan tidak mampu untuk mengatasi sendiri permasalahan tersebut. Perlu membangun hubungan dengan komunikasi yang dilandasi dengan kasih Tuhan, sehingga terjadi keterbukaan, kasih sayang, penuh empati dan akan tercipta jalan keluar yang membawa kepada sukacita dan damai sejahtera.

Membangun Komunikasi dengan penuh kasih yang dilandasi oleh kasih Kristus untuk tetap rendahkan hati, memberi diri untuk pengampunan manusia. Dengan demikian akan

memampukan suatu hubungan yang tidak dibatasi oleh kedudukan,usia,jabatan/kedudukan, tetapi atas dasar memberi diri untuk menciptakan keluarga panti.

1.10 Peran Panti Asuhan sebagai keluarga

Peran Panti Asuhan sebagai keluarga, penulis melihat sebagai hal yang penting bagi perkembangan remaja dalam menghayati imannya, dan memungkinkan mereka dapat lebih mendekatkan diri kepada kasih dan kemurahan Tuhan juga dapat berdialog dengan orang tua mereka di Panti, sehingga dengan dialog tersebut dapat membentuk hubungan antara anak dan orang tua sebagai ciptaan Tuhan yang mulia. Dan menjadikan mereka dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat. Hidup dalam kebersamaan, kerukunan, iman kepercayaan semakin baik dan teritegral dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam era multikultural sekarang ini, seluruh keluarga dituntut untuk saling bergantung dan menanggung hidup dalam kebersamaan agar tercapai kedamaian yang abadi dan merupakan bagian penting dalam kehidupan global saat ini yang ditandai dengan kemajemukan etnis, budaya dan agama yang memungkinkan terbangun hubungan dalam keluarga yang multikultural dalam masyarakat.

(8)

masyarakat. Keterbukaan dari hati kehati dalam komunikasi tersebut akan membuka suasana yang mungkin tidak terjalin dengan baik selama ini, sehingga terjadi komunikasi dialog yang indah dan saling memahami, menerima satu dengan yang lainnya. Membuat hubungan dalam keluarga panti menjadi baik adanya dan dapat menjadi sarana dalam rangka pemulihan kehidupan yang selama ini membuat mereka tidak mendapat suatu hubungan yang indah sebagai keluarga, akibat permasalahan dan latar belakang mereka yang tidak seperti keluarga-keluarga yang lengkap dan utuh sebagai keluarga-keluarga yang harmonis. Pendampingan dalam menghadapi konflik remaja sangat perlu dan dibutuhkan agar remaja dapat

mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya menuju kesadaran yang penuh, spontanitas, percaya diri dan mengarahkan diri sendiri dan memiliki kemampuan, keyakinan

dan kekuatan,dan mengekspresikan apa yang sedang dirasakan,dapat melakukan eksplorasi diri dan mengetahui hal-hal yang mengahalangi pertumbuhan dan memahami aspek-aspek kehidupan dirinya.

Penulis memperhatikan bahwa kenyataan yang terjadi dari anak remaja yang sedang

Referensi

Dokumen terkait

Faktor risiko terjadinya hipertensi obesitik pada remaja adalah interaksi antara faktor keturunan (hereditas) dan faktor lingkungan yang salah satunya adalah asupan

(B.) umbrosa pada lokasi pengambilan sampel merupakan petunjuk bahwa kedua spesies lalat buah ini tertarik kepada zat pemikat yang berupa food lure (buah dan juice buah

Penelitian terhadap ROA sesuai dengan hipotesis yang diajukan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ROA (Return on Assets) bank sebelum dengan setelah

Jadual 4.3 Taburan Responden Mengikut Gred Perkhidmatan 53 Jadual 4.4 Taburan Responden Mengikut Tahap Pendidikan 54 Jadual 4.5 Taburan Responden Mengikut Tempoh

Kampus pertama LP3I didirikan pada 29 Maret 1989 di Pasar Minggu Jakarta Selatan yang bermula dari program kursus 6 bulan, kemudian mengembangkan sayapnya menjadi lembaga pendidikan

1-4-2 Instalasi Modul Memori Lubang Lekukan Sebelum menginstal sebuah modul memori, pastikan untuk mematikan komputer dan mencabut kabel daya dari stop kontak listrik untuk

Hal tersebut karena semakin lebar jarak antar tanaman sela maka hasil pada masing- masing tanaman menjadi lebih tinggi sehingga menghasilkan nilai LER yang

Penulis tertarik untuk meneliti masalah peran hukum dalam mencegah terjadinya Eksploitasi Seksual Komersial Anak, penyebab terjadinya Eksploitasi Seksual Komersial Anak serta