• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komitmen Organisasi dan Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasi

2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi sering dikaitkan dengan keadaan dimana seorang

karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan – tujuan dan keinginannya

untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Robbins dan

Judge (2009:101) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana

seorang individu memihak organisasi serta tujuan - tujuan dan keinginannya untuk

mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.

Variasi definisi dan ukuran komitmen organisasi sangat luas. Sebagai

sikap, komitmen organisasi paling sering didefinisikan sebagai (1) keinginan kuat

untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk berusaha

keras sesuai keinginan organisasi; (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai

dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan

loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota

organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan

serta kemajuan yang berkelanjutan, Fred Luthan, (2006 : 249).

Sedangkan menurut Kreitner dan Kinicki (2014:165), komitmen organisasi

mencerminkan tingkatan dimana seseorang mengenali sebuah organisasi dan

terikat pada tujuan – tujuannya. Ini adalah sikap kerja yang penting karena orang

(2)

bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan memiliki hasrat yang

lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan.

Sopiah (2008:157) mendefinisikan bahwa komitmen organisasi adalah

suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya

kepercayaan dann penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi,

kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi dan keinginan

yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan

pada organisasi merupakan kondisi psikologis yang menggambarkan keyakinan

dan penerimaan karyawan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan

untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi dan kesediaan untuk

berusaha sungguh-sungguh dan bekerja keras demi pencapaian tujuan organisasi.

2.1.2 Dimensi komitmen organisasi

Robbins dan Judge (2009:101), mengemukakan 3 dimensi komitmen

karyawan pada organisasi yang terdiri atas :

1. Komitmen afektif (Affective commitment)

Komitmen ini mengacu pada perasaan emosional untuk organisasi dan

keyakinan dalam nilai nilainya. Sebagai contoh, seseorang karyawan

Petco mungkin memiliki komitmen aktif untuk perusahaannya karena

keterlibatannya dengan hewan – hewan.

2. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment)

Komitmen ini mengacu pada nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan

(3)

tersebut. Seorang karyawan mungkin berkomitmen kepada seorang

pemberi kerja karena ia dibayar tinggi dan merasa bahwa pengunduran diri

dari perusahaan akan menghancurkan keluarganya.

3. Komitmen normativ (Normative commitment)

Komitmen ini mengacu pada perasaan karyawan dimana mereka

diwajibkan untuk tetap berada di organisasinya karena alasan – alasan

moral dan etis. Sebagai contoh, seseorang karyawan yang mempelopori

sebuah inisiatif baru mungkin bertahan dengan seorang pemberi kerja

karena ia merasa “ meninggalkan seseorang dalam keadaan yang sulit”

bila ia pergi.

2.1.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen organisasi

David, J.Cherington, dalam Sopiah (2008 : 163), mengemukakan ada

empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan. Berikut ini adalah

keempat faktor tersebut:

1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja dan kepribadian.

2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam

pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan

3. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk

organisasi, kehadiran serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang

dilakukan organisasi terhadap karyawan.

4. Pengalaman kerja, pengalaman kerja seorang karyawan sangat

(4)

Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah

puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen

yang berlainan.

2.2 Locus of Control

2.2.1 Pengertian Locus of Control

Setiap individu bervariasi dalam banyaknya kewajiban pribadi yang

mereka tanggung untuk setiap perilaku mereka dan konsekuensinya. Julian Rotter,

seorang peneliti kepribadian, mengidentifikasi suatu dimensi kepribadian yang ia

beri nama Locus of control (lokus pengendalian) untuk menjelaskan perbedaan –

perbedaan ini. Ia berpendapat bahwa orang cenderung menghubungkan peyebab

dari perilaku terutama pada diri mereka sendiri atau faktor lingkungan. Ciri

kepribadian ini menghasilkan pola perilaku yang berbeda, Kreitner dan Kinicki

(2005:179). Sedangkan, menurutRobbins dan Judge (2009:138),Locus of control

merupakan tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib

mereka sendiri.

Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam locus of control mengandung unsur persepsi atau

pandangan, adanya kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan,

tanggungjawab atas semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sendiri. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah persepsi atau

pandangan individu tentang kemampuannya dalam menentukan nasib hidupnya

(5)

2.2.2 Jenis Locus Of Control

Menurut Robbins dan Judge (2009:138), Locus of Control terbagi

menjadi 2, yaitu:

1. Locus of Control Internal

Locus of Control Internal adalah individu yang yakin bahwa mereka

merupakan pemegang kendalli atas apapun yang terjadi pada diri mereka.

Individu yang memiliki kecenderungan Locus of Control Internal lebih

mengutamakan usahanya sendiri dalam menghadapi sesuatu, cenderung

akan bekerja keras dan memiliki pandangan bahwa usaha usaha yang

dilakukannya akan berhasil. Ciri – ciri individu yang memiliki Locus of

Control Internal, yaitu:

a) Suka bekerja keras

b) Memiliki inisiatif yang tinggi

c) Selalu berusaha/ semangat

d) Selalu berpikir bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil

Namun sayangnya, orang yang terlalu tinggi skor locus of control

internalnya cenderung menganggap bahwa segala hal yang terjadi dalam

hidupnya adalah karena faktor usaha dari diri individu itu sendiri. Tidak

hanya yang berkaitan dengan keberhasilan, namun juga kegagalannya.

Oleh karena itu, Orang yang memiliki kecenderungan locus of control

internal yang tinggi ketika menemui kegagalan akan merasa dirinyalah

penyebab kagagalannya dan kemudian menyalahkan dirinya. Inilah yang

(6)

menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada mereka, itu akan

membuat mereka putus asa dalam menghadapi kenyataan yang ada. Itu

artinya, skor internal yang terlalu tinggi perlu dihindari.

2. Locus of Control Eksternal

Locus of control eksternal adalah individu yang yakin bahwa apapun yang

terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti

keberuntungan atau kesempatan dan adanya orang lain yang berkuasa.

Individu yang memiliki kecenderungan Locus of control eksternal

memiliki semangat hidup yang rendah, inisiatif yang rendah dan kurang

berusaha/mudah menyerah karena mereka menganggap bahwa semua

peristiwa yang terjadi dalam hidupnya disebabkan oleh faktor nasib,

keberuntungan, kesempatan dan bahkan karena orang lain.

Ciri – ciri individu yang memiliki Locus of control eksternal, yaitu:

a. Mudah menyerah

b. Tidak inisiatif

c. Berpikir bahwa sedikit korelasi antara usaha dengan

kesuksesan

d. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah

2.3 Kepuasan Kerja

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada tingkat tertentu dapat mencegah karyawan untuk

mencari pekerjaan di perusahaan lain. Apabila karyawan di perusahaan tersebut

(7)

walaupun tidak semua aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja terpenuhi.

Karyawan yang memperoleh kepuasan dari perusahaannya akan memiliki rasa

keterikatan atau komitmen lebih besar terhadap perusahaan dibanding karyawan

yang tidak puas.

Menurut Robbins dan Judge (2009:99) kepuasan kerja (job satisfaction)

merupakan perasaan positif tentang pekerjaan sesorang yang merupakan hasil dari

sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang

tinggi memiliki perasaan – perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara

seseorang yang tidak puas memiliki perasaan – perasaan yang negatif tentang

pekerjaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan seseorang lebih dari

sekedar aktivitas mengatur kertas menulis kode program, menunggu pelanggan

atau mengendarai sebuah truk. Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan

kerja dan atasan – atasan, mengikuti peraturan dan kebijaksanaan – kebijaksanaan

organisasional, memenuhi standar – standar kinerja, menerima kondisi – kondisi

kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain – lain.

Sedangkan menurut Kreitner dan Kinicki (2014:169), kepuasan kerja (job

satisfaction) adalah sebuah tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai

segi pekerjaan seseorang. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang

bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda

sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian

terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi

(8)

evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau

tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

2.3.2 Dimensi Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki (2014:169) ada lima dimensi yang dapat

mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja bagi karyawan, yaitu sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan

Model ini menyatakan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkat dimana

karakteristik sebuah pekerjaan memungkinkan seseorang memenuhi

kebutuhannya.

2. Ketidaksesuaian

Model ini menyatakan bahwa kepuasan adalah hasil dari ekspektasi yang

terpenuhi. Ekspektasi yang terpenuhi menunjukkan perbedaan antara apa

yang diinginkan diterima seseorang dari suatu pekerjaan dan apa yang

sebenarnya yang ia terima.

3. Pencapaian nilai

Pemikiran yang mendasari pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan

merupakan jhasil dari presepsi bahwa sebuah pekerjaan memungkinkan

adanya pemenuhan terhadap nilai – nilai kerja yang penting bagi

seseorang.

4. Keadilan

Dalam model ini, kepuasan adalah sebuah fungsi dari seberapa “adil”

(9)

5. Genetis/ komponen – komponen disposisi

Model ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kepuasan kerja sebagian

adalah fungsi dari sifat pribadi dan faktor genetis.

Sedangan menurut Robbins dan Judge (2009:110) ada lima dimensi yang dapat

mempengaruhi sikap kepuasan kerja karyawan, yaitu:

1. Pekerjaan itu sendiri

Yang dimana hal itu terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan

kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat serta

kesempatan untuk bertanggung jawab.

2. Upah/gaji

Dimana sejumlah uang atau gaji yang diterima sesuai dengan beban

kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut.

3. Promosi

Yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada struktur organisasi.

4. Supervisi

Bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan

teknis dalam memotivasi.

5. Rekan kerja

Pada dasarnya, kelompok kerja akan berpengaruh pada kepuasan

kerja.Rekan kerja yang ramah dan kooperatif merupakan sumber

(10)

2.3.3 Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja

Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui

berbagai cara, Robbins, (2009:112) menyatakan ada 4 respon yang berbeda satu

sama lain dalam 2 dimensi yaitu konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan

penjelasan sebagai berikut:

1) Keluar (Exit), Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada

meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan

diri.

2) Aspirasi (Voice), Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan

konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan,

mendiskusikan masalah denganatasan, dan berbagai bentuk aktivitas

perserikatan.

3) Kesetiaan (Loyalty), Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi

optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan

berbicara bagi organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai

organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.

4) Pengabdian (Neglect), Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan

secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran

atau keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha, dan meningkatkan

(11)

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Nabila

( 2014 )

Pengaruh Locus of control internal dan eksternal terhadap Kepuasan Kerja pa PT. Pelindo I

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa variabel bebas (Locus of control internal dan eksternal ) secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. (Kepuasan Kerja Karyawan). Locus of control eksternal merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan kerja PT. Pelindo I Medan.

Septiana Intan Kerja, Dan Locus

Of Control

Hasil peneltian menunjukkan bahwa komitmen organisasional, gaya kepemimpinan atasan, motivasi kerja dan Locus Of Control berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor adalah gaya kepemimpinan atasan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor adalah gaya kepemimpinan atasan.

Daniëlle Leadership Style On Organizational Commitment Within SMES In Suriname, With Job Satisfaction a Mediator

Independen:

- Organizational Commitment Intervensi:

- Job Satisfaction Dependen:

- Organizational Culture

- Leadership Style

1.Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen

Organisasi.

2. Budaya Organisasi

berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi.

3. Kepuasan Kerja

(12)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Achmad

Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa komitmen mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Dari uji analisis jalur dapat diketahui bahwa hubungan antara komitmen organisasional maupun komitmen profesional adalah hubungan yang langsung tanpa adanya motivasi sebagai variabel intervening. Sehingga apabila kepuasan kerja auditor ingin ditingkatkan, maka seorang auditor haruslah mempunyai komitmen yang tinggi baik itu terhadap organisasi maupun profesinya.

I Putu Yogi Susena (2012)

Pengaruh Motivasi Kerja Dan

Locus Of Control Terhadap Kepuasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja dan locus of control berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor eksternal

Lakshman

Locus Of Control

And Job

- Job Satisfaction

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara locus of control internal dengan kepuasan kerja serta antara locus of control Eksternal dengan kepuasan kerja. Nopia

Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empris pada Kontor Akuntan Publik di Jakata)

Independen:

(13)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Bima Bayu Aji (2010)

“Analisis Dampak Locus Of Control Pada Tekanan Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja Auditor Internal” (Studi Pada

Perusahaan-Perusahaan Di Kota Semarang)

Independen:

- Locus of Control Dependen:

- Tekanan kerja - Kepuasan kerja - Kinerja

Hasil penelitian menemukan bahwa auditor internal yang memiliki Locus of Control internal merasakan tekanan kerja yang lebih rendah daripada auditor internal yang memiliki Locus of Control eksternal dan auditor internal yang memiliki Locus of Control internal merasakan kepuasan kerja yang lebih baik daripada auditor

- Kepuasan kerja Variabel intervensi:

- Komitmen organisasional

hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

Jena Sarita & Dian Agustia Locus Of Control Terhadap - Motivasi kerja - Locus of control Dependen:

- Kepuasan kerja - Prestasi kerja

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya

kepemimpinan situsional, motivasi kerja dan locus of control terhadap kepuasan kerja yang ditunjukkan dengan nilai signifikan = 0.000 lebih kecil dari level of signifikan = 0.05 (5%). Sedangkan tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situsional, motivasi kerja, dan locus of control terhadap prestasi kerja. Locus Of Control Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Internal Auditor

Independen:

- Locus of control Dependen:

- Kinerja

- Kepuasan kerja

Hasil penelitian menemukan bahwa internal auditor yang memiliki locus of control internal memiliki kinerja yang lebih tinggi dari internal auditor yang memiliki locus of control eksternal.

(14)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan tentang hubungan antar

variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono,

2012:89). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen

yaitu komitmen organisasi dan Locus of Control, sedangkan variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja karyawan.

Kepuasan kerja memiliki pengaruh untuk karyawan menentukan apakah dia

menetap atau meninggalkan organisasi. Jika karyawan tidak puas dengan pekerjaan

mereka, maka mereka akan meninggalkan organisasi tersebut. Menurut Robbins dan

Judge (2009:99) kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan perasaan positif

tentang pekerjaan sesorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi

karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki

perasaan – perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang

tidak puas memiliki perasaan – perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut.

Karyawan yang berkomitmen untuk organisasi dan percaya bahwa mereka

akan kesulitan untuk dapat menemukan pekerjaan lain yang lebih baik akan lebih

memilih untuk tinggal di organisasi atau perusahaan. Selain komitmen organisasi,

kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri karyawan dan

lingkungan sekitar karyawan. Aktivitas individu sebagai respon terhadap faktor –

faktor internal dan eksternal tersebut dikontrol oleh faktor locus of control.

Menurut Robbins dan Judge (2009:138) locus of control merupakan tingkat

(15)

Pengaruh Komitmen organisasi terhadap Kepuasan kerja

Achmad Badjuri & Jaeni (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Dengan Motivasi

Sebagai Variabel Intervening”, menyatakan bahwa komitmen mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Dari

uji analisis jalur dapat diketahui bahwa hubungan antara komitmen

organisasional maupun komitmen profesional adalah hubungan yang

langsung tanpa adanya motivasi sebagai variabel intervening. Sehingga

apabila kepuasan kerja auditor ingin ditingkatkan, maka seorang auditor

haruslah mempunyai komitmen yang tinggi baik itu terhadap organisasi maupun

profesinya. Kreitner & Kinicki (2014:167) juga mengungkapkan bahwa

Komitmen organisasi memang sangat penting. Sebuah meta-analisis atas 183

penelitian hampir 26.000 individu mengungkapkan sebuah hubungan yang

signifikan dan kuat antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja.

Pengaruh Locus of control terhadap Kepuasan kerja

Selanjutnya, Nabila(2014) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

Locus of control internal dan eksternal terhadap kepuasan kerja pa PT Pelindo I

Medan, menyatakan bahwa berdasrkan uji F variabel bebas (Locus of control

internal dan eksternal) secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (kepuasan kerja karyawan).

Pengaruh Komitmen organisasi, Locus of control terhadap Kepuasan kerja Menurut penelitian Astriyani (2011), yang berjudul “Pengaruh Komitmen

(16)

Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empris pada Kontor Akuntan Publik di Jakata)”.

Hasil uji F menunjukkan bahwa komitmen organisasional, gaya kepemimpinan

atasan, motivasi kerja dan Locus Of Control berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja auditor.

Maka, dari uraian diatas dapat diduga bahwa komitmen organisasi dan

Locus of Controlberpengaruh signifikan terhadap Kepuasan kerja karyawan.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Robbins dan Judge (2009:99), Nabila (2014),Astriyani (2011) data diolah.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, (Kuncoro,2009:62).Berdasarkan perumusan masalah diatas penulis

memberikan hipotesis dari penelitian ini adalah “Komitmen organisasi dan

Locus of control berpengaruh signifikan terhadapKepuasan Kerja Karyawan

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan”.

Kepuasan Kerja (Y) Komitmen Organisasi

(X1)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Semakin kecil hasil nilai rerata pada kedua kelompok setelah intervensi menunjukkan semakin menurunnya kecemasan pada anak, dari hasil posttest ke 5 Story telling nilai

spiritual dengan Tuhan hingga menemukan makna positif mengalami perubahan dan. memberikan dampak positif dan negatif

Dengan latar belakang dari beberapa penelitian yang tersebut maka dapat kembangkan suatu penelitian alat pengendali ketinggian air agar lebih teliti maka dapat

menyiapkan bahan dan melaksanakan kerja sama dengan satuan kerja/ unit kerja dan instansi terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan fasilitasi administratif pengembangan

Untuk insiatif strategis CRM hotel Grage Sangkan adalah memberikan informasi hotel secara detail, memenuhi kebutuhan pelanggan dengan harga yang sesuai, lingkungan hotel yang aman

Hasil pengamatan pada Tabel 1, permukaan pada bidang lembaran menunjukkan hampir dari semua variasi jumlah bulu ayam menghasilkan lembaran yang baik dan tidak tampak cacat, hanya

Format Standar Operasional Prosedur Pelayanan Pengujian Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

cenderung mempunyai volatilitas yang tinggi dengan volume yang relatif kecil dan tingkat resiko yang sangat besar. Saham Rekomendasi Harga Target STOP LOSS SUPPORT RESISTANCE