BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi
masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena personal hygiene mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Perawatan fisik diri sendiri mencakup perawatan kulit, kuku, alat kelamin, rambut, mata, gigi-mulut, telinga dan hidung (Setiabudhi, 2002)
Adanya masalah pada personal hygiene akan berdampak pada kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu penyebabnya mungkin adalah personal hygiene yang kurang. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab personal
hygiene merupakan faktor penting dalam mempertahankan derajat kesehatan
individu. Sebagai contoh, adanya perubahan pada kulit dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Gangguan fisik yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan konsep diri.
keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara lansia muda (60-69 tahun) sebesar 48,39 persen, lansia madya (70-79 tahun) sebesar 57,65 persen, dan lansia tua (80-89 tahun) sebesar 64,01 persen yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. (BPS, 2014)
Lansia merupakan kelompok usia diatas 60 tahun, dimana pada usia ini untuk melakukan segala sesuatu temasuk melakukan personal hygiene atau (kebersihan perseorangan) menurun karena dipengaruhi oleh faktor usia. Di lihat dari segi fisik, kelompok lansia sangat mengharapkan perhatian khusus dari keluarga untuk membantu dan memotivasi mereka menerapkan personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari. Lansia merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit dimana pada kelompok ini, sistem kekebalan tubuh sudah menurun sehingga lansia mudah terserang penyakit. Karena itu, penerapan personal hygiene sangat penting bagi lansia. Lansia yang tidak menerapkan atau
menjaga personal hygiene dengan baik akan muncul masalah kesehatan pada diri lansia itu sendiri.
buang sembarangan (Depkes RI,2004)
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Salah satu bagian tubuh manusia yang sangat cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya bebagai macam penyakit antara lain penyakit kulit (Harahap, 2000).
Berdasarkan penelitian Yulan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata tahun 2013, lansia pada kelompok umur 61- 70 tahun lebih banyak mempunyai masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan personal hygine yaitu dari 30 orang lansia, ada 13 orang mempunyai masalah
kesehatan berupa, gatal-gatal pada kulit, penyakit diare, sakit gigi, dan gusi akibat dari personal hygiene yang tidak baik.
Pada lansia dengan kelompok umur 60-85 tahun lebih banyak mempunyai masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan personal hygine yaitu dari 14 orang lansia, ada 5 orang mempunyai masalah kesehatan berupa penyakit gatal-gatal pada kulit, sakit gigi, dan gusi akibat dari personal hygiene yang tidak baik.
Panti jompo merupakan suatu institusi hunian bersama dari para lansia mempunyai keterbatasan di bidang kesehatan dan sosial-ekonomi. Kebutuhan harian dari para penghuni biasanya disediakan oleh pengurus panti. Sama halnya dengan Panti PPOS GBKP Sibolangit yang merupakan tempat hunian bagi lansia. Jumlah lansia di panti ini adalah 31 orang, 7 laki-laki dan 24 perempuan. Jumlah kamar di panti ini adalah 34 kamar, di setiap kamar terdiri dari kamar mandi, tempat tidur, dan tempat sampah. Rentang umur lansia yang ada di panti tersebut adalah 60-90 tahun. Berdasarkan survei pendahuluan lebih banyak lansia mempunyai keluhan kesehatan.
` Berdasarkan survei pendahuluan yang di lakukan peneliti, laporan pada tahun 2015 di Panti Jompo PPOS GBKP ada beberapa penyakit yang sering di alami lansia yaitu keluhan kulit, rematik, asam urat, diabetes melitus, GE, maag, hipertensi dan ISPA. Keluhan Kulit merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit. (Poliklinik Sejahtera PPOS Sibolangit, 2015). Kurangnya personal hygiene pada lansia di panti ini dapat lihat dari keadaan rambut yang acak-acakan, kotor dan lengket, bau badan, dan kuku yang kotor. Penyebab kurangnya personal hygiene karena minimnya tenaga perawat lansia di panti ini. Jumlah perawat di panti ini adalah 10 orang, sehingga 1 perawat menangani lebih dari 1 lansia. Pada tahun 2014 terjadi kasus penyakit kulit scabies yang tinggi, dimana hampir semua lansia mengalami penyakit tersebut.
digunakan untuk kegitan di Panti Jompo bersumber dari air permukaan. Tetapi kulaitas air tidak dalam keadaan baik karena tidak di olah terlebih dahulu sebelum digunakan. Kamar mandi yang tersedia di setiap kamar masih dalam keadaan kurang baik, karena air bekas mandi tidak dialirkan ke septic tank. Penggunaan jamban tidak menggunakan jamban leher angsa di setiap kamar mandi. Pembuangan sampah di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit juga masih kurang baik karena di setiap kamar belum tersedia tempat sampah, pengumpulan sampah sementara berada pada tempat sampah yang terbuka dan dibakar sendiri secara manual oleh petugas kebersihan Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit. Selain itu, kebersihan tempat tidur belum seluruhnya memenuhi syarat kesehatan, karena kasur dan bantal yang di gunakan tidak dijemur minimal 1 kali dalam seminggu.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Hubungan Personal Hygiene, Karateristik Lansia, Peran Perawat,
dan Sanitasi lingkungan tempat tinggal dengan Keluhan Kulit pada Lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit Tahun 2016”
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui personal hygiene, karateristik lansia, peran pearawat, dan sanitasi lingkungan tempat tinggal dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit Tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan karateristik lansia dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit.
2. Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit.
3. Untuk mengetahui hubungan peran perawat dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit.
4. Untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan tempat tinggal dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit.
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:
Ha : Ada hubungan signifikan antara umur dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara personal hygiene dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara peran perawat dalam pelaksanaan personal hygiene dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP
Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara penyediaan air bersih dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha: Ada hubungan signifikan antara kebersihan kamar mandi dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara kebersihan tempat tidur dan seprei dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
Ha : Ada hubungan signifikan antara sarana pembuangan sampah dengan keluhan kulit pada lansia di Panti Jompo PPOS GBKP Sibolangit
1.5 Manfaat Penelitian a. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat penelitian ini berguna untuk masukan atau hubungan perilaku hidup bersih perorangan dan sanitasi lingkungan sehingga setiap orang yang membaca penelitian ini dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungannya terutama yang berkaitan dengan kejadian keluhan kulit.
b. Bagi Instansi
kepada lansia tentang bagaimana cara personal hygiene yang baik guna meningkatkan kesadaran dan kemampuan lansia dalam mengurus diri terutama berhubungan dengan personal hygiene dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan meningkatkan sanitasi kamarnya terutama yang berkaitan dengan kejadian keluhan kulit.
c. Bagi Peneliti Lain