• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Skabies

2.1.1 Definisi dan etiologi

Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat tungau penyebab gatal

yaitu: Sarcoptes scabiei. Tungau betina menggali lubang ke dalam stratum

korneum, membuat terowongan, disertai timbulnya gatal hebat dan ekzema akibat

garukan.11 Skabies disebabkan oleh Sarcoptei scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut

Sarcoptes scabiei var.hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut

translusen, berwarna putih kotor, dan tidak mempunyai mata.5

(2)

2.1.2 Epidemiologi

Skabies dapat ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang berbeda.

Skabies merupakan penyakit endemik yang dapat mengenai semua ras dan

golongan di seluruh dunia. Insidennya sama pada pria dan wanita. Insiden di

negara berkembang lebih tinggi dari pada di negara-negara industri. Skabies lebih

sering mengenai anak-anak berusia 10-12 tahun, lebih sering terlihat pada

laki-laki dari pada perempuan.13

Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan

penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.14

Ada juga dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak

faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi

yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas,

kesalahan diagnosis, dan perkembangan demografik serta ekologik, penyakit ini

dapat dimasukkan dalam P.H.S ( Penyakit Akibat Hubungan Seksual).5

2.1.3 Siklus hidup

Betina berukuran 300x350 mikron, sedangkan yang jantan berukuran 150x200

mikron. Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki dengan 2 pasang kaki depan

dan 2 pasang lainnya merupakan kaki belakang. Setelah melakukan kopulasi

S.scabiei jantan akan mengalami kematian, tetapi kadang-kadang dapat bertahan hidup beberapa hari. Tungau betina membuat terowongan di stratum korneum

kulit. setelah kopulasi, 2 hari kemudian tungau betina tersebut bertelur 2-3 butir

telur per hari di dalam terowongan yang dibuat oleh tungau betina itu. Kira-kira

3-5 hari kemudian telur tersebut akan menetas menjadi larva, dalam waktu 3-4 hari

(3)

3-5 hari. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa

memerlukan waktu kira-kira 8-12 hari.2

Gambar 2.2. Siklus hidup sarcoptei scabiei 15 2.1.4 Patogenesis

Lesi primer pada penderita skabies berupa terowongan yang berisi tungau,

telur, dan hasil metabolisme. Pada saat menggali terowongan tungau

mengeluarkan sekret yang dapat melisiskan kulit pada lapisan stratum korneum.

Sekret dan ekskret menyebabkan sensitisasi sehingga dapat menimbulkan pruritus

dan lesi sekunder. Lesi sekunder berupa papul, vesikel, pustul dan kadang bisa

juga berupa bula, dapat pula terjadi lesi tersier berupa ekskoriasi, eksematisasi,

(4)

Tungau hidup di dalam terowongan di tempat predileksi, seperti jari tangan,

pergelangan tangan, ketiak, areola, umbilikus, perut bagian bawah, dan bisa juga

di daerah bokong atau alat genital. pada orang dewasa kulit kepala dan wajah

biasanya terhindar, tetapi pada bayi bisa terjadi di seluruh permukaan kulit tubuh

bayi. Pada tempat predileksi dapat ditemukan terowongan berwarna putih abu-abu

dengan panjang yg bervariasi, rata-rata 1 mm, berbentuk lurus atau

berkelok-kelok.16

Kelainan kulit tersebut tidak hanya dapat disebabkan oleh tungau skabies,

tetapi bisa juga terjadi oleh penderita sendiri akibat dari garukan pada daerah yang

gatal. Gatal yang disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret dari

tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu

kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,

urtikaria, dan manifestasi lain. Dengan garukan dari penderita dapat menimbulkan

manifestasi yang lebih parah, seperti dapat timbul erosi, ekskoriasi, dan infeksi

sekunder.5

2.1.5 Transmisi

Ada 2 cara penularan dari penyakit skabies ini, yaitu:

1. Kontak langsung, atau kontak kulit penderita dengan kulit orang lain.

Misalnya saat berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual dapat

menyebabkan orang tersebut tertular.

2. Kontak tidak langsung, orang lain tertular melalui benda milik penderita,

seperti pakaian, handuk, sprei, bantal,dan sebagainya.

Penularan yang terjadi biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah

dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Di kenal pula Sarcoptes scabiei

(5)

2.1.6 Manifestasi klinis

Setelah infeksi awal gejala dapat terjadi dalam beberapa hari sampe beberapa

minggu untuk berkembang. Gejala yang terjadi pruritus mungkin timbul dalam

waktu 24 jam. Penderita skabies biasanya mengeluh pruritus yang paling parah di

malam hari, tapi kadang-kadang ada juga pasien yang tidak menunjukkan gejala.

Lesi yang paling khas dari skabies adalah berupa terowongan yang dibuat oleh

Sarcoptes scabiei tempat tinggal tungau tersebut. Terowongan ini biasanya tipis,

melengkung, berukuran 1 mm.2

Skabies ini biasanya menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam

sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga akan terkena infeksi. Begitu

pula pada sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar

tetangga yang dekat juga bisa tertular. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang

seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,

tetapi tidak memberikan gejala, penderita tersebut bersifat sebagai pembawa

(carrier).2

Pada ujung terowongan yang dibuat oleh parasit ini ditemukan papul atau

vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,

ekskoriasi, dan lain sebagainya).5

Ada 4 tanda kardinal skabies yaitu:

1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari) oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit skabies menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi, begitu

pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian

besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.

3. Kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, dengan

panjang sekitar 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau

(6)

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik, dapat

ditemukan 1 atau lebih stadium hidup tungau.5

Gambar 2.3. Gejala klinis penyakit skabies 15 2.1.7 Diagnosis

Diagnosis bisa ditegakkan dengan cara klinis maupun laboratorium. Secara

klinis diagnosis ditegakkan dengan melihat kelainan pada kulit, khususnya di

daerah predileksi serta memperhatikan pasien saat menggaruk. Diagnosis bisa

ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal skabies. Secara

laboratorium dengan uji KOH dan uji tinta. Uji KOH yaitu kerokan kulit yang

diambil dari daerah predileksi diletakkan diatas object glass dan ditetesi larutan

kalium hidroksida (KOH 10%) kemudian dipanaskan sebentar, ditutup dengan

kaca penutup lalu di lihat di mikroskop. Pada uji tinta terowongan dapat dilihat

jelas jika kulit ditetesi dengan tinta hitam, setelah tinta pada kulit dicuci akan

terlihat terowongan yang berwarna kehitaman.17

Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan S.scabiei yang didapatkan dengan

cara mengeluarkan tungau dari kulit, dengan kerokan kulit atau biopsi. Tungau

sulit ditemukan pada pemeriksaan laboratorium karena tungau yang menginfestasi

penderita sedikit, penyebabnya adalah jumlah telur yang menetas hanya 10 %.

Selain itu garukan dapat mengeluarkan tungau secara mekanik dan jika terjadi

infeksi sekunder maka pus yang terbentuk dapat membunuh tungau karena

(7)

Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar memberikan hasil yang

baik maka faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :

a. Papul yang baik untuk dikerok adalah papul yang baru dibentuk

b. Pemeriksaan jaringan dilakukan pada lesi ekskoriasi dan lesi dengan

infeksi sekunder

c. Kerokan kulit harus superfisial dan tidak boleh berdarah

d. Jangan mengerok dari satu lesi tetapi dari beberapa lesi. Tungau paling

sering ditemukan pada sela jari tangan sehingga perhatian terutama pada

daerah itu

e. Sebelum melakukan kerokan kulit teteskan minyak mineral pada skalpel

dan pada lesi yang akan dikerok.2

Dalam melakukan kerokan kulit, minyak mineral lebih unggul daripada

larutan potasium hidroksida karena :

a. Tungau mudah menempel pada minyak dan mudah diambil, tungau akan

tetap hidup.

b. Skuama dari kulit bercampur dengan minyak mineral dan lebih banyak

bahan yang tersedia untuk pemeriksaan mikroskopis.

Melakukan kerokan kulit dengan cara meneteskan satu tetes minyak mineral

pada skalpel steril. Biarkan minyak mengalir pada papul atau daerah yang akan

dikerok. Lalu lakukan pengerokan sekitar 6 atau 7 kali untuk mengangkat atap

papul, kemudian pindahkan ke gelas objek. Kemudian tambahkan 1 atau 2 tetes

minyak lalu aduk untuk mencampurkan bahan kerokan merata pada minyak.

Letakkan kaca penutup pada gelas objek, jangan sampai ada gelembung udara.

Kemudian melihat sediaan dibawah mikroskop.18

2.1.8 Tatalaksana

Syarat obat yang ideal adalah:

a. Harus efektif terhadap semua stadium tungau

(8)

c. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian

d. Mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau.

Cara pengobatannya adalah dengan mengobati seluruh anggota keluarga,

termasuk penderita yang hiposensitisasi.5 Jenis obat topikal:

a. Belerang endap (sulfur prepitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk

salep atau krim. Penggunaan obat ini tidak boleh kurang dari 3 hari karena

tidak efektif terhadap stadium telur. Kekurangan obat ini berbau dan

mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai

pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

b. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,

diberikan setiap malam selama 3 hari. Kekurangan obat ini yaitu: sulit

diperoleh, sering menyebabkan iritasi, kadang-kadang makin gatal setelah

dipakai.

c. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau

losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah

digunakan dan jarang menyebabkan iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada

anak kurang dari 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan

saraf pusat. Pemberiannya mudah, cukup dengan sekali pakai kecuali bila

gejala masih ada dapat diberikan seminggu kemudian.

d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio merupakan obat pilihan juga,

karena mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal,

penggunaanya harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.

e. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan

dengan gameksan, efektifitasnya sama, digunakan hanya sekali dan

kemudian dihapus setelah 10 jam. Bila masih ada gejala diulangi setelah

seminggu. Obat ini tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan.2,10

Selain pemberian obat dianjurkan juga langkah-langkah pengendalian

(9)

pengeringan panas, jika tidak bisa dimesin cuci, isolasi dalam kantong plastik

setidaknya 72 jam.2

2.1.9 Pencegahan

Untuk melakukan pencegahan skabies dapat dilakukan dengan cara yaitu:

1. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies dan mencegah

penggunaan barang-barang penderita secara bersama.

2. Pakaian, handuk, dan barang-barang lain yang digunakan penderita harus

diisolasi dan dicuci dengan air panas.

3. Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air dimasukkan kedalam

kantong plastik selama 7 hari, lalu dijemur di bawah sinar matahari.

4. Sprei penderita harus diganti dengan yang baru maksimal tiga hari sekali.

5. Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang

sehat akan mempercepat kesembuhan dan bisa memutus siklus hidup

skabies.19

2.1.10 Prognosis

Skabies dengan diagnosis tepat, pemilihan dan cara pemakaian obat yang

tepat, menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat dicegah dan akan

memberikan prognosis yang baik.5

2.2 Pengetahuan

2.2.2 Definisi pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”. Kata tahu memiliki banyak pengertian

seperti mengerti sesudah melihat, sadar, dan mengenal. Kata pengetahuan juga

berarti segala sesuatu yang diketahui, seseorang dikatakan tahu tentang sesuatu

hal apabila orang tersebut sudah mengetahui dan mengerti tentang sesuatu

tersebut.20 Banyak hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang seperti usia, jenis kelamin, kegiatan sehari-hari, sumber informasi, dan riwayat menderita

suatu penyakit. Biasanya semakin bertambah usia seseorang maka kegiatan,

informasi dan pengalaman yang diperoleh banyak, akan semakin luas

(10)

kesehatan yang diajarkan dipesantren menyebabkan sebagian besar santri

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali apa yang

sudah diketahui.

3. Aplikasi (application)

Yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya.

4. Analisa (analysis)

Analisa yaitu untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu

komponen. Tapi masih berkaitan satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Adalah kemampuan melakukan penelitian atau justifikasi terhadap suatu

materi atau objek.22

Menurut Nursalam, 2008. Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori:

1. Baik apabila responden dapat menjawab dengan benar 76%-100% dari

keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

2. Cukup apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar

56%-75% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

3. Tingkat pengetahuan kurang baik apabila responden dapat menjawab

(11)

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabies masih kurang,

sehingga dianggap sebagai penyakit yang biasa saja karena tidak membahayakan

jiwa. Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan skabies dapat

menyebabkan infeksi sekunder yang berakibat kerusakan jaringan kulit akut.

Tingkat pendidikan ternyata berhubungan dengan tingkat prevalensi skabies,

tingkat pendidikan rendah cenderung lebih tinggi prevalensi skabiesnya daripada

dengan orang yang berpendidikan tinggi.22

2.3 Perilaku

2.3.1 Definisi perilaku

Perilaku adalah merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan. Perilaku adalah suatu respon terhadap stimulus dan

akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya. Individu seakan-akan tidak

mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya sehingga stimulus dan

respon seakan-akan bersifat mekanitik.20 Respon perilaku terdiri atas :

1. Respon refleksif

Merupakan respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Biasanya respon yang dihasilkan bersifat tetap. Orang akan tertawa apabila

mendengar kabar gembira atau lucu, sedih jika mendengar musibah.

2. Operan respon

Respon yang dihasilkan apabila diberikan stimulus berupa penguatan. Dari

penguatan ini agar respon yang dihasilkan semakin bagus dan

berkembang.23

2.3.2 Bentuk perubahan perilaku

1. Perubahan alamiah

Perilaku yang dihasilkan dari proses belajar sangat tergantung, dari

(12)

2. Perubahan terencana

Perubahan perilaku yang benar-benar direncanakan, seperti berecana akan

merubah perilaku sehari-hari yang buruk, tidak peduli kebersihan,

kesehatan, untuk jadi lebih baik dan lebih peduli.

3. Kesediaan untuk berubah

Kesediaan untuk berubah bagi setiap orang berbeda-beda. Perbedaan

individual berupa bio, psiko, sosial kultural dan spritual sangat

mempengaruhi pengambilan keputusan bagi individu untuk perubahan

perilakunya.23

Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan

Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila

sakit.

2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem pelayanan kesehatan atau

perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

Perilaku ini menyangkut upaya pada saat menderita atau kecelakaan,

tindakannya dimulai dari mengobati diri sendiri sampai mencari

pengobatan keluar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya.24

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya sebagai pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan , sikap dan perilaku guna membantu

(13)

2.3.3 Indikator perilaku

Indikator PHBS tatanan institusi pendidikan ( pesantren):

1. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa

2. Tersedia air kran yang mengalir di setiap kelas

3. Tidak ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah

4. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik

5. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)

6. Siswa pada umumnya (60%) kukunya pendek dan bersih

7. Siswa tidak merokok

8. Siswa ada yang menjadi dokter atau promosi kesehatan.25

Perilaku sehat diukur melalui tiga parameter yaitu pengetahuan, sikap, dan

tindakan terhadap skabies. Ketiga parameter tersebut menunjukkan peran yang

nyata terhadap prevalensi penyakit skabies. Pengukuran perilaku dilihat dari

kebiasaan para santri yang dinilai dari jawaban pertanyaan yaitu :

a. Perilaku yang buruk seperti sering memakai baju atau handuk bergantian

dengan teman, tidur bersama dan berhimpitan dalam suatu tempat.

b. Perilaku yang baik dengan memakai pakaian sendiri atau tidak memakai

baju atau handuk bergantian dengan teman.9

2.3.4 Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu: personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan per orang adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik

dan psikis. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila orang

tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya.26

Kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit,

maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi permukaan

tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit

juga penting produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet,

(14)

virus, kuman, parasit, dll. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit

yaitu skabies.5

Dalam sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis

seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan.

Jika seseorang sakit, mungkin masalah kebersihannya kurang dijaga.26

Tampak sekali peran hygiene perorangan dalam penularan penyakit skabies.

Tungau sarcoptes scabiei akan lebih mudah menginfestasi individu dengan

hygiene perorangan yang buruk, yaitu: malas mandi, malas keramas, jarang mencuci handuk, jarang mengganti pakaian. dan sebaliknya lebih sukar

menginfestasi individu dengan hygiene perorangan yang baik yaitu: mandi, dan

keramas teratur, pakaian dan handuk sering dicuci. karena tungau dapat hilang

dengan mandi dan keramas teratur, pakaian dan handuk sering dicuci dan

kebersihan alas tidur.9

2.4 Faktor yang mempermudah penularan skabies

1. Sanitasi

Berdasarkan sebuah penelitian, penyakit skabies adalah penyakit kulit

yang berhubungan dengan sanitasi dan hygiene yang buruk, kekurangan

air, kekurangan makan dan hidup dalam lingkungan ramai terutama di

daerah kumuh dengan sanitasi yang sangat jelek.

2. Pengetahuan

Skabies penyakit yang termasuk sulit diberantas pada lingkungan

masyarakat yang tingkat pendidikan dan pengetahuannya masih rendah.

3. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

penularan skabies.

4. Perilaku

Sering terjadi penularan skabies melalui kontak tidak langsung dari

perilaku yang sering memakai handuk penderita, pakaian, pemakaian

(15)

5. Ekonomi yang rendah

Skabies sering dijumpai pada penduduk yang status ekonomi rendah. Rasa

gatal terjadi terutama pada malam hari, secara tidak langsung mengganggu

kelangsungan hidup masyarakat terutama karena tersita waktu istirahat,

menyebabkan kegiatan yang akan dilakukan pada siang hari akan

terganggu.

6. Personal Hygiene

Hygiene yang buruk meningkatkan infeksi skabies. 7. Hubungan seksual

Orang yang sering melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti

pasangan, adalah populasi yang berisiko terkena skabies, dengan

Gambar

Gambar 2.1. Sarcoptes scabiei dewasa 12
Gambar 2.2. Siklus hidup sarcoptei scabiei 15
Gambar 2.3. Gejala klinis penyakit skabies 15

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hubungan dengan introduksi inovasi teknologi PTT Kedelai di Provinsi Jambi, persoalannya adalah: (1) Bagaimanakah model percepatan adopsi inovasi teknologi PTT

Sumber data penelitian ini adalah karangan deskripsi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Ajibarang.Sumber data ditentukan dengan teknik sampling bertujuan (purposive

menurut saya sebagai pihak Pemilik atau Karyawan berpendapat, Bina Karya Motor tidak perlu menggunakan kartu antrian pelayanan supaya Pelanggan lebih tertib.. Menurut Saya

2489 Pelatihan Pembuatan Kompor Berbahan Bakar Sampah Organik Dan Briket Bahan Organik Sebagai Upaya Mengatasi Kelangkaan Bahan Bakar Di Desa Adat Nyuh Kukuh Kecamatan Nusa

Pemecahan masalah tidak harus dengan langsung menulis program dengan bahasa pemrograman tertentu1. Disain pemecahan masalah

Pembangunan adalah proses perwujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera secara merata diseluruh wilayah Indonesia, namun demikian pembangunan

• Variabel $data yang merupakan penampung data dari form, dikirimkan sebagai parameter method update_by_id() di model Buku_m. • Jika proses update data sukses, maka redirect

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bimana implementasi perencanaan partisipatif dalam mewujudkan pembangunan desa dan mengetahui bagaimana kelibatan masyarakat