• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Akuntansi ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Akuntansi ISSN:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Risiko Litigasi,

Leverage,

dan Tingkat Kesulitan Keuangan

Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi

The Impact of Litigation Risk, Leverage, and The Company Financial Difficulty toward Conservatism Accounting

1

Fina Amalina, 2Sri Fadilah, 3Diamonalisa Sofianty

1,2,3Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116

email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract. This study aims to determine: (1) The effect of the risk of litigation against the conservatism of accounting in companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) (2) The effect of leverage on accounting conservatism in companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX), and (3) Effect of financial difficulty levels against the conservatism of accounting in companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Research methods used in this research is quantitative descriptive. This study used a sample of the pharmaceutical sub-sector manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) with the observation period 2012-2015 year. Samples were taken through the stages of population, the target population, sampling frame, sampling design and the minimum sample. The sample used was 9 companies. This study used multiple regression to analyze the data. These results indicate that: (1) There is a significant influence on the risk of litigation against the conservatism of accounting where significant value (0.002) <α (0.05). (2) There is a significant effect of leverage on accounting conservatism where significant value (0.045) <α (0.05). (3) There is no significant effect on the level of financial difficulties due to accounting conservatism has a significance value (0.226)> α (0.05). The application of conservatism in the financial statements is still plenty of cause pros and cons, but this study is more towards pro in its application because it can minimize opportunistic behavior of managers in its earnings report.

Keywords: Conservatism in Accounting, Litigation Risk, Leverage and Financial Difficulty.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. (2) Pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan (3) Pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2012-2015. Sampel yang diambil melalu tahap populasi, target populasi, sampling frame, sampling design dan sampel minimum. Adapun sampel yang digunakan adalah 9 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk analisis data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahwa: (1) Terdapat pengaruh signifikan dari risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi dimana nilai signifikansi (0,002) < α (0,05). (2) Terdapat pengaruh signifikan dari leverage

terhadap konservatisme akuntansi dimana nilai signifikansi (0,045) < α (0,05). (3) Tidak terdapat pengaruh signifikan dari tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi karena memiliki nilai signifikansi (0,226) > α (0,05). Penerapan konservatisme pada laporan keuangan memang masih banyak menimbulkan pro dan kontra, akan tetapi penelitian ini lebih menuju ke arah pro dalam penerapannya karena dapat meminimalisir perilaku oportunistik manajer dalam melaporkan labanya.

Kata Kunci: Konservatisme Akuntansi, Risiko Litigasi, Leverage dan Kesulitan Keuangan.

A. Pendahuluan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Informasi laba adalah fokus utama dalam pelaporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan

(2)

selama satu periode tertentu. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Kebebasan dalam metode ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam akuntansi dan laporan keuangannya. Konservatisme merupakan konsep untuk menunda pengakuan arus kas masuk mendatang (Watts, 1993:1) dan sebagai akuntansi konservatif yang umumnya menyatakan bahwa akuntan harus melaporkan informasi akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan beban (Hendriksen, 1992:2).

Fenomena konservatisme akuntansi di Indonesia telah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan khususnya yang bergerak di bidang manufaktur. Hal ini disebabkan oleh pemahaman mengenai pentingnya peran konservatisme akuntansi bagi kelangsungan perusahaan. Contohnya adalah manipulasi laporan keuangan di Indonesia yaitu PT.Kimia Farma yang telah melakukan manipulasi laporan keuangan yang overstate dengan adanya penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp. 32,668 miliar yaitu pada laporan keuangan yang seharusnya adalah Rp. 99,594 miliar namun ditulis Rp. 132 miliar. Kasus tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menerapkan prinsip konservatisme dalam penyusunan laporan keuangannya. Hal ini merupakan suatu bentuk penipuan yang sangat menyesatkan bagi investor dan stakeholders lainnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

2. Bagaimana leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

3. Bagaimana tingkat kesulitan keuangan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

2. Pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

3. Pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

B. Landasan Teori

Menurut Watts (2003) dalam Conservatism in Accounting Part I:Explanations and Implication, konservatisme didefinisikan sebagai perbedaan variabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibanding rugi. Bliss (dalam Watts, 2003) memberikan bentuk definisi yang paling ekstrim, yaitu tidak mengantisipasi semua laba tetapi mengantisipasi semua kerugian. Defenisi resmi dari Konservatisme terdapat di dalam Glosarium Pernyataan Konsep No.2 FASB (Financial Accounting Standard Board), “Konservatisme adalah reaksi yang hati-hati (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan” disampaikan oleh (Givoly & Hayn, 2000:292).Hal tersebut berarti pelaksanaan kehati-hatian dalam pengakuan serta pengukuran pendapatan dan aset.

(3)

Pengukuran konservatisme yang digunakan adalah dengan non-operating accrual. Givoly dan Hayn (2002) dalam Fajri (2013:12) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu. Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut:

Non operating accruals = Total accruals (before depreciation)- Operating accruals.

Dimana: 1. – 2. – –

Semakin besar nilai non-operating accrual, maka akan semakin kecil penerapan konservatisme akuntansi dalam perusahaan.

Risiko litigasi diartikan sebagai risiko yang melekat pada perusahaan yang memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan (Juanda, 2007:2). Definisi Litigasi sendiri menurut Winarta (2012:1) adalah proses dimana seorang individu atau badan membawa sengketa, kasus ke pengadilan atau pengaduan dan penyelesaian tuntutan atau penggantian atas kerusakan. Pihak-pihak yang berpentingan terhadap perusahaan meliputi kreditor, investor, dan regulator. Risiko litigasi dapat diukur dari berbagai indikator keuangan yang menjadi determinan kemungkinan terjadinya litigasi. Untuk mengukur risiko litigasi, penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang dapat menimbulkan risiko litigasi, yaitu terhadap variabel-variabel likuiditas dan solvabilitas yang keduanya merupakan proksi dari risiko keuangan, serta variabel ukuran perusahaan yang merupakan proksi dari risiko politik (Ahmad, 2007:3). Adapun tahapan pengukuran risiko litigasi adalah sebagai berikut:

1.

2.

3.

Ketiga variabel tersebut dijumlahkan untuk menentukan indeks risiko litigasi. Nilai indeks yang tinggi menunjukkan risiko litigasi tinggi, demikian sebaliknya untuk nilai indeks yang rendah.

Leverage didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Bambang Riyanto,2001:375. Pengertian lain dari leverage menurut Susan Irawati (2006:172) adalah suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan. Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar (hutang). Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan rasio solvabilitas dalam bentuk Debt to Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh hutang (total debt) dengan total equitas. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dalam penelitian ini leverage akan diukur dengan debt to equity ratio (DER) yang menggambarkan sampai sejauh mana kemampuan perusahaan

(4)

dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar apabila diiukur dari modal pemilik. Semakin rendah angka DER maka akan semakin baik, karena akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tingkat Kesulitan Keuangan (Financial distress) bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Pramudita, 2012). Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003:837). Tingkat Kesulitan Keuangan berkaitan dengan arus kas melalui konsep risiko kegagalan, yaitu risiko dimana perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban kontrak yang membutuhkan pembayaran tunai (Hanna, 1995). Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi terhadap sinyal distress seperti: penundaan pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan dari bank dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress yang dialami oleh perusahaan.

Penelitian ini mengukur kondisi keuangan perusahaan berdasarkan analisis kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman (1968) dalam Erni dan Rangga (2012:168) yang menemukan bahwa ada kesamaan rasio keuangan yang bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan (Z-score). Prediksi kebangkrutan dinyata-kan dengan persamaaan: Dimana: –

Penelitian yang dilakukan Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut menunjukkan nilai tertentu. Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model diskriminan adalah dengan melihat zone of ignorance yaitu daerah nilai Z, dimana nilai Z dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria untuk cut-off Model Z Score

Kriteria Nilai Z

Tidak bangkrut jika Z > 2.67

Daerah rawan bangkrut (grey area) 1.81 – 2.67

Bangkrut jika Z < 1.81

(5)

Untuk nilai Z-Score lebih kecil atau sama dengan 1.81 berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan risiko tinggi. Untuk nilai Z-Score anatara 1.81 sampai 2.67, perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu (grey area). Pada grey area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak tergantung bagaimana pihak manajemen perusahaan dapat segera mengambil tindakan untuk segera mengatasi masalah yang dialami oleh perusahaan. Untuk nilai Z-Score lebih besar dari 2.67 memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut adalah hasil analisis menggunakan SPSS versi 20 mengenai pengaruh risiko litigasi, leverage, dan tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi dengan menggunakan pengujian secara parsial (Uji T). Hasil pengujian dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Variabel t hitung df t tabel Sig Keterangan Kesimpulan

X1 3,298 32 ±2,037 0,002 Ho ditolak Signifikan

X2 -2,090 32 ±2,037 0,045 Ho ditolak Signifikan

X3 1,233 32 ±2,037 0,226 Ho diterima Tidak Signifikan

Sumber: hasil pengolahan SPSS 17, 2016

Hubungan Risiko Litigasi dengan Konservatisme Akuntansi

Dari hasil pengujian regresi berganda untuk variabel risiko litigasi adalah t hitung (3,298) > t tabel (2,037) dan nilai signifikansi (0,002) < α (0,05). Hal ini menyebabkan Ho ditolak, maka secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari Risiko Litigasi (X1) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y). Dengan demikian penelitian ini

menerima hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa risiko litigasi berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian koefisien regresi untuk variabel risiko litigasi bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Risiko Litigas dengan Konservatisme Akuntansi. Koefisien regresi variabel risiko litigasi sebesar 0,143 mengandung arti untuk setiap pertambahan risiko litigasi sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya konservatisme akuntansi sebesar 0,143. Jadi, dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Euis (2013) dan Dini (2013) yang menyatakan risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan akuntansi, menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan hukum yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam menerapkan akuntansinya. Demikian juga, bagi akuntan yang menyiapkan maupun yang memeriksa laporan keuangan akan cenderung lebih konservatif. Pada lingkungan hukum yang sangat ketat, kecenderungan manajer untuk melaporkan keuangan secara konservatif semakin tinggi.

(6)

Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi

Dari hasil pengujian regresi berganda untuk variabel leverage adalah nilai t hitung (-2,090) < t tabel (2,037) dan nilai signifikansi (0,045) < α (0,05). Hal ini menyebabkan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari Leverage (X2) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y).

Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis kedua (H2) yang menyatakan

bahwa leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian koefisien regresi untuk variabel leverage bernilai bernilai negatif, menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara leverage dengan konservatisme akuntansi. Koefisien regresi variabel leverage sebesar -0,267 mengandung arti untuk setiap pertambahan leverage sebesar satu satuan akan menyebabkan menurunnya konservatisme akuntansi sebesar 0,267. Jadi, dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arif (2010) dan Fajri (2013) yang menyatakan leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Bahwa hutang memberikan insentif bagi manajer-pemilik untuk melakukan tindakan manajemen laba dengan tujuan melaporkan peningkatan kinerja yang menyebabkan perusahaan menjadi tidak konservatif. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung menggunakan akuntansi yang konservatif. Hal ini karena semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar kemungkinan konflik yang akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatisme.

Hubungan Tingkat Kesulitan Keuangan dengan Konservatisme Akuntansi

Dari hasil pengujian regresi berganda untuk variabel tingkat kesulitan keuangan adalah nilai t hitung (1,233) < t tabel (2,037) dan nilai signifikansi (0,226) > α (0,05). Hal ini menyebabkan Ho diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari Tingkat Kesulitan Keuangan (X3) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y). Dengan demikian penelitian ini menolak

hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian koefisien regresi untuk variabel tingka t kesulitan keuangan bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Tingkat Kesulitan Keuangan (X3) dengan Konservatisme Akuntansi (Y).

Koefisien regresi variabel X3 sebesar 0,217 mengandung arti untuk setiap pertambahan

Tingkat Kesulitan Keuangan (X3) sebesar satu satuan akan menyebabkan

meningkatnya Konservatisme Akuntansi (Y) sebesar 0,217. Jadi, dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah tingkat kesulitan keuangan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Fajri (2013) dan Dini (2013) yang menyatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukan tingkat kesulitan keuangan yang tinggi tidak membuat manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi.

D. Kesimpulan

Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis dan hasil penelitian, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Risiko Litigasi berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pada lingkungan hukum yang

(7)

sangat ketat, kecenderungan manajer untuk melaporkan keuangan secara konservatif semakin tinggi.

2. Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini karena semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar kemungkinan konflik yang akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatisme. 3. Tingkat Kesulitan Keuangan tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini menunjukan tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi atau rendah tidak membuat manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi.

4. Risiko Litigasi, Leverage, dan Tingkat Kesulitan Keuangan memberikan pengaruh simultan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

5. Risiko Litigasi, Leverage, dan Tingkat Kesulitan Keuangan secara bersama-sama mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

E. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada manajemen perusahaan hendaknya mengenali sejak dini kondisi keuangan perusahaan yang terjadi, sehingga bila terjadi masalah yang serius dapat dilakukan upaya penyelamatan sejak awal seperti kemungkinan terjadinya kebangkrutan dan ancaman litigasi oleh pihak luar.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi. Menambahkan variabel independen seperti struktur kepemilikan manajerial, debt covenant, kontrak hutang dan variabel lain yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi, serta penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih dari dua alat ukur konservatisme akuntansi, agar mendapatkan hasil yang komprehensif.

3. Penelitian berikutnya hendaknya memperpanjang rentang waktu penelitian lebih dari 4 tahun agar dapat memproleh hasil yang lebih baik dan menggunakan jenis industri perusahaan yang berbeda untuk dapat membandingkan penerapan prinsip konservatisme akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan.

Daftar Pustaka

Ahmad, Juanda. 2007. “Pengaruh Risisko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Ahmad, Juanda. 2007. “Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko Litigasi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia”. Naskah Publikasi Penelitian Dasar Keilmuan. FE – Universitas

Alhayati, Fajri. 2013. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) Dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi”. Jurnal Akuntansi. Hal: 1-23.

Almilia, L. 2003. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Suatu Perusahaan yang Terdaftar di BEJ". Simposium Nasional

(8)

Akuntansi VI , 546.

Belkaoui, Ahmed riahi.2006. Accounting Theory. Buku 1 Edisi ke lima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat

Brigham, Eugene F and Philip R. Daves. 2003. Intermediete Financial Management. Eight Edition. Thomson. South-Western. P. 837-859.

Fala, Dwi Yana Amalia S. 2007. “Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance.” Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 26-28 Juli 2007.

Givoly, D., and Hayn, C. 2000. "The changing time-series properties of earnings, cash flows and accruals: Has financial reporting become more conservative?" Journal of Accounting and Economics 29 , 287-320.

Hendriksen E. and M. Van Breda. 1992. Accounting Theory, 5 th edition, Irwin,Homewood, IL.

Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. “Theory Of The Firm, Managerial Behaviour, Agency Costs & Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol 3 October. Pp 305-360.

Juanda, Ahmad, 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi. Makalah SNA X, Makasar.

Kiryanto., dan Suprianto, Edy. 2006. “Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan Laba Konservatisma Dengan Neraca Konservatisma.” Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus 2006.

Lo, E.W, 2005, Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi, Simposium Nasional Akuntansi VIII, hal: 396-440. Watts, R.L. 2003. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications”,

Journal of Accounting and Economics.

Watts, Ross L. 2002. Conservatism in Accounting. Journal Accounting and Economics. SSRN. P 17 – 21.

Gambar

Tabel 1. Kriteria untuk cut-off Model Z Score
Tabel 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Referensi

Dokumen terkait

utang, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, peluang pertumbuhan, risiko litigasi dan leverage terhadap konservatisme akuntansi. Sampel yang digunakan adalah

Lo (2005) meneliti tentang Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi yang berhasil membuktikan perusahaan yang memiliki biaya

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, RISIKO LITIGASI, DEBT COVENANT DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS PADA

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tingkat hutang, tingkat kesulitan keuangan, dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi, tingkat hutang berpengaruh negatif

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis mengenai pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi pada

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis mengenai pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi pada

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kontrak Utang, Tingkat Kesulitan Keuangan, Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, Risiko Litigasi dan Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi..