• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Akuntansi ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Akuntansi ISSN:"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Holding Company dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 - 2013)

1

Winda Mardiana, 2Pupung Purnamasari, 3Hendra Gunawan

1,2,3

Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116

E-Mail : 1Mardianawinda33@gmail.com, 2P_Purnamasasri@Yahoo.co.dd, 3

Indira_Aulia@ymai.com

Abstract. Timeliness in publishing the financial statements influential to the public. Accuracyisan

important factor for the record companies and should be submitted according to the time that has been specified asmaterial for Predictive and decision making for the company.This research is motivated because in fact there are many companies who are late to publish their financial statements to the public which resulted in the delay occurred. This study aimed to analyze the audit delay factors including the size of the company, holding company, the size of the public accounting firms in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) 2011-2013.The sample in this study was 40 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange ( BEI ) that meet the criteria of the study sample that has the complete annual report for 2011-2013. The method used is the method of verification with purposive sampling approach. The analysis technique used is multiple linear regression with SPSS 20.0. The results show that the size of the company but not significant positive effect on audit delay, the holding company but not significant positive effect on audit delay, the size of the public accounting firm significant positive effect on audit delay. While simultaneously influences the size of the company, holding company and the size of the public accounting firm to audit delay effect of 15.8% while the remaining 84.2% is explained by other factors beyond the variables.

Keywords : Size Company, Holding Company, Public Accounting Firm Size, Audit Delay

Abstrak: Ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan berpengaruh kepada publik.

Ketepatan tersebut menjadi faktor penting bagi catatan perusahaan dan seharusnya disampaikan sesuai waktu yang telah ditentukan sebagai bahan untuk membuat perdiksi dan keputusan bagi perusahaan. Penelitian ini dilatarbelakangi karena pada kenyataanya masih banyak perusahaan yang terlambat untuk mempublikasikan laporan keuangannya kepada publik yang mengakibatkan delay itu terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor audit delay diantaranya ukuran perusahaan, holding company, ukuran kantor akuntan publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013.Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria sampel penelitian yaitu memiliki laporan tahunan yang lengkap selama periode 2011-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif dengan pendekatan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan SPSS 20.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap audit delay, holding company berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap audit delay, ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Sedangkan secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, holding company dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay berpengaruh sebesar 15,8% sedangkan sisanya sebesar 84,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel penelitian.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Holding Company, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit

Delay

A. Pendahuluan

Audit berkaitan dengan akuntabilitas dan atestasi. Akuntabilitas berkaitan dengan kewajiban pihak dalam organisasi untuk melaporkan pertanggungjawabannya

(2)

kepada pihak eksternal atau pihak lain dengan kewenangan yang lebih tinggi. Untuk menjamin keandalan informasi dalam laporan akuntabilitas tersebut, dibutuhkan pihak yang independen untuk memberikan atestasi atas informasi tersebut dengan cara melakukan audit (I Gusti Agung Rai:2008,29).

Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor, banyak yang sebelumnya mengira bahwa perusahaan yang harus diaudit karena ada alasan regulator saja, atau dengan kata lain memang begitu peraturannya. Chow (1982) dalam Anggraini (2014) mendokumentasikan bahwa pada tahun 1926 sebelum adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan melakukan audit terhadap laporan keuangannya, 82% dari perusahaan yang listed di bursa saham New York, secara sukarela telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan ada sekitar 54 emiten yang terlambat melaporkan laporan keuangan (LK) tahun 2011 yang telah diaudit yang dilaporkan tahun 2012 ini. Sebelumnya pada tahun 2011 terdapat 62 emiten yang terlambat melaporkan LK tahun 2010. Dan pada tahun 2010 tercatat 68 emiten yang melaporkan LK tahun 2009. Selain laporan keuangan tahunan, sepanjang triwulan I 2012 sebanyak 74 emiten juga tercatat terlambat melaporkan laporan keuangan triwulanan, sedangkan triwulan II ada 29 emiten yang telat melaporkan laporan keuangan (infobanknews.com,2012). Sementara pada tahun 2013, berdasarkan catatan bursa, hingga 31 Mei 2013 antara lain dari 470 perusahaan tercatat, sebanyak 462 perusahaan tercatat wajib menyampaikan laporan keuangan interim yang berakhir per 31 Maret 2013, dan tiga perusahaan tercatat tidak wajib menyampaikan laporan keuangan interim yang berakhir per 31 Maret 2013 karena listing pada Mei 2013 (sindonews.com,2013). Keterlambatan melaporkan laporan keuangan pun terjadi pada tahun 2014 Berdasarkan catatan Bursa batas waktu penyampaian laporan keuangan interim periode 30 Juni 2014 tanggal 4 Agustus 2014. Laporan tersebut telah ditelaah secara terbatas atau yang diaudit oleh akuntan publik. Hasilnya sebanyak 23 emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan interim yang berakhir per 30 Juni 2014 (inilah.com).

Pembahasan audit delay menarik dibahas karena pada era modern saat ini dengan umumnya penggunaan teknologi dalam pelaksanaan audit apakah masih terdapat delay dalam audit serta peran dari perusahaan manufaktur yang memiliki peranan penting bagi seluruh aspek yang berkepentingan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini diharapkan dapat memperbaharui penelitian sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 2. Apakah holding company berpengaruh sigifikan terhadap audit delay?

3. Apakah ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay?

B. Kajian Pustaka

Laporan Keuangan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pengguna laporan (IAI, 2012).

(3)

Teori Agency

Menurut Scott (1997) inti dari Agency Theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sementara auditor independen merupakan agen. Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, semisal asimetri informasi.

Auditing

Definisi audit menurut Arens et al. (2010) menjelaskan bahwa pengertian auditing adalah:

Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Audit Delay

Menurut Dyer and McHugh (1975) Audit delay adalah interval waktu antara tahun tutup buku laporan keuangan hingga opini pada laporan keuangan audit ditandatangani. Panjangannya masa audit delay ini berbanding lurus dengan lamanya masa pekerjaan lapangan diselesaikan auditor sehingga semakin lama pekerjaan lapangan maka semakin lama audit delay yang terjadi. Apabila laporan keuangan disajikan delay maka informasi yang terkandung didalamnya menjadi tidak relevan dalam pengambilan keputusan.

Ukuran Perusahaan

Ukuran dapat diukur berdasarkan total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, rata-rata total aset, dan ekuitas (Almilia dan Devi, 2007). Menurut Dyer dan McHugh (1975) manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan karena perusahan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan regulator. Sehingga, perusahaan yang memiliki aset lebih besar cenderung akan menerbitkan laporan keuangannya secara tepat waktu, agar para pemegang kepentingan lebih cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan.

Holding Company

Fuady (1999) mengartikan holding company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut. Holding company merupakan perusahaan yang berdiri sendiri yang atas namanya sendiri, mengeluarkan saham-saham badan usaha lain dan deviden yang tercapai dengannya. Maskapai induk melalui kekayaan saham-sahamnya sebesar 40% hingga 50% dapat mengendalikan sejumlah maskapai anak yang kembali lagi melalui pemilikan saham menguasai maskapai-maskapai anak lainnya (Purba, 2003).

(4)

Menurut SK Menteri Keuangan Nomor 43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997, akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan. Akuntan Publik menjalankan pekerjaan bebas dalam bidang jasa konsultasi, perpajakan dan jasa-jasa lain yang berhubungan dengan akuntansi. Sebagai profesi yang bersifat public service, maka profesi tersebut harus diakui oleh pihak tertentu.

Menurut Yuliana dan Aloysia (2004) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Adapun kategori Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan The Big Four di Indonesia, yaitu:

1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan.

2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP Siddharta dan Widjaja.

3. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Suherman dan Surja.

4. KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio.

C. Metode dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Manufaktur tahun 2011-2013 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder. Metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif. Sampel penelitian ini dipilih menggunakan pendekatan purposive sampling, artinya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, Uji Simultan (Uji-F) dan Uji Parsial (Uji-T).

D. Hasil Peneliatn Uji Normalitas

(5)

Berdasarkan pada normal p-p plot residual terlihat bahwa residual berdistribusi secara normal. Hal ini terlihat dari data yang menyebar dekat dari diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas residual.

Uji Autokorelasi

Dari output SPSS di atas diperoleh nilai d sebesar 1,967. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α = 0.05, k = 3 dan n = 120, diperoleh dL=1,69 dan dU = 1,77. Karena d terletak antara dU (1,77) dan 4-dU (2,23), maka disimpulkan bahwa model sudah tidak lagi terdapat autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik hasil penelitian di atas terlihat bahwa distribusi data tidak membentuk pola-pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Atau dengan kata lain, model regresi telah memenuhi asumsi homoskedastisitas.

(6)

Uji Multikolinieritas

Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas jauh di bawah 10, yakni X1 = 1,132, X2 = 1,085 dan X3 Sebesar 1,106. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

Hasil Analisis Regresi Berganda

Dari output di atas diketahui nilai kontstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 68,197 + 1,540 X1 + 1,940 X2 + 8,019 X3

Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:

α = 68,197 artinya jika variabel X1, X2 dan X3 bernilai nol (0), maka variabel Y akan bernilai 68,197 satuan.

b1= 1,540 artinya jika ukuran perusahaan (X1) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Y akan meningkat sebesar 1,540 satuan. b2= 1,940 artinya jika holding company (X2) meningkat sebesar satu satuan dan

variabel lainnya konstan, maka variabel Y akan meningkat sebesar 1,940 satuan. b3= 8,019 artinya jika ukuran KAP (X3) meningkat sebesar satu satuan dan variabel

(7)

Hasil Analisis Koefisien Korelasi

Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,398. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi yang disajikan di atas, maka koefisien korelasi sebesar 0,398 menunjukkan adanya hubungan yang rendah antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Berdasarkan output di atas diketahui nilai Fhitung sebesar 7,258 dengan p-value (sig) 0,000. Dengan α=0,05 serta derajat kebebasan v1 = 116 (n- (k+1)) dan v2 = 3, maka di dapat Ftabel 2,683. Dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (7,258 > 2,683) maka H0 ditolak, artinya variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

.

Dengan demikian, maka diperoleh nilai Koefisien Determinasi (KD) sebesar 15,8% yang menunjukkan arti bahwa ukuran perusahaan, holding company dan ukuran KAP memberikan pengaruh simultan (bersama-sama) sebesar 15,8% terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Sedangkan sisanya sebesar 84,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan penulis.

(8)

Analisis Pengujian Uji t

1. Dari output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk (X1) sebesar 1,299 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

2. Dari output SPSS diatas diperoleh nilai thitung untuk X2 sebesar 0,997 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya holding company berpengaruh namun tidak signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. 3. Dari output SPSS diatas diperoleh nilai thitung untuk X3 sebesar -4,377 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

E. Pembahasan

Ukuran Perusahaan

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk (X1) sebesar 1,299 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total asset besar akan memiliki audit

delay yang lebih panjang. Hasil ini bertentangan dengan penelitian penelitian Ketut

Dian, Made Yeni (2014) variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

Holding Company

Pada hasil output SPSS tabel 4.16 diperoleh nilai thitung untuk X2 sebesar 0,997 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya holding

company berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap audit delay pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang merupakan induk perusahaan holding akan memiliki audit delay yang lebih lama. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surbaki (2009) yang menyatakan bahwa holding company berpengaruh terhadap audit delay karena proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi sampai dengan proses tutup buku akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.

(9)

Ukuran Kantor Akuntan Publik

Pada hasil output SPSS tabel 4.16 diperoleh nilai thitung untuk X3 sebesar -4,377 dan ttabel 2,271. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran KAP yang betugas untuk mengaudit laporan keuangan, maka semakin besar pula audit delay yang akan terjadi. Didukung dengan hasil penelitian Surbakti (2009) yang menyatakan bahwa kantor akuntan publik dalam hal ini auditor yang mendapat penugasan untuk mengaudit suatu emiten harus familiar dengan praktek akuntansi lokal dalam hal ini di negara Indonesia yang pastinya mempunyai regulasi atau standar yang dipakai.

F. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang ukuran perusahaan, holding company, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian analisis regresi linier berganda (multiple linear regresion) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay selama tiga tahun pengamatan (2011-2013).

2. Hasil pengujian analisis regresi linier berganda (multiple linear regresion) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara holding company terhadap audit delay selama tiga tahun pengamatan (2011-2013).

3. Hasil pengujian analisis regresi linier berganda (multiple linear regresion) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay selama tiga tahun pengamatan (2011-2013).

4. Hasil pengujian analisis regresi linier berganda (multiple linear regresion) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan, holding company dan ukuran kantor akuntan publik secara simultan terhadap audit delay dengan persentase pengaruh sebesar 15,2%, Sedangkan sisanya sebesar 84,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan penulis.

Daftar Pustaka

Agung Rai, I Gusti. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Grafindo.

Amilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Manajemen.

Anggraini, Vina. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Studi

Empiris pada Perusahaan Indeks LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

(10)

Arens Alvin A, Randal J. Elder, Mark S, Besley. 2010. Auditing and Assurance

Services an Integrated Approach. 13th edition. New Jersey: Pearson Education

inc.

Bapepam No. Keputusan 11/PM/1997.

Dyer IV, James C and Athur J, Mchugh. 1975. The Timeliness Of The Australian

Annual Report. Journal Of Accounting Reseach (Autumn). PP : 204-219

Fuady, Munir. 1999. Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Infobanknews.com, 2012. Tren Emiten Telat Sampaikan Laporan Keuangan Turun. Diakses 23 Maret 2015.

Inilah.com, 2014. 26 Emiten Telat Laporkan Kinerja Kuartal II. Diakses 23 Maret 2015.

Liputan6.com ,2013. Terlambat Serahkan Laporan Keuangan 2012, Dua Emiten Lapor

BEI. Diakses 23 Maret 2015.

Purba, Hasim. SH. 2003. Tinjauan Terhadap Holding Company, Trust, Carter dan

Concern. Fakultas Hukum Sumatera Utara.

Puspitasari, Made Yeni Latrini. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak

Perusahaan, Leverage dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay. E-Journal No:

283-299.

Scott, Wiliam R. 1997. Financial Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall inc. Setiawan, Heru. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,

Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.Skripsi.

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sindonews.com, 2013. Telat Laporan Keuangan, 18 Emiten disanksi BEI. Diakses 23 Maret 2015.

Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 43/KMK.017/1997 Tanggal 27 Januari 1997.

Surbakti, Lophiga. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

Pada perusahaan yang tercatat di bursa Efek Indonesia. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Yuliana dan Aloysia Yanti Ardianti. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Delay di Indonesia. Modus. Vol (612) : 135-146.

www.idx.com www.sahamok.com www.bapepam.com

Gambar

Gambar 4.1 Uji Normalitas p-p plot

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penulisan dan untuk dapat menunjang keberhasilan Sistem Informasi Manajemen Hubungan Pelanggan Untuk Pelayanan Alat Berat

2) Klik Edit untuk mengubah data, setelah selesai klik Save untuk menyimpan atau Cancel untuk membatalkan. 3) Klik Delete untuk menghapus data, pilih Yes untuk

(4) Apabila Bupati menyetujui usul pembentukan rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Sekretaris Daerah menugaskan Bagian Hukum untuk

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu jenis pendekatan penelitian dalam ilmu sosial yang menggunakan paradigma alamiah, berdasarkan

14.Bentuk sapaan bahasa Banjar dalam menyebut anak dari Buyut terhadap Ego bila sudah menjadi orang tua menggunakan sapaan Intah sedangkan bentuk sistem sapaan bahasa

Aplikasi ini juga merupakan salah strategi pemasaran yang bagus untuk bisnis food truck karena disamping tidak memerlukan banyak biaya promosi dengan cara meminta

judul “ Respon Pertumbuhan Tanaman Kentang ( Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Secara Kultur Tunas Dengan Kombinasi Nutrisi AB Mix Dan Pupuk Organik Cair ”. Atas

Perangkat lunak merupakan suatu program yang berisi sejumlah instruksi yang dibuat untuk melakukan sejumlah proses dengan tujuan sebagai alat pengendalian sistem