• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASPEK TEKNIS PER SEKTOR"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah,

Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:

 Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,

 Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;  Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan

 Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,

Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

Bab

.6

(2)

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang

A. Lingkup Kegiatan

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan

perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman

baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman

kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di

kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan

peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Dimana dinamika pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui scenario umum pembangunan perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjawab issue-issue pokok permasalahan perumahan dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Deli Serdang. Beberapa issue pokok perumahan dan permukiman di Kabupaten Deli Serdang antara lain :

1. Masalah Kelembagaan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

(3)

 aspek peraturan perundangan yang harus mendukung berbagai aspek kemudahan pengembangan perumahan dan permukiman, dalam hal ini juga yang termasuk aspek perijinan.

 Belum tersedianya pranata/lembaga yang secara khusus mengangani sektor perumahan

dan permukinan dari tingkat nasional – kota/kabupaten

 Belum mantapnya pelayanan

2. Permasalahan perkembangan kawasan/lingkungan kumuh kota serta masalah kualitas

lingkungan termasuk kesenjangan sosial/konflik sosial

Kawasan/lingkungan kumuh di Kabupaten Deli Serdang berkembang seiring dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, faktor kemiskinan dan kurangnya perhatian pemerintah kota

dalam memberikan ”pelayanan” sarana dan prasarana lingkungan perukiman yang memadai.

Seringkali pemerintah kota tidak mampu melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana karena keterbatan pendanaan.

3. Permasalahan backlog perumahan yang cukup tinggi

Dengan asumsi bahwa 1 KK menempati 1 rumah, maka terdapat ketimpangan antara jumlah KK dengan jumlah rumah yang tersedia, becklog Kabupaten Deli Serdang Masih tinggi dikarenakan didalam 1 rumah masih dihuni beberapa keluarga.

4. Kurangnya masyarakat miskin untuk memperoleh akses yang luas dalam bidang perumahan

dan permukiman

 Belum mantapnya pelayanan perumahan khususnya bagi kelompok masyarakat miskin

dan berpenghasilan rendah

 Ketidakmampuan masyarakat golongan miskin dan berpenghasilan rendah untuk

mendapatkan rumah yang layak dan terjangkau yang memenuhi standar lingkungan permukiman yang responsif (sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan)

 Terbatasnya akses terhadap sumber daya kunci dan informasi, terutama bagi masyarakat

golongan berpenghasilan rendah/miskin, yang berkaitan dalam penyediaan tanah, rumah dan kredit bagi sistem penyediaan perumahan dan permukiman

5. Isu Strategis untuk penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di

wilayah Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro, meliputi :

a. Mengelompokkan pusat-pusat pelayanan kegiatan Kabupaten Deli Serdang pada

wilayah Mebidangro yang akan dihubungkan dengan pengembangan jaringan jalan lingkar

b. Membangun sistem utilitas, prasarana dan sarana penunjang.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

(4)

Keberadaan lahan pertanian baik persawahan, tegalan maupun perkebunan semakin hari semakin terdesak oleh kegiatan perkotaan seperti permukiman, industri dan yang lainnya. Perubahan penggunaan lahan yang paling cepat terjadi pada kawasan yang langsung berbatasan dengan Kota Medan. Perubahan penggunaan lahan tersebut sangat sulit untuk dibendung karena tingginya pertambahan penduduk Kota Medan dan Deli Serdang sebagai tempat bermukim. Perubahan yang sedemikian rupa yakni banyaknya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke permukiman terjadi di Kecamatan patumbak, Tanjung Morawa, Percut sei Tuan, Labuhan Deli, Sunggal dan Pancur batu.

Selain dari desakan kota Medan sebagaimana yang disebutkan diatas Kawasan Batang Kuis, Pantai Labu dan Beringin juga mengalami perubahan yang cukup besar sejalan dengan pembangunan Bandara Kuala Namu di Kecamatan Beringin. Sesuai dengan arah pembangunan permukiman perkotaan Mebidang diarahkan secara desentralisasi dengan mengembangkan kegiatan ekonomi di kedua koridor Medan-Binjai dan Medan-Lubuk Pakam. Kota Binjai dan Lubuk Pakam dikembangkan sebagai kota mandiri dan penyeimbang perkembangan kota Medan.

Kota-kota yang dikembangkan sebagai pusat-pusat kegiatan perekonomian Kawasan Perkotaan Mebidang, meliputi Medan, Binjai, Lubuk Pakam, Belawan, dan Kuala Namu. Kawasan ekonomi prospektif untuk dikembangkan adalah Kota Medan sebagai pusat bisnis dan keuangan, Belawan sebagai kawasan industri dan pelabuhan laut serta Kuala Namu sebagai Bandar udara utama yang berperan sebagai pusat penyebaran primer.

Kemudian, pengamatan yang lebih rinci pada kawasan perkotaan Mebidang memberikan gambaran sebagai berikut :

a. Medan

Merupakan daerah yang rawan banjir. Pusat kota merupakan pusat kegiatan perdagangan, jasa dan administrasi pemerintahan. Kawasan perumahan terdapat disebelah timur dan selatan dengan karakteristik yang berbeda. Pada koridor Medan-Belawan, kawasan dengan aksesibilitas yang baik sudah dimanfaatkan oleh beberapa industri besar dan kecil. Sedangkan yang jauh dan jalan raya atau tol, umumya merupakan lahan persawahan dan perkebunan.

b. Belahan Utara (Kawasan Perkotaan Binjai)

Merupakan kawasan kota utama di sebelah barat kawasan Mebidang. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan dan pertanian rakyat. Pola pembangunannya memusat di sebelah selatan dan barat laut, sedangkn jalan utama berpola scattered ribbon (pola pita tersebar).

(5)

c. Belahan Timur (Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Batangkuis, Tembung dan Percut)

Kawasan ini didomainasi oleh kegiatan perkebunan. Disekitar Tanjung Morawa pemanfaatan lahannya terutama untuk perkebunan sayur mayor, disamping adanya beberapa industri kecil dan sedang. Di lubuk pakam berupa persawahan dan untuk pengembangan kota kabupaten. Pemanfaatan lainnya berupa permukiman penduduk.

d. Belahan Selatan (Pancur Batu, Deli Tua, Patumbak, Namorambe)

Karena aksesibilitas yang cukup baik ke Medan, perkembangan permukiman terjadi di daerah Deli Tua, Pancur Batu yang meluas ke Patumbak. Kawasan ini didomanisi oleh kegiatan pertanian rakyat, sedangkan perkebunan yang cukup luas terdapat di sebelah timur Deli Tua, dan kegiatan industri kecil berada disekitar Patumbak. Antara kedua daerah ini terdapat kawasan hutan

e. Belahan Utara

Lahan di sebelah utara ini diutamakan untuk kegiatan pelabuhan disamping juga merupakan lain basah dan hutan bakau. Sisi sebelah barat dan timur pelabuhan terdapat lahan perkebunan. Pemanfaatan lainnya adalah kegiatan sawah, lading dan permukiman dalam jumlah kecil.

(6)

1 Bagerpang 14,64 201 805 55 6 201 0 201 0

2 Bah Balua 2,15 110 446 207 6 110 0 88 22

3 Bah Perak 3,40 82 364 107 2 74 8 57 25

4 Bandar Gugung 2,64 157 618 234 2 141 16 157 0

5 Bandar Kwala 3,00 96 339 113 2 77 19 86 10

6 Bandar Meriah 16,97 193 783 46 4 193 0 193 0

7 Bangun Purba 2,30 612 2.534 1.102 4 612 0 612 0

8 Bangun Purba Tengah 11,52 168 608 53 4 67 101 168 0

9 Batu Gingging 10,55 122 933 88 3 110 12 122 0

10 Batu Rata 10,25 99 429 42 6 99 0 99 0

11 Cimahe 6,52 157 721 111 3 157 0 157 0

12 Damak Maliho 1,85 410 1.648 891 6 390 21 349 62

13 Greahen 7,12 150 680 96 3 143 8 150 0

14 Mabar 6,22 380 1.584 255 2 304 76 380 0

15 M. Ujung Jawi 5,46 39 162 30 8 39 0 35 4

16 Marombun Barat 1,27 9 33 26 1 4 5 9 0

17 Perguroan 1,42 197 668 470 4 8 189 167 30

18 Rumah Deleng 5,02 184 788 157 2 147 37 147 37

19 Sialang 3,50 704 2.915 833 4 634 70 704 0

20 Sibaganding 4,89 242 921 188 3 194 48 194 48

21 Suka Luwei 8,46 76 312 37 6 61 15 68 8

22 Tanjung Purba 1,65 296 1.118 678 3 266 30 237 59

23 Unjung Rambe 3,35 485 1.995 596 5 412 73 461 24

24 Urung Ganjang 1,00 39 146 146 2 35 4 29 10

135,15 5.208 21.550 159 93 4.476 732 4.871 337

KETERANGAN MEMENUHI

SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

JUMLAH

JUMLAH DUSUN

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

(7)

1

Aras Kabu

3,93

644

2.862

728

6

515

129

644

515

129

2

Beringin

4,31

1.690

7.407

1.719

8

1.690

0

1.690

1.690

0

3

Emplasmen Kuala Namu

7,01

509

2.063

294

3

433

76

509

458

51

4

Karang Anyar

4,63

1.769

7.749

1.674

11

1.238

531

1.769

1.415

354

5

Psr V Kebun Kelapa

2,82

1.328

5.737

2.034

6

863

465

1.328

1.195

133

6

Psr VI Kuala Namu

8,90

85

375

42

3

85

0

85

77

9

7

Serdang

2,75

530

2.408

876

10

371

159

530

424

106

8

Sidoarjo Dua Ramunia

5,85

716

2.610

446

13

501

215

716

465

251

9

Sidodadi Ramunia

7,79

2.905

12.503

1.605

17

2.034

872

2.905

2.324

581

10

Sidourip

1,63

517

2.243

1.376

4

362

155

517

414

103

11

Tumpatan

3,07

1.436

6.458

2.104

8

1.005

431

1.436

1.077

359

SUB TOTAL

52,69

12.129

52.415

995

89

9.097

3.032

12.129

10.054

2.075

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL)

KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH

KUMUH

NO

NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(8)

Tabel 6.3 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Biru-biru per Desa

Ajibaho 7.59 505 2.003 264 8 404 101 480 25

Biru-Biru 1.34 289 1.215 907 4 260 29 289 0

Candi Rejo 1.07 1.059 4.301 4.620 6 741 318 1.059 0

Kp. Selamat 1.56 700 2.928 1.877 5 560 140 490 210

Kuala Dekah 10.26 217 833 81 6 184 33 130 87

Kuto Mulyo 4.02 448 1.856 462 5 403 45 358 90

Mardinding Julu 6.69 146 547 82 6 29 117 102 44

Mbaruai 3.88 356 1.445 372 4 285 71 285 71

Namo Suro Baru 5.35 270 1.104 206 4 216 54 216 54

Namo Tualang 6.25 489 1.844 295 4 391 98 391 98

Penen 4.46 285 1.035 232 4 143 143 257 29

Periaria 7.01 385 1.345 192 6 193 193 308 77

Rumah Gerat 12.05 313 1.254 104 7 188 125 266 47

Sarilaba Jahe 8.88 299 1.210 136 4 239 60 299 0

Sidodadi 1.25 981 4.084 3.267 4 785 196 834 147

Sidomulyo 2.23 1.606 6.418 2.878 6 1.285 321 1.365 241

Tanjung Sena 5.08 159 598 103 3 80 80 159 0

SUB TOTAL 62,30 8.507 34.026 379 89 6.385 2.122 7.288 1.219

NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH

PENDUDUK

KEPADATAN

JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

(9)

Tabel 6.4 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Deli Tua per Desa

1 Deli Tua

1,45

3.001

13.180

9.121

8

3.001

0

3.001

2.701

300

2 Deli Tua Barat

5,00

1.629

8.439

6.251

5

1.629

0

1.629

1.596

33

3 Deli Tua Timur

1,78

1.566

8.075

4.549

7

1.566

0

1.566

1.175

392

4 Kedai Durian

1,57

2.658

10.277

6.546

9

2.658

0

2.658

2.392

266

5 Mekar Sari

1,57

2.361

10.204

6.499

8

1.889

472

2.361

2.243

118

6 Suka Makmur

1,65

2.500

10.449

6.333

8

2.250

250

2.500

2.000

500

SUB TOTAL

9,36

13.715

60.624

6.477

43

12.993

722

13.715

12.107

1.608

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL)

KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH

KUMUH

NO

NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(10)

Tabel 6.5 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Galang per Desa

1 Bandar Kwala 10.87 220 957 88 4 154 66 220 0

2 Baru Titi Besi 0,7 159 669 956 3 80 80 111 48

3 Batu Lokong 23.00 341 1.381 60 2 171 171 171 171

4 Galang Barat 17.79 365 1.393 78 4 365 0 292 73

5 Galang Kota 1.20 2.177 9.122 7.602 5 1.959 218 1.959 218

6 Galang Suka 2.00 725 2.823 1.412 2 653 73 725 0

7 Jaharun A 3.01 715 3.770 1.254 9 572 143 715 0

8 Jaharun B 5.50 1.402 5.787 1.052 2 1.122 280 1.402 0

9 Juhar Baru 1.15 97 353 307 4 0 97 19 78

10 Kelapa I 2.00 261 1.134 567 4 183 78 235 26

11 Kotangan 0.60 242 1.111 1.852 5 145 97 218 24

12 Kotasan 4.75 722 3.018 635 3 361 361 614 108

13 Kramat Gajah 1.50 407 1.806 1.204 6 285 122 407 0

14 Nogorejo 4.00 1.289 5.074 1.268 5 64 1.225 1.160 129

15 P. Tagor baru 0,67 208 850 3 232 - 166 42 187 21

16 Paku 3.00 366 1.502 501 4 183 183 366 0

17 Paya Itik 2.00 365 1.259 630 5 292 73 329 37

18 Paya Kuda 3.08 450 523 170 4 135 315 360 90

19 Paya Sampir 4.84 33 142 29 7 7 26 26 7

20 Petangguhan 3.20 715 3.151 985 3 715 0 715 0

21 Petumbukan 1.10 533 2.254 2.049 5 107 426 453 80

22 Pisang Pala 2.15 454 1.890 879 7 318 136 454 0

23 Sei Putih 14.07 556 2.181 155 3 278 278 556 0

24 Sungai Karang 0.96 336 1.440 1.500 1 269 67 336 0

25 Tanah Abang 2.50 69 255 102 2 55 14 55 14

26 Tanah Merah 2.04 362 1.633 800 6 290 72 290 72

27 Tanjung Gusti 1.20 430 1.670 1.392 6 43 387 387 43

28 Tg Siporkis 1.80 285 1.041 578 1 114 171 257 29

29 Timbang Deli 11.45 362 3.319 290 3 181 181 290 72

SUB TOTAL 135,13 14.646 29.518 455 115 9.265 5.381 13.308 1.338

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN MEMENUHI

SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(11)

Tabel 6.6 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Gunung Meriah per Desa

1

Bintang Meriah

6.84

36

323

47

1

2

34

34

2

2

Gunung Meriah

6.84

96

108

16

2

86

10

96

0

3

Gunung Panribun

7.53

106

303

40

2

74

32

101

5

4

Gunung Seribu

8.9

49

185

21

1

0

49

47

2

5

Gunung Sinembah

7.53

65

219

29

2

0

65

65

0

6

Kuta Bayu

6.16

77

254

41

1

54

23

77

0

7

Kuta Tengah

6.16

38

127

21

1

0

38

32

6

8

Marjanji Pematang

6.84

88

280

41

1

0

88

66

22

9

Marjanji Tengah

9.58

50

185

19

2

30

20

45

5

10

Pkn. Gunung Meriah

0.68

69

219

322

1

59

10

69

0

11

Simampar

4.11

0

-

-

2

0

0

0

0

12

Ujung Meriah

5.48

72

269

49

3

43

29

50

22

SUB TOTAL

76,65

746

2.472

32

19

348

398

682

64

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(12)

Tabel 6.7 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Hamparan Perak per Desa

1 Buluh Cina 36,86 3.201 13.183 358 22 0 3.201 3.137 64

2 Hamparan Perak 9,14 3.129 4.157 1.573 7 0 3.129 2.503 626

3 Kampung Lama 5,09 1.137 4.665 917 8 455 682 682 455

4 Klambir 4,40 1.181 5.222 1.187 7 827 354 709 472

5 Klambir V Kampung 1,00 1.261 5.123 5.123 3 0 1.261 1.009 252

6 Klambir V Kebun 25,58 4.688 19.503 762 21 4.688 0 3.750 938

7 Klumpang Kampung 1,20 1.244 5.404 4.503 3 0 1.244 1.244 0

8 Klumpang Kebun 21,80 2.911 12.364 567 21 2.620 291 2.911 0

9 Kota Datar 14,14 1.575 6.353 449 15 315 1.260 1.260 315

10 Kota Rantang 6,50 1.261 5.075 5 781 7 0 1.261 883 378

11 Paluh Kurau 32,50 1.370 5.326 164 14 274 1.096 685 685

12 Paluh Manan 18,93 812 3.171 168 9 406 406 487 325

13 Paya Bakung 16,50 2.570 10.563 640 20 0 2.570 2.056 514

14 Sei Baharu 8,00 978 4.156 520 5 0 978 958 20

15 Selemak 0,70 685 2.779 3.970 3 0 685 548 137

16 Sialang Muda 1,20 374 1.639 1.366 2 0 374 374 0

17 Tandam Hilir I 20,63 2.707 11.315 548 11 812 1.895 2.707 0

18 Tandam Hilir II 9,74 2.219 8.923 916 21 1.331 888 1.997 222

19 Tandam Hulu I 24,85 828 3.550 143 10 828 0 811 17

20 Tandam Hulu II 4,26 1.795 7.583 1.780 9 0 1.795 1.616 180

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH

PENDUDUK

KEPADATAN

JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

(13)

Tabel 6.8 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Kutalimbaru per Desa

1 Kutalimbaru 9,60 456 1.808 188 3 342 114 456 0

2 Kwala Lau Bicik 8,40 300 1.176 140 4 240 60 270 30

3 Lau Bakeri 7,30 1.216 6.212 851 10 608 608 1.034 182

4 Namo Mirik 21,74 352 1.371 63 6 141 211 282 70

5 Namo Rube Julu 8,84 398 1.462 165 7 318 80 398 0

6 Pasar X 11,60 497 1.861 160 6 199 298 298 199

7 Perpanden 24,00 517 2.020 84 8 259 259 517 0

8 Sampe Cita 7,30 723 2.882 395 7 362 362 723 0

9 Sawit Rejo 7,75 647 2.578 333 4 485 162 582 65

10 Sei Mencirim 6,32 1.564 5.204 823 11 1.486 78 1.564 0

11 Silebo Lebo 9,66 541 2.040 211 8 487 54 541 0

12 Suka Dame 23,60 629 2.441 103 9 126 503 629 0

13 Suka Makmur 23,40 486 1.981 85 11 49 437 486 0

14 Suka Rende 9,30 731 2.834 305 6 366 366 731 0

JUMLAH 178,81 9.057 35.870 49 100 5.466 3.591

8.511

546

SPT = Sumur Pompa Tangan PMA = Perlindungan Mata Air KU = KERAN UMUM HU = HYDRANT UMUM

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(14)

Tabel 6.9 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Labuhan Deli per Desa

PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM

1

Helvetia

9,71

3.911

16.744

1.724

14 352

156

3.403

2

Karang Gading

66,36

1.353

5.409

81

15 622

54

677

3

Manunggal

13,36

4.870

21.457

1.606

15 974

3.896

4

Pematang Johar

18,90

3.274

14.348

759

15

2.619

655

5

Telaga Tujuh

18,90

565

2.232

118

7

113

452

JUMLAH

127,23 13.973 60.190

473

66 1.948 0

0

0

0

0

0

0 6.839 0 1.783 3.403 0

0

0

0

SPT = Sumur Pompa Tangan PMA = Perlindungan Mata Air KU = KERAN UMUM TA = TANDON AIR HU = HYDRANT UMUM

SARANA AIR BERSIH (SAB)

SUMUR GALI SUMUR POMPA TANGAN (SPT) POMPA LISTRIK / SANYO

PERPIPAAN

SUMBER MATA AIR

AIR SUNGAI LAIN-LAIN PRIBADI UMUM

DANGKAL SEDANG DALAM

KU/TA/ HU

SAMBUNGAN RUMAH

LEDENG/ PDAM

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN JIWA / Km2

NO

NAMA DESA

MONOGRAFI

(15)

Tabel 6.10 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Lubuk Pakam per Desa

1

Bakaran batu

2,82

2.355

9.540

3.383

5

2.355

0

2.355

2.355

0

2.355

2

Cemara

0,78

1.575

7.059

9.050

8

1.260

315

1.575

1.575

0

1.575

3

Lubuk Pakam I/II

0,43

1.476

6.637

15.435

11

1.476

0

1.476

1.476

0

1.476

4

Lubuk Pakam III

0,18

987

4.180

23.222

9

888

99

987

987

0

987

5

Lubuk Pakam Pekan

0,69

1.430

7.899

11.448

10

1.430

0

1.430

1.430

0

1.430

6

Pagar jati

2,30

1.411

6.181

2.687

8

1.340

71

1.411

1.411

0

1.411

7

Pagar Merbau III

5,72

915

4.002

700

6

915

0

915

869

46

915

8

Paluh Kemiri

1,45

596

2.664

1.837

4

596

0

596

536

60

596

9

Pasar Melintang

5,59

1.520

6.420

1.148

17

1.520

0

1.520

1.444

76

1.520

10

Petapahan

1,99

562

2.085

1.048

3

562

0

562

551

11

562

11

Sekip

3,64

4.219

17.534

4.817

16

4.219

0

4.219

4.008

211

4.219

12

Syahmad

0,48

846

3.382

7.046

4

846

0

846

829

17

846

13

Tanjung Garbus I

5,12

813

3.264

638

4

650

163

813

772

41

813

JUMLAH

31,19

18.705

80.847

2.592

105

18.058

647

18.705

18.244

461

18.705

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(16)

Tabel 6.11 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Namorambe per Desa

1 Batu Gemuk 1.92 58 245 128 2 70% 30% 41 17 49 9

2 Batu Mbelin 2.19 102 447 204 1 100% 102 0 41 61

3 Batu Penjemuran 0.82 31 113 138 3 80% 20% 25 6 26 5

4 Batu Rejo 2.33 450 1.872 803 1 90% 10% 405 45 405 45

5 Bekukul 0.70 120 469 670 1 90% 10% 108 12 60 60

6 Cinta Rakyat 1.21 15 59 49 1 100% 15 0 9 6

7 Deli Tua 5.44 3.379 14.074 2.587 1 80% 20% 2.703 676 3.041 338

8 Gunung Berita 0.71 0 - - 3 70% 30% 0 0 0 0

9 Gunung Kelawas 5.56 71 262 47 2 75% 25% 53 18 57 14

10 Jaba 1.18 289 1.217 1.031 2 85% 15% 246 43 231 58

11 Jati Kesuma 2.76 908 3.849 1.395 1 90% 10% 817 91 545 363

12 Kuta Tengah 1.14 220 845 741 1 60% 40% 132 88 154 66

13 Kuta Tualah 1.29 133 429 333 1 80% 20% 106 27 100 33

14 Kwala Simeme 0.48 40 134 279 3 70% 30% 28 12 32 8

15 Lau Mulgap 1.47 30 107 73 4 60% 40% 18 12 18 12

16 Lubang Ido 0.93 44 176 189 1 75% 25% 33 11 31 13

17 Namo Batang 1.00 67 263 263 2 95% 5% 64 3 60 7

18 Namo Lundur 1.18 103 434 368 1 80% 20% 82 21 62 41

19 Namo Mbaru 2.13 37 150 70 1 90% 10% 33 4 33 4

20 Namo Mbelin 1.76 117 486 276 1 100% 117 0 111 6

21 Namo Pakam 1.76 45 164 93 2 95% 5% 43 2 20 25

22 Namo Pinang 1.71 139 553 323 1 80% 20% 111 28 104 35

23 Namo Rambe 3.89 542 2.035 523 2 90% 10% 488 54 434 108

24 Rimo Mungkur 1.64 66 256 156 2 80% 20% 53 13 46 20

25 Rumah Keben 1.60 0 - - 1 75% 25% 0 0 0 0

26 Rumah Mbacang 0.40 45 200 500 2 95% 5% 43 2 38 7

27 S.M. Hilir 1.74 86 301 173 1 90% 10% 77 9 77 9

28 S.M. Hulu 0.60 47 179 298 1 100% 47 0 38 9

29 Selang Tungir 1.69 357 1.343 795 6 95% 5% 339 18 286 71

30 Silue-Lue 1.51 16 57 38 2 90% 10% 14 2 12 4

31 Sudi Rejo 1.10 540 2.239 2.035 1 85% 15% 459 81 270 270

32 Tangkahan 2.45 384 1.491 609 1 75% 25% 288 96 269 115

33 Tanjung Selamat 1.72 0 - - 1 90% 10% 0 0 0 0

34 Timbang Lawan 0.85 47 175 206 3 100% 47 0 28 19

35 Ujung Labuhan 1.87 527 2.027 1.084 2 90% 10% 474 53 422 105

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN MEMENUHI

SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

NO NAMA DESA

MONOGRAFI SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

(17)

Tabel 6.12 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Pagar Merbau per Desa

1 Bandar Dolok 4,35 239 999 230 3 215 24 227 12

2 Jati Rejo 0,49 432 1.730 3.531 2 389 43 389 43

3 Pagar Merbau I 1,00 290 1.122 1.122 6 261 29 218 73

4 Pagar Merbau II 12,67 542 2.150 170 4 434 108 434 108

5 Perbarakan 3,26 588 2.517 772 5 353 235 412 176

6 Purwodadi 0,82 631 2.619 3.194 3 379 252 473 158

7 Sidoarjo I Psr. Miring 4,19 1.101 4.569 1.090 11 661 440 1.101 0

8 Sidoarjo Satu Jatibaru 2,10 423 1.639 780 4 296 127 360 63

9 Sidodadi Batu Delapan 0,28 348 1.398 4.993 2 278 70 278 70

10 Suka Mulia 0,49 468 1.876 3.829 2 421 47 398 70

11 Sukamandi Hilir 4,65 738 3.121 671 4 701 37 664 74

12 Sukamandi Hulu 1,45 328 1.465 1.010 5 295 33 295 33

13 Sumberejo 4,04 984 3.903 966 8 935 49 886 98

14 Tanjung Garbus II 18,15 56 246 14 4 22 34 56 0

15 Tanjung Garbus Kp. 3,10 352 1.480 477 4 246 106 317 35

16 Tanjung Mulia 1,85 1.276 5.943 3.212 5 1.021 255 1.021 255

JUMLAH 62,89 8.796 36.777 585 70 6.907 1.889 7.527 1.269

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

(18)

Tabel 6.13 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Pancur Batu per Desa

1 Baru 2,72 1.610 6.753 2.483 5 1.610 0 1.610 0

2 Bintang Meriah 6,99 293 1.141 163 4 264 29 249 44

3 D. Simbelang A 4,89 630 2.484 508 3 567 63 630 0

4 Durin Jangak 4,91 491 1.847 376 3 393 98 393 98

5 Durin Tonggal 9,11 668 2.595 285 5 534 134 468 200

6 Gunung Tinggi 5,09 434 1.618 318 5 347 87 434 0

7 Hulu 2,14 906 3.780 1.766 5 815 91 906 0

8 Lama 1,68 1.332 5.495 3.271 7 1.332 0 1.199 133

9 Namo Bintang 4,99 1.546 6.049 1.212 5 1.391 155 1.546 0

10 Namo Riam 5,15 412 1.605 312 5 247 165 412 0

11 Namo Rih 4,09 299 1.171 286 3 209 90 179 120

12 Namo Simpur 2,19 332 1.273 581 4 266 66 232 100

13 P. Simalingkar 1,49 1.699 7.478 5.019 7 1.699 0 1.529 170

14 Pertampilan 4,36 356 1.473 338 5 320 36 249 107

15 Salam Tani 9,74 348 1.283 132 3 244 104 139 209

16 Sei Gelugur 20,40 1.436 6.006 294 2 1.149 287 1.292 144

17 Sembahe Baru 3,57 720 2.783 780 5 576 144 720 0

18 Simalingkar A 3,41 840 3.441 1.009 4 756 84 840 0

19 Sugau 4,19 336 1.252 299 5 269 67 302 34

20 Sukaraya 3,92 968 3.867 986 5 823 145 823 145

21 Tanjung Anom 5,24 2.287 9.698 1.851 6 2.058 229 2.287 0

22 Tengah 1,15 537 2.487 2.163 4 537 0 537 0

23 Tiang Layar 4,15 393 1.403 338 3 314 79 354 39

24 Tuntungan I 3,44 836 3.407 990 4 752 84 836 0

25 Tuntungan II 3,52 1.130 4.530 1.287 4 1.074 57 1.017 113

NO NAMA DESA

MONOGRAFI

LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN

SARANA PEMBUANGAN AIR

LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

(19)

Adapun Data Kawasan Kumuh dan Sarana Pembuangan air Limbah Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.14 Rekapitulasi Data Kawasan Kumuh dan Sarana Pembuangan air Limbah Kabupaten Deli Serdang

1 Bangun Purba 129,95 5.208 21.550 166 0 4.476 732 4.871 337

2 Batang Kuis 40,34 12.964 56.270 1.395 72 12.437 527 11.107 1.857

3 Beringin 52,69 12.129 52.415 995 89 9.097 3.032 10.054 2.075

4 Biru-Biru 89,69 8.507 34.020 379 89 6.385 2.122 7.288 1.219

5 Deli Tua 9,36 13.715 60.624 6.477 43 12.993 722 12.107 1.608

6 Galang 150,29 14.646 61.508 409 115 9.265 5.381 13.308 1.338

7 Gunung Meriah 76,65 745 2.472 32 19 348 398 682 64

8 Hamparan Perak 230,15 35.926 150.054 652 218 12.556 23.370 30.328 5.598

9 Kutalimbaru 174,92 9.057 35.870 205 100 5.466 3.591 8.511 546

10 Labuhan Deli 127,23 13.973 60.190 473 66 6.104 7.869 10.254 3.719

11 Lubuk Pakam 31,19 18.705 80.847 2.592 105 18.058 647 18.244 461

12 Namo Rambe 62,33 9.055 58820 944 65 7.612 1.443 7.109 1.946

13 Pagar Merbau 62,89 8.796 36.777 585 70 6.907 1.889 7.527 1.269

14 Pancur Batu 122,53 20.839 84.919 693 112 18.547 2.292 19.184 1.655

15 Pantai Labu 81,85 9.926 43.135 527 76 5.109 4.817 7.598 2.328

16 Patumbak 46,79 20.794 88.961 1.901 52 16.392 4.403 16.716 4.079

17 Percut Sei Tuan 190,79 87.787 384.672 2.016 264 73.911 13.876 83.192 4.595

18 Sibolangit 179,96 5.159 19.654 109 86 3.594 1.565 4.918 241

19 STM. Hilir 190,25 7.786 30.563 161 40 6.352 1.434 5.525 2.261

20 STM. Hulu 223,38 3.218 12.333 55 45 2.492 727 2.572 647

21 Sunggal 92,52 56.265 244 3 159 44.751 11.514 48.934 7.331

22 Tjg. Morawa 131,75 44.655 192 1 189 31.607 13.048 41.225 3.430

2.497,72 419.855 1.376.090 431 2.074 314.458 105.400 371.252 48.605

75% 25% 88% 12%

REKAPITULASI DATA KAWASAN KUMUH DAN SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH KABUPATEN DELI SERDANG

SARANA PEMBUANGAN

AIR LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN

KETERANGAN MEMENUHI

SYARAT

TIDAK MEMENUHI

SYARAT

TIDAK

KUMUH KUMUH

JUMLAH KK LUAS (Km2)

NAMA DESA NO

MONOGRAFI

JUMLAH DLM %

JUMLAH DUSUN KEPADATAN JIWA / Km2 JUMLAH

PENDUDUK

(20)

Gambar 6.1 Peta Kawasan Kumuh Kabupaten Deli Serdang

RENCANA JALAN TOL

MEDAN-TEBING TINGGI

KE PERBAUNGAN

(21)

- Perumahan RSH

Dikabupaten Deli Serdang terdapat beberapa lokasi perumahan RSH yang dikelola oleh swasta. Berdasarkan data yang diperoleh dari REI Sumatera Utara Perumahan RSH yang terdapat di Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 6.15 Daftar Lokasi Perumahan RSH di Kabupaten Deli Serdang

NO NAMA PERUMAHAN LOKASI PERUMAHAN

1 Taman Sari Permai Bangun Sari, Tanjung Morawa

2 Kavling Bandara Permai 3 Pematang Biara, Pantai Labu

3 Sri Gunting Beras Sekata, Sunggal

4 Taman Putri Deli Deli Tua, Namorambe

5 Bumi Serdang Damai Sigara-gara, Patumbak

6 Buyu Indah Benteng hilir, Percut Sei Tuan

7 Sigara-gara Indah Jl. Pertahanan, Patumbak

8 Dayasa Prima Indah Sei Rotan, Batang Kuis

9 Komp. Krio Indah Jl. Sei Mencirim, Sunggal

10 Gria Melati Permai Jl. Perbaungan, Lubuk Pakam

11 Villari Manggis As Jl. Sunggal, Sunggal

12 Kuis Indah Jl. Batang Kuis, Batang Kuis

13 Alam Indah Jl. Batang kuis, Batang Kuis

14 KNT Serdang Emas Jl. Percut Sei Tuan

15 Cipta Alam Percut Jl. Percut Sei Tuan

16 Taman Surya Harmoni Lubuk Pakam

17 Bandar Kenari Indah Jl. Tembung, Percut Sei Tuan

Sumber: REI Sumatera Utara

(22)

Gambar 6.2 Peta Kawasan RSH Kabupaten Deli Serdang

- Rusunawa

Studi tentang Rusunawa di kabupaten Deli Serdang sampai saat ini belum ada. Namun demikian melihat pertumbuhan kawasan yang sangat cepat yang belum dapat diimbangi oleh penyediaan saran dan prasarana permukiman dan perumahan telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh. Pertumbuhan kawasan-kawasan industri yang menyediakan lapangan pekerjaan dari berbagai golongan terutama untuk karyawan industri dan tingginya permintaan perumahan terutama rumah sederhana. Masih terbatasnya penyediaan rumah sederhana dan banyaknya karyawan yang belum mampu menjangkau perumahan mengindikasikan perlunya pembangunan Rusunawa di kabupaten Deli serdang. Pembangunan Tanjung Morawa sebagai

RENCANA JALAN TOL

(23)

Kawasan Industri yang melibatkan jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Banyaknya karyawan yang diserap pada berbagai industri yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa harus diimbangi dengan penyediaan perumahan. Salah satu upaya penyediaan perumahan untuk karyawan industri terutama untuk kalangan menengah kebawah adalah dengan rumah susun sewa.

Gambar 6.3 Peta Kawasan RUSUNAWA Kabupaten Deli Serdang

RENCANA JALAN TOL

(24)

6.1.3. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah;

c. Memiliki potensi ekspor;

d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan kabupaten dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan nasional;

g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka

mewujudkan ketahanan energi kabupaten; atau

h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah : kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Berdasarkan kriteria tersebut maka Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang akan dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang, antara lain:

1. Kawasan yang memiliki potensi cepat tumbuh, adalah kecamatan-kecamatan yang

diarahkan sebagai Kawasan Industri di Kabupaten Deli Serdang, antara lain meliputi :

 Kawasan Industri di Kecamatan Percut Sei Tuan, meliputi : KIM II, KIM III dan KIDS;

 Kawasan Cepat Tumbuh Paluh Merbau, di Kecamatan Percut Sei Tuan;

 Kawasan Industri di Kecamatan Tanjung Morawa;

 Kawasan Industri Hamparan Perak, di Kecamatan Hamparan Perak;

 Kawasan Industri di Kecamatan Labuhan Deli;

2. Pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi areal Hak Guna Usaha

(HGU) PTPN II sebagai Kawasan Industri Terpadu yang terbentang diantara Belawan dan Bandara Kualanamu, yaitu Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Batang Kuis seluas ± 8.172 Ha yang merupakan Kota Mandiri yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana seperti; jalan bebas hambatan, Transportasi Cepat Massal (Mass Rapid Transit/MRT) , jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islami Center dan pusat kebudayaan, perkantoran dan pemerintahan, perumahan dan permukiman, pusat olah raga dan taman kota.

3. Kawasan yang memiliki dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi, seperti Bandara, Jalan Tol, Kereta Api dan jalan lingkar yang diarahkan di Kawasan Sekitar Bandara Kualanamu, Kecamatan Beringin dan Pantai Labu.

4. Kawasan perdagangan dan jasa, yaitu kota-kota kecamatan yang menjadi Pusat

Kegiatan Primer dan Sekunder bagi kawasan perkotaan Mebidangro, seperti: Lubuk Pakam, Sunggal, Tanjung Morawa, Pancur Batu, Deli Tua, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Hamparan Perak.

5. Kawasan Tertinggal, yaitu Kecamatan Gunung Meriah;

6. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sibolangit;

(25)

rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten adalah : Waduk multifungsi Lausimeme di Kecamatan Sibiru-biru.

A. Kawasan Agropolitan

Kawasan pertanian termasuk salah satu sektor andalan bagi Kabupaten Deli Serdang terutama pertanian lahan basah. Beberapa wilayah kecamatan yang memiliki irigasi teknis dan setegah teknis telah ditetapkan sebagai kawasan Ketahanan Pangan bagi Kabupaten Deli serdang yang meliputi 14 kecamatan, yaitu: Kecamatan Pagar Merbau, Sunggal, Galang, Lubuk Pakam, Pancur Batu, Gunung Meriah, Namorambe, Tanjung Morawa, Beringin, Pantai Labu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Biru-biru.

Seiring dengan berkembangnya kegiatan pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Beringin meyebabkan permintaan terhadap alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi kawasan terbangun semakin tinggi sehingga adanya kecenderungan penurunan luas pertanian (lahan basah). Oleh karena itu penting untuk memberikan insentif bagi petani yang tetap dan bahkan didorong untuk meningkatkan produksi padi-sawah serta pemberian Disinsentif bagi kegiatan yang dapat mengurangi luas kawasan pertanian. Insentif dapat berupa pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan, pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani, perbaikan perumahan petani, pemberian kredit, dan lain-lain. Sedangkan pada kawasan sentra pertanian penting untuk dibangun berbagai fasilitas penunjang agar sentra tersebut dapat berfungsi optimal.

Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat menambah luasan kawasan pertanian, meliputi :

 Memberikan imbalan, penghargaan, dukungan infrastruktur dan bantuan (subsidi) bagi

petani yang memperluas lahan pertanian;

 Memberikan kemudahan berbagai perizinan bagi petani yang memperluas lahan atau

tetap mempertahankan luas lahan pertanian;

 Memberikan bantuan-bantuan khusus kepada petani (saprotan, alsintan, beasiswa

sekolah anak petani, dan lain-lain);

 Pemberian keringan pajak;

 Menjamin harga gabah tetap tinggi (subsidi);

 Pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan,

 Pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani,

 Perbaikan perumahan petani,

 Pemberian kredit Usaha Tani, Penyuluhan dan Sekolah Lapangan,

Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat mengurangi luasan kawasan pertanian, meliputi :

Pengenaan retribusi dan pajak yang tinggi bagi bangunan yang didirikan pada areal pertanian lahan basah;

 Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman untuk mencegah

perkembangan permukiman lebih lanjut;

(26)

dilaksanakan pada kawasan pertanian lahan basah;

 Penyediaan prasarana dan sarana permukiman hanya diperbolehkan untuk memenuhi

kebutuhan penduduk yang sudah ada saja.

 Penolakan atau mempersulit perizinan.

Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan perkebunan atau dapat menambah luasan kawasan perkebunan, meliputi :

 Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada

pihak yang mengusahakan perkebunan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku;

 Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada

pihak yang mengelola perkebunan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal;

 Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan,

kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat;

 Pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses

perizinan;

 Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya

investasi oleh pemohon izin;

 Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang

ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;

 Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak

positif.

Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan perkebunan atau dapat mengurangi luasan kawasan perkebunan, meliputi :

 Pengenaan retribusi/ kenaikan pajak/kompensasi bagi pengusaha yang dalam

pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku

 Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan

bantuan lainnya;

 Penolakan atau mempersulit perizinan

B. Kawasan Agromarinepolitan

(27)

Konsep Struktur Ruang Kawasan Agromarinepolitan

Dalam konsep struktur tata ruang kawasan agromarinepolitan Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan menjadi :

1. Penetapan kawasan konservasi pantai menurut luasan, lokasi dan fungsi perlindungannya.

Dalam kategori ini tercakup fungsi perlindungan kawasan mangrove dan nipah, kawasan khusus, sempadan pantai dan sempadan sungai.

2. Kawasan pantai utara sebagai potensi pengembangan kegiatan budidaya perikanan and

kelautan, meliputi Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu.

3. Kawasan pesisir yang perlu dikonversikan bagi perlindungan di ekosistem pantai meliputi

Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu.

4. Pemanfaatan kawasan budidaya direncanakan sesuai dengan upaya desentralisasi ruang

pengembangan wilayah dan potensi local, baik sektor primer, sekunder dan tersier.

Kabupaten Deli Serdang yang berada relatif pada kawasan hilir dan pantai, perlu memperhatikan konservasi pesisir dan air. Beberapa hal yang terkait dengan keberadaan Kabupten Deli Serdang secara umum fungsi ruang adalah :

1. Adanya arahan untuk lebih mengembangkan kawasan-kawasan yang kurang potensial,

diantaranya kawasan rawa di pesisir Kabupaten Deli Serdang.

2. Kawasan pesisir Kabupaten Deli Serdang termasuk kawasan yang diarahkan sebagai

kawasan yang harus dilindungi untuk kepentingan kawasan yang di bawahnya.

3. Pantai Labu dan Pantai Percut yang wilayahnya termasuk dalam kabupaten Deli Serdang

merupakan daerah tujuan wisata utama provinsi Sumatera Utara.

4. Beberapa kota di dalam Kabupaten Deli Serdang diarahkan menjadi kota penyebab

(28)

Gambar 6.4 Peta Kawasan Agromarinepolitan Kabupaten Deli Serdang

C. Kawasan/Desa Tertinggal Kategori wilayah tertinggal yaitu :

1. Sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi dan transportasi

2. Tidak memiliki potensi sumber daya alam

3. Sumber daya manusia yang rendah

4. Minimnya sarana dan prasarana umum

5. Arah kebijakan pembangunan yang kurang memihak ke masyarakat, kesalahan pendekatan

dan kurangnya keterlibatan kelembagaan adat. Paluh Buaya

Tandem Hilir II Paitan Tandem Hilir II Mulya Kasih

PNP IX TANDEM

Rampah DuaKota Mbelin

Pekan minggu Sei Mncirin Pasar 7

Serba Jadi Serbajadi

Namorambe Julu

Namorambe JahePondok Desa

Kampung Banten Bulu Cina Pasar 7

Kota Rantang I

Tandem Hulu 1 Pasar 1

Tandem Hulu 1 Pasar 2 Tandem Hilir 1 Pasar1

Tandem Hulu 1 Pasar 3

Tandem Hulu I Pasar 4

Tandem Hulu I Pasar 5

Tandem Hulu I Pasar 6 Pasar 3 PNP. IX TIMBANG LANGKAT TEMBAKAU

Tunggorono 13

PNP IX PASAR HELVETIA TEMBAKAU Sei Beras Sekata Pasar 8 Sei Beras Sekata Pasar 7

Sukarame

Purwojoyo

Bandar Maria Sukaaman Purwojati

Sei Beras Sekata Pasar 5Sei Beras Sekata pasar 6

Sunggal Kanan 1

Gang MesjidGang Damai

Payageli 1

Sumber Melati Diski 5

Kalirejo Sumber Melati Diski 3 Sumber Melati Diski 1 Petikanan Terang Bulan

Serbajadi 3 Bintang Terang

Sumber Melati Diski 6

Pondok Miring Desa Slikur Pasar Besar Pasar Kecil

Puji Mulyo 6 PNP IX SEI SEMAYANG B/TEMBAKAU

Meda Krio 2 Puji Mulyo 2

PNP IX SEI SEMAYANG A Tunggorono 7 Ujung Serdang 1 B Marendal 1 Pasar 12

Ujung Serdang 1 A

Pasar

Marendal 1 Pasar 6 Kedai Durian

Bangun Sari Gang Sumber

Gang Jaya

Ujung Serdang 3 Tanjung Morawa

Tanjung Morawa Pekan Tanjung Morawa B 6 Buntu Bedimbar

Buntu Bedimbar 6 BantenanPasar 8 Buntu Bedimbar 5

Tanjun Morawa B 7 Pasar 7 Dalu Sepuluh A 5 Dalu Sepulu B 4 Sena 1 Bandar Klippa Pasar 1

Bandar Klippa Pasar 2 Siderejo

Sambirejo Timur 6Sambirejo Timur 3

Sambirejo Timur 4 Sei Rotan 6 Bandar Klippa Pasar 8

Bandar Klippa Pasar 9

Bandar Khalipah 1Bandar Khalipah 5

Bandar Khalipah 2

Suka SetiaMusyawarahKali Seray

Sidoharjo

PNP IX SAMPALI/TEMBAKAUPondok Rawa

Pondok Damar Bandar Klippa Pasar 11

Bandar Klippa Pasar 10

Sei Rota 1

Pasar 2 Marendal 1 Pasar 3

Tanjung rejo

ESTATE/TEMBAKAUBandar Khalipah 4

Langau Seprang Sei Merah 2 Sei Merah 1 Tanjung Morawa B 12

Tanjung Morawa B 11 Tanjung Morawa B 10 Punden Rejo 2 Tanjung Morawa B 5

Punden Rejo 1 Pembarakan Tanjung Mulia Tanjung Morawa B 4

Tanjung Morawa B Wonosari 1

Wonosari 2

Wonosari 3 Wonosari 4

Tanjug Morawa B 1

Punden Rejo 3 Tanjung Morawa B 2

Pekapahon Dalu Sepuluh B 2

Dalu Sepuluh B 1 Dalu Sepuluh B 5 Dalu Sepuluh B 7

Wonosari 11

Sidodadi 1Paya Gambar 4

Paya Gambar 3 Bandar Klippa Kolam

Sidodadi 2 Sidodadi 3

Sidodadi 4 MEsjid 3

Paya Gambar 1

Tanjung Garbus 2Suka Mulia

Tanjung Mulia

jati Sari Sumberejo 4

Sumberejo 3

Gang Bidan Kebun Kelapa

Sekip Pantai Labu Pekan 3

Kubah Sentang Pantai Labu Pekan 4

Paluh Sebaji Denai Sarang Burung 2

Denai Kwala

Denai Sarang Burung 3 Denai Sarang Burung 4

Binjai Bakung Kebun Kelapa Pasar 5

Lorong ACulacap

KediriTaniKarang Anyar 2

Karang Anyar 4

RENCANA JALAN TOL

MEDAN-TEBING TINGG

(29)

Berdasarkan kriteria tersebut, hampir semua kecamatan dilingkup Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam kategori yang bermasalah dalam kebijakan pembangunan. Banyak pembangunan lebih mengutamakan pembangunan fisik. Padahal berdasarkan data yang telah dibuat sebagai dokumen oleh BAPPEDA tentang desa tertinggal merupakan tolak ukur untuk ditindaklanjuti. Namun terlihat kurangnya usaha untuk menyejahterakan masyarakat yang banyak terlihat dari program atau kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Terdapat 21 kecamatan yang arah kebijakan pembangunannya kurang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat kecil. Dan terdapat 8 kecamatan yang masih sulit dijangkau oleh transportasi dan komunikasi. Hanya 2 kecamatan yang tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai income daerah. Kalau diurut kriteria yang menjadi kendala dalam proses atau pencapaian wilayah yang tidak tertinggal adalah; 1. Arah kebijakan pembangunan yang kurang memihak ke masyarakat, kesalahan pendekatan dan kurangnya keterlibatan kelembagaan adat. 2. Minimnya sarana dan prasarana umum, 3. Sumber daya manusia yang rendah, 4. Sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi potensi sumber daya alam.

Tabel 6.16 Penggolongan Kecamatan Wilayah Tertinggal

No. Kecamatan

Kriteria Wilayah Tertinggal

Keterjangkauan Wilayah

Potensi Sumber Daya Alam

Sumber Daya Manusia

Sarana dan Prasarana

Umum

Arah Kebijakan Pembangunan

1 Tanjung

Morawa √

2 Patumbak √

3 Deli Tua √

4 Sunggal √

5 Labuhan Deli √ √

6 Percut Sei Tuan √

7 Beringin √ √

8 Lubuk Pakam √

9 Pantai Labu √ √ √ √

(30)

Gambar 6.5 Peta Kawasan/Desa Tertinggal Kabupaten Deli Serdang

RENCANA JALAN TOL

MEDAN-TEBING TINGGI

(31)

6.1.4. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:

1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat

menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah

terpencil, dan kawasan perbatasan.

3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

4. Masih rendahnya penyediaan rumah yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan

rendah. Disisi lain masih terbatasnya Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) bagi masyarakat yang menyebabkan pembangunan rumah yang terbangun secara mandiri juga kurang baik.

5. Masih terdapatnya kawasan permukiman yang belum tertata secara baik, belum maksimalnya

upaya revitalisasi bangunan/lingkungan bersejarah dan masih rendahnya kawasan permukiman baik yang ilegal maupun yang legal. Selain itu arsitektur Kota Medan tidak memiliki acuan yang khas yang harus diikuti sehingga tidak ditemukan arsitektur bangunan yang khas di Kota Medan.

6. Masih minimnya penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

7. Mahalnya harga tanah dan pembangunan rumah vertikal yang belum membudaya seperti

apartemen, kondominium atau flat (rumah susun).

8. Masih belum maksimalnya peremajaan kawasan.

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:

1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor

Pengembangan Permukiman.

3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)

4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya

kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur

permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

6. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPI2JM Kab./Kota

6.1.5. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

(32)

maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman, baik itu untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development

need) antara lain :

a. Program Infrastruktur Pengembangan Kawasan Permukiman .

1. Program Pembangunan Kawasan Permukiman Kumuh

2. Program Pengembangan Perumahan

3. Program Lingkungan Sehat Perumahan

4. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

5. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

7. Program Kerjasama Pembangunan

8. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat

Kualitasnya

9. Program Pembangunan Kawasan Permukiman Rawan Bencana

10.Program Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar

b. Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

2. Program peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan drainase/parit.

c. Pemanfaatan Sumber Daya alam dan Lingkungan Hidup;

1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

5. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

6.1.6. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan

Rusunawa serta

2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial

(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,

(33)

3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

 Infrastruktur kawasan permukiman kumuh

 Infrastruktur permukiman RSH

 Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

 Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)

 Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

 Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil

 Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)

 Infrastruktur perdesaan PPIP

 Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

Gambar 6.6 Alur Program Pengembangan Permukiman

(34)

A. Program Pengembangan Wilayah Kabupaten Deli Serdang

1. Pengembangan Kota – Desa

Perkembangan kota desa di wilayah Kabupaten Deli Serdang berjalan mengikuti perkembangan sector-sektor potensial terutama perikanan laut, pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat dan peternakan di beberapa kawasan pada perkembangan kota desa di Kabupaten Deli Serdang yang berkembang adalah kota yang berada dalam kawasan strategis bagi pengembangan sector tersebut. Sejalan dengan intensitas dan efisiensi perkembangan sektornya maka kota yang paling berkembang saat ini antara lain Tembung dan Hamparan Perak. Kota lain juga potensial berkembang dengan berkembangnya kegiatan upaya perekonomian seperti Kecamatan Pantai Labu dan Helvetia.

Antara kawasan pedesaan maupun kota mulai berkembang di wilayah Kabupaten Deli Serdang saat ini kurang memiliki keterkaitan secara ekonomi. Masing-masing kawasan maupun kota berkembang sendiri sesuai dengan potensial sektoralnya masing-masing. Interaksi yang terjadi saat ini masih berupa keterkaitan spesial yaitu dalam hal distribusi (aliran komoditi) dari daerah penghasil ke pasar. Dalam hal ini kota-kota hanya menjadi tempat pengumpulan komoditi maupun hanya berada dalam through traffic aliran komoditi. Dengan demikian kurang ada proses produksi dalam wilayah ini. Berdasarkan struktur ruang akan dapat dihasilkan system pusat-pusat pengembangan dan pelayanan yaitu :

a. Pusat pengembangan dan pelayanan daerah merupakan pusat pertumbuhan dan pusat

pelayanan utama. Pada kota-kota jenis ini dapat ditemukan kombinasi dan konsentrasi fasilitas pelayanan penduduk yang terbesar, konsentrasi kegiatan ekonomi unggulan daerah serta simpul utama dengan keterkaitan langsung dengan pusat pengembangan provinsi, kabupaten dan kecamatan lainnya, seperti kota Tembung dan Hamparan Perak.

b. Pusat pertumbuhan kawasan merupakan pusat dengan fungsi utamanya sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi, kawasan pengembangan seperti kawasan pertanian, kawasan peternakan dan kawasan perdagangan walaupun sangat dimungkinkan kota-kota yang termasuk pada jenis ini belum tersedia seperti pusat pengembangan dan pelayanan kecamatan.

c. Pusat pelayanan merupakan ibukota-ibukota kecamatan yang memiliki fasilitas

pelayanan kependudukan di tingkat Kecamatan.

d. Desa pusat pertumbuhan berperan sebagai pusat yang menjembatani (Bridging Center)

antara kota-kota yang telah berkembang dengan desa-desa.

2. Perkembangan Struktur Kota-Desa

Berkembangnya struktur perkotaan tentu saja akan menyebabkan terjadinya perkembangan fungsi kota-kota. Secara umum fungsi kota akan berkembang dengan adanya kegiatan usaha namun tidak akan merubah secara drastis dari fungsi tersebut.

Fungsi tiap kota dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) untuk masing-masing struktur pengembangan yaitu :

a. Kota Lubuk Pakam berfungsi sebagai pusat perkembangan regional kabupaten, pusat

(35)

administrasi karena itu diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut, yaitu :

 Pusat pemerintahan kabupaten

 Pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan grosir

 Pasar induk dan pusat pergudangan

 Rumah sakit umum skala kabupaten dan kecamatan

 Pendidikan tingkat D1, D2, D3 dan S1

 Fasilitas olah raga skala kabupaten dan kecamatan

b. Kota kecamatan seperti Tembung, Pantai Labu, Hamparan Perak dan Helvetia berfungsi

sebagai pusat permukiman perkotaan kecamatan dan pusat pelayanan wilayah kecamatan. Oleh karena itu diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut adalah :

 Pusat pergudangan

 Fasilitas pendidikan tingkat SMU

 Pusat perdagangan

c. Kota Tembung, Pantai Labu, Hamparan Perak dan Helvetia berfungsi sebagai pusat

permukiman perkotaan kecamatan, pusat perhubungan, pusat pelayanan wilayah kecamatan. Oleh karenanya diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut yaitu :

 Pusat perdagangan

 Fasilitas pendidikan tingkat SMU

d. Kota di ibukota masing-masing kecamatan berfungsi sebagai pusat pemukiman

kecamatan dan pusat pelayanan wilayah lokal yang melayani desa-desa sebagai pusat pelayanan lokal maka fasilitas utama yang ada hanya akan berfungsi secara lokal antara lain fasilitas pendidikan dasar dan menengah.

B. Program Pengembangan Perumahan permukiman

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan dan program pembangunan yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan daerah masing-masing. Latar belakang demografi, geografis, ketersediaan infrastruktur dan budaya yang tidak sama, serta kapasitas sumber daya yang berbeda, memiliki konsekuensi adanya keberagaman kinerja daerah dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan. Perbedaan kinerja selanjutnya akan menyebabkan ketimpangan pembangunan antar wilayah, meningkatnya tuntutan daerah dan kemungkinan disintegrasi bangsa.

Gambar

Tabel 6.1. Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Bangun Purba
Tabel 6.2 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Beringin per Desa
Tabel 6.3 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Biru-biru per Desa
Tabel 6.4 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Deli Tua per Desa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar seluruh elemen iklan dapat disampaikan secara tuntas kepada audiens hendaknya dapat memenuhi ketentuan AIDA yaitu getting Attention (menarik perhatian audience),

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED TEST) Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya. Tanggal : 26

Menambah kajian keilmuan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan pengaruh antara kemandirian dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi

Tugas anda adalah nntuk rnernberi respon dengan rnernberi tanda silang (X) pada skala yang ada di set:iap soalnya.. Tujuan dari pernberian respon dalam skala ini adalah

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan

DPRD. Pimpinan DPRD sangat berperan dalam proses legislasi, terutama ketika menyetujui atau menolak suatu rancangan Perda. Bahkan sering kali, pimpinan DPRD yang

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai proses produksi pati temulawak secara tradisional di wilayah tersebut di atas,