Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah,
Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:
Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,
Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan; Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan
Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,
Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
A. Arahan Kebijakan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
Bab
.6
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang
A. Lingkup Kegiatan
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan
perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman
baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman
kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di
kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan
peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis
Dimana dinamika pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui scenario umum pembangunan perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjawab issue-issue pokok permasalahan perumahan dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Deli Serdang. Beberapa issue pokok perumahan dan permukiman di Kabupaten Deli Serdang antara lain :
1. Masalah Kelembagaan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
aspek peraturan perundangan yang harus mendukung berbagai aspek kemudahan pengembangan perumahan dan permukiman, dalam hal ini juga yang termasuk aspek perijinan.
Belum tersedianya pranata/lembaga yang secara khusus mengangani sektor perumahan
dan permukinan dari tingkat nasional – kota/kabupaten
Belum mantapnya pelayanan
2. Permasalahan perkembangan kawasan/lingkungan kumuh kota serta masalah kualitas
lingkungan termasuk kesenjangan sosial/konflik sosial
Kawasan/lingkungan kumuh di Kabupaten Deli Serdang berkembang seiring dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, faktor kemiskinan dan kurangnya perhatian pemerintah kota
dalam memberikan ”pelayanan” sarana dan prasarana lingkungan perukiman yang memadai.
Seringkali pemerintah kota tidak mampu melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana karena keterbatan pendanaan.
3. Permasalahan backlog perumahan yang cukup tinggi
Dengan asumsi bahwa 1 KK menempati 1 rumah, maka terdapat ketimpangan antara jumlah KK dengan jumlah rumah yang tersedia, becklog Kabupaten Deli Serdang Masih tinggi dikarenakan didalam 1 rumah masih dihuni beberapa keluarga.
4. Kurangnya masyarakat miskin untuk memperoleh akses yang luas dalam bidang perumahan
dan permukiman
Belum mantapnya pelayanan perumahan khususnya bagi kelompok masyarakat miskin
dan berpenghasilan rendah
Ketidakmampuan masyarakat golongan miskin dan berpenghasilan rendah untuk
mendapatkan rumah yang layak dan terjangkau yang memenuhi standar lingkungan permukiman yang responsif (sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan)
Terbatasnya akses terhadap sumber daya kunci dan informasi, terutama bagi masyarakat
golongan berpenghasilan rendah/miskin, yang berkaitan dalam penyediaan tanah, rumah dan kredit bagi sistem penyediaan perumahan dan permukiman
5. Isu Strategis untuk penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di
wilayah Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro, meliputi :
a. Mengelompokkan pusat-pusat pelayanan kegiatan Kabupaten Deli Serdang pada
wilayah Mebidangro yang akan dihubungkan dengan pengembangan jaringan jalan lingkar
b. Membangun sistem utilitas, prasarana dan sarana penunjang.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Keberadaan lahan pertanian baik persawahan, tegalan maupun perkebunan semakin hari semakin terdesak oleh kegiatan perkotaan seperti permukiman, industri dan yang lainnya. Perubahan penggunaan lahan yang paling cepat terjadi pada kawasan yang langsung berbatasan dengan Kota Medan. Perubahan penggunaan lahan tersebut sangat sulit untuk dibendung karena tingginya pertambahan penduduk Kota Medan dan Deli Serdang sebagai tempat bermukim. Perubahan yang sedemikian rupa yakni banyaknya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke permukiman terjadi di Kecamatan patumbak, Tanjung Morawa, Percut sei Tuan, Labuhan Deli, Sunggal dan Pancur batu.
Selain dari desakan kota Medan sebagaimana yang disebutkan diatas Kawasan Batang Kuis, Pantai Labu dan Beringin juga mengalami perubahan yang cukup besar sejalan dengan pembangunan Bandara Kuala Namu di Kecamatan Beringin. Sesuai dengan arah pembangunan permukiman perkotaan Mebidang diarahkan secara desentralisasi dengan mengembangkan kegiatan ekonomi di kedua koridor Medan-Binjai dan Medan-Lubuk Pakam. Kota Binjai dan Lubuk Pakam dikembangkan sebagai kota mandiri dan penyeimbang perkembangan kota Medan.
Kota-kota yang dikembangkan sebagai pusat-pusat kegiatan perekonomian Kawasan Perkotaan Mebidang, meliputi Medan, Binjai, Lubuk Pakam, Belawan, dan Kuala Namu. Kawasan ekonomi prospektif untuk dikembangkan adalah Kota Medan sebagai pusat bisnis dan keuangan, Belawan sebagai kawasan industri dan pelabuhan laut serta Kuala Namu sebagai Bandar udara utama yang berperan sebagai pusat penyebaran primer.
Kemudian, pengamatan yang lebih rinci pada kawasan perkotaan Mebidang memberikan gambaran sebagai berikut :
a. Medan
Merupakan daerah yang rawan banjir. Pusat kota merupakan pusat kegiatan perdagangan, jasa dan administrasi pemerintahan. Kawasan perumahan terdapat disebelah timur dan selatan dengan karakteristik yang berbeda. Pada koridor Medan-Belawan, kawasan dengan aksesibilitas yang baik sudah dimanfaatkan oleh beberapa industri besar dan kecil. Sedangkan yang jauh dan jalan raya atau tol, umumya merupakan lahan persawahan dan perkebunan.
b. Belahan Utara (Kawasan Perkotaan Binjai)
Merupakan kawasan kota utama di sebelah barat kawasan Mebidang. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan dan pertanian rakyat. Pola pembangunannya memusat di sebelah selatan dan barat laut, sedangkn jalan utama berpola scattered ribbon (pola pita tersebar).
c. Belahan Timur (Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Batangkuis, Tembung dan Percut)
Kawasan ini didomainasi oleh kegiatan perkebunan. Disekitar Tanjung Morawa pemanfaatan lahannya terutama untuk perkebunan sayur mayor, disamping adanya beberapa industri kecil dan sedang. Di lubuk pakam berupa persawahan dan untuk pengembangan kota kabupaten. Pemanfaatan lainnya berupa permukiman penduduk.
d. Belahan Selatan (Pancur Batu, Deli Tua, Patumbak, Namorambe)
Karena aksesibilitas yang cukup baik ke Medan, perkembangan permukiman terjadi di daerah Deli Tua, Pancur Batu yang meluas ke Patumbak. Kawasan ini didomanisi oleh kegiatan pertanian rakyat, sedangkan perkebunan yang cukup luas terdapat di sebelah timur Deli Tua, dan kegiatan industri kecil berada disekitar Patumbak. Antara kedua daerah ini terdapat kawasan hutan
e. Belahan Utara
Lahan di sebelah utara ini diutamakan untuk kegiatan pelabuhan disamping juga merupakan lain basah dan hutan bakau. Sisi sebelah barat dan timur pelabuhan terdapat lahan perkebunan. Pemanfaatan lainnya adalah kegiatan sawah, lading dan permukiman dalam jumlah kecil.
1 Bagerpang 14,64 201 805 55 6 201 0 201 0
2 Bah Balua 2,15 110 446 207 6 110 0 88 22
3 Bah Perak 3,40 82 364 107 2 74 8 57 25
4 Bandar Gugung 2,64 157 618 234 2 141 16 157 0
5 Bandar Kwala 3,00 96 339 113 2 77 19 86 10
6 Bandar Meriah 16,97 193 783 46 4 193 0 193 0
7 Bangun Purba 2,30 612 2.534 1.102 4 612 0 612 0
8 Bangun Purba Tengah 11,52 168 608 53 4 67 101 168 0
9 Batu Gingging 10,55 122 933 88 3 110 12 122 0
10 Batu Rata 10,25 99 429 42 6 99 0 99 0
11 Cimahe 6,52 157 721 111 3 157 0 157 0
12 Damak Maliho 1,85 410 1.648 891 6 390 21 349 62
13 Greahen 7,12 150 680 96 3 143 8 150 0
14 Mabar 6,22 380 1.584 255 2 304 76 380 0
15 M. Ujung Jawi 5,46 39 162 30 8 39 0 35 4
16 Marombun Barat 1,27 9 33 26 1 4 5 9 0
17 Perguroan 1,42 197 668 470 4 8 189 167 30
18 Rumah Deleng 5,02 184 788 157 2 147 37 147 37
19 Sialang 3,50 704 2.915 833 4 634 70 704 0
20 Sibaganding 4,89 242 921 188 3 194 48 194 48
21 Suka Luwei 8,46 76 312 37 6 61 15 68 8
22 Tanjung Purba 1,65 296 1.118 678 3 266 30 237 59
23 Unjung Rambe 3,35 485 1.995 596 5 412 73 461 24
24 Urung Ganjang 1,00 39 146 146 2 35 4 29 10
135,15 5.208 21.550 159 93 4.476 732 4.871 337
KETERANGAN MEMENUHI
SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
JUMLAH
JUMLAH DUSUN
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
1
Aras Kabu
3,93
644
2.862
728
6
515
129
644
515
129
2
Beringin
4,31
1.690
7.407
1.719
8
1.690
0
1.690
1.690
0
3
Emplasmen Kuala Namu
7,01
509
2.063
294
3
433
76
509
458
51
4
Karang Anyar
4,63
1.769
7.749
1.674
11
1.238
531
1.769
1.415
354
5
Psr V Kebun Kelapa
2,82
1.328
5.737
2.034
6
863
465
1.328
1.195
133
6
Psr VI Kuala Namu
8,90
85
375
42
3
85
0
85
77
9
7
Serdang
2,75
530
2.408
876
10
371
159
530
424
106
8
Sidoarjo Dua Ramunia
5,85
716
2.610
446
13
501
215
716
465
251
9
Sidodadi Ramunia
7,79
2.905
12.503
1.605
17
2.034
872
2.905
2.324
581
10
Sidourip
1,63
517
2.243
1.376
4
362
155
517
414
103
11
Tumpatan
3,07
1.436
6.458
2.104
8
1.005
431
1.436
1.077
359
SUB TOTAL
52,69
12.129
52.415
995
89
9.097
3.032
12.129
10.054
2.075
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL)
KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH
KUMUH
NO
NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.3 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Biru-biru per Desa
Ajibaho 7.59 505 2.003 264 8 404 101 480 25
Biru-Biru 1.34 289 1.215 907 4 260 29 289 0
Candi Rejo 1.07 1.059 4.301 4.620 6 741 318 1.059 0
Kp. Selamat 1.56 700 2.928 1.877 5 560 140 490 210
Kuala Dekah 10.26 217 833 81 6 184 33 130 87
Kuto Mulyo 4.02 448 1.856 462 5 403 45 358 90
Mardinding Julu 6.69 146 547 82 6 29 117 102 44
Mbaruai 3.88 356 1.445 372 4 285 71 285 71
Namo Suro Baru 5.35 270 1.104 206 4 216 54 216 54
Namo Tualang 6.25 489 1.844 295 4 391 98 391 98
Penen 4.46 285 1.035 232 4 143 143 257 29
Periaria 7.01 385 1.345 192 6 193 193 308 77
Rumah Gerat 12.05 313 1.254 104 7 188 125 266 47
Sarilaba Jahe 8.88 299 1.210 136 4 239 60 299 0
Sidodadi 1.25 981 4.084 3.267 4 785 196 834 147
Sidomulyo 2.23 1.606 6.418 2.878 6 1.285 321 1.365 241
Tanjung Sena 5.08 159 598 103 3 80 80 159 0
SUB TOTAL 62,30 8.507 34.026 379 89 6.385 2.122 7.288 1.219
NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
Tabel 6.4 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Deli Tua per Desa
1 Deli Tua
1,45
3.001
13.180
9.121
8
3.001
0
3.001
2.701
300
2 Deli Tua Barat
5,00
1.629
8.439
6.251
5
1.629
0
1.629
1.596
33
3 Deli Tua Timur
1,78
1.566
8.075
4.549
7
1.566
0
1.566
1.175
392
4 Kedai Durian
1,57
2.658
10.277
6.546
9
2.658
0
2.658
2.392
266
5 Mekar Sari
1,57
2.361
10.204
6.499
8
1.889
472
2.361
2.243
118
6 Suka Makmur
1,65
2.500
10.449
6.333
8
2.250
250
2.500
2.000
500
SUB TOTAL
9,36
13.715
60.624
6.477
43
12.993
722
13.715
12.107
1.608
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL)
KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH
KUMUH
NO
NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.5 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Galang per Desa
1 Bandar Kwala 10.87 220 957 88 4 154 66 220 0
2 Baru Titi Besi 0,7 159 669 956 3 80 80 111 48
3 Batu Lokong 23.00 341 1.381 60 2 171 171 171 171
4 Galang Barat 17.79 365 1.393 78 4 365 0 292 73
5 Galang Kota 1.20 2.177 9.122 7.602 5 1.959 218 1.959 218
6 Galang Suka 2.00 725 2.823 1.412 2 653 73 725 0
7 Jaharun A 3.01 715 3.770 1.254 9 572 143 715 0
8 Jaharun B 5.50 1.402 5.787 1.052 2 1.122 280 1.402 0
9 Juhar Baru 1.15 97 353 307 4 0 97 19 78
10 Kelapa I 2.00 261 1.134 567 4 183 78 235 26
11 Kotangan 0.60 242 1.111 1.852 5 145 97 218 24
12 Kotasan 4.75 722 3.018 635 3 361 361 614 108
13 Kramat Gajah 1.50 407 1.806 1.204 6 285 122 407 0
14 Nogorejo 4.00 1.289 5.074 1.268 5 64 1.225 1.160 129
15 P. Tagor baru 0,67 208 850 3 232 - 166 42 187 21
16 Paku 3.00 366 1.502 501 4 183 183 366 0
17 Paya Itik 2.00 365 1.259 630 5 292 73 329 37
18 Paya Kuda 3.08 450 523 170 4 135 315 360 90
19 Paya Sampir 4.84 33 142 29 7 7 26 26 7
20 Petangguhan 3.20 715 3.151 985 3 715 0 715 0
21 Petumbukan 1.10 533 2.254 2.049 5 107 426 453 80
22 Pisang Pala 2.15 454 1.890 879 7 318 136 454 0
23 Sei Putih 14.07 556 2.181 155 3 278 278 556 0
24 Sungai Karang 0.96 336 1.440 1.500 1 269 67 336 0
25 Tanah Abang 2.50 69 255 102 2 55 14 55 14
26 Tanah Merah 2.04 362 1.633 800 6 290 72 290 72
27 Tanjung Gusti 1.20 430 1.670 1.392 6 43 387 387 43
28 Tg Siporkis 1.80 285 1.041 578 1 114 171 257 29
29 Timbang Deli 11.45 362 3.319 290 3 181 181 290 72
SUB TOTAL 135,13 14.646 29.518 455 115 9.265 5.381 13.308 1.338
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN MEMENUHI
SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.6 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Gunung Meriah per Desa
1
Bintang Meriah6.84
36
323
47
1
2
34
34
2
2
Gunung Meriah6.84
96
108
16
2
86
10
96
0
3
Gunung Panribun7.53
106
303
40
2
74
32
101
5
4
Gunung Seribu8.9
49
185
21
1
0
49
47
2
5
Gunung Sinembah7.53
65
219
29
2
0
65
65
0
6
Kuta Bayu6.16
77
254
41
1
54
23
77
0
7
Kuta Tengah6.16
38
127
21
1
0
38
32
6
8
Marjanji Pematang6.84
88
280
41
1
0
88
66
22
9
Marjanji Tengah9.58
50
185
19
2
30
20
45
5
10
Pkn. Gunung Meriah0.68
69
219
322
1
59
10
69
0
11
Simampar4.11
0
-
-
2
0
0
0
0
12
Ujung Meriah5.48
72
269
49
3
43
29
50
22
SUB TOTAL
76,65
746
2.472
32
19
348
398
682
64
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.7 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Hamparan Perak per Desa
1 Buluh Cina 36,86 3.201 13.183 358 22 0 3.201 3.137 64
2 Hamparan Perak 9,14 3.129 4.157 1.573 7 0 3.129 2.503 626
3 Kampung Lama 5,09 1.137 4.665 917 8 455 682 682 455
4 Klambir 4,40 1.181 5.222 1.187 7 827 354 709 472
5 Klambir V Kampung 1,00 1.261 5.123 5.123 3 0 1.261 1.009 252
6 Klambir V Kebun 25,58 4.688 19.503 762 21 4.688 0 3.750 938
7 Klumpang Kampung 1,20 1.244 5.404 4.503 3 0 1.244 1.244 0
8 Klumpang Kebun 21,80 2.911 12.364 567 21 2.620 291 2.911 0
9 Kota Datar 14,14 1.575 6.353 449 15 315 1.260 1.260 315
10 Kota Rantang 6,50 1.261 5.075 5 781 7 0 1.261 883 378
11 Paluh Kurau 32,50 1.370 5.326 164 14 274 1.096 685 685
12 Paluh Manan 18,93 812 3.171 168 9 406 406 487 325
13 Paya Bakung 16,50 2.570 10.563 640 20 0 2.570 2.056 514
14 Sei Baharu 8,00 978 4.156 520 5 0 978 958 20
15 Selemak 0,70 685 2.779 3.970 3 0 685 548 137
16 Sialang Muda 1,20 374 1.639 1.366 2 0 374 374 0
17 Tandam Hilir I 20,63 2.707 11.315 548 11 812 1.895 2.707 0
18 Tandam Hilir II 9,74 2.219 8.923 916 21 1.331 888 1.997 222
19 Tandam Hulu I 24,85 828 3.550 143 10 828 0 811 17
20 Tandam Hulu II 4,26 1.795 7.583 1.780 9 0 1.795 1.616 180
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH
PENDUDUK
KEPADATAN
JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
Tabel 6.8 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Kutalimbaru per Desa
1 Kutalimbaru 9,60 456 1.808 188 3 342 114 456 0
2 Kwala Lau Bicik 8,40 300 1.176 140 4 240 60 270 30
3 Lau Bakeri 7,30 1.216 6.212 851 10 608 608 1.034 182
4 Namo Mirik 21,74 352 1.371 63 6 141 211 282 70
5 Namo Rube Julu 8,84 398 1.462 165 7 318 80 398 0
6 Pasar X 11,60 497 1.861 160 6 199 298 298 199
7 Perpanden 24,00 517 2.020 84 8 259 259 517 0
8 Sampe Cita 7,30 723 2.882 395 7 362 362 723 0
9 Sawit Rejo 7,75 647 2.578 333 4 485 162 582 65
10 Sei Mencirim 6,32 1.564 5.204 823 11 1.486 78 1.564 0
11 Silebo Lebo 9,66 541 2.040 211 8 487 54 541 0
12 Suka Dame 23,60 629 2.441 103 9 126 503 629 0
13 Suka Makmur 23,40 486 1.981 85 11 49 437 486 0
14 Suka Rende 9,30 731 2.834 305 6 366 366 731 0
JUMLAH 178,81 9.057 35.870 49 100 5.466 3.591
8.511
546
SPT = Sumur Pompa Tangan PMA = Perlindungan Mata Air KU = KERAN UMUM HU = HYDRANT UMUM
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.9 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Labuhan Deli per Desa
PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM PRIBADI UMUM
1
Helvetia
9,71
3.911
16.744
1.724
14 352
156
3.403
2
Karang Gading
66,36
1.353
5.409
81
15 622
54
677
3
Manunggal
13,36
4.870
21.457
1.606
15 974
3.896
4
Pematang Johar
18,90
3.274
14.348
759
15
2.619
655
5
Telaga Tujuh
18,90
565
2.232
118
7
113
452
JUMLAH
127,23 13.973 60.190
473
66 1.948 0
0
0
0
0
0
0 6.839 0 1.783 3.403 0
0
0
0
SPT = Sumur Pompa Tangan PMA = Perlindungan Mata Air KU = KERAN UMUM TA = TANDON AIR HU = HYDRANT UMUM
SARANA AIR BERSIH (SAB)
SUMUR GALI SUMUR POMPA TANGAN (SPT) POMPA LISTRIK / SANYO
PERPIPAAN
SUMBER MATA AIR
AIR SUNGAI LAIN-LAIN PRIBADI UMUM
DANGKAL SEDANG DALAM
KU/TA/ HU
SAMBUNGAN RUMAH
LEDENG/ PDAM
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN JIWA / Km2
NO
NAMA DESA
MONOGRAFI
Tabel 6.10 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Lubuk Pakam per Desa
1
Bakaran batu2,82
2.355
9.540
3.383
5
2.355
0
2.355
2.355
0
2.355
2
Cemara0,78
1.575
7.059
9.050
8
1.260
315
1.575
1.575
0
1.575
3
Lubuk Pakam I/II0,43
1.476
6.637
15.435
11
1.476
0
1.476
1.476
0
1.476
4
Lubuk Pakam III0,18
987
4.180
23.222
9
888
99
987
987
0
987
5
Lubuk Pakam Pekan0,69
1.430
7.899
11.448
10
1.430
0
1.430
1.430
0
1.430
6
Pagar jati2,30
1.411
6.181
2.687
8
1.340
71
1.411
1.411
0
1.411
7
Pagar Merbau III5,72
915
4.002
700
6
915
0
915
869
46
915
8
Paluh Kemiri1,45
596
2.664
1.837
4
596
0
596
536
60
596
9
Pasar Melintang5,59
1.520
6.420
1.148
17
1.520
0
1.520
1.444
76
1.520
10
Petapahan1,99
562
2.085
1.048
3
562
0
562
551
11
562
11
Sekip3,64
4.219
17.534
4.817
16
4.219
0
4.219
4.008
211
4.219
12
Syahmad0,48
846
3.382
7.046
4
846
0
846
829
17
846
13
Tanjung Garbus I5,12
813
3.264
638
4
650
163
813
772
41
813
JUMLAH
31,19
18.705
80.847
2.592
105
18.058
647
18.705
18.244
461
18.705
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
Tabel 6.11 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Namorambe per Desa
1 Batu Gemuk 1.92 58 245 128 2 70% 30% 41 17 49 9
2 Batu Mbelin 2.19 102 447 204 1 100% 102 0 41 61
3 Batu Penjemuran 0.82 31 113 138 3 80% 20% 25 6 26 5
4 Batu Rejo 2.33 450 1.872 803 1 90% 10% 405 45 405 45
5 Bekukul 0.70 120 469 670 1 90% 10% 108 12 60 60
6 Cinta Rakyat 1.21 15 59 49 1 100% 15 0 9 6
7 Deli Tua 5.44 3.379 14.074 2.587 1 80% 20% 2.703 676 3.041 338
8 Gunung Berita 0.71 0 - - 3 70% 30% 0 0 0 0
9 Gunung Kelawas 5.56 71 262 47 2 75% 25% 53 18 57 14
10 Jaba 1.18 289 1.217 1.031 2 85% 15% 246 43 231 58
11 Jati Kesuma 2.76 908 3.849 1.395 1 90% 10% 817 91 545 363
12 Kuta Tengah 1.14 220 845 741 1 60% 40% 132 88 154 66
13 Kuta Tualah 1.29 133 429 333 1 80% 20% 106 27 100 33
14 Kwala Simeme 0.48 40 134 279 3 70% 30% 28 12 32 8
15 Lau Mulgap 1.47 30 107 73 4 60% 40% 18 12 18 12
16 Lubang Ido 0.93 44 176 189 1 75% 25% 33 11 31 13
17 Namo Batang 1.00 67 263 263 2 95% 5% 64 3 60 7
18 Namo Lundur 1.18 103 434 368 1 80% 20% 82 21 62 41
19 Namo Mbaru 2.13 37 150 70 1 90% 10% 33 4 33 4
20 Namo Mbelin 1.76 117 486 276 1 100% 117 0 111 6
21 Namo Pakam 1.76 45 164 93 2 95% 5% 43 2 20 25
22 Namo Pinang 1.71 139 553 323 1 80% 20% 111 28 104 35
23 Namo Rambe 3.89 542 2.035 523 2 90% 10% 488 54 434 108
24 Rimo Mungkur 1.64 66 256 156 2 80% 20% 53 13 46 20
25 Rumah Keben 1.60 0 - - 1 75% 25% 0 0 0 0
26 Rumah Mbacang 0.40 45 200 500 2 95% 5% 43 2 38 7
27 S.M. Hilir 1.74 86 301 173 1 90% 10% 77 9 77 9
28 S.M. Hulu 0.60 47 179 298 1 100% 47 0 38 9
29 Selang Tungir 1.69 357 1.343 795 6 95% 5% 339 18 286 71
30 Silue-Lue 1.51 16 57 38 2 90% 10% 14 2 12 4
31 Sudi Rejo 1.10 540 2.239 2.035 1 85% 15% 459 81 270 270
32 Tangkahan 2.45 384 1.491 609 1 75% 25% 288 96 269 115
33 Tanjung Selamat 1.72 0 - - 1 90% 10% 0 0 0 0
34 Timbang Lawan 0.85 47 175 206 3 100% 47 0 28 19
35 Ujung Labuhan 1.87 527 2.027 1.084 2 90% 10% 474 53 422 105
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN MEMENUHI
SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
NO NAMA DESA
MONOGRAFI SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
Tabel 6.12 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Pagar Merbau per Desa
1 Bandar Dolok 4,35 239 999 230 3 215 24 227 12
2 Jati Rejo 0,49 432 1.730 3.531 2 389 43 389 43
3 Pagar Merbau I 1,00 290 1.122 1.122 6 261 29 218 73
4 Pagar Merbau II 12,67 542 2.150 170 4 434 108 434 108
5 Perbarakan 3,26 588 2.517 772 5 353 235 412 176
6 Purwodadi 0,82 631 2.619 3.194 3 379 252 473 158
7 Sidoarjo I Psr. Miring 4,19 1.101 4.569 1.090 11 661 440 1.101 0
8 Sidoarjo Satu Jatibaru 2,10 423 1.639 780 4 296 127 360 63
9 Sidodadi Batu Delapan 0,28 348 1.398 4.993 2 278 70 278 70
10 Suka Mulia 0,49 468 1.876 3.829 2 421 47 398 70
11 Sukamandi Hilir 4,65 738 3.121 671 4 701 37 664 74
12 Sukamandi Hulu 1,45 328 1.465 1.010 5 295 33 295 33
13 Sumberejo 4,04 984 3.903 966 8 935 49 886 98
14 Tanjung Garbus II 18,15 56 246 14 4 22 34 56 0
15 Tanjung Garbus Kp. 3,10 352 1.480 477 4 246 106 317 35
16 Tanjung Mulia 1,85 1.276 5.943 3.212 5 1.021 255 1.021 255
JUMLAH 62,89 8.796 36.777 585 70 6.907 1.889 7.527 1.269
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
Tabel 6.13 Data Kondisi Lingkungan Permukiman Kecamatan Pancur Batu per Desa
1 Baru 2,72 1.610 6.753 2.483 5 1.610 0 1.610 0
2 Bintang Meriah 6,99 293 1.141 163 4 264 29 249 44
3 D. Simbelang A 4,89 630 2.484 508 3 567 63 630 0
4 Durin Jangak 4,91 491 1.847 376 3 393 98 393 98
5 Durin Tonggal 9,11 668 2.595 285 5 534 134 468 200
6 Gunung Tinggi 5,09 434 1.618 318 5 347 87 434 0
7 Hulu 2,14 906 3.780 1.766 5 815 91 906 0
8 Lama 1,68 1.332 5.495 3.271 7 1.332 0 1.199 133
9 Namo Bintang 4,99 1.546 6.049 1.212 5 1.391 155 1.546 0
10 Namo Riam 5,15 412 1.605 312 5 247 165 412 0
11 Namo Rih 4,09 299 1.171 286 3 209 90 179 120
12 Namo Simpur 2,19 332 1.273 581 4 266 66 232 100
13 P. Simalingkar 1,49 1.699 7.478 5.019 7 1.699 0 1.529 170
14 Pertampilan 4,36 356 1.473 338 5 320 36 249 107
15 Salam Tani 9,74 348 1.283 132 3 244 104 139 209
16 Sei Gelugur 20,40 1.436 6.006 294 2 1.149 287 1.292 144
17 Sembahe Baru 3,57 720 2.783 780 5 576 144 720 0
18 Simalingkar A 3,41 840 3.441 1.009 4 756 84 840 0
19 Sugau 4,19 336 1.252 299 5 269 67 302 34
20 Sukaraya 3,92 968 3.867 986 5 823 145 823 145
21 Tanjung Anom 5,24 2.287 9.698 1.851 6 2.058 229 2.287 0
22 Tengah 1,15 537 2.487 2.163 4 537 0 537 0
23 Tiang Layar 4,15 393 1.403 338 3 314 79 354 39
24 Tuntungan I 3,44 836 3.407 990 4 752 84 836 0
25 Tuntungan II 3,52 1.130 4.530 1.287 4 1.074 57 1.017 113
NO NAMA DESA
MONOGRAFI
LUAS (Km2) JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
JIWA / Km2 JUMLAH DUSUN
SARANA PEMBUANGAN AIR
LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
Adapun Data Kawasan Kumuh dan Sarana Pembuangan air Limbah Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6.14 Rekapitulasi Data Kawasan Kumuh dan Sarana Pembuangan air Limbah Kabupaten Deli Serdang
1 Bangun Purba 129,95 5.208 21.550 166 0 4.476 732 4.871 337
2 Batang Kuis 40,34 12.964 56.270 1.395 72 12.437 527 11.107 1.857
3 Beringin 52,69 12.129 52.415 995 89 9.097 3.032 10.054 2.075
4 Biru-Biru 89,69 8.507 34.020 379 89 6.385 2.122 7.288 1.219
5 Deli Tua 9,36 13.715 60.624 6.477 43 12.993 722 12.107 1.608
6 Galang 150,29 14.646 61.508 409 115 9.265 5.381 13.308 1.338
7 Gunung Meriah 76,65 745 2.472 32 19 348 398 682 64
8 Hamparan Perak 230,15 35.926 150.054 652 218 12.556 23.370 30.328 5.598
9 Kutalimbaru 174,92 9.057 35.870 205 100 5.466 3.591 8.511 546
10 Labuhan Deli 127,23 13.973 60.190 473 66 6.104 7.869 10.254 3.719
11 Lubuk Pakam 31,19 18.705 80.847 2.592 105 18.058 647 18.244 461
12 Namo Rambe 62,33 9.055 58820 944 65 7.612 1.443 7.109 1.946
13 Pagar Merbau 62,89 8.796 36.777 585 70 6.907 1.889 7.527 1.269
14 Pancur Batu 122,53 20.839 84.919 693 112 18.547 2.292 19.184 1.655
15 Pantai Labu 81,85 9.926 43.135 527 76 5.109 4.817 7.598 2.328
16 Patumbak 46,79 20.794 88.961 1.901 52 16.392 4.403 16.716 4.079
17 Percut Sei Tuan 190,79 87.787 384.672 2.016 264 73.911 13.876 83.192 4.595
18 Sibolangit 179,96 5.159 19.654 109 86 3.594 1.565 4.918 241
19 STM. Hilir 190,25 7.786 30.563 161 40 6.352 1.434 5.525 2.261
20 STM. Hulu 223,38 3.218 12.333 55 45 2.492 727 2.572 647
21 Sunggal 92,52 56.265 244 3 159 44.751 11.514 48.934 7.331
22 Tjg. Morawa 131,75 44.655 192 1 189 31.607 13.048 41.225 3.430
2.497,72 419.855 1.376.090 431 2.074 314.458 105.400 371.252 48.605
75% 25% 88% 12%
REKAPITULASI DATA KAWASAN KUMUH DAN SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH KABUPATEN DELI SERDANG
SARANA PEMBUANGAN
AIR LIMBAH (SPAL) KONDISI LINGKUNGAN
KETERANGAN MEMENUHI
SYARAT
TIDAK MEMENUHI
SYARAT
TIDAK
KUMUH KUMUH
JUMLAH KK LUAS (Km2)
NAMA DESA NO
MONOGRAFI
JUMLAH DLM %
JUMLAH DUSUN KEPADATAN JIWA / Km2 JUMLAH
PENDUDUK
Gambar 6.1 Peta Kawasan Kumuh Kabupaten Deli Serdang
RENCANA JALAN TOL
MEDAN-TEBING TINGGI
KE PERBAUNGAN
- Perumahan RSH
Dikabupaten Deli Serdang terdapat beberapa lokasi perumahan RSH yang dikelola oleh swasta. Berdasarkan data yang diperoleh dari REI Sumatera Utara Perumahan RSH yang terdapat di Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6.15 Daftar Lokasi Perumahan RSH di Kabupaten Deli Serdang
NO NAMA PERUMAHAN LOKASI PERUMAHAN
1 Taman Sari Permai Bangun Sari, Tanjung Morawa
2 Kavling Bandara Permai 3 Pematang Biara, Pantai Labu
3 Sri Gunting Beras Sekata, Sunggal
4 Taman Putri Deli Deli Tua, Namorambe
5 Bumi Serdang Damai Sigara-gara, Patumbak
6 Buyu Indah Benteng hilir, Percut Sei Tuan
7 Sigara-gara Indah Jl. Pertahanan, Patumbak
8 Dayasa Prima Indah Sei Rotan, Batang Kuis
9 Komp. Krio Indah Jl. Sei Mencirim, Sunggal
10 Gria Melati Permai Jl. Perbaungan, Lubuk Pakam
11 Villari Manggis As Jl. Sunggal, Sunggal
12 Kuis Indah Jl. Batang Kuis, Batang Kuis
13 Alam Indah Jl. Batang kuis, Batang Kuis
14 KNT Serdang Emas Jl. Percut Sei Tuan
15 Cipta Alam Percut Jl. Percut Sei Tuan
16 Taman Surya Harmoni Lubuk Pakam
17 Bandar Kenari Indah Jl. Tembung, Percut Sei Tuan
Sumber: REI Sumatera Utara
Gambar 6.2 Peta Kawasan RSH Kabupaten Deli Serdang
- Rusunawa
Studi tentang Rusunawa di kabupaten Deli Serdang sampai saat ini belum ada. Namun demikian melihat pertumbuhan kawasan yang sangat cepat yang belum dapat diimbangi oleh penyediaan saran dan prasarana permukiman dan perumahan telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh. Pertumbuhan kawasan-kawasan industri yang menyediakan lapangan pekerjaan dari berbagai golongan terutama untuk karyawan industri dan tingginya permintaan perumahan terutama rumah sederhana. Masih terbatasnya penyediaan rumah sederhana dan banyaknya karyawan yang belum mampu menjangkau perumahan mengindikasikan perlunya pembangunan Rusunawa di kabupaten Deli serdang. Pembangunan Tanjung Morawa sebagai
RENCANA JALAN TOL
Kawasan Industri yang melibatkan jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Banyaknya karyawan yang diserap pada berbagai industri yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa harus diimbangi dengan penyediaan perumahan. Salah satu upaya penyediaan perumahan untuk karyawan industri terutama untuk kalangan menengah kebawah adalah dengan rumah susun sewa.
Gambar 6.3 Peta Kawasan RUSUNAWA Kabupaten Deli Serdang
RENCANA JALAN TOL
6.1.3. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah;
c. Memiliki potensi ekspor;
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan kabupaten dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi kabupaten; atau
h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah : kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Berdasarkan kriteria tersebut maka Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang akan dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang, antara lain:
1. Kawasan yang memiliki potensi cepat tumbuh, adalah kecamatan-kecamatan yang
diarahkan sebagai Kawasan Industri di Kabupaten Deli Serdang, antara lain meliputi :
Kawasan Industri di Kecamatan Percut Sei Tuan, meliputi : KIM II, KIM III dan KIDS;
Kawasan Cepat Tumbuh Paluh Merbau, di Kecamatan Percut Sei Tuan;
Kawasan Industri di Kecamatan Tanjung Morawa;
Kawasan Industri Hamparan Perak, di Kecamatan Hamparan Perak;
Kawasan Industri di Kecamatan Labuhan Deli;
2. Pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi areal Hak Guna Usaha
(HGU) PTPN II sebagai Kawasan Industri Terpadu yang terbentang diantara Belawan dan Bandara Kualanamu, yaitu Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Batang Kuis seluas ± 8.172 Ha yang merupakan Kota Mandiri yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana seperti; jalan bebas hambatan, Transportasi Cepat Massal (Mass Rapid Transit/MRT) , jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islami Center dan pusat kebudayaan, perkantoran dan pemerintahan, perumahan dan permukiman, pusat olah raga dan taman kota.
3. Kawasan yang memiliki dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi, seperti Bandara, Jalan Tol, Kereta Api dan jalan lingkar yang diarahkan di Kawasan Sekitar Bandara Kualanamu, Kecamatan Beringin dan Pantai Labu.
4. Kawasan perdagangan dan jasa, yaitu kota-kota kecamatan yang menjadi Pusat
Kegiatan Primer dan Sekunder bagi kawasan perkotaan Mebidangro, seperti: Lubuk Pakam, Sunggal, Tanjung Morawa, Pancur Batu, Deli Tua, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Hamparan Perak.
5. Kawasan Tertinggal, yaitu Kecamatan Gunung Meriah;
6. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sibolangit;
rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten adalah : Waduk multifungsi Lausimeme di Kecamatan Sibiru-biru.
A. Kawasan Agropolitan
Kawasan pertanian termasuk salah satu sektor andalan bagi Kabupaten Deli Serdang terutama pertanian lahan basah. Beberapa wilayah kecamatan yang memiliki irigasi teknis dan setegah teknis telah ditetapkan sebagai kawasan Ketahanan Pangan bagi Kabupaten Deli serdang yang meliputi 14 kecamatan, yaitu: Kecamatan Pagar Merbau, Sunggal, Galang, Lubuk Pakam, Pancur Batu, Gunung Meriah, Namorambe, Tanjung Morawa, Beringin, Pantai Labu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Biru-biru.
Seiring dengan berkembangnya kegiatan pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Beringin meyebabkan permintaan terhadap alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi kawasan terbangun semakin tinggi sehingga adanya kecenderungan penurunan luas pertanian (lahan basah). Oleh karena itu penting untuk memberikan insentif bagi petani yang tetap dan bahkan didorong untuk meningkatkan produksi padi-sawah serta pemberian Disinsentif bagi kegiatan yang dapat mengurangi luas kawasan pertanian. Insentif dapat berupa pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan, pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani, perbaikan perumahan petani, pemberian kredit, dan lain-lain. Sedangkan pada kawasan sentra pertanian penting untuk dibangun berbagai fasilitas penunjang agar sentra tersebut dapat berfungsi optimal.
Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat menambah luasan kawasan pertanian, meliputi :
Memberikan imbalan, penghargaan, dukungan infrastruktur dan bantuan (subsidi) bagi
petani yang memperluas lahan pertanian;
Memberikan kemudahan berbagai perizinan bagi petani yang memperluas lahan atau
tetap mempertahankan luas lahan pertanian;
Memberikan bantuan-bantuan khusus kepada petani (saprotan, alsintan, beasiswa
sekolah anak petani, dan lain-lain);
Pemberian keringan pajak;
Menjamin harga gabah tetap tinggi (subsidi);
Pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan,
Pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani,
Perbaikan perumahan petani,
Pemberian kredit Usaha Tani, Penyuluhan dan Sekolah Lapangan,
Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat mengurangi luasan kawasan pertanian, meliputi :
Pengenaan retribusi dan pajak yang tinggi bagi bangunan yang didirikan pada areal pertanian lahan basah;
Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman untuk mencegah
perkembangan permukiman lebih lanjut;
dilaksanakan pada kawasan pertanian lahan basah;
Penyediaan prasarana dan sarana permukiman hanya diperbolehkan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang sudah ada saja.
Penolakan atau mempersulit perizinan.
Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan perkebunan atau dapat menambah luasan kawasan perkebunan, meliputi :
Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada
pihak yang mengusahakan perkebunan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku;
Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada
pihak yang mengelola perkebunan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal;
Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan,
kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat;
Pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses
perizinan;
Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya
investasi oleh pemohon izin;
Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang
ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak
positif.
Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan perkebunan atau dapat mengurangi luasan kawasan perkebunan, meliputi :
Pengenaan retribusi/ kenaikan pajak/kompensasi bagi pengusaha yang dalam
pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku
Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan
bantuan lainnya;
Penolakan atau mempersulit perizinan
B. Kawasan Agromarinepolitan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Agromarinepolitan
Dalam konsep struktur tata ruang kawasan agromarinepolitan Kabupaten Deli Serdang dapat dibedakan menjadi :
1. Penetapan kawasan konservasi pantai menurut luasan, lokasi dan fungsi perlindungannya.
Dalam kategori ini tercakup fungsi perlindungan kawasan mangrove dan nipah, kawasan khusus, sempadan pantai dan sempadan sungai.
2. Kawasan pantai utara sebagai potensi pengembangan kegiatan budidaya perikanan and
kelautan, meliputi Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu.
3. Kawasan pesisir yang perlu dikonversikan bagi perlindungan di ekosistem pantai meliputi
Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu.
4. Pemanfaatan kawasan budidaya direncanakan sesuai dengan upaya desentralisasi ruang
pengembangan wilayah dan potensi local, baik sektor primer, sekunder dan tersier.
Kabupaten Deli Serdang yang berada relatif pada kawasan hilir dan pantai, perlu memperhatikan konservasi pesisir dan air. Beberapa hal yang terkait dengan keberadaan Kabupten Deli Serdang secara umum fungsi ruang adalah :
1. Adanya arahan untuk lebih mengembangkan kawasan-kawasan yang kurang potensial,
diantaranya kawasan rawa di pesisir Kabupaten Deli Serdang.
2. Kawasan pesisir Kabupaten Deli Serdang termasuk kawasan yang diarahkan sebagai
kawasan yang harus dilindungi untuk kepentingan kawasan yang di bawahnya.
3. Pantai Labu dan Pantai Percut yang wilayahnya termasuk dalam kabupaten Deli Serdang
merupakan daerah tujuan wisata utama provinsi Sumatera Utara.
4. Beberapa kota di dalam Kabupaten Deli Serdang diarahkan menjadi kota penyebab
Gambar 6.4 Peta Kawasan Agromarinepolitan Kabupaten Deli Serdang
C. Kawasan/Desa Tertinggal Kategori wilayah tertinggal yaitu :
1. Sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi dan transportasi
2. Tidak memiliki potensi sumber daya alam
3. Sumber daya manusia yang rendah
4. Minimnya sarana dan prasarana umum
5. Arah kebijakan pembangunan yang kurang memihak ke masyarakat, kesalahan pendekatan
dan kurangnya keterlibatan kelembagaan adat. Paluh Buaya
Tandem Hilir II Paitan Tandem Hilir II Mulya Kasih
PNP IX TANDEM
Rampah DuaKota Mbelin
Pekan minggu Sei Mncirin Pasar 7
Serba Jadi Serbajadi
Namorambe Julu
Namorambe JahePondok Desa
Kampung Banten Bulu Cina Pasar 7
Kota Rantang I
Tandem Hulu 1 Pasar 1
Tandem Hulu 1 Pasar 2 Tandem Hilir 1 Pasar1
Tandem Hulu 1 Pasar 3
Tandem Hulu I Pasar 4
Tandem Hulu I Pasar 5
Tandem Hulu I Pasar 6 Pasar 3 PNP. IX TIMBANG LANGKAT TEMBAKAU
Tunggorono 13
PNP IX PASAR HELVETIA TEMBAKAU Sei Beras Sekata Pasar 8 Sei Beras Sekata Pasar 7
Sukarame
Purwojoyo
Bandar Maria Sukaaman Purwojati
Sei Beras Sekata Pasar 5Sei Beras Sekata pasar 6
Sunggal Kanan 1
Gang MesjidGang Damai
Payageli 1
Sumber Melati Diski 5
Kalirejo Sumber Melati Diski 3 Sumber Melati Diski 1 Petikanan Terang Bulan
Serbajadi 3 Bintang Terang
Sumber Melati Diski 6
Pondok Miring Desa Slikur Pasar Besar Pasar Kecil
Puji Mulyo 6 PNP IX SEI SEMAYANG B/TEMBAKAU
Meda Krio 2 Puji Mulyo 2
PNP IX SEI SEMAYANG A Tunggorono 7 Ujung Serdang 1 B Marendal 1 Pasar 12
Ujung Serdang 1 A
Pasar
Marendal 1 Pasar 6 Kedai Durian
Bangun Sari Gang Sumber
Gang Jaya
Ujung Serdang 3 Tanjung Morawa
Tanjung Morawa Pekan Tanjung Morawa B 6 Buntu Bedimbar
Buntu Bedimbar 6 BantenanPasar 8 Buntu Bedimbar 5
Tanjun Morawa B 7 Pasar 7 Dalu Sepuluh A 5 Dalu Sepulu B 4 Sena 1 Bandar Klippa Pasar 1
Bandar Klippa Pasar 2 Siderejo
Sambirejo Timur 6Sambirejo Timur 3
Sambirejo Timur 4 Sei Rotan 6 Bandar Klippa Pasar 8
Bandar Klippa Pasar 9
Bandar Khalipah 1Bandar Khalipah 5
Bandar Khalipah 2
Suka SetiaMusyawarahKali Seray
Sidoharjo
PNP IX SAMPALI/TEMBAKAUPondok Rawa
Pondok Damar Bandar Klippa Pasar 11
Bandar Klippa Pasar 10
Sei Rota 1
Pasar 2 Marendal 1 Pasar 3
Tanjung rejo
ESTATE/TEMBAKAUBandar Khalipah 4
Langau Seprang Sei Merah 2 Sei Merah 1 Tanjung Morawa B 12
Tanjung Morawa B 11 Tanjung Morawa B 10 Punden Rejo 2 Tanjung Morawa B 5
Punden Rejo 1 Pembarakan Tanjung Mulia Tanjung Morawa B 4
Tanjung Morawa B Wonosari 1
Wonosari 2
Wonosari 3 Wonosari 4
Tanjug Morawa B 1
Punden Rejo 3 Tanjung Morawa B 2
Pekapahon Dalu Sepuluh B 2
Dalu Sepuluh B 1 Dalu Sepuluh B 5 Dalu Sepuluh B 7
Wonosari 11
Sidodadi 1Paya Gambar 4
Paya Gambar 3 Bandar Klippa Kolam
Sidodadi 2 Sidodadi 3
Sidodadi 4 MEsjid 3
Paya Gambar 1
Tanjung Garbus 2Suka Mulia
Tanjung Mulia
jati Sari Sumberejo 4
Sumberejo 3
Gang Bidan Kebun Kelapa
Sekip Pantai Labu Pekan 3
Kubah Sentang Pantai Labu Pekan 4
Paluh Sebaji Denai Sarang Burung 2
Denai Kwala
Denai Sarang Burung 3 Denai Sarang Burung 4
Binjai Bakung Kebun Kelapa Pasar 5
Lorong ACulacap
KediriTaniKarang Anyar 2
Karang Anyar 4
RENCANA JALAN TOL
MEDAN-TEBING TINGG
Berdasarkan kriteria tersebut, hampir semua kecamatan dilingkup Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam kategori yang bermasalah dalam kebijakan pembangunan. Banyak pembangunan lebih mengutamakan pembangunan fisik. Padahal berdasarkan data yang telah dibuat sebagai dokumen oleh BAPPEDA tentang desa tertinggal merupakan tolak ukur untuk ditindaklanjuti. Namun terlihat kurangnya usaha untuk menyejahterakan masyarakat yang banyak terlihat dari program atau kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Terdapat 21 kecamatan yang arah kebijakan pembangunannya kurang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat kecil. Dan terdapat 8 kecamatan yang masih sulit dijangkau oleh transportasi dan komunikasi. Hanya 2 kecamatan yang tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai income daerah. Kalau diurut kriteria yang menjadi kendala dalam proses atau pencapaian wilayah yang tidak tertinggal adalah; 1. Arah kebijakan pembangunan yang kurang memihak ke masyarakat, kesalahan pendekatan dan kurangnya keterlibatan kelembagaan adat. 2. Minimnya sarana dan prasarana umum, 3. Sumber daya manusia yang rendah, 4. Sulit dijangkau oleh jaringan komunikasi potensi sumber daya alam.
Tabel 6.16 Penggolongan Kecamatan Wilayah Tertinggal
No. Kecamatan
Kriteria Wilayah Tertinggal
Keterjangkauan Wilayah
Potensi Sumber Daya Alam
Sumber Daya Manusia
Sarana dan Prasarana
Umum
Arah Kebijakan Pembangunan
1 Tanjung
Morawa √
2 Patumbak √
3 Deli Tua √
4 Sunggal √
5 Labuhan Deli √ √
6 Percut Sei Tuan √
7 Beringin √ √
8 Lubuk Pakam √
9 Pantai Labu √ √ √ √
Gambar 6.5 Peta Kawasan/Desa Tertinggal Kabupaten Deli Serdang
RENCANA JALAN TOL
MEDAN-TEBING TINGGI
6.1.4. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah
terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
4. Masih rendahnya penyediaan rumah yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Disisi lain masih terbatasnya Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) bagi masyarakat yang menyebabkan pembangunan rumah yang terbangun secara mandiri juga kurang baik.
5. Masih terdapatnya kawasan permukiman yang belum tertata secara baik, belum maksimalnya
upaya revitalisasi bangunan/lingkungan bersejarah dan masih rendahnya kawasan permukiman baik yang ilegal maupun yang legal. Selain itu arsitektur Kota Medan tidak memiliki acuan yang khas yang harus diikuti sehingga tidak ditemukan arsitektur bangunan yang khas di Kota Medan.
6. Masih minimnya penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
7. Mahalnya harga tanah dan pembangunan rumah vertikal yang belum membudaya seperti
apartemen, kondominium atau flat (rumah susun).
8. Masih belum maksimalnya peremajaan kawasan.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor
Pengembangan Permukiman.
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya
kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
6. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPI2JM Kab./Kota
6.1.5. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan Program Pengembangan Perumahan permukiman, baik itu untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development
need) antara lain :
a. Program Infrastruktur Pengembangan Kawasan Permukiman .
1. Program Pembangunan Kawasan Permukiman Kumuh
2. Program Pengembangan Perumahan
3. Program Lingkungan Sehat Perumahan
4. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
5. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7. Program Kerjasama Pembangunan
8. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat
Kualitasnya
9. Program Pembangunan Kawasan Permukiman Rawan Bencana
10.Program Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar
b. Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur
1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
2. Program peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan dan drainase/parit.
c. Pemanfaatan Sumber Daya alam dan Lingkungan Hidup;
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
3. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
5. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
6.1.6. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan
Rusunawa serta
2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial
(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
Infrastruktur permukiman RSH
Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
Infrastruktur perdesaan PPIP
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Gambar 6.6 Alur Program Pengembangan Permukiman
A. Program Pengembangan Wilayah Kabupaten Deli Serdang
1. Pengembangan Kota – Desa
Perkembangan kota desa di wilayah Kabupaten Deli Serdang berjalan mengikuti perkembangan sector-sektor potensial terutama perikanan laut, pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat dan peternakan di beberapa kawasan pada perkembangan kota desa di Kabupaten Deli Serdang yang berkembang adalah kota yang berada dalam kawasan strategis bagi pengembangan sector tersebut. Sejalan dengan intensitas dan efisiensi perkembangan sektornya maka kota yang paling berkembang saat ini antara lain Tembung dan Hamparan Perak. Kota lain juga potensial berkembang dengan berkembangnya kegiatan upaya perekonomian seperti Kecamatan Pantai Labu dan Helvetia.
Antara kawasan pedesaan maupun kota mulai berkembang di wilayah Kabupaten Deli Serdang saat ini kurang memiliki keterkaitan secara ekonomi. Masing-masing kawasan maupun kota berkembang sendiri sesuai dengan potensial sektoralnya masing-masing. Interaksi yang terjadi saat ini masih berupa keterkaitan spesial yaitu dalam hal distribusi (aliran komoditi) dari daerah penghasil ke pasar. Dalam hal ini kota-kota hanya menjadi tempat pengumpulan komoditi maupun hanya berada dalam through traffic aliran komoditi. Dengan demikian kurang ada proses produksi dalam wilayah ini. Berdasarkan struktur ruang akan dapat dihasilkan system pusat-pusat pengembangan dan pelayanan yaitu :
a. Pusat pengembangan dan pelayanan daerah merupakan pusat pertumbuhan dan pusat
pelayanan utama. Pada kota-kota jenis ini dapat ditemukan kombinasi dan konsentrasi fasilitas pelayanan penduduk yang terbesar, konsentrasi kegiatan ekonomi unggulan daerah serta simpul utama dengan keterkaitan langsung dengan pusat pengembangan provinsi, kabupaten dan kecamatan lainnya, seperti kota Tembung dan Hamparan Perak.
b. Pusat pertumbuhan kawasan merupakan pusat dengan fungsi utamanya sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi, kawasan pengembangan seperti kawasan pertanian, kawasan peternakan dan kawasan perdagangan walaupun sangat dimungkinkan kota-kota yang termasuk pada jenis ini belum tersedia seperti pusat pengembangan dan pelayanan kecamatan.
c. Pusat pelayanan merupakan ibukota-ibukota kecamatan yang memiliki fasilitas
pelayanan kependudukan di tingkat Kecamatan.
d. Desa pusat pertumbuhan berperan sebagai pusat yang menjembatani (Bridging Center)
antara kota-kota yang telah berkembang dengan desa-desa.
2. Perkembangan Struktur Kota-Desa
Berkembangnya struktur perkotaan tentu saja akan menyebabkan terjadinya perkembangan fungsi kota-kota. Secara umum fungsi kota akan berkembang dengan adanya kegiatan usaha namun tidak akan merubah secara drastis dari fungsi tersebut.
Fungsi tiap kota dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) untuk masing-masing struktur pengembangan yaitu :
a. Kota Lubuk Pakam berfungsi sebagai pusat perkembangan regional kabupaten, pusat
administrasi karena itu diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut, yaitu :
Pusat pemerintahan kabupaten
Pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan grosir
Pasar induk dan pusat pergudangan
Rumah sakit umum skala kabupaten dan kecamatan
Pendidikan tingkat D1, D2, D3 dan S1
Fasilitas olah raga skala kabupaten dan kecamatan
b. Kota kecamatan seperti Tembung, Pantai Labu, Hamparan Perak dan Helvetia berfungsi
sebagai pusat permukiman perkotaan kecamatan dan pusat pelayanan wilayah kecamatan. Oleh karena itu diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut adalah :
Pusat pergudangan
Fasilitas pendidikan tingkat SMU
Pusat perdagangan
c. Kota Tembung, Pantai Labu, Hamparan Perak dan Helvetia berfungsi sebagai pusat
permukiman perkotaan kecamatan, pusat perhubungan, pusat pelayanan wilayah kecamatan. Oleh karenanya diperlukan fasilitas utama untuk mendukung fungsi tersebut yaitu :
Pusat perdagangan
Fasilitas pendidikan tingkat SMU
d. Kota di ibukota masing-masing kecamatan berfungsi sebagai pusat pemukiman
kecamatan dan pusat pelayanan wilayah lokal yang melayani desa-desa sebagai pusat pelayanan lokal maka fasilitas utama yang ada hanya akan berfungsi secara lokal antara lain fasilitas pendidikan dasar dan menengah.
B. Program Pengembangan Perumahan permukiman
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan dan program pembangunan yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan daerah masing-masing. Latar belakang demografi, geografis, ketersediaan infrastruktur dan budaya yang tidak sama, serta kapasitas sumber daya yang berbeda, memiliki konsekuensi adanya keberagaman kinerja daerah dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan. Perbedaan kinerja selanjutnya akan menyebabkan ketimpangan pembangunan antar wilayah, meningkatnya tuntutan daerah dan kemungkinan disintegrasi bangsa.