• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh

Lapin NIM: 051124042

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv   

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Keempat orangtuaku  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(5)

v    MOTTO

“Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali

domba-dombaKu dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku”( Yehezkiel 34:4;10a).

“Kesempurnaan itu suatu keutuhan,

utuh berarti semua unsur ada, ya kelebihan, ya kekurangan ”.  

(6)

vi   

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(7)

vii   

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Lapin N I M : 051124042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(8)

viii    ABSTRAK

Judul skripsi “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA”. Penulisan skripsi ini mengajak para mahasiswa untuk tanggap akan realitas sosial dan mempunyai kesadaran sosial terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat. Realita yang ada di tengah masyarakat dapat diungkapkan oleh mahasiswa melalui teater rakyat. Dalam menyikapi realitas sosial tersebut perlu suatu keberanian untuk melawan struktur atau sistem yang telah ada di masyarakat itu sendiri. Teater rakyat merupakan wadah untuk mengekspresikan apa yang sedang dialami dan dihadapi oleh rakyat kecil. Melalui teater rakyat, mahasiswa diajak untuk semakin peka dan tanggap terhadap persoalan-persoalan rakyat.

Permasalahan mendasar skripsi ini adalah sejauh mana peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD. Untuk mengetahui sejauh mana peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD, maka diadakan penelitian melalui pengumpulan data di lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa dan wawancara kepada dosen. Di samping itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memperkembangkan kesadaran sosial.

(9)

ix    ABSTRACT

The title of this thesis is "THE ROLE OF FOLK THEATER IN DEVELOPING SOCIAL CONSCIOUSNESS OF THE STUDENTS OF THE RELIGION EDUCATION DEPARTMEN OF SANATA DHARMA UNIVERSITY". This essay invites the students to respond to social reality and to have a social awareness of the problems that occur in society. Reality in the society can be expressed by the students through folk theater. In addressing the social reality, it needs courage to fight a structure or system in the society itself. Folk theater is a place to express what common people experienced. Through folk theater, the students are invited to be more sensitive and responsive to people's problems.

The basic problem of this thesis is the extent of the role of folk theater in developing social consciousness of the students of the religion education departmen of sanata dharma university. To determine the role of folk theater in developing social consciousness of the students of the religion education departmen of sanata dharma university, the author conducted, a research through data collection in the field by distributing questionnaires to students and through interview with. In addition, the authors also do library research to gain insights that are expected to help students developing their social consciousness.

(10)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepadaMu ya Allah, atas kasih dan cinta, berkat dan kesetiaanMu yang senantiasa membimbing, menyertai dan memberkati usaha-usaha penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik adanya. Meski dalam proses penulis banyak mengalami tantangan dan hambatan, namun semua itu penulis lalui dengan sikap sabar, pantang menyerah dan berusaha terus menerus. Skripsi ini berjudul “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA”.

Dalam skripsi ini, penulis mencoba mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan sejauhmana teater rakyat memiliki peranan terhadap kesadaran sosial mahasiswa USD. Sehingga kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD bukan hanya dimiliki melainkan diterapkan dalam hidup sehari-hari. Harapan penulis, semoga teater rakyat semakin mampu membuat mahasiswa IPPAK-USD memiliki kesadaran sosial dan diterapkan dalam hidup sehari-hari, sehingga teater rakyat menjadikan mahasiswa IPPAK-USD untuk memperkembangkan kesadaran sosialnya dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya.

(11)

xi   

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, perhatian dan doa-doa dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dari hati yang tulus dan ikhlas penulis menghaturkan limpah terima kasih kepada:

1. Y.H. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum., selaku dosen pembimbing utama dalam skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam membimbing penulis dari awal penyusunan sampai pertanggungjawaban skripsi ini

2. Dra. Y. Supriyati, M.Pd., selaku dosen penguji kedua dan sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing penulis selama studi, penelitian, pembahasan sampai pada pertanggungjawaban skripsi ini.

3. Dr. Bernardus Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji ketiga yang telah banyak membimbing penulis selama studi sampai pada pertanggungjawaban skripsi ini.

4. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku Kaprodi yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

5. Keluarga besar IPPAK Sanata Dharma yang telah membekali penulis kesempatan untuk melakukan penelitian dan dengan berbagai fasilitas pendukung demi memperlancar studi penulis.

(12)

xii   

7. Teman-teman mahasiswa IPPAK-USD angkatan 2007, 2008 dan 2009 yang terlah membantu penulis dalam penelitian.

8. Sahabat-sahabat karif; Bang Joy, Dominikus Aci, Dominikus, Ria, Dadi, Vero, Sumarwan, Haryanto dan Hermas yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

9. Keempat orang tua yang telah memberi kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi kateketik hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

10. Saudara-saudaraku Yessy Melania dan Lilis Theodosi yang selalu setia memberikan support kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi. 11. Masyarakat Desa Entebah yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada

penulis dalam menyelesaikan studi.

12. Teman-teman mahasiswa Kabupaten Melawi (FOKUS MAPAWI) yang senantiasa mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang tidak disengaja. Oleh sebab itu dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 Januari 2011 Penulis

(13)

xiii   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penulisan ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Permasalahan ... 6

E. Tujuan Penulisan ... 7

F. Manfaat Penulisan ... 7

G. Metode Penulisan ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. TEATER RAKYAT DAN PERKEMBANGAN KESADARAN SOSIAL ... 10

A. Teater Rakyat ... 10

1. Pengertian Teater Rakyat ... 10

a. Perkembangan Pengertian Teater ... 10

b. Pengertian Teater Rakyat Dewasa Ini ... 12

2. Peranan Teater Rakyat ... 14

(14)

xiv   

b. Komunikasi Horizontal ... 15

c. Pengembangan Sikap Kritis ... 16

d. Menggalang Solidaritas ... 16

e. Meningkatkan Partisipasi ... 17

f. Penyadaran Situasi ... 17

3. Proses Pembuatan Naskah dan Pementasan Teater Rakyat ... 18

a. Pendekatan Seni Terpadu ... 18

b. Pengamatan Situasi Masyarakat (Kunjungan Lapangan) ... 21

c. Persiapan Naskah ... 22

d. Proses Latihan ... 22

e. Pementasan ... 22

f. Diskusi Dan Tindak Lanjut ... 23

B. Pengertian dan Peranan Kesadaran Sosial dalam Kehidupan Bersama ... 23

1. Pengertian Kesadaran Sosial ... 23

a. Kesadaran Seseorang akan Hak dan Kewajiban (Hakekat Keutamaan Manusia Sosial) ... 23

b. Kesadaran Seseorang akan Realitas Sosial yang Terjadi pada Jamannya (Konteks Aplikasi Keutamaan Manusia Sosial) ... 26

2. Peran Penting Kesadaran Sosial dalam Realitas Kehidupan Masyarakat ... 27

a. Menyadarkan bahwa Manusia adalah Mahluk Sosial ... 27

b. Menyadarkan Manusia akan Norma yang Berlaku di Masyarakat ... 28

(15)

xv   

d. Menyadarkan Manusia akan Status dan Perannya ... 29

e. Memberi Pandangan dalam Mengambil Sikap untuk Mengatasi Permasalahan Sosial ... 30

3. Upaya Gereja dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial ... 30

a. Gereja dalam Masyarakat ... 31

b. Gereja sebagai Paguyuban Orang Beriman ... 34

C. Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial ... 35

1. Teater Rakyat Menyajikan Permasalahan Sosial ... 35

2. Teater Rakyat Mengembangkan Kepekaan Sosial ... 36

3. Teater Rakyat Mengembangkan Sikap Kritis ... 36

4. Teater Rakyat Mengembangkan Intelegensi Sosial Demi Tercapainya sebuah Kesadaran Sosial ... 37

5. Teater Rakyat sebagai Pendidikan Kesadaran Sosial ... 37

6. Teater Rakyat Mengundang akan Kesadaran Sosial ... 39

D. Tantangan Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial ... 39

1. Budaya Materialistik dan Hedonistik ... 40

2. Konsumerisme ... 40

3. Individualisme ... 41

BAB III. PERANAN PENDIDIKAN TEATER DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA IPPAK-USD ... 42

A. Kedudukan Pendidikan Teater dalam Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK ... 42

1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD ... 42

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK-USD ... 45

3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK-USD ... 45

4. Pendidikan Teater di Prodi IPPAK-USD ... 47

a. Proses Perkuliahan (Tatap Muka) ... 47

b. Proses Pelatihan ... 48

c. Pementasan ... 49

d. Evaluasi ... 49

(16)

xvi 

1. Laporan Penelitian Kuesioner ... 55

a. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD tentang Kesadaran Sosial ... 55

b. Sikap Mahasiswa IPPAK-USD terhadap Kesadaran Sosial . 58 c. Upaya Yang Dilakukan oleh Prodi IPPAK-USD dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial ... 60

d. Peranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial Mahasiswa Prodi IPPAK-USD ... 61

e. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Teater dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial Mahasiswa IPPAK-USD ... 66

2. Laporan Hasil Wawancara ... 68

a. Panduan Pertanyaan Wawancara ... 68

b. Hasil Wawancara ... 69

3. Pembahasan Penelitian ... 71

a. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD tentang Kesadaran Sosial ... 71

b. Sikap Mahasiswa IPPAK-USD terhadap Kesadaran Sosial .. 75

c. Upaya yang Dilakukan oleh Prodi IPPAK-USD dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial ... 76

d. Peranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial Mahasiswa Prodi IPPAK-USD ... 77 e. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Teater dalam

(17)

xvii   

IPPAK-USD ... 83

4. Kesimpulan Penelitian ... 86

BAB IV. UPAYA-UPAYA MENINGKATKAN PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA IPPAK-USD ... 89

A. Pentingnya Meningkatkan Peranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial ... 89

1. Teater Rakyat Memperkembangkan Sikap Kritis dalam Menghadapi Tantangan Jaman ... 89

2. Teater Rakyat Memperkembangkan Pendidikan Kesadaran Sosial Mahasiswa IPPAK-USD ... 90

B. Beberapa Upaya Meningkatkan Peranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran sosial ... 93

1. Proses Perkuliahan (Tatap Muka)... 94

2. Proses Pelatihan ... 95

3. Pementasan ... 96

4. Evaluasi dan Refleksi ... 97

5. Diskusi dan Tindak Lanjut ... 98

6. Aksi ... 99

C. Contoh Panduan Refleksi Pelaksanaan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial Mahasiswa IPPAK-USD .. 100

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

DAFTAR LAMPIRAN ... 108

(18)

xviii   

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Asli Gereja

GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965

QA: Quadragesimo Anno, Ensiklik P. Pius XII, 15 Maret 1931

B. Singkatan Lain

AKKI: Akademi Kateketik Katolik Indonesia Art: Artikel

FIPA: Fakultas Ilmu Pendidikan Agama FKIP: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan HIMKA: Himpunan Mahasiswa Kateketik

IPPAK: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik IPS: Indeks Prestasi Semester

Jl: Jalan

KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia

KLMTD: Kecil, Lemah, Miskin, Tertindas dan Difabel KomKat: Komisi Kateketik

KWI: Konferensi Wali Gereja Indonesia MAWI: Majelis Agung Wali Gereja Indonesia MBB: Mata Kuliah Berkehidupan Bersama MKB: Mata Kuliah Keahlian Berkarya

(19)

xix    MPB: Mata Kuliah Perilaku Berkarya

MPK: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Prodi: Program Studi

PTIP: Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan STFK: Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik SKS: Sistem Kredit Semester

USD: Universitas Sanata Dharma

 

 

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Kesadaran sosial oleh Paulo Freire dipahami sebagai hasil belajar memahami kontradiksi sosial, politik dan ekonomi yang mampu membawa seseorang pada suatu pengambilan sikap untuk berani mengambil tindakan melawan unsur yang menindas dari realitas tersebut (Freire, 1972 : 1). Kesadaran sosial akan realitas kehidupan, mengajak setiap orang untuk menganalisis dan mengamatinya. Dengan menganalisis dan mengamati seseorang akan mendapatkan suatu hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksudkan yakni paduan antara tindakan dan reflkesi. Refleksi adalah berupa kata-kata yang disampaikan kepada dunia sedangkan tindakan adalah perbuatan dari kata-kata tersebut. Kesadaran sosial menurut Paulo Freire menuntut adanya intelegensi sosial. Intelegensi ini tidak hanya sebatas kepekaan, rasa simpati dan empati terhadap situasi masyarakat yang sedang mengalami penindasan baik fisik maupun psikis tetapi sebuah bentuk pemahaman seseorang akan realitas sosial sehingga dirinya paham apa yang seharusnya dilakukan dalam menyikapi realitas yang terjadi. Dalam menyikapi realitas sosial tersebut perlu suatu keberanian untuk melawan struktur atau sistem yang telah ada di masyarakat itu sendiri.

(21)

terhadap permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Namun apa yang diharapkan oleh Prodi IPPAK-USD, belum mampu sepenuhnya direalisasikan oleh mahasiswanya. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD masih cenderung kurang memperhatikan realitas yang terjadi di masyarakat. Di samping itu, mahasiswa juga lebih terfokus pada keberhasilan studinya dan hal-hal yang menyenangkan dirinya saja. Di satu sisi, seperti yang terlihat dalam situasi nyata, banyak rakyat kecil yang hidupnya kekurangan. Untuk itu, mahasiswa IPPAK seharusnya bisa melakukan suatu pendekatan terhadap masalah tersebut dan berusaha untuk ikut serta dalam mengurangi beban mereka. Mahasiswa IPPAK-USD diharapkan membantu mereka sesuai kemampuan yang dimiliki dan bertindak sesuai dengan penghayatan imannya.

Gaudium Et Spes Artikel 1 menunjukan arah ajaran bahwa kegembiraan, harapan duka dan kecemasan orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan orang yang menderita, merupakan kegembiraan, harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Dalam keterlibatan sosial dan dalam keterlibatan lainnya, masalah tidak ditentukan Gereja melainkan oleh harapan dan penderitaan manusia. Iman tidak menentukan manakah masalah yang ingin dihadapinya. Iman dihayati di tengah-tengah persoalan hidup dan dengan demikian iman juga menanggapi soal-soal hidup manusia (Murtini, 2003 : 57). Begitu juga dengan mahasiswa IPPAK-USD yakni apa yang menjadi keprihatinan Gereja juga menjadi keprihatinannya.

(22)

merefleksikan atas imannya dan berkualitas untuk mengembangkan misi IPPAK (IPPAK 2006 : 3). Prodi IPPAK juga mempersiapkan para mahasiswa menjadi ahli katekese tetapi juga ilmu-ilmu lain yang memberi wawasan tentang kesadaran sosial, sehingga mahasiswa semakin kritis terhadap segala kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat. Untuk melatih kesadaran sosial mahasiswa, Prodi IPPAK-USD dalam kurikulumnya memberikan mata kuliah Pendidikan Teater atau sering disebut Teater Rakyat.

Teater memiliki arti sangat beragam, baik itu secara etimologis, arti luas dan secara sempit. Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Sedangkan secara sempit teater diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas disaksikan oleh orang banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian, dan tarian (Harymawan, 1986 : 2).

Sebagai tontonan yang dipertunjukan, teater menyampaikan kisah hidup manusia yang dilakukan di gedung pertunjukan melalui gerak dan laku. Teater memiliki semangat kesederhanaan. Semangat kesederhanaan membentuk sikap kritis akan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.

(23)

sering diartikan sebagai seni drama dalam corak tradisional yang juga sering disebut teater tradisonal. Biasanya teater tradisional diperankan sebagai pengungkapan akan permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat tradisional, sehingga teater ini juga sering disebut teater rakyat.

Penulis memahami bahwa teater rakyat adalah suatu seni pertunjukan yang mengangkat realitas dan persoalan sosial yang dihadapi rakyat kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD) yang ditampilkan lewat pementasan. Teater rakyat akan membantu setiap orang untuk memiliki kesadaran sosial yang utuh yakni tidak hanya sebatas kepekaan, melainkan rasa simpati dan empati dalam melihat situasi nyata yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini bisa berupa penindasan baik fisik maupun psikis. Kesadaran sosial membawa seseorang pada pemahaman akan realitas sosial yang terjadi sehingga dirinya paham apa yang seharusnya dilakukan dalam menyikapi realitas tersebut.

(24)

mahasiswa berkembang, sikap dan jatidirinya terbentuk sehingga mendukung dalam melaksanakan tugas pewartaan (IPPAK, 2006 : 34).

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis menyusun skripsi ini dengan judul “Peranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran Sosial Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, teater rakyat belum mampu mengajak mahasiswa Prodi IPPAK-USD memiliki kesadaran sosial. Prodi IPPAK mengharapkan para mahasiswanya untuk tanggap akan realitas sosial dan mempunyai kesadaran sosial terhadap kenyataan yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa IPPAK-USD, belum mampu sepenuhnya mewujudnyatakan apa yang diharapkan oleh Prodi IPPAK-USD. Kecenderungan mahasiswa IPPAK-USD, lebih memfokuskan diri pada keberhasilan studi dan hal-hal yang menyenangkan hidupnya, pada hal masyarakat sekarang ini sangat membutuhkan perhatian atas ketidakadilan yang terjadi di tengah hidup mereka.

(25)

Teater rakyat di Prodi IPPAK-USD membantu mahasiswa dalam memiliki kesadaran sosial dan menerapkannya dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, teater rakyat di Prodi IPPAK-USD menjadi salah satu upaya dalam mengusahakan mahasiswa untuk memperhatikan dan peduli pada orang kecil. Dengan adanya kesadaran sosial, mahasiswa IPPAK-USD akan membuka mata, hati dan pikiran dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dirasakan, dialami dalam hidup bermasyarakat melalui teater rakyat.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan kajian dalam skripsi ini, permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi, sehingga masalah yang dijadikan objek penelitian akan lebih terarah dan mendalam pengkajiannya. Adapun hal-hal yang dibatasi yakni sebagai berikut:

1. Pengertian teater rakyat dan kesadaran sosial.

2. Peranan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial.

3. Peranan teater rakyat dalam usaha mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

4. Upaya-upaya meningkatkan peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

D. Rumusan Permasalahan

(26)

1. Apa yang dimaksud teater rakyat dan kesadaran sosial?

2. Apa saja peranan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial? 3. Sejauh mana peranan teater rakyat dalam usaha meningkatkan kesadaran

sosial mahasiswa IPPAK-USD?

4. Upaya apa yang dapat membantu meningkatkan peranan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD?

E. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami pengertian teater rakyat dan kesadaran sosial.

2. Memahami peranan teater rakyat dalam usaha mengembangkan kesadaran sosial.

3. Mengetahui peranan teater rakyat terhadap perkembangan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK – USD.

4. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan peranan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD. 5. Untuk memenuhi persayaratan mendapatkan gelar sarjana S1 Pendidikan

Agama Katolik.

F. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

(27)

2. Memberikan sumbangan dan gagasan akan peranan terater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

3. Sebagai bahan refleksi dalam usaha menumbuhkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD untuk ambil bagian dalam mengurangi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat di sekitarnya.

4. Sebagai masukan bagi pihak Prodi bahwa teater rakyat memiliki peranan dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD terhadap realitas kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

5. Memberikan gambaran pada pihak Prodi tentang program pelaksanaan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

G. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif analisis dengan sumber-sumber bahan yang relevan dan mendukung. Penelitian lapangan dilakukan oleh penulis untuk memperoleh gambaran tentang peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

H. Sistematika Penulisan

(28)

Bab I memaparkan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan skripsi, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

Dalam Bab II, penulis akan menguraikan tentang teater rakyat dan kesadaran sosial. Bagian pertama menguraikan pengertian teater rakyat mulai dari perkembangan pengertian sampai dengan peranan teater rakyat itu sendiri. Bagian kedua penulis memaparkan pengertian kesadaran sosial hingga upaya Gereja dalam mengembangkan kesadaran sosial. Bagian ketiga penulis membicarakan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial, dan bagian berikutnya memaparkan tantangan teater rakyat dalam mengembangkan kesadaran sosial.

Bab III, memaparkan gambaran umum Prodi IPPAK-USD, metodologi penelitian yang digunakan sekaligus hasil pengolahan data mengenai peranan teater rakyat terhadap kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD dan kesimpulan hasil penelitian.

Dalam Bab IV, penulis akan menyampaikan upaya-upaya meningkatkan peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

(29)

BAB II

TEATER RAKYAT DAN PERKEMBANGAN KESADARAN SOSIAL

Teater rakyat merupakan kisah yang di peroleh dari realitas hidup rakyat, yang diceritakan dan dipentaskan di depan orang banyak. Sebagai seni pertunjukan, teater rakyat merupakan sebuah hiburan bagi para penontonnya. Selain sebagai kisah dan seni pertunjukan yang menghibur, teater rakyat juga memperkembangkan kesadaran sosial. Penulis dalam bab II ini akan secara mendalam memaparkan teater rakyat dan kesadaran sosial.

A. Teater Rakyat

Teater rakyat bukan hanya sebagai kisah dan hiburan tetapi memiliki peranan menyadarkan seseorang akan realitas sosial dan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Dengan adanya penyadaran akan realitas tersebut, teater rakyat dapat menimbulkan perubahan yang menyeluruh. Pada bagian ini penulis akan memaparkan pengertian teater rakyat.

1. Pengertian Teater Rakyat

a. Perkembangan Pengertian Teater

(30)

menggambarkan suatu masa, baik itu masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang (Harymawan, 1986 : 2).

Dalam seni pertunjukan, teater meliputi tari, musik, suara, puisi, drama, lukis, dan sebagainya. Kata teater itu sendiri secara khusus sering diartikan sebagai seni drama dalam corak tradisional yang juga sering disebut teater tradisional. Dalam corak tradisional teater memaparkan permasalahan-permasalahan masyarakat tradisional dalam hidup sehari-hari.

Teater adalah kumpulan orang yang bernyanyi bebas di udara terbuka. Pertunjukan teater diciptakan oleh dan untuk masyarakat, dan karenanya dapat disebut nyanyian dithyirambis (syair puisi). Ia merupakan perayaan di mana semua dapat ikut serta secara bebas. Lalu muncul bangsawan dan pembagian-pembagian yang mapan. Sejumlah orang naik ke panggung dan hanya mereka yang akan bisa beraksi. Yang lainnya tetap duduk, menyerap pasif….mereka adalah penonton, masa, rakyat (Boal, 1974 : 1).

Pandangan Augusto Boal ini memperlihatkan sejumlah perubahan dasar dan cara kerja bentuk teater. Dalam teater ini mereka tidak lagi menjadi obyek tetapi mereka terlibat langsung dalam prosesnya dan sebagai subyek. Konsep Augusto yang disampaikan ini memberikan suatu sumbangan baru bagi rakyat serta bagi teater itu sendiri.

(31)

bermula dan berpijak dari rakyat dengan segala aspek kehidupannya (Arifin, 1980 : 57).

b. Pengertian Teater Rakyat Dewasa ini

Dalam buku Media Memuliakan Kehidupan?, Sebuah Antologi Komunikasi, penyunting Y.I. Iswarahadi, S.J. dan Tri Mulyono mengatakan bahwa pada awalnya teater rakyat adalah sebuah pesta. Di dalam pesta tersebut tidak ada batasan antara pemain dan penonton. Artinya melalui pesta tersebut teater rakyat menyampaikan peristiwa melalui cerita, gerak, nyanyian dan tarian yang diiringi bunyi-bunyian. Melalui pesta orang merasa gembira, kreatif dan optimis, sehingga membuat orang bersemangat dan maju terus untuk menghadapi persoalan. Dalam teater rakyat semua orang boleh terlibat untuk mengungkapkan perasaan dan ide mereka secara kreatif (Iswarahadi, 2010 : 58).

Teater rakyat juga merupakan sebuah bentuk kesenian. Sebagai bentuk kesenian teater rakyat tidak hanya menampilkan realitas dan permasalahan sosial dimana selalu terdapat konflik dari dua pihak atau lebih yang berkepentingan, melainkan menampilkan sebuah ungkapan perasaan, keluh kesah rakyat kelas bawah dengan cara yang kreatif, menarik dan tidak menilai negatif kelompok tertentu. Meskipun demikian teater rakyat berusaha untuk berpihak kepada rakyat yang menjadi korban.

(32)

Seni Teater Rakyat dalam kertas kerjanya pada rapat kerja bimbingan dan pengarahan teknis kesenian di Pandaan, Jawa Timur pada bulan Juli 1977 memberikan batasan tentang teater rakyat. Kasim Ahmad mengungkapkan bahwa dalam pengertian lain teater rakyat adalah suatu karya hasil ciptaan seni yang medianya berbentuk cerita yang diperagakan dengan gerak dan suara dalam suatu dialog/percakapan yang disampaikan kepada penonton (Arifin, 1980 : 11)

Berbicara tentang teater rakyat, sebenarnya berbicara soal proses kegiatan dari lahirnya yakni membicarakan naskah atau cerita yang akan dihidangkan. Cara pengolahannya yakni proses latihan dimana ditentukan pemain, sutradara serta seluruh staf produksinya, dan sampai kepementasannya. Pementasan bisa diadakan di alam terbuka atau pun di dalam gedung dan pementasan itu disaksikan oleh para penonton. Dengan demikian teater rakyat dapat dinikmati dan dirasakan oleh semua pihak, baik itu penonton maupun pemainnya (Arifin 1980 : 11).

(33)

orang sering mengatakan teater rakyat identik dengan pembela rakyat kecil (Ismarwanto, 1994 : 29).

Teater rakyat juga dipahami bukan sebagai seni pentas saja, tetapi juga sebagai media pembebasan bagi rakyat. Pembebasan yang dimaksud adalah pembebasan dari budaya bisu yang semakin memiskinkan rakyat dalam sebuah stuktur kekuasaan yang tidak adil. Teater rakyat menjadi sarana rakyat untuk mengekspresikan realitas yang terjadi dan hal ini dilakukan oleh rakyat sendiri. Dalam teater rakyat, rakyat dibiarkan untuk membicarakan nasib mereka sendiri (Iswarahadi, 2010 : 46).

2. Peranan Teater Rakyat

Teater rakyat memiliki beberapa peran dalam kehidupan sosial masyarakat yakni: media rakyat, komunikasi horizontal, pengembangan sikap kritis, menggalang solidaritas, meningkatkan partisipasi dan penyadaran situasi.

a. Media Rakyat

(34)

propaganda politik, hiburan dan kekerasan melalui program-program baik lokal maupun impor (Iswarahadi, 2003 : 18).

Definisi media di atas menunjukkan bahwa media adalah sarana bagi rakyat untuk mengetahui informasi-informasi baru, baik itu pendidikan maupun hal-hal lain untuk mengekspresikan diri. Teater rakyat dipahami sebagai media rakyat yang dipakai sebagai sarana bagi rakyat untuk mengungkapkan kepentingan dirinya, baik yang dialami maupun yang diharapkan sehubungan dengan kebutuhan hidupnya. Teater rakyat lebih dipandang sebagai gerakan bukan hanya sebuah organisasi. Teater rakyat menyajikan sebuah pementasan bukan untuk meninabobokkan melainkan menggugat gerakan untuk menjadi lebih baik. Dalam hal ini juga teater rakyat memberikan kesadaran bagi para penontonnya akan realitas yang terjadi (Iswarahadi, 2003 : 53) .

b. Komunikasi Horizontal

Komunikasi pada hakikatnya menyangkut suatu kesenjangan dan sebuah jembatan (Beding, 1997 : 12). Kesenjangan komunikasi selalu ada diantara makhluk-makhluk yang berusaha berinteraksi. Guna mengatasi kesenjangan seperti itu diperlukanlah suatu jembatan komunikasi. Teater rakyat sebagai sarana komunikasi yang menanpilkan situasi penderitaan rakyat kecil dan mencari alternatif menjadi jalan keluar. Teater rakyat menjadi sarana komunikasi horizontal.

(35)

dalam suasana bebas dan sederajat, dalam arti dialog yang hanya bisa dilakukan di antara manusia yang mau menghadapi kenyataan dan mempunyai keinginan untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Selain itu prinsip komunikasi horizontal ialah setiap pribadi membawa pesan terhadap yang lainnya. Melihat hakikat dan prinsip dasar komunikasi horizontal tersebut dapat dikatakan bahwa teater rakyat berfungsi sebagai komunikasi horizontal karena diantara anggotanya bisa menghadapi kenyataan dan mempunyai keinginan untuk mengubahnya sehingga keadaannya menjadi lebih baik (Iswarahadi, 2003 : 61).

c. Pengembangan Sikap Kritis

Augusto Boal (1974 : 1) mendefinisikan teater rakyat adalah alat yang dapat membawa kesadaran sosial dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan suara rakyat. Kesadaran ini pasti akan membantu pola pikir rakyat sendiri untuk berani berbicara. Melalui teater rakyat, rakyat dilatih untuk bersikap kritis, sehingga memiliki keberanian untuk mengusahakan suatu kesadaran akan situasi mereka lewat kemungkinan atau kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri dan sekaligus mencari jalan keluar. Dengan dasar pemikiran yang kritis, rakyat diharapkan mempunyai keberanian untuk menyuarakan hak-hak mereka melalui teater rakyat itu sendiri.

d. Menggalang Solidaritas

(36)

diharapkan dari satu orang, tetapi harus ada kerja sama antar pihak. Dalam rangka menumbuhkembangkan kesadaran sosial teater rakyat menggalang terciptanya solidaritas kepada orang lain yang miskin, tertindas, kecil, tak berdaya dan difabel. Orang yang melihat dan menyaksikan diharapkan dapat merasakan penderitaan orang lain. Pengalaman itu akan membuat mereka mempunyai rasa simpati sehingga akan muncul sikap solidaritas (Iswarahadi, 2003 : 60).

e. Meningkatkan Partisipasi

Dalam teater rakyat diharapkan adanya keterlibatan secara aktif oleh para anggotanya secara bebas tanpa adanya paksaan dan tidak saling menguasai. Kebebasan ditawarkan sebagai nilai yang paling utama, tidak perlu pura-pura. Segala sesuatu dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan hati nuraninya. Teater rakyat menjadi sarana untuk meningkatkan partisipasi (Ismarwanto, 1993 : 40).

Partisipasi dipahami sebagai keterlibatan secara utuh oleh setiap orang. Dalam teater rakyat, rakyat berpartisipasi dalam pelaksanaan dan ikut ambil bagian. Partisipasi adalah keputusan untuk mengikuti dengan sepenuh hati dan berkeinginan untuk memberikan yang terbaik, sehingga memungkinkan setiap orang mewujudkan hidup yang lebih manusiawi (Ismarwanto, 1993 : 40).

f. Penyadaran Situasi

(37)

lagi kenyataan hidupnya dan menyadari adanya permasalahannya serta mencari jalan keluar atau alternatif pemecahan masalah.

Arah teater rakyat adalah menyadarkan dan menimbulkan suatu perubahan yang menyeluruh dari setiap proses, pengembangan kepemimpinan, organisasi dan perjuangan. Penyadaran ini bukan hanya membuat orang sadar, tetapi memberikan suatu perubahan yakni mengubah nasib menjadi lebih baik sebagai rakyat kecil (Iswarahadi, 2010 : 61).

3. Proses Pembuatan Naskah dan Pementasan Teater Rakyat

Sebagai seni pertunjukan yang mempunyai peranan, khusus dalam memperkembangkan kesadaran sosial, teater rakyat perlu memperhatikan proses pembuatan naskah dan pementasannya. Dalam proses pembuatan naskah dan pementasan pesan yang ingin disampaikan perlu diperhatikan, agar sesuai dengan apa yang dialami oleh masyarakat. Adapun proses pembuatan naskah dan pementasan teater rakyat terdiri dari pendekatan seni terpadu, pengamatan situasi masyarakat, persiapan naskah, pementasan, diskusi dan tindak lanjut.

a. Pendekatan Seni Terpadu

(38)

ekspresi gerak, ekspresi vokal/musik, ekpresi visual, ekspresi naskah, dan improvisasi teater.

1) Dinamika kelompok

Dinamika kelompok bertujuan supaya peserta saling mengenal satu sama lain, baik itu nama, sifat dan watak. Dengan adanya dinamika kelompok akan menumbuhkan sikap terbuka dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, sehingga kelompok semakin menjadi solid, setia dan saling membantu dalam anggotanya (Boal, 1974 : 101).

Agar terbentuk kekompakan antar anggota kelompok, dalam dinamika kelompok ini bisa menggunakan berbagai permainan. Setelah selesai permainan perlu penggalian makna sehingga tujuan dari permainan tersebut bisa menjadi pegangan bagi peserta dalam membina kelompoknya masing-masing.

2) Ekspresi gerak

Ekpresi gerak ini bertujuan untuk melatih kelenturan tubuh yang dilakukan dengan gerak. Gerak yang diikuti yakni gerakan alam, tarian tradisional dan gerak-gerak lainnya. Melalui ekspresi gerak peserta juga diajak untuk merangkai emosi dan konflik (Boal, 1974 : 101)

(39)

dalam membaca situasi dan membantu peserta untuk kritis terhadap suasana yang dialaminya dalam hidup bermasyarakat.

3) Ekspresi vokal/musik

Ekspresi vokal/musik dimaksudkan untuk mengungkapkan ide-ide, pemikiran dan perasaan peserta. Peserta disadarkan akan fungsi suara dan keindahan yang terkandung dalam bunyi-bunyian yang berada di sekitarnya yang selama ini tidak dianggap serta tidak memiliki makna (Boal, 1974 : 115).

Dengan ekspresi peserta disadarkan akan fungsi suara yakni menyuarakan orang-orang kecil, lemah, miskin, tertidas dan difabel. Selain itu, ekspresi vokal menyadarkan adanya keindahan-keindahan dan irama dalam suatu bunyi tertentu. Dengan bunyi-bunyi tersebut akan mempengaruhi suasana di sekitarnya. Dalam ekspresi vokal/musik akan timbul suatu kreatifitas dari peserta.

4) Ekspresi visual

(40)

5) Ekspresi naskah

Merupakan pengungkapan ide perasaan dan pemikiran yang kemudian disampaikan melalui bentuk karya tulis seperti cerpen, puisi, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar peserta merasakan bahwa dirinya sebagai “pencipta” atau pembuat sejarah bagi hidupnya dan orang yang ada di sekitarnya (Harymawan, 1988 : 6).

6) Improvisasi teater

Dalam kegiatan berusaha untuk melatih guna mengembangkan seluruh kemampuan dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa dirinya sebagai subjek yang harus terus-menerus berbuat sesuatu untuk menciptakan sejarah bagi hidupnya dan orang lain (Ismarwanto, 1993 : 47).

b. Pengamatan Situasi Masyarakat (Kunjungan Lapangan)

(41)

c. Persiapan Naskah

Kunjungan lapangan selesai dan data sudah terkumpul semua, maka disusunlah sebuah naskah berdasarkan data tersebut dan berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing. Dengan adanya pembuatan naskah dalam bentuk kisah yang terjadi di dalam masyarakat, akan terbentuklah benih-benih kesadaran sosial. Kisah yang sudah menjadi sebuah naskah, berlanjut ke latihan teater rakyat secara bersama (Harymawan, 1988 : 6).

d. Proses Latihan

Dalam teater rakyat proses latihan ini diberikan dengan tujuan supaya dapat melakoni secara utuh dari masing-masing pemeran. Proses pelatihan adalah usaha dalam memperkembangkan kemampuan agar memiliki kemampuan berkomunikasi, mengembangkan sikap dan terbentuk jatidiri. Proses latihan juga membantu agar menyadarkan pemain akan suatu realita dan keadaan yang dihadapi masyarakat sosial baik itu dari percakapan maupun ekspresinya. Dalam latihan ini segala sesuatu yang telah didapatkan dari sebelumnya diekspersikan dengan semaksimal mungkin (Boal, 1974 : 116).

e. Pementasan

(42)

permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi rakyat dan memancing munculnya alternatif pemecahan masalah secara bersama (Ismarwanto, 1994 : 27).

f. Diskusi dan Tindak Lanjut

Setelah pertunjukan teater rakyat, akan terjadi diskusi untuk memperjelas permasalahan yang terjadi dalam masyarakat dan pada akhir diskusi memutuskan untuk mencari jalan keluarnya atau tindak lanjut sebagai kesimpulan dari diskusi tersebut. Di dalam tindak lanjut akan dipraktekkan secara langsung hasil keputusan diskusi dalam kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan hasil diskusi yang diterapkan, maka proses teater rakyat tidak akan pernah berhenti. Teater rakyat menjadi seiring dengan kehidupan masyarakat sehari-hari dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan sosialnya (Ismarwanto, 1993 : 51).

B. Pengertian dan Peranan Kesadaran Sosial dalam Kehidupan Bersama Penulis akan membagi dalam tiga bagian yakni pengertian kesadaran sosial, peranan penting kesadaran sosial, dan upaya Gereja dalam memperkembangkan kesadaran sosial.

1. Pengertian Kesadaran Sosial

a. Kesadaran Seseorang akan Hak dan Kewajiban (Hakekat Keutamaan Manusia Sosial)

(43)

memiliki dua keutamaan hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, yakni hak dan kewajiban seorang pribadi manusia sosial.

Berbicara mengenai keutamaan manusia yang pertama, yakni hak pribadi manusia, penulis terinspirasi oleh buku yang berjudul hak-hak asasi manusia yang di edit oleh Frans Ceunfin SVD, di dalam buku tersebut terdapat tulisan seorang filsuf yang bernama Joseph Raz yang mengartikan hak sebagai dasar bagi berbagai kewajiban dalam diri orang-orang lain. Hak dalam pengertian ini dapat dipahami sebagai sesuatu yang mendorong, memotivasi dan memaknai suatu aktivitas seorang pribadi dalam perilaku masyarkat. Sebuah aktivitas pribadi manusia dalam masyarakat menjadi lebih bermakna serta mengandung arah tujuan yang jelas, yakni demi meningkatkan kesejahteraan hidup bersama, jika muncul atas dorongan dari dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Dorongan dari dalam semacam ini dapat dipahami sebagai kesadaran personal (Ceunfin, 2004 : 150).

Dengan kesadaran akan haknya yang seperti itu, seorang pribadi manusia mampu untuk memahami sebuah realitas dalam masyarakat sosial. Pemahaman akan hal ini memampukan untuk menyampaikan dan memaparkan kepada orang lain, sehingga kesadaran ini tidak hanya menjadi kesadaran personal melainkan menjadi kesadaran komunal (bersama). Dalam hal ini, setiap pribadi manusialah yang menjadi aktor dalam realitas masyarakat untuk melakukan setiap aktivitas yang mengarah pada penataan hidup masyarakat yang lebih baik.

(44)

manusia adalah subjek hak dan kewajiban, sebab manusia adalah pemegang hak dan kewajiban. Sebagai pemegang hak, manusia mampu melakukan sesuatu bagi pribadinya atau bagi orang lain. Selanjutnya Chang juga memberi pemahaman tentang konsep hak pribadi manusia. Hak itu dipandang sebagai ruang yang menjamin otonomi manusia, hak itu memungkinkan manusia untuk mengambil keputusan dan mengendalikan dirinya. Manusia dapat menyalahgunakan haknya sehingga tidak memenuhi kewajibannya sebagai pribadi dan dalam hubungan dengan sesama. Dan tidak jarang seseorang menitikberatkan hak pribadinya sehingga melupakan hak dasar orang lain yakni kewajiban untuk menghargai hak-hak orang lain. Dengan demikian, kesadaran sosial tidak hanya dimiliki melainkan diterapkan dalam hidup nyata. Kesadaran sosial seseorang akan hak dan kewajiban harus disadarkan dalam hidup bermasyarakat, sehingga tumbuh kehidupan yang lebih baik, aman, tenteram dan sejahtera (Chang, 2001a : 48).

(45)

merupakan hasil refleksi yang meneguhkan umatnya dan menjabarkan kembali dalam situasi dan konteks yang baru sehingga memampukan umatnya untuk sadar akan hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat (Murtini, 2003 : 2).

Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang dinamakan hak. Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung jawab, semuanya akan menjadi kacau. Bagaimanapun juga tanggung jawab menjadi nomor satu di dalam kehidupan seseorang. Dengan kita bertanggungjawab, kita akan dipercaya orang lain, dan mendapatkan hak dengan wajar. Dengan demikian, tanggung jawab adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanggung jawab menyangkut orang lain dan terlebih diri kita (Chang, 2001a : 48).

b. Kesadaran Seseorang akan Realitas Sosial yang Terjadi pada Jamannya (Konteks Aplikasi Keutamaan Manusia Sosial)

(46)

Kesadaran sosial merupakan hasil belajar memahami kontradiksi sosial, politik, dan ekonomi, yang mampu membawa sesorang pada suatu pengambilan sikap yang berani mengambil tindakan untuk melawan unsur yang menindas dari realitas tersebut. Menurut Freire sendiri, sebuah kesadaran sosial muncul karena seseorang harus memiliki intelegensi sosial. Intelegensi ini tidak hanya sebatas kepekaan, rasa simpatik dan empatik terhadap situasi masyarakat yang sedang mengalami penindasan baik fisik maupun psikis, tetapi sebuah bentuk pemahaman seseorang akan realitas sosial, sehingga dirinya paham apa yang seharusnya dilakukan dalam menyikapi realitas tersebut. Meskipun hal itu harus melawan sturuktur atau sistem yang telah ada di dalam masyarkat itu sendiri. Intelegensi sosial nyata dalam kesadaran seseorang akan realitas sosial yang terjadi pada zamannya (Freire, 1972 : 1).

2. Peran Penting Kesadaran Sosial dalam Realitas Kehidupan Masyarakat Berdasarkan hasil pemaparan tentang konsep kesadaran sosial, penulis menemukan sekurang-kurangnya ada lima peran penting dari kesadaran sosial bagi perilaku kehidupan sosial manusia dalam masyarakat.

a. Menyadarkan bahwa Manusia adalah Mahluk Sosial

(47)

komunikasi sosial, seluruh anggota masyarakat menciptakan suatu sistem nilai dan norma. Sistem nilai dan norma tersebut berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan segala aktivitas di masyarakat. Meskipun demikian sistem norma yang telah ada tidak selalu akan membentuk masyarakat yang tertib, seimbang dan harmonis, namun diperlukan adanya kesadaran sosial seluruh anggota masyarakat (Chang, 2001a : 47).

b. Menyadarkan Manusia akan Norma yang Berlaku di Masyarakat

Dalam kenyataan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sangat terlihat bahwa tingkat kesadaran sosial di masyarakat mengalami pemudaran bahkan bisa dikatakan perlahan-lahan sirna atau hilang. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan yang terjadi di Indonesia bahwa jaman sekarang maraknya korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara, adanya kekerasan rumah tangga, perkelahian di mana-mana, warga masyarakat yang main hakim sendiri, penyuapan, makin beragamnya penipuan di masyarakat dan hal-hal lain yang berdampak negatif dalam hidup bermasyarakat (Chang, 2001b : 41).

(48)

demokrasi di masyarakat dan ketentraman hidup yang didambakan akan sirna. Norma mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama (Chang, 2001a : 87).

c. Menyadarkan Manusia untuk Menciptakan Keseimbangan, Keserasian dan Keharmonisan dalam Hidup Bermasyarakat

Dengan melihat bahwa manusia belum sepenuhnya mengikuti akan sistem norma yang telah ada dalam masyarakat, kesadaran sosial sangat berperan penting dalam situasi seperti ini. Apabila manusia tidak ada usaha untuk menjalankan norma-norma yang ada, kehidupan masyarakat pun tidak tertib, tidak seimbang dan bahkan tidak harmonis. Oleh karena itu, semua anggota masyarakat baik yang kuat, lemah, kaya, atau pun miskin dituntut untuk meningkatkan kesadaran sosial sehingga ketentraman dan pembebasan akan terwujud di masyarakat (Freire, 1972 : 13).

Manusia harus mempunyai kesadaran untuk memahami setiap perbedaan yang ada, sehingga perbedaan-perbedaan itu bukan menjadi penghancur dalam masyarakat tetapi sebaliknya sebagai motivasi seluruh anggota masyarakat untuk membangun kesatuan yang lebih kuat.

d. Menyadarkan Manusia akan Status dan Perannya

(49)

individu melaksanakan status dan peran yang disandangnya dengan penuh tanggungjawab serta memperhatikan kaidah yang berlaku. Dengan menyadari bahwa ada status dan peran akan timbul rasa kebersamaan, dan dapat saling membantu satu sama lainnya (Chang, 2001a : 48).

e. Memberi Pandangan dalam Mengambil Sikap untuk Mengatasi Permasalahan Sosial

Kesadaran sosial bukanlah suatu hal yang ekstrim, melainkan sebagai hasil belajar dari pemahaman tentang keadaan sosial yang ada. Kesadaran sosial berperan membawa seseorang pada suatu pengambilan sikap dalam mengatasi keadaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat pada zamannya. Tidak hanya sampai disitu kesadaran sosial juga berperan membawa seseorang untuk berani mengambil tindakan untuk melawan unsur yang menindas (Freire, 1972 : 1).

3. Upaya Gereja dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial

(50)

menanggapi dan menegakkan nilai-nilai moral, perlulah suatu kesadaran sosial bagi setiap umatnya untuk memperhatikan realitas sosial yang konkrit dan kompleks yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Realitas sosial yang konkrit dan kompleks dapat dilihat dari beberapa aspek kehidupan manusia baik itu politik, ekonomi dan budaya. Gereja secara terbuka memperlihatkan kepada umatnya bahwa kesadaran sosial dan pemikiran kritis sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam mempelajari upaya Gereja untuk mengembangkan kesadaran sosial umatnya, penulis merumuskan beberapa upayanya berdasarkan hasil studi. Berdasarkan hasil studi tersebut, penulis mencoba untuk memaparkan beberapa hal yang mendukung isi dari tulisan ini, yakni: Gereja dalam masyarakat dan Gereja sebagai paguyuban orang beriman.

a. Gereja dalam Masyarakat

Gereja menyatu dengan keluarga manusia, ikut dalam kegembiraan dan kecemasannya yakni umat Allah bersama-sama dipanggil Kristus untuk mencintai dan melayani Allah, satu sama lain dan segenap keluarga manusia dengan seluruh permasalahannya. Apa yang menjadi harapan, kegembiraan, duka dan kecemasan orang jaman sekarang di dunia ini, terutama kaum miskin dan orang menderita, merupakan harapan dan kegembiran murid Kristus (GS Art 1).

(51)

soal-soal sosial demi perwujudan iman dan demi kepentingan dunia hanya mungkin dilaksanakan melalui kerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik. Keterlibatan Gereja dalam perjuangan sosial adalah keterlibatan praktis. Untuk itu, orang harus memberikan komitmennya untuk bekerja, agar berhadapan dengan persoalan sosial sekarang ini orang dapat menghayati hidupnya dan kebebasannya menurut martabat manusia. Gereja mendorong orang untuk berbuat atau apa yang bisa dilakukan (Murtini, 2003:11).

Keterlibatan sosial Gereja mesti dipandang sebagai semacam hubungan antara dua masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Gereja dalam masyarakat. Gereja dalam masyarakat mengisyaratkan bahwa seluruh anggota Gereja hidup dengan dijiwai oleh semangat kasih Kristus kepada jemaat-Nya. Hidup yang dijiwai oleh Kristus berarti berani untuk berpikir dan bertindak seperti Kristus, terutama dalam memandang dan memperhatikan masyarakat kelas bawah (KLMTD). Pola pikir dan tindakan Kristus yang hanya dapat ditemukan dalam Kitab Suci mendorong seluruh jemaat beriman untuk selalu menjalin komunikasi dengan Allah melalui membaca Kitab Suci, berdoa dan mengikuti perayaan Ekaristi.

(52)

jemaat tidak hanya menjadi pihak yang ditolong Allah melainkan turut berperan aktif dalam karya penyelamatan Allah bagi manusia (KWI, 1996 : 340).

Dalam persekutuan antara jemaat dengan Kristus dan jemaat dengan sesama jemaat, peran seluruh anggota Gereja dalam masyarakat menjadi lebih jelas. Hal ini dapat dilihat pada saat penutupan perayaan Ekaristi. Seluruh jemaat diutus untuk terjun dan terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat sekuler. Dalam hubungan itu, Gereja memberi sumbangan demi manusia yang juga merupakan anggota masyarakat sekular yang sekaligus anggota Gereja. Gereja harus terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial ikut berpartisipasi membantu kaum yang lemah. Pelayan Gereja berati membawa sikap pelayan Kristus diterapkan dan ditanamkan dalam kehidupan masyarakat yang umum (KWI, 1996 : 452).

(53)

b. Gereja sebagai Paguyuban Orang Beriman

Jika jemaat beriman sebagai masyarakat rohani, yang mengisyaratkan suatu relasi vertikal yang penuh daya antara Allah dan manusia, penerapan setiap nilai-nilai rohani merupakan wujud nyata jawaban setiap pribadi akan wahyu ilahi. Pemahaman ini mendorong setiap pribadi untuk melihat dirinya dalam cermin masyarakat sebagai umat beriman, di mana iman dipahami sebagai penyerahan diri manusia yang bebas pada Allah yang mewahyukan diri, maka soal-soal sosial begitu mendesak dan menuntut tanggungjawab serta penyerahan diri manusia sebagai cara orang untuk secara nyata mewujudkan penyerahan diri kepada Allah dalam iman (KWI, 1996 : 127).

Dalam kurun waktu yang panjang Gereja mulai menyadari bahwa iman tidak cukup hanya terungkap dalam ibadat, tetapi harus terwujud aksi konkret dalam hidup bermasyarakat. Dengan perkembangan dan perubahan-perubahan dunia yang begitu cepat, berkembanglah Ajaran Sosial Gereja. Ajaran Sosial Gereja ini merupakan wujud iman Gereja dalam menanggapi persoalan-persoalan yang ada pada jamannya (Kristiyanto, 2006 : v).

Sebenarnya aktivitas sosial Gereja adalah keterlibatan yaitu ikut serta dalam perjuangan sosial. Maksud utama dari ajaran sosial bukanlah untuk memberikan pengarahan normatif baik teori maupun praktek dalam soal etika sosial, tetapi untuk membangkitkan aktivitas sosial demi kerukunan bersama dalam hidup bermasyarakat (Kristiyanto, 2006 : vi).

(54)

perorangan maupun kelompok adalah sesuai dengan rencana Tuhan, karena manusia diciptakan menurut gambar Tuhan dan ditugaskan untuk menaklukkan seluruh dunia bagi hidup dan kesempurnaannya dalam keadilan dan kekudusan. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan bagi umat manusia akan tercapai (Boumans, 2001 : 26)

C. Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kesadaran Sosial

Pada bagian ini, akan menyajikan pemahaman penulis tentang teater rakyat yakni teater rakyat penyajikan permasalahan sosial, teater rakyat mengembangkan kepekaan sosial, teater rakyat mengembangkan sikap kritis, teater rakyat mengembangkan intelegensi sosial demi tercapainya sebuah kesadaran sosial, teater rakyat mengundang akan kesadaran sosial, dan teater rakyat sebagai pendidikan kesadaran sosial.

1. Teater Rakyat Menyajikan Permasalahan Sosial

(55)

2. Teater Rakyat Mengembangkan Kepekaan Sosial

Melalui teater rakyat, seseorang dilatih untuk mengembangkan sikap kritis terhadap situasi hidup yang dihadapi, sehingga memiliki keberanian untuk mengubah situasi lewat kemungkinan yang ada dalam diri rakyat sendiri. Dengan sikap kritis, teater rakyat mengajak untuk menyadari keadaan akan permasalahan dan sekaligus mencari alternatif. Setiap orang diajak untuk berpikir dan menganalisis stuktur hidupnya yakni berani untuk berubah dan berkembang. Seperti yang dikatakan oleh Paulo Freire yakni berani untuk mengambil tindakan untuk melawan unsur yang menindas (Freire, 1972 : 71).

3. Teater Rakyat Mengembangkan Sikap Kritis

(56)

4. Teater Rakyat Mengembangkan Intelegensi Sosial Demi Tercapainya Sebuah Kesadaran Sosial

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa sebagai sebuah hasil belajar atas realitas masyarakat dalam bentuk kesadaran sosial, teater rakyat mampu mendorong seseorang untuk melihat dan menyadari adanya kontradiksi sosial, politik dan ekonomi, dan akhirnya mampu membawanya pada suatu pengambilan sikap yang berani untuk mengambil tindakan melawan unsur yang menindas dari realitas tersebut. Kemampuan ini hanya mungkin dimiliki oleh seseorang yang memiliki intelegensi sosial yang kuat, proses yang terus menerus dilakukan untuk membina, mengembangkan dan mengaplikasikan kemampuannya dalam hidup bersama masyarakat (Freire, 1972 : 1).

5. Teater Rakyat sebagai Pendidikan Kesadaran Sosial

(57)

sebagai alat propaganda yang baik untuk menyalurkan ide-ide yang diharapkan bisa mempengaruhi orang banyak (Iswarahadi, 2010 : 58).

Dalam pendidikan kesadaran sosial ini, diajak untuk mencari, mengenali secara kritis sumber penyebab dari pada situasi yang menindas. Dengan demikian pendidikan kesadaran sosial merupakan pendidikan yang obyektif, sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Pendidikan kesadaran sosial melakukan suatu perubahan dimana dapat menciptakan situasi baru yang memungkinkan lebih baik dan manusia hidup secara utuh (Freire, 1997 : 16).

Oleh karena itu, pendidikan kesadaran sosial sebagai suatu titik tolak yang menampilkan apa yang disebut oleh Paulo Freire “arkeologi kesadaran” yaitu suatu pengujian atas pemikiran manusia yang menemukan keadaan kesadaran (Yunus, 2004 : 44). Hal tersebut memungkinkan kesadaran mengambil sikap aktif terhadap dunia. Pendidikan kesadaran sosial pada tatanan ini harus menjadi proses pemerdekaan, bukan lagi menjadi alat melegitimasikan kehendak penguasa terhadap rakyat melalui pendidikan kesadaran sosial melainkan harus menjadi aksi dan refleksi secara menyeluruh untuk mengubah realitas yang menindas. Pendidikan kesadaran harus memberikan terobosan baru guna mewujudkan interaksi yang berimbang.

(58)

juga membantu untuk membentuk pendidikan kesadaran sosial dalam kehidupan nyata yakni memerdekakan rakyat kecil. Pendidikan kesadaran sosial juga dapat membawa suatu perubahan baru dalam kehidupan masyarakat dan dapat membebaskan dari ketidakadilan (Freire, 1997 : 26).

6. Teater Rakyat Mengundang akan Kesadaran Sosial

Teater rakyat merupakan suatu kisah situasi nyata rakyat yang di ceritakan dan dipentaskan didepan orang banyak. Dengan adanya kisah tersebut orang yang melihat atau menonton akan menjadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam hidupnya terutama ketika mendengarkan dialog-dialog atau percakapan-percakapan yang disampaikan oleh pemerannya. Karena disadari bahwa dialog merupakan bentuk perjumpaan antara sesama manusia dimana keterpaduan antara refleksi dan tindakan, sehingga tumbuh suatu kesadaran sosial dalam diri (Frerie, 1972 : 73).

(59)

1. Budaya Materialistik dan Hedonistik

Budaya ini membawa manusia dalam hidup yang berkelimpahan materi dan kesenangan. Dalam Budaya materialistik dan hedonistik hidup manusia akan mempunyai arti dan diakui oleh orang lain apabila hidupnya penuh kemewahan dan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara. Masyarakat yang memiliki kesaradaran sosial yang mendalam tidak pernah merasa nyaman dengan kemewahan dan kenikamatan duniawi manakala anggota masyarakat yang lain jauh dari kehidupan mewah dan nikmat itu (KomKat KWI, 2007 : 127).

Dilain pihak, budaya materialistik dan hedonistik ini merupakan bahan dari atau sebagai objek untuk mencari materi. Namun dipihak lain teater rakyat tidak bisa mengembangkan kesadaran sosial masyarakat. Hal ini tentu akan memepengaruhi akan peminat dari teater rakyat itu sendiri.

2. Konsumerisme

(60)

dipedulikan karena yang terpenting yakni kesejahteraan bersama (http://sosbud.kompasiana.com).

3. Individualisme

Sikap ini membawa orang pada kepentingan pribadi. Dengan demikian cenderung orang akan menjadi egois, memikirkan diri sendiri/kesibukannya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Kepekaan untuk berbagi dan berkorban untuk membantu orang lain yang menderita tidak ada dalam pemikiran orang-orang yang individualis, semuanya demi ego masing-masing (KomKat KWI, 2007 : 127).

(61)

BAB III

PERANAN PENDIDIKAN TEATER

DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA IPPAK-USD

A. Kedudukan Pendidikan Teater dalam Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK

Tugas sebagai katekis jaman sekarang tidaklah mudah. Berbagai kemampuan perlu dimiliki dan dikembangkan secara seimbang dalam pribadi mahasiswa IPPAK-USD. Dalam hal ini perlulah suatu pembentukan kesadaran sosial mahasiswa, menambah kepekaan untuk peduli dan membela yang lemah serta selalu mencari keadilan. Katekis perlu mempunyai dan mengembangkan kesadaran sosial agar mampu membaca segala bentuk realitas yang terjadi di masyarakat sekitarnya.

Di Prodi IPPAK-USD kesadaran sosial mahasiswa dikembangkan melalui teater rakyat. Pada bagian ini penulis akan membicarakan sejarah, visi, misi, kurikulum dan perjalanan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD, sehingga ditemukan suatu titik bahwa Pendidikan Teater memiliki peranan dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK-USD.

1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD

(62)

Sehubungan dengan rencana tersebut, MAWI menyerahkan kepada P. F. Hesselars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P. C. Corry SJ (IPPAK, 2006 : 1).

Pada tahun 1960 P. F. Hesselars SJ, mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran para guru dan ceramah untuk kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik sehingga dapat memperlambat usaha pembaharuan katekese, sehingga pada tanggal 1 Agustus 1962 didirikan Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia (AKKI) yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Kateketik dan disahkan pada tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta (IPPAK, 2006 : 1).

Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya bertempat di Jl. Senopati 20, Yogyakarta. Pada tahun 1968 atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl. Ahmad Jazuli 2, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan akan ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor kerja staf, labotorium audio visual, sanggar kesenian, aula pameran dan rekreasi bagi dosen, mahasiswa dan karyawan lainnya (IPPAK, 2006 :1).

(63)

Tahun 1969 dibuka program tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga. Maka pada tanggal 31 Maret 1971 AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya. Pada tanggal 23 Juni 1971 tingkat sarjana Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (IPPAK, 2010 : 2).

Pada tahun 1985 dilaksanakan proses perubahan jalur jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali nama unit, jurusan atau program studi dengan status diakui di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta, Yogyakarta. Berdasarkan proses itu, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yakni sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan dengan bentuk baru yakni sarjana penuh (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya (IPPAK, 2009 : 4).

(64)

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK-USD

Adapun visi, misi, tujuan, sasaran dan motto Prodi IPPAK-USD sebagai berikut :

Visi

Terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.

Misi

Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat. Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.

Tujuan

Menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh, mampu merefleksikan atas imannya dan bekualifikasi untuk mengembangkan misi IPPAK.

Sasaran

Menghasilkan lulusan yang berkompeten untuk menjadi guru agama di sekolah maupun fasilitator katekese dalam jemaat.

Motto

Mewujudkan katekis yang Pradnya-Widya atau bijaksana dan berilmu (IPPAK, 2010 : 5).

Visi dan misi tersebut menjadi landasan bagi Prodi IPPAK-USD sebagai lembaga pendidikan dalam mengembangkan mahasiswanya. Kurikulum yang ada berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran sebagai salah satu usaha mempersiapkan pribadi mahasiswa untuk memiliki kesadaran sosial melalui mata kuliah Pendidikan Teater.

3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK-USD

(65)

11). Berdasarkan Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma, penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik diatur.

Dalam pelaksanaan aturan akademik Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma menyelengarakan Program Sarjana Strata (S1) dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit atas dasar waktu semester (IPPAK, 2006 : 8).

Beban studi mahasiswa Prodi IPPAK adalah 148 SKS yang terdiri dari 8 SKS MPK, 42 SKS MKK, 54 SKS MKB, 38 SKS MPB dan 6 SKS MBB. Prodi IPPAK mengunakan kurikulum dengan sistem paket, tetapi mahasiswa dapat mengambil jumlah SKS lebih banyak atau lebih sedikit pada setiap semester, tergantung pada Indeks Prestasi Semester (IPS). Tingkat keberhasilan pelaksanaan kurikulum IPPAK sangat jelas didukung oleh mata kuliah-mata kuliah yang nol SKS yakni Pembinaan Spritualitas semester I-VIII, Pembinaan Ekspresi pada semester I-II dan Bimbingan Studi pada semester I. Mata kuliah ini membantu keberhasilan kurikulum Prodi IPPAK-USD (IPPAK, 2009 : 32).

(66)

MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya) dan MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bersama) (USD, 2010 : 16).

Mata kuliah yang termasuk dalam komponen MPK berikut bobot kredit masing-masing ditetapkan oleh rektor dengan peraturan sendiri dan penyelenggaraan dikoordinasikan oleh Universitas Penyelenggara MPK. Mata kuliah yang temasuk MKK, MKB, MPB dan MBB berikut kreditnya masing-masing ditetapkan oleh fakultas atau program studi dengan mengacu pada Ketetapan Pemerintah, Visi dan Misi Universitas, Rencana Strategi Universitas dan memperoleh persetujuan rektor. Kegiatan perkuliahan diselenggarakan oleh fakultas atau program studi atas dasar kurikulum yang disusun oleh program studi sesuai dengan Visi dan Misi Universitas (USD, 2010 : 16).

4. Pendidikan Teater di Prodi IPPAK-USD

Untuk membentuk katekis yang profesional, terutama dalam mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa, Prodi IPPAK-USD menempatkan mata kuliah Pendidikan Teater dalam kurikulumnya. Adapun terjadinya Pendidikan Teater di Prodi IPPAK-USD dilakukan melalui proses perkuliahan, pelatihan, pementasan teater rakyat dan evaluasi.

a. Proses Perkuliahan (Tatap Muka)

(67)

mahasiswa dalam melaksanakan tugas perutusan dalam mewartakan kabar gembira di masyarakat (IPPAK, 2006 : 34).

Dalam perkuliahan tatap muka, dosen atau pembimbing secara langsung menyampaikan materi berhubungan dengan hal ikhwal teater rakyat dan termasuk mempersiapkan katekis masa mendatang. Selain itu, dalam perkuliahan tatap muka Pendidikan Teater, dosen menyampaikan cara-cara atau petunjuk dalam mencari data untuk dijadikan sebagai bahan pementasan teater rakyat. Dengan adanya tatap muka, maka mahasiswa telah dibekali guna memperoleh pengertian dan pemahaman tentang teater secara mendalam sehingga kesadaran sosial mahasiswa dapat lebih mendalam. Dengan Pendidikan Teater, mahasiswa memiliki kesadaran sosial dan dapat menerapkannya dalam hidup sehari-hari.

b. Proses Pelatihan

Dalam proses pelatihan mahasiswa oleh pendamping teater rakyat secara bersama berlatih dengan cara-cara yang telah disampaikan dalam proses perkuliahan. Proses pelatihan mahasiswa secara bebas dan bersama berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan. Dalam latihan ini mahasiswa belajar berekspresi secara bebas dan pendamping mengarahkan supaya pelatihan terarah pada ekspresi gerak, ekspresi vokal, ekspresi visual dan ekspresi naskah, sehingga mahasiswa semakin dikembangkan dalam kesadaran sosialnya.

(68)

yang dihadapi masyarakat sosial. Dengan bentuk percakapan maupun ekspresi, akan membantu mahasiswa dalam memerankan tokoh dan menyadari situasi masyarakat yang sesungguhnya.

c. Pementasan

Pementasan teater rakyat menampilkan realitas sosial yang terjadi di masyarakat, terutama permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi rakyat dan memancing munculnya alternatif pemecahan masalah, bersama masyarakat yang lainnya. Dengan bersama memperkokoh dan membentuk kekompakan pada suatu penyelesaian masalah.

Pementasan oleh Prodi IPPAK-USD dilaksanakan di kampus yakni di ruang auditorium. Segala perlengkapan dalam pementasan dipersiapkan, dilakukan, dan diusahakan oleh mahasiswa semester yang bersangkutan. Dengan segala upaya yang mahasiswa lakukan, membuat mereka semakin menyadari akan petingnya sikap kritis terhadap sesuatu yang terjadi.

d. Evaluasi

Gambar

Tabel I. Variabel yang akan diteliti
tabel 1, variabel penelitian yang diungkap.
Tabel 2. Pemahaman mahasiswa IPPAK-USD tentang kesadaran sosial (N=60)
Tabel 3. Sikap mahasiswa IPPAK-USD terhadap kesadaran sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam belajar Membaca Al- Qur’an santri Di Pondok Modern Darul. Hikmah Tawangsari

Peserta yang berbadan Usaha harus memiliki Surat Izin Usaha (SIUP) Non Kecil/menengah yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan bergerak pada bidang/sub bidang bibit

Pada gambar II.5 menunjukkan hubungan antara tegangan lateral dan kuat tekan beton yang diperoleh dari hasil pengujian pembebanan inti beton, dalam bentuk nondimensional. Nilai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yakni ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap tindak pidana

(2) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan struktur organisasi standar yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan penanganan darurat bencana dan jenis

Dalam penelitian berikutnya dapat melengkapi penelitian ini dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga diharapkan sampel penelitian juga akan lebih representatif

inklusi dan melaksanakan praktik inklusi ( Indek Inklusi yang dikeluarkan oleh CSIE : 2003).Sekolah reguler belum siap melaksanakan pendidikan inklusif, hal ini

Dari segi kebutuhan sistem, pengguna software Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas terdiri dari pengunjung (visitor), anggota ( member ), dan admin