• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012.

Materi

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari: komputer dengan spesifikasi Prosesor Intel Pentium 4, HDD 20Gb, DDR 64 Mb, monitor. Perangkat lunak terdiri dari: system operasi Windows XP, software pengolah gambar (Adobe Fireworks), software pengolah data (XAMPP, MySQL, Macromedia Dreamweaver), dan bahasa pemrograman (PHP, JavaScript, HTML). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku panduan penyakit dan jurnal.

Metode

Metode pengembangan Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup pengembangan system (System Development Life Cycle / SDLC). SDLC terdiri dari lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem, dengan alur pengembangan seperti Gambar 2 :

Gambar 2. Alur Pengembangan System dengan Pendekatan SDLC Investigasi Sistem

Implementasi Sistem Desain Sistem Analisis Sistem

(2)

Penelitian ini lebih berfokus pada merancang dan membangun sisem informasi, sehingga penelitian ini hanya sampai pada tahap implementasi sistem. Unuk pemeliharaan sistem yang merupakan tindakan modifikasi serta pengawasan tidak dilakukan, karena pemeliharaan sisem membutuhkan kontinuias dan berkala. Uraian dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

1. Investigasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah penyakit ternak serta pemahaman tentang cara penyebarannya, gejala terserang penyakit ternak dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ternak serta upaya pencegahannya diantaranya dengan menginformasikan metode yang berguna untuk mencegah penyebaran penyakit dan metode pengobatan penyakit. Tujuan dibangunnya sistem ini untuk mendiagnosa penyakit yang diderita ternak dengan memasukkan data ciri-ciri yang terdapat pada ternak unggas. Pada pengembangan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini Penyakit pada Ternak Unggas ini, dilakukan dengan memasukkan data gejala penyakit yang terdeteksi serta jenis unggas yang terjangkit.

2. Analisis Sistem

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem baik dari kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras serta kebutuhan data inputnya. Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terdapat pada perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas serta penentuan pengguna sistem.

Dari segi kebutuhan sistem, pengguna software Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas terdiri dari pengunjung (visitor), anggota (member), dan admin sistem. Target user aplikasi ini diantaranya peternak dan mahasiswa. User yang tidak mendaftarkan diri dianggap visitor dan user yang mendaftarkan diri dianggap member. Admin dari aplikasi ini diantaranya dosen dan dokter hewan, juga kontributor yang dianggap dapat menyokong perkembangan aplikasi

(3)

ini. Untuk mengelola aplikasi ini, administrator memiliki akses langsung ke sistem Administrasi yang dibuat khusus untuk mempermudah pengelolaan data.

Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui ”Grafis Antarmuka” berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yaitu :

1) Melakukan diagnosa penyakit ternak unggas dengan form yang berisi checklist list gejala, dan mengirimkan datanya dengan menekan tombol ”Diagnosa”, kemudian mendapatkan hasil diagnosa berupa jenis penyakit yang diderita serta saran pencegahan dan pengobatan yang diperlukan.

2) Pengguna yang melakukan registrasi pada sistem dapat menjadi anggota dan melakukan penyimpanan data penyakit untuk diolah menjadi file berformat .PDF yang dapat dicetak untuk kemudian diajukan kepada pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk mendapatkan hasil diagnosa yang relevan maka dilakukan analisis terhadap input data yang dibutuhkan, yaitu :

- jenis penyakit unggas

- gejala dari tiap jenis penyakit unggas tersebut, disertai dengan pemberian bobot kemungkinan gejala tersebut menandai jenis penyakit tertentu.

Analisa output sistem dibutuhkan agar sistem dapat menyampaikan penyelesaian penyakit yang relevan. Output yang dibutuhkan yaitu :

- jenis penyakit unggas sesuai dengan hasil perhitungan dalam sistem - metode pencegahan yang berguna untuk jenis penyakit tersebut.

- Metode pengobatan yang mungkin dilakukan pada jenis penyakit tersebut.

Penentuan input dan output yang akan digunakan dalam membangun sistem ini juga dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang diisi oleh pengguna, yaitu mahasiswa dan peternak unggas.

Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui graphic interface berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yang dibahas pada bagian desain sistem.

(4)

3. Desain Sistem

Tahap desain ini meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem (O’Brien, 1999). Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas.

Pada desain user interface, dibuat tampilan halaman web yang menarik, mudah dimengerti oleh pengguna dan tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga sistem dapat mencapai sasarannya. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman secara mendalam tentang user yang akan menggunakan aplikasi, dan administrator yang akan menggunakan sistem admin untuk mengelola data yang terdapat pada sistem. Fitur yang disediakan oleh aplikasi ini diantaranya

• Daftar, edit hapus profil user. • Analisa penyakit.

o Hasil diagnosa berupa persen jenis penyakit dan jenis penyakit yang kemungkinan besar diderita oleh ternak, dan saran pencegahan dan pengobatan yang dibutuhkan.

o Data yang sudah didapatkan dapat di save untuk melihat riwayat penyakit yang diderita ternak.

• F.A.Q yaitu modul yang berisi pertanyaan umum dan jawaban yang biasanya ditanyakan tentang sistem.

• Modul keluhan dan pertanyaan yang dapat diisi peternak untuk kemudian dijawab oleh admin atau volunter yang terdiri dari dosen, dokter hewan, dan kontributor yang diangkat oleh admin, yang dianggap memiliki kualifikasi untuk menjawab pertanyaan.

User dapat membaca artikel terbaru tentang hal yang berhubungan dengan kesehatan ternak.

(5)

User visitor hanya dapat melakukan diagnosa, dan membaca artikel terbaru seputar kesehatan ternak. User member dapat mengakses profile pribadi, melakukan perubahan terhadap data pribadi dan menghapus data pribadi jika tidak diperlukan lagi, termasuk menghapus data diagnosa, juga menggunakan modul keluhan dan pertanyaan, namun tidak dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada modul pertanyaan. Admin dapat mengakses sistem admin, mengelola sistem admin, dan menjawab modul interaktif keluhan dan pertanyaan seperti tertera pada Gambar 3.

Pada tahap desain basis datanya dibangun suatu struktur basis data yang akan digunakan oleh user untuk menyimpan datanya. Desain proses bertujuan untuk menentukan urutan kejadian mulai dari proses input sampai menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan user, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar aliran data untuk modul diagnosa

Gambar 3. Skema Alir Data

Keterangan :

A, B, C : penyakit 1, 2, 3 : gejala

x, y, z : bobot yang diberikan kepada gejala tergantung pada jenis penyakit yang diderita.

Berdasarkan hasil pengamatan, satu jenis penyakit memiliki beberapa gejala yang memiliki kemiripan dengan jenis penyakit lain, hal ini membuat diagnosa sulit dilakukan karena hasil tes gejala menunjukkan beberapa jenis penyakit yang persentasenya sama tinggi. Oleh karena itu dicari gejala khusus dari penyakit untuk menjadi indikator penentu yang menunjukkan pada sebuah penyakit yang spesifik, dan menaikkan tingkat akurasi sistem dalam mendeteksi sebuah penyakit. Pada Gambar 4,

Jenis Penyakit -A, B, C Analisa -A, 1, x -B, 2, y -C, 3, z Gejala -1, 2, 3

(6)

merupakan hubungan ”banyak ke banyak” dan dapat mengakibatkan redundansi pada sistem basis data, sehingga dibuat tabel sendiri yang khusus membahas hubungan antara penyakit dengan gejala. Relasi antara penyakit dan gejala relasi dalam bentuk tabel ditunjukkan pada Gambar 5, sedangkan model relasi ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 4. Use Case Umum Sistem

Untuk memulai diagnosa, user memilih modul diagnosa untuk kemudian memilih gejala-gejala umum yang tampak pada unggas yang sakit, setelah itu user

memilih gejala khusus yang tampak berdasarkan gejala umum yang dipilih (gejala khusus akan ditampilkan dibawah gejala umum untuk mempermudah user memilih

(7)

gejala yang tampak pada unggas), dan menekan tombol hasil untuk mendapatkan kalkulasi test diagnosa. Hasil kalkulasi didapatkan dengan menghitung jumlah gejala umum dan gejala khusus yang dipilih dibagi dengan jumlah total gejala yang tampak pada sebuah penyakit. Karena terbuka kemungkinan untuk muncul lebih dari satu penyakit, maka penyakit yang akan muncul sebagai hasil adalah dua jenis penyakit yang memiliki persentase paling tinggi, seperti tertera pada Gambar 7.

Gambar 5. Tabel Relasi Penyakit dan Gejala

(8)

Gambar 7. Use Case Aktor dan Modul Diagnosa

4. Implementasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan pada proses pembuatan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas ini. Dari segi perangkat lunak yang harus disiapkan adalah sistem operasi, bahasa pemrograman, basis data, pengolah gambar. Sedangkan dari segi perangkat keras adalah hardware yang mendukung Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan.

5. Pemeliharaan Sistem

Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pemeliharaan merupakan tahap dimana sistem yang dibuat perlu pengawasan, evaluasi sistem, serta modifikasi sistem jika sistem tersebut ada kesalahan atau ada penambahan informasi.

(9)

Metode Deteksi

Metode deteksi yang dipakai oleh sistem isyarat dini adalah dengan memasukkan input data berupa gejala yang terdeteksi pada ternak. Pada sistem disediakan modul khusus untuk memilih gejala yang terlihat pada ternak unggas, beserta dengan penjelasan dan gambar jika gejala menunjukkan gejala visual yang spesifik, kemudian user dapat mengetahui hasil diagnosa setelah menekan tombol diagnosa. Uji deteksi ini mungkin disertai dengan beberapa uji coba dan akurasinya berdasarkan data-data laporan penyakit dan gejala-gejalanya dapat diperoleh dari peternakan atau dokter hewan.

Uji Coba Sistem

Pada tahap ini program simulasi yang sudah jadi, diuji dengan menggunakan data yang dikumpulkan dengan mewawancarai user secara langsung. User yang diwawancara diantaranya pegawai peternakan, teknisi peternakan dan pemilik peternakan. User diminta untuk menyebutkan penyakit yang pernah terjadi di peternakannya dan menyebutkan gejala yang terlihat pada penyakit tersebut jika ada. Responden yang diwawancarai terdiri dari 9 teknisi peternak, 8 orang peternak, 2 orang peternak yang sudah pensiun, 2 orang anak kandang, dan 1 pemotong ternak unggas.

Data yang didapatkan dari user dicatat dalam lembar wawancara, berisi nama, pekerjaan, pengalaman berternak, dan usia, serta list nama penyakit yang pernah terjadi di peternakan user.

Setelah didapatkan data dari wawancara, data gejala akan diujikan ke dalam sistem untuk mendapatkan result penyakit.

Gambar

Gambar 4. Use Case Umum Sistem
Gambar 5. Tabel Relasi Penyakit dan Gejala
Gambar 7. Use Case Aktor dan Modul Diagnosa

Referensi

Dokumen terkait

Keywords : High breakdown estimates; Masking; Robust regression; Outlier; Leverage point; Least trimmed squares (LTS); Minimum covariance determinant (MCD).. JEL classification :

Raden Muhammad Zayadi Amin (selanjutnya ditnlis KH. R M Zayadi Amin) merupakan salah satu ulama Betawi yang memiliki kharisma yang tinggi dan tergolong berasal dari kelompok elit

Fauna kunci di kawasan ini antara lain harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), beberapa jenis fauna lain yang

Contoh Analisis Materi PKn SD dalam KTSP Contoh Analisis Materi PKn SD dalam KTSP ditinjau dari konsep, nilai, moral, dan norma ditinjau dari konsep, nilai, moral, dan norma.

itu tidak berbeda, dengan kata lain bahwa sifat dan perbuatan adalah sama, seperti.. halnya api, sifatnya adalah panas dan membakar, sedang perbuatan api

oleh Kepala Desa sebagai tim inti dari Karang Panggung untuk Pemetaan Partisipatif. Pada pertemuan ini disepakati bahwa keesokan harinya akan melakukan pembuatan sketsa

dan larangan-larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan oleh. karena itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakt

Hasil analisa dengan pengelompokkan 3 tipologi KPH Sumatera Selatan, seperti: Tipologi 1 - KPH sudah operasional yaitu telah memiliki dokumen RPHJP dan Rencana Bisnis serta sebagian