• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidi"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

LESTI WULANDARI NIM : 051324017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

LESTI WULANDARI NIM : 051324017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lesti Wulandari

No Mahasiswa : 051324017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

(7)

vi

MOTTO

Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya

di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih sesat

pula dari jalan yang benar (Al Isra’: 72)

W Mengetahui kelemahan orang lain adalah pandai, mengetahui kelemahan diri sendiri adalah bijaksana (Penulis)

W Sebuah gagasan baru mula-mula dianggap konyol, lalu dibuang karena dianggap tidak penting sampai akhirnya diakui semua orang

(William James)

W Kita bisa hidup dari apa yang kita terima, tapi hidup ini hanya akan berarti dari apa yang kita beri, jadi jangan pernah berhenti

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur pada Allah

SWT

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

W

Mbah kakung (di Surga)

W

Bapak dan ibu

W

Kakak dan adikku

W

Tercinta Mas Iyok

(9)

viii ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

LESTI WULANDARI 051324017

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya peningkatan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di dalam kelas.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2009 di SMA Negeri 2 Ngaglik dengan subjek siswa kelas XI IPS 1 dan guru mata pelajaran Ekonomi dan objek partisipasi, motivasi, prestasi menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning. Masing-masing variabel diukur dengan menggunakan instrumen yang berbeda. Partisipasi diukur menggunakan observasi, motivasi menggunakan kuesioner dan prestasi menggunakan nilai ulangan siswa. Target keberhasilan partisipasi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (36 siswa) berpartisipasi dalam pembelajaran. Target keberhasilan motivasi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (36 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinggi dan tinggi. Target keberhasilan prestasi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (36 siswa) mengalami ketuntasan belajar.

(10)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF QUANTUM LEARNING METHOD IN INCREASING PARTICIPATION, MOTIVATION, AND LEARNING ACHIEVEMENT OF ECONOMICS IN 2 NGAGLIK STATE SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

(A Class Action Research) LESTI WULANDARI

051324017

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purpose of this research is to analyze whether there is any progress in participation, motivation and learning achievement of students by applying Quantum Learning Method. The type of this research is a class action research, an action which its purpose is to improve the quality of learning teaching process in the class room.

This research was conducted in April – May in 2009 in 2 Ngaglik State Senior High School. The subjects of the reseach were the students of the eleventh grade of One Social Sciences Department and the teachers of economics. The objects of the research were participation, motivation, achievement by applying Quantum Learning Method. Each variable was measured by using different instrument. The participation was measured by using observation; motivation was measured by questionnaire and achievement was measured by using students’ test score. The target of participative successfulness was 75% students, out of 36 students who participated in learning. The target of motivational successfulness was 75% students, out of 36 students who had very high and high motivational level. The target of achievement successfulness was 75% students, out of 36 students who had completed their study.

The results of this research are: 1) Method of Quantum Learning increases the students’ participation, i.e. from 56% that participated in learning process increases into 81%; 2) Method of Quantum Learning increases the students’ motivation, i.e. from 61% that has the very high and high motivational level increases to 86%; 3) Method of Quantum Learning increases the students’ achievement, i.e. from 58% that has learning completeness increase to 100%.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Ahhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : ”Penggunaan Metode Pembelajaran Quantum Learning dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Negeri 2 Ngaglik”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, bantuan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

xi

5. Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi.

6. Drs. P. A. Rubiyanto. Terimakasih atas bantuan Bapak serta nasehat-nasehat yang sangat berharga selama ini.

7. Indra Darmawan, S.E., M.Si. yang telah memberikan pengalaman berharga dalam masa perkuliahan.

8. Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si. yang telah memberikan pengalaman yang berharga yang menggugah hati untuk terus belajar.

9. Mbak Titin selaku staf sekretariat Prodi PE yang telah banyak membantu serta memberikan informasi kepada penulis.

10. Drs Suharyoto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Ngaglik yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Ngaglik.

11. Dra Sunarti selaku guru mata pelajaran Ekonomi. Terimakasih atas dukungan, perhatian, dan kerjasamanya bu.

12. Siswa-siswi kelas XI IPS I, terimakasih ya atas dukungan dan kerjasamanya dalam mencoba metode Quantum Learning.

13. Mbah kakung (di Surga) yang telah mendukungku selama ini. Tersenyumlah mbah melihat cucumu ini.

(13)

xii

16. Keponakanku yang lucu Farelino dan Daffa. Senyum kalian memberikan ku semangat.

17. Adikku Oryzativa (ocha). Terimakasih ya chi, km selalu membuat tersenyum. 18. Mas Iyox tercinta yang selalu menemani dan mendukung ku di setiap

hari-hariku. Tidak henti-hentinya memberikan semangat padaku. I Love U Pah.. 19. Veronika Andriyati (trondols), terimakasih dols di saat apapun kamu mau

menemaniku dan memberikan semangat padaku. Makasih Dols..

20. Shinta K, Jessica, Tini, Ardana yang selalu mendukungku untuk bersemangat. Terimakasih atas kebersamaanya, dukung aku terus ya. Persahabatan kita tak lekang oleh waktu. Persahabatan bagai Kepompong temen-temen.

21. Liuk (Berlia), mlenik (Dwi), trondols (Andri), ikuls (ika), Eik (lely), Amingwati (Nian). Kan kujadikan kalian kenangan yang terindah dalam hidupku. Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak langkahku, yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang TERINDAH. Terimakasih atas persahabatannya selama ini. Selalu mendengarkan curhat ku dengan sabar, selalu memberikan dukungan kepadaku.

22. Mbak Santi. Makasih ya mbak uda membantuku, memberikan informasi, nganterin aku. Makasih banget mbak

23. Temen-temen PE 05, terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Kalian teman-teman yang hebat bagiku.

(14)

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan kemampuan penulis sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(15)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………....i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...iv

PEERNYATAAN PUBLIKASI KARYA...v

MOTTO...vi

HALAMAN PERSEMBAHAN...vii

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI………...xiii

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR TABEL...xviii

DAFTAR LAMPIRAN...xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Batasan Masalah...6

D. Tujuan Penelitian...7

(16)

xv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Teori-teori Pembelajaran...9

B. Metode Pembelajaran Quantum Learning...12

C. Partisipasi...23

D. Motivasi...25

E. Prestasi...28

F. Penelitian Terdahulu...31

G. Kerangka Pemikiran...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...35

C. Subjek dan Objek Penelitian...36

D. Variabel Penelitian...36

E. Teknik Pengumpulan Data...36

F. Teknik Analisis Data...37

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA N 2 Ngaglik...46

B. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA N 2 Ngaglik...48

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA N 2 Ngaglik...49

D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA N 2 Ngaglik...55

E. Data siswa SMAN 2 Ngaglik...63

(17)

xvi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Siklus Pertama...67

1. Tahap Perencanaan...67

2. Tahap Tindakan...76

3. Tahap Pengamatan...79

4. Tahap Refleksi...90

B. Siklus Kedua...92

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan...93

B. Keterbatasan...94

C. Saran...94 DAFTAR PUSTAKA

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Prestasi Tabel III.2 Indikator Keberhasilan Motivasi Tabel III.3 Kriteria Motivasi Belajar

Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner

Tabel III.5 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Tabel IV.1 Struktur Kurikulum Kelas X

Tabel IV.2 Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPA Tabel IV.3 Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPS Tabel IV.4 Daftar Guru

Tabel IV.5 Daftar Karyawan Tabel IV.6 Daftar Siswa

Tabel IV.7 Daftar Gedung Sekolah

Tabel V.1 Hasil Observasi Partisipasi Siswa Pra Observasi (Based-line)

Tabel V.2 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Pra Observasi (Based-line) Tabel V.3 Nilai Ulangan Ekonomi Siswa (Based-line)

Tabel V.4 Hasil Observasi Partisipasi Siswa Sesudah Observasi Tindakan

Tabel V.5 Rekap Partisipasi Pra Observasi Tindakan dan Sesudah Observasi Tindakan

(20)

xix

Tabel V.7 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Pra Observasi Tindakan dan Sesudah Observasi Tindakan

Tabel V.8 Hasil Tes siswa Sesudah Observasi Tindakan

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Lembar Observasi 3. Pedoman Wawancara

4. Data Perhitungan Manual Motivasi 5. Hasil Pengukuran Prestasi Siswa

6. Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) 7. Mind Map

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan suatu bangsa. Bagi setiap individu pendidikan merupakan

kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi. Pendidikan memegang peran

penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia dan mempersiapkan

peserta didik untuk menjadi subjek yang semakin berperan secara mantap di

dalam kehidupan.

Oleh karena itu, menjadi seorang guru tidak mudah. Seorang guru

harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi

belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik sampai pada tujuan.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, yaitu

mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Karena itu maka diperlukan adanya perubahan dalam

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangannya. Perubahan yang dapat

(23)

belajar, penggunaan media dalam pembelajaran maupun perubahan metode

pembelajaran.

Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa guru dan siswa sering kali

menemukan berbagai kesulitan yang menghambat berlangsungnya proses

belajar. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran

Ekonomi kelas XI IPS 1 dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang terjadi

di dalam kelas tersebut bersumber pada dua hal yaitu

1. Kondisi Siswa

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata

pelajaran ekonomi diketahui tingkat partisipasi siswa, motivasi siswa,

dan prestasi siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran Ekonomi yaitu

tingkat partisipasi sebesar 20 siswa (56%), motivasi yang termasuk

kriteria sangat tinggi dan tinggi sebesar 22 siswa(61%) dan tingkat

prestasi sebesar 21 siswa (58%) (Pra Observasi, 2009). Berdasarkan

PAP II, maka tingkat partisipasi cukup sebesar 56%, motivasi cukup

sebesar 61%, dan prestasi cukup sebesar 58%. Di dalam kelas tersebut

berarti rata-rata terbagi menjadi dua yaitu siswa yang memiliki

partisipasi, motivasi dan prestasi yang cukup dan beberapa siswa lagi

masih rendah. Siswa XI IPS 1 yang mempunyai tingkat partisipasi

rendah sekitar 44%, motivasi rendah sekitar 39% dan prestasi rendah

sekitar 42%. Tingkat partisipasi siswa yang masih rendah ditandai

(24)

memahami materi pelajaran yang disampaikan; 2) siswa ramai sendiri

ketika guru menjelaskan materi. Tingkat motivasi siswa yang masih

rendah ditandai dengan: 1) siswa malas untuk belajar; 2) siswa merasa

puas dengan nilai yang diperolehnya sehingga tidak mendorong siswa

untuk belajar lebih giat lagi; 3) siswa tidak mempelajari dulu materi

yang akan dibahas (Pra Observasi, 2009).

Hasil prestasi siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran

ekonomi rata-rata cukup tetapi masih ada sebagian siswa yang nilainya

rendah. Tingkat prestasi siswa tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan

terakhir siswa. Berdasarkan ulangan tersebut dapat diketahui tingkat

prestasi siswa sebesar 21 siswa (58%) yang tuntas dan 15 siswa ( 42%)

tidak tuntas belajar.

2. Kondisi Guru mata pelajaran Ekonomi

Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, hal

yang sering terjadi adalah guru bertindak sebagai satu-satunya sumber

informasi sehingga metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

adalah metode ceramah. Padahal metode ceramah bagi siswa metode

yang kurang menarik karena siswa hanya mendengarkan saja. Guru

kurang memvariasikan metode yang digunakan agar merangsang

siswa untuk belajar dengan nyaman dan tenang. Berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa guru sebenarnya mengetahui

(25)

menggunakan metode pembelajaran yang lain. Guru pernah mencoba

menggunakan metode yang lain seperti metode diskusi tetapi pada

akhirnya akan kembali pada metode ceramah.

Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa

metode pembelajaran yang satu arah seperti metode ceramah akan

menekan partisipasi siswa karena yang berperan sebagai satu-satunya

sumber informasi dan sumber belajar adalah guru. Siswa cenderung

akan enggan mengikuti proses pembelajaran sehingga menjadi pasif di

dalam kelas. Akibatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pun

akan berkurang. Selanjutnya ketika partisipasi dan motivasi siswa

rendah di dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru yaitu prestasi belajar akan menjadi rendah.

Dalam mengikuti pelajaran siswa cenderung kurang

bersemangat karena dengan metode ceramah siswa hanya mencatat,

mendengarkan saja dan cenderung diam. Karena itu mereka jadi

tampak kurang memperlihatkan potensi yang mereka miliki. Suasana

di dalam kelas terlihat sepi dan kurang memberikan rangsangan

kepada siswa untuk belajar. Di kelas tidak ada kata-kata mutiara

ataupun slogan-slogan yang seharusnya dapat menghiasi kelas.

Padahal keberadaan slogan maupun kata mutiara di ruang kelas dapat

memberikan motivasi belajar bagi siswa. Siswa juga cenderung

(26)

pelajaran diulang siswa-siswa yang diberi pertanyaan bingung mencari

catatannya. Berarti mereka hanya mencatat tetapi tidak mengerti

materi yang sedang dipelajari.

Ada berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan.

Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan

metode pembelajaran Quantum Learning. Metode Quantum Learning

adalah metode tepat untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan

dan untuk pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat

dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya, emosi dapat mempengaruhi

pencapaian hasil belajar apakah hasilnya baik atau buruk. Metode

Quantum Learning berusaha menggabungkan kedua belahan otak

yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis

(seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan ketrampilan

(aktivitas kreatif). Otak kiri kerjanya logis, linear, terstruktur,

knowledge (pengetahuan), dan menghafal sedangkan otak kanan

kerjanya imajinatif, intuitif, tidak linear, dan berkreasi. Menurut De

Porter (2000: 67) ada tujuh komponen penting dalam pembelajaran

Quantum Learning yaitu menata latar belajar, memupuk sikap juara,

menemukan gaya belajar sendiri, Mind Map, meningkatkan daya

ingat, meningkatkan kemampuan membaca, dan berfikir logis dan

kreatif. Quantum Learning merancang pembelajaran yang menarik,

(27)

menata latar belajar agar siswa dapat bersemangat, nyaman dan tenang

mengikuti proses pembelajaran.

Beranjak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka

peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul

“PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM

LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI,

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaaan metode pembelajaran Quantum Learning dapat

meningkatkan partisipasi belajar siswa?

2. Apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa?

3. Apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah

Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi, motivasi,

(28)

metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan

membahas tentang penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning

Mind Map dan Menata Latar Belajar

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya

peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi siswa dengan metode

pembelajaran Quantum Learning.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak

yaitu:

1. Bagi Peneliti sendiri

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengaplikasikan

ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah. Sebagai

calon guru peneliti mendapatkan referensi pengalaman dan modal

untuk terjun ke dunia pendidikan di kemudian hari.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi,

(29)

3. Bagi Siswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi,

motivasi dan prestasi hasil belajar siswa di dalam pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi guru

bidang studi lain agar semakin memvariasikan metode pengajarannnya

guna meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa

5. Bagi Peneliti lain

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi

(30)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Teori-teori Pembelajaran

Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda, pada setiap jaman

mengalami perkembangan. Bermacam-macam teori mencoba menyelidikinya

dengan meninjaunya dari sudut tertentu. Menurut pendapat yang tradisional

belajar itu ialah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Disini

dipentingkan pendidikan intelektual. Anak diberikan bermacam-macam mata

pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya terutama dengan

jalan menghafal. Sedangkan menurut pendapat yang lebih modern

menyatakan bahwa belajar sebagai “a change in behavior” atau perubahan

kelakuan. Seorang belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tak dapat

dilakukannya sebelum ia belajar, atau bila kelakuannya berubah, sehingga lain

caranya menghadapi suatu situasi dari sebelum itu. Kelakuan diambil dalam

arti luas yaitu pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, ketrampilan,

perasaan minat penghargaan, dan sikap (Nasution, 1982: 67). Jadi belajar

tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh

pribadi anak. Beberapa teori tentang belajar itu yaitu teori Gestalt, teori

(31)

1. Teori Gestalt

Teori ini mengemukakan keseluruhan sebagai prinsip yang

penting. Anak tidak dipandang sebagai sejumlah daya-daya melainkan

sebagai suatu keseluruhan, yakni suatu organisme yang dinamis yang

senantiasa dalam keadaan interaksi dengan dunia-dunia sekitarnya untuk

mencapai tujuan-tujuannya. Belajar itu berlangsung berdasarkan

pengalaman, yakni interaksi antara anak dan lingkungan dan dalam anak

itu aktif (Nasution, 1982: 72). Teori Gestalt bahwa belajar adalah proses

mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan

antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Teori ini

mengemukakan keseluruhan sebagai prinsip yang penting. Teori Gestalt

menganggap bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku.

Kemampuan insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang

tersebut. Jadi setiap anak akan memiliki kemampuan insight nya

sendiri-sendiri. Prinsip dari teori Gestalt yaitu (1) belajar itu berdasarkan

keseluruhan; (2) anak yang belajar merupakan keseluruhan; (3) belajar

berkat ”insight”; (4) belajar berdasarkan pengalaman; (5) belajar ialah

suatu proses perkembangan; (6) belajar lebih berhasil bila dihubungkan

dengan minat keinginan dan tujuan anak (Nasution, 1982: 73).

2. Teori Asosiasi

Teori ini terkenal sebagai teori S-R Bond atau teori

(32)

antara stimulus (S) dan respons (R). Menurut teori ini segala sesuatu yang

dipelajari oleh binatang dan manusia dapat dikembalikan kepada

hubungan antara S dan R. Mendidik dan mengajar tak lain memberi

stimulus atau perangsang tertentu kepada anak yang menimbulkan

padanya suatu reaksi yang diinginkan. Dapat dipahami bahwa siapa yang

menguasai hubungan stimulus-respons sebanyak-banyaknya dia-lah orang

yang pandai atau berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan

stimulus-respons dilakukan melalui ulangan-ulangan. Belajar menurut

teori ini berarti mengumpulkan ilmu, menumpuk berbagai macam

pengetahuan yang akhirnya menghasilkan manusia yang terdidik

(Nasution, 1982: 70).

3. Teori Perkembangan Psikologi Kognitif menurut Piaget

Teori Belajar Kognitif menurut Piaget perkembangan psikologi

kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre

operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Bahwa

belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif peserta didik. Fokus perkembangan kognitif Piaget

adalah perkembangan secara alami pikiran pembelajar mulai anak-anak

sampai dewasa (Sudrajat, 2008). Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan

(33)

B. Metode Pembelajaran Quantum Learning 1. Pengertian Quantum Learning

Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafsah

belajar yang terbukti efektif untuk semua umur (DePorter, 1999: 15).

Quantum Learning juga diartikan sebagai suatu kiat, petunjuk, strategi dan

seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat,

serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Suatu

proses pembelajaran yang menyenangkan tentu akan memberikan

kontribusi pemahaman yang lebih baik bagi siswa.

2. Prinsip Dasar Quantum Learning

Prinsip dasarnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif

ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan

sugesti positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang

musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,

menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil

menonjolkan informasi, dan menyediakan guru yang terlatih baik dalam

seni pengajaran sugestif (DePorter, 1999: 14). Ada tiga macam prinsip

yang membangun sosok Quantum Learning yaitu:

a. Prinsip Bawalah Dunia Mereka (siswa) ke dalam Dunia Kita (guru)

dan Antarkan Dunia Kita (guru) ke dalam Dunia Mereka (siswa).

(34)

langkah pertama pembelajaran dan memanfaatkan

pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk dapat memperoleh pemahaman

yang baru.

b. Prinsip Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara, Ketahuilah bahwa

Segalanya Bertujuan, Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului

Penamaan, Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam

Pembelajaran, dan Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari

Layak Pula Dirayakan.

c. Prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak pada terbentuknya

keunggulan. Dengan kata lain, pembelajaran diartikan sebagai

pembentukan keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini dipandang

sebagai jantung Quantum Learning (DePorter, 2000: 6)

3. Ciri-ciri Pembelajaran Quantum Learning

Menurut DePorter (2000: 54) dalam Quantum Learning ada 5 ciri

spesifik yang berguna untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu

informasi yang diberikan. Ciri-ciri Quantum Learning yaitu:

(a) Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui;

(b) Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan; (c) Learning

To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri; (d) Learning To

(35)

4. Modalitas Belajar dalam Quantum Learning

Menurut DePorter (2000: 115) modalitas dalam Quantum

Learning yaitu:

a. Visual (belajar dengan cara melihat)

Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang

peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), dalam hal ini

metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/

dititikberatkan pada media, mengajak siswa ke objek-objek yang

berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan

alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan

tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa

tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.

Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan

jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka

dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan

visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di

dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya

untuk mendapatkan informasi.

b. Auditori (belajar dengan mendengar)

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan

belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Anak yang

(36)

menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru

katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan

melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan

hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai

makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak

seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks

dengan keras dan mendengar kaset.

c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh dan melakukan. Anak bergaya kinestetik sulit

untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk

beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar

ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

5. Tujuh komponen penting dalam Quantum Learning

Menurut DePorter (2000: 67) ada tujuh komponen penting dalam

Quantum Learning yaitu:

a. Menata Latar Belajar

Menata latar belajar menjadi sangat penting yang mendukung

belajar siswa. Dengan mengatur lingkungan maka langkah pertama

yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara keseluruhan.

(37)

(1) Ciptakan suasana yang nyaman dan santai; (2) Gunakan musik

supaya terasa santai, terjaga dan siap untuk berkomunikasi;

(3) Ciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan dengan berbagai jenis

musik; dan (4) Gunakan pengingat-ingat visual untuk

mempertahankan sikap positif.

b. Memupuk sikap juara

Berpikir seperti seorang juara membuat orang menjadi juara.

Penting untuk menanamkan kepada siswa sikap juara. Harapan yang

tinggi terhadap diri dan keyakinan menanamkan pada diri siswa

beberapa hal yaitu (1) Aku tahu aku dapat mengerjakan pekerjaan ini;

(2) Aku berjanji untuk menguasai dari setiap kesalahan; (3) Aku

belajar sesuatu dari setiap kesalahan; (4) Aku menjadi lebih baik setiap

harinya; dan (5) Aku benar-benar bangga dengan diriku.

c. Menemukan gaya belajar sendiri

Gaya belajar kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Setiap guru

perlu menyadari bahwa setiap siswa mempunyai cara yang optimal

dalam mempelajari informasi baru. Mengetahui gaya belajar yang

berbeda membantu guru untuk mendekati para siswa dengan gaya

(38)

d. Mind Map

Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting

yang pernah dipelajari orang. Bagi siswa seringkali berarti perbedaan

antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Tanpa

mencatat dan mengulanginya, kebanyakan orang hanya mampu

mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar.

Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu

menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika

diperlukan. Tehnik yang cocok dengan kerja otak yaitu mencatat

dengan peta pikiran (mind map). Peta pikiran merupakan

pengingat-ingat visual dalam bentuk suatu pola ide-ide yang berkaitan.

e. Meningkatkan daya ingat

Otak umumnya akan mampu mengingat hal-hal yaitu: (1)

asosiasi Indrawi, terutama visual yang merupakan

pengalaman-pengalaman melibatkan penglihatan, bunyi, sentuhan, rasa atau

gerakan umumnya sangat jelas dalam memori; (2) konteks emosional,

melibatkan pengalaman emosional secara mendalam seperti cinta,

kebahagian dan kesedihan; (3) kualitas yang menonjol atau berbeda;

(4) kebutuhan untuk bertahan hidup; dan (5) hal-hal yang diulang.

f. Meningkatkan kemampuan membaca

Membaca merupakan aktivitas penting dalam proses belajar,

(39)

banyak ide-ide tanpa harus bertatap muka. Beberapa langkah yang

ditempuh agar membaca dengan efektif yaitu: (1) mempersiapkan diri;

(2) minimalkan gangguan; (3) lihat sekilas lebih dulu bahan bacaan;

dan (4) membaca dengan tujuan.

g. Berfikir logis dan kreatif

Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin

mencoba, bertualang, dan suka bermain-main. Kreatifitas meskipun

kecil tetap merupakan kreatifitas sejati yang perlu mendapatkan

pujian.

6. Mind Map

a. Pengertian Mind Map

Metode mencatat yang baik harus membantu mengingat

meningkatkan pemahaman dan membantu mengorganisasikan materi.

Peta pikiran/mind map adalah metode mencatat kreatif yang

memudahkan mengingat banyak informasi (DePorter, 2000: 17).

Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling

berkaitan dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian

menjadi cabang cabangnya.

Mind map adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan

gaya belajar visual (Buzan, 2004: 3). Peta pikiran memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri

(40)

memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk

informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya

kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak

dalam menyerap informasi yang diterima.

b. Langkah-langkah Mind Map

Materi dapat dicatat dengan cepat dan efisien dengan membuat

mind map pada saat kegiatan belajar mengajar. Adapun

langkah-langkahuntuk membuat mind map (DePorter, 2000: 177), yaitu:

1) Selembar kertas kosong diletakkan mendatar dengan menuliskan

topik di tangah-tengah halaman.

2) Membuat garis tebal yang berangsur-angsur menipis, dari setiap

topik dibahas ditarik garis tebal dari tengah seperti jari-jari roda.

3) Menamai setiap garis dengan menngunakan warna yang berbeda

untuk setiap topik.

4) Menceritakan materi yang dipelajari secara lebih mendalam

dengan garis yang lebih kecil dari garis topik, seperti ranting

pada cabang pohon.

5) Di sepanjang garis-garis ranting itu ditulis fakta dengan

membuat simbol, gambar, dan isyarat lain untuk membantu

(41)

c. Kiat dalam membuat Mind Map

Dalam pembuatan mind map diperlukan beberapa kiat. Adapun

kiat dalam pembuatan mind map tersebut adalah (DePorter, 2000:

177): (1) gunakan warna berbeda untuk setiap topik utama, atau

gunakan warna berselang-seling; (2) tunjukkan asosiasi dengan

menggambarkan panah atau cabang-cabang; (3) kembangkan steno

sendiri dengan menggunakan gambar, simbol dan singkatan; (4) atur

informasi dalam urutan kronologis dengan menomori

(42)

Gambar II. 1

Gambar Mind Map

(43)

d. Manfaat Mind Map

Mind map mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat Mind

map tersebut adalah (DePorter, 2000: 179): (1) memberi pandangan

menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; (2) memungkinkan

kita merencanakan atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke

mana kita akan pergi dan di mana kita berada; (3) mengumpulkan

sejumlah besar data di satu tempat; (4) Mendorong pemecahan

masalah dengan membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif

baru; (5) menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

7. Menata Latar Belajar

Menata latar belajar menjadi sangat penting bagi seorang guru

untuk mendukung belajar siswa. Dengan mengatur lingkungan maka

langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara

keseluruhan. Jika belajar di lingkungan yang di tata dengan baik maka

lebih mudahlah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara.

Dan sikap juara akan menghasilkan pelajar yang lebih berhasil. Menata

perabotan, musik yang dipasang, penataan cahaya, dan bantuan visual di

dinding, semua merupakan kunci-kunci yang menciptakan lingkungan

belajar yang optimal. Lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai

dalam membangun dan mempertahankan sikap positif.

Beberapa hal yang dilakukan dalam menata latar belajar yaitu

(44)

menggunakan pengingat-ingat visual untuk mempertahankan sikap positif.

(DePorter, 1999: 65)

Penataan latar belajar dengan menggunakan pengingat visual untuk

mempertahankan sikap positif yaitu menata ruang kelas menjadi lebih

menarik dengan pengingat visual agar anak bersemangat untuk belajar.

Kalimat-kalimat positif yang tergantung di dinding akan menjadi

pengingat abadi akan potensi dan kelebihan anak. Pengingat visual bisa

dengan slogan maupun dengan kata-kata mutiara. Kata-kata tersebut akan

memberikan semangat tersendiri bagi anak untuk memupuk sikap juara.

Menggunakan musik juga merupakan penataan latar belajar yang

menyesuaikan suasana hati siswa. Karena dengan adanya musik dalam

proses pembelajaran maka siswa akan tenang dan pikiran mengalir

sehingga mereka dapat nyaman untuk belajar. Kegunaan musik dalam

belajar yaitu meningkatkan semangat, merangsang pengalaman,

menumbuhkan relaksasi, meningkatkan fokus dan memberi inspirasi

(DePorter, 2000: 75). Musik yang digunakan dalam Quantum Learning

yaitu musik barok (Bach, Corelli, Tartini, Vivaldi, Handel, Pachelbel,

Mozart). Musik barok sesuai dengan detak jantung manusia yang santai

dalam kondisi belajar optimal, mempengaruhi pikiran tak sadar dan

merangsang persepsi. Musik juga membantu menutupi kebisingan samar

(dengung lampu, suara di ruang sebelah, dan lain-lain) dan menciptakan

(45)

C. Partisipasi

Kata partisipasi berasal dari kata participato. Terdiri dari dua suku kata

yaitu “pras” yang berarti bagian dan “capere” yang berarti mengambil bagian.

Participation berasal dari kata kerja participare yang artinya ikut serta.

Dengan demikian mengandung pengertian yaitu adanya kegiatan atau proses

belajar.

Menurut Winkel (1983: 15) belajar pada manusia merupakan suatu proses

berfikir psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan

lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap yang bersifat konstan atau

menetap. Perubahan-perubahan itu tersebut dapat berpengaruh yang tampak

maupun tak tampak dan dapat juga sebagai penyempurnaan terhadap apa yang

telah dipelajari.

Menurut Mikkelsen (dalam Sari, 2007: 8) partisipasi merupakan suatu

proses belajar yang aktif, mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang

terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan

hasil tersebut. Partisipasi belajar merupakan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran. Kesediaan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan

belajar akan berdampak positif terhadap pencapaian program. Dengan

demikian siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan

kapasitas belajar yang dimiliki secara penuh serta memanfaatkan potensi

(46)

Menurut George R Terry (1986: 68) partisipasi adalah turut sertanya

seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan

sumbangsih-sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan terutama

mengenai persoalan-persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang

bersangkutan terdapat dan orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung

jawabnya untuk melakukan hal tersebut.

D. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau

daya penggerak. Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan

bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong

dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan

kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi

kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan (Putranti, 2007). Oleh

karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan

rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan

motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan

motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau

(47)

2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam

motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80).

Menurut Sardiman (2007: 75) motivasi belajar sebagai suatu

keseluruhan daya pengggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Keseluruhan dapat

dimaksudkan bahwa ada motif yang menggerakkan siswa untuk

melakukan kegiatan belajar.

3. Ciri-ciri orang yang Termotivasi

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi memiliki ciri-ciri

sebagai berikut (Imron, 1996: 88) : (a) tekun dalam menghadapi tugas atau

dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama; (b) ulet

menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (c) tidak cepat puas

dengan prestasi yang miliki; (d) menunjukkan minat yang besar terhadap

bermacam-macam masalah belajar; (e) Lebih suka bekerja sendiri dan

(48)

rutin; (g) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; (h) senang mencari

dan melepaskan masalah.

4. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Ada beberapa bentuk strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar

siswa dalam kegiatan di sekolah yaitu:

a. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

siswa untuk lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum

berprestasi akan termotivasi untuk mengejar siswa yang berprestasi

b. Saingan/ kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil

prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

c. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik

maka perlu diberikan pujian, tentunya pujian yang bersifat

membangun

d. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses

belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa

tersebut dapat merubah diri dan memacu motivasi belajarnya.

(49)

Anak didik sungguh memerlukan dorongan dari guru yang dapat

menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Strateginya adalah dengan

memberikan perhatian ke peserta didik.

E. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Prestasi menurut Winkel (1984: 64) adalah bukti usaha yang dapat

dicapai. Sedangkan menurut Adi Negoro (dalam Putranti, 2007), prestasi

adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan

kecakapan suatu bangsa. Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah

segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang

memuaskan.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Mulyono (1995: 150) prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan

menguasai mata pelajaran yang diberikan guru dalam prestasi belajar

selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar/tes prestasi. Prestasi belajar selain

dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang dimiliki siswa juga

dipengaruhi faktor lain seperti motivasi, dan pengalaman belajar yang

berulang.

Sedangkan menurut Winkel (1984: 64) prestasi belajar adalah hasil

(50)

belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan

anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada

faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun

yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor

ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

1) Faktor lntelegensi

Intelegensi dalarn arti sernpit adalah kemampuan untuk mencapai

prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi

ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar

siswa.

2) Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat

dalam pelajaran tertentu akan rnenghambat dalam belajar.

3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis

Keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan

(51)

fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap

kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi

prestasi belajar. Faktor Ekternal dapat dibagi menjadi beberapa

bagian, yaitu:

1) Faktor Guru

Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing,

melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta

memberikan pelajaran. Guru mendidik dan memiliki gaya

memimpin kelas yang disesuaikan dengan keadaan kelas yang

diberi pelajaran sehingga dapat menunjang tingkat prestasi

semaksimal mungkin.

2) Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja

bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat

penting karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di

rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti

kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang

perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya

(52)

3) Faktor Sumber-Sumber Belajar

Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses

belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber

belajar itu dapat berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku

penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat

digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan

belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit,

mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih

bermakna.

F. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti merujuk

pada penelitian Maria Dwi Retno Sari yang berjudul “ Penggunaan Metode

Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD)

dalam meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran

IPS Ekonomi siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan

Yogyakarta : Sebuah Penelitian Tindakan Kelas”.

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis apakah penggunaan metode

pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD)

dapat meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa. Jenis

(53)

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran didalam

kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan

Yogyakarta pada bulan Februari-Maret 2007. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMP kelas VII sedangkan sampel yang diambil satu kelas adalah

kelas VII B. Masing-masing variabel diukur dengan instumen yang berbeda.

Partisipasi diukur menggunakan observasi, motivasi menggunakan kuesioner,

dan prestasi menggunakan nilai ulangan.

Hasil penelitian ini adalah: 1) metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD meningkatkan partisipasi siswa: sebelum implementasi hanya 12 siswa

saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah implementasi

semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran;

2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi siswa,

sebelum implementasi hanya 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi yang

sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi tindakan menjadi 17 siswa;

dan 3) metode pembelajaran kooperatif STAD meningkatkan prestasi belajar

siswa, sebelum implementasi siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa

sedangkan sesudah implementasi tindakan siswa yang tuntas belajar menjadi

(54)

G. Kerangka Pemikiran

Belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena

hasil dari pengalaman yang diperoleh. Mengajar adalah kegiatan penyediaan

kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/subyek

belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang

dapat membawa perubahan perilaku maupun perubahan serta kesadaran diri

sebagai pribadi.

Guru dituntut untuk dapat memberikan pengertian kepada siswa bahwa

belajar memiliki beberapa tujuan yaitu mengetahui kepandaian atau konsep

yang belum diketahui sebelumnya, dapat memahami atau menerapkan

pengetahuan yang telah diperoleh, dan dapat mengerjakan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat diperbuat baik tingkah laku maupun ketrampilan.

Tetapi sering kali guru menemui beberapa kesulitan dalam penyampaian

bahan pelajaran. Ada berbagai hal yang menyebabkan guru tidak dapat

menyampaikan pelajaran kepada siswa misalnya saja partisipasi siswa dalam

mengikuti pelajaran masih minim, motivasinya rendah sehingga tidak

maksimalnya partisipasi dan motivasi berpengaruh pada rendahnya prestasi

belajar pula.

Hal tersebut disebabkan pada cara mengajar guru yang lebih memilih

metode ceramah yang digunakan dalam mengajar. Padahal penggunaan

metode ceramah cenderung membuat siswa bosan karena hanya

(55)

siswa juga diikutsertakan dalam proses pembelajaran sehingga pengetahuan

yang didapat lebih dapat disimpan oleh siswa.

Salah satu metode yang digunakan untuk meingkatkan partisipasi,

motivasi dan prestasi belajar siswa adalah metode pembelajaran Quantum

Learning. Metode pembelajaran ini dengan menggunakan mind map dan

menata latar belajar. Mind map adalah metode mencatat kreatif yang

memudahkan mengingat banyak informasi (DePorter, 2000: 176). Catatan

yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik

utama di tengah dan subtopik serta perincian menjadi cabang-cabangnya. Peta

pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di

dalam diri seseorang. Menata latar belajar yaitu mengatur lingkungan belajar

siswa untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Menata ruang

belajar tersebut dengan menggunakan slogan dan memasang musik dalam

(56)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Reseach). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat

memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Menurut

Suhardjono (Arikunto, 2007: 58) penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu

upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang digunakan

untuk memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Singkatnya penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan

bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah,

2001: 9).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SMA Negeri 2 Ngaglik, jalan

Besi - Jangkang Km 2, Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Waktu

(57)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPS 1 dan guru

pengampu mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Ngaglik

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah partisipasi, motivasi,

prestasi dan hasil belajar dengan menggunakan Quantum Learning.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Yang

menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Partisipasi

2. Motivasi

3. Prestasi

4. Pembelajaran Quantum Learning

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer diperoleh dari observasi secara langsung di tempat penelitian

(58)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak

lain. Data yang diperoleh dari guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain

yang terkait dalam penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh lalu diukur dengan pedoman sebagai berikut:

1. Partisipasi

Variabel partisipasi diukur dengan melakukan observasi di kelas.

Penelitian ini menggunakan metode observasi terbuka. Metode observasi

terbuka yaitu suatu metode observasi dimana peneliti melakukan

pengamatan terhadap hal-hal yang diamatinya di dalam kelas kemudian

mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Adapun indikator

keberhasilan partisipasi yaitu:

Tabel III.1

Indikator Keberhasilan Partisipasi

No Indikator Hal yang diamati

1 Kesiapan siswa dalam mengikuti

pelajaran

ƒ Siswa sudah mengeluarkan buku dan alat tulisnya

ƒ Siswa tidak ada yang masih diluar kelas, makan/minum, bermain, mengobrol, menganggu teman dan bercanda

2 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

(59)

No Indikator Hal yang diamati

3 Tanggapan siswa pada pembahasan

guru

ƒ Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru

ƒ Siswa mau menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan

4 Pencatatan pada hal-hal yang dianggap penting

ƒ Siswa mencatat hal-hal penting tentang materi pelajaran berdasarkan inisiatifnya sendiri

ƒ Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru di papan tulis

ƒ Siswa mencatat materi pelajaran yang didektekan oleh guru

5 Pengerjaan tugas dengan baik

ƒ Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan baik

ƒ Siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan guru di depan kelas

Based line dari tingkat partisipasi siswa kelas sebelum

penerapan Quantum Learning adalah 56%. Target keberhasilan

partisipasi yaitu sebesar 75% siswa ikut berpartisipasi di dalam

pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas XI IPS 1 sebanyak

36 siswa maka jika target keberhasilan partisipasi sebesar 75% siswa

ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka 27 siswa diharapkan

ikut berpartisipasi di dalam proses pembelajaran di kelas. Apabila 27

siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka target dapat

dikatakan berhasil.

2. Motivasi

Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan

(60)

belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki siswa dapat tercapai.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 indikator yang

meliputi keinginan/dorongan untuk belajar, kemauan mengerjakan

tugas, keinginan meningkatkan prestasi, mandiri/tidak mudah

menyerah, tidak mudah putus asa, dan keikutsertaan dalam pelajaran

Tabel III.2

Indikator Keberhasilan Motivasi

No Indikator Yang diukur

1 Keinginan/Dorongan untuk belajar

ƒ Siswa belajar karena keinginan sendiri

ƒ Siswa mempelajari/mengulang kembali pelajaran di rumah

2 Kemauan mengerjakan tugas

ƒ Siswa berusaha mengerjakan tugas dari guru

ƒ Siswa menyalin pekerjaan teman

ƒ Siswa menganggap tugas dari guru adalah penting

3 Keinginan

meningkatkan prestasi

ƒ Siswa belajar dengan tekun untuk meningkatkan prestasi

ƒ Siswa puas dengan nilai yang ia dapat

ƒ Nilai teman yang lebih bagus mendorong siswa berprestasi lebih baik lagi

4 Mandiri, tidak mudah menyerah

ƒ Siswa mempelajari materi yang belum dibahas guru

ƒ Siswa mencari sumber buku lain dalam belajar

5 Tidak mudah putus asa

ƒ Siswa berhenti belajar apabila sudah merasa lelah

(61)

No Indikator Yang diukur

6 Keikutsertaan dalam pelajaran

ƒ Siswa selalu bertanya ketika tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan guru

ƒ Siswa berperan aktif saat pelajaran berlangsung

Based line dari tingkat motivasi siswa kelas XI IPS 1 sebelum

penerapan Quantum Learning adalah 61%. Target keberhasilan motivasi

dalam penelitian ini yaitu sebesar 75% siswa memiliki tingkat motivasi

yang sangat tinggi dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas

XI IPS 1 adalah 36 siswa. Target 75% memiliki arti bahwa 27 anak dari

jumlah keseluruhan siswa (36 siswa) di kelas XI IPS 1 diharapkan

memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi dan tinggi. Untuk melihat

kategori tingkat motivasi digunakan PAP II. Adapun kriteria patokan

motivasi belajar berdasarkan PAP II tampak pada perhitungan di bawah

ini:

Jumlah item kuesioner : 20

Skor maksimal : 20 x 5 : 100

Kriteria berdasarkan PAP II :

81% x 100 = 81 → 81 - 100

66% x 100 = 66 → 66 - 80

56% x 100 = 56 →56 – 65

(62)

Dibawah 46 persen → 0 - 45

Apabila perhitungan tersebut disajikan dalam tabel tampak pada tabel di

bawah ini :

Tabel III.3

Kriteria Motivasi Belajar

Kelas Kriteria Motivasi Belajar

81 - 100 Motivasi sangat tinggi 66 - 80 Motivasi tinggi 56 - 65 Motivasi cukup 46 -55 Motivasi rendah

0 - 45 Motivasi sangat rendah

Jadi apabila target keberhasilan motivasi adalah 75% anak dari

jumlah keseluruhan siswa memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi

dan tinggi maka hasil kuesioner dari 36 siswa harus berada pada rentangan

81 – 100 dan 66-80.

Adapun indikator di dalam kuesiner motivasi tampak dalam kuesioner di

bawah ini:

Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No Item

Positif

No Item Negatif

Keinginan/Dorongan untuk belajar 1,2,4 3 Kemauan mengerjakan tugas 5,6,7 8 Keinginan meningkatkan prestasi 9,11 10 Mandiri, tidak mudah menyerah 12,13 14 Tidak mudah putus asa 15,16 17 Motivasi

(63)

Variabel motivasi belajar ini diukur dengan dengan

menggunakan 5 kategori dimana untuk pernyataan positif

(mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori : sangat setuju =

5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Sebaliknya, pernyataan negatif (tidak mendukung) jawaban memilki

skor dengan kategori : sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3,

tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

3. Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai menurut kemampuan

yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta

perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari

belajar dengan waktu tertentu. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam

bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan cara melakukan

tes yang dirancang bersama guru setelah materi pelajaran diberikan,

Apabila nilai siswa menjadi lebih baik berarti prestasi siswa

mengalami peningkatan. Based line dari tingkat prestasi siswa kelas

XI IPS 1 sebelum penerapan Quantum Learning yaitu 58%. Target

dari keberhasilan prestasi yaitu 75% siswa dari 36 siswa mengalami

(64)

Ngaglik yaitu 65. Jadi apabila 27 siswa atau lebih memperoleh nilai 65

atau diatas 65 maka target prestasi dikatakan berhasil.

Tabel III.5

Indikator Keberhasilan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Variabel Pra Observasi

(Sebelum Tindakan)

Target

Partisipasi 56% Motivasi 61%

Prestasi 58% 75%

4. Quantum Learning

Quantum learning adalah suatu kiat, petunjuk, strategi dan

seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya

ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna.

Metode Quantum Learning merupakan metode yang sangat tepat

untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan dan untuk

pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi

oleh emosi di dalam dirinya, emosi dapat mempengaruhi pencapaian

hasil belajar apakah hasilnya baik atau buruk. Metode Quantum

Learning berusaha menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri

yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti belajar) dan

otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif).

(65)

latar belajar dengan memberikan slogan-slogan dalam ruang kelas

sehingga akan memupuk sikap juara dari siswa.

Quantum Learning dikatakan mengalami keberhasilan apabila

penerapan model pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan

partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

ekonomi sesuai target yang ditentukan.

G. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Oleh karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka

rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri dari

empat bagian yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini maka

dirancang dua siklus tindakan yaitu:

Tabel III.6

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1

Perencanaan Ide Awal Memperbaiki dan meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi siswa.

Temuan

Awal

Partisipasi siswa cukup Motivasi siswa cukup Prestasi siswa juga cukup

Hipotesis Penggunaan metode pembelajaran Quantum

Learning dapat meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa.

(66)

Siklus 1

Perencanaan Ide Awal Memperbaiki dan meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi siswa.

Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario yang telah disusun bersama guru mata pelajaran ekonomi.

Pengamatan Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan (observasi dan kuesioner)

Refleksi Mengadakan evaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran berdasarkan data yang telah diperoleh dan melakukan refleksi untuk membuat revisi perbaikan pada tindakan di siklus-siklus berikutnya.

Siklus 2

Perencanaan Pengembangan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan Pengumpulan data-data tindakan II

(67)

46

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Ngaglik

1. Visi SMA Negeri 2 Ngaglik

“Berkualitas, berakhlak mulia dan berwawasan global”

Berkualitas dan unggul dalam hal/segi :

a. Pelaksanaan kedisiplinan dan ketertiban

b. Perolehan NUAN

c. Persaingan di SNPTN

d. Kegiatan life skill

e. Kegiatan pengembangan diri

f. Akhlak mulia dan lomba keagamaan

g. Kemantapan berbahasa Inggris

h. Kepedulian sosial dan lingkungan

2. Misi SMA Negeri 2 Ngaglik

a. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif agar

siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki

untuk mencapai peningkatan Nilai Ujian Akhir Nasional.

b. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi sesuai

Gambar

Gambar II. 1 Gambar Mind Map
Tabel V.10 Rekap Hasil Ketercapaian Semua Variabel
Gambar II. 1
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode ekonometrika melalui persamaan data panel pada periode tahun 2001–2010, studi ini menemukan bahwa kebijakan desentralisasi fiskal dapat mendorong

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di sepanjang transek berukuran 125 m pada tiga lokasi yang didominasi oleh tegakan nipah, diperoleh hasil berupa rata-rata

Burung kolibri memiliki bent uk paruh yang kecil, runcing, panjang, dan melengkung dengan t ujuan memudahkan mengisap nekt ar pada bunga. Sedangkan bagian t umbuhan

wireless local area network (WLAN) dengan menggunakan CODEC H.265, kemudian melakukan pengukuran kualitas video streaming secara langsung dan membandingkannya

sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton. Tipe V: Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk beton yang lingkungannya mengandung sulfat, terutama pada tanah/air

[r]

Gambar chamber yang berisi fase gerakb. Gambar sampel yang

Data kasus HIV/AIDS yang telah diperoleh merupakan dampak dari meningkatnya jumlah klinik VCT yang melayani konseling dan pemeriksaan HIV/AIDS.. Penelitian ini