i
DENGAN DIAMETER SUDU 25 INCI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh: LUKAS ERI SENO AJI
NIM : 055214020
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PERFORMANCE OF
AMERICAN MULTIBLADE
WITH 25 INCI
OF BLADE DIAMETERS
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of The Requirement to Obtain The Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering
By:
LUKAS ERI SENO AJI
Student Number : 055214020MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
v
Karya ini kupersembahkan untuk
Tuhanku Yesus Kristus
Ayah dan Ibu tercinta, Mas Koko, Mas Pras,
Mas Ony beserta seluruh keluarga
Segenap Dosen, Staff dan Karyawan
Prodi Teknik Mesin Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Teman-teman seperjuangan Tugas Akhir,
Teman-teman Teknik Mesin 2005,
Kost Sunrise, Kost 127, Teman-
teman SMM’84,
Dan untuk seluruh teman-temanku yang
sekarang sedang berjuang dalam hidupnya
viii INTISARI
Pada dasarnya angin bertiup di semua daerah di permukaan bumi. Artinya, di mana angin bertiup, tempat tersebut mempunyai potensi untuk memanfaatkan energi angin. Namun, untuk mendapatkan angin dengan kecepatan tinggi perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Secara umum daerah datar lebih menguntungkan dibandingkan daerah bertopografi beragam. Beberapa contoh daerah yang memiliki kecepatan angin yang cukup tinggi antara lain seperti daerah pantai, lepas pantai, padang pasir, padang rumput dan lain-lain. Namun terdapat juga tempat-tempat yang bisa meningkatkan kecepatan angin seperti di puncak bukit, atau di celah antara pegunungan juga di tepi pantai.
Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin dengan menggunakan Kincir Angin akan bekerja optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandingkan dengan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik biasanya akan meningkat pada malam hari. Untuk mengantisipasinya sistem ini sebaiknya tidak langsung digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, namun terlebih dahulu disimpan dalam satu media seperti baterai atau aki (accu) sehingga listrik yang keluar besarnya stabil dan bisa digunakan kapan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan efisiensi terhadap kecepatan angin untuk empat variasi kincir tipe AMERICAN MULTIBLADE dengan diameter sudu 25 inci.
ix
Puji dan syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih karuniaNya yang besar, yang senantiasa selau menuntun langkah demi langkah hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang berupa moril maupun materiil dari semua pihak, terutama kepada :
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. YB. Lukiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
3. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas kuliah, bimbingan , serta fasilitas yang diberikan selama masa kuliah.
x
5. Segenap rekan-rekan Teknik Mesin terutama angkatan 2005 dan angkatan 2004 dan kepada adik-adik tingkat yang masih tersisa, karena banyak pembelajaran yang penulis dapatkan bersama kalian.
Tiada kata yang bisa penulis ucapkan selain terima kasih dan semoga Tuhan selalu memberkati dan membalas segala kebaikan anda semua.
Demikian usaha yang telah penulis lakukan sudah semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka dan senang hati menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan yang akan datang.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna dan memberikan wawasan lebih tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi semua pembaca.
Yogyakarta, 22 April 2010
xi
2.1 Pengertian angin dan pembangkit listrik... 7
xii
2.3 Gaya-gaya yang bekerja pada kincir angin... 11
2.4 Perumusan………...…... 8
BAB III METODE PENELITIAN.…...………... 17
3.1 Metode Penelitian.………..………... 19
3.2 Bahan dan alat.………... 21
3.3 Variabel yang dibutuhkan…..….………...…. 26
3.4 Langkah penelitian...………... 26
BAB IV PEMBAHASAN...….. 29
4.1 Data-data hasil pengukuran...………... 29
4.2 Pembahasan...………...………. 58
BAB V KESIMPULAN...……….. 59
5.1. Kesimpulan.……...………... 59
5.2. Saran...………. 60
xiii
Tabel 4.1 Data-data hasil pengukuran pada variasi pertama... 29
Tabel 4.2 Data-data hasil pengukuran pada variasi kedua... 32
Tabel 4.3 Data-data hasil pengukuran pada variasi ketiga... 35
Tabel 4.4 Data-data hasil pengukuran pada variasi keempat... 38
Tabel 4.5 Data-data hasil perhitungan Tsr dan Cp pada variasi pertama... 41
Tabel 4.6 Data-data hasil perhitungan Tsr dan Cp pada variasi kedua... 44
Tabel 4.7 Data-data hasil perhitungan Tsr dan Cp pada variasi ketiga... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema kincir untuk variasi pertama... 4
Gambar 1.2 Skema kincir untuk variasi kedua... 5
Gambar 1.3 Skema kincir untuk variasi ketiga... 5
Gambar 1.4 Skema kincir untuk variasi keempat... 6
Gambar 2.1 Jenis kincir angin poros horisontal... 9
Gambar 2.2 Jenis kincir angin poros vertikal... 10
Gambar 2.3 Gaya-gaya yang bekerja pada sudu kincir angin... 11
Gambar 2.4 Diagram Betz... 12
Gambar 2.5 Penentuan Tip Speed Ratio pada tiap jumlah sudu... 15
Gambar 3.1 Skema American Multiblade... 18
Gambar 3.2 Sudu kincir angin (American Multiblade)... 19
Gambar 3.3 Pemecah angin... 20
xv
Gambar 3.13 Wind tunnel (tampak depan)... 25
Gambar 3.14 Wind tunnel (tampak samping)... 26
Gambar 3.15 Rangkaian pengukuran beban dengan lampu... 27
Gambar 3.16 Rangkaian pengukuran tegangan dan arus... 28
Gambar 4.1 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi pertama... 53
Gambar 4.2 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi kedua... 54
Gambar 4.3 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi ketiga... 55
Gambar 4.4 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi keempat... 56
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, kebutuhan energi listrik masyarakat kita belum tercukupi, lebih-lebih masyarakat di daerah pedesaan yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik. Sebagai pemenuhan akan kebutuhan energi tersebut, dikembangkanlah energi alternatif. Salah satu contoh energi alternatif tersebut adalah energi angin.
Energi angin dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik antara lain untuk listrik rumah tangga, untuk pompa air, sebagai pengisi baterai atau aki (battery charging) dan keperluan mekanik antara lain untuk pompa air dan untuk aerasi tambak. Potensi energi angin secara umum relatif kecil karena kecepatan angin pada umumnya relatif rendah, berkisar antara 3 - 5 m/s. Tetapi di beberapa daerah tertentu, khususnya di kawasan bagian timur Indonesia, kecepatan anginnya lebih dari 5 m/s. Diperkirakan potensi energi angin setara dengan 450.000 Mw yang diambil berdasarkan data kecepatan rata-rata angin yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika tahun 2000.
Tenaga angin menunjuk kepada pemanfaatan energi yang berguna dari angin. Pada tahun 2005, kapasitas generator tenaga angin di Indonesia adalah 58.982 MW, hasil tersebut kurang dari 1% penggunaan listrik dunia. Meskipun masih berupa sumber energi listrik minor di kebanyakan negara, hasil pemanfaatan tenaga angin lebih dari empat kali lipat antara 1999 dan 2005. (Sumber : World Wind Energy Association 2007)
Tenaga angin bisa digunakan dalam skala besar untuk penghasilan listrik nasional dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir. Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak habis-habis, tersebar luas, bersih, dan merendahkan efek rumah kaca. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.
3
Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin adalah sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Unjuk kerja American Multiblade - 25 inci ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kecepatan angin dan beban listrik yang digunakan di rumah tangga. Untuk itu, penulis membuat sebuah kincir angin jenis American Multiblade - 25 inci untuk mengembangkan pemanfaatan energi angin yang ada di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik.
Untuk itu, dirancanglah suatu kincir angin dengan skala kecil yang bertujuan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik yang dihasilkan dari generator yang nantinya akan digunakan sebagai pembangkit listrik rumah-rumah tangga, khususnya digunakan untuk penerangan. Dalam hal ini dinamakan American Multiblade - 25 inci atau Kincir angin jenis Amerika dengan diameter sudu 25 inci.
American Multiblade - 25 inci ini dibuat karena penerapan dan prinsip kerjanya
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dan penerapan kincir angin ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui unjuk kerja American Multiblade - 25 inci dalam pemanfaatannya untuk menghasilkan energi listrik yang akan digunakan untuk penerangan rumah tangga.
2. Untuk mengetahui daya kincir dan efisiensi yang dihasilkan oleh American Multiblade - 25 inci.
3. Untuk mendapatkan data-data yang berupa grafik Cp dan Tsr.
1.4 Variasi kincir
Variasi kincir yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan empat jenis posisi yaitu :
1. Untuk variasi pertama, sudu pada kincir dihadapkan ke depan atau pada posisi normal dan pada ujung kincir dipasangkan pemecah angin yang berfungsi untuk memecah angin yang terhisap dan melalui sela-sela sudu kincir.
5
2. Untuk variasi kedua, ujung kincir tidak diberi pemecah angin.
Gambar 1.2 Skema kincir untuk variasi kedua
3. Untuk variasi ketiga, sudu kincir dibalik dari posisi awal (menghadap kebelakang) dan pada ujung kincir diberi pemecah angin.
Gambar 1.3 Skema kincir untuk variasi ketiga
7 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Angin adalah udara yang bergerak, dan terjadi karena adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memilki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini disebabkan oleh penyinaran matahari, pada siang hari sinar matahari memanaskan permukaan bumi, namun panas yang terserap oleh bumi tersebut besarnya tidak merata. Akibatnya, aliran udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah. Udara yang bergerak akan semakin kencang bila perbedaan tekanan di daerah tersebut semakin besar.
Pada dasarnya angin bertiup di semua daerah di permukaan bumi. Artinya, di mana angin bertiup, tempat tersebut mempunyai potensi untuk memanfaatkan energi angin. Namun, untuk mendapatkan angin dengan kecepatan tinggi perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu. Secara umum daerah datar lebih menguntungkan dibandingkan daerah bertopografi beragam. Beberapa contoh daerah yang memiliki kecepatan angin yang cukup tinggi antara lain seperti daerah pantai, lepas pantai, padang pasir, padang rumput dan lain-lain. Namun terdapat juga tempat-tempat yang bisa meningkatkan kecepatan angin seperti di puncak bukit, atau di celah antara pegunungan juga di tepi pantai.
pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s, 12 Km/jam atau 6,7 knot/jam turbin skala kecil lebih cocok digunakan, didaerah pesisir, pegunungan, dataran. Perlu diketahui bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan terdapat pada saat-saat dimana kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s pada saat inilah turbin angin dengan cut in wind speed 3 m/s akan bekerja. (Sumber : World Wind Energy Association 2007)
Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya.
Proses pemanfaatan energi angin dilakukan melalui dua tahapan konversi energi, pertama aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah arus listrik dihasilkan.
2.2 Jenis Kincir Angin
Kincir angin dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan arah sumbunya: 1. Horisontal (horizontal axis wind turbine)
9
melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada bagian belakang sudu dan daerah tekanan tinggi pada depan sudu, perbedaan ini yang menyebabkan kincir dapat berputar. Contohnya adalah : American multiblade, dutch windmill, high speed propeller, cretan wind mill, dan lain-lain.
Gambar 2.1 Jenis kincir angin poros horisontal.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Gambar_Pilihan/18_2006)
2. Vertikal (Vertical axis wind turbine)
Gambar 2.2 Jenis kincir angin poros vertikal.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Gambar_Pilihan/18_2006)
Setiap jenis kincir angin memiliki ukuran dan efisiensi berbeda-beda. Pada umumnya kincir angin yang memilki jumlah sudu banyak (soliditas tinggi) akan memiliki torsi yang besar., kincir angin jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan mekanikal seperti pompa air, pengolah hasil pertanian, aerasi tambak dan lain-lain. Sedangkan kincir angin dengan jumlah sudu sedikit, misal dua atau tiga digunakan untuk pembangkit listrik karena memiliki putaran rotor tinggi akan tetapi torsinya rendah.
11
mekanikal. Jenis turbin angin yang cocok untuk keperluan ini antara lain american wind mill, cretan sail dan savonius.
2.3 Gaya-gaya yang berkerja pada kincir angin
Pada setiap sudu kincir angin ada gaya-gaya yang berkerja, ada tiga jenis gaya antara lain:
a. Gaya aksial (A) : gaya yang searah dengan arah angin. b. Gaya sentrifugal (S) : gaya yang meninggalkan pusat.
c. Gaya tangensial (T) : gaya yang menghasilkan momen, bekerja pada radius dan merupakan gaya produktif.
Gambar 2.4 Diagram Betz.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Gambar_Pilihan/18_2006)
2.4 Perumusan
Pertama kali yang harus dihitung adalah luasan permukaan kincir yang tegak lurus dengan arah datang angin. Persamaan yang digunakan adalah :
1. Luasan permukaan kincir
2
r
A
...(1) Keterangan :A : Luas permukaan (m²) r : Jari-jari (m)
Contoh perhitungan dengan r = 0,318 m.
Maka
A
r
213
Berdasarkan ilmu fisika, energi kinetik suatu benda dengan massa m, bergerak dengan kecepatan v adalah Ek = 1/2 m.v² . Dengan asumsi kecepatan v tidak mendekati kecepatan cahaya. Dan persamaan ini untuk energi kinetik oleh gerakan angin. Sehingga dapat di tulis sebagai berikut :
2. Energi kinetik
3. Laju aliran massa
𝑚 =A.v.ρ ...(3)
Contoh perhitungan dengan A = 0,3165 m² dan v = 8 m/s. keluaran kincir Pout :
Pout = V.I Pout = 6,3 x 0,3 Pout = 1,89 watt 6. Kecepatan Ujung Sudu
15
7. Tip Speed Ratio (TSR)
TSR adalah salah suatu faktor penentu dalam mengetahui kinerja kincir angin
karena dari nilai TSR dapat diketahui seberapa baik kincir yang dirancang, jika kincir angin memiliki nilai TSR tinggi umumnya kincir angin menghasilkan putaran tinggi sebagai contoh high speed propeller 3 sudu memiliki nilai rasio 5. Jadi selain untuk merencanakan seberapa cepat kincir yang dirancang akan berputar, Dan juga sebagai implikasi altenator yang akan digunakan pada kincir angin. Nilai TSR dari beberapa jumlah sudu kincir angin dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Penentuan Tip speed ratio pada tiap jumlah sudu berbeda. (http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Gambar_Pilihan/18_2006)
Persamaan Tips Speed Ratio :
Contoh perhitungan dengan D = 0,635 m, n = 262,6 rpm dan v = 8 m/s, maka Tips Speed Ratio :
λ = (3,14 x 0,635 x 262,6) / ( 60 x 8)
λ= 1,091
8. Unjuk kerja (CP)
Unjuk kerja suatu kincir angin merupakan hasil bagi dari daya yang di keluarkan kincir Pout dibagi dengan daya angin Pin.
Cp = Pin Pout
…..………(8)
keterangan :
Cp = Coefisien of power
Pout = Daya keluaran (W)
17 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Proses yang dilakukan untuk mendapatkan daya dari kincir dilakukan dalam alat penguji kincir angin atau Wind tunnel. Wind tunnel dapat bekerja secara maksimum menghasilkan kecepatan angin kurang lebih 8,5 m/s. Kincir angin yang digunakan adalah jenis American Multiblade dengan delapan sudu, diameter kincir 25 inci atau 0,635 m. Disini kincir angin diletakkan diatas rangka besi dengan diameter poros kincir 0,025 m dan panjangnya 0,6 m. Poros dihubungkan dengan trasmisi, transmisi menggunakan sabuk dan puli. Ukuran diameter puli pada poros utama kincir 0,4 m dan ukuran diameter puli pada generator 0,08 m. Kemudian puli dihubungkan dengan generator. Generator merupakan alat pengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik dan dari generator didapatkan arus keluaran I dan tegangan V. Sehingga dapat mengetahui berapa daya yang dihasilkan oleh kincir.
1
2
3 4
6
7
8 5
Gambar 3.1 Skema American Multiblade Keterangan :
19
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan peralalatan yang digunakan dalam pembuatan American Multiblade adalah sebagai berikut: merangkai lagi antara dudukan sudu dengan bilah sudu-sudunya karena keduanya telah menjadi satu kesatuan.
Gambar 3.2 Sudu kincir angin (American Multiblade) Keterangan :
Sudut kemiringan bilah sudu : 450
2. Pemecah angin
Pemecah angin ini digunakan untuk memecah angin yang terhisap melalui sela-sela sudu kincir. Alat ini dipakai untuk mencari perbandingan data hasil pengukuran kincir. Pemecah angin ini terbuat dari bahan sterofom dengan diameter alas 0,3 m dan tinggi 0,4 m yang sangat ringan yang dipasang di bagian depan kincir.
Gambar 3.3 Pemecah angin
3. Poros
Poros berfungsi untuk dudukan kincir dan berfungsi untuk dudukan puli. Poros untuk kincir jenis American Multiblade ini terbuat dari besi cor pejal berdiameter 2,5 cm dan panjangnya 60 cm.
Gambar 3.4 Poros kincir
0,3 m
21
4. Bantalan
Bantalan berfungsi untuk tempat berputarnya poros kincir dan juga sebagai dudukan poros kincir. Bantalan ini terbuat dari bahan baja agar tidak mudah aus karena digunakan sebagai tempat berputarnya poros kincir.
Gambar 3.5 Bantalan
5. Rangka
Rangka berfungsi sebagai fondasi atau dudukan kincir agar kincir kokoh dari getaran yang ditimbulkan karena kincir yang berputar dan memudahkan dalam pemakaian kincir tersebut. Rangka yang digunakan terbuat dari besi profil bentuk L yang kuat dan tahan lama.
6. Puli dan Sabuk
Puli dan Sabuk berfungsi untuk mentransmisikan daya dari kincir. Puli yang digunakan ada 2 buah yaitu puli besar dan puli kecil. Puli besar dihubungkan dengan poros kincir dan puli kecil dihubungkan dengan poros generator. Diameter puli besar 40 cm dan diameter puli kecil 8 cm. Puli tersebut terbuat dari bahan alumunium karena ringan, sehingga putaran kincir tidak menjadi berat dan berkurang karena terbebani oleh berat puli. Sabuk terbuat dari bahan karet khusus yang lentur namun kuat. Sabuk berfungsi untuk penghubung antara puli besar dan puli kecil.
23
7. Generator
Generator berfungsi sebagai penghasil arus listrik yang bekerja dengan cara mengubah energi mekanik (putaran poros kincir) menjadi energi listrik.
Gambar 3.8 Generator
8. Multimeter
Multimeter berfungsi sebagai alat pengukur tegangan dan arus keluaran dari geneator.
9. Anemometer
Anemometer berfungsi sebagai alat ukur kecepatan angin dan diletakkan di mulut lorong angin pada wind tunnel.
Gambar 3.10 Anemometer
10. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengukur putaran poros pada kincir angin. Jenis tachometer yang digunakan adalah jenis digital light tachometer. Prinsip kerjanya berdasarkan pantulan yang diterima oleh sensor dari reflektor (alumunium foil atau benda dengan warna yang dapat memantulkan cahaya) yang di pasang pada poros.
25
11. Beban
Beban yang digunakan adalah berupa lampu bohlam yang disusun secara parallel. Lampu bohlam berjumlah 27 buah dan masing-masing dayanya 8 watt.
Gambar 3.12 Beban
12. Wind tunnel
Wind tunnel adalah alat untuk menguji kincir angin, berbentuk lorong dengan
blower untuk menghisap udara masuk sehingga kincir angin dapat berputar karena ada aliran udara yang masuk dengan kecepatan tertentu. Wind tunnel dapat di atur kecepatan anginnya dengan cara memajukan atau memundurkan blower sehingga jarak lorong blower dengan lorong kincir angin berubah sesuai keinginan untuk mendapatkan kecepatan angin tertentu. Kecepatan angin maksimum yang dapat di hasilkan dari wind tunnel adalah sekitar 8,5 m/s.
Gambar 3.14 Wind tunnel (tampak samping)
13. Peralatan lain
Peralatan lain yang digunakan adalah kunci pas dan kunci ring ukuran 27, 14/15, 10/12, serta kabel-kabel.
3.3 Variabel yang dibutuhkan a. Putaran poros (n).
b. Tegangan (V) dan arus (I) dari generator untuk menghitung daya (Pout). c. Kecepatan angin (v).
d. Perhitungan daya kincir (Pin) dan daya keluaran (Pout) untuk menghitung unjuk kerja (Cp).
e. Perhitungan Tip Speed Ratio (Tsr).
3.4 Langkah-langkah penelitian. 1. Menyiapkan semua peralatan.
2. Merangkai bagian-bagian dari American Multiblade.
3. Memasang rangkaian American Multiblade kedalam wind tunnel.
27
5. Menghubungkan kabel-kabel output dari generator ke multimeter dan beban, untuk mendapatkan tegangan, rangkaian pada multimeter pengukur tegangan disusun secara parallel dan untuk mendapatkan arus, rangkaian pada multimeter pengukur arus disusun secara seri.
Gambar 3.15 Rangkaian pengukuran beban dengan lampu 6. Lalu setelah semua siap, hidupkan wind tunnel.
7. Setelah kincir berputar, ukurlah kecepatan angin yang diperlukan yaitu 8 m/s, 7 m/s, 6 m/s dengan mengatur jarak antara Wind Tunnel dengan blower, semakin jauh jarak antara wind tunnel dengan blower maka akan semakin kecil kecepatan angin yang masuk Wind Tunnel.
8. Setelah itu, lakukanlah pencatatan data.
9. Pencatatan data dilakukan dengan cara menghidupkan satu-persatu switch lampu pada beban mulai lampu no.1 sampai dengan no.27 dan pada setiap penyalaan lampu dilakukan pembacaan pada multimeter untuk mengukur tegangan dan arus keluaran dari generator.
Gambar 3.16 Rangkaian pengukuran tegangan dan arus
11.Catat data tegangan dan arus keluaran, serta putaran kincir pada setiap penyalaan lampu pada beban.
12.Pembacaan dan pencatatan data dilakukan setiap kurang lebih 1 menit pada setiap lampu mulai dari lampu no.1 sampai dengan no.27.
29 BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data-data hasil pengukuran
Untuk data-data hasil pengukuran, dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.4.
Tabel 4.1 Data-data hasil pengukuran pada variasi pertama.
31
Tabel 4.1 Data-data hasil pengukuran pada variasi pertama (lanjutan).
33
Tabel 4.2 Data-data hasil pengukuran pada variasi kedua (lanjutan).
Tabel 4.2 Data-data hasil pengukuran pada variasi kedua (lanjutan).
No. beban (watt) tegangan (volt)
arus (ampere)
putaran poros (rpm)
kec angin (m/s)
75 168 1,4 0,7 106,9 6,54
76 176 1,4 0,7 103,5 6,38
77 184 1,4 0,7 101,8 6,48
78 192 1,3 0,7 107,4 6,56
79 200 1,5 0,8 113,5 6,63
80 208 1,5 0,8 116,3 6,73
35
Tabel 4.3 Data-data hasil pengukuran pada variasi ketiga.
37
Tabel 4.3 Data-data hasil pengukuran pada variasi ketiga (lanjutan).
No. beban (watt) tegangan (volt)
arus (ampere)
putaran poros (rpm)
kec angin (m/s)
75 168 0,9 0,4 73,6 6,45
76 176 0,9 0,4 70,9 6,53
77 184 0,9 0,4 69,2 6,57
78 192 0,8 0,35 67,4 6,38
79 200 0,9 0,35 69,6 6,38
80 208 0,8 0,35 68,3 6,57
39
Tabel 4.4 Data-data hasil pengukuran pada variasi keempat (lanjutan).
Tabel 4.4 Data-data hasil pengukuran pada variasi keempat (lanjutan).
No. beban (watt) tegangan (volt)
arus (ampere)
putaran poros (rpm)
kec angin (m/s)
75 168 0,8 0,3 63,3 6,5
76 176 0,8 0,3 62,6 6,42
77 184 0,8 0,3 63,6 6,47
78 192 0,8 0,3 60,3 6,47
79 200 0,8 0,3 60,6 6,42
80 208 0,7 0,3 58,6 6,53
41
Tabel 4.5 Data-data hasil perhitungan Tsr dan Cp pada variasi pertama.
43
Tabel 4.5 Data-data hasil perhitungan Tsr dan Cp pada variasi pertama (lanjutan).
45
Tabel 4.6 Data-data hasil perhitungan Tsr dan efisiensi pada variasi kedua (lanjutan).
47
Tabel 4.7 Data-data hasil perhitungan Tsr dan efisiensi pada variasi ketiga.
49
Tabel 4.7 Data-data hasil perhitungan Tsr dan efisiensi pada variasi ketiga (lanjutan).
51
Tabel 4.8 Data-data hasil perhitungan Tsr dan efisiensi pada variasi keempat (lanjutan).
53
Gambar 4.1 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi pertama.
y = -0.118x2+ 0.196x - 0.052
R² = 0.945
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 0.040
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
Cp
Tsr
Gambar 4.2 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi kedua.
y = -0.353x2+ 0.461x - 0.126
R² = 0.905
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000
Cp
Tsr
55
Gambar 4.3 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi ketiga.
y = -0.089x2+ 0.148x - 0.037
R² = 0.902
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000
Cp
Tsr
Gambar 4.4 Grafik Cp vs Tsr untuk variasi keempat.
y = -0.066x2+ 0.113x - 0.026
R² = 0.900
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000
Cp
Tsr
57
Gambar 4.5 Grafik Cp vs Tsr untuk keempat variasi.
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 0.040
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
Cp
Tsr
Grafik Cp vs Tsr
4.2 Pembahasan
Pemecah angin digunakan untuk memecah angin yang terhisap melalui sela-sela sudu kincir. Alat ini dipakai untuk mencari perbandingan data hasil pengukuran kincir. Pemecah
angin ini terbuat dari bahan sterofoam yang sangat ringan yang dipasang di bagian depan
kincir.
Dengan adanya pemecah angin diujung depan kincir maka memungkinkan angin
melewati bilah sudu dengan baik sehingga membantu dorongan awal dan melancarkan
hembusan angin yang masuk pada saat kincir berputar.
Setelah melakukan penelitian pada kincir angin ini didapatkan bahwa dengan pemakaian
pemecah angin, maka data yang diperoleh menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
data-data yang diperoleh tidak dengan memakai pemecah angin. Hal ini dapat dilihat dalam Grafik
Cp vs Tsr diatas.
59 BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari penerapan dan penelitian terhadap Wind Energy Converter jenis American Multiblade ini, maka dapat disimpulkan :
a) Kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran kincir yang akan menggerakkan puli karena puli berada dalam satu poros dengan kincir.
b) Kecepatan putaran pada puli akan mempengaruhi kecepatan putaran pada generator karena puli dan generator dihubungkan dengan sabuk.
c) Hasil :
1. Pada variasi pertama, diperoleh Cp terbesar 0,046 dan Tsr 0,942. 2. Pada variasi kedua, diperoleh Cp terbesar 0,033 dan Tsr 0,745. 3. Pada variasi ketiga, diperoleh Cp terbesar 0,028 dan Tsr 0,635. 4. Pada variasi keempat, diperoleh Cp terbesar 0,026 dan Tsr 0,708.
d) Pemecah angin yang digunakan mempengaruhi data yang dihasilkan karena data yang dihasilkan lebih baik dibanding dengan data yang diperoleh tidak dengan menggunakan pemecah angin.
5.2 Saran
Beberapa saran yang penting untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian pada bidang yang sejenis dengan penelitian ini atau yang ingin mengembangkan penelitian ini :
a) Berat baling-baling atau sudu yang digunakan dalam penelitian ini terlalu besar karena bahan kincir diambil dari bekas kipas radiator truk dimana pada kipas tersebut terdapat bagian yang terbuat dari logam yaitu besi baja yang mengakibatkan kincir menjadi berat sehingga putaran kincir kurang maksimal. Akan lebih baik lagi jika pemilihan bahan kincir lebih diperhatikan pada berat dari bahan yang akan digunakan.
b) Luas penampang pada kincir dan sudut divariasikan lagi, karena hal tersebut mempengaruhi besarnya daya dan efisiensi.
c) Untuk mendapatkan daya maksimal pada kincir dibutuhkan kecepatan angin yang lebih besar.
61
DAFTAR PUSTAKA
Agusto, W. Ms., 1993, “Pengembangan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin.”, Pusat Teknologi Pembangunan ITB, Bandung.
Culp, Archie W., 1985, “Prinsip-Prinsip Konversi Energi.”, Terjemahan oleh Darwin Sitompul, Erlangga, Bandung.
Ginting, Soeripno, J., 1993, “Pemasangan dan Uji Coba Pemanfaatan Kincir Angin Poros
Horisontal.”, Lembaga Fisika Nasional LIPI, Bandung. Hidayat, S., 2005, “Turbin Skala Kecil.”, ITB, Bandung.
Kadir A., 1987, “Energi Angin.“, UI-Pres. 243-257
http://www.scribd.com/doc/13885905/The-Effect-of-Blade-Shaps-of-Vertical-Wind-Turbine
http://www.scribd.com/doc/16577921/4676812-Kincir-Angin-Untuk-Stasiun-Pengisian-Listrik
http://dbm.djmbp.esdm.go.id/old/portaldpmb/modules/_news/news_detail.php?_id=2161&_c id=4
http://www.scribd.com/doc/23628350/Konversi-Energi-Angin http://www.scribd.com/doc/6949728/Wind-Turbine