KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Marcella Pradita
NIM: 088114012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Marcella Pradita
NIM: 088114012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
Persetujuan Pembimbing
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:
Marcella Pradita
NIM: 088114012
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
(dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK.)
iv
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marcella Pradita
Nomor mahasiswa : 088114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal: 4 Januari 2012
Yang menyatakan,
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas bimbingan
dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh
bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang
telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi, yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama dan dosen
pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis sejak awal menjadi
keluarga besar Fakultas Farmasi USD dan telah menyediakan waktu dan
dukungan untuk berdiskusi dan memberi masukan dari awal hingga akhir
proses penyusunan skripsi.
3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji, atas dukungan dan masukan yang berharga.
4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan
vii
5. Agung Santoso, S.Psi., M.A. selaku dosen statistika, yang telah membimbing
dan memberikan pembelajaran metode statistika penelitian.
6. Seluruh staf Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam penelitian, yang
telah membantu berlangsungnya penelitian baik langsung maupun tidak
langsung.
7. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah
responden penelitian.
8. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.
9. Papa, Mama, Andrew dan Vicky yang selalu memberikan doa, kasih sayang
dan dukungan baik moril maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu
menjadi sumber semangat penulis.
10.Prisma Andini Mukti, Fransischa Soembarwati, Natalia Endah Utami dan
Agatha Novita Ika yang selalu memberikan dukungan, semangat, meluangkan
waktu dan tenaga untuk berbagi pikiran bersama, tertawa bersama dalam
perjuangan skripsi. Pika, Desi, Carol, Gary, Sisca Devi dan Vivi, teman
seperjuangan dalam penelitian, bertukar pikiran dalam mengolah data dan
memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi.
11.Patrick Taum yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa, juga
meluangkan waktu untuk berbagi pikiran.
12.Yana, Yani dan Laurina, atas dukungan dan canda-tawa yang diberikan dan
viii
13.Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2008 yang telah berjuang bersama
dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya
teman-teman kelas FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.
14.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran
yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, 4 Januari 2012
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 4 Januari 2012 Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v
PRAKATA ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix
xi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 10
A. Antropometri ... 10
B. Trigliserida ... 13
1. Mekanisme penyimpanan lipid pada jaringan adiposa ... 15
2. Central adiposity dan peningkatan trigliserida ... 16
C. Landasan Teori ... 17
D. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20
B. Variabel Penelitian ... 20
C. Definisi Operasional ... 21
D. Responden Penelitian ... 22
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 24
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 25
H. Instrumen Penelitian ... 26
I. Tata Cara Penelitian ... 26
J. Analisis Data Penelitian ... 29
K. Kesulitan Penelitian ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Profil Karakteristik Responden ... 31
1. Usia ... 31
xii
3. Rasio lingkar pinggang-panggul ... 33
4. Kadar trigliserida dalam darah ... 34
B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan Lingkar Pinggang < 80 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 80 cm ... 35
C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ... 37
D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
A. Kesimpulan ... 43
B. Saran... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 48
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut
NCEP ATP III (2002) ... 14
Tabel II. Profil Karakteristik Responden ... 31
Tabel III. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok
dengan LP < 80 cm dan LP ≥ 80 cm ... 36
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok
dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ... 37
Tabel V. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP Terhadap
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang ... 11
Gambar 2. Skema Responden Penelitian ... 23
Gambar 3. Skema Kajian Penelitian ... 25
Gambar 4. Grafik Distribusi Usia Responden ... 32
Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden (cm) ... 33
Gambar 6. Grafik Distribusi RLPP Responden... 33
Gambar 7. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden (mg/dL) ... 35
Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) ... 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 49
Lampiran 2. Surat Permohonan Ethical Clearance ... 50
Lampiran 3. Ethical Clearance ... 51
Lampiran 4. Surat Peminjaman Ruang ... 52
Lampiran 5. Surat Permohonan Perubahan Jadwal Acara ... 53
Lampiran 6. Informed Consent ... 54
Lampiran 7. Leaflet ... 55
Lampiran 8. Kartu Pemeriksaan Responden ... 57
Lampiran 9. Pengukuran Lingkar Pinggang, Lingkar Panggul dan Pengambilan Darah ... 58
Lampiran 10. Hasil Tes Laboratorium ... 59
xvi
INTISARI
Antropometri adalah metode pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui status kesehatan dan risiko penyakit seseorang atau suatu populasi, termasuk mengetahui distribusi lemak tubuh dan sebagai prediktor penyakit terkait obesitas. Obesitas berperan dalam peningkatan kadar trigliserida dalam darah, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan indikator antropometrik yang diketahui dapat digunakan sebagai prediktor peningkatan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida pada wanita.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong-lintang. Subyek penelitian adalah karyawan wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berusia 30-50 tahun yang dipilih menggunakan strategi
purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul dan kadar trigliserida dalam darah. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,504; p < 0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,243; p = 0,068).
xvii ABSTRACT
Anthropometry is a measurement method of human body in term of dimension, which is widely used to assess health status and disease risk of an individual or a population group, including to assess body fat distribution and as predictor of obesity-related disease. Obesity plays a role in elevated triglyceride levels, which increases cardiovascular disease risk. Waist circumference and waist-hip ratio are known as anthropometric indicators to predict elevated triglyceride levels. The objective of this study is to determine the correlation of waist circumference and waist-hip ratio with triglyceride levels in women.
This study used cross-sectional design as part of analytical observational study. A total of 57 female staffs of Sanata Dharma University Yogyakarta aged 30-50 years were included purposively. Subjects were measured for waist circumference, hip circumference, and blood sample was taken for triglyceride levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by Mann-Whitney and Spearman analysis with 95% confidence intervals.
Waist circumference has significant moderate correlation with triglyceride levels (r = 0.504, p < 0.001) whereas waist-hip ratio is not significantly correlated with triglyceride levels (r = 0.243, p = 0.068).
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antropometri adalah studi pengukuran dimensi tubuh manusia yang
meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa. Antropometri merupakan metode
pengukuran yang dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui ukuran,
proporsi dan komposisi tubuh manusia. Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) tahun 2007 dan World Health Organization
(WHO) tahun 2011, hasil pengukuran antropometrik dapat menggambarkan dan
mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi.
Pengukuran antropometrik banyak digunakan karena bersifat non-invasif dan
tidak memerlukan banyak biaya (Cogill, 2003).
Antropometri secara garis besar meliputi pengukuran berat (weight),
tinggi (height) dan ukuran tubuh (size), termasuk skinflod thickness, lingkar
(circumference), panjang (length) dan luas (breadth) (McDowell, Fryar, Ogden,
dan Flegal, 2008). Melalui pengukuran tersebut dapat diperoleh rasio ataupun
indeks pengukuran yang sesuai dengan indikator antropometrik yang diinginkan
(NHANES, 2007), seperti indeks masssa tubuh (IMT), abdominal skinfold
thickness, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul.
Pada individu dewasa, hasil pengukuran antropometrik dapat digunakan
untuk mengevaluasi status kesehatan, risiko penyakit dan perubahan komposisi
thickness dan circumference dapat menggambarkan akumulasi jaringan lemak
subkutan dan viseral, sementara National Obesity Observatory (2009)
menyarankan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP)
sebagai prediktor penyakit terkait akumulasi jaringan adiposa. Indeks massa tubuh
menggambarkan overall adiposity, sedangkan lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) menggambarkan central adiposity (Dalton, dkk., 2003;
Huxley, Mendis, Zheleznyakov, Reddy, dan Chan, 2010). Keduanya berhubungan
dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular, namun menurut Dalton, dkk. (2003)
hubungan faktor risiko penyakit kardiovaskular lebih kuat dengan central
adiposity dibandingkan dengan overall adiposity.
Menurut Fox, dkk. (2007), jaringan adiposa viseral lebih besar berperan
pada risiko abnormalitas profil metabolik dibandingkan jaringan adiposa
subkutan. Penelitian Dalton, dkk. (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang erat antara central adiposity dengan risiko penyakit kardiovaskular.
Peningkatan jaringan adiposa viseral khususnya pada area abdominal
meningkatkan risiko abnormalitas metabolik dan menjadi faktor risiko diabetes
tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, artritis dan kanker
(NHANES, 2007; WHO, 2011). Salah satu komponen abnormalitas metabolik
yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular adalah dislipidemia aterogenik
(National Cholesterol Educational Program Adult Treatment Panel III, 2002).
Dislipidemia aterogenik ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida
dan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) dalam darah (Grundy, Brewer,
diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi serta untuk penyimpanan
di jaringan adiposa. Apabila kalori yang dikonsumsi lebih dari yang dibutuhkan
oleh tubuh, maka akan dikonversi menjadi trigliserida dan disimpan di dalam
adiposit. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak
bertambah besar dan mengalami proliferasi, yang mengarah pada obesitas karena
sel lemak semakin banyak dan terakumulasi pada jaringan tubuh (Dale dan
Federman, 2003). Peningkatan kadar trigliserida dalam darah disebut
hipertrigliseridemia, yang meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit
kardiovaskular (Brunzell, 2007; Mendis, Puska, dan Norrving, 2011). Brunzell
(2007) mengungkapkan bahwa kadar trigliserida dapat digunakan sebagai
prediktor penyakit jantung.
Kadar trigliserida dalam darah dapat diketahui melalui pemeriksaan
darah di laboratorium, akan tetapi metode pemeriksaan yang lebih praktis dan
ekonomis merupakan alternatif yang lebih disukai, seperti pengukuran
antropometrik. Penelitian Flint, dkk. (2010) membuktikan bahwa IMT dan lingkar
pinggang merupakan prediktor kuat terhadap risiko penyakit jantung koroner,
sementara Knowles, dkk. (2011) menyatakan bahwa IMT, lingkar pinggang dan
RLPP memiliki korelasi yang kuat dengan kadar trigliserida. Ho, dkk. (2001)
menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit
kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP
efektif untuk wanita. Menurut Knowles, dkk. (2011), lingkar pinggang merupakan
prediktor terbaik terhadap peningkatan kadar trigliserida pada pria, sedangkan
Menurut WHO (2011), distribusi lemak tubuh bervariasi berdasarkan
jenis kelamin dan etnis. Wanita memiliki lebih banyak jaringan adiposa total
dibandingkan pria. Populasi Asia memiliki lebih banyak jaringan adiposa viseral
abdominal dibandingkan populasi Eropa (Lear, dkk., 2007). Aktifitas konversi
kelebihan kalori menjadi trigliserida sangat aktif terjadi di daerah abdominal dan
panggul pada wanita (Dale dan Federman, 2003). Walaupun wanita usia produktif
memiliki lebih banyak jaringan adiposa subkutan dalam komposisi adiposit
totalnya, hubungan antara jaringan adiposa viseral terhadap faktor risiko
abnormalitas metabolik lebih kuat pada wanita dibandingkan pria (Fox, dkk.,
2007).
Menurut de Koning, Merchant, Pogue dan Anand (2007), wanita
memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar daripada pria.
Peningkatan kadar trigliserida sebesar 1 mmol/L meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular sebesar 32% pada pria dan 76% pada wanita (Yuan, Al-Shali dan
Hegele, 2007). Menurut Esmaillzadeh, Mirmiran, dan Azizi (2004), kemampuan
lingkar pinggang dan RLPP sebagai prediktor faktor risiko penyakit jantung
berbeda pada tiap populasi dan ras. Penelitian terbaru dari Liu, Tong, Tong, Lu
dan Qin (2011) telah membuktikan bahwa pengukuran lingkar pinggang dan
RLPP dapat diaplikasikan sebagai prediktor faktor risiko penyakit jantung pada
populasi Asia.
Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi
Parameter Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar hs-CRP, Glukosa Darah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulis secara khusus mengkaji pada
korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar
trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya dengan judul dan lokasi
yang sama namun dengan responden wanita, sedangkan penelitian Yulniati (2010)
dengan responden pria. Melalui penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar
pinggang dan RLPP dapat digunakan sebagai indikator awal peningkatan kadar
trigliserida sehingga masyarakat Yogyakarta, khususnya masyarakat Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, dapat memperbaiki pola hidup untuk meningkatkan
profil kesehatan.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat
penulis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi yang bermakna antara
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida
dalam darah pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan korelasi lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah yang telah
dipublikasi antara lain sebagai berikut:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres dan Bouchard
(2001) menggunakan rancangan studi potong-lintang. Penelitian
dilakukan di Quebec dengan subyek penelitian 313 pria dan 382 wanita
bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida
pada wanita (r = 0,47 dan 0,40 secara berurutan; p < 0,0001).
b. Penelitian yang dilakukan oleh Dalton, dkk. (2003) menggunakan
rancangan studi potong-lintang. Penelitian dilakukan di Australia dengan
subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia ≥ 25 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara IMT (r =
0,333), lingkar pinggang (r = 0,414) dan RLPP (r = 0,406) terhadap kadar
trigliserida pada wanita (p < 0,001).
c. Penelitian Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) menggunakan
rancangan studi potong-lintang dan dilakukan di Australia dengan subyek
penelitian 4.508 pria dan 4.698 wanita berusia 20-69 tahun. Hasil analisis
korelasi parsial pada penelitian menunjukkan korelasi positif yang
bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida
pada wanita (p < 0,0001) dengan kekuatan korelasi lemah (r = 0,38 dan
0,36 secara berurutan).
d. Penelitian Wang dan Hoy (2004) menggunakan rancangan studi cohort
dan dilakukan di Australia dengan subyek penelitian populasi Aborigin
yang terdiri dari 422 pria dan 414 wanita berusia 20-74 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar
pinggang terhadap kadar trigliserida pada wanita dengan kekuatan
korelasi lemah (r = 0,269; p < 0,05) dan korelasi positif yang bermakna
antara RLPP dengan kadar trigliserida pada wanita dengan kekuatan
bahwa pengukuran RLPP tidak dapat digunakan sebagai prediktor faktor
risiko penyakit kardiovaskular.
e. Penelitian oleh Wildman, Gu, Reynolds, Duan dan He (2004)
menggunakan rancangan studi potong-lintang dengan subyek penelitian
populasi Cina sejumlah 15.239 orang berusia 35-74 tahun. Analisis
korelasi menggunakan kurva ROC (receiver operating characteristic)
menunjukkan tekanan darah, kadar kolesterol total, kolesterol HDL,
trigliserida dan glukosa meningkat seiring dengan peningkatan lingkar
pinggang.
f. Penelitian oleh de Koning, dkk. (2007) adalah suatu analisis meta-regresi
yang dilakukan dengan menganalisis 15 artikel yang mengulas kejadian
penyakit kardiovaskular serta hubungannya dengan lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko
penyakit kardiovaskular meningkat seiring dengan peningkatan lingkar
pinggang dan RLPP. Peningkatan lingkar pinggang sebesar 1 cm
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2% sementara
peningkatan 0,01 nilai RLPP meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular sebesar 5%.
g. Penelitian oleh Mellati, dkk. (2009) dilakukan di Iran menggunakan
rancangan penelitian potong-lintang dengan subyek penelitian 1310 pria
dan 1458 wanita berusia 21-75 tahun. Hasil analisis korelasi parsial
menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara IMT (r = 0,21),
pinggang-tinggi badan (RLPTB) (r = 0,24) terhadap kadar trigliserida pada wanita
(p < 0,0001).
h. Penelitian oleh Yulniati (2010) dilakukan dengan rancangan penelitian
potong-lintang. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan subyek
penelitian 70 pria berusia 30-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar
trigliserida (r = 0,395; p = 0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara
RLPP terhadap kadar trigliserida (p = 0,535).
i. Penelitian Knowles, dkk. (2011) dilakukan di Peru menggunakan
rancangan penelitian potong-lintang dengan subyek penelitian 952 wanita
dan 566 pria. Hasil penelitian mengungkapkan korelasi positif yang
bermakna antara IMT (r = 0,437), lingkar pinggang (r = 0,455), RLPP (r
= 0,226) dan RLPTB (r = 0,451) terhadap kadar trigliserida pada wanita
(p ≤ 0,001).
j. Penelitian oleh Liu, dkk. (2011) dilakukan di Cina menggunakan
rancangan penelitian potong-lintang. Subyek penelitian adalah populasi
Cina yang terdiri dari 360 pria dan 412 wanita. Hasil analisis penelitian
menggunakan kurva ROC menunjukkan korelasi positif yang bermakna
antara IMT, lingkar pinggang dan RLPTB terhadap faktor risiko
abnormalitas metabolik (p < 0,001) sedangkan RLPP memiliki korelasi
yang tidak bermakna terhadap faktor risiko abnormalitas metabolik (p =
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kadar
trigliserida dan obesitas sebagai faktor yang mempengaruhi, khususnya
obesitas sentral, serta pengukuran antropometrik sebagai indikator awal
peningkatan kadar trigliserida pada orang dewasa, terutama lingkar
pinggang dan RLPP.
b. Manfaat praktis
Pengukuran lingkar pinggang dan RLPP diharapkan dapat menjadi
gambaran awal terhadap peningkatan kadar trigliserida dalam darah,
sehingga dapat digunakan sebagai metode deteksi dini untuk pencegahan
penyakit kardiovaskular. Pengukuran lingkar pinggang dan RLPP
merupakan metode antropometri yang dapat diaplikasikan secara mandiri
tanpa memerlukan bantuan tenaga profesional.
B. Tujuan Penelitian
Mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas
10
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antropometri
Antropometri adalah studi pengukuran dimensi tubuh manusia yang
meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa. Kata antropometri berasal dari bahasa
Yunani anthropo yang berarti manusia dan metron yang berarti mengukur
(NHANES, 2007). Antropometri merupakan metode pengukuran yang dapat
diaplikasikan secara universal untuk mengetahui ukuran, proporsi dan komposisi
tubuh manusia. Hasil pengukuran antropometrik dapat menggambarkan dan
mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi,
sesuai dengan indikator antropometrik yang diinginkan (NHANES, 2007; WHO,
2011). Antropometri banyak digunakan karena praktis, non-invasif dan tidak
memerlukan biaya yang besar (Cogill, 2003).
Akumulasi dan distribusi lemak tubuh dapat diketahui menggunakan
pengukuran antropometrik, di antaranya adalah pengukuran indeks massa tubuh
(IMT), lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP)
(NHLBI Obesity Education Initiative, 2000; Dalton, dkk., 2003). Indeks massa
tubuh dapat menggambarkan akumulasi sel lemak keseluruhan (overall adiposity),
sedangkan lingkar pinggang dan RLPP menggambarkan akumulasi sel lemak
pada area sentral (central adiposity) (Dalton, dkk., 2003; Huxley, dkk., 2010).
Menurut NHANES (2007), pengukuran circumference dapat menggambarkan
akumulasi jaringan lemak subkutan dan viseral. Menurut Dalton, dkk. (2003),
massa lemak total dan massa lemak intra-abdominal untuk mengetahui distribusi
lemak tubuh.
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang
rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul, sedangkan pengukuran lingkar
panggul dilakukan pada lingkar terlebar dari panggul. Saat pengukuran, subyek
perlu berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, memakai pakaian
yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur yang
digunakan tidak boleh dilingkarkan terlalu kencang hingga menekan kulit subyek
dan pengukuran dilakukan paralel dengan lantai (WHO, 2011).
Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang (NHLBI, 2000)
Peningkatan lingkar pinggang menunjukkan peningkatan massa lemak
tubuh total dan lemak viseral, sedangkan peningkatan lingkar panggul
berhubungan dengan pengurangan lemak viseral dan peningkatan lemak subkutan
di area panggul (Seidell, dkk., 2001; de Koning, dkk., 2007). Menurut Dalton,
dkk. (2003), dibandingkan dengan RLPP, lingkar pinggang memiliki korelasi
pinggang menggambarkan variasi lemak viseral dan subkutan, sedangkan
perbedaan lingkar panggul dipengaruhi oleh variasi struktur tulang panggul, otot
gluteal dan lemak subkutan gluteal. Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan
pengukuran terhadap akumulasi lemak abdominal relatif, sedangkan lingkar
pinggang merupakan pengukuran lemak abdominal absolut, termasuk massa
lemak total (Wang dan Hoy, 2004). Usia berkaitan dengan redistribusi jaringan
lemak subkutan ke area penyimpanan lemak viseral. Seiring pertambahan usia,
massa otot perifer dan lemak subkutan berkurang sedangkan lemak viseral
meningkat. Dengan demikian lingkar panggul seseorang meningkat hingga usia
60-65 tahun kemudian berkurang seiring pertambahan usia, sedangkan lingkar
pinggang terus meningkat seiring bertambahnya usia (Seidell, dkk., 2001; WHO,
2011).
Penelitian Chan, Watts, Barrett dan Burke (2003) di Australia
menemukan bahwa lingkar pinggang dan RLPP merupakan prediktor massa
jaringan adiposa intraperitoneal yang kuat (p < 0,001). Penelitian Flint, dkk.
(2010) menunjukkan bahwa lingkar pinggang merupakan prediktor kuat terhadap
risiko penyakit jantung koroner. Howard, Ruotolo dan Robbins (2003)
mengungkapkan bahwa pada wanita central adiposity lebih erat berkaitan dengan
abnormalitas profil lipid dibandingkan dengan overall adiposity. Ho, dkk. (2001)
menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit
kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP
efektif untuk wanita. Penelitian Lear, dkk. (2007) menunjukkan bahwa populasi
populasi Eropa, sehingga batas nilai lingkar pinggang dan RLPP perlu disesuaikan
untuk tiap populasi. Kriteria lingkar pinggang untuk wanita menurut International
Diabetes Federation (IDF) tahun 2006 adalah 80 cm bagi populasi Asia Selatan,
sedangkan kriteria RLPP bagi wanita menurut WHO tahun 2008 adalah 0,85
untuk populasi Asia.
B. Trigliserida
Lipid yang tersusun atas asam lemak adalah triasilgliserol, yang disebut
juga dengan trigliserida, lemak atau lemak netral. Trigliserida tersusun dari tiga
asam lemak yang terikat oleh satu molekul gliserol (Nelson dan Cox, 2004).
Trigliserida diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi serta untuk
penyimpanan di jaringan adiposa. Apabila kalori yang dikonsumsi lebih dari yang
dibutuhkan oleh tubuh, maka akan dikonversi menjadi trigliserida dan disimpan di
dalam adiposit. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak
bertambah besar dan saat mencapai ukuran maksimal akan membelah. Sel lemak
mengalami proliferasi dan menjadi semakin banyak kemudian terakumulasi di
berbagai jaringan tubuh (Dale dan Federman, 2003).
Penyimpanan trigliserida pada adiposit diregulasi oleh enzim lipoprotein
lipase. Aktifitas enzim ini bervariasi pada area tubuh yang berbeda. Pada wanita,
aktifitas enzim lipoprotein lipase sangat aktif terjadi di daerah abdominal dan
panggul, sehingga akhirnya terjadi akumulasi adiposit pada jaringan adiposa
viseral di area abdominal dan subkutan di area panggul (Dale dan Federman,
subkutan (adiposity) mengarah pada obesitas, di mana akumulasi adiposit di
jaringan adiposa viseral pada area abdominal (central adiposity) disebut obesitas
sentral. Wanita usia produktif memiliki lebih banyak jaringan adiposa subkutan
dibandingkan jaringan adiposa viseral, namun pada masa menopause terjadi
redistribusi lemak subkutan ke area abdominal (Toth, Tchernof, Sites dan
Poehlman, 2000). Jaringan adiposa subkutan pada wanita banyak terdapat pada
area paha, panggul dan bokong (Dalton, dkk., 2003; Fox, dkk., 2007).
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)
Kategori Kadar Trigliserida (mg/dL)
Menurut Park Nicollet Institute, akumulasi sel lemak pada jaringan
adiposa merupakan penyebab utama peningkatan kadar trigliserida. Lipoprotein
yang kaya akan trigliserida bersifat aterogenik dan menyebabkan peningkatan
kadar trigliserida dan partikel LDL (low-density lipoprotein) serta rendahnya
kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein) (NHLBI OEI, 2000; Dale dan
Federman, 2003). Peningkatan kadar trigliserida dalam darah disebut
hipertrigliseridemia dan kadar trigliserida yang berada pada batas tinggi (150-199
mg/dL) atau tinggi (200-499 mg/dL) meningkatkan risiko aterosklerosis dan
penyakit kardiovaskular (Brunzell, 2007; Mendis dkk., 2011).
Brunzell (2007) mengungkapkan bahwa kadar trigliserida dapat
digunakan sebagai prediktor penyakit jantung. Selain dapat diketahui melalui
cara alternatif yang praktis, yaitu antropometri. Knowles, dkk. (2011) menyatakan
bahwa indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan RLPP memiliki korelasi yang
kuat dengan kadar trigliserida. Lingkar pinggang merupakan prediktor terbaik
terhadap peningkatan kadar trigliserida pada pria, sedangkan prediktor terbaik
bagi wanita adalah RLPP.
1. Mekanisme transport lipid dan sumber trigliserida di dalam tubuh
Sumber utama trigliserida di dalam darah berasal dari jalur eksogen dan
endogen. Sumber eksogen berasal dari makanan dalam wujud kilomikron
sementara sumber endogen merupakan hasil sekresi hepar dalam wujud partikel
VLDL (very-low-density lipoprotein). Asam lemak dan kolesterol dalam makanan
diabsorpsi oleh intestin dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida dan
kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam pembuluh
kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester sebagai inti
mengalami metabolisme oleh enzim lipoprotein lipase. Metabolisme kilomikron
menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi dan oleh
jaringan adiposa untuk disimpan (Dale dan Federman, 2003; Yuan, dkk., 2007).
Dalam kondisi puasa, trigliserida berasal dari jalur endogen. Sel-sel
hepar mensekresi partikel VLDL yang berinteraksi dengan enzim lipoprotein
lipase di dalam pembuluh kapiler. Trigliserida sebagai inti partikel VLDL
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak yang
diambil oleh jaringan otot sebagai energi dan oleh adiposa sebagai cadangan
energi. Sebagian residu partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada
menjadi IDL (intermediate-density lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga
beberapa jam berada di dalam plasma, IDL dikonversi oleh lipase hepatik menjadi
partikel LDL yang berukuran lebih kecil dan dengan kerapatan lebih besar (Dale
dan Federman, 2003).
2. Central adiposity, trigliserida dan risiko aterogenesis
Pada wanita, central adiposity berkaitan erat dengan abnormalitas profil
lipid yang meliputi peningkatan konsentrasi serum trigliserida
(hipertrigliseridemia) dan penurunan konsentrasi kolesterol HDL, atau yang
diketahui dengan dislipidemia (Howard, dkk., 2003). Peningkatan kadar
trigliserida dalam darah terjadi akibat peningkatan produksi partikel VLDL oleh
hepar atau sekresi kilomikron oleh intestin atau penurunan aktifitas katabolisme
perifer trigliserida akibat berkurangnya aktifitas enzim lipoprotein lipase (Yuan,
dkk., 2007). Individu obesitas umumnya mengalami resistensi insulin sehingga
aktifitas produksi partikel VLDL oleh hepar meningkat. Kecepatan uptake hepatik
asam lemak bebas yang meningkat menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan
jumlah partikel apo B-100 meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B
adalah partikel penyusun lipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL
(Carr dan Brunzell, 2004; Ginsberg, Zhang dan Hernandez-Ono, 2006).
Di sirkulasi perifer, lipoprotein lipase menghidrolisis trigliserida yang
terkandung dalam VLDL, menghasilkan partikel VLDL yang lebih kecil dan lebih
rapat, partikel IDL dan asam lemak bebas. Pada kondisi normal, asam lemak
bebas tersebut diambil oleh otot dan jaringan adiposa dan digunakan sebagai
menjadi LDL. Pada kondisi kadar trigliserida yang meningkat, partikel VLDL dan
IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL yang mengandung
banyak trigliserida menjadi kekurangan inti enzim kolesteril ester, di mana protein
transfer kolesteril ester (cholesteryl ester transfer protein/CETP) diperlukan
untuk pertukaran kolesterol ester pada partikel LDL dan HDL dengan trigliserida
pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatik
dengan lebih mudah (Carr dan Brunzell, 2004; Ginsberg, dkk., 2006).
Akibat banyaknya trigliserida yang terdapat pada partikel LDL dan
kekurangan inti kolesteril ester, maka enzim lipase hepatik menghidrolisis partikel
LDL tersebut dan menghasilkan partikel LDL yang lebih kecil dan lebih rapat.
Partikel LDL tersebut merupakan faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner.
Partikel LDL yang kecil dan rapat lebih mudah memasuki dinding pembuluh
arteri dan lebih mudah berikatan dengan proteoglikan pada dinding arteri. Ketika
berikatan dengan proteoglikan, partikel LDL mudah mengalami oksidasi yang
dapat memicu sekresi makrofage dan aterogenesis (Carr dan Brunzell, 2004).
C. Landasan Teori
Antropometri adalah metode pengukuran dimensi tubuh manusia yang
dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui proporsi tubuh manusia.
Antropometri bersifat praktis, non-invasif dan tidak memerlukan banyak biaya
(Cogill, 2003). Hasil pengukuran antropometrik dapat digunakan untuk
mengevaluasi status kesehatan dan memprediksi risiko penyakit seseorang atau
Akumulasi lemak tubuh dapat diketahui antara lain melalui pengukuran
indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan RLPP. Lingkar pinggang dan RLPP
merupakan pengukuran alternatif yang dapat digunakan untuk mengetahui
distribusi lemak intra-abdominal (Dalton, dkk., 2003). Kriteria lingkar pinggang
bagi populasi Asia Selatan menurut IDF (2006) adalah 80 cm untuk wanita,
sedangkan kriteria RLPP untuk wanita menurut WHO (2008) adalah 0,85.
Trigliserida adalah asam lemak yang diproduksi di hati dan digunakan
sebagai sumber energi. Konsumsi kalori yang berlebih akan dikonversi menjadi
trigliserida dan disimpan di dalam sel lemak dan terakumulasi pada berbagai
jaringan tubuh. Akumulasi jaringan adiposa dapat mengarah pada obesitas, yang
menjadi penyebab utama peningkatan kadar trigliserida (Park Nicollet Institute,
2004). Menurut NCEP ATP III tahun 2002, kadar trigliserida normal < 150
mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499 mg/dL dan sangat tinggi ≥
500 mg/dL.
Obesitas selalu berkaitan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam
darah. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah meningkatkan risiko
aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Dengan demikian kadar trigliserida
perlu dikontrol untuk mencegah berbagai risiko penyakit terutama penyakit
kardiovaskular, salah satunya adalah melalui pengukuran antropometrik sebagai
prediktor awal peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Indikator
antropometrik yang dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan kadar
trigliserida antara lain adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar
adanya korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar
trigliserida pada pria (r = 0,395; p = 0,001) sementara antara RLPP terhadap kadar
trigliserida terdapat korelasi yang tidak bermakna (p = 0,535).
D. Hipotesis
Terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik, yaitu
penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan
terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong-lintang/
cross-sectional, yaitu penelitian yang mempelajari korelasi antara faktor risiko dengan
faktor efek yang dilakukan sebanyak satu kali dalam satu waktu. Faktor risiko
adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan
faktor efek adalah akibat dari adanya faktor risiko (Notoatmodjo, 2002).
Analisis korelasi dilakukan antara lingkar pinggang (LP) dan rasio
lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko terhadap kadar trigliserida
dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara
statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul
2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL)
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali: usia, jenis kelamin dan kondisi puasa
responden sebelum penelitian
b. Variabel pengacau tak terkendali: kondisi patologis, aktifitas dan pola
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjenis
kelamin wanita dengan rentang usia 30-50 tahun, yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Subyek penelitian selanjutnya disebut
responden.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometrik dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi usia dan
jenis kelamin responden. Pengukuran antropometrik meliputi pengukuran
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil pemeriksaan
laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.
3. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan menggunakan pita pengukur yang
dilingkarkan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas
tulang panggul (WHO, 2011). Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan
sentimeter (cm).
4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan menggunakan pita pengukur yang
diposisikan pada lingkar terlebar dari panggul (WHO, 2011). Lingkar panggul
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
5. Saat pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi
tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi
normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai dan tidak
menekan kulit (WHO, 2011).
6. Rasio lingkar pinggang-panggul diperoleh dengan menghitung perbandingan
7. Kadar trigliserida dalam darah diukur di Laboratorium Parahita dengan
kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan dinyatakan
dalam satuan mg/dL.
8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar IDF tahun 2006 bagi populasi
wanita Asia Selatan.
9. Kriteria rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) untuk wanita menggunakan
standar WHO tahun 2008 bagi populasi Asia.
10.Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2002.
D. Responden Penelitian
Responden penelitian memenuhi kriteria inklusi yaitu bekerja di
Universitas Sanata Dharma sebagai staf, berjenis kelamin wanita, memiliki
rentang usia 30-50 tahun, bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah
dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yang dipenuhi dalam
penelitian ini antara lain perokok, hamil, menderita penyakit jantung koroner,
diabetes mellitus, hipertensi, demam, edema, penyakit hati akut maupun kronis,
peradangan akut maupun kronis, sedang mengonsumsi obat antidiabetes,
antihipertensi, kontrasepsi dan penurun kadar lipid dalam darah, termasuk sedang
studi lanjut di luar Universitas Sanata Dharma dan tidak hadir saat pengukuran
Gambar 2. Skema Responden Penelitian
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data
pertama dilaksanakan di Kampus Mrican dengan jumlah responden yang hadir
adalah 42 responden dari 48 responden yang telah menandatangani informed
consent. Pengambilan data kedua dilaksanakan di Kampus Paingan dengan jumlah
responden yang hadir adalah 17 responden dari 22 responden yang telah
menandatangani informed consent. Dari 59 data responden, dua data dieksklusi
karena seorang responden menderita DM dan seorang lainnya perokok, sehingga
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus I, II dan III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Kampus I dan II berlokasi di Mrican, sedangkan Kampus III
berlokasi di Paingan. Penelitian berlangsung pada bulan Mei-Agustus 2011.
Pengambilan data penelitian di Kampus I dilaksanakan pada 10 Agustus 2011
sedangkan pengambilan data di Kampus III pada 12 Agustus 2011.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Parameter Antropometri Terhadap Profil
Lipid, Kadar hs-CRP, Glukosa Darah dan Tekanan Darah sebagai Prediktor
Penyakit Kardiovaskular pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran. Penelitian
payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometrik
terhadap profil lipid, glukosa dan kadar hs-CRP dalam darah serta tekanan darah.
Penelitian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 11 orang anggota
dengan kajian penelitian yang berbeda-beda, namun penulis terutama mengkaji
korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar
trigliserida dalam darah. Skema di bawah ini menunjukkan kajian yang diteliti
Gambar 3. Skema Kajian Penelitian
G. Teknik Pengambilan Sampel
Strategi pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah
non-random dengan jenis purposive. Pada purposive sampling, responden dipilih
berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut
dan Ismael, 2010). Pertimbangan dibuat oleh peneliti setelah mengetahui
karakteristik populasi, kemudian sebagian anggota populasi yang sesuai dengan
pertimbangan peneliti dipilih sebagai responden.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran Butterfly®
untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pemeriksaan
kadar trigliserida dalam darah responden dilakukan oleh Laboratorium Parahita
menggunakan Aechitect c System™ dan Aeroset System.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai staf
wanita dengan usia 30-50 tahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
lokasi yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
2. Permohonan izin dan kerja sama
Permohonan izin diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk
memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia, yaitu
darah. Permohonan izin diajukan kepada Universitas Sanata Dharma sebagai
lokasi penelitian. Permohonan kerja sama diajukan kepada Laboratorium
Parahita selaku laboratorium yang mengambil dan mengolah darah responden
3. Penawaran kerja sama kepada calon responden penelitian
Kerja sama ditawarkan kepada calon responden yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Tahap awal dilakukan dengan
pemberian edukasi secara personal kepada calon responden. Edukasi diberikan
untuk mensosialisasikan penelitian ini kepada calon responden sehingga
mereka mengenal antropometri dan perannya sebagai prediktor faktor risiko
abnormalitas metabolik, juga supaya calon responden sadar akan perlunya
mengetahui profil lipid, glukosa dan hs-CRP dan terdorong untuk terlibat
dalam penelitian ini. Media edukasi diberikan dalam bentuk presentasi yang
dibantu dengan leaflet. Leaflet berjudul “Obesitas dan Pemeriksaan
Antropometri” mencakup informasi mengenai antropometri dan perannya
untuk mengetahui akumulasi dan distribusi lemak tubuh, serta pemeriksaan
penunjang di laboratorium untuk mengetahui profil kesehatan. Informasi
dalam leaflet disusun secara singkat, padat dan dilengkapi ilustrasi sehingga
mudah dipahami oleh calon responden. Apabila calon responden bersedia
bekerja sama maka diminta untuk mengisi dan menandatangani informed
consent.
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur variabel yang seharusnya (yang diinginkan oleh
peneliti). Meteran yang valid adalah yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan data
pada satu waktu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Validasi
dan uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengukur lingkar
pinggang dan lingkar panggul satu individu sebanyak lima kali berturut-turut
menggunakan instrumen penelitian yang sama. Nilai CV (coefficient of
variation) yang diperoleh adalah 0,18% untuk pengukuran lingkar pinggang
dan 0,08% untuk pengukuran lingkar panggul. Instrumen penelitian dikatakan
reliabel dan memiliki presisi yang baik bila nilai CV ≤ 5% (Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik, 2011).
5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometrik
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed
consent dan berpuasa 8-10 jam sebelum waktu pengambilan darah serta tidak
sedang sakit dilakukan oleh Laboratorium Parahita pada hari-H. Pengukuran
antropometrik dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar pinggang
dan lingkar panggul. Lingkar pinggang dilakukan dalam posisi berdiri
menggunakan pita pengukur yang diletakkan pada titik tengah antara tulang
rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul. Pengukuran lingkar panggul
dilakukan menggunakan pita pengukur yang diposisikan pada lingkar terbesar
dari panggul. Saat kedua pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat,
lengan pada kedua sisi tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam
kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik
Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik diberikan secara
personal kepada masing-masing responden, terutama responden dengan risiko
gangguan profil lipid. Responden diberikan pemahaman untuk membaca hasil
pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik.
7. Analisis data secara statistik.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan
95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk
melihat normalitas distribusi suatu data. Sebaran data dikatakan terdistribusi
normal bila nilai Asymp. Sig > 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan
uji hipotesis komparatif antara dua kelompok data dan uji korelasi.
Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada
kelompok lingkar pinggang < 80 cm dengan kelompok lingkar pinggang ≥ 80 cm
serta kelompok RLPP < 0,85 dengan kelompok RLPP ≥ 0,85. Normalitas data
kadar trigliserida antara kedua kelompok lebih dulu diuji menggunakan uji
Shapiro-Wilk karena jumlah data < 50. Bila data terdistribusi normal maka
digunakan uji t tidak berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal
digunakan uji Mann-Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna
Uji korelasi data dilakukan menggunakan analisis Pearson apabila data
terdistribusi normal atau analisis Spearman bila data terdistribusi tidak normal.
Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna bila nilai p ˂ 0,05 dan kekuatan
korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2011).
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan penelitian ini adalah memperoleh jadwal pengambilan data
yang sesuai dengan jadwal semua responden penelitian, sehingga tidak seluruh
responden yang telah menandatangani informed consent hadir pada saat
pengambilan data. Selain itu terdapat beberapa data penelitian yang perlu
dieksklusi sehingga mengurangi jumlah data yang dimiliki untuk dianalisis secara
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Responden
Penelitian ini melibatkan staf wanita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dengan usia 30-50 tahun. Profil karakteristik 57 responden yang
dianalisis secara statistik meliputi usia, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) dan kadar trigliserida dalam darah. Sebelum dilakukan
uji hipotesis (statistik analitis) perlu dilakukan analisis statistik deskriptif yang
merupakan dasar bagi statistik analitis. Analisis statistik deskriptif perlu dilakukan
untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki. Distribusi data penelitian diuji
secara analitis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk jumlah
data (n) > 50 (Dahlan, 2011).
Tabel II. Profil Karakteristik Responden
Karakteristik Wanita (n = 57)
Mean ± SD p
*data terdistribusi tidak normal (p < 0,05) **median(minimum-maksimum)
1. Usia
Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 30-50 tahun,
dengan rerata 39 tahun dan SD ±5. Menurut Dahlan (2011), suatu data
terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05 dan didukung dengan
histogram yang simetris, menunjukkan distribusi data yang merata, tidak miring
usia responden yang diperoleh adalah 0,200 dan grafik menunjukkan histogram
yang simetris dan data tersebar merata (Gambar 4), menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal.
Gambar 4. Grafik Distribusi Usia Responden
2. Lingkar pinggang
Analisis statistik data penelitian menunjukkan lingkar pinggang
responden memiliki nilai rerata 75,2 cm dengan SD ±8,1. Melalui uji normalitas
diperoleh nilai p = 0,099 yang menunjukkan bahwa data lingkar pinggang
responden terdistribusi normal. Distribusi data lingkar pinggang dapat dilihat pada
Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden (cm)
3. Rasio lingkar pinggang-panggul
Analisis statistik deskriptif menunjukkan RLPP responden memiliki nilai
rerata 0,82 dengan SD ±0,04. Nilai signifikansi yang diperoleh berdasarkan uji
normalitas adalah 0,200 menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini didukung
dengan histogram RLPP yang simetris dan menunjukkan distribusi data yang
merata (Gambar 6).
4. Kadar trigliserida dalam darah
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), responden
perlu berpuasa 8-10 jam untuk melakukan pemeriksaan profil lipid dalam darah.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan darah menjadi tidak
sesuai dengan kriteria normal, seperti makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi
(NHLBI, 2010). Trigliserida adalah hasil konversi kalori berlebih yang disimpan
di dalam adiposit. Karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam makanan
merupakan sumber kalori (Park Nicollet Institute, 2004). Kondisi tidak puasa
dapat menyebabkan kenaikan kadar trigliserida dalam darah sehingga hasil
pemeriksaan yang diperoleh tidak menggambarkan kadar trigliserida responden
yang sesungguhnya.
Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median kadar trigliserida
dalam darah responden sebesar 94 mg/dL, dengan nilai minimum 44 mg/dL dan
nilai maksimum 486 mg/dL. National Cholesterol Education Program Adult
Treatment Panel III (2002) mengklasifikasikan kadar serum trigliserida menjadi
normal (< 150 mg/dL), batas tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499 mg/dL) dan
sangat tinggi (> 500 mg/dL). Histogram yang miring ke kanan (Gambar 7) dan
nilai signifikansi yang diperoleh melalui analisis statistik sebesar p = 0,000
Gambar 7. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden (mg/dL)
B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan Lingkar Pinggang < 80 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 80 cm
International Diabetes Federation tahun 2006 menetapkan batas lingkar
pinggang untuk wanita populasi Asia Selatan adalah 80 cm. Responden penelitian
dikelompokkan menjadi kelompok dengan LP < 80 cm dan kelompok dengan LP
≥ 80 cm. Distribusi kadar trigliserida antara kedua kelompok diuji menggunakan
uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok secara berurutan
adalah 44 dan 13. Menurut Dahlan (2011), untuk jumlah data (n) < 50 maka
distribusi data dilakukan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Nilai median
kadar trigliserida pada kelompok LP < 80 cm dan kelompok LP ≥ 80 cm secara
berurutan adalah 79,5(44-486) mg/dL dan 115(56-244) mg/dL. Rerata kadar
trigliserida pada kedua kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis
komparatif Mann-Whitney karena kadar trigliserida pada kelompok LP < 80 cm
terdistribusi tidak normal walaupun pada kelompok LP ≥ 80 cm terdistribusi
Tabel III. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok dengan LP < 80 cm dan LP ≥ 80 cm
Karakteristik LP < 80 cm n = 44
LP ≥ 80 cm
n = 13 p Trigliserida (mg/dL) 79,5(44-486) 115(56-244) 0,014*
*terdapat perbedaan bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,014 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok
responden dengan LP < 80 cm dan kelompok dengan LP ≥ 80 cm. Penelitian
Wang dan Hoy (2004) yang dilakukan pada populasi Aborigin menggunakan
rancangan cohort menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring
dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi empat kuartil dan
terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara keempat kuartil LP
tersebut (p < 0,0001).
Hal yang sama dibuktikan oleh Wildman, dkk. (2004) yang
menggunakan populasi Cina sebagai subyek penelitian. Rerata kadar trigliserida
pada LP < 75 cm; 75-79,9 cm; 80-84,9 cm; 85-89,9 cm; 90-94,9 cm dan ≥ 95 cm
berturut-turut adalah 105,7±1,3 mg/dL; 132,8±3,1 mg/dL; 140,9±3,7 mg/dL;
149,5±4,3 mg/dL; 162,0±6,1 mg/dL dan 156,1±7,0 mg/dL. Penelitian Yulniati
(2010) menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida pada
kelompok LP < 90 cm dengan kelompok LP ≥ 90 cm pada pria (p = 0,001).
Penelitian Liu, dkk. (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lingkar
pinggang yang bermakna antara kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695
C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85
World Health Organization tahun 2008 menetapkan kriteria rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) bagi wanita adalah 0,85 untuk populasi Asia.
Responden penelitian dikelompokkan menjadi kelompok dengan RLPP < 0,85
dan kelompok dengan RLPP ≥ 0,85. Distribusi kadar trigliserida antara kedua
kelompok diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua
kelompok secara berurutan adalah 42 dan 15. Nilai median kadar trigliserida pada
kelompok RLPP < 0,85 dan kelompok RLPP ≥ 0,85 secara berurutan adalah
85,5(45-486) mg/dL dan 101(44-244) mg/dL. Rerata kadar trigliserida pada kedua
kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney
karena kadar trigliserida pada kelompok RLPP < 0,85 terdistribusi tidak normal
walaupun pada kelompok RLPP ≥ 0,85 terdistribusi normal (p = 0,002 dan p =
0,301 secara berurutan).
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85
Karakteristik RLPP < 0,85 n = 41
RLPP ≥ 0,85
n = 15 p Trigliserida (mg/dL) 85,5(45-486) 101(44-244) 0,265*
*terdapat perbedaan bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,265 yang menunjukkan
terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok
dengan RLPP < 0,85 dan kelompok dengan RLPP ≥ 0,85. Penelitian yang
dilakukan Liu, dkk. (2011) pada subyek Cina menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok dengan kadar trigliserida <
Koning, dkk. (2007) menunjukkan perbedaan risiko kejadian penyakit
kardiovaskular yang tidak bermakna antara kuantil RLPP rendah dan tinggi.
D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah
Analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui korelasi antara
lingkar pinggang dan RLPP dengan kadar trigliserida dalam darah adalah uji
korelasi. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Spearman karena
walaupun data lingkar pinggang dan RLPP terdistribusi normal namun data kadar
trigliserida terdistribusi tidak normal. Menurut Dahlan (2011), apabila terdapat
data dengan distribusi tidak normal maka menggunakan analisis korelasi
Spearman dalam uji korelasi.
Tabel V. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)
*terdapat korelasi bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).
Melalui uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida
diperoleh nilai p < 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida dalam darah. Nilai
korelasi Spearman sebesar 0,504 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan
korelasi sedang (Dahlan, 2011). Lingkar pinggang memiliki korelasi positif
terhadap kadar trigliserida yang artinya semakin besar lingkar pinggang maka
Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)
Menurut de Koning, dkk. (2007), peningkatan lingkar pinggang sebesar 1
cm meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2%. Penelitian Seidell,
dkk. (2001) menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar
trigliserida dengan kekuatan korelasi sedang (r = 0,47; p < 0,0001). Penelitian
Welborn, dkk. di Australia (2003) menunjukkan adanya korelasi positif yang
bermakna antara LP terhadap kadar trigliserida dan angka kematian akibat
penyakit jantung (r = 0,38; p < 0,0001). Dalton, dkk. (2003) membuktikan
terdapat korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar trigliserida dengan
kekuatan korelasi sedang (r = 0,414 dan p < 0,001).
Penelitian Wang dan Hoy (2004) serta Mellati, dkk. (2009) menunjukkan
korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar trigliserida dengan kekuatan
korelasi lemah (r = 0,269; p < 0,05 dan r = 0,24; p < 0,0001 secara berurutan).
Yulniati (2010) membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna
dengan kekuatan korelasi sedang antara LP dan kadar trigliserida (r = 0,395; p =