• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Marcella Pradita

NIM: 088114012

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Marcella Pradita

NIM: 088114012

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

Persetujuan Pembimbing

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi yang diajukan oleh:

Marcella Pradita

NIM: 088114012

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK.)

(4)
(5)

iv

(6)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marcella Pradita

Nomor mahasiswa : 088114012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal: 4 Januari 2012

Yang menyatakan,

(7)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas bimbingan

dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang

telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi, yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama dan dosen

pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis sejak awal menjadi

keluarga besar Fakultas Farmasi USD dan telah menyediakan waktu dan

dukungan untuk berdiskusi dan memberi masukan dari awal hingga akhir

proses penyusunan skripsi.

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.

selaku dosen penguji, atas dukungan dan masukan yang berharga.

4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan

(8)

vii

5. Agung Santoso, S.Psi., M.A. selaku dosen statistika, yang telah membimbing

dan memberikan pembelajaran metode statistika penelitian.

6. Seluruh staf Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam penelitian, yang

telah membantu berlangsungnya penelitian baik langsung maupun tidak

langsung.

7. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah

responden penelitian.

8. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.

9. Papa, Mama, Andrew dan Vicky yang selalu memberikan doa, kasih sayang

dan dukungan baik moril maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu

menjadi sumber semangat penulis.

10.Prisma Andini Mukti, Fransischa Soembarwati, Natalia Endah Utami dan

Agatha Novita Ika yang selalu memberikan dukungan, semangat, meluangkan

waktu dan tenaga untuk berbagi pikiran bersama, tertawa bersama dalam

perjuangan skripsi. Pika, Desi, Carol, Gary, Sisca Devi dan Vivi, teman

seperjuangan dalam penelitian, bertukar pikiran dalam mengolah data dan

memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

11.Patrick Taum yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa, juga

meluangkan waktu untuk berbagi pikiran.

12.Yana, Yani dan Laurina, atas dukungan dan canda-tawa yang diberikan dan

(9)

viii

13.Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2008 yang telah berjuang bersama

dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya

teman-teman kelas FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.

14.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran

yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

Yogyakarta, 4 Januari 2012

(10)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 4 Januari 2012 Penulis

(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

(12)

xi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 10

A. Antropometri ... 10

B. Trigliserida ... 13

1. Mekanisme penyimpanan lipid pada jaringan adiposa ... 15

2. Central adiposity dan peningkatan trigliserida ... 16

C. Landasan Teori ... 17

D. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20

B. Variabel Penelitian ... 20

C. Definisi Operasional ... 21

D. Responden Penelitian ... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 24

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 25

H. Instrumen Penelitian ... 26

I. Tata Cara Penelitian ... 26

J. Analisis Data Penelitian ... 29

K. Kesulitan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Profil Karakteristik Responden ... 31

1. Usia ... 31

(13)

xii

3. Rasio lingkar pinggang-panggul ... 33

4. Kadar trigliserida dalam darah ... 34

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan Lingkar Pinggang < 80 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 80 cm ... 35

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ... 37

D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN ... 48

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut

NCEP ATP III (2002) ... 14

Tabel II. Profil Karakteristik Responden ... 31

Tabel III. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok

dengan LP < 80 cm dan LP ≥ 80 cm ... 36

Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok

dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ... 37

Tabel V. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP Terhadap

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang ... 11

Gambar 2. Skema Responden Penelitian ... 23

Gambar 3. Skema Kajian Penelitian ... 25

Gambar 4. Grafik Distribusi Usia Responden ... 32

Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden (cm) ... 33

Gambar 6. Grafik Distribusi RLPP Responden... 33

Gambar 7. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden (mg/dL) ... 35

Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) ... 39

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 49

Lampiran 2. Surat Permohonan Ethical Clearance ... 50

Lampiran 3. Ethical Clearance ... 51

Lampiran 4. Surat Peminjaman Ruang ... 52

Lampiran 5. Surat Permohonan Perubahan Jadwal Acara ... 53

Lampiran 6. Informed Consent ... 54

Lampiran 7. Leaflet ... 55

Lampiran 8. Kartu Pemeriksaan Responden ... 57

Lampiran 9. Pengukuran Lingkar Pinggang, Lingkar Panggul dan Pengambilan Darah ... 58

Lampiran 10. Hasil Tes Laboratorium ... 59

(17)

xvi

INTISARI

Antropometri adalah metode pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui status kesehatan dan risiko penyakit seseorang atau suatu populasi, termasuk mengetahui distribusi lemak tubuh dan sebagai prediktor penyakit terkait obesitas. Obesitas berperan dalam peningkatan kadar trigliserida dalam darah, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan indikator antropometrik yang diketahui dapat digunakan sebagai prediktor peningkatan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida pada wanita.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong-lintang. Subyek penelitian adalah karyawan wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berusia 30-50 tahun yang dipilih menggunakan strategi

purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul dan kadar trigliserida dalam darah. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,504; p < 0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,243; p = 0,068).

(18)

xvii ABSTRACT

Anthropometry is a measurement method of human body in term of dimension, which is widely used to assess health status and disease risk of an individual or a population group, including to assess body fat distribution and as predictor of obesity-related disease. Obesity plays a role in elevated triglyceride levels, which increases cardiovascular disease risk. Waist circumference and waist-hip ratio are known as anthropometric indicators to predict elevated triglyceride levels. The objective of this study is to determine the correlation of waist circumference and waist-hip ratio with triglyceride levels in women.

This study used cross-sectional design as part of analytical observational study. A total of 57 female staffs of Sanata Dharma University Yogyakarta aged 30-50 years were included purposively. Subjects were measured for waist circumference, hip circumference, and blood sample was taken for triglyceride levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by Mann-Whitney and Spearman analysis with 95% confidence intervals.

Waist circumference has significant moderate correlation with triglyceride levels (r = 0.504, p < 0.001) whereas waist-hip ratio is not significantly correlated with triglyceride levels (r = 0.243, p = 0.068).

(19)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri adalah studi pengukuran dimensi tubuh manusia yang

meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa. Antropometri merupakan metode

pengukuran yang dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui ukuran,

proporsi dan komposisi tubuh manusia. Menurut National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES) tahun 2007 dan World Health Organization

(WHO) tahun 2011, hasil pengukuran antropometrik dapat menggambarkan dan

mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi.

Pengukuran antropometrik banyak digunakan karena bersifat non-invasif dan

tidak memerlukan banyak biaya (Cogill, 2003).

Antropometri secara garis besar meliputi pengukuran berat (weight),

tinggi (height) dan ukuran tubuh (size), termasuk skinflod thickness, lingkar

(circumference), panjang (length) dan luas (breadth) (McDowell, Fryar, Ogden,

dan Flegal, 2008). Melalui pengukuran tersebut dapat diperoleh rasio ataupun

indeks pengukuran yang sesuai dengan indikator antropometrik yang diinginkan

(NHANES, 2007), seperti indeks masssa tubuh (IMT), abdominal skinfold

thickness, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul.

Pada individu dewasa, hasil pengukuran antropometrik dapat digunakan

untuk mengevaluasi status kesehatan, risiko penyakit dan perubahan komposisi

(20)

thickness dan circumference dapat menggambarkan akumulasi jaringan lemak

subkutan dan viseral, sementara National Obesity Observatory (2009)

menyarankan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP)

sebagai prediktor penyakit terkait akumulasi jaringan adiposa. Indeks massa tubuh

menggambarkan overall adiposity, sedangkan lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) menggambarkan central adiposity (Dalton, dkk., 2003;

Huxley, Mendis, Zheleznyakov, Reddy, dan Chan, 2010). Keduanya berhubungan

dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular, namun menurut Dalton, dkk. (2003)

hubungan faktor risiko penyakit kardiovaskular lebih kuat dengan central

adiposity dibandingkan dengan overall adiposity.

Menurut Fox, dkk. (2007), jaringan adiposa viseral lebih besar berperan

pada risiko abnormalitas profil metabolik dibandingkan jaringan adiposa

subkutan. Penelitian Dalton, dkk. (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang erat antara central adiposity dengan risiko penyakit kardiovaskular.

Peningkatan jaringan adiposa viseral khususnya pada area abdominal

meningkatkan risiko abnormalitas metabolik dan menjadi faktor risiko diabetes

tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, artritis dan kanker

(NHANES, 2007; WHO, 2011). Salah satu komponen abnormalitas metabolik

yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular adalah dislipidemia aterogenik

(National Cholesterol Educational Program Adult Treatment Panel III, 2002).

Dislipidemia aterogenik ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida

dan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) dalam darah (Grundy, Brewer,

(21)

diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi serta untuk penyimpanan

di jaringan adiposa. Apabila kalori yang dikonsumsi lebih dari yang dibutuhkan

oleh tubuh, maka akan dikonversi menjadi trigliserida dan disimpan di dalam

adiposit. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak

bertambah besar dan mengalami proliferasi, yang mengarah pada obesitas karena

sel lemak semakin banyak dan terakumulasi pada jaringan tubuh (Dale dan

Federman, 2003). Peningkatan kadar trigliserida dalam darah disebut

hipertrigliseridemia, yang meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit

kardiovaskular (Brunzell, 2007; Mendis, Puska, dan Norrving, 2011). Brunzell

(2007) mengungkapkan bahwa kadar trigliserida dapat digunakan sebagai

prediktor penyakit jantung.

Kadar trigliserida dalam darah dapat diketahui melalui pemeriksaan

darah di laboratorium, akan tetapi metode pemeriksaan yang lebih praktis dan

ekonomis merupakan alternatif yang lebih disukai, seperti pengukuran

antropometrik. Penelitian Flint, dkk. (2010) membuktikan bahwa IMT dan lingkar

pinggang merupakan prediktor kuat terhadap risiko penyakit jantung koroner,

sementara Knowles, dkk. (2011) menyatakan bahwa IMT, lingkar pinggang dan

RLPP memiliki korelasi yang kuat dengan kadar trigliserida. Ho, dkk. (2001)

menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit

kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP

efektif untuk wanita. Menurut Knowles, dkk. (2011), lingkar pinggang merupakan

prediktor terbaik terhadap peningkatan kadar trigliserida pada pria, sedangkan

(22)

Menurut WHO (2011), distribusi lemak tubuh bervariasi berdasarkan

jenis kelamin dan etnis. Wanita memiliki lebih banyak jaringan adiposa total

dibandingkan pria. Populasi Asia memiliki lebih banyak jaringan adiposa viseral

abdominal dibandingkan populasi Eropa (Lear, dkk., 2007). Aktifitas konversi

kelebihan kalori menjadi trigliserida sangat aktif terjadi di daerah abdominal dan

panggul pada wanita (Dale dan Federman, 2003). Walaupun wanita usia produktif

memiliki lebih banyak jaringan adiposa subkutan dalam komposisi adiposit

totalnya, hubungan antara jaringan adiposa viseral terhadap faktor risiko

abnormalitas metabolik lebih kuat pada wanita dibandingkan pria (Fox, dkk.,

2007).

Menurut de Koning, Merchant, Pogue dan Anand (2007), wanita

memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar daripada pria.

Peningkatan kadar trigliserida sebesar 1 mmol/L meningkatkan risiko penyakit

kardiovaskular sebesar 32% pada pria dan 76% pada wanita (Yuan, Al-Shali dan

Hegele, 2007). Menurut Esmaillzadeh, Mirmiran, dan Azizi (2004), kemampuan

lingkar pinggang dan RLPP sebagai prediktor faktor risiko penyakit jantung

berbeda pada tiap populasi dan ras. Penelitian terbaru dari Liu, Tong, Tong, Lu

dan Qin (2011) telah membuktikan bahwa pengukuran lingkar pinggang dan

RLPP dapat diaplikasikan sebagai prediktor faktor risiko penyakit jantung pada

populasi Asia.

Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi

Parameter Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar hs-CRP, Glukosa Darah

(23)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulis secara khusus mengkaji pada

korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar

trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya dengan judul dan lokasi

yang sama namun dengan responden wanita, sedangkan penelitian Yulniati (2010)

dengan responden pria. Melalui penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar

pinggang dan RLPP dapat digunakan sebagai indikator awal peningkatan kadar

trigliserida sehingga masyarakat Yogyakarta, khususnya masyarakat Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, dapat memperbaiki pola hidup untuk meningkatkan

profil kesehatan.

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi yang bermakna antara

lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida

dalam darah pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan korelasi lingkar pinggang dan

rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah yang telah

dipublikasi antara lain sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres dan Bouchard

(2001) menggunakan rancangan studi potong-lintang. Penelitian

dilakukan di Quebec dengan subyek penelitian 313 pria dan 382 wanita

(24)

bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida

pada wanita (r = 0,47 dan 0,40 secara berurutan; p < 0,0001).

b. Penelitian yang dilakukan oleh Dalton, dkk. (2003) menggunakan

rancangan studi potong-lintang. Penelitian dilakukan di Australia dengan

subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia ≥ 25 tahun. Hasil

penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara IMT (r =

0,333), lingkar pinggang (r = 0,414) dan RLPP (r = 0,406) terhadap kadar

trigliserida pada wanita (p < 0,001).

c. Penelitian Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) menggunakan

rancangan studi potong-lintang dan dilakukan di Australia dengan subyek

penelitian 4.508 pria dan 4.698 wanita berusia 20-69 tahun. Hasil analisis

korelasi parsial pada penelitian menunjukkan korelasi positif yang

bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida

pada wanita (p < 0,0001) dengan kekuatan korelasi lemah (r = 0,38 dan

0,36 secara berurutan).

d. Penelitian Wang dan Hoy (2004) menggunakan rancangan studi cohort

dan dilakukan di Australia dengan subyek penelitian populasi Aborigin

yang terdiri dari 422 pria dan 414 wanita berusia 20-74 tahun. Hasil

penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar

pinggang terhadap kadar trigliserida pada wanita dengan kekuatan

korelasi lemah (r = 0,269; p < 0,05) dan korelasi positif yang bermakna

antara RLPP dengan kadar trigliserida pada wanita dengan kekuatan

(25)

bahwa pengukuran RLPP tidak dapat digunakan sebagai prediktor faktor

risiko penyakit kardiovaskular.

e. Penelitian oleh Wildman, Gu, Reynolds, Duan dan He (2004)

menggunakan rancangan studi potong-lintang dengan subyek penelitian

populasi Cina sejumlah 15.239 orang berusia 35-74 tahun. Analisis

korelasi menggunakan kurva ROC (receiver operating characteristic)

menunjukkan tekanan darah, kadar kolesterol total, kolesterol HDL,

trigliserida dan glukosa meningkat seiring dengan peningkatan lingkar

pinggang.

f. Penelitian oleh de Koning, dkk. (2007) adalah suatu analisis meta-regresi

yang dilakukan dengan menganalisis 15 artikel yang mengulas kejadian

penyakit kardiovaskular serta hubungannya dengan lingkar pinggang dan

rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko

penyakit kardiovaskular meningkat seiring dengan peningkatan lingkar

pinggang dan RLPP. Peningkatan lingkar pinggang sebesar 1 cm

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2% sementara

peningkatan 0,01 nilai RLPP meningkatkan risiko penyakit

kardiovaskular sebesar 5%.

g. Penelitian oleh Mellati, dkk. (2009) dilakukan di Iran menggunakan

rancangan penelitian potong-lintang dengan subyek penelitian 1310 pria

dan 1458 wanita berusia 21-75 tahun. Hasil analisis korelasi parsial

menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara IMT (r = 0,21),

(26)

pinggang-tinggi badan (RLPTB) (r = 0,24) terhadap kadar trigliserida pada wanita

(p < 0,0001).

h. Penelitian oleh Yulniati (2010) dilakukan dengan rancangan penelitian

potong-lintang. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan subyek

penelitian 70 pria berusia 30-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan

korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar

trigliserida (r = 0,395; p = 0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara

RLPP terhadap kadar trigliserida (p = 0,535).

i. Penelitian Knowles, dkk. (2011) dilakukan di Peru menggunakan

rancangan penelitian potong-lintang dengan subyek penelitian 952 wanita

dan 566 pria. Hasil penelitian mengungkapkan korelasi positif yang

bermakna antara IMT (r = 0,437), lingkar pinggang (r = 0,455), RLPP (r

= 0,226) dan RLPTB (r = 0,451) terhadap kadar trigliserida pada wanita

(p ≤ 0,001).

j. Penelitian oleh Liu, dkk. (2011) dilakukan di Cina menggunakan

rancangan penelitian potong-lintang. Subyek penelitian adalah populasi

Cina yang terdiri dari 360 pria dan 412 wanita. Hasil analisis penelitian

menggunakan kurva ROC menunjukkan korelasi positif yang bermakna

antara IMT, lingkar pinggang dan RLPTB terhadap faktor risiko

abnormalitas metabolik (p < 0,001) sedangkan RLPP memiliki korelasi

yang tidak bermakna terhadap faktor risiko abnormalitas metabolik (p =

(27)

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kadar

trigliserida dan obesitas sebagai faktor yang mempengaruhi, khususnya

obesitas sentral, serta pengukuran antropometrik sebagai indikator awal

peningkatan kadar trigliserida pada orang dewasa, terutama lingkar

pinggang dan RLPP.

b. Manfaat praktis

Pengukuran lingkar pinggang dan RLPP diharapkan dapat menjadi

gambaran awal terhadap peningkatan kadar trigliserida dalam darah,

sehingga dapat digunakan sebagai metode deteksi dini untuk pencegahan

penyakit kardiovaskular. Pengukuran lingkar pinggang dan RLPP

merupakan metode antropometri yang dapat diaplikasikan secara mandiri

tanpa memerlukan bantuan tenaga profesional.

B. Tujuan Penelitian

Mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas

(28)

10

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antropometri

Antropometri adalah studi pengukuran dimensi tubuh manusia yang

meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa. Kata antropometri berasal dari bahasa

Yunani anthropo yang berarti manusia dan metron yang berarti mengukur

(NHANES, 2007). Antropometri merupakan metode pengukuran yang dapat

diaplikasikan secara universal untuk mengetahui ukuran, proporsi dan komposisi

tubuh manusia. Hasil pengukuran antropometrik dapat menggambarkan dan

mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi,

sesuai dengan indikator antropometrik yang diinginkan (NHANES, 2007; WHO,

2011). Antropometri banyak digunakan karena praktis, non-invasif dan tidak

memerlukan biaya yang besar (Cogill, 2003).

Akumulasi dan distribusi lemak tubuh dapat diketahui menggunakan

pengukuran antropometrik, di antaranya adalah pengukuran indeks massa tubuh

(IMT), lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP)

(NHLBI Obesity Education Initiative, 2000; Dalton, dkk., 2003). Indeks massa

tubuh dapat menggambarkan akumulasi sel lemak keseluruhan (overall adiposity),

sedangkan lingkar pinggang dan RLPP menggambarkan akumulasi sel lemak

pada area sentral (central adiposity) (Dalton, dkk., 2003; Huxley, dkk., 2010).

Menurut NHANES (2007), pengukuran circumference dapat menggambarkan

akumulasi jaringan lemak subkutan dan viseral. Menurut Dalton, dkk. (2003),

(29)

massa lemak total dan massa lemak intra-abdominal untuk mengetahui distribusi

lemak tubuh.

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang

rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul, sedangkan pengukuran lingkar

panggul dilakukan pada lingkar terlebar dari panggul. Saat pengukuran, subyek

perlu berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, memakai pakaian

yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur yang

digunakan tidak boleh dilingkarkan terlalu kencang hingga menekan kulit subyek

dan pengukuran dilakukan paralel dengan lantai (WHO, 2011).

Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang (NHLBI, 2000)

Peningkatan lingkar pinggang menunjukkan peningkatan massa lemak

tubuh total dan lemak viseral, sedangkan peningkatan lingkar panggul

berhubungan dengan pengurangan lemak viseral dan peningkatan lemak subkutan

di area panggul (Seidell, dkk., 2001; de Koning, dkk., 2007). Menurut Dalton,

dkk. (2003), dibandingkan dengan RLPP, lingkar pinggang memiliki korelasi

(30)

pinggang menggambarkan variasi lemak viseral dan subkutan, sedangkan

perbedaan lingkar panggul dipengaruhi oleh variasi struktur tulang panggul, otot

gluteal dan lemak subkutan gluteal. Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan

pengukuran terhadap akumulasi lemak abdominal relatif, sedangkan lingkar

pinggang merupakan pengukuran lemak abdominal absolut, termasuk massa

lemak total (Wang dan Hoy, 2004). Usia berkaitan dengan redistribusi jaringan

lemak subkutan ke area penyimpanan lemak viseral. Seiring pertambahan usia,

massa otot perifer dan lemak subkutan berkurang sedangkan lemak viseral

meningkat. Dengan demikian lingkar panggul seseorang meningkat hingga usia

60-65 tahun kemudian berkurang seiring pertambahan usia, sedangkan lingkar

pinggang terus meningkat seiring bertambahnya usia (Seidell, dkk., 2001; WHO,

2011).

Penelitian Chan, Watts, Barrett dan Burke (2003) di Australia

menemukan bahwa lingkar pinggang dan RLPP merupakan prediktor massa

jaringan adiposa intraperitoneal yang kuat (p < 0,001). Penelitian Flint, dkk.

(2010) menunjukkan bahwa lingkar pinggang merupakan prediktor kuat terhadap

risiko penyakit jantung koroner. Howard, Ruotolo dan Robbins (2003)

mengungkapkan bahwa pada wanita central adiposity lebih erat berkaitan dengan

abnormalitas profil lipid dibandingkan dengan overall adiposity. Ho, dkk. (2001)

menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit

kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP

efektif untuk wanita. Penelitian Lear, dkk. (2007) menunjukkan bahwa populasi

(31)

populasi Eropa, sehingga batas nilai lingkar pinggang dan RLPP perlu disesuaikan

untuk tiap populasi. Kriteria lingkar pinggang untuk wanita menurut International

Diabetes Federation (IDF) tahun 2006 adalah 80 cm bagi populasi Asia Selatan,

sedangkan kriteria RLPP bagi wanita menurut WHO tahun 2008 adalah 0,85

untuk populasi Asia.

B. Trigliserida

Lipid yang tersusun atas asam lemak adalah triasilgliserol, yang disebut

juga dengan trigliserida, lemak atau lemak netral. Trigliserida tersusun dari tiga

asam lemak yang terikat oleh satu molekul gliserol (Nelson dan Cox, 2004).

Trigliserida diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi serta untuk

penyimpanan di jaringan adiposa. Apabila kalori yang dikonsumsi lebih dari yang

dibutuhkan oleh tubuh, maka akan dikonversi menjadi trigliserida dan disimpan di

dalam adiposit. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak

bertambah besar dan saat mencapai ukuran maksimal akan membelah. Sel lemak

mengalami proliferasi dan menjadi semakin banyak kemudian terakumulasi di

berbagai jaringan tubuh (Dale dan Federman, 2003).

Penyimpanan trigliserida pada adiposit diregulasi oleh enzim lipoprotein

lipase. Aktifitas enzim ini bervariasi pada area tubuh yang berbeda. Pada wanita,

aktifitas enzim lipoprotein lipase sangat aktif terjadi di daerah abdominal dan

panggul, sehingga akhirnya terjadi akumulasi adiposit pada jaringan adiposa

viseral di area abdominal dan subkutan di area panggul (Dale dan Federman,

(32)

subkutan (adiposity) mengarah pada obesitas, di mana akumulasi adiposit di

jaringan adiposa viseral pada area abdominal (central adiposity) disebut obesitas

sentral. Wanita usia produktif memiliki lebih banyak jaringan adiposa subkutan

dibandingkan jaringan adiposa viseral, namun pada masa menopause terjadi

redistribusi lemak subkutan ke area abdominal (Toth, Tchernof, Sites dan

Poehlman, 2000). Jaringan adiposa subkutan pada wanita banyak terdapat pada

area paha, panggul dan bokong (Dalton, dkk., 2003; Fox, dkk., 2007).

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)

Kategori Kadar Trigliserida (mg/dL)

Menurut Park Nicollet Institute, akumulasi sel lemak pada jaringan

adiposa merupakan penyebab utama peningkatan kadar trigliserida. Lipoprotein

yang kaya akan trigliserida bersifat aterogenik dan menyebabkan peningkatan

kadar trigliserida dan partikel LDL (low-density lipoprotein) serta rendahnya

kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein) (NHLBI OEI, 2000; Dale dan

Federman, 2003). Peningkatan kadar trigliserida dalam darah disebut

hipertrigliseridemia dan kadar trigliserida yang berada pada batas tinggi (150-199

mg/dL) atau tinggi (200-499 mg/dL) meningkatkan risiko aterosklerosis dan

penyakit kardiovaskular (Brunzell, 2007; Mendis dkk., 2011).

Brunzell (2007) mengungkapkan bahwa kadar trigliserida dapat

digunakan sebagai prediktor penyakit jantung. Selain dapat diketahui melalui

(33)

cara alternatif yang praktis, yaitu antropometri. Knowles, dkk. (2011) menyatakan

bahwa indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan RLPP memiliki korelasi yang

kuat dengan kadar trigliserida. Lingkar pinggang merupakan prediktor terbaik

terhadap peningkatan kadar trigliserida pada pria, sedangkan prediktor terbaik

bagi wanita adalah RLPP.

1. Mekanisme transport lipid dan sumber trigliserida di dalam tubuh

Sumber utama trigliserida di dalam darah berasal dari jalur eksogen dan

endogen. Sumber eksogen berasal dari makanan dalam wujud kilomikron

sementara sumber endogen merupakan hasil sekresi hepar dalam wujud partikel

VLDL (very-low-density lipoprotein). Asam lemak dan kolesterol dalam makanan

diabsorpsi oleh intestin dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida dan

kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam pembuluh

kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester sebagai inti

mengalami metabolisme oleh enzim lipoprotein lipase. Metabolisme kilomikron

menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi dan oleh

jaringan adiposa untuk disimpan (Dale dan Federman, 2003; Yuan, dkk., 2007).

Dalam kondisi puasa, trigliserida berasal dari jalur endogen. Sel-sel

hepar mensekresi partikel VLDL yang berinteraksi dengan enzim lipoprotein

lipase di dalam pembuluh kapiler. Trigliserida sebagai inti partikel VLDL

mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak yang

diambil oleh jaringan otot sebagai energi dan oleh adiposa sebagai cadangan

energi. Sebagian residu partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada

(34)

menjadi IDL (intermediate-density lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga

beberapa jam berada di dalam plasma, IDL dikonversi oleh lipase hepatik menjadi

partikel LDL yang berukuran lebih kecil dan dengan kerapatan lebih besar (Dale

dan Federman, 2003).

2. Central adiposity, trigliserida dan risiko aterogenesis

Pada wanita, central adiposity berkaitan erat dengan abnormalitas profil

lipid yang meliputi peningkatan konsentrasi serum trigliserida

(hipertrigliseridemia) dan penurunan konsentrasi kolesterol HDL, atau yang

diketahui dengan dislipidemia (Howard, dkk., 2003). Peningkatan kadar

trigliserida dalam darah terjadi akibat peningkatan produksi partikel VLDL oleh

hepar atau sekresi kilomikron oleh intestin atau penurunan aktifitas katabolisme

perifer trigliserida akibat berkurangnya aktifitas enzim lipoprotein lipase (Yuan,

dkk., 2007). Individu obesitas umumnya mengalami resistensi insulin sehingga

aktifitas produksi partikel VLDL oleh hepar meningkat. Kecepatan uptake hepatik

asam lemak bebas yang meningkat menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan

jumlah partikel apo B-100 meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B

adalah partikel penyusun lipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL

(Carr dan Brunzell, 2004; Ginsberg, Zhang dan Hernandez-Ono, 2006).

Di sirkulasi perifer, lipoprotein lipase menghidrolisis trigliserida yang

terkandung dalam VLDL, menghasilkan partikel VLDL yang lebih kecil dan lebih

rapat, partikel IDL dan asam lemak bebas. Pada kondisi normal, asam lemak

bebas tersebut diambil oleh otot dan jaringan adiposa dan digunakan sebagai

(35)

menjadi LDL. Pada kondisi kadar trigliserida yang meningkat, partikel VLDL dan

IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL yang mengandung

banyak trigliserida menjadi kekurangan inti enzim kolesteril ester, di mana protein

transfer kolesteril ester (cholesteryl ester transfer protein/CETP) diperlukan

untuk pertukaran kolesterol ester pada partikel LDL dan HDL dengan trigliserida

pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatik

dengan lebih mudah (Carr dan Brunzell, 2004; Ginsberg, dkk., 2006).

Akibat banyaknya trigliserida yang terdapat pada partikel LDL dan

kekurangan inti kolesteril ester, maka enzim lipase hepatik menghidrolisis partikel

LDL tersebut dan menghasilkan partikel LDL yang lebih kecil dan lebih rapat.

Partikel LDL tersebut merupakan faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner.

Partikel LDL yang kecil dan rapat lebih mudah memasuki dinding pembuluh

arteri dan lebih mudah berikatan dengan proteoglikan pada dinding arteri. Ketika

berikatan dengan proteoglikan, partikel LDL mudah mengalami oksidasi yang

dapat memicu sekresi makrofage dan aterogenesis (Carr dan Brunzell, 2004).

C. Landasan Teori

Antropometri adalah metode pengukuran dimensi tubuh manusia yang

dapat diaplikasikan secara universal untuk mengetahui proporsi tubuh manusia.

Antropometri bersifat praktis, non-invasif dan tidak memerlukan banyak biaya

(Cogill, 2003). Hasil pengukuran antropometrik dapat digunakan untuk

mengevaluasi status kesehatan dan memprediksi risiko penyakit seseorang atau

(36)

Akumulasi lemak tubuh dapat diketahui antara lain melalui pengukuran

indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan RLPP. Lingkar pinggang dan RLPP

merupakan pengukuran alternatif yang dapat digunakan untuk mengetahui

distribusi lemak intra-abdominal (Dalton, dkk., 2003). Kriteria lingkar pinggang

bagi populasi Asia Selatan menurut IDF (2006) adalah 80 cm untuk wanita,

sedangkan kriteria RLPP untuk wanita menurut WHO (2008) adalah 0,85.

Trigliserida adalah asam lemak yang diproduksi di hati dan digunakan

sebagai sumber energi. Konsumsi kalori yang berlebih akan dikonversi menjadi

trigliserida dan disimpan di dalam sel lemak dan terakumulasi pada berbagai

jaringan tubuh. Akumulasi jaringan adiposa dapat mengarah pada obesitas, yang

menjadi penyebab utama peningkatan kadar trigliserida (Park Nicollet Institute,

2004). Menurut NCEP ATP III tahun 2002, kadar trigliserida normal < 150

mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499 mg/dL dan sangat tinggi ≥

500 mg/dL.

Obesitas selalu berkaitan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam

darah. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah meningkatkan risiko

aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Dengan demikian kadar trigliserida

perlu dikontrol untuk mencegah berbagai risiko penyakit terutama penyakit

kardiovaskular, salah satunya adalah melalui pengukuran antropometrik sebagai

prediktor awal peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Indikator

antropometrik yang dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan kadar

trigliserida antara lain adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar

(37)

adanya korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar

trigliserida pada pria (r = 0,395; p = 0,001) sementara antara RLPP terhadap kadar

trigliserida terdapat korelasi yang tidak bermakna (p = 0,535).

D. Hipotesis

Terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan

(38)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik, yaitu

penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong-lintang/

cross-sectional, yaitu penelitian yang mempelajari korelasi antara faktor risiko dengan

faktor efek yang dilakukan sebanyak satu kali dalam satu waktu. Faktor risiko

adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan

faktor efek adalah akibat dari adanya faktor risiko (Notoatmodjo, 2002).

Analisis korelasi dilakukan antara lingkar pinggang (LP) dan rasio

lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko terhadap kadar trigliserida

dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara

statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul

2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: usia, jenis kelamin dan kondisi puasa

responden sebelum penelitian

b. Variabel pengacau tak terkendali: kondisi patologis, aktifitas dan pola

(39)

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjenis

kelamin wanita dengan rentang usia 30-50 tahun, yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Subyek penelitian selanjutnya disebut

responden.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometrik dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi usia dan

jenis kelamin responden. Pengukuran antropometrik meliputi pengukuran

lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil pemeriksaan

laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

3. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan menggunakan pita pengukur yang

dilingkarkan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas

tulang panggul (WHO, 2011). Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan

sentimeter (cm).

4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan menggunakan pita pengukur yang

diposisikan pada lingkar terlebar dari panggul (WHO, 2011). Lingkar panggul

dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).

5. Saat pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi

tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi

normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai dan tidak

menekan kulit (WHO, 2011).

6. Rasio lingkar pinggang-panggul diperoleh dengan menghitung perbandingan

(40)

7. Kadar trigliserida dalam darah diukur di Laboratorium Parahita dengan

kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan dinyatakan

dalam satuan mg/dL.

8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar IDF tahun 2006 bagi populasi

wanita Asia Selatan.

9. Kriteria rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) untuk wanita menggunakan

standar WHO tahun 2008 bagi populasi Asia.

10.Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2002.

D. Responden Penelitian

Responden penelitian memenuhi kriteria inklusi yaitu bekerja di

Universitas Sanata Dharma sebagai staf, berjenis kelamin wanita, memiliki

rentang usia 30-50 tahun, bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah

dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yang dipenuhi dalam

penelitian ini antara lain perokok, hamil, menderita penyakit jantung koroner,

diabetes mellitus, hipertensi, demam, edema, penyakit hati akut maupun kronis,

peradangan akut maupun kronis, sedang mengonsumsi obat antidiabetes,

antihipertensi, kontrasepsi dan penurun kadar lipid dalam darah, termasuk sedang

studi lanjut di luar Universitas Sanata Dharma dan tidak hadir saat pengukuran

(41)

Gambar 2. Skema Responden Penelitian

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data

pertama dilaksanakan di Kampus Mrican dengan jumlah responden yang hadir

adalah 42 responden dari 48 responden yang telah menandatangani informed

consent. Pengambilan data kedua dilaksanakan di Kampus Paingan dengan jumlah

responden yang hadir adalah 17 responden dari 22 responden yang telah

menandatangani informed consent. Dari 59 data responden, dua data dieksklusi

karena seorang responden menderita DM dan seorang lainnya perokok, sehingga

(42)

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kampus I, II dan III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Kampus I dan II berlokasi di Mrican, sedangkan Kampus III

berlokasi di Paingan. Penelitian berlangsung pada bulan Mei-Agustus 2011.

Pengambilan data penelitian di Kampus I dilaksanakan pada 10 Agustus 2011

sedangkan pengambilan data di Kampus III pada 12 Agustus 2011.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Parameter Antropometri Terhadap Profil

Lipid, Kadar hs-CRP, Glukosa Darah dan Tekanan Darah sebagai Prediktor

Penyakit Kardiovaskular pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran. Penelitian

payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometrik

terhadap profil lipid, glukosa dan kadar hs-CRP dalam darah serta tekanan darah.

Penelitian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 11 orang anggota

dengan kajian penelitian yang berbeda-beda, namun penulis terutama mengkaji

korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar

trigliserida dalam darah. Skema di bawah ini menunjukkan kajian yang diteliti

(43)

Gambar 3. Skema Kajian Penelitian

G. Teknik Pengambilan Sampel

Strategi pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah

non-random dengan jenis purposive. Pada purposive sampling, responden dipilih

berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut

(44)

dan Ismael, 2010). Pertimbangan dibuat oleh peneliti setelah mengetahui

karakteristik populasi, kemudian sebagian anggota populasi yang sesuai dengan

pertimbangan peneliti dipilih sebagai responden.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran Butterfly®

untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pemeriksaan

kadar trigliserida dalam darah responden dilakukan oleh Laboratorium Parahita

menggunakan Aechitect c System™ dan Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai staf

wanita dengan usia 30-50 tahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

lokasi yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia, yaitu

darah. Permohonan izin diajukan kepada Universitas Sanata Dharma sebagai

lokasi penelitian. Permohonan kerja sama diajukan kepada Laboratorium

Parahita selaku laboratorium yang mengambil dan mengolah darah responden

(45)

3. Penawaran kerja sama kepada calon responden penelitian

Kerja sama ditawarkan kepada calon responden yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Tahap awal dilakukan dengan

pemberian edukasi secara personal kepada calon responden. Edukasi diberikan

untuk mensosialisasikan penelitian ini kepada calon responden sehingga

mereka mengenal antropometri dan perannya sebagai prediktor faktor risiko

abnormalitas metabolik, juga supaya calon responden sadar akan perlunya

mengetahui profil lipid, glukosa dan hs-CRP dan terdorong untuk terlibat

dalam penelitian ini. Media edukasi diberikan dalam bentuk presentasi yang

dibantu dengan leaflet. Leaflet berjudul “Obesitas dan Pemeriksaan

Antropometri” mencakup informasi mengenai antropometri dan perannya

untuk mengetahui akumulasi dan distribusi lemak tubuh, serta pemeriksaan

penunjang di laboratorium untuk mengetahui profil kesehatan. Informasi

dalam leaflet disusun secara singkat, padat dan dilengkapi ilustrasi sehingga

mudah dipahami oleh calon responden. Apabila calon responden bersedia

bekerja sama maka diminta untuk mengisi dan menandatangani informed

consent.

4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur variabel yang seharusnya (yang diinginkan oleh

peneliti). Meteran yang valid adalah yang dapat digunakan untuk mengukur

panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan data

(46)

pada satu waktu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Validasi

dan uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengukur lingkar

pinggang dan lingkar panggul satu individu sebanyak lima kali berturut-turut

menggunakan instrumen penelitian yang sama. Nilai CV (coefficient of

variation) yang diperoleh adalah 0,18% untuk pengukuran lingkar pinggang

dan 0,08% untuk pengukuran lingkar panggul. Instrumen penelitian dikatakan

reliabel dan memiliki presisi yang baik bila nilai CV ≤ 5% (Direktorat Bina

Pelayanan Penunjang Medik, 2011).

5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometrik

Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed

consent dan berpuasa 8-10 jam sebelum waktu pengambilan darah serta tidak

sedang sakit dilakukan oleh Laboratorium Parahita pada hari-H. Pengukuran

antropometrik dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar pinggang

dan lingkar panggul. Lingkar pinggang dilakukan dalam posisi berdiri

menggunakan pita pengukur yang diletakkan pada titik tengah antara tulang

rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul. Pengukuran lingkar panggul

dilakukan menggunakan pita pengukur yang diposisikan pada lingkar terbesar

dari panggul. Saat kedua pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat,

lengan pada kedua sisi tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam

kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar

(47)

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik

Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik diberikan secara

personal kepada masing-masing responden, terutama responden dengan risiko

gangguan profil lipid. Responden diberikan pemahaman untuk membaca hasil

pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik.

7. Analisis data secara statistik.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan

95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat normalitas distribusi suatu data. Sebaran data dikatakan terdistribusi

normal bila nilai Asymp. Sig > 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan

uji hipotesis komparatif antara dua kelompok data dan uji korelasi.

Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada

kelompok lingkar pinggang < 80 cm dengan kelompok lingkar pinggang ≥ 80 cm

serta kelompok RLPP < 0,85 dengan kelompok RLPP ≥ 0,85. Normalitas data

kadar trigliserida antara kedua kelompok lebih dulu diuji menggunakan uji

Shapiro-Wilk karena jumlah data < 50. Bila data terdistribusi normal maka

digunakan uji t tidak berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal

digunakan uji Mann-Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna

(48)

Uji korelasi data dilakukan menggunakan analisis Pearson apabila data

terdistribusi normal atau analisis Spearman bila data terdistribusi tidak normal.

Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna bila nilai p ˂ 0,05 dan kekuatan

korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2011).

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan penelitian ini adalah memperoleh jadwal pengambilan data

yang sesuai dengan jadwal semua responden penelitian, sehingga tidak seluruh

responden yang telah menandatangani informed consent hadir pada saat

pengambilan data. Selain itu terdapat beberapa data penelitian yang perlu

dieksklusi sehingga mengurangi jumlah data yang dimiliki untuk dianalisis secara

(49)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan staf wanita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dengan usia 30-50 tahun. Profil karakteristik 57 responden yang

dianalisis secara statistik meliputi usia, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) dan kadar trigliserida dalam darah. Sebelum dilakukan

uji hipotesis (statistik analitis) perlu dilakukan analisis statistik deskriptif yang

merupakan dasar bagi statistik analitis. Analisis statistik deskriptif perlu dilakukan

untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki. Distribusi data penelitian diuji

secara analitis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk jumlah

data (n) > 50 (Dahlan, 2011).

Tabel II. Profil Karakteristik Responden

Karakteristik Wanita (n = 57)

Mean ± SD p

*data terdistribusi tidak normal (p < 0,05) **median(minimum-maksimum)

1. Usia

Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 30-50 tahun,

dengan rerata 39 tahun dan SD ±5. Menurut Dahlan (2011), suatu data

terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05 dan didukung dengan

histogram yang simetris, menunjukkan distribusi data yang merata, tidak miring

(50)

usia responden yang diperoleh adalah 0,200 dan grafik menunjukkan histogram

yang simetris dan data tersebar merata (Gambar 4), menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal.

Gambar 4. Grafik Distribusi Usia Responden

2. Lingkar pinggang

Analisis statistik data penelitian menunjukkan lingkar pinggang

responden memiliki nilai rerata 75,2 cm dengan SD ±8,1. Melalui uji normalitas

diperoleh nilai p = 0,099 yang menunjukkan bahwa data lingkar pinggang

responden terdistribusi normal. Distribusi data lingkar pinggang dapat dilihat pada

(51)

Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden (cm)

3. Rasio lingkar pinggang-panggul

Analisis statistik deskriptif menunjukkan RLPP responden memiliki nilai

rerata 0,82 dengan SD ±0,04. Nilai signifikansi yang diperoleh berdasarkan uji

normalitas adalah 0,200 menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini didukung

dengan histogram RLPP yang simetris dan menunjukkan distribusi data yang

merata (Gambar 6).

(52)

4. Kadar trigliserida dalam darah

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), responden

perlu berpuasa 8-10 jam untuk melakukan pemeriksaan profil lipid dalam darah.

Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan darah menjadi tidak

sesuai dengan kriteria normal, seperti makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi

(NHLBI, 2010). Trigliserida adalah hasil konversi kalori berlebih yang disimpan

di dalam adiposit. Karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam makanan

merupakan sumber kalori (Park Nicollet Institute, 2004). Kondisi tidak puasa

dapat menyebabkan kenaikan kadar trigliserida dalam darah sehingga hasil

pemeriksaan yang diperoleh tidak menggambarkan kadar trigliserida responden

yang sesungguhnya.

Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median kadar trigliserida

dalam darah responden sebesar 94 mg/dL, dengan nilai minimum 44 mg/dL dan

nilai maksimum 486 mg/dL. National Cholesterol Education Program Adult

Treatment Panel III (2002) mengklasifikasikan kadar serum trigliserida menjadi

normal (< 150 mg/dL), batas tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499 mg/dL) dan

sangat tinggi (> 500 mg/dL). Histogram yang miring ke kanan (Gambar 7) dan

nilai signifikansi yang diperoleh melalui analisis statistik sebesar p = 0,000

(53)

Gambar 7. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden (mg/dL)

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan Lingkar Pinggang < 80 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 80 cm

International Diabetes Federation tahun 2006 menetapkan batas lingkar

pinggang untuk wanita populasi Asia Selatan adalah 80 cm. Responden penelitian

dikelompokkan menjadi kelompok dengan LP < 80 cm dan kelompok dengan LP

≥ 80 cm. Distribusi kadar trigliserida antara kedua kelompok diuji menggunakan

uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok secara berurutan

adalah 44 dan 13. Menurut Dahlan (2011), untuk jumlah data (n) < 50 maka

distribusi data dilakukan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Nilai median

kadar trigliserida pada kelompok LP < 80 cm dan kelompok LP ≥ 80 cm secara

berurutan adalah 79,5(44-486) mg/dL dan 115(56-244) mg/dL. Rerata kadar

trigliserida pada kedua kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis

komparatif Mann-Whitney karena kadar trigliserida pada kelompok LP < 80 cm

terdistribusi tidak normal walaupun pada kelompok LP ≥ 80 cm terdistribusi

(54)

Tabel III. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok dengan LP < 80 cm dan LP ≥ 80 cm

Karakteristik LP < 80 cm n = 44

LP ≥ 80 cm

n = 13 p Trigliserida (mg/dL) 79,5(44-486) 115(56-244) 0,014*

*terdapat perbedaan bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).

Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,014 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok

responden dengan LP < 80 cm dan kelompok dengan LP ≥ 80 cm. Penelitian

Wang dan Hoy (2004) yang dilakukan pada populasi Aborigin menggunakan

rancangan cohort menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring

dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi empat kuartil dan

terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara keempat kuartil LP

tersebut (p < 0,0001).

Hal yang sama dibuktikan oleh Wildman, dkk. (2004) yang

menggunakan populasi Cina sebagai subyek penelitian. Rerata kadar trigliserida

pada LP < 75 cm; 75-79,9 cm; 80-84,9 cm; 85-89,9 cm; 90-94,9 cm dan ≥ 95 cm

berturut-turut adalah 105,7±1,3 mg/dL; 132,8±3,1 mg/dL; 140,9±3,7 mg/dL;

149,5±4,3 mg/dL; 162,0±6,1 mg/dL dan 156,1±7,0 mg/dL. Penelitian Yulniati

(2010) menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida pada

kelompok LP < 90 cm dengan kelompok LP ≥ 90 cm pada pria (p = 0,001).

Penelitian Liu, dkk. (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lingkar

pinggang yang bermakna antara kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695

(55)

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85

World Health Organization tahun 2008 menetapkan kriteria rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) bagi wanita adalah 0,85 untuk populasi Asia.

Responden penelitian dikelompokkan menjadi kelompok dengan RLPP < 0,85

dan kelompok dengan RLPP ≥ 0,85. Distribusi kadar trigliserida antara kedua

kelompok diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua

kelompok secara berurutan adalah 42 dan 15. Nilai median kadar trigliserida pada

kelompok RLPP < 0,85 dan kelompok RLPP ≥ 0,85 secara berurutan adalah

85,5(45-486) mg/dL dan 101(44-244) mg/dL. Rerata kadar trigliserida pada kedua

kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney

karena kadar trigliserida pada kelompok RLPP < 0,85 terdistribusi tidak normal

walaupun pada kelompok RLPP ≥ 0,85 terdistribusi normal (p = 0,002 dan p =

0,301 secara berurutan).

Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Kelompok dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85

Karakteristik RLPP < 0,85 n = 41

RLPP ≥ 0,85

n = 15 p Trigliserida (mg/dL) 85,5(45-486) 101(44-244) 0,265*

*terdapat perbedaan bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).

Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,265 yang menunjukkan

terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok

dengan RLPP < 0,85 dan kelompok dengan RLPP ≥ 0,85. Penelitian yang

dilakukan Liu, dkk. (2011) pada subyek Cina menunjukkan terdapat perbedaan

yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok dengan kadar trigliserida <

(56)

Koning, dkk. (2007) menunjukkan perbedaan risiko kejadian penyakit

kardiovaskular yang tidak bermakna antara kuantil RLPP rendah dan tinggi.

D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

Analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui korelasi antara

lingkar pinggang dan RLPP dengan kadar trigliserida dalam darah adalah uji

korelasi. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Spearman karena

walaupun data lingkar pinggang dan RLPP terdistribusi normal namun data kadar

trigliserida terdistribusi tidak normal. Menurut Dahlan (2011), apabila terdapat

data dengan distribusi tidak normal maka menggunakan analisis korelasi

Spearman dalam uji korelasi.

Tabel V. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

*terdapat korelasi bermakna apabila p < 0,05 (Dahlan, 2011).

Melalui uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida

diperoleh nilai p < 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang

bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida dalam darah. Nilai

korelasi Spearman sebesar 0,504 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan

korelasi sedang (Dahlan, 2011). Lingkar pinggang memiliki korelasi positif

terhadap kadar trigliserida yang artinya semakin besar lingkar pinggang maka

(57)

Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

Menurut de Koning, dkk. (2007), peningkatan lingkar pinggang sebesar 1

cm meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2%. Penelitian Seidell,

dkk. (2001) menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar

trigliserida dengan kekuatan korelasi sedang (r = 0,47; p < 0,0001). Penelitian

Welborn, dkk. di Australia (2003) menunjukkan adanya korelasi positif yang

bermakna antara LP terhadap kadar trigliserida dan angka kematian akibat

penyakit jantung (r = 0,38; p < 0,0001). Dalton, dkk. (2003) membuktikan

terdapat korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar trigliserida dengan

kekuatan korelasi sedang (r = 0,414 dan p < 0,001).

Penelitian Wang dan Hoy (2004) serta Mellati, dkk. (2009) menunjukkan

korelasi positif yang bermakna antara LP dan kadar trigliserida dengan kekuatan

korelasi lemah (r = 0,269; p < 0,05 dan r = 0,24; p < 0,0001 secara berurutan).

Yulniati (2010) membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna

dengan kekuatan korelasi sedang antara LP dan kadar trigliserida (r = 0,395; p =

Gambar

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut
Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang ....................................
Gambar 1. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang (NHLBI, 2000)
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prosesnya dimulai dari bagian stok barang memasukkan atau mengubah data jenis bahan baku, kemudian aplikasi bertugas menyimpan data kedalam data master jenis dan

Hasil Perancangan ini adalah Mesin Pelurus Kawat, dengan kapasitas mesin yang dirancang adalah 30 cm/s kawat lurus.. Rancangan menggunakan

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Menghirup semprotan (Asam laktat 85%) dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk, tersedak, napas pendek, pusing serta

Observasi pra-PPL menyangkut perangkat pembelajaran (meliputi kurikulum, silabus, dan RPP), proses pembelajaran (cara membuka pelajaran, menyajikan materi, metode

[r]

mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana