vii ABSTRAK
PEMAHAMAN GURU FISIKA TENTANG MATERI PEMBELAJARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
HASIL BELAJAR
(Studi Mengenai Seorang Guru Fisika pada Kelas XII IPA)
HELENA TRI WAHYUNI
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman guru tentang materi pembelajaran yang diajarkan. Selain itu juga, penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan dari pemahaman guru tersebut terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dan penilaian yang dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di SMA Y, Kalimantan Barat. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang guru fisika kelas XII dan siswa-siswa kelas XII IPA SMA Y sejumlah 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli dan awal bulan Agustus 2012.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi langsung. Dalam hal ini, data penelitian didukung dengan adanya dokumentasi data yang berupa nilai pretest, posttest dan ulangan kompetensi dasar. Penelitian ini dilakukan dengan melalui 3 tahapan, yaitu (1) wawancara dengan guru, (2) observasi langsung, dan (3) wawancara dengan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam pembelajaran tidak ada penjelasan formal, guru mengetahui materi yang lebih spesifik tetapi tidak mengaktualisasikannya, materi yang dianggap sebagai topik pokok adalah pengertian gelombang, metode yang sering digunakan ceramah, dan tidak terlihat guru menggunakan analogi dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang kaku dan siswa lebih mengandalkan membaca buku daripada penjelasan guru untuk memahami materi. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi gelombang.
viii ABSTRACT
PHYSICS TEACHER UNDERSTANDING ABOUT THE LEARNING MATERIALS AND THE REATION WITH THE LEARNING PROCESS AND
RESULT OF LEARNING
( The Study A Physics Teacher Of XII SAINS Class)
TRI WAHYUNI, HELENA
Sanata Dharma University
2013
This study aimed to reveal the teacher understanding about the learning materials. In addition, this research is used to see the relationship of teacher’s understanding to the learning process and scoring in the class.
This research was coonductes in SMA Y, West Borneo. The subject in this research was a teacher class XII and 30 students of clas XII IPA SMA Y. This research was conducted in the end of July and the beginning of August 2012.
The instruments in this research were interview and direct observation. In this case the data is supported by documentation data in the form of pretest, posttest and basic competence test. This research was conducted through 3 stages:(1) interview with the teacher, (2) direct observation, and (3) interview with the students.
The results showed that in learning there is no formal explanation, the teacher knows the material but does not actualize more specific, material which is considered as the main topic is the understanding of the wave, which is often used lecture method, and was not seen that the teacher uses the analogy of learning. It resulted a
rigid learning process and rely more students read the book rather than the teacher’s
explanation to understand the material. Limitations of this study is the researcher
does not measure the level of the student’s understanding of wave materials.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang “Pemahaman Guru Fisika Terhadap Materi Pembelajaran Dan Hubungannya Dengan Proses Pembelajaran dan
Penilaian Hasil Belajar”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus
mengucapkan banyak terima kasih, kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim. M.Ed.Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi dan
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,
mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini, dan nasehat
selama masa perkuliahan.
2. Bapak Drs. Blasius Apin selaku kepala sekolah SMA Negeri di Kalimantan
Barat yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk
melakukan penelitian.
3. Guru pengampu mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang dan
kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswa kelas XII IPA dapat saya
jadikan sebagai subyek penelitian.
4. Seluruh dosen JPMIPA dan staf-staf sekretariat JPMIPA yang telah
membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan pengarahan selama
masa perkuliahan.
x
Kalimantan Barat atas segala doa, dukungan, jerih payah, pengorbanannya
dan semua yang telah diberikan.
6. Buat sahabat-sahabatku Novi, Sinta, Ari, Linda, Eka, Kristin, Resty dan
Mozez serta seluruh teman-teman seperjuangan pfis’08 yang selalu memberikan dukungan buatku.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini, masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih bila ada kritik dan saran yang dapat
membangun penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi referensi bagi pembaca.
Yogyakarta, 24 Juli 2013
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PUBLIKASI SKRIPSI... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR……… ix
DAFTAR ISI………... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1
B. Pembatasan Masalah ……… 2
C. Rumusan Masalah.……….. 4
D. Tujuan Penulisan ……….... 4
E. Manfaat……….... 5
F. Hipotesis ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar... 8
xii
C. Pemahaman Guru Tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi
(Content Knowledge) ... 12
1. Penjelasan Formal... 17
2. Pemahaman Mengenai Materi Pembelajaran Lebih Spesifik... 18
3. Topik Yang Paling Sering Diajarkan (Topik Pokok)... 19
4. Bentuk Pembelajaran Yang Paling Bermanfaat... 21
5. Analogi Yang Kuat... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 25
C. Subyek Penelitian ... 26
F. Teknik Analisis Data ... 28
1. Secara Kualitatif ... 28
2. Secara Kuantitatif ... 30
G. Desain Penelitian ... 31
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data 1. Deskripsi Penelitian... 33
2. Latar belakang pendidikan guru... 35
3. Data a. Kualitatif ... 36
xiii
2) Wawancara ... 36
a) Peneliti dan Guru... 36
b) Peneliti dan Siswa... 36
b. Kuantitatif ... 37
B. Analisis... 37
1. Secara Kualitatif ... ... 37
a. Penjelasan formal ... 37
b. Pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik... 44
c. Topik yang sering diajarkan (topik pokok)... 50
d. Bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat... 52
e. Analogi yang kuat... 56
2. Secara Kuantitatif ... 59
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan………... 65
B. Saran-saran……… 66
1. Bagi guru... 66
2. Bagi Peneliti Berikutnya... 67
3. Bagi Calon Guru... 67
DAFTAR PUSTAKA... 68
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Penelitian...34
Tabel 4.2 Daftar Materi dan Metode Penyajian ...45
Tabel 4.3 Daftar Metode yang Digunakan ...53
Tabel 4.4 Perhitungan Data Dengan SPSS...60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan Penelitian...71
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...72
Lampiran 3 Data Video Hari I ...73
Lampiran 4 Data Video Hari II...78
Lampiran 5 Data Video Hari III ...80
Lampiran 6 Data Wawancara Peneliti dan Guru ...81
Lampiran 7 Data Wawancara Peneliti dan Siswa I ...84
Lampiran 8 Data Wawancara Peneliti dan Siswa II ...87
Lampiran 9 Soal Pretest...89
Lampiran 10 Soal Posttes...90
Lampiran 11 Soal Ulangan Kompetensi Dasar ...91
Lampiran 12 Nilai Pretes dan Posttest Siswa ...92
Lampiran 13 Nilai Ulangan Kompetensi Dasar Siswa ...93
Lampiran 14 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas ...94
Lampiran 15 Dokumentasi Pekerjaan Pretest Siswa ...95
Lampiran 16 Dokumentasi Pekerjaan Posttest Siswa...97
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh hampir
seluruh manusia. Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan
dihadapi oleh setiap orang. Banyak ahli pendidikan yang berusaha untuk
membahas dan mencoba menghasilkan berbagai teori mengenai belajar itu
sendiri. Kebenaran suatu teori tidaklah dipertentangkan lagi, akan tetapi
yang menjadi hal penting dari hal tersebut adalah bagaimana teori tersebut
diterapkan dengan tepat saji dalam praktiknya. Dalam proses belajar tidak
disangkal lagi bahwa banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga bagi
pelaku belajar itu sendiri menjadi penting untuk mengatur dan
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sehingga akan
menghasilkan proses belajar yang optimal.
Pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan siswa yang
berkompeten dapat terjadi apabila pendukung pelaksanaan pendidikan
tersebut memiliki kompetensi yang baik pula. Pendukung tersebut tidak
lain adalah guru yang memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi dalam
bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence
yang berarti kecakapan dan kemampuan (Echols dan Shadily, 2002: 132).
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan
yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar (Jejen Musfah,
2011: 27)
Menurut Littrell (1984:310 dalam Jejen Musfah, 2011:29)
penilaian kompetensi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung yang berkaitan dengan satu aspek
maupun banyak aspek tergantung pada tujuan penilaiannya. Hakikat
kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau
keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.
Berdasarkan uraian di atas, maka guru perlu memiliki pemahaman
materi dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, bervariatif, dan dapat terus-menerus mengaktifkan siswa
dalam membangun atau mengkonstruksi konsep-konsep dan
pengetahuannya sehingga menjadikan siswa tersebut menjadi siswa yang
berkompeten dan memahami materi dengan utuh. Hal ini yang mendorong
penulis untuk dunia pendidikan terutama dunia belajar-mengajar yang
dilakukan oleh guru yang lebih dalam berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan yang dituangkan dalam tulisan yang
berjudul:
“Pemahaman Guru Fisika Tentang Materi Pembelajaran dan Hubungannya Dengan Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar”.
B. Pembatasan Masalah
Hampir seluruh manusia melakukan kegiatan yang dinamakan
dilakukan di sekolah. Proses belajar dipengaruhi oleh pelaku yang
berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri. Pelaku pembelajaran
ada dua yaitu guru dan siswa. Guru adalah orang yang memberikan
pengajaran pada proses pembelajaran dimana guru juga dianggap sebagai
pelaku utama dari berhasilnya suatu proses pembelajaran yang dilakukan.
Siswa adalah orang yang menerima pengajaran dari guru pada proses
pembelajaran yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran terkadang
muncul permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan
dari pembelajaran itu. Kebanyakan permasalahan-permasalahan tersebut
muncul dari pelaku utama (guru) yang berkaitan langsung dengan
pembelajaran.
Contoh permasalahan yang muncul dari sisi guru pada proses
pembelajaran ialah guru belum memiliki pemahaman dan pengetahuan
mengenai materi pembelajaran yang cukup sehingga pada proses
pembelajaran guru kurang memberikan penjelasan untuk memperjelas
materi yang disampaikan. Permasalahan lain yang muncul misalnya cara
pengajaran guru yang monoton sehingga mengakibatkan siswa menjadi
bosan ketika belajar. Hal ini akan mengakibatkan siswa menjadi malas
untuk mengikuti pelajaran. Masih banyak lagi permasalahan-permasalahan
yang muncul pada proses pembelajaran.
Permasalahan-permasalahan tersebut yang akhirnya mengajak
penulis untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses
yang berlangsung di kelas. Dalam hal ini, penulis akan melakukan
pengamatan pada pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh guru Fisika.
Pengamatan ini lebih menekankan pada pemahaman guru mengenai materi
pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran dan
pengaruhnya. Agar tidak terjadi pemikiran yang semakin berkembang,
maka penulis melakukan pembatasan masalah.
Dalam hal ini, penulis hanya akan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan pemahaman guru mengenai materi pembelajaran dan
proses pembelajaran yang berlangsung. Hal-hal tersebut meliputi: (1)
Pengertian Belajar; (2) Tugas utama guru; dan (3) Pemahaman Guru
tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi (Content Knowledge).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan:
Bagaimanakah pemahaman guru fisika tentang materi pembelajaran dan
hubungannya dengan proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan
oleh guru terhadap hasil belajar?.
D. Tujuan Penulisan
Ada 3 tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam hal ini, antara
lain adalah:
2. Mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dengan
pemahaman yang dimiliki oleh guru.
3. Mengetahui hubungan antara pemahaman guru terhadap penilaian
yang dilakukan oleh guru tersebut.
E. Manfaat
Manfaat yang dihasilkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Dilihat secara teoritis
Secara teoritis, penulisan ini memiliki manfaat untuk penulis
melihat bahwa pemahaman guru tentang materi pembelajaran
memiliki hubungan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung
dan penilaian yang dilakukan oleh guru.
2. Dilihat secara praktis
Jika dilihat secara praktis, penulisan ini dapat menambah
pengetahuan peneliti bahwa sebelum melakukan proses pembelajaran
diperlukan sebuah persiapan yang matang. Persiapan pembelajaran
yang baik lebih mengutamakan dari sisi penguasaan materi apabila
dilihat dari sisi guru pada khususnya. Jika guru telah memiliki
pemahaman materi dengan baik maka akan memberikan dampak baik
dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Begitu juga sebaliknya,
apabila dalam pembelajaran guru tidak memahami materi dengan baik
F. Hipotesis
Hasil dari penulisan ini dapat dinyatakan dalam hipotesis sebagai
berikut:
“ Pemahaman Guru Fisika Tentang Materi Pembelajaran Akan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pembelajaran yang dianggap sebagai hal terpokok adalah guru dan
siswa. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(guru dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/guru). Siswa adalah komponen
masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional (siswa dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/siswa). Akan
tetapi, kenyataan yang terjadi saat ini, guru bukanlah satu-satunya sumber
pengetahuan. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan teknologi saat ini yang
sudah banyak menyediakan sumber-sumber pengetahuan bagi siswa.
Guru dituntut bukan hanya menjadi seorang pendidik saja, tetapi lebih
menjadi pendidik yang profesional. Untuk menjadikan pendidik yang profesional
maka guru harus mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi
serta hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan keprofesionalitasan guru
tersebut. Keprofesionalan guru dapat dilihat dari salah satu faktor yang menonjol
yaitu pemahaman materi atau pengetahuan isi yang tercakup dalam content
knowledge.
Dalam pembelajaran, ada dua faktor penting yang mempengaruhi berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. Kedua faktor itu adalah faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada pada diri individu
individu yang belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmani (kesehatan dan
cacat tubuh), faktor Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor masyarakat
atau lingkungan.
A. Pengertian Belajar
Kegiatan pokok dari proses pendidikan adalah belajar. Oleh karena itu
muncul bermacam-macam pengertian yang diungkapkan oleh para ahli
pendidikan mengenai pengertian belajar itu sendiri. Selain muncul beraneka
ragam pengertian belajar, muncul juga bermacam-macam jenis-jenis belajar,
teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang diutarakan oleh para ahli
tersebut.
Secara Psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Perubahan itu akan menyatu dalam
seluruh aspek tingkah laku. Oleh karena itu, belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2010 : 2).
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar diatas
fungsional, bersifat positif dan aktif, permanen, bertujuan dan terarah, serta
harus mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan tingkah laku yang
dimiliki oleh pelaku belajar tersebut. Selain itu, belajar juga terdiri dari
berbagai jenis yang antara lain adalah belajar bagian, belajar dengan
wawasan, dan belajar secara global. Jenis-jenis belajar tersebut tidak
terlepas dari prinsip belajar yang mendasarinya.
Menurut Wikipedia, belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya (belajar dalam
http://id.m.wikipedia.org/wiki/belajar).
Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku,
lingkungan, guru atau sesama teman (Wulansih, 2009: 14).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan sangat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah,
1995:88 dalam Wulansih, 2009:14).
Jadi dari uraian di atas, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang seharusnya dilakukan secara sadar oleh pelaku belajar itu sendiri.
Selain itu juga, belajar yang baik adalah belajar yang didasari oleh
prinsip-prinsip belajar untuk menjadikan belajar itu menjadi maksimal. Proses
belajar yang akan dilakukan juga harus bisa disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada disekitarnya.
B. Tugas Guru
Tugas guru pada saat ini bukan hanya menjadi pendidik pada proses
pembelajaran. Akan tetapi, guru juga harus mampu menjadi multifungsi
pada saat proses pembelajaran. Menurut Asmani (2009: 39-55) Guru
memiliki beberapa fungsi dan tugas yang secara umum antara lain :
1. Sebagai pendidik
Tugas utama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang akan diberikan. Dalam hal ini, ilmu adalah hal
terpenting atau syarat utama. Sehingga guru memerlukan kepandaian
yang khusus dalam mendidik siswa didiknya menjadi lebih baik dan
mampu berkembang dengan baik.
2. Sebagaileaderatau pemimpin
Guru juga seorang pemimpin kelas. Oleh karena itu, guru harus
mampu menguasai kelas, mengendalikan kelas dan mengarahkan kelas
menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Tidak hanya
hal diatas yang harus dimiliki guru, guru juga harus memiliki sikap
terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan dalam
3. Fasilitator
Dalam hal ini, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru harus
siap menjadi fasilitator yang demokratis profesional, karena dalam
perkembangan informasi, teknologi dan globalisasi yang begitu cepat.
Hal tersebut menuntut guru untuk terus belajar meningkatkan
kemampuan, siap dan mampu menjadi pengajar sepanjang hayat,
bahkan tidak menutup kemungkinan untuk belajar dari peserta
didiknya.
4. Motivator
Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan semangat
dan mengubur kelemahan anak didiknya baik dilihat dari segi latar
belakang keluarganya dan sebagainya. Guru adalah psikologi yang
diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya
5. Administrator
Tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya mulai dari saat
melamar pekerjaan menjadi guru hingga menjadi guru. Tujuan dalam
hal ini supaya guru mempunyai catatan terhadap anak didiknya.
6. Evaluator
Guru bukan hanya mengajar yang dalam artian menyampaikan
materi kepada siswa dari guru. Akan tetapi guru juga harus menjadi
Jadi dari penjelasan di atas, selain menjadi seorang pendidik dan
penyampai pengetahuan/materi , guru juga memiliki tugas sebagai leader
atau pemimpin, fasilitator, motivator, administrasi dan evaluator. Oleh
karena itu, guru dituntut mampu untuk memenuhi dan menguasai hal-hal
yang berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan dan diemban
oleh guru.
C. Pemahaman Guru Tentang Materi Pembelajaran atau Pengetahuan Isi
(Content Knowledge)
Kata pemahaman berasal dari kata “paham” yang secara umum dapat
diartikan sebagai mengerti benar atau tanggap secara benar atas sesuatu hal
yang dapat berkaitan dengan pengetahuan, pendapat, pandangan dan hal-hal
lain yang ingin diketahui. Akan tetapi jika kata paham tersebut kita
tambahkan imbuhan pe- an sehingga menjadi kata pemahaman akan dapat
diartikan sebagai proses atau perbuatan atau cara untuk mempelajari suatu
hal dengan sebaik-baiknya. Dari penjelasan itu, pengertian pemahaman
secara umum adalah suatu proses, cara untuk memperoleh pengetahuan dan
mempelajari atau mengerti banyak hal supaya terjadi proses perubahan dari
tidak tahu menjadi tahu secara benar.
Pemahaman bukan kegiatan berfikir semata, melainkan pemindahan
letak dari dalam diri ke suatu situasi di dunia orang lain, sehingga dalam hal
ini pemahaman merupakan suatu kegiatan pemikiran yang dilakukan secara
yang mencerminkan sesuatu pemahaman yang termuat dalam satu
komunikasi (Poesprodjo, 1987: 52-53 dalam Windiastuti, 2010: 15).
Kata pemahaman (Comprehension) atau kemampuan untuk
memahami ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar
mengajar. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu, baik guru maupun siswa
dituntut mampu memahami atau mengerti dengan apa yang akan diajarkan
dan yang akan diajarkan, serta mengetahui apa saja yang sedang
dikomunikasikan dan dapat dimanfaatkan.
Menurut Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dikategorikan menjadi
3 tingkatan, yaitu:
1. Pemahaman terjemahan.
Pemahaman terjemahan adalah pemahaman yang memiliki
tingkatan paling rendah. Dimana pemahaman ini mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan
menerapkan konsep-konsep. Apabila hal tersebut telah dapat
dilakukan oleh seseorang, maka orang tersebut telah memiliki
pemahaman akan sesuatu hal namun belum baik.
2. Pemahaman penafsiran.
Pemahaman penafsiran merupakan tingkat pemahaman yang
kedua. Pemahaman penafsiran yaitu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui
kejadian. Selain itu juga, pemahaman penafsiran menuntut seseorang
untuk mampu membedakan hal yang pokok dan tidak pokok untuk
dipahami. Dalam hal ini seseorang harus mampu mengetahui tingkat
kedalaman hal yang ingin dipahaminya.
3. Pemaknaan ektrapolasi.
Tingkatan pemahaman yang terakhir adalah tingkat kemampuan
untuk pemaknaan ektrapolasi. Dimana dalam hal ini, pemahaman
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kesimpulan yang
dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.
Sesuai dengan kategori yang telah dijelaskan di atas maka, diawal
pembelajaran guru harus mampu menerjemahkan materi yang akan
disampaikan ke dalam arti yang sebenarnya baik secara pengertian maupun
penerapan prinsip-prinsip. Pada tingkatan kedua, guru harus mampu
membedakan materi yang paling pokok untuk disampaikan dengan materi
yang kurang pokok, walaupun pada dasarnya semua materi pembelajaran
harus disampaikan. Bagian ini, digunakan untuk membantu guru dalam
membagi waktu ketika menyampaikan materi tersebut di kelas. Pada
tingkatan yang terakhir, guru harus mampu menyimpulkan materi yang
disampaikan atau yang dipelajarinya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pengetahuan materi (content knowledge) lebih mengacu pada jumlah
dan kesatuan pengetahuan yang pada hakikatnya berada dalam pikiran
pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur intaktis dan
substantif dari pengetahuan (Sarkim, 2005 dalam Windiastuti 2010: 18).
Menurut Schwab, (dalam Suwido, 2010: 20) kesimpulan untuk
pengetahuan isi diperoleh dari struktur substantif dan struktur sintaktis.
Struktur substantif adalah variasi cara yang mana merupakan konsep dasar
dan prinsip-prinsip yang pada faktanya merupakan penggabungan mata
pelajaran. Struktur sintaktis dari mata pelajaran adalah dengan penentuan
cara oleh guru dimana dengan melihat kebenaran atau kesalahan, berlaku
atau tidak berlakunya mata pelajaran atau materi yang akan disampaikan
oleh guru.
Pemahaman materi yang dimiliki oleh guru akan mempengaruhi
proses pembelajaran yang akan berlangsung. Materi yang akan disampaikan
perlu di identifikasi terlebih dahulu oleh guru. Pengidentifikasian tersebut
meliputi pembelajaran, literatur dan latar belakang pendidikan guru. Guru
tidak hanya harus mampu mengidentifikasikan bagi siswa kebenaran yang
bisa diterima dalam sebuah lingkup tertentu. Mereka juga harus mampu
menjelaskan mengapa proporsisi/ teori tertentu yang dianggap diperlukan,
perlu untuk diketahui, dan bagaimana hal ini berkaitan dengan teori lain,
baik dalam hal disiplin ilmu maupun tidak, baik dalam teori maupun
praktik.
Sebagai sebuah konsep dari pengetahuan isi pedagogis (PCK) pada
awalnya diperkenalkan oleh Lee Shulman dalam 1986 di dalam artikelnya
Teaching”(Mereka Yang Memahami: Pertumbuhan Pengetahuan dalam
Pengajaran) (Shulman, 1986). Di dalam artikel tersebut, ia menulis:
Ada tiga bentuk pengetahuan guru, yaitu pengetahuan proposisional,
pengetahuan kasus dan pengetahuan strategis. Ketiga pengetahuan
tersebut merupakan pengetahuan yang didasarkan pada sebuah
analisis konseptual pengetahuan bagi guru yang juga didasarkan
pada kerangka kerja untuk mengklasifikasikan lingkup dan kategori
pengetahuan guru tersebut. Pengetahuan isi untuk mengajar adalah
pengetahuan yang berwujud aspek dari isi paling berhubungan erat
kepada sifat fleksibelnya untuk digunakan dalam mengajar.
Aspek-aspek yang termasuk didalam pengetahuan isi untuk mengajar
tersebut adalah topik yang sering diajarkan (topik pokok), bentuk
yang paling bermanfaat, pembelajaran dengan menggunakan
penganalogian (pemisalan) yang kuat, dan penjelasan formal serta
pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik.
Aspek-aspek yang diungkapkan oleh Shulman inilah yang dijadikan
acuan oleh peneliti dalam mengidentifikasi pemahaman materi yang
dimiliki oleh guru. Hal ini dikarenakan aspek-aspek tersebut lebih
mencakup bagian-bagian pemahaman materi yang dimiliki oleh guru dan
yang ingin diketahui oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
urutan aspek-aspek tersebut menjadi penjelasan formal, pemahaman
mengenai materi yang lebih spesifik, topik yang paling sering diajarkan
(topik pokok), bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat dan
pembelajaran dengan menggunakan penganalogian (pemisalan) yang kuat.
Pengurutan ini digunakan supaya pemahaman materi yang dimiliki oleh
Aspek-aspek yang diungkapkan oleh Shulman akan dijabarkan
sebagai berikut:
1. Penjelasan formal
Penjelasan formal adalah penjelasan yang dilakukan oleh guru
ketika menjelaskan materi dengan menggunakan kata-kata resmi dan
mudah dipahami oleh siswa. Banyak kejadian dimana guru yang
mengajar di daerah akan lebih sering menggunakan bahasa daerah
setempat, mungkin untuk beberapa hal akan sangat membantu guru
untuk menjelaskan materi menjadi lebih mudah untuk dimengerti, tetapi
disisi lain, hal tersebut akan menghambat penyampaian materi dengan
baik.
Dalam buku panduan atau buku pegangan guru telah dirumuskan
materi-materi dengan menggunakan bahasa dan kata-kata yang formal.
Oleh karena itu, guru juga harus mampu menyampaikan hal tersebut
dengan menggunakan penjelasan yang bersifat formal. Hal ini
digunakan untuk membantu menyamakan persepsi dan pemahaman
yang akan diterima oleh siswa sehingga tidak terjadi miskonsepsi pada
diri siswa mengenai materi yang diajarkan oleh guru.
Selain itu, maksud dari penjelasan formal ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan guru dalam memahami konsep materi itu
sendiri. Semakin baik pemahaman konsep yang dimiliki oleh seorang
guru maka akan semakin baik juga penjelasan yang akan diberikan guru
dipahami oleh siswa. Namun sebaliknya, apabila seorang guru belum
memahami benar konsep yang terkandung dalam suatu materi maka
penjelasan yang akan diberikan pun akan semakin sedikit dan
berbelit-belit. Hal tersebut akan mempersulit siswa dalam memahami materi
tersebut.
2. Pemahaman mengenai materi pembelajaran menjadi lebih spesifik.
Pemahaman guru mengenai materi pembelajaran juga dapat dilihat
dari cara guru membagi topik pembelajaran menjadi lebih spesifik lagi.
Materi pembelajaran dibagi menjadi 3 jenis yaitu materi pembelajaran
yang memiliki tingkat kesulitan rendah, materi dengan tingkat kesulitan
sedang dan materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Guru perlu
mengetahui jenis tingkatan materi yang disampaikannya. Ketiga
tingkatan pada materi tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran
yang akan berlangsung apabila guru kurang mengetahui tingkatan yang
dimiliki oleh materi/topik yang akan disampaikannya.
Dalam penentuan tingkatan topik pembelajaran menjadi lebih
spesifik dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi siswa yang akan menerima pembelajaran tersebut. Menurut
Terisi Cyber, materi pembelajaran dapat di klasifikasikan ke dalam
empat jenis (klasifikasi materi pembelajaran dalam
Pada umumnya, materi dibagi menjadi dua hal yaitu materi yang
berisikan konsep dan materi yang berisikan hitungan
(persamaan-persamaan maupun rumus). Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
materi yang berisi hitungan akan sulit untuk dipahami oleh siswa dan
guru akan lebih sulit dalam menyampaikan materi tersebut pada siswa.
Akan tetapi, tidak seluruhnya pendapat tersebut tepat, ada pula yang
mengatakan akan lebih sulit menghafal dibandingkan dengan
menghitung.
Pembuatan topik pembelajaran menjadi lebih spesifik akan
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Dalam
proses penyampaian materi, guru juga perlu memperhatikan metode
yang akan digunakan. Metode adalah alat/cara yang digunakan oleh
guru untuk menyampaikan materi/topik pembelajaran. Penentuan
metode pembelajaran juga berkaitan dengan tingkatan dan spesifikasi
topik/materi yang baik oleh guru agar isi pembelajaran tersampaikan
dengan baik dan benar. Oleh karena itu, guru harus memahami lebih
dalam lagi untuk menspesifikasikan topik/materi pembelajaran yang
akan disampaikan agar isi materi tersampaikan dengan benar.
3. Topik yang paling sering diajarkan (topik pokok).
Materi pembelajaran adalah hal terpenting yang harus disampaikan
oleh guru dengan baik. Dimana baik disini diartikan bahwa materi
tersebut dapat tersampaikan dengan benar sesuai dengan konsep dan hal
mengerti benar akan materi yang harus disampaikannya. Secara umum,
materi pembelajaran telah dibagi menjadi per bab. Dimana setiap
babnya telah dibagi lagi menjadi sub-bab. Akan tetapi, materi yang
telah dibagi menjadi dalam bab-bab tersebut tidak seluruhnya adalah
materi yang pokok dan wajib diajarkan secara mendalam. Apabila guru
telah mengerti dan memahami akan materi yang diajarkannya, maka
guru tersebut akan mengetahui bagian-bagian materi yang pokok untuk
diajarkan dan harus tersampaikan pada siswa dengan penekanan yang
khusus dan mendalam.
Topik pokok disini adalah topik /materi yang harus diajarkan oleh
guru dikarenakan topik/materi tersebut adalah topik atau materi yang
dianggap sebagai dasar dari keseluruhan topik/materi. Topik pokok ini
akan tampak dari tingkat seringnya topik/materi tersebut diajarkan oleh
guru. Pemilihan topik pokok tidak hanya dipilih begitu saja, melainkan
guru harus mengetahui juga mengapa topik tersebut menjadi pokok dan
mengapa perlu diketahui lebih mendalam. Pemilihan topik yang akan
diajarkan dengan lebih mendalam dan sering diajarkan dipengaruhi oleh
beberapa hal misalnya topik tersebut selalu muncul pada ujian nasional
untuk siswa kelas XII atau topik tersebut memiliki kaitan dengan topik
lainnya mungkin pada pelajaran yang sama maupun pelajaran lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, topik pokok adalah topik/ materi yang
sering dan penting untuk diajarkan. Guru yang memiliki pemahaman
suatu materi. Hal tersebut akan membantu guru dalam menyampaikan
materi pada siswa ketika mengajar di kelas. Hal yang tampak dari
kategori ini adalah seringnya guru melakukan pengulangan ketika
menyampaikan materi. Selain itu, hal lain yang menunjukan bahwa
materi tersebut adalah topik pokok yaitu ketika guru menjelaskan, guru
memberikan penekanan khusus pada topik atau materi tersebut.
4. Bentuk pembelajaran yang bermanfaat.
Bentuk pembelajaran adalah desain pembelajaran yang akan
dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses
penyiapan pembelajaran, hal yang harus diperhatikan tidak hanya
supaya materi dapat tersampaikan pada siswa dari awal sampai akhir
dan seluruh materi tersampaikan, tetapi dalam penyiapan proses
pembelajaran diperlukan bentuk pembelajaran yang dapat bermanfaat
bagi guru maupun siswa. Maksud dari bentuk pembelajaran yang
bermanfaat adalah bentuk pembelajaran yang dapat menghasilkan suatu
pencapaian yang maksimal dan materi yang disampaikan akan berguna
dan tepat sasaran.
Bentuk pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
secara umum berkaitan dengan metode yang digunakan dalam
menyampaikan materi. Apabila metode yang digunakan adalah metode
yang tepat, maka materi yang dipelajari pun akan menjadi tepat saji dan
metode juga harus memperhatikan situasi yang akan dihadapi oleh guru
ketika menyampaikan materi dengan menggunakan metode tersebut.
Guru perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan
penggunaan metode yang digunakannya.
5. Pembelajaran dengan Menggunakan Penganalogian (Pemisalan)
yang kuat
Pada bagian ini, analogi disini diartikan sebagai perbandingan yang
kuat yang dimiliki oleh materi yang akan diajarkan. Dalam memahami
materi pembelajaran, guru diharapkan memiliki kemampuan
menganalogi yang kuat dalam memilah-milah materi dengan baik. Pada
pembelajaran, materi adalah hal terpenting sehingga akan memperoleh
perlakuan yang lebih khusus supaya materi tersebut tersampaikan
dengan baik.
Guru dengan kemampuan pemahaman materi yang baik akan
dengan mudah mengerti perbedaan jenjang yang dimiliki oleh tiap
materi. Guru harus mampu membandingkan antar materi yang
seharusnya disampaikan. Kemampuan guru dalam menganalogi materi
yang kuat akan mendukung hasil yang akan diperoleh guru ketika
proses pembelajaran berakhir.
Analogi digunakan untuk mempermudah guru dalam
menyampaikan kepada siswa mengenai suatu hal dengan menggunakan
pengandaian atau pemisalan lain. Baik hal tersebut masih berada dalam
menganalogikan materi dengan baik sesuai dengan keadaan yang ada,
maka siswa akan dengan mudah memahami materi tersebut. Jadi,
penganalogian suatu materi dalam proses pembelajaran pun sangat
diperlukan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Pengetahuan isi atau pemahaman materi pada guru berkaitan juga
dengan prinsip mengajar yang harus diketahui oleh guru sebagai dasar dari
keseluruhan hal terpenting dalam proses belajar- mengajar (Slameto,
2010:35). Mengingat kembali bahwa tugas guru adalah mengajar yang tidak
lain adalah menyampaikan materi kepada anak didiknya, maka guru dituntut
memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang akan
dididiknya.
Isi pemahaman materi dari guru diharapkan minimal setara dengan
kebutuhan mata pelajaran utama. Kebutuhan itu tidak hanya mampu
memahami sesuatu, guru harus memahami lebih jauh mengapa hal tersebut
dapat terjadi, atas dasar jaminan yang dapat digunakan untuk menegaskan
dan dalam kenyataan apa keyakinan kita dalam pembenaran yang dapat
melemahkan dan bahkan ditolak. Selain itu, guru diharapkan memahami
mengapa topik tertentu sangat penting bagi disiplin ilmu sedangkan yang
lain mungkin tidak terlalu penting.
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, pemahaman guru tentang
mengetahui materi yang spesifik, mengetahui topik pokok dari keseluruhan
materi, mampu menentukan bentuk pembelajaran yang bermanfaat, dan
mampu menyampaikan materi dengan menggunakan analogi atau pemisalan
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif
-Naturalistic Observation. Deskriptif dikarenakan didalam penelitian
ini akan diberikan penjelasan-penjelasan terhadap suatu hal, yaitu
analisis mengenai pemahaman-pemahaman guru tentang materi
pembelajaran yang diperoleh berdasarkan dapat yang diperoleh dalam
penelitian. Selain bersifat deskriptif, penelitian ini juga termasuk ke
dalam jenis penelitian Naturalistic observation, dimana dalam
penelitian ini peneliti meneliti subyek dalam seting yang natural tanpa
memanipulasi apapun sehingga peneliti hanya menjadi pengamat
tanpa terlibat didalam secara langsung dalam proses pembelajaran.
Jadi dalam hal ini, data yang akan diperoleh peneliti dalam bentuk
aktivitas pembelajaran, hasil wawancara dan dokumentasi data yang
diperoleh dari guru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : 1 SMA Negeri di Kalimantan Barat
C. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalm penelitian ini adalah guru mata
pelajaran fisika kelas XII yang mengajar siswa sejumlah 30 orang.
Alasan pemilihan guru tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian
dikarenakan guru tersebut merupakan satu-satunya guru yang
benar-benar mengampu mata pelajaran Fisika untuk tingkat SMA se
kecamatan. Hal tersebut yang menimbulkan rasa keingintahuan
peneliti untuk mengetahui pemahaman guru tentang materi
pembelajaran yang disampaikannya. Selain itu juga, menurut
informasi yang diperoleh peneliti, selama 3 tahun terakhir
siswa-siswa hasil didikannya mampu memperoleh nilai ujian Fisika dengan
rata-rata diatas KKM.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Suparno, 2010: 56). Alat utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat perekam yang berupa kamera digital.
Penelitian ini menggunakan 3 jenis instrumen, yaitu:
1. Observasi langsung,
2. Dokumentasi data, dan
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat
dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian
yang sedang dilakukan (Jonathan, 2006:224 dalam Suwido, 2010:
28). Dalam observasi, hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Hal-hal
tersebut tidak lain adalah yang berkaitan dengan pemahaman guru
mengenai materi pembelajaran dan proses-proses pembelajaran
yang berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara yang dilakukan merupakan bentuk wawancara
terstruktur dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2006: 190
dalam Windiastuti, 2010: 25). Permasalahan yang tertuang dalam
pertanyaan-pertanyaan wawancara berhubungan dengan
yang berkaitan dengan pembelajaran serta mengenai hasil belajar
siswa.
Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru yang
merupakan data wawancara pokok. Hasil wawancara tersebut
kemudian didukung lagi dengan data hasil wawancara yang
dilakukan antara peneliti dan beberapa siswa sebagai perwakilan
pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Dokumentasi Data
Dokumentasi dalam hal ini adalah bentuk-bentuk data yang
diperoleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hasil
dokumentasi yang dimaksudkan adalah hasil observasi foto
maupun video, hasil wawancara peneliti dan guru, hasil
wawancara peneliti dan siswa, dan juga dokumentasi yang
berbentuk nilai. Dokumentasi nilai diperoleh dari guru yang
bersangkutan. Nilai diperoleh dari hasil pretest, posttest dan
ulangan kompetensi dasar yang dilakukan oleh guru.
F. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data ada dua proses yang dilakukan, yiatu
analisis data yang dilakukan secara kualitatif dan secara kuantitatif.
1. Secara Kualitatif
Pada analisis data dengan menggunakan analisis kualitiatif
untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh guru tentang
a. Transkrip data
Transkrip data ini dilakukan untuk semua data yang telah
diperoleh peneliti, yaitu data video dan hasil wawancara.
Untuk data video akan diubah menjadi bentuk tulisan atau
cerita deskriptif. Hal tersebut dilakukan dengan cara memutar
kembali video pembelajaran yang terekam, mengamati, dan
mencermati video-video tersebut dan memberikan
catatan-catatan yang berkaitan dengan pemahaman guru tentang materi
pembelajaran. Hasil wawancara yang telah dilakukan diubah
menjadi kalimat dengan kata-kata yang lebih formal.
b. Pengkategorian data atau pemberian tema
Data-data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan
menurut kategori yang dianggap sama. Kategori-kategori yang
dijadikan acuan disini adalah kategori yang berkaitan dengan
pemahaman guru tentang materi pembelajaran dan
proses-proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut.
Kategori-kategori itu meliputi:
1) Penjelasan formal
2) Materi pembelajaran yang lebih spesifik
3) Topik yang sering diajarkan
4) Bentuk pembelajaran yang bermanfaat
Pengkategorian ini dilakukan supaya mempermudah
peneliti dalam menganalisis data yang telah diperoleh dan
menjadikannya lebih terstruktur. Pengkategorian ini dilakukan
untuk data video dan hasil wawancara.
c. Penarikan kesimpulan
Data yang telah dikelompokkan pada tiap-tiap kategori
dan telah dianalisis, kemudian akan ditarik kesimpulan sesuai
dengan pemahaman guru tentang materi pembelajaran terhadap
proses dan penilaiannya.
2. Secara Kuantitatif
Proses analisis kuantitatif dilakukan pada data yang diperoleh
melalui dokumentasi nilai terutama untuk hasilpretest, posttestdan
ulangan kompetensi dasar yang dilakukan oleh guru terhadap
siswa. Analisis ini untuk melihat penilaian yang dilakukan oleh
guru pada tes-tes yang dilakukan. Sebelumnya, guru telah
memberikan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk kompetensi
dasar yang diajarkan yaitu 70. Setiap tes akan dianalissis juga
berdasarkan jenis soal yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk
semua tes baikpretest, posttestmaupun ulangan kompetensi dasar.
Nilai yang diperoleh melalui ulangan kompetensi dasar akan
diolah dan diubah kedalam bentuk persentase. Hal ini untuk
mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru. Cara untuk
mengubah kedalam bentuk persentase adalah sebagai berikut :
Persentase 1= 100%
Persentase 2= 100%
G. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari
pemahaman guru tentang materi pembelajaran terhadap proses dan
penilaian. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
mewawancarai guru mata pelajaran untuk mengetahui persiapan dan
hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah dilakukan
wawancara kemudian peneliti pada pertemuan berikutnya melakukan
observasi langsung di kelas untuk melihat secara langsung kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Apabila observasi yang
dilakukan telah selesai, kemudian diakhir, peneliti melakukan
wawancara pada siswa yang dalam hal ini adalah orang yang
memperoleh pembelajaran. Dalam wawancara, peneliti menanyakan
seputar pendapat mereka mengenai pembelajaran yang telah
berlangsung.
Setelah diperoleh data, kemudian peneliti akan menganalisis
data tersebut dengan bagian-bagiannya. Berdasarkan hasil analisis
hendak dicapai oleh peneliti. Langkah-langkah penelitian yang akan
digunakan oleh peneliti adalah sebagai beriku
Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian
Wawancara terhadap guru
Observasi
Analisis Data Wawancara terhadap
siswa
33 BAB IV
DATA DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan metode observasi langsung, dokumentasi data dan wawancara.
maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah didalam bab ini.
A. Data
1. Deskripsi Penelitian
Pengetahuan guru mengenai materi pembelajaran adalah
kemampuan guru untuk mengenali materi pembelajaran yang akan
disampaikannya. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari proses
pembelajaran yang berlangsung ketika guru mengajar. Pemahaman guru
tersebut berkaitan dengan cara guru dalam menterjemahkan
prinsip-prinsip dan bagian-bagian yang terdapat pada materi secara tepat dan
benar. Peneliti melakukan pengamatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman guru mengenai
materi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bertepatan dengan materi
Gejala Gelombang. Dimana materi tersebut termasuk pada Kompetensi
Dasar Mendeskripsikan Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Secara Umum
yang terdapat pada Standar KompetensiMenerapkan Konsep dan Prinsip
gejala Gelombang Dalam Menyelesaikan Masalah. Materi tersebut
Diakhir materi pada kompetensi dasar itu, guru melakukan uji
kemampuan dengan memberikan ulangan. Kegiatan itu digunakan untuk
melihat keberhasilan guru dalam mengajarkan materi secara keseluruhan
kepada siswa. Sebelum dilakukan pengamatan di kelas, peneliti
melakukan wawancara dengan guru. Dalam wawancara tersebut, peneliti
ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan oleh guru. Wawancara terhadap guru hanya
dilakukan sebanyak satu kali saja dan pada pertemuan berikutnya peneliti
melakukan pengambilan data sebanyak 3 kali. Setelah pengamatan di
kelas dianggap cukup, peneliti mewawancarai siswa untuk mengetahui
tanggapan dan penilaian mereka mengenai proses pembelajaran yang
telah berlangsung sebelumnya.
Tabel daftar pelaksanaan pengambilan data di kelas dan wawancara
yang dilakukan.
Pengambilan data berupa Video dan foto kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Latar Belakang Pendidikan Guru
Dalam hal ini, guru yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah
seorang guru fisika yang mengajar di sekolah tersebut kurang lebih
hampir 3 tahun. Guru yang bernama Deo (bukan nama sebenarnya)
merupakan seorang guru fisika yang berasal dari latar belakang yang
bukan dari dunia fisika. Beliau adalah seorang sarjana yang mana berasal
dari luar lingkup pendidikan.
Diawal langkahnya menjadi guru, beliau mengampu mata pelajaran
biologi selama kurang lebih 3 tahun di sebuah SMA Negeri di
Kalimantan Barat. Pada tahun ketiga beliau mengajar, karena tuntutan
sekolah yang mengalami kekurangan tenaga pengajar khususnya guru
pengampu mata pelajaran fisika, beliau diminta untuk merangkap
menjadi guru pengampu mata pelajaran fisika hingga saat ini.
Sebelumnya beliau mengajar mata pelajaran fisika dari kelas X sampai
kelas XII. Akan tetapi, untuk saat ini, beliau hanya mengampu mata
pelajaran fisika pada kelas XI dan XII IPA saja.
Selain menjadi guru pengampu mata pelajaran fisika, beliau juga
merangkap menjadi wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. Jadi apabila
kepala sekolah sedang berada tugas diluar, beliaulah yang menggantikan
untuk mengurusi kegiatan di sekolah dan hal-hal yang biasanya
dilakukan oleh kepala sekolah. Sehingga, guru ini tidak hanya
3. Data
a. Data Kualitatif
Data yang diperoleh oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran.
1) Video
Untuk data video dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada:
a) Rabu, 25 Juli 2012 pada lampiran 3,
b) Sabtu, 28 Juli 2012 pada lampiran 4, dan
c) Rabu, 01 Agustus 2012 pada lampiran 5.
2) Wawancara
a) Peneliti dan Guru
Data wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan guru
pada Selasa, 24 Juli 2012 yang secara keseluruhan dapat dilihat
pada lampiran 6.
b) Peneliti dan Siswa
Data wawancara yang dilakukan antara peneliti dan siswa
dibagi menjadi 2 dikarenakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua orang siswa yang digunakan untuk
mewakili pendapat dari keseluruhan siswa.
(1) Hasil wawancara peneliti dengan siswa I
Hasil wawancara antara peneliti dan siswa I
dilakukan pada Sabtu, 11 Agustus 2012 yang secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 7.
Hasil wawancara antara peneliti dan siswa II
dilakukan pada Sabtu, 11 Agustus 2012 yang secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 8.
b. Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini, peneliti juga memperoleh data
pendukung yang berupa angka yang berasal dari nilai :
1) PretestdanPosttestyang dilakukan pada Rabu, 25 Juli 2012 yang
dapat dilihat pada lampiran 12.
2) Ulangan kompetensi dasar yang dilakukan pada Sabtu, 04
Agustus 2012 yang dapat dilihat pada lampiran 13.
B. Analisis Data
1. Secara Kualitatif untuk Melihat Pemahaman Guru dan Proses
Pembelajaran yang Berlangsung
Analisis data secara kualitatif yang telah diperoleh oleh peneliti akan
dianalisis berdasarkan lima kategori yang telah dibahas pada bab II.
Analisis tersebut berdasarkan kategori-kategori yang berkaitan dengan
pemahaman guru yaitu penjelasan formal, materi pembelajaran yang lebih
spesifik, topik yang sering diajarkan (topik pokok), bentuk pembelajaran
yang paling bermanfaat, dan analogi yang kuat. Analisis ini digunakan
untuk melihat pemahaman guru tentang materi pembelajaran.
a. Penjelasan formal
Menurut pengamatan dan data yang telah diperoleh, peneliti
dilakukan oleh guru dengan menggunakan penjelasan formal ketika
menyampaikan materi di kelas. Secara keseluruhan, materi yang
disampaikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung hanya
disampaikan dengan cara membaca materi tersebut pada buku yang
digunakan sebagai buku acuan atau buku pegangan.
Berikut ini ada beberapa kutipan yang teramati oleh peneliti
ketika guru menyampaikan materi di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung sebagai pendukung pernyataan di atas:
Penjelasan 1:
”Gelombang diartikan sebagai getaran yang merambat dengan membawa energi. Getaran yang merambat terjadi dikarenakan adanya perpindahan dari satu titik ke titik lain dengan membawa energi didalamnya. Jadi, pengertian gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya gangguan yang dapat berpindah ke titik lain.”(Rabu, 25 Juli 2012).
Penjelasan 2:
“Jenis gelombang dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan arah getar, amplitudo dan mediumnya. Nah, untuk jenis gelombang yang berdasarkan arah getarnya dibagi menjadi dua lagi yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya sejajar dengan arah rambatannya, contohnya pegas dan gelombang bunyi. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah rambatannya, contohnya gelombang tali, air dan cahaya. Jika berdasarkan amplitudo dibagi menjadi dua jenis yaitu gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Berdasarkan mediumnya ada dua jenis gelombang juga yaitu gelombang mekanik dan gelombang Elektromagnetik.”(Rabu, 25 Juli 2012).
Penjelasan 3:
“ Gelombang yang saya jadikan contoh adalah gelombang transversal, misalnya gelombang tali seperti yang saya demonstrasikan tadi. Gelombang transversal dikatakan sebagai satu gelombang apabila terdiri dari satu lembah dan satu bukit. Sedangkan untuk gelombang longitudinal itu satu gelombang adalah satu rapatan dan satu renggangan. Gelombang memiliki panjang, kecepatan dan cepat rambat gelombang. Jadi, pada gelombang yang dapat diukur adalah panjang gelombang (λ), periode (T) dan cepat rambat gelombang (v). Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: v =
Penjelasan 4:
”Gelombang adalah getaran yang merambat dengan membawa energi yang disebabkan karena adanya usikan atau gangguan yang dpaat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Untuk itu, terdapat persamaan umum gelombang sebagai berikut:
Y=A sin( − )
Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai simpangan, amplitudo dan lainnya yang berkaitan dengan gelombang. Jadi, kalian perlu mempelajari persamaantersebut dengan lebih teliti lagi.”(Rabu, 01 Agustus 2012).
Seperti yang telah dijelaskan di atas, guru dapat
menyampaikan materi dengan baik dikarenakan ketika guru
membaca materi tersebut pada buku acuan yang selalu dibawa ketika
mengajar. Oleh karena itu, materi yang disampaikan oleh guru akan
sama dengan materi dan kalimat yang terdapat pada buku acuan
yang dalam hal ini adalah lembar kerja siswa (LKS). Akan tetapi,
jika kita perhatikan kembali pada penjelasan dan materi yang telah
disampaikan oleh guru, banyak hal-hal penting pada materi yang
tidak disampaikan oleh guru karena tidak terdapat pada LKS. Hal
tersebut lebih tampak padapenjelasan 3danpenjelasan 4.
Pada penjelasan 3, guru menyampaikan materi mengenai
bagian-bagian pada gelombang dan bagian gelombang yang dapat
diukur atau dihitung. Sebelum dilakukan penjelasan, guru
mendahuluinya dengan mengadakan demonstrasi dengan
menggunakan tali tambang untuk menunjukan gelombang tali yang
merupakan gelombang transversal. Kemudian guru berusaha
menggambarkan bentuk gelombang tersebut di papan tulis. Akan
gelombang dengan menggunakan gambar gelombang tersebut. Guru
secara langsung menyatakan bahwa gelombang dikatakan sebagai 1
gelombang apabila terdiri dari 1 lembah dan 1 bukit (gelombang
transversal), dan 1 rapatan dan 1 renggangan (gelombang
longitudinal).
Selain itu juga, guru tidak menjelaskan mengenai pengertian
dari bagian-bagian yang dikatakan pada penjelasan yang
diberikannya. Hal ini yang kemudian membuat peneliti
membandingkan antara penjelasan yang disampaikan oleh guru
dengan buku pegangan yang dimiliki oleh peneliti.
Menurut Giancoli, (2001: 382, 366) pada gelombang terdapat
beberapa istilah yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Puncak adalah titik tertinggi dari gelombang.
2) Lembah adalah titik terendah dari gelombang.
3) Rapatan adalah daerah-daerah di mana kumparan-kumparan
mendekat selama sesaat.
4) Renggangan adalah daerah-daerah di mana kumparan-kumparan
menjauh selama sesaat.
5) Amplitudo (A) adalah ketinggian maksimal puncak, atau
kedalaman maksimal lembah relatif terhadap tingkat normal (atau
seimbang). Ayunan total dari puncak sampai ke lembah sama
6) Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak yang
berurutan atau jarak antara dua titik identik mana saja yang
berurutan pada gelombang.
7) Frekuensi (f) adalah jumlah puncak atau siklus lengkap yang
melewati satu titik per satuan waktu.
8) Periode (T) = 1/f dan merupakan waktu yang berlalu antara dua
puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang, atau
waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus lengkap.
9) Kecepatan gelombang ( ) adalah kecepatan dimana puncak
gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak.
Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel
pada medium itu sendiri.
10) Simpangan (x atau y ) adalah jarak x atau y massa dari titik
setimbang pada setiap saat.
Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang
λ, dalam satu periode T. Dengan demikian, kecepatan gelombang
sama dengan : = . Karena , 1/T = f, maka = .
Begitu halnya pada penjelasan 4, guru juga hanya
menyampaikan materi tersebut dengan membaca buku tanpa
memberikan tambahan penjelasan yang dapat memperjelas materi
tersebut. Pada penjelasan 4, materi yang disampaikan adalah materi
mengenai persamaan umum gelombang dimana hal terpokok pada
simbol-simbol dan dalam penyampaiannya memerlukan penjelasan yang
lebih mendetail supaya siswa akan lebih mudah dalam memahami
materi tersebut. oleh karena itu, seperti halnya penjelasan 3, pada
penjelasan 4 pun dilakukan pembandingan antara hasil penjelasan
yang disampaika oleh guru dengan materi pada buku fisika.
Menurut Supiyanto, ( 2006 : 8- 15) pada gerak harmonik
sederhana terdapat persamaan simpangan getar untuk titik O adalah
= sin . Gelombang kemudian merambat dari titik O ke arah
sumbu x positif. Suatu titik P yang terletak di sebelah kanan titik O
sejauh x akan ikut berjalan setelah gelombang dari titik O mencapai
P. Apabila gelombang merambat dengan kecepatan v, maka waktu
yang diperlukan oleh gelombang berjalan untuk merambat adalah
= . Oleh karena itu, pada saat titik O sudah bergetar selama t
sekon, maka titik P baru bergetar selama = − sekon,
sehingga persamaan simpangan gelombang berjalan di titik P
adalah: = sin − . Dengan mendefinisikan bilangan
gelombang k sebagai = serta menggunakan kembali hubungan
= 2 dan = , apat dituliskan bahwa = sin( − ).
Persamaan tersebut menyatakan gelombang merambat kearah sumbu
x positif (kanan). Untuk gelombang berjalan yang merambat kea rah
sumbu x negative (kiri), maka pada saat titik O baru berjalan selama
sehingga persamaan simpangan gelombang berjalan di titik P adalah
= sin + = sin( + ).Oleh karena itu persamaan
gelombang berjalan dapat dinyatakan dalam bentuk
= sin( ± ). Apabila A bernilai + (positif ) maka arah
getar dari gelombang tersebut ke atas (sumbu–y positif ) dan jika A
bernilai – (negatif ) maka arah getar gelombang adalah ke bawah
(sumbu–y negatif). Tanda± yang berada di depan nilai k ( bilangan
gelombang ) digunakan untuk menunjukkan arah rambat dari
gelombang tersebut. Apabila k bernilai + (positif) maka arah rambat
gelombangnya adalah ke kiri (sumbu –x negatif), dan apabila k
bernilai– ( negatif ) maka arah rambat gelombang ke kanan (sumbu
–x positif).
Selain dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas,
hal lain yang menunjukkan bahwa tidak terjadinya pembelajaran
dengan menggunakan penjelasan formal adalah ketika seorang siswa
bertanya kepada guru mengenai angin topan. Dimana dalam hal ini
guru tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut melainkan
guru hanya membalikan pertanyaan tersebut kepada siswa yang
bertanya tadi. Hal tersebut seperti pada kutipan berikut:
S : Pak, kalo angin tornado itu jenis gelombang apa? Kan bentuknya
bergulung-gulung juga? Berarti gelombang longitudinal donk?.
G : Menurut kamu angin tornado itu gelombang bukan ? Perlu media
Keadaan ini menyebabkan siswa menjadi bingung dan tidak
menemukan jawaban sesuai dengan harapannya. Selain itu juga,
pada pertemuan selanjutnya tidak ditemukan siswa yang bertanya
pada guru dan suasana kelas menjadi tidak kondusif dimana para
siswa lebih memilih membaca buku masing-masing dan
berbincang-bincang dengan teman yang duduk disebelah ataupun depan
belakangnya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa selama proses pembelajaran yang
berlangsung tidak tampak adanya aktivitas pembelajaran dengan
menggunakan penjelasan formal. Hal ini dikarenakan materi yang
disampaikan oleh guru dilakukan dengan membaca buku acuan yang
selalu dibawa ketika mengajar di kelas.
b. Pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada dasarnya
guru mengetahui materi yang dianggap sebagai materi yang spesifik
tetapi tidak diaktualisasikan dalam pembelajaran yang berlangsung.
Selama berlangsungnya pembelajaran tidak ditunjukkan adanya
perlakuan atau tindakan khusus yang dapat digunakan untuk
menyatakan bahwa suatu materi dikategorikan sebagai materi yang
spesifik. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran yang
berlangsung, guru memberikan perlakuan yang sama pada tiap