• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ABSTRAK

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pengetahuan, sumber informasi, pemahaman tingkat agama, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa, dengan sampel 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pengetahuan p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,129), pemahaman tingkat agama p=0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,315), sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan peranan keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

Kata Kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMA Kepustakaan: 31, 1999-2009

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

(3)

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

THE FACTORS THAT INFLUENCE IN BEFORE MARRIED SEXUAL BEHAVIOR AT SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN SURAKARTA

ABSTRACT

The aim of this reseach was to prove the influence of knowledge, source of information, understanding of religion level and family role related toward before married sexual behavior at senior high school students in Surakarta. The research was observasional with cross-sectional approach and qualitative and kuantitative method. The subject was students with 15-18 years old who study in senior high school in Surakarta. The population were students in SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2, and SMA Warga in Surakarta who ever or was having experience for dating, with the amount was 1158 students and the sample were amount 114 students. The sampling technique was simple random sampling. The analysis use chi squere test and multiple regression statistics with significant level 95% confidence interval (α =0,05). The results could be presented that the significant level of knowledge got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (-0,129), the understanding of religion value got p=0,002 (p<0,05) and coefficient value (-03915), the information resource got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (0,201), and the family role got p=0,000 (p<0,05) and coefficient value (-0,394). Based on the result it can be concluded there are influence of knowledge, source of information, understanding of religion value, and family role toward before married sexual behavior at of senior high school students in Surakarta.

(4)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(5)

@ 2009

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007

Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Azizah Gama T, SKM, M.Pd Noor Alis Setiyadi, SKM

(7)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 30 Oktober dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Ketua Penguji : Azizah Gama T, SKM, M.Pd (...) Anggota Penguji I : Noor Alis Setiyadi, SKM (...) Anggota Penguji II : Ambarwati S.Pd, M.Si (...)

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

(8)

MOTTO

™ “Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal yang sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki didalamnya tanpa hisap”.

(Qur’an 40 :40).

™ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya”

(Qur’an 17 :36).

™ “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLAH SWT, Tuhan semesta alam”.

(Qur’an 6 :162).

™ “Dan hamba-hamba yang baik dari tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang-orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.

(Qur’an 25 :63).

™ “Hanya dengan kesabaran dan ketabahan hati menjadi tenang serta mengalahkan hati yang sedang gelisah”

(9)

PERSEMBAHAN

™

Karya ini penulis persembahkan untuk Ibuku dan paman-pamanku

tersayang yang menjadi motivasiku dalam pencapaian tujuan hidup ini.

Kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidupku, pemberi kasih

sayang dan motivasi yang terkuat dan tiada tara.

™

Kakakku dan adik-adikku tersayang yang menjadi penyemangat pemberi

inspirasi, canda dan tawa serta kasih sayang yang tercurah di setiap

langkah ku.

™

Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang memberikan warna dalam

hidupku, selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan, dukungan

serta cinta dan kasih sayangnya selama ini baik suka maupun duka.

™

Sahabat-sahabatku yang aku sayangi karena kebaikan dan ketulusan

hati kalian menerima aku apa adanya.

™

Teman-teman Kesehatan Masyarakat UMS angkatan 2005.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririn Darmasih

Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 17 Juni 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Pamoroh 2 Kecamatan Kadur Pamekasan-Madura Riwayat Pendidikan :

1. Lulus SDN Pamoroh 2 tahun 1999

2. Lulus SLTPN 2 Pamekasan-Madura tahun 2002 3. Lulus SMAN 1 Pamekasan-Madura tahun 2005

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT yng telah memberikan kemudahan dan petunjik dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul "Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA Di Surakarta". Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada: 1. Bpk. Arif Widodo, A. Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.

4. Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.

5. Dosen-dosen kesmas Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd, Ibu Dwi Linna Suswardany SKM, Dr. Bhisma Murti MPH, MSc, PhD, Ibu Ambarwati S.Pd, M.Si, Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM, Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid), Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes, Bpk Sri Darnoto SKM, Bpk Badar Kirwono SKM, M.Kes, dan yang lainnya terima kasih atas ilmu yang diberikan pada penulis.

6. Bpk. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 7. Bpk. Drs. Sukardjo, MA selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang

(12)

8. Bpk. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 9. Bpk. Drs. Rusetyo Antariksa selaku kepala sekolah SMA Warga Surakarta

yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

10.Bpk. Drs. H. Soewarto, MM selaku kepala sekolah SMA Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

11.Ibuku tersayang dan Mbah Tamo yang telah menjaga dan membesarkanku, merawat, memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.

12.Paman-pamanku tersayang, paman Sadin, Ali, Husen, Doil, dan Sholeh, kak samsuri, adikku Iis, ulfa dan salamah yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, dukungan, motivasi, biaya, dan semangat yang tak terhitung banyaknya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliyah ini dengan baik. 13.Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang telah memberikan warna dalam

hidupku, memberikan semangat, nasehat, dorongan, dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya yang tiada tara baik suka maupun duka yang tak terhitung banyaknya.

14.Sahabat-sahabatku tersayang Imanda, Junitha, Mela, Umi, Aria, dan Vita yang telah memberikan banyak pengalaman dalam hidup, memberikan nasehat, semangat, dorongan, motivasi, doa, canda, tawa dan mengajarkan penulis tentang arti sebuah persahabatan.

15.Widia, Ida, Anjar, Riana, Phitaloka, Dewi, Irfan, Pambudi, Dwi, Farid, Agus Samsudrajat, Aput, wahyu, dan semua teman2 seperjuangan kesmas 2005. 16.Dewi Rahayu, Dian lestari, Jeryanto, dan semua kakak tingkat seperjuangan di

kesmas yang telah memberikan semangat dan dorongan pada penulis.

17.Teman- teman kos, Ambar, Rini, dina, Retno, Dewi, Linda, Ifa, Darti, Nova dan lainnya yang telah berbagi canda dan tawa selama penulis berada di kos.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin. Wassalamu'alaikum Wr. Wb

(13)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Remaja...7

1. Pengertian Remaja...7

2. Cici-ciri Masa Remaja...7

3. Tahap Perkembangan Remaja...8

4. Perkembangan Fisik ...9

5. Karakteristik Remaja...11

6. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja ...13

B.Perilaku...15

1. Pengertian Perilaku...15

2. Faktor Perilaku...17

C. Perilaku Seksual Pada Remaja...17

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja.18 E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja...20

F. Kerangka teori...21

G. Kerangka Konsep...22

H. Hipotesis...23

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... ...23

B. Subjek Penelitian.. ...23

(14)

D. Populasi dan Sampel. ...25

1. Populasi... ...25

2. Besar Sampel... ...25

E. Variabel Penelitian... ...26

F. Definisi Operasional Variabel. ...27

1. Variabel Bebas... ...26

2. Variabel Terikat... ...26

G. Pengumpulan Data. ...28

1. Jens Data... ... ...28

2. Sumber Data... ... ...28

3. Cara Pengumpulan Data... ...29

4. Instrumen Penelitian... ...29

a. Kuesioner... ...29

b. Uji Validitas dan Reabilitas... ...30

c. Pedoman Wawancara... ...32

H. Pengolahan Data... ...36

I. Anlisis Data.. ...36

1. Analisis Univariat... ...36

2. Analisis Bivariat... ...36

3. Analisis multivariat... ...37

BAB IV. HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian…...40

B.Karakteristik Responden……...42

C.Hasil Penelitian………44

D.Hasil Uji Normalitas………...……….47

E.Hasil Analisis Hubungan……….48

F. Hasil Analisis Bivariat……….51

G.Hasil Analisis Multivariat………52

BAB V. PEMBAHASAN A.Karakteristik Responden……...56

B. Hasil Analisis Bivariat………..…...57

C.Hasil Analisis Multivariat………..…..64

BAB VI. KESIMPULAN A.Kesimpulan…...71

B.Saran…...71 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel...27

2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y...31

3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah...32

4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama...33

5. Hasil Uji Validitas Peranan Keluarga...33

6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi...34

7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur...43

8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin...43

9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan orang tua...44

10.Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi 11.Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta...47

12.Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov...48

13.Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada 14.Remaja SMA di Surakarta...49

15.Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...50

16.Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...50

17.15 Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...51

18.16 Ringkasan Hasil Uji Chi Square…...52

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri I Surakarta 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Warga Surakarta 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta 6. Kuesioner penelitian pengetahuan tentang perilaku seks pranikah remaja 7. Kuesioner penelitian pemahaman tingkat agama

8. Kuesioner penelitian sumber informasi 9. Kuesioner penelitian peranan keluarga

10.Pedoman wawancara terstruktur tentang perilaku seks pranikah remaja SMA 11.Data penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta.

12.Data kualitatif perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

13.Uji validitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga

14.Uji reabilitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga

15.hasil frequensi tabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga.

16.Uji normalitas data

17.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pengetahuan dengan perilaku seks pranikah 18.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pemahaman tingkat agama dengan perilaku

seks pranikah

19.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere sumber informasi dengan perilaku seks pranikah

20.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah

(18)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Aquired Immune Defisiency Syndrom HIV : Human Immunodeficiency Virus HP : Handpone

MUI : Majelis Ulama Indonesia PMS : Penyakit menular Seksual

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja

yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali

mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 – 23 tahun dan

usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et al. 2003). Perilaku

seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang

bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan,

mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju,

memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju,

memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono,

2003).

Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang

hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan

hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual,

dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual (Planned

Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI (2006),

menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta

(19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200

ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah

(20)

institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan

bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah

melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka

3-5 kali (Suryoputro, et al. 2002). Penelitian juga dilakukan oleh Universitas

Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005)

dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau

10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah.

Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005), mengenai perilaku seksual

remaja SMU di Surakarta dengan sampel berjumlah 1.250 orang, berasal dari

10 SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan

menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir

10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi

4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%. Remaja merupakan

suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,

berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa

remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan

masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002).

Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor,

yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hasil

penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan

orangtua-remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama

(21)

signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual

pranikah remaja.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebutuhan akan layanan

kesehatan reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 2002, menunjukkan

bahwa pengetahuan mereka akan seksualitas sangat terbatas (6,11%).

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh

terhadap remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah. Remaja yang

tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh

terhadap sikap mereka melakukan hubungan seksual pranikah (Iswarati dan

Prihyugiarto, 2002).

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi

remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan

hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari keluarga

yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan

perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai

pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah

remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan,

makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah

perilaku seksual pranikah remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara orang tua

dengan remaja, tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat agama

(22)

Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan

perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi

religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor lain

yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan

seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut Rohmahwati

(2008) paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno)

maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara

langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan

seksual pranikah.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada beberapa sekolah SMA

di Surakarta, terdapat salah satu SMA yang terpaksa mengeluarkan siswanya

dari sekolah karena hamil di luar nikah, akibat perilaku seks pranikah. Oleh

karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta, yang

meliputi pengetahuan, sumber informasi (media), religiusitas, dan keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta?

2. Apakah pemahaman tingkat agama mempengaruhi perilaku seks pranikah

(23)

3. Apakah sumber informasi (media) mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta?

4. Apakah peran keluarga mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

b. Menganalisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

c. Menganalisis pengaruh pemahaman tingkat agama (religiusitas)

terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

d. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

(24)

b. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi

terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program

kesehatan reproduksi.

c. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman

berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian

yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

d. Bagi Peneliti lain

Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai faktor yang

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah

lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia

sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung

antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal

usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa

remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja disebut

juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan

perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock,

2004).

2. Ciri-ciri masa remaja

Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan

dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan

ciri–ciri tertentu yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan.

(26)

d. Masa remaja sebagai periode bermasalah.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Gunarsa (2001) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa

peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan

yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Semua aspek

perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung antara umur

12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja

awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah

masa remaja akhi (Monks, et al. 2002).

3. Tahap perkembangan remaja

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap

yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir

abstrak

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

(27)

4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktifitas seks

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain

1) Pengungkapan identitas diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Mempunyai citra jasmani dirinya

4) Dapat mewujudkan rasa cinta

5) Mampu berpikir abstrak

4. Perkembangan fisik

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.

Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu

ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian

lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut

a. Ciri-ciri seks primer

Dalam modul kesehatan reproduksi remaja (Depkes, 2002) disebutkan

bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah:

1) Remaja laki-laki

Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah

mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada

remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun.

2) Remaja perempuan

Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi),

(28)

kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim

yang banyak mengandung darah.

b. Ciri-ciri seks sekunder

Menurut Sarwono (2003), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja

adalah sebagai berikut :

1) Remaja laki-laki

a) Bahu melebar, pinggul menyempit

b) Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada,

tangan, dan kaki

c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal

d) Produksi keringat menjadi lebih banyak

2) Remaja perempuan

a) Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan

menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara

menjadi lebih besar dan lebih bulat.

b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang

pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat

menjadi lebih aktif.

c) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada

pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga

memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.

(29)

5. Karakteristik remaja

Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada

masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13

dan14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi aspek:

a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi

ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya

ciri-ciri sekunder.

b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan

serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.

c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik

mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan

mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.

d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi

bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada

kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.

e. Perilaku kognitif

1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah

logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang

bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas,

2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang

terpesat,

3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan

(30)

f. Moralitas

1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi

pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.

2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji

kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku

sehari-hari oleh para pendukungnya.

3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat

dengan tipe idolanya.

g. Perilaku Keagamaan

1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan mulai

dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.

3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas

pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar

dirinya.

h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian

1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga

diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya.

2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum

terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya

(31)

3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis

identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya,

yang akan membentuk kepribadiannnya.

4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak

(teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski

masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.

6. Perkembangan perilaku seksual remaja

Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya

kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks

baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan menyebabkan

perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan

psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh

kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan

perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor

perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003).

Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi

remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar

yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat

penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan

jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula

dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian

(32)

dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada

kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan

pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut

mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila

dalam Soetjiningsih, 2004).

Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang

dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki

lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli

berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual

antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks

sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat

saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan

tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka sendiri

bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa

remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa

alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta

(Santrock, 2003).

B. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta

interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

(33)

lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak

sadar (Green, 2000).

Menurut Skinner (2001) seorang ahli psikologi, merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan

atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan

perilaku menjadi dua:

a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada

orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati

secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

orang lain.

Skinner dalam Notoatmodjo (2001) mengemukakan bahwa

perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)

(34)

1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap.

Responden respon (Respondent behaviour) mencakup juga emosi

respon dan emotional behaviour.

2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul

dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini

disebut reinforsing stimuli atau reinforcer.

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu.

Aspek-aspek dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam

perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah

pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran,

penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan

bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan dalam motivasi

diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono, 2003).

2. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

a. Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang

dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku.

b. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua

karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang

(35)

c. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang

memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman

atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat keputusan dari

para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003).

C. Perilaku Seksual pada Remaja

Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah laku

yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan

jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama.

Menurut Stuart dan Sundeen (1999), perilaku seksual yang sehat dan adaptif

dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan

perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa

melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut

agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002).

Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku

seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari

berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau

meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual

intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat

(36)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro (2003-2004)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa

Tengah adalah, (1) faktor internal (pengetahuan, aspek-aspek kesehatan

reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku,

kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup,

pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status

perkawinan), (2) faktor eksternal (kontak dengan sumber-sumber informasi,

keluarga, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk

perilaku tertentu), (Suryoputro, et al. 2006).

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku

seksual remaja berusia 14-24 tahun mengungkapkan 64% remaja mengakui

secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar

nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan

hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan

tidak melanggar nilai dan moral agama. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks

pranikah remaja (Media Indonesia, 27 Januari 2005).

Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan

masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber

informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin, 2008). Beberapa

kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai

(37)

yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari petugas

kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999).

Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku

reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang

melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari

keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan

perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang-tua yang harmonis akan

menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan

kepribadian anak sebaliknya. Orang tua yang sering bertengkar akan

menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri“ dari

keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian,

dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi

perkembangan jiwa anak (Rohmahwati, 2008). Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi hubungan

antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman sebaya,

religiusitas, dan eksposur media pornografi (Soetjiningsih, 2006).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja

adalah perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, penyebaran

informasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma di masyarakat,

serta pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan (Sarwono,

(38)

E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak

negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :

a. Dampak psikologis

Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya

perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.

b. Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya

dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.

c. Dampak sosial

Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan

sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja

perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi

tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut

(Sarwono, 2003).

d. Dampak fisik

Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2003) adalah

berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan

frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara

usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan

kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS

(39)

F. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Remaja

(40)

H. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

I. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah remaja

SMA di Surakarta.

2. Ada pengaruh antara pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap

perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

3. Ada pengaruh antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks

pranikah remaja SMA di Surakarta.

4. Ada pengaruh antara peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah

remaja SMA di Surakarta. Variabel Bebas

1. Pengetahuan

2. Pemahaman tingkat agama (religiusitas)

3. Sumber informasi (media) 4. Peran keluarga

Variabel Terikat

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif.

Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh penjelasan yang lebih

mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja.

Metode kuantitatif digunakan untuk memperjelas, memperluas,

menjernihkan data, dan meningkatkan pemahaman tentang alasan terjadinya

kecenderungan tertentu serta memperjelas berbagai faktor yang

mengakibatkan perubahan perilaku (Hadi, 2000). Menggabungkan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian adalah pemakaian hasil-hasil

kualitatif untuk menjelaskan temuan-temuan penelitian kuantitatif (Brannen,

2005).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun

(42)

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang

layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah:

a. Remaja laki-laki maupun perempuan

b. Berusia 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta

c. Pernah/sedang pacaran

d. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria

eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan

b. Anak-anak dan orang tua yang usianya kurang dari 15 tahun dan lebih

dari 18 tahun.

c. Remaja yang bersekolah di kota lain, selain Surakarta

d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden

C. Waktu dan Tempat Tenelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta dan

(43)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA yang berusia 15-18 di

SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga

Surakarta kelas 2 sebanyak 1450 siswa. Kemudian dari populasi tersebut

dilakukan survey awal untuk mengetahui siswa yang pernah atau sedang

pacaran dengan jumlah 1158siswa.

2. Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini sejumlah 114 siswa. Besar sampel dapat

dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sebagai berikut :

n =

p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi

(44)

q : 1 – p

Z1 - α2: statistik Z (Z = 1,96 untuk α = 0,05)

d : Data presisi absolut atau margin of error yang diinginkan diketahui

sisi proporsi (+/-5 %)

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan Simple random sampling, yaitu metode pengambilan sampel

secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang

yang sama besar untuk terpilih sebagai sebagai sampel (Sugiarto, et al.

2001).

E. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

a. Variabel bebas

Variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seks

pranikah remaja yang meliputi pengetahuan, pemahaman tingkat

agama (religiusitas), sumber informasi (media), dan peran keluarga.

b. Variabel terikat

Variabel terikatnya adalah perilaku seks pranikah remaja SMA di

(45)

F. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

N

Definisi Operasional Skala ukur

(46)

5. Variabel

a. Kuantitatif meliputi pengetahuan tentang perilaku seks pranikah,

pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, dan peran

keluarga.

b. Kualitatif meliputi perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

2. Sumber data

a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari responden berupa pengetahuan

tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber

informasi atau media, peran keluarga, dan dampak perilaku seks

pranikah dengan mengisi kuesioner dan melalui wawancara secara

langsung terhadap responden dengan menggunakan pedoman

(47)

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah SMA, jumlah

kelas, dan jumlah siswa SMA di Surakarta. Selain itu data juga

diperoleh melalui studi pustaka serta internet

3. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada

responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang

ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Selanjutnya dilakukan

wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara

terstruktur.

4. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan

pedoman wawancara terstruktur.

a. Kuesioner

1) Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuesioner tertutup yaitu

pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama,

peran keluarga, dan sumber informasi (media). Kuesioner peran

kelurga dengan jumlah 10 item pertanyaan. Pertanyaan yang

bersifat mendukung (favourable) jawabannya adalah iya dan tidak

mendukung (unfavourable) jawabannya adalah tidak. Kuesioner

sumber informasi (media) kategori sedikit dan banyak dengan

(48)

2) Kuesioner pengetahuan tentang seks pranikah sebanyak 17 item

pernyataan. Pernyataan yang bersifat mendukung (favourable)

jawaban benar (B) yaitu no.1, 2, 3, 4, 5, 8, 14, 15, 16, dan 17.

Sedangkan pada pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable)

jawaban salah (S) yaitu no.6, 7, 9, 10, 11, 12, dan 13. Kuesioner

pemahaman tingkat agama sebanyak 10 item pernyataan dengan

favourable yaitu no. 1, 2, 5, 9, dan 10. Sedangkan unfavourable

yaitu no.3, 4, 6, 7, dan 8.

3) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah:

a) Jawaban favourable: jawaban benar skor 1, jawaban salah

skor 0

b) Jawaban unfavourable: jawaban benar skor 0, jawaban salah

skor 1

4) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban ya dan tidak:

a) Jawaban favourable : jawaban ya skor 1, jawaban tidak skor 0

b) Jawaban unfavourable : jawaban ya skor 0, jawaban tidak

skor 1

b. Uji validitas dan reabilitas

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan

mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita

inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product

moment person. Uji reabilitas dengan rumus alfa cronbach. Rumus

(49)

rxy=

Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Besar rxy Keterangan

0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)

> 0,20 - < 0,40 Hubungan rendah

> 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang atau cukup

> 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat atau tinggi

> 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat atau tinggi

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMA Kasatrian

Sukoharjo sebanyak 20 responden tingkat keeratan hubungan variabel

(50)

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah No Pertanyaan

Pengetahuan

Valid Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y

1. P1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi

2. P2 0,473* Hubungan sedang atau cukup

3. P3 0,632** Hubungan sedang atau cukup

4. P4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi

5. P5 0,583** Hubungan sedang atau cukup

6. P6 0,671** Hubungan sedang atau cukup

7. P7 0,564** Hubungan sedang atau cukup

8. P8 0,550** Hubungan sedang atau cukup

9. P9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi 10. P10 0,523* Hubungan sedang atau cukup 11. P11 0,711** Hubungan kuat atau tinggi 12. P12 0,829** Hubungan kuat atau tinggi 13. P13 0,573** Hubungan sedang atau cukup 14. P14 0,545** Hubungan sedang atau cukup 15. P15 0,471* Hubungan sedang atau cukup 16. P16 0,506** Hubungan sedang atau cukup 17. P17 0,564** Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 3 tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan tentang

seks pranikah variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup

yaitu antara > 0,40 - < 0,70 pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14,

dan 15. Sedangkan hubungan tinggi yaitu > 0,70 - < 0,90 pada

pertanyaan 1, 4, 9, 11, dan 12. Hasil uji validitas pemahaman tingkat

(51)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama No Pemahaman

Tingkat Agama

Valid Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y

Pada tabel 4 tingkat keeratan hubungan pemahaman tingkat agama

variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan

hubungan tinggi pada pertanyaan 7 dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90.

Sengkan hasil uji validitas peranan keluarga dapat disajikan pada tabel

5 yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Peran Keluarga

No Keluarga Valid Tingkat Keeratan Hubungan

Variabel X dan Y

Pada tabel 5 tingkat keeratan hubungan keluarga variabel X dan Y

(52)

dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada

pertanyaan 1, dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas

sumber informasi dapat disajikan pada tabel 6 yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi

No Sumber

Informasi

Valid Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y

Pada tabel 6 tingkat keeratan hubungan sumber informasi variabel

X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan

hubungan rendah pada pertanyaan 2, 9, dan 10 yaitu > 0,70 - < 0,90.

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach.

Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut:

(53)

Σσ2t : jumlah varians bulir

σ2t : Varians total

Standar reabilitasnya adalah jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai

tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel (Sambas dan

Maman, 2007).

Berdasarkan hasil uji reabilitas yang dilakukan pada

masing-masing instrumen alfa cronbachnya pengetahuan tentang seks

pranikah reabilitas instrumen adalah (0,752), pemahaman tingkat

agama (0,751), peran keluarga (0,768), dan sumber informasi adalah

(0,752) hasilnya lebih dari nilai r tabel yaitu (>0,6) sehingga

dinyatakan reliabel.

c. Pedoman wawancara

1) Wawancara yaitu wawancara yang mengkombinasikan antara

wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun

terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara

tegas dan mengarah.

2) Pedoman wawancara terdiri dari 11 pertanyaan dengan topik

berupa perilaku sek pranikah dengan obyek diri sendiri dan orang

lain.

3) Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan menjadi 3 kategori

(54)

ukurnya (0-3), kategori sedang hasil ukurnya (4-7), dan kategori

buruk hasil ukurnya (8-11).

H. Pengolahan

Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry, dan

tabulating data).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses

pengolahan data.

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.

4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti guna

memudahkan analisis data.

I. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis univariat

Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yang digunakan untuk

mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan

variabel bebas dan variabel terikat.

2. Analisis bivariat

Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat

dengan uji statistik chi square (X2). Syarat uji chi square antara lain

(55)

dan kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Budiarto, 2001).

Sebelum dilakukan uji chi square dilakukan uji normalitas data. Uji

normalitas data merupakan uji keselarasan untuk mengetahui apakah suatu

populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini merupakan uji

persyaratan, untuk mengetahaui bahwa sampel yang diambil berasal dari

distribusi normal (Budiyono, 2004). Pengujian normalitas menggunakan

metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan pengambilan keputusan

jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal,

sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau data tidak

berdistribusi normal (Santoso, 2000). Analisis chi square dilakukan

dengan mengunakan SPSS 15 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf

kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat

kepercayaan 95% :

a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

b. Jika nilai sig p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (Budiarto, 200).

3. Analisis multivariat

Menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu

dengan menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression). Analisis

regresi ganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel

terikat dengan beberapa variabel bebas. Tujuannya adalah untuk

menggunakan nilai-nilai variabel bebas yang diketahui, untuk meramalkan

variabel terikat. Menurut Irianto (2004) beberapa syarat yang harus

(56)

a. Sampel harus diambil secara acak (random) dari populasi yang

berdistribusi normal

b. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio, sedangkan

variabel bebas tidak harus interval atau ratio tetapi bisa juga untuk data

yang berskala lebih rendah.

c. Variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara

teoritis, dan melalui perhitungan korelasi sederhana yang dapat diuji

signifkansi hubungan tersebut. Jika tidak mempunyai hubungan

sederhana yang signifikan maka korelasi ganda tidak akan signifikan.

d. Persamaan regresinya harus linier.

Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:

Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + ...+ bk Xk

Untuk menghitung koefisien regresinya digunakan persamaan sebanyak

k + 1 buah, yaitu: ∑Y = an + b1 ∑ X2 + b2 ∑ X2 + b3 ∑ X3...+ bk ∑ Xk

∑X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X21 + b2 ∑ X1 X2 + b3 ∑ X1X3...+ bk ∑ X1Xk

∑X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2+ b2 ∑ X1 X22 + b3 ∑ X2X3...+ bk ∑ X2Xk

∑X3Y = a ∑ X3 + b1 ∑ X1X3+ b2 ∑ X2 X3 + b3 ∑ X2X23...+ bk ∑ X3Xk

∑XkY = a ∑ Xk + b1 ∑ X1Xk+ b2 ∑ X2 Xk + b3 ∑ X2Xk...+ bk ∑ X2k

Analisis regresi ganda dilakukan apabila terdapat hubungan yang erat

antara variabel bebas dengan variabel terikat (Irianto A, 2004). Analisis

data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Dasar

pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat

(57)

a. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis ditolak.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta yang pernah

atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun. Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan

SMA Warga Surakarta. Gambaran umum pada masing-masing SMA dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. SMA Negeri 1 Surakarta

SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 27 kelas.

Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang,

sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5

kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa

sebanyak 401 orang. Kelas XII terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA

sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah

siswa sebanyak 342 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA

Negeri 1 Surakarta sebanyak 1.094 orang.

2. SMA Negeri 2 Surakarta

SMA Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 28 kelas.

(59)

sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3

kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 369 orang.

Kelas XII terdapat 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS

sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 353 orang, sehingga

jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 1.070 orang.

3. SMA Negeri 6 Surakarta

SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas.

Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang,

sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3

kelas, IPS 4 kelas dan Bahasa 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 261

orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas yang terdiri IPA sebanyak 3 kelas, IPS

4 kelas, dan Bahasa 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 304 orang,

sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak

916 orang.

4. SMA Batik 2 Surakarta

SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang

terletak di Kecamatan Laweyan dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas.

Kelas X terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang,

sedangkan kelas XI terdiri dari 8 kelas, IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6

kelas dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Kelas XII terdiri dari 8

(60)

292 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Batik 2 Surakarta

sebanyak 914 orang.

5. SMA Warga Surakarta

SMA Warga Surakarta merupakan salah satu SMA Swasta yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 17 kelas.

Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231 orang,

sedangkan kelas XI terdiri dari 5 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 1

kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 139 orang. Kelas XII

terdiri dari 6 kelas terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 170 orang, sehingga jumlah keseluruhan

siswa SMA Warga Surakarta sebanyak 540 orang.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang

pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam

penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2

Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini

sebanyak 114 siswa. Hasil analisis karakteristik responden dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Umur

Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 17

(61)

adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). Hasil analisis karakteristik

responden disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

15 Tahun 16 Tahun

13 28

11,4 24,6

17 Tahun 73 64,0

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar umur

responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan

persentase terkecil adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%).

2. Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin responden persentase terbesar adalah

perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Sedangkan persentase

terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). Karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 43 37,7

Perempuan 71 62,3

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel tabel 8 menunjukkan proporsi terbesar adalah

perempuan yaitu 71 orang (62,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah

(62)

3. Pendidikan Orang Tua

Distribusi pendidikan orang tua responden adalah tidak sekolah

yaitu sebanyak 16 orang (14,0%), SD yaitu sebanyak 19 orang (16,7%),

SMP yaitu sebanyak 18 orang (15,%), SMA yaitu sebanyak 44 orang

(38,6%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 17 orang (14,9%). Proporsi

terbesar pendidikan orang tua adalah SMA. Karakteristik responden

berdasarkan pendidikan orang tua disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 16 14,0

SD 19 16,7

SMP 18 15,8

SMA 44 38,6

Perguruan Tinggi 17 14,9

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa persentase terbesar

pendidikan orang tua adalah lulusan SMA yaitu 44 orang (38,6%).

Sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang

(14,0%).

C. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan tentang seks pranikah

Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa kemampuan

remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku seks pranikah

(63)

terbesar yaitu sebanyak 94 orang (82,5%). Sedangkan pengetahuan remaja

yang tidak baik dengan persentase terkecil sebanyak 20 orang (17,5%).

2. Pemahaman tingkat agama

Pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan

remaja dalam memahami dan mengetahui tentang agama seperti pacaran

menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak

perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik dengan

persentase terbesar yaitu sebanyak 76 orang (66,7%) menjawab dengan

benar. Sedangkan pengetahuan agama yang tidak baik dengan persentase

terkecil yaitu sebanyak 38 orang (33,3%).

3. Sumber informasi

Sumber informasi yang diperoleh remaja tentang perilaku seks

pranikah dengan persentase terbesar sebanyak 73 orang (64,0%), dalam

kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumber-sumber

yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio,

poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan informasi

yang diperoleh remaja dalam persentase terkecil yaitu 41 orang (36,0%),

kategori banyak (lebih dari 7), dari sumber-sumber yang ada, seperti

internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku

bacaan, brosur, majalah, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi

(64)

4. Peran keluarga

Keadaan keluarga atau situasi keluarga remaja dalam hal

komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja

yang tinggal bersama orang tua termasuk dalam kategori baik dengan

persentase terbesar yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan kategori

yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 37 orang

(32,5%).

5. Perilaku seks pranikah

Bentuk perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta adalah

melakukan ciuman bibir sebanyak 93 orang (81,6%), masturbasi sebanyak

23 orang (20,2%), menonton video porno sebanyak 101 orang (88,6%),

dan hubungan seksual sebanyak (5,2%). Perilaku seks pranikah pada

remaja SMA di Surakarta menunjukkan sebagian besar perilaku seks

pranikah remaja dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 orang (43,9%),

kategori sedang sebanyak 46 orang (40,4%), dan kategori buruk sebanyak

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Orang tua dapat memberikan penge- tahuan tentang seks pranikah pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta memberikan informasi yang baik dan bertang- gung jawab

Tesis yang berjudul “ SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN” ini adalah karya

Abstrak : Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA dan SMK Di Kota Bengkayang. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara faktor

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA

Perilaku seks pranikah adalah hubungan seks yang dilakukan oleh remaja. sebelum menikah, yang dapat berakibat kehilangan

Berdasarkan indikasi buruknya perilaku seks pranikah di sekolah ini dan banyaknya faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja, maka penting

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan bahaya pergaulan bebas pada remaja dengan persepsi perilaku seks pranikah di SMA N 1 Sewon Bantul tahun

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA