BAB III
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur Akademi Kuliner di Semarang
3.1.1 Studi Aktivitas
A. Pengelompokan Aktivitas
Tabel 7 . Pengelompokan Aktivitas Pimpinan Akademi
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat
1. Direktur Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Direktur Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengajar Ruang Kelas /
Ruang Laboratorium
Privat
Asistensi Ruang Dosen Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Ruang Direktur
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
2. Wakil Direktur I , II,
III
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Wakil
Direktur
Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengajar Ruang Kelas /
Ruang Laboratorium
Privat
Asistensi Ruang Dosen Privat
67
Sholat Mushola Servis
3. Kepala Bag. Perpustakaan
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat Mengontrol Perpustakaan Perpustakaan Pubilk
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Kantor Kepala
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
4. Kepala Bag. Laboratorium
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat Mengontrol Laboratorium Ruang Laboratorium Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Kantor Kepala
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
5. Kepala dan Sekretaris
Progdi
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Kepala dan
Sekretaris Progdi
Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengajar Ruang Kelas /
Ruang Laboratorium
Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat Megontrol BAU & BAK Ruang BAU & BAK Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Fotokopi Koperasi Semi
Publik
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik
Kegiatan Senat Ruang Senat Privat
Mengikuti rapat Ruang Senat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Ruang Senat
Publik Privat
Fotokopi Koperasi Semi
Publik
BAB / BAK Toilet Servis
69
No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat
1. Dosen Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Dosen Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengajar Ruang Kelas /
Ruang Laboratorium
Privat
Asistensi Ruang Dosen Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Ruang Dosen
Publik Privat
Fotokopi Koperasi Semi
Publik
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
2. Staff BAU dan BAAK
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Mengurus Administrasi Kantor BAAK Privat Menginventaris sarana
dan prasarana
Kantor BAU Privat
Mengikuti Rapat Kantor BAU Privat
Mengajar Ruang Kelas /
Ruang Laboratorium
Privat
Asistensi Ruang Dosen Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Ruang BAU & BAAK
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
3. Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik
Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik
Tabel 8 . Pengelompokan Aktivitas Dosen dan Staff
Administrasi
Fotokopi Koperasi Privat
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Pantry
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
4. Pustakawan Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik
Bekerja Perpustakaan Semi
Publik
Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat
Mengikuti upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Kantor Kepala
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
5. Cleaning Service
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Membersihkan Ruang Seluruh ruang Servis
Menyimpan Barang Gudang Servis
Istirahat Kantin
Ruang Pekerja
Publik Privat
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
6. Satpam Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Menjaga Keamanan Seluruh ruang Servis
Mengawasi CCTV Gudang Servis
Istirahat Kantin
Ruang Pekerja
71
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
Tabel 9 . Pengelompokkan Aktivitas Mahasiswa dan Pengunjung
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat
1. Mahasiswa Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik
Belajar (teori) Ruang Kelas Privat
Belajar (praktek) Ruang Laboratorium Privat
Asistensi Ruang Dosen Privat
Membaca Buku Perpustakaan Privat
Upacara Lapangan Publik
Istirahat Kantin
Ruang Komunal
Publik Publik
Seminar Aula Publik
Fotokopi Koperasi Semi
Publik
Internship Restaurant, Café,
Bakery
Publik
BAB / BAK Toilet Servis
Sholat Mushola Servis
2. Pengunjung / Tamu
Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik
Berkunjung Kompleks Akademi Privat
Membeli Makanan Restaurant, Café, Bakery
Publik
BAB / BAK Toilet Servis
B. Pola Aktivitas
Pola aktivitas datang :
Pola aktivitas pulang / pergi :
Skema 3 . Skema Pola Aktivitas Datang
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
Skema 4 . Pola Aktivitas Pergi
73 Pola aktivitas pimpinan Akademi Kuliner :
Skema 5 . Pola Aktivitas Pimpinan
Pola aktivitas pengelola :
Skema 6 . Pola Aktivitas Pengelola
75 Pola aktivitas Mahasiswa
Skema 7 . Pola Aktivitas Mahasiswa
Pola aktivitas Tamu
Skema 8 . Pola Aktivitas Tamu
77 Pola pengelola Restoran, Bakery, dan Café
Skema 9 . Pola Aktivitas Pengelola Resto
Pola aktivitas pengunjung Restoran, Bakery, dan Café
Skema 10 . Pola Aktivitas Pengunjung Resto
79 Jadwal Kegiatan
Tabel 10 . Jadwal Kegiatan Akademi Kuliner
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
Perhitungan Jumlah Pelaku
Mahasiswa
Perhitungan jumlah mahasiswa di Akademi Kuliner berdasar pada jumlah mahasiswa program studi tata boga di Akademi Kesejahteraan Ibu Kartini Semarang.
Tabel 11 . Jumlah Mahasiswa Tata Boga AKS
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Mahasiswa
(orang)
45 50 56 65 72
Rata-rata Jumlah Mahasiswa dalam 5 tahun :
Presentase kenaikan dalam 5 tahun terakhir :
(72 - 45 ) /72 x 100% = 37.5 %
Jumlah dari presentase kenaikan mahasiswa : 37.5% x 57 = 21.4 dibulatkan menjadi 21 orang
Jumlah total mahasiswa : 78
Dari data tersebut disimpulkan untuk membuka jurusan kuliner dengan jumlah penerimaan mahasiswa 80 mahasiswa setiap program studinya.
Jumlah Mahasiswa Akademi Kuliner
- D1 Culinary Arts 80 mahasiswa - D1 Patisserie 80 mahasiswa
- D3 Cuinary Business 80 mahasiswa x 3 angkatan Total : 400 mahasiswa
Asumsi Mahasiswa yang belum lulus tepat waktu
5% x 400 = 20 orang
Jumlah Pelaku di Akademi Kuliner
Tabel 12 . Jumlah Pimpinan,Dosen, Staff, dan Pengelola Akademi Kuliner
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
No. Pelaku Jumlah
(orang)
1. Direktur (Dosen) 1
2. Wakil Direktur I (Dosen) 1
81
10. Sekretaris Progdi D1 Culinary Arts (Dosen) 1
11. Ketua Progdi D1 Patisserie (Dosen) 1
12. Sekretaris Progdi D1 Patisserie (Dosen) 1
13. Ketua Progdi Culinary Business (Dosen) 1
14. Sekretaris Progdi D3 Culinary Business (Dosen) 1
15. Staff Administrasi D1 Culinary Arts 2
16. Staff Adminitsrasi D1 Patisserie 2
17. Staff Administrasi D3 Culinary Business 2
18. Staff BAU 3
Tabel 13 . Jumlah Pengelola Resto
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
6. Pelayan 8
7. Cleaning Service 4
8. Security 1
Perhitungan Time Slot
Tabel 14 . Kode Ruang Akademi Kuliner
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
No. Nama Ruang Kode Ruang
D1 Patisserie Semester Ganjil
Tabel 15 . Analisa Time Slot D1 Patisserie Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)
Pengetahuan Dasar Patiseri 2 80 1 2/80(e)
Dasar Tata Hidang Patiseri 2 80 1 2/80(e)
Teknik Pengolahan Roti 2 80 3 2/30(c)
Teknik Pengolahan Adonan 2 80 3 2/30(c)
Teknik Pengolahan Patiseri 2 80 3 2/30(c)
Teknik Pengolahan Kue
Tradisional
83
Tabel 16 . Time Slot D1 Patisserie Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Ruang Kelas (Ganjil)
a b c d e f g
Slot 2 jam 6 slot - 12 slot 6 slot 2 slot 3 slot 9 slot
Slot 4 jam - - 3 slot - - - -
D1 Patisserie Semester Genap
Tabel 17 . Analisis Time Slot D1 Patisserie Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Teknik Pembuatan Kue
Cost Control 1 80 3 1/30(g)
Praktek Kerja Lapangan 4 80 3 2/30(e)
Tugas Akhir 4 80 3 4/30(d)
Tabel 18 . Time Slot D1 Patisserie Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Ruang Kelas (Genap)
a b c d e f g
Slot 1 jam - - - - - - -
Slot 2 jam 3 slot - 15 slot - 2 slot - 12 slot
Slot 4 jam - - - 6 slot - - -
D1 Culinary Arts Semester Ganjil
Tabel 19 . Analisa Time Slot D1 Culinary Arts Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)
Pengetahuan Dasar Memasak 2 80 1 2/80(e)
Dasar Tata Hidang 2 80 1 2/80(e)
Pengolahan Makanan Pembuka 2 80 3 2/30(d)
Pengolahan Makanan Indonesia 4 80 3 4/30(d)
Pengolahan Makanan Tionghoa 4 80 3 4/30(b)
Pengolahan Makanan Amerika 4 80 3 4/30(b)
Higiene Sanitasi 2 80 1 2/80(e)
Bahasa Inggris Profesi 2 80 3 2/30(f)
Etika Profesi 2 80 3 2/30(g)
Pengolahan Makanan Kontinental 2 80 3 2/30(b)
85
Bartending 2 80 3 2/30(a)
Tabel 20 . Time Slot D1 Culinary Arts Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Ruang Kelas (Ganjil)
a b c d e f g
Slot 1 jam - - - - 1 slot
Slot 2 jam 3 slot 3 slot 6 slot 3 slot 3 slot 3 slot 9 slot
Slot 4 jam - - 3 slot 3 slot - - -
D1 Culinary Arts Semester Genap
Tabel 21 . Analisa Time Slot D1 Culinary Arts Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Pengolahan Makanan Vegetarian 2 80 3 2/30(d)
Pengolahan Makanan Asia 4 80 3 2/30(b)
Pengolahan Makanan Italia 2 80 1 2/80(b)
Pengolahan Makanan Timur
Tabel 22 . Time Slot D1 Culinary Arts Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
D3 Culinary Business Semester Ganjil
Tabel 23 . Analisa Time Slot D3 Culinary Business Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Teknologi Pengolahan Hewani &
Nabati
Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)
87
Teknik Pengolahan Kue
Tradisional
Tabel 24 . Time Slot D3 Culinary Business Semester Ganjil
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Ruang Kelas (Ganjil)
a b c d e f g
Slot 1 jam - - - - 1 slot - -
Slot 2 jam 9 slot 6 slot 9 slot 9 slot 16slot 3 slot 9 slot
D3 Culinary Business Semester Genap
Tabel 25 . Analisa Time Slot D3 Culinary Business Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Mata Kuliah Waktu
(Jam)
Pengolahan Makanan Vegetarian 2 80 3 2/30(d)
Pengolahan Makanan Asia 4 80 3 2/30(b)
Pengolahan Makanan Timur
89
Cost Control 1 80 3 1/30(g)
Teknik Pembuatan Kue Klasik 2 80 3 2/30(c)
Teknik Pembuatan Kue Modern 2 80 3 2/30(c)
Teknik Pembuatan Kue
Pengantin
2 80 3 2/30(d)
Pendidikan Budaya Dasar 2 80 3 2/30(g)
Hukum Ketenagakerjaan 2 80 3 2/30(g)
Penataan dan Pelayanan
Restoran
2 80 1 2/80(e)
Pengantar Perhotelan 1 80 1 1/80(e)
Tugas Akhir 6 80 3 4/30(d)
Tabel 26 . Time Slot D3 Culinary Business Semester Genap
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Ruang Kelas (Genap)
a b c d e f g
Slot 2 jam 3 slot 9 slot 15 slot 9 slot 6 slot 3 slot 27 slot
Slot 4 jam - 9 slot - 6 slot - - -
Jadwal perkuliahan
Senin – Jumat : 08.00-17.00, istirahat 12.00-13.00 jam efektif per hari : 8 jam, dengan total 5 hari 40 jam
Tabel 27 . Total Time Slot Akademi Kuliner
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016
Perhitungan Ruang ColdKitchen & BarLaboratory
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari
18slot/22slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang Perhitungan HotKitchen
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari 18slot/22slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang
Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari
12slot/11slot = 1,09 dibulatkan menjadi 1 ruang Perhitungan Pastry Laboratory
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari Total Ruang Kelas (Ganjil)
a b c d e f g
Slot 1 jam - - - - 2 slot - 21slot
Slot 2 jam 18slot 12slot 27slot 15 slot 16slot 9 slot 27 slot
Slot 4 jam - 12slot 6 slot 18slot - - -
Total Ruang Kelas (Genap)
a b c d e F g
Slot 1 jam - - - - - 24slot
Slot 2 jam 6 slot 18slot 30slot 12slot 18slot 3 slot 27slot
91 27slot/22slot = 1.23 dibulatkan menjadi 1 ruang
Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari 6slot/11slot = 0.54 dibulatkan menjadi 1 ruang
Perhitungan Culinary Studio
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari 15 slot/22 slot = 0.68 dibulatkan menjadi 1 ruang
Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari 18 slot/11 slot = 1.64 dibulatkan menjadi 2 ruang
Perhitungan Live Action Kitchen
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari
18 slot /22 slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang Perhitungan Lab. Bahasa
Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari 9 slot /22 slot = 0.41 dibulatkan menjadi 1 ruang
Perhitungan Ruang Kelas Teori
Dengan slot 1 jam, dapat menghasilkan 44 slot/ ruangan/ hari 24 slot/ 44 slot = 0.54 dibulatkan menjadi 1 ruang
Sehingga disimpulkan ruang Laboratorium yang dibutuhkan sebanyak Cold Kitchen & Bar Laboratory : 1 ruang
Hot Kitchen : 2 ruang
Pastry Laboratory : 2 ruang
Culinary Studio : 3 ruang Live Action Kitchen : 1 ruang
Lab. Bahasa : 1 ruang
Ruang Kelas Teori : 2 ruang
3.1.2 Studi Fasilitas
A. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Tabel 28 . Kebutuhan Ruang Akademi Kuliner
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 Area Akademik Umum
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Ruang Kelas Privat Indoor
Area Laboratorium Akademik
Ruang Sifat Indoor / Outdoor
Hot Kitchen Privat Indoor
Culinary Studio
Cold Kitchen
Pastry Laboratory
Live Action Kitchen
Bar Laboratory
93 Area Kegiatan Mahasiswa (Non-Akademik )
Ruang Sifat Indoor /Outdoor
Ruang Senat Privat Indoor
Ruang Himpunan Mahasiswa
Ruang UKM
Area Administrasi (Tingkat Pusat)
Ruang Sifat Indoor /Outdoor
Ruang Ketua BAU & BAAK Privat Indoor
Ruang BAU
Ruang BAAK
Ruang Rapat
Ruang tunggu
Area Administrasi (Tingkat Progdi)
Ruang Sifat Indoor /Outdoor
Ruang Administrasi Progdi Semi Publik Indoor
Ruang Ketua Progdi Privat
Ruang Sekretaris Progdi
Ruang Rapat
Ruang Dosen
Ruang Tamu Dosen Semi Publik
Ruang Tunggu Publik
Gudang Umum Servis
Fasilitas Penunjang
Ruang Sifat Indoor /Outdoor
Klinik
Perpustakaan
Ruang Komunal
Koperasi
Kantin Publik Indoor
Resaurant, Bakery & Café
Area Parkir Outdoor
Taman
Pantry Servis Indoor
Ruang Keamanan
Pos Satpam
Ruang Pompa
Ruang Gas LPG
Toilet
Gudang
B. Persyaratan Ruang
No. NAMA RUANG
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan
97
15. Ruang Ketua Program Studi ● ● ● ● ● ●
16. Ruang Sekretaris Program Studi ● ● ● ● ● ●
17. Ruang Dosen ● ● ● ● ● ●
18. Ruang Tamu Dosen ● ● ● ●
19. Ruang Senat ● ● ● ● ● ●
20. Ruang Himpunan Mahasiswa ● ● ● ● ● ●
21. Aula ● ● ● ● ● ●
22. Koperasi ● ● ● ● ● ●
23. Perpustakaan ● ● ● ● ●
24. Kantin ● ● ● ● ● ●
25. Ruang Komunal ● ● ● ● ● ●
26. Gudang ● ● ● ● ● ●
27. Toilet ● ● ● ● ● ● ●
28. Restoran, Bakery, dan Café ● ● ● ● ● ●
29. Dapur ● ● ● ● ● ● ● ●
30. Ruang Staff ● ● ● ● ● ●
31. Toilet ● ● ● ● ● ● ●
32. Gudang ● ● ● ● ●
33. Pantry ● ● ● ● ● ●
34. Mushola ● ● ● ● ● ●
36. Area Parkir ● ● ● ● ● ●
37. Ruang Cleaning Service ● ● ● ● ●
38. Ruang Keamanan dan Pos
Satpam ● ● ● ● ●
39. Ruang Genset ● ● ● ● ● ●
40. Ruang Pompa ● ● ● ● ●
41. Ruang Gas LPG ● ● ● ● ● ●
42. Ruang ME ● ● ● ● ● ●
Tabel 29 . Persyaratan Ruang Akademi Kuliner
99 C. Pola Sirkulasi Ruang
a. Pola Sirkulasi Unit Kegiatan Privat
Skema 11 . Pola Sirkulasi Area Privat
a. Pola sirkulasi unit kegiatan public
Skema 12 . Pola Sirkulasi Area Publik
101
Skema 13 . Pola Sirkulasi Area Servis
Skema 14. Pola Sirkulasi Makro
103
3.1.3 Studi Ruang Khusus
Fungsi ruang perlu diperhatikan sehingga ruang yang ada dapat mewadahi aktivitas yang dibutuhkan di dalamnya. Penataan ruang yang dilakukan harus disesuaikan dengan fungi dan jenis kegiatan yag dilakukan antar area dalam ruang dan antar ruang dalam bangunan. Bar Laboratory : berdasarkan fungsinya untuk mengolah berbagai
macam minuman, ruang ini mrmbutuhkan area-area yang berbeda untuk mengolah jenis minuman yang berbeda, seperti area pengolahan kopi dan teh, area pengolahan minuman berbahan dasar sayur dan buah, serta area pengolahan minuman beralkohol. Tempat penyimpanan bahan minuman harus terpisah dan memiliki suhu yang tepat untuk setiap jenis bahan.
Chiller (2) : 2,36 m2 1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2
WorkTable (6) : 18 m2
1,2 m x 2,5 m = 3 m2
Sirkulasi 250 % : 106,6 m2
Total : 149,24 m2
Hot Kitchen : berdasarkan fungsi nya untuk mengolah bahan makanan secara umum dan membutuhkan api, maka suhu di dalam ruang harus dijaga supaya nyaman bagi pengguna, namun tidak menganggu kegiatan. Dibutuhkan juga penyedot asap di setiap stasion / peralatan masak yang mengeluarkan asap, sehingga kualitas udara dalam ruang tetap terjaga dengan baik.
Analisis besaran :
KitchenStation (6) : 37,5 m2 5 m x 1.25m = 6.25 m2
Sink (2) : 1.1 m2
0,61m x 0,91m = 0.55 m2
Gambar 53 . Hot Kitchen
105
DeepFryer (1) : 0.27 m2 0.39 m x 0,70m = 0.27 m2
Roaster (1) : 1,32 m2
1,20 m x 1,10m = 1,32 m2
Lemari Penyimpanan (3) : 7.2 m2 2 m x 1.20m = 2.4 m2
WorkTable (2) : 4.8 m2 2 m x 1.20 m = 2,4 m2
Sirkulasi 250% : 182,66 m2
Total : 182,66 m2
Pastry Laboratory : berdasarkan fungsinya untuk mengolah bahan kue dan roti, ruang ini membutuhkan suhu yang lebih rendah dibanding Hot Kitchen, berkaitan dengan pengolahan bahan yang membutuhkan suhu rendah serta suhu optimal yang dibutuhkan pada pengembangan adonan.
Analisis besaran :
KitchenStation (3) : 39 m2 6.5 m x 2 m = 13 m2
Gambar 54 . Pastry Laboratory
Sink (1) : 6 m2 5 m x 1.20m = 6 m2
DeckOven (2) : 9 m2
3 m x 1.50m = 4.5 m2
Freezer (2) : 2.36 m2
1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2
Chiller (3) : 3,54 m2
1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2
Mixer (2) : 0.72 m2
0.6 m x 0.6 m = 0.36 m2
Lemari Penyimpanan (2) : 4.8 m2 2 m x 1.20m = 2.4 m2
Sirkulasi 250% : 153,05 m2
Total : 214,27 m2
Live Action Kitchen : berdasarkan fungsinya untuk melakukan demo masak, ruang ini membutuhkan area dapur dan area penonton. Area dapur sendiri harus dapat dilihat secara jelas dan menyulur dari area penonton, sehingga mahasiswa dapat memperhatikan demo masak secara optimal.
Gambar 55 . Live Action Kitchen
107
Analisis besaran :
KitchenStation (1) : 5.4 m2 4.5 m x 1.2 m = 13 m2
Sink + worktable (1) : 3.6 m2 3 m x 1.20m = 6 m2
Freezer (1) : 1,18 m2
1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2
Chiller (1) : 1,18 m2
1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2
Kursi (90) : 32.4 m2
0.6 m x 0.6 m = 0,36 m2
Sirkulasi 150% : 65,64 m2
Total : 109,4 m2
Culinary Studio : berdasarkan fungsinya untuk mewadahi kreativitas mahasiswa di bidang kuliner, ruang ini terdiri atas beberapa unit dapur yang memiliki fasilitas dasar, sehingga mahasiswa dapat bekerja dalam satu unit dapur.
Gambar 56 . Culinary Studio
Analisis besaran :
KitchenStation (30) : 165,6 m2 4,60 m x 1.20m = 5.52 m2
Sink (2) : 6 m2
5 m x 1.20m = 6 m2
Lemari Penyimpanan (4) : 9,6 m2 2 m x 1.20m = 2.4 m2
Sirkulasi 150% : 271.8 m2
Total : 453 m2
ChefRoom : merupakan ruang pengajar yang terdapat dalam setiap ruang laboratorium. Digunakan oleh Dosen Pengajar / Chef Tamu untuk persiapan mengajar.
Analisa Besaran Ruang
Kursi & Meja (1set) : 2,16 m2 1,8 m x 1,2 m = 4,02 m2
Nakas (1) : 2,88 m2
0,8 m x 1,8 m = 2,88 m2
Sirkulasi 150% : 7,56 m2
109
3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir
A. Studi Luas Bangunan
8. Ruang Ganti & Meja komputer =0,52 m2 Meja = 0,45 m2
115
26. Perpustakaan Kapasitas 100 orang 588 m2
27. Kantin Stand (6)
5 m2 x 6 = 30 m2 Meja u/ 4 orang (15)
0,81 m2 x 15 = 12,15 m2 Meja u/ 6 orang (8) 2,025 m2 x 8 = 16,2 m2 Kursi (108)
0,2 m2 x 108 = 21,6 m2 Wastafel (2)
1,6 m2 x 2 = 3,2 m2
28. Gudang 9m2 - - AS
29. Toilet Toilet (4)
1,2 m2 x 4 = 4,8 m2 Wastafel (2)
0,5 m2 x 2 = 1 m2
80% 10,4 m2 LOSD & HDIS
30. Restoran Meja u/ 4 orang (6) 0,81 m2 x 5 = 4,05 m2 Meja u/ 6 orang (6) 2,025 m2 x 6 = 12,15 m2 Kursi (60)
0,2 m2 x 60 = 12 m2 Wastafel (2)
1,6 m2 x 2 = 3,2 m2
250% 109,9 m2 AS
46. Ruang Genset 15 m2 - - AS
47. Ruang Pompa 30 m2 - - AS
48. Ruang Gas LPG
4 m2 - - AS
Tabel 30 . Studi Luas Bangunan
Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 AS = Asumsi
SBR = Studi Besaran Ruang
HDIS = Human Dimension & Interior Space
121 B.Studi Luas Lahan Parkir
Mahasiswa : 400 orang per hari
Diasumusikan pengguna mobil 30%, pengguna motor 50 %, dan pengguna kendaraan umum 20%
Mobil (30%) : 120 orang Motor (50%) : 200 orang Kendaraan umum (20%) : 80 orang Asumsi Perhitungan Parkir Mobil
1 Mobil untuk 2 orang (40%) : 24 mobil 1 Mobil untuk 1 orang (60%) : 80 mobil
Jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 104 mobil, namun menimbang waktu kuliah mahasiswa tidak pada waktu bersamaan, maka jumlah parkir yang dibutuhkan 2/3, yaitu 85 mobil
Asumsi Perhitungan Parkir Motor
1 Motor untuk 2 orang (40%) : 40 motor 1 Motor untuk 1 orang (60%) : 120 motor
Jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 160 motor, namun menimbang waktu kuliah mahasiswa tidak pada waktu bersamaan, maka jumlah parkir yang dibutuhkan 2/3, yaitu 107 motor
Staff dan Karyawan : 51 orang per hari
Mobil (5%) : 3 orang Motor (60%) : 30 orang Kendaraan umum (35%) : 18 orang
Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 3 mobil dan 30 motor
Pengelola & Dosen : 27 orang per hari
Diasumusikan pengguna mobil 60%, pengguna motor 35 %, dan pengguna kendaraan umum 5%
Mobil (60%) : 16 orang Motor (35%) : 9 orang Kendaraan umum (5%) : 2 orang
Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 16 mobil dan 9 motor
Pengunjung : 60 orang (kapasitas resto)
Diasumusikan pengguna mobil 30%, pengguna motor 50 %, dan pengguna kendaraan umum 20%
Mobil (30%) : 18 orang Motor (50%) : 30 orang Kendaraan umum (20%) : 12 orang Asumsi Perhitungan Parkir Mobil
1 Mobil untuk 1 orang (40%) : 8 mobil 1 Mobil untuk 2 orang (60%) : 5 mobil Asumsi Perhitungan Parkir Mobil
123 Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 13 mobil dan 24 motor
Bus
Disediakan 1 bus sebagai fasilitas yang disediakan akademi Total Parkir yang dibutuhkan pada Akademi Kuliner adalah 117 mobil, 170 motor, dan 1 bus .
3.1.5 Studi Citra Arsitektural
Bangunan ini adalah bangunan pendidikan yang akan didirikan di Kota Semarang. Bangunan sekolah diharapkan dapat mempengaruhi bangunan di sekitarnya melalui pencitraan yang diciptakan. Keselarasan perlu siperhatikan sehingga bangunan dan lingkungan menjadi sepadan dan tidak menyimpang.
Dalam mendesain bangunan perlu diciptakan suasana yang nyaman bagi penggunanya. Hal tersebut dapat dicapai dengan :
Mengatasi kebisingan baik dari dalam maupun luar bangunan sehingga aktivitas tidak terganggu.
Menciptakan sirkulasi ruang yang baik dan jelas di dalam dan luar bangunan.
Menciptakan sirkulasi udara yang baik dengan optimalisasi penghawaan alami dan buatan.
Memberikan penerangan yang sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan pengguna, dengan pencahayaan alami dan buatan.
Dengan menitik beratkan kebutuhan pengguna serta aktivitas yang siwadahi, maka akan tercipta ruang yang nyaman serta mendukung kegiatan pembelajaran dalam bangunan. Selai itu harmonisasi antara fungsi, bentuk dan estetika, serta firmitas bangunan harus terus diperhatikan.
.
3.2 Analisis Pendekatan Sistem Bangunan Akademi Kuliner di Semarang
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Bangunan akademi kuliner ini merupakan bangunan yang bertingkat, sehingga dibutuhkan struktur yang kuat dan kokoh untuk menumpu beban dari bangunan itu sendiri. Sistem struktur untuk bangunan akademi kuliner ini dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Sub Structure
Merupakan struktur yang berfungsi mendukung struktur di atasnya dan menghubungkan keseluruhan bangunan dengan tapak. Bangunan yang bertingkat membutuhkan pondasi yang cukup kuat untuk menopang beban dari bangunan itu sendiri dan aktivitas yang ada di dalamnya, memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
Sistem pemasangan harus efisiensi dan ekonomis Aman terhadap pergeseran tanah
Kedalaman mencukupi untuk menghidari pergerakan tanah lateral yang berasal dari pondasi
125 Pondasi dipasang di keselurahan tanah keras tidak pada
sebagian tanah lembek
Seluruh pondasi harus diletakan pada kedalaman yang sama 1. Pondasi Footplat
Merupakan pondasi yang
konsepnya menyebarkan seluruh
beban ke tanah melalui kaki kolom
yang berupa plat beton tebal, dan
luasannya menyesuaikan dengan
daya dukung tanah dan beban yang
diteruskan ke kolom. Pondasi ini
biasanya digunakan untuk
bangunan 2 lantai atau lebih.
Kelebihan Kelemahan
Lebih murah dalam sisi biaya
Galian yang dibutuhkan sedikit
sehingga mengefisienkan
waktu
Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam persiapannya berupa pembuatan bekisting dan juga waktu dalam menunggu proses pengeringan
2. Pondasi Rakit
Berupa plat beton yang berbentuk
rakit melebar dan pemasangannya
menyeluruh di dasar bangunan
untuk menyalurkan beban secara
merta ke tanah. Pondasi ini
biasanya digunakan bila tanah
memiliki kedalaman tanah yang
dangkal yang biasanya ditemui
ketika tanah lunak digunakan
unutk pondasi. Gambar 57. Pondasi Footplat
Sumber :
http://belajarsipil.blogspot.co.id
Gambar 58 . Pondasi Rakit
Sumber:
Kelebihan Kelemahan
Penyaluran beban ke segala arah sehingg lebih merata
Dapat digunakan untuk ruanf bawah tanah, seperti basement
Lebih baik pada penggunaan bertingkat dibanding pondasi
batu belah baik sebagi
penopang beban vertikal
maupun gaya horizontal.
Waktu pengerjaan yang memakan waktu yang lama
Diperlukan biaya yang lebih mahal
b. Middle Structure (Struktur Tengah)
Merupakan struktur yang melingkupi bangunan tersebut, sehingga dalam pemilihannya harus disesuaikan dengan fungsi dan aktiitas di dalannya sebagai bangunan yang befungsi sebagai akademi kuliner, terutama ruang-ruang yang memiliki desain khusus untuk mengakomodasi setiap kegiatan yang ada di dalamnya.
127
Plat Lantai
Merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain, plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang menumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan dari plat lantai dipengaruhi oleh : - Bahan dan konstruksi plat yang digunakan
- Bentang yang diinginkan tergantung dari jari antar kolom dan balok-balok pendukung
- Besarnya lendutan yang diinginkan
Plat Lantai Beton memiliki persyaratan menurut SNI Beton 1991 :
- Memiliki ketebalan min 12 untuk plat lantai
- Harus menggunakan tulangan silang dan diameter min 8mm dari baja lunak atau sedang
- Plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas dan bawah
- Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak lebih dari 2,5cm dan
Merupakan bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menerima dan mentransfer beban menuju kolom-kolom penopang bangunan, selan itu juga balok direncanakan untuk menahan
Gambar 59 . Plat Lantai Beton
Sumber:
tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur yang bekerja pada balok tersebut. Ring balok berfungsi untuk pengikat kolom-kolom agar bila terjadi pergerkana kolom-kolom tersebut tetap mempertahankan bentuk dan posisinya, ring balok ini bersifat kaku dan tidak merubah bentuk.
Balok Baja
Balok yang terbuat dari baja dan diproduksi di pabrik, dipotong dibentuk dan juga dilubangi dalam pabrik sesuai dengan spesfikasi desain yang ada.
Kelebihan Kelemahan
Pemasangan konstruksi yang cukup cepat dan akurat.
Baja tidak tahan akan api dan akan kehilangan kekuatan secara drastis, solusinya dengan memberikan pelapis anti api yang memenuhi standard sebagai kontruksi tahan api.
Balok Beton
Beton memiliki sifat yang kurang mampu menahan tegangan tarik sehingga beton diperkuat dengan tulangan baja pada daerahdimana tegangan tarik itu bekerja, dalam perencanaan balok yang harus diperhatikan adalah kapasitas geser, defleksi, retak dan panjnag penyaluran yang harus sesuai dengan persyaratan.
Gambar 60 . Balok Baja
Sumber: https://dukenmarga.wordpress.com
Gambar 61 . Balok Beton
Sumber:
129
Kelebihan Kelemahan
Struktur beton bertulang sangat kokoh.
Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah Durabilitas yang tinggi
Kuat tarik yang sangat
Merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur.
Kolom Beton
Kolom yang terbuat dari beton, dan pada umumnya tidak hanya menerima beban aksial tekan, tetapi juga momen. Kolom beton juga memiliki keuntungan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan desain.
Kelebihan Kelemahan
Struktur beton bertulang sangat kokoh.
Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah Durabilitas yang tinggi
Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan penggunaan tulangan tarik.
Gambar 62 . Kolom Beton
Sumber:
Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama. Kualitas beton bertulang
variatif bergantung pada kualifikasi para pembuatnya Kolom Baja
Besi baja yang digunakan dalam struktur bangunan biasanya adalah besi WF atau Wide Flange, dan yang biasanya digunakan yang berbentuk penampang menyerupai huruf H, besi ini dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan.
Kelebihan Kelemahan
Pemasangan konstruksi yang cukup cepat dan akurat.
Baja tidak tahan akan api dan akan kehilangan kekuatan secara drastis, solusinya dengan memberikan pelapis anti api yang memenuhi standard sebagai kontruksi tahan api.
c. Upper Structure (Struktur Atas)
Struktur yang menahan beban lateral dan berfungsi sebagai penutup bagian atas bangunan. Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan yang melindungi gedung dan penghuninya. Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.
Gambar 63 . Kolom Baja
131 1. Dak Beton
Berupa atap yang berbentuk
flat/ datar dengan tebal
minimum adalah 7cm
Kelebihan Kekurangan
Pembuatan atap beton
dikeringkan tanpa proses
pembakaran
Pekerjaannya terhitung lama
Pengerjaan harus tepat dan akurat
2. Roof Garden
Merupakan atap dak
beton tetapi difungsikan
sebagai taman aktif
maupun taman pasif.
Kelebihan Kekurangan
Gambar 64 . Atap Dak Beton
Sumber: http://www.prospekbisnis.com
Gambar 65 . Roof Garden
Dapat meredam hawa panas
dan mengurangi radiasi yang
berlebih memakan biaya dan waktu
3. Baja Konvensional
Konstruksi baja
konvensional berbeda
konstruksi baja ringan yang
menggunakan baja profil
yang tipis melainkan
menggunakan baja profil
yang cukup tebal, terdapat
banyak jenis profil baja yang tersedia di pasaran. Untuk jaraj
antar kuda-kuda bisa cukup jauh, yaitu 4-5m, diatasnya dapat
dipasang usuk yang biasanya menggunakan kanal C.
Kelebihan Kekurangan
Waktu pengerjaan sangat
cepat
Kekuatan lebih terjamin
Tahan akan kelembaban
Tahan terhadapa rayap
Biaya relatif mahal Beban konstruksi kepada
pondasi dan kolom menjadai berat
Gambar 66. Struktur Atap Baja Konvensional
133 Sistem enclosure pada bangunan ini dikategorikan menjadi beberapa aspek :
Dinding
1. Dinding Batu Bata
Merupakan salah satu material sebagai bahan pembuat dinding, terbuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu yang tinggi sehingga menjadi kering dan berwarna kemerah-merahan.
Kelebihan Kekurangan
Bahan mudah ditemui
Mudah dalam pengangkutan Tidak membutuhkan perekat
khusus
Membutuhkan plesteran yang tebal untuk
Merupakan material yang pembuatannya telah modern dari pabrik. Kerataan dari batu hebel ini baik sehingga dinding dapat langsung diaci atau di cat tanpa diplester terlebih dahulu.
Gambar 67 . Dinding Batu Bata
www.1001rumahmnimalis.com
Gambar 68 . Dinding Hebel
Kelebihan Kekurangan
Membutuhkan perekat khusus
Memerlukan keahlian khusus untuk
pemasangan
3. Papan Kalsiboard
Material yang berbentuk lembaran dan berwarna putih sepertu dinding, berbahan dasar kapur/ gypsum. Papan ini memiliki ketebalan beragam seperti 6mm, 9mm, sampai
12mm
Kelebihan Kekurangan
Muai susut yang terjadi sangat kecil
Mempunya kelenturan dan daya tahan yang kuat
Tidak dapat menahan bebab konstruksi bangunan
4. Dinding Kaca
Merupakan material yang transaparan dan dapat meneruskan cahaya. Dapat menjadi dinding sebagai elemen yang menimbulkan kesan ruang terbuka. Umumnya memiliki dimensi yang sudah terfabrikasi.
Gambar 69 . Dinding Partisi Kalsiboard
Sumber : www.dianaluminium.com
Gambar 70 . Dinding Kaca
135
5. Alluminium Composite Panel (ACP)
Merupakan material yang berbentuk lembaran, berupa polyetthlene yang dilapisi dengan aluminium pada kedua sisinya sehingga lembaran tahan bakar. Lapisanpermukaan aluminium yang dilapisi dengan polyester akan menambah daya tahan, stabilitas dan tahan terhadap iklim dan korosi. ACP dapat digunakan untuk pemasangan interior maupun eksterior bagunan baru maupun bangunan lama.
Kelebihan Kekurangan
Permukaan aluminium cukup rata dan halus dapat
menampilkan kesan elegan Tersedia berbagai macam
warna dan pola
Mudah dalam pemasangan
Nat tidak dapat dihilangkan
Kekuatan terhadap angin terhitung kurang
LANTAI Gambar 71 . ACP sebagai Wall Cladding
1. Lantai Keramik
Terbuat dari tanah liat dan beberapa zat aditif tertentu yang dibentuk dan dibakar pada suhu yang sangat tinggi
Kelebihan Kekurangan
Tahan lama dan kuat Daya serap terhadap air
rendah
Perawatan kebersihan relatif mudah
Banyak variasi warna, tekstur, dan ukuran tersedia juga dalam bentuk papan atau lembaran.
Kelebihan Kekurangan
Perawatan yang sangat mudah
Warna yang mudah pudar Rentan terhadap goresan,
zat kimia Gambar 73 . Penutup lantai
Vinyl
Sumber : www.pnterest.com Gambar 72 . Lantai Keramik
137 Tersedia banyak pilihan
warna, gaya maupun tekstur Pemasangan yang mudah batu marmer. Memiliki berbagai corak.
Gambar 74. Lantai Marmer
Sumber : www.marmerhui.com
Kelebihan Kekurangan
Kuat dalam menahan beban yang berat.
Tahan terhadap panas api. Sambungan antar marmer
tidak terlihat, sehingga memiliki nilai estetis tinggi. Tidak mudah pecah.
Mahal dari segi bahan,
3.2.2 Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
A. Studi Sistem Pencahayaan
Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami yang diterapkan dalam bangunan akademi kuliner ini berasal dari sinar terang langit, dengan tujuan untuk menghemat energi listrik pada lampu. Hal ini disiasati dengan cara :
Pencahayaan inti memanfaatkan atap sebagai jalan masuknya cahaya ke dalam bangunan. Pencahayaan ini menggunakan material-material seperti polycarbonate, kaca, glassblock, maupun zinc. Pencahayaan melalui skylight tidak mempengaruhi orientasi bangunan dan plotting bangunan.
Pencahayaan Menggunakan Bukaan Dinding
Pencahayaan ini memanfaatkan buakaan-bukaan yang diletakan pada dinding sebagai jalan masuknya cahaya alami ke dalam bangunan. Penerapaan bukaan-bukaan pada dinding ini mempengarui orientasi bagunan, yang disebabkan arah datangnya sinar yang berasal dari matahari yang terbit dan tenggelam dari arah yang berlawanan.
Selain itu juga pemanfaatan pencahayaan alami memiliki beberapa masalah dalam pengaplikasiannya, dan berikut merupakan beberapa pemecahan masalah, yaitu :
Penggunaaan sun shading / clading sebagai oenghalang dengan penonjolan bidang atau teritisan pada bukaan/cahaya masuk
Pengaplikasian teknik oemantulan pada permukaan bidang kerja sebagai elemen estetis pada interior bangunan
Sistem Pencahayaan Buatan
139 cahaya. Terdapat ruangan-ruangan khusus yang memiliki standard pencahayaan untuk kegiatannya yang di lakukan di ruangan tersebut. Terdapat berbagai macam faktor dalam penggunaan pencahayaan buatan pada bangunan, antara lain :
Untuk bangunan yang berada di negara yang memiliki 4 musim akan sangat mempengaruhi iklim di dalam bangunan apabila bangunan terlalu banyak bukaan sehingga diperlukan pencahayaan buaan di dalam bangunan.
Pemilihan efek dalam pencahayaan buatan akan memberikan suasana yang berbeda untuk estetika pada setiap sudut ruang. Beberapa jenis lampu yang dapat digunakan untuk bangunan ini :
Lampu LED (Light Emitting Diode)
Merupakan lampu yang memancarkan cahaya namun tidak menghasilkan banyak panas. Lampu ini juga merupakan lampu yang paling hemat energi dan relatif memiliki umur yang panjang.
Gambar 75. Lampu LED
Sumber: http://solarsuryaindonesia.com/catalog/lampu-led
Lampu ini dikenal sebagai lampu neon ini memiliki tingkat luminasi yang cukup tinggi. Secara umum lampu ini sering digunakan untuk ruang servis.
Gambar 76. Lampu TL
Sumber: http://indolampuled.blogspot.co.id
Lampu Soft Light (SL)/ Essential Lamp
Merupakan modifikasi dari jenis lampu TL yang lebih efisien, dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan lampu TL dari segi bentik dan pancaran cahaya yang lebih soft.
Secara fungsional pencahayaan buatan dibedakan menjadi 3, yaitu:
General Lighting
Pencahayaan yang ditujukan untuk semua ruang sehingga ruangan dapat memperoleh cahaya secara optimal
Gambar 77. General Lighting
Sumber: https://ledtubelamp.wordpress.com/tag/general-lighting/
141 Pencahayaan setempat unuk mendukung sebuah aktifitas yang membutuhkan kondisi cahaya yang lebih terang.
Gambar 78. Task Lighting
Sumber: https://www.linkedin.com
Decorative Lighting
Pencahayaan yang difungsikan untuk estetika pada interior maupun eksterior bangunan.
Gambar 79. Decorative Lighting
Selain jenis lampu, kebutuhan penerangan juga bergantung pada fungsi bangunan diantaranya :
Fungsi Bangunan
Bioskop, planetarium 150 15
Ruang komputer, pusat Tabel 31 . Standar Pencahayaan Ruang
Sumber : Jimmy S., Juwana (2005)
B. Sistem Penghawaan
143 Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. di dalam bangunanan banyak terbentuk uap air dari berbagai aktivitas, uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka uap dan zat-zat sisa hasil pemasakan tertinggal di dalam ruangan dan dapat dihirup oleh manusia. Udara yang bergerak menhasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulita manusia, dengan demikian juga dpat digunakan angn untuk mengatur udara di dalam ruang.
Penghawaan Buatan
Penggunaan udara buatan ini dimaksudkan untuk menambah kinerja dalam ruangan untk mencapai ttik dimana pengguna merasakan kenyamanan untuk berada di dalam ruangan tersebut secara terus menerus.
Indirect Cooling
Sistem pengkondisian udara Indirect Cooling mendinginkan udara dengan media air es pada kondensor (chilled water) pada suhu ± 5°C. Air es yang dihasilkan kemudian disalurkan menuju AHU (Air Handling Unit) melalui pipa ducting. Sistem penghawaan udara seperti ini biasa dikenal sebagai sistem central / terpusat.
Sistem AC Central : a. Chiller
Merupakan mesin refrigerasi yang memiliki fungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya, air yang sudah didinginkan selanjutnya disalurkan ke mesin penukar kalor. ( FCU / Fan Coil Unit)
b. AHU
Suatu mesin penukar kalor, dimana udara oanas dalam ruangan dihembuskan melalui coil pendingan di dalam AHU yang kemudian menjadi udara dingin yang disalurkan ke ruangan.
c. Cooling Tower
Suatu mesin yang mempunyai fungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condensor chiller dengan cara melewati air panas pada filamen di dalam cooling tower yang dihembuskan oleh udara sekitar dengan menggunakan blower yang suunya lebih rendah.
d. Pompa Sirkulasi
Terdapat 2 jenis pompa sirkulasi yang digunakan :
o Pompa Sirkulasi Air Pendingin ( Condensor Water Pump)
Hanya diguakan untuk chiller dengan jenis water cooled, yang berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor chiller ke cooling tower
o Pompa Sirkulasi Air Dingin (Chilled Water Pump)
145 Kelebihan
Tidak menimbulkan suara di dalam ruangan Estetika ruangan terjaga
Kekurangan
Perencanaan, instalasi, dan pemeliharaan membutuhkan tenaga ahli
Jika terjadi kerusakan, akan berdampak pada keseluruh ruangan Pengatur temperaturudara hanya dapat di kaukan pada sebtral
cooling plant
Biaya investasi dan biaya perawatan tinggi
Direct Cooling
Direct Cooling adalah sistem penghawaan buatan dengan mendinginkan udara pada refrigerant yang kemudian disalurkan langsung menuju ruangan tanpa melalui ducting (saluran udara). Pada sistem ini, jenis AC yang umum digunakan adalah ; AC Window (0,5 – 2 pk), AC Split Unit (0,5 – 3 pk), dan AC Package Unit (hingga 10 pk).
Memiliki 2 bagian, yaitu bagian indoor dan bagian outdoor. Dimana compressor terletak pada bagian outdoor dan memilliki kipas yang berguna untuk mengurangi panas dari pipa kondesor. Sedangkan pada bagian indoor terdapat pipad evaporator dan motor listrik yang berfungsi untuk memutar blower sehingga menghasilkan suhu dingin pada ruangan indoor
Memiliki cara kerja yang sama, tetapi yang membedakan memiliki mesin outdoor 1 dan mesin indoor 1
AC Multi Split
Memiliki cara kerja yang sama, tetapi yang membedakan memiliki 1 mesin outdoor dan beberapa mesin outdoor
Exhaust fan
Berfungsi untuk mengeluarkan udara atau gas pembuangandari dalam ruangan, dan udara kotor akan keluar dan diganti dengan udara baru yang bersih.
Intake Fan
Berfungsi untk memasukan udara di luar banguan, tetapi penggunaaan alat ini harus memperhatikan udara di luar bangunan harus benar-benar bersih agar dapat dimasukan ke dalam ruagan maupun ke dalam bangunan.
3.2.3 Studi Sistem Utilitas
A. Sistem Air Bersih
Sistem pendistribusian air bersih terdapat 2 macam, yaitu sistem up feed dan sistem down feed. Sumber air yang digunakan untuk bangunan akademi kuliner ini berasal dari PDAM yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing unit.
Sistem Down Feed
147 tank yang kemudian akan didistribusikan ke unit-unit memanfaatkan gaya gravitasi.
Gambar 80. Down Feed System
Sumber: Analisa Pribadi Kelebihan
Sistem ini masi dapat digunakan untuk mendistribusikan air jika listrik padam
Tekanan dari distribusi air bersih di tiap lantai relatif sama Kekurangan
Harus memberikan ruang untuk tangki dan juga menambah beban untuk atap
Keberadaan tangki pada atap memebrikan kesan arsitektural yang kuran rapih
Sistem Up Feed
terlebih dahulu di ground tank yang kemudian aan di pompa dan akan disalurkan ke unit-unit yang dibutuhkan.
Kelebihan :
Sangat cocok untuk bangunan bertingkat rendah Kelebihan :
Ketergantungan distribusi air bersih dengan tenaga pompa untk mendistribusikan air, sehingga pada waktu listrik padam tidak dapat digunakan
Gambar 81. Up Feed System
Sumber: Analisa Pribadi, Agustus 2016
B. Sistem Air Panas
Air panas digunakan untuk mencuci peralatan memasak bekas pakai, terutama yang berhubungan dengan noda minyak. Untuk membersihkan dengan lebih mudah digunakan air panas untuk mencucinya.
149
Pemanas air tenaga surya sistem pasif
Pemanas air terdiri dari 2 komponen utama, yaitu panel kolektor dan tangki penyimpanan, yang terhubung oleh dua pipa. Pada panel kolektor terdapat penutup kaca yang berfungsi menangkap panas sinar matahari yang didalamnya terdapat susunan rangkaian pipa tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip-sirip penyerap panas (absorber). Sedangkan tangki berfungsi seperti termos untuk menampung air panas agar panasnya tahan lama.
Cara Kerja :
Antara air yang lebih panas dan air yang lebih dingin terus bersirkulasi tanpa bantuan dari luar, semisal pompa. Hal ini bisa terjadi karena air yang dipanaskan menjadi memuai dan menyebabkan massa jenisnya menjadi lebih ringan daripada massa jenis air yang lebih dingin sehingga air yang lebih panas akan bergerak ke atas. Ini dinamakan prisip alamiah konveksi air karena
Gambar 82 . Cara Kerja Solar Heater
pemanasan, dan sistem yang mengacu pada prinsip ini dinamakan sistem Thermosiphon.
Karenanya pemanas air tenaga surya dengan sistem Thermosiphon ini, pemasangannya selalu di atap rumah. Selain untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup, kemiringan atap dimanfaatkan untuk meletakkan posisi tangki penyimpan lebih tinggi dari panel kolektornya.
Pemanas air tenaga surya sistem aktif
Pemanas air tenaga surya sistem aktif memanfaatkan energi matahari untuk proses pemanasan airnya, hanya saja untuk pendistribusian air panas dan air dinginnya tetap memerlukan tenaga listrik untuk menggerakkan pompa dan perangkat kontrol otomatisnya.
Pemanas air tenaga surya sistem aktif, dirancang untuk keperluan air panas dalam skala besar, seperti hotel-hotel, spa, rumah sakit dan apartemen. Karenanya sistem aktif ini memerlukan komponen pendukung yang lebih kompleks dan kapasitas tanki penampungan yang jauh lebih besar.
Pada kondisi khusus / darurat, seperti cuaca hujan atau mendung berhari-hari, sementara kebutuhan akan air panas justru meningkat, sistem ini dilengkapi pemanas air energi listrik, gas atau heat pump sebagai emergency backup-nya.
C. Sistem Pengolahan Limbah
151 Limbah Sampah
Limbah pada dibagi menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik berupa limbah yang berasal dari sisa-sisa bahan makanan serta makanan yang dibuat. Limbah ini nantinya akan dikumpulkan di penampungan sampah yang kemudian dapat diolah dan digunakan untuk pupuk kompos. Sementara sampah anorganik dapat dikumpulkan di tempat penampungan sampah, selanjutnya dipisahkan menurut jenisnya, dan di daur ulang sebisa mungkin.
Limbah Minyak
Limbah minyak merupakan minyak bekas penggorengan yang sudah tidak dapat digunakan. Minyak ini emrupakan limbah yang mengandung senyawasenyawa yang bersifat karsinogenik. Senyawa kini timbul ketika minyak dipakai atau dipanaskan pada temperature untuk proses penggorengan.
Limbah ini dapat didinginkan setelah digunakan untuk menggoreng, selanjutnya dikumpulkan dalam tempat
Skema 15 .Distribusi Sampah
penampungan seperti jerigen dan di bawa oleh pengepul yang akan diolah sebagai bahan pembuatan biodiesel.
Limbah Cair
Limbah cair disini dibedakan menjadi 3, yaitu :
Black Water
Merupakan limbah cair yang berasal toilet kemudian disaring dan diolah melalui beberapa tahapan pada STP ( Sewage Treatment Plant), sehingga menghasilkan limbah cair yang dapat disalurkan ke saluran kota
Grey Water
Merupakan limbah cair yang berasal dari limbah cuci dapur yang memiliki kandungan lemak, yang kemudian disaraing dengan grease trap menuju ke bak control dan saluran kota Grease Trap adalah alat perangkap grease atau minyak dan oli. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat.
153 Grease Trap ini biasanya digunakan untuk di restaurant, di rumah makan, dan di dapur karena restoran dan dapur, menghasilkan banyak limbah lemak/minyak yang dibuang melalui sink drain dari tempat pencuci piring dan peralatan memasak. Jika tidak dibuang, maka lemak/grease akan menggumpal didalam pipa saluran pembuangan/selokan dan menyebabkan pengendapan & penyumbatan
Rainwater
Limbah yang berasal dari air hujan, yang jatuh di atap bangunan kemudian disalurkan melalui pipa talang , yang kemudian mengarah ke bak kontrol sebagai resevoir, kemudian sebagian di salurkan ke ground tank untuk dapat digunakan kembali untuk penyiraman tanaman ataupun untuk flush pada toilet, sebagiannya lagi dibuang ke saluran kota.
D. Sistem Transportasi Vertikal
Ramp
Merupakan suatu bidang miring yang menghubungan 2 ketinggian yang berbeda dengan sudut kemiringan tertentu, kemiringan yang digunakan untuk aktifitas menggunakan perbandingan 1:7. Ramp yang didesain untuk kaum difabel, sehingga kemiringan suatu ramp sangatlah penting. Syarat untuk desain sebuah ramp :
Panjang mendatar dari suatu ramp tidak boleh lebih dari 9m, jika panjang melebihi 9m harus diberikan bordes
Bordes pada awalan atau akhiran ramp harus bebas dan datar, sehingga memudahkan untuk memutar kursi roda dengan ukuran min 160cm
Lebar min 95cm tanpa tepi pengaman, jika dengan tepi pengaman lebar min 136cm (jika ramp difungsikan untuk pejalan kaki dan pelayanan angkuan barang, lebar ramp disesuakian)
Permukaan datar awalan atau akhiran dari ramp harus memiliki tekstur, agar tidak licin dan membahayakan pengguna saaat hujan
Dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu pencahayaan pada waktumalam hari.
Gambar 83. Ramp
Sumber:
155
Tangga
Terdapat 2 jenis tangga yang digunakan, yaitu tangga darurat dan tangga bagi pengunjung atau mahasiswa. Tangga untuk umum atau untuk mahasiswa diletakan pada tempat-tempat yang mudah diakses, dengan kapasitasn minimal dapat dilalui oleh 2-3 orang, dengan peletakaan tangga tidak hanya pada satu titik untuk menghindari kepadatan.
Sedangkan tangga darurat didesain dengan persyaratan khusus, seperti penggunaan dinding dan pintu tahan api ± 2 jam. Perencanaanjumlah tangga dihitung dari jarak antar tangga darruart maks 25-30m dengan keterangan jalur evakuasi menuju ke area yang lebih aman.
Lift Barang
Lift yang berfungsi untuk mengangkiut barang-barang dan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Lift barang ini bersifat servis, dan diletakan di
area yang berdekatan dengan dapur utama, dan hanya dapat diakses oleh
petugas laboratorium atau pengelola.
E. Sistem Distribusi Listrik
Sistem listrik yang digunakan disini berasal dari 2 sumber, yaitu dari PLN sebagai sumber listrik yang utama dan bersumber dari
Gambar 84 . Standar Tangga
generator set atau genset sebgai penyedia listrik cadangan jika terjadi pemadaman lisrik, genset yang digunakan memiliki kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk keadaan darurat kebutuhan listrik, penggunaan generator set dengan menggunakan automatic system yang secara otomatis akan menggantikan daya listrikyang berasal dri PLN yang terputus. Genset hanya memiliki kekuatan 70% dari keadaaan normal, serta menimbulkan kebisingan suara dan getaran.
F. Sistem Penanggulangan Kebakaran
Berdasarkan penggunaannya, sistem penanggulangan kebakaran dibedakan menjadi 2 yaitu :
Penanggulangan kebakaran secara aktif
Merupakan sistem yang membutuhkan pengguna bangunan untuk memadamkan api saat kebakaran terjadi, alat-alat pendukung yang digunakan untuk pemadaman biasanya diletakan di dalam gedung maupun di luar gedung, antara lain :
Hydrant
Skema 16 . Sistem Penyaluran Listrik
157 Dibedakan menjadi jenis berdasarakan tempat peletakannya:
Hydrant Bangunan
Biasanya diletakan di dalam bangunan dengan ruangan-ruang publik, agara efisien ruang tersebut harus memiliiki luas ± 800m2, hal ini dikarenakan panjang selang hydrant mencapai 30m. Peletakan hydrant sebaiknya berjarak 35m snar hydrant yang lain.
Gambar 85. Hydrant Box
Sumber: http://cv_kartika_sari.indonetwork.co.id/
Hydrant Pekarangan
Gambar 86. Hydrant Pilar
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Fire_hydrant
APAR
Merupakan alat kebakaran ynag berisi gas nitrogen, yaitu gas yang anti terhadap api. Alat ini memiliki bentuk tabung vakum dengan wrna merah dan biasanya diletakan di dekat ruang servis, ruang lab dan ruang dapur.
Gambar 87. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Sumber: http://tabungkebakaranapar.blogspot.co.id/
Penanggulangan kebakaran secara pasif
159 teknologi yang tersedia. Penanggulangan kebakaran secara pasif antara lain dengan cara :
Pintu Darurat
Pintu ini berbeda dengan pintu biasanya, pintu ini diletakan pada area-area yang memiliki tingkat keramaian aktivitasnya. Pintu ini berfungsi sebagai jalan keluar jika terjadi kebakaran di dalam gedung dengan caram pintu ini hanya dpat terbuka dari dalam gedung menuju ke luar gedung, selain itu juga pintu ini haus terbuat dari bahan yang tahan terhadap api
Gambar 88. Emergency Door
Sumber: http://dir.indiamart.com/pune/fire-resistant-doors.html
Tangga Darurat