• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Larutan Pencuci Bahan Baku Terhadap Kualitas Mikrobiologi Di PT. Djago Semarang - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengujian Larutan Pencuci Bahan Baku Terhadap Kualitas Mikrobiologi Di PT. Djago Semarang - Unika Repository"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUJIAN LARUTAN PENCUCI BAHAN

BAKU TERHADAP KUALITAS

MIKROBIOLOGI DI PT. DJAGO SEMARANG

(2)

Sejarah

1918 – didirikan oleh T.K. Suprana

1936 – usaha diteruskan ke generasi kedua

1949 – pabrik pindah ke Semarang tepatnya di Jalan Mataram no. 852 dan kantor di Jalan Kimangunsarkoro no. 106 Semarang

1960 – berubah menjadi bentuk Perseroan Terbatas

1970 – pabrik baru di Jalan Perintis Kemerdekaan no. 275 Semarang

Sampai sekarang sudah berusia 100 tahun dan mencapai generasi ke-4

(3)

Visi

menjadi perusahaan jamu dan produk kesehatan herbal yang paling diandalkan di Indonesia, serta menjadi tempat bekerja dan berkarya yang baik dimana akan selalu menginspirasi untuk menjadi yang terbaik bagi orang lain

Misi

- Terus memproduksi dan menciptakan jamu dan produk – produk kesehatan dari bahan alam yang berkualitas tinggi untuk menunjang kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik

- Melestarikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia sehingga terus menjadi pilihan utama untuk menjaga kesehatan keluarga

- Mengutamakan pelanggan dengan selalu memberikan solusi dan layanan yang terbaik

(4)

Lokasi

∗ Jalan Kimangunsarkoro no. 106-108 Semarang (proses administrasi) ∗ Jalan Perintis Kemerdekaan no. 273-275 Semarang (proses produksi)

(5)

Struktur Organisasi

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Direktur Utama

(6)

Ketenagakerjaan

Sistem Perekrutan Tenaga Kerja

- Menyerahkan berkas (CV, ijazah bila ada, surat lamaran kerja) - Tes psikologi

- Wawancara

Pelaksanaan Kerja

1 minggu : 5 hari kerja (Senin-Jumat)

Shift 1 : 07.30-16.00 WIB (istirahat 12.00-12.30) Shift 2 : 15.30-23.30 WIB

(7)

Ketenagakerjaan

Pelaksanaan Kerja

Cuti : hari besar, cuti hamil, cuti haid

Karyawan : karyawan tetap dan karyawan kontrak

Seragam kerja : pakaian kerja (Bag. Produksi : penutup kepala, masker, sarung tangan)

Kesejahteraan Karyawan

Tunjangan hari raya (THR), transport, beras, Astek dan Jamsostek

(8)

Bahan Baku

Simplisia : bahan alami yang belum diolah, kecuali dikeringkan (Depkes RI, 1995)

Standarisasi :

- Kebenaran bahan

- Bahan harus dalam bentuk kering - Kebersihan bahan

(9)

Bahan Baku

Kemasan : wadah untuk menyimpan dan melindungi produk (Kotler, 2008)

Tiap bahan kemas memiliki digit penanda sendiri (tercantum pada kode artikel digit ke 4 dan 5)

(10)

Bahan Baku

Polycellonium merupakan salah satu jenis aluminium foil Terdiri dari 4 lapisan : cellophan, PE, aluminium, PE

Cellophan : dari serat selulosa (tempat peletakkan warna kemasan) Aluminium : agen proteksi

PE : dibantu panas agar lapisan lain melekat

Keuntungan : mampu melindungi produk higroskopis Kekurangan : harga mahal

(11)

Bahan Baku

Kemasan sekunder : memudahkan proses distribusi produk (Suradi, 2005)

(12)

Produk

Jamu anak-anak : untuk menambah nafsu makan

Buyung Upik

(13)

Produk

Jamu dewasa

(14)

Penanganan Bahan Baku

PROSES PRODUKSI

Penerimaan bahan baku dari pemasok

Karantina di gudang bahan baku

Sortasi

Pencucian

Pengeringan

Bahan baku disimpan di gudang bersih

Oven suhu 60ºC Pemeriksaan kadar air

(15)

Alur Proses Produksi

(16)

Proses Pengemasan

Plastik PP, alumunium foil, PE

Plastik dan karton

(17)

Mesin dan Peralatan

PROSES PRODUKSI

Mesin Pemeras Simplisia Segar

Mesin Ekstraksi

Mesin Pencampur

(18)

Penggudangan dan Penyimpanan

- Gudang bahan non simplisia - Gudang bahan simplisia

- Gudang hasil ayak Sistem FIFO (First In First Out) - Gudang produk jadi

- Gudang bahan kemas

Untuk bahan baku, disimpan di gudang maksimal 3 bulan

(19)

Penggudangan dan Penyimpanan

- Gudang bahan non simplisia - Gudang bahan simplisia

- Gudang hasil ayak - Gudang produk jadi - Gudang bahan kemas

PROSES PRODUKSI

Bahan harus terlebih dahulu disortasi, dicuci, dan dikeringkan

(20)

Sanitasi

∗ Setiap bagian pabrik dipisahkan oleh sekat

∗ Lantai bangunan menggunakan material yang mudah dibersihkan ∗ Bangunan dilengkapi exhaust fan

∗ Tiap gudang dilengkapi pallet dan perangkap tikus

∗ Personal karyawan : Kebersihan alat :

- Baju kerja khusus - pembersihan alat seusai produksi - Penutup rambut

- Sarung tangan - Masker

(21)

Pengelolaan Limbah

PROSES PRODUKSI

Limbah Cair

Limbah Padat

Limbah Gas

Filtrasi dan Pengendapan

Aerasi Anaerob

Aerasi Aerob

(22)

Pengelolaan Limbah

- Pihak ketiga ini bertugas mengumpulkan, membawa, dan memusnahkan limbah padat

- Pemusnahan dengan insenerator dengan suhu 1200ºC

Langsung dibuang ke TPA

B3

(23)

Pengelolaan Limbah

PROSES PRODUKSI

Limbah Cair

Limbah Padat

Limbah Gas

Cerobong genset

(24)

Pengawasan Mutu Bahan Baku

∗ Bahan baku simplisia, non simplisia, dan bahan kemas

∗ Dilakukan ketika bahan baku datang dari supplier

∗ Uji yang dilakukan :

- Mikrobiologis (ALT dan bakteri patogen)

- Kimia (susut pengeringan, kadar air, kadar abu, kadar sari) - Fisik (bobot jenis)

(25)

Pengawasan Mutu Produk In Process

∗ Dilakukan oleh bagian Quality Control (QC)

Sampling pada tahap proses produksi tertentu (mixing I, mixing II)

∗ Setelah mixing I  uji kimia (kadar air) & uji mikrobiologis ∗ Setelah mixing II  uji fisik (homogenitas)

(26)

Pengawasan Mutu Produk Jadi

∗ Dilakukan pada tahap filling / pengisian

∗ Hal yang perlu dikontrol :

- Kontrol isi (kebenaran dan jumlah) - Kontrol kelengkapan penandaan - Kontrol bobot

- Kontrol kebocoran dan kerapian

(27)

∗ Pengujian mikrobiologi (ALT, AKK, bakteri patogen) merupakan salah satu uji wajib di PT. Djago

Batas maksimal ALT simplisia : 106 koloni / gram

Batas maksimal AKK simplisia : 104 koloni / gram

∗ Pengujian bakteri patogen : E. coli, Salmonella sp., Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa

(28)

TUGAS KHUSUS

Simplisia :

∗ Temulawak ∗ Daun cengkeh ∗ Remujung

Larutan pencuci :

∗ Olive Mild Fruit & Vegetables SOP = 1-2 ml / liter air ; 5 menit ∗ Gavraa

(29)

Olive Mild

1,5 – 2 ml ; 5 menit

Gavraa

2% , 3%, 5% ; 1-3 jam

(30)

METODE

Perendaman dan Pembuatan Sampel

Simplisia dimasukkan dalam 1 liter air dan ditambah larutan Olive Mild sesuai perlakuan

Direndam selama 5 menit

Air dibuang dan dimasukkan kedalam air baru yang telah diketahui jumlahnya

Ditambahkan larutan Gavraa dan direndam sesuai perlakuan

Dipanaskan dalam oven pada suhu 70ºC hingga kering

(31)

METODE

Analisa Mikrobiologi ALT dan AKK

Sampel bubuk ditimbang sebanyak 1 gram, dimasukkan kedalam Erlenmeyer

Ditambah 9 ml larutan NaCl

Diencerkan 3x

AKK : Diambil 0,1 ml pengenceran 1

Media PDA + kloramfenikol

ALT : Diambil 0,1 ml pengenceran 3

Media Standart Plate Count Agar

Kultur diratakan dan diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam

Kultur diratakan dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam

(32)

NaCllarutan pengencer

∗ Pengenceran : memperoleh cawan yang memenuhi syarat ∗ Semakin banyak pengenceran, jumlah koloni semakin sedikit (Hadioetomo, 1993)

Teknik : Spread Plate Method

∗ Inokulasi kultur pada media yang telah memadat (Bridson, 2006)

(33)

Media PDA (Potato Dextrose Agar) + kloramfenikol

∗ Untuk menumbuhkan kapang khamir (Bridson, 2006)

∗ Kloramfenikol  antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada media (Wattimena et al., 1991)

Media PCA (Standart Plate Count Agar)

∗ Ekstrak yeast, glukosa, tripton untuk menutrisi bakteri (Bridson, 2006)

(34)

Batas maksimal ALT : 106 koloni / gram

(35)

∗ Analisa kualitas yang dilakukan pada produk PT. Djago meliputi pemerian, kadar air, keseragaman bobot, dan mikrobiologi.

∗ Analisa kualitas mikrobiologi meliputi angka lempeng total (ALT), angka kapang khamir (AKK), serta bakteri patogen.

∗ Batas maksimal angka lempeng total (ALT) untuk simplisia adalah 106 koloni / gram sementara untuk angka kapang khamir (AKK) simplisia adalah 104 koloni / gram.

∗ Larutan pencuci Olive Mild F&V dan Gavraa merupakan larutan pencuci yang foodgrade dan residunya aman bagi lingkungan.

(36)

∗ Pengaruh larutan pencuci bahan baku Olive Mild F&V serta Gavraa diukur dengan pengujian ALT dan AKK.

∗ Penurunan nilai AKK setelah pencucian lebih maksimal dibanding penurunan nilai ALT setelah pencucian.

∗ Penurunan nilai cemaran di tingkat bahan baku akan

memperkecil risiko adanya cemaran yang tersisa setelah pemrosesan dan dapat meningkatkan kualitas produk.

∗ PT. Djago memiliki spesifikasi bahan kemas yang digunakan tiap produk, mulai dari kemasan primer hingga sekunder dan tersier.

(37)

∗ Penelitian terhadap larutan pencuci bahan baku Olive Mild F&V serta Gavraa perlu dilakukan lebih lanjut dengan pengulangan yang lebih banyak sehingga didapat data yang lebih akurat

mengenai pengaruhnya terhadap angka lempeng total (ALT) dan angka kapang khamir (AKK)

(38)

∗ Arpah, M. (1993). Pengawasan Mutu Pangan. Tarsito. Bandung.

∗ Azevedo, J.L.W., Maccheroni, J.R., Pereira, J.O., and Luiz, A.W. (2000). Endophytic microorganism : A Review on Insect Control and Recent Advances on Tropical Plants. Biotech ; 3(1) : 40-65.

∗ Bridson, E. Y. (2006). Oxoid Manual Ninth Edition. Oxoid Limited. England.

∗ Cappucino, J. G. and S. Nathaie. (2008). Microbiology a Laboratory Manual Eight Edition. Pearson Education. USA.

∗ Dalimartha, S. (2001). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.

∗ Dwidjoseputro, D. (1994). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

∗ Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta.

2017.

∗ Jamu Jago. (2009). Go Herbal With Jamu Jago since 1918.

∗ Latief, A. (2012). Obat Tradisional. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

∗ Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium edisi 1. PT. Raja Garfindo Persada. Jakarta.

∗ Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Registrasi Obat Tradisional. Peraturan Menteri Kesehatan No. 007. Jakarta.

∗ Nurdjannah, N. (2004). Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Perspektif. 3(2) : 61-70.

∗ Suradi, K. (2005). Pengemasan Bahan Pangan Hasil Ternak dan Penentuan Waktu Kadaluarsa. Seminar Fasilitas Penanganan Pengemasan Olahan Ternak. Makassar, Sulawesi Selatan.

∗ Tjitrosono, S.S. (1986). Botani Umum 4. Penerbit Angkasa. Bandung.

∗ Wattimena, J.R., Sugiarso, N.C., Widianto, M.B., Sukandar, E.Y., Soemardji, A.A., Setiadi, A.R. (1991). Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari dua SMA di Kabupaten Sitaro yaitu SMA Negeri Tagulandang yang berjumlah 170 siswa dan SMA

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Metode pengembangan sistem yang dipakai dalam rancang bangun implementasi metode frame untuk mendiagnosa gangguan kepribadian dramatik menggunakan sistem pakar adalah

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2001tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Pasal 3 menyebutkan “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan

Keberadaan bakteri coliform pada semua profil perairan di lokasi 2 dan 3 menunjukkan bahwa sebaran bakteri ini cukup merata pada profil kedalaman, dimungkinkan karena

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Merealisasikan tahapan perencanaan 5 tahun tersebut, Pengadilan Agama Ternate Kelas IB telah menyusun rencana kinerja (RKT) 2019 dan Penetapan kinerja tahun 2018