Seri Perlakuan Karantina Tumbuhan
Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
Badan Karantina Pertanian
Kementerian Pertanian
STANDAR TEKNIS
PERLAKUAN FUM IGASI
ETHYLENE OXIDE
Edisi 1.2014
PUSAT KARANTINA TUM BUHAN DAN KEAM ANAN HAYATI NABATI
BADAN KARANTINA PERTANIAN
KATA PENGANTAR
Perlakuan karant ina (quarant ine t reat ment) merupakan salah sat u opsi dalam pengelolaan risiko (management risk) dalam proses analisis risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (pest risk analysis). Sejauh ini, perlakuan karant ina yang sering digunakan dalam penerapan dan pemenuhan persyarat an fit osanit ari adalah dengan perlakuan
fumigasi M et il Brom ida.
Kebijakan int ernasional dan nasional bahw a set iap negara harus mengembangkan
dan mendorong penggunaan alt ernat if perlakuan unt uk mengurangi konsumsi M et il
Bromida dalam perlakuan karant ina dan pra-pengapalan. Sejalan dengan it u, kebijakan
Badan Karant ina Pert anian di bidang perlakuan karant ina diarahkan dengan mendorong
penggunaan perlakuan yang efekt if, mudah, murah, dan ramah lingkungan dengan
melibat kan semua st ake-holder dalam pengembangan t eknik dan met ode perlakuan yang dapat dit erima oleh dunia int ernasional.
Unt uk keperluan t ersebut , maka Pusat Karant ina Tumbuhan dan Keamanan Hayat i
Nabat i, Badan Karant ina Pert anian melakukan pengkajian pot ensi perlakuan fumigasi
dengan Et hylene Oxide (ETO). Selama ini, perlakuan fumigasi dengan menggunakan ETO t elah digunakan unt uk pemenuhan persyarat an negara Aust ralia t erhadap komodit as
berupa produk furnit ure dan hasil t anaman mat i. Unt uk it u, Badan Karant ina Pert anian
merekomendasikan perlakuan fumigasi dengan ETO sebagai salah sat u perlakuan
karant ina t umbuhan dan pemenuhan persyarat an fit osanit ari negara t ujuan ekspor
(pra-pengapalan).
Kami mengucapkan t erimakasih kepada PT. ETO Int ernat ional dan Tim Badan
Karant ina Pert anian yang t elah menyiapkan segala sesuat unya sehingga St andar Teknis
Perlakuan Fumigasi Et hylene Oxide ini dapat diselesaikan. Harapan kami, st andar t eknis ini dapat bermanfaat dalam mendukung program pengembangan perlakuan karant ina.
Jakart a, M ei 2014
Kepala Badan Karant ina Pert anian
DAFTAR ISI
2.6. Jenis Komodit as yang Direkomendasikan unt uk Difumigasi ETO ... 10
DAFTAR GAM BAR
Halaman
1. Rumus bangun ETO ... 6
2. Peralat an keselamat an kerja fum igat or ... 13
3. Tanda-t anda peringat an bahaya ... 13
4. Gas Leak Det ect or/ TLV ... 14
5. Penyimpanan t abung ETO ... 15
6. Cont oh fasilit as dalam ruang perlakuan ETO ... 17
7. Pemeriksaan dan st uffing komodit as ... 20
8. Penut upan chamber ... 20
9. Proses vakum ... 21
10.Alat ukur t ekanan ... 21
11.Pelepasan gas ETO ... 22
12.Det eksi kebocoran gas ... 23
13.Pembukaan kat up udara segar ... 24
14.Tekanan 0 set elah pembukaan saluran udara ... 24
15.Pembukaan kat up saluran pom pa vakum ... 24
16.Pengukuran TLV ... 25
DAFTAR LAM PIRAN
Halaman
1. M at erial Safet y Dat a Sheet (M SDS) ... 35
2. Daft ar Peralat an Fum igasi ETO... 40
3. Cont oh Cat at an Pelaksanaan Fumigasi ... 41
4. Cont oh Sert ifikat Fum igasi ... 42
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perlakuan karant ina merupakan t indakan unt uk membebaskan media
pembaw a dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karant ina (OPTK). Selain it u,
perlakuan karant ina juga digunakan unt uk m emenuhi persyarat an karant ina
t umbuhan (fit osanit ari) negara t ujuan ekspor.
Selama ini, perlakuan fumigasi banyak digunakan sebagai perlakuan karant ina
t umbuhan t ermasuk pra-pengapalan mengingat perlakuan fumigasi sangat sesuai
(applicable) unt uk komodit as dalam volume besar, t eknologi yang digunakan
sederhana, dan w akt u yang diperlukan relat if lebih cepat . Fumigan yang banyak
digunakan dalam fumigasi unt uk keperluan perlakuan karant ina t um buhan t ersebut
adalah met il bromida.
Kebijakan Badan Karant ina Pert anian dalam perlakuan karant ina t umbuhan
diarahkan unt uk pengembangan alt ernat if perlakuan guna menggant i at au
mengurangi pemakaian met il bromida, mengingat fumigan t ersebut merupakan
salah sat u bahan perusak ozon. Pengembangan alt ernat if perlakuan t ersebut
dit ujukan unt uk mencari met ode perlakuan yang efekt if, efisien, dan ramah
lingkungan, sert a dapat dit erima oleh dunia int ernasional dan dilakukan dengan
melibat kan semua pemangku kepent ingan (st ake-holder).
Salah sat u alt ernat if perlakuan yang pot ensial sebagai penggant i met il
bromida adalah Et hylene Oxide (ETO). Selama ini, ETO t elah banyak digunakan sebagai st erilan dan fumigan. Sebagai st erilan, ETO digunakan unt uk st erilisasi dingin (cold st erilizat ion) peralat an dan inst rumen medis dari cemaran mikroorganisme, sert a unt uk mencegah pembusukan dalam bahan makanan dan
rempah-rem pah. Sebagai fumigan, ETO t elah t erbukt i efekt if memat ikan berbagai
jenis organisme pengganggu t umbuhan (OPT), sepert i serangga, cendaw an, bakt eri,
nemat oda, virus, maupun mikroorganisme lainnya. Penggunaan ETO sebagai
st erilan at au fum igan pada umum nya digunakan dalam ruang vakum yang
bert ujuan unt uk meningkat kan efikasi ETO t erhadap mikroorganisme yang menjadi
ETO bersifat sangat beracun, mudah t erbakar (flammable), sert a dapat menimbulkan dampak karsinogen apabila t erpapar t erus menerus oleh ETO. Oleh
karena it u, Pusat Karant ina Tumbuhan dan Keamanan Hayat i Nabat i menyusun
st andar t eknis perlakuan fumigasi ETO sebagai perlakuan karant ina t umbuhan agar
pelaksanaannya dapat berlangsung aman, efekt if, dan efisien.
1.2. Tujuan
St andar t eknis ini disusun sebagai acuan bagi Pet ugas Karant ina Tumbuhan
dan Pihak Ket iga pelaksana perlakuan fumigasi yang diberikan kew enangan oleh
Badan Karant ina Pert anian dalam melaksanakan perlakuan fum igasi ETO unt uk
keperluan karant ina t um buhan.
1.3. Ruang Lingkup
St andar t eknis ini mencakup fum igasi ETO sebagai perlakuan karant ina
t umbuhan yang dilaksanakan dalam ruang vakum (vacuum chamber) yang berisi informasi um um t ent ang ETO, persyarat an fasilit as perlakuan, pelaksanaan kegiat an
perlakuan, peraw at an fasilit as, dan sert ifikasi karant ina t umbuhan.
1.4. Dasar Hukum
Karant ina Tumbuhan adalah upaya pencegahan masuk dan t ersebarnya
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karant ina (OPTK) dari luar negeri dan dari suat u
area ke area lain di dalam negeri at au keluarnya dari dalam w ilayah negara Republik
Indonesia berdasarkan perat uran perundang-undangan. Undang - Undang Nomor
16 Tahun 1992 t ent ang Karant ina Hew an, Ikan, dan Tumbuhan dan Perat uran
Pemerint ah Nom or 14 t ahun 2002 t ent ang Karant ina Tumbuhan menyebut kan
bahw a t indakan karant ina dilakukan oleh Pet ugas Karant ina Tum buhan berupa
pemeriksaan, pengasingan, pengamat an, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan, dan pembebasan.
Tindakan perlakuan unt uk komodit as ekspor dit ujukan sebagai upaya
pemenuhan persyarat an karant ina t umbuhan (fit osanitari) negara t ujuan ekspor.
Perlakuan ini bersifat w ajib apabila dipersyaratkan oleh negara t ujuan (opt ionally mandatory) agar komodit as ekspor dapat dit erima di negara pengimpor.
Perat uran M ent eri Pert anian Nomor 09/ Perment an/ OT.140/ 2/ 2009 t ent ang
M edia Pembaw a OPTK ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia menyebut kan
bahw a pelaksanaan perlakuan karant ina t umbuhan harus sesuai dengan t eknik dan
met ode yang dit et apkan oleh Kepala Badan Karant ina Pertanian.
Sesuai dengan ket ent uan Pasal 72 Perat uran Pemerint ah Nomor 14 t ahun
2002, t indakan karant ina t umbuhan, t ermasuk perlakuan, dapat dilaksanakan oleh
Pihak Ket iga di baw ah pengaw asan Pet ugas Karant ina Tumbuhan. Persyarat an dan
t at acara pelaksanaan t indakan karant ina t umbuhan oleh Pihak Ket iga diat ur dalam
Perat uran M ent eri Pert anian Nomor 271/ Kpts/ HK.310/ 4/ 2006. Sesuai dengan
Perment an tersebut , Badan Karant ina Pertanian dapat menunjuk Pihak Ket iga
sebagai pelaksana t indakan perlakuan set elah terlebih dahulu dilakukan penilaian
at as persyarat an yang ditet apkan.
Berdasarkan ket ent uan - ket ent uan t ersebut di atas, dapat disimpulkan bahw a
(i) t indakan perlakuan karant ina t umbuhan, termasuk fumigasi harus dilakukan
sesuai dengan t eknik yang telah dit et apkan oleh Kepala Badan Karant ina Pertanian;
(ii) pelaksanaan t indakan perlakuan dapat dilakukan oleh Pihak Ket iga; (iii) Pihak
Ket iga tersebut memenuhi persyarat an yang t elah dit etapkan oleh Kepala Badan
Karant ina Pert anian; dan (iv) pelaksanaannya dilakukan di baw ah pengaw asan
Pet ugas Karant ina Tumbuhan.
1.5. Pengertian Umum
Dalam St andar t eknis ini, yang dimaksud dengan:
Karant ina Tumbuhan adalah t indakan sebagai upaya pencegahan masuk dant ersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan dari suat u
area ke area lain di dalam negeri at au keluarnya dari dalam w ilayah negara
Republik Indonesia.
Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disebut OPT adalah semuaorganisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan dan/ at au menyebabkan
kemat ian t umbuhan.
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karant ina yang selanjut nya disebut OPTKadalah semua OPT yang dit et apkan oleh M ent eri unt uk dicegah masuknya ke
Perlakuan karant ina t umbuhan selanjut nya disebut perlakuan adalah t indakanyang dilakukan secara fisik, kimiaw i at au mekanis dengan maksud unt uk
membebaskan media pembaw a OPT/ OPTK, peralat an, pembungkus, alat angkut ,
dan media pembaw a lain dari OPT/ OPTK.
Perlakuan pra-pengapalan adalah perlakuan karant ina t umbuhan unt ukmemenuhi persyarat an negara t ujuan ekspor.
Fumigasi adalah t indakan perlakuan dengan m enggunakan fumigan di dalamruang yang kedap udara pada suhu dan t ekanan t ert ent u.
Fumigan adalah pest isida yang dalam suhu dan t ekanan t ert ent u berbent uk gasdan dalam konsent rasi dan w akt u t ert ent u dapat membunuh OPT.
Et hylene oxide (ETO) adalah senyaw a kimia dengan rum us (CH2)2O sebagai bahanakt if suat u fumigan.
Fumigat or adalah Personel yang melaksanakan fumigasi yang t elah diregist rasioleh Badan Karant ina Pert anian.
Regist rasi perusahaan fumigasi adalah proses pemberian nomor pengenal yangbersifat spesifik kepada perusahaan fum igasi sebagai bukt i bahw a perusahaan
t ersebut t elah memenuhi persyarat an unt uk melaksanakan fumigasi sesuai
dengan st andar Badan Karant ina Pert anian.
Pet ugas Karant ina Tumbuhan adalah pejabat fungsional pengendali OPT yangbekerja pada inst ansi karant ina t umbuhan.
Pihak Ket iga adalah perusahaan fumigasi yang t elah diregist rasi dan diberikew enangan unt uk melaksanakan perlakuan fumigasi dalam rangka perlakuan
BAB II. INFORM ASI UM UM ETHYLENE OXIDE
2.1 Sifat Fisik dan Kimia ETO
Et hylene oxide disebut juga ETO at au Et O at au EO at au 1,2-epoxyet hane at au
oxirane (NOHSC, 1992). ETO berupa gas t idak berw arna pada suhu ruang dan berupa cairan t idak berw arna pada suhu di baw ah 10,5 °C. ETO bersifat m udah
t erbakar dan meledak, baik dalam bent uk gas maupun cairan, sert a sangat reakt if
t erhadap asam, basa, oksida logam dan klorida logam.
ETO bersifat larut dalam air dan reaksinya dengan air menghasilkan et ilena glikol. ETO juga bersifat larut dalam pelarut organik (lemak, minyak) sert a mudah berikat an dengan semua senyaw a yang memiliki at om hidrogen (Cot t on & Roark,
1928). Pada suhu 22 – 23 °C, ETO dapat larut dalam berbagai bahan sepert i air,
alkohol, hidrokarbon, minyak, chlorocompounds, est er dan lilin. Sement ara it u, kemampuan larut berbagai gas (nit rogen, argon, met ana, dan et ana) dalam ETO cair
akan meningkat sejalan dengan peningkat an suhu.
Gas ETO lebih berat dari udara, mem iliki aroma berbau manis sepert i
Panas laten penguapan 139 cal/ g
Bat as mudah terbakar di udara 3 sam pai 8 % by volum e
Kem am puan larut dalam air Tidak t erbat as pada suhu 0 °C
Bau Berbau m anis seperti m ust ard, dan sulit unt uk didet eksi dalam konsent rasi rendah
Sifat kimia M udah terbakar dan m eledak, sangat reaktif t erhadap asam, basa, oksida logam dan klorida logam
M et ode evolusi sebagai fumigan Dengan m elepaskannya pada tekanan alam i dari t abung gas. Karena sifat nya sangat m udah t erbakar, biasanya dicam pur dengan
karbondioksida dalam perbandingan 1:9
ETO t erbent uk dari et hylene chlorohydrin (CH2-OHCH2Cl) dan larut an
pot assium hydroxide. Ikat an at om C – C yang membent uk ETO pendek sehingga mudah t erbuka, sangat reakt if, dan mudah t erbakar (flammable). Rumus empiris ETO adalah C2H4O dengan rumus bangun sebagaimana pada Gambar 1 (Cot t on &
Roark, 1928).
Gambar 1. Rumus bangun ETO (Cot t on & Roark 1928)
2.2 ETOSebagai Fumigan
ETO memiliki sifat mudah t erbakar, sehingga dalam aplikasinya secara
komersial perlu dicampur dengan bahan yang t idak mudah t erbakar. Pada
umumnya, ETO dicampur dengan karbondioksida at au gas-gas refrigerant
hidrokarbon t erhalogenasi yang t idak mudah t erbakar (chlorofluorocarbon), misalnya Freon. Unt uk keperluan st erilisasi di rumah sakit , ETO dicampur dengan
Freon dengan perbandingan 12 : 88. Unt uk keperluan fum igasi, ETO dicampur
dengan karbondioksida (CO2) dengan perbandingan 1 : 9 at au 9 : 1 dalam ukuran
berat at au lit er.
Sebagai fumigan, biasanya ETO diperdagangkan dalam bent uk gas cair (liquid gas) yang dikemas dalam t abung silinder baja dengan ukuran yang bervariasi t ergant ung merk dagang dengan perbandingan 9 : 1 (ETO : CO2). Pada pelaksanaan
fumigasi dalam ruang vakum, ETO dalam t abung akan dilepaskan melalui evaporizer
menuju chamber yang sudah dalam keadaan vakum. Hal ini dilakukan unt uk mempercepat perubahan bent uk ETO dari cair menjadi gas.
Penggunaan ETO dalam pelaksanaan fumigasi harus sesuai dengan sifat fisik
menembus plast ik dan senyaw a yang dapat menghambat penet rasi gas (cat at au
veneer). Oleh karena it u, fum igasi dengan ETO t idak diperkenankan dilakukan di baw ah plast ik fumigasi (under t erpauline sheet) sehingga harus dilakukan dalam ruang vakum. Perbandingan ETO dengan fum igan lainnya dapat dilihat dalam Tabel
2 di baw ah ini.
Tabel 2 Perbandingan ETO dengan fumigan lainnya
Karakteristik
Fumigan
Ethylene Oxide
(ETO) M etil Bromida Fosfin padat Fosfin cair
Ethyl Formate
1 2 3 4 5 6 mempengaruhi proses met abolisme organisme. Namun, akt ivit asnya t ergant ung
pada konsent rasi, suhu, w akt u papar, dan kelem baban. Sebagai agen pengalkilasi
(alkylat ing agent s), ETO menyerang prot ein, asam nukleat , dan komponen organic lainnya (M cDonnell G. dan Russell AD., 1999). ETO bekerja dengan mengalkilasi
kelompok sulfydryl-, amino-, carboxyl- dan hydroxyl- groups (M edical M icrobiology 2007). Selain it u, ETO membunuh mikroorganisme dengan mendenat urasi prot ein
dengan memindahkan hidrogen labil sepert i pada gugus sulfydryl dengan hydroxyl et hyl radical.
2.4 Efikasi ETO Terhadap OPT sasaran
Pada umumnya, ETO digunakan sebagai insekt isida unt uk pengendalian hama
di perpust akaan, herbarium, dan museum, sert a unt uk keperluan st erilisasi alat -alat
medis yang sensit if t erhadap panas karena ETO mampu menem bus mat eri
pembungkus yang sesuai (NOHSC, 1992). ETO juga dapat digunakan unt uk
memat ikan serangga, cendaw an, bakt eri, dan virus (Ryan R. dan Nicolson J. 2014).
Penggunaan ETO unt uk keperluan karant ina, t elah dit erapkan oleh Aust ralia
unt uk perlakuan t erhadap berbagai jenis OPT dengan dosis 1200 g/ m³ selama 5 jam
vakum yang bert ekanan 50 kPa (DAFF, 2013). Aust ralia menerapkan fum igasi ETO
unt uk keperluan karant ina unt uk memat ikan OPT sasaran jenis serangga dan
invert ebrat a lainnya, cendaw an, bakt eri, dan virus, sert a unt uk keperluan
devit alisasi t erhadap berbagai jenis benih (t rue seed) yang berpot ensi t erbaw a pada komodit as.
2.5 Pengaruh ETO Terhadap Komoditas
2.5.1 Benih/ tanaman hidup
ETO bereaksi kuat dengan bahan t anaman hidup dan dapat
menyebabkan kemat ian at au kerusakan. Oleh karena it u, ETO t idak
dianjurkan unt uk digunakan pada benih, bahan pembibit an at au t anaman
apapun unt uk dit umbuhkan.
2.5.2 Produk tanaman
ETO dilaporkan dapat digunakan unt uk perlakuan t erhadap beberapa
produk t anaman, ant ara lain:
a. Biji-bijian dan makanan giling
Pada t ekanan at mosfer, ETO t idak dapat menembus kant ong maupun
komodit as yang dikemas. Oleh karena it u, fumigasi ETO unt uk komodit as
t ersebut harus dengan cara fumigasi vakum. Sement ara, perlakuan
t erhadap biji-bijian bent uk curah adalah dengan sist em re-sirkulasi dalam
silo.
b. Buah kering
ETO digunakan dalam indust ri buah kering unt uk menghent ikan
pembusukan oleh mikroba pada buah plum dan juga sebagai insekt isida.
2.5.3 Bahan makanan
Sejumlah penelit ian t elah menunjukkan bahw a ETO akan menyebabkan
modifikasi w arna, rasa, bau dan t ekst ur bahan pangan, t et api banyak juga
bahan makanan dapat difumigasi t anpa perubahan berart i dalam sifat ini.
Hampir semua rempah-rempah dapat difumigasi dengan ETO dengan sedikit
Residu kimia pada bahan makanan yang diberi perlakuan ETO dapat
t erjadi karena hal-hal sebagai berikut : (i) ETO t idak berubah dan dapat
bert ahan selama beberapa w akt u set elah perlakuan; (ii) akibat adanya
int eraksi ETO dengan konst it uen senyaw a anorganik pada komodit as yang
menghasilkan senyaw a dengan berat molekul rendah (et ilena klorohidrin, et ilena bromohydrin dan et ilena glikol); (iii) akibat adanya int eraksi ETO
dengan komodit as yang menghasilkan derivat if t eralkilasi dan
hyrdroxyet hylat ed dari konst it uen makanan sepert i gula, asam amino, vit amin dan prot ein. Apabila komodit as yang t elah diberi perlakuan disimpan pada
suhu 25 0C, baik dalam kondisi penyimpanan t ert ut up maupun t erbuka, maka
efek residu akan berkurang di baw ah 1 mg/ ky dalam w akt u 14 hari
(Scudamore dan Heuser, 1971). Pada suhu yang lebih rendah, ETO hilang lebih
lambat .
2.5.4 Bahan pakan dan produk hew an
ETO dilaporkan dapat digunakan unt uk inakt ivasi spora Bacillus ant hracis penyebab penyakit ant hrax (EPA 2012). IARC (1992) dalam Nat ional Toxicology Program , Depart ment of Healt h and Human Services (US),
melaporkan bahw a ETO juga dapat digunakan unt uk st erilisasi produk dan
pakan hew an.
Import Condit ion (ICON) Aust ralia menyat akan bahw a ETO dapat digunakan unt uk perlakuan t erhadap kom odit as bulu (feat hers) sebagai media pembaw a virus penyebab penyakit Avian Influenza dengan dosis 1200
g/ m3 selama 5 jam pada suhu t idak kurang dari 50 0C at au 1500 g/ m3 selama
24 jam pada suhu t idak kurang dari 21 0C pada t ekanan t idak kurang dari 50
kPa.
2.6 Jenis Komoditas yang Direkomendasikan untuk Difumigasi ETO
Hingga saat ini, Aust ralia menerapkan fum igasi ETO sebagai persyarat an
karant ina t erhadap beberapa jenis komodit as yang berasal dari Indonesia dan
M alaysia, yait u: jerami dan produk rumput jerami, furnit ure dan produk lainnya
bunga rampai, kapuk, rami/ goni/ jut e, dan daun jagung. Selain it u, perlakuan
fumigasi ETO juga dit erapkan t erhadap komodit as kayu dan produk kayu t ermasuk
art efak, t anaman buat an yang dibuat pada bat ang kayu, produk panel, kayu bulat ,
BAB III. KESELAM ATAN KERJA
3.1 Pengaruh ETO Terhadap M anusia
ETO merupakan gas beracun dan berbahaya bagi manusia dengan sifat fisik
yang t idak berbau dan t idak berw arna sehingga sulit unt uk det eksi. ETO t idak
langsung memat ikan dalam konsent rasi yang relat if rendah sepert i halnya pada
beberapa fumigan. Gas ETO yang t erpapar langsung melalui pernapasan manusia
dan dalam jum lah besar dapat menimbulkan efek jangka pendek, yait u ot ot lemas,
pencernaan t idak nyaman, mual, munt ah, diare, sesak napas, sakit kepala dan
disfungsi neurologis. Namun, paparan langsung gas ETO dalam jumlah kecil t et api
masih diat as ambang bat as aman dapat mengakibat kan irit asi saluran pernapasan
bagian at as dan kerusakan pada paru-paru. Paparan ETO juga dapat memiliki efek
kronis, ant ara lain dapat menyebabkan penyakit kanker darah (leukemia), efek
pada reproduksi, perubahan mut agenic, neurot oksisit as, sindrom saluran napas akut , dan menurunnya sensit ifit as.
ETO dalam bent uk cair, apabila t erkena kulit dapat menyebabkan kulit
t erbakar, radang pada kulit , bibir dan mulut menjadi kering, gat al, alergi, infeksi
kulit dan menyebabkan kulit menjadi sensit if. Apabila sepat u dan/ at au pakaian
yang t erkont aminasi t idak segera dilepas, maka secara perlahan kulit akan t erbakar
(melepuh). Kont ak ETO cair dengan mat a dapat menyebabkan mat a sepert i
t erbakar hebat , diikut i pandangan mat a kabur dan kat arak.
3.2 Keselamatan Kerja Fumigator
Unt uk menghindari dam pak buruk dari paparan gas ETO, maka dalam
pelaksanaan fumigasi harus memperhat ikan aspek keselamat an kerja bagi
fumigat or dan lingkungan sekit ar. Fumigat or harus menggunakan peralat an
keselamat an kerja (Personal Prot ect ive Equipment, PPE) yang t erdiri dari:
alat pelindung pernapasan, berupa : self-cont ained breat hing apparat us (SCBA); a. alat pelindung mat a, berupa: fullface masker ;
Gambar 2. Peralat an keselamat an kerja fumigat or
Selama berlangsungnya kegiat an fumigasi, fum igat or t idak diperkenankan
unt uk:
merokok at au menyalakan api pada saat menangani, menggunakan, at aumenyimpan ETO, sert a pada saat kemungkinan adanya paparan gas ETO di area
t ersebut .
menggunakan alat -alat yang dapat memicu kebakaran at au ledakan ETO padasaat membuka at au menut up t abung silinder ETO.
3.3 Keselamatan Kerja Area Fumigasi
Di dalam fasilit as perlakuan ETO harus memperhat ikan aspek keselamat an
lingkungan sekit ar, ant ara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
3.3.1 Area yang memungkinkan t erjadi paparan ETO harus dit et apkan dan diberi
t anda-t anda khusus unt uk diket ahui oleh semua orang (area berbahaya).
3.3.2 Det eksi keberadaan ETO harus
dilakukan di area t empat kerja
sebelum, pada saat , dan set elah
pelaksanaan kegiat an. Pemant auan
keberadaan ETO dilakukan dengan
alat pendet eksi kebocoran gas (gas
segera diperbaiki. Kegiat an det eksi di at as sangat pent ing karena bau gas ETO
sangat sulit didet eksi, nam un akan sangat menyengat apabila konset rasi gas
melebihi 265 ppm.
3.3.3 Pemilik fasilit as perlakuan ETO harus membuat prosedur keselamat an kerja
unt uk menghindari t erjadinya kecelakaan kerja.
3.4 Penyimpanan dan Pengangkutan
ETO harus disimpan dalam t abung yang t ert ut up rapat , di t empat yang sejuk,
t idak t erkena sinar mat ahari langsung, bervent ilasi baik, jauh dari panas, api,
oksidan kuat , alkaline, asam, basa kuat , dan logam pembent uk acet ylide
(pembent uk basa kuat ) sepert i t embaga, perak, merkuri at au perpaduan dari
logam-logam t ersebut (ChemDAQ 2014). Penyim panan t abung fum igan harus pada
posisi t egak dan t erhindar dari guncangan, hent akan at au t erguling sehingga harus
diikat at au dit empat kan pada palet khusus. Bila t abung dalam keadaan kosong,
harus dipast ikan baut penut up pengeluaran gas dalam posisi menut up dan t ut up
pengaman berada pada posisinya.
Pemerint ah Amerika menet apkan bat as ambang t erpapar ETO sehari-hari dan secara t erus menerus adalah 5 ppm (ACGIH 1981 dalam FAO 1984), sement ara bat as ambang yang dit ent ukan Pemerint ah Aust ralia adalah t idak lebih dari 1 ppm (NOHSC:3008 (1992)).
Gambar 5 Penyimpanan t abung ETO
Dalam pengangkut an, t abung silinder fum igan harus dilet akkan pada ruang
t erpisah dari pengemudi. Tabung silinder harus dilet akkan pada posisi t egak dan
harus diikat at au dit empat kan pada palet khusus sert a t ut up silinder dalam posisi
menut up dan t idak bocor. Selama proses penggunaan, pengangkut an, dan
BAB IV. PERSYARATAN PERLAKUAN ETHYLENE OXIDE
4.1 Gedung/ Bangunan dan Peralatan
4.1.1 Gedung/ bangunan unt uk perlakuan fumigasi ETO harus berlokasi di area
bebas banjir, aman, mudah diakses, memiliki sumber air, dan list rik, sert a
dilengkapi peralat an yang memadai. Gedung/ bangunan, t erdiri dari:
a. t empat unt uk penyiapan komodit as sebelum perlakuan,
b. ruangan unt uk fasilit as perlakuan,
c. ruangan penyim panan kom odit as set elah perlakuan, dan
d. t empat unt uk kegiat an administ rasi.
4.1.2 Fasilit as perlakuan ETO t idak boleh digunakan unt uk akt ivit as kegiat an
lainnya. Seluruh bangunan dan st rukt ur bangunan harus dikelola dan
dipelihara dengan baik. Seluruh lant ai dan dinding harus dijaga sedemikian
rupa agar t idak t erdapat ret akan, memiliki vent ilasi dan penerangan yang
baik. Fasilit as perlakuan harus memiliki t at a let ak yang baik yang dapat
menggambarkan t ahapan kegiat an mulai dari kegiat an pra-perlakuan sampai
dengan pasca perlakuan.
4.1.3 Sanit asi gedung/ bangunan harus dikelola dengan baik dan dilakukan
pengendalian OPT unt uk memast ikan t idak t erjadinya kont aminasi dan
re-infest asi OPT t erhadap produk yang t elah diberi perlakuan.
4.1.4 Tempat unt uk penyiapan kom odit as sebelum perlakuan, berfungsi unt uk
memeriksa komodit as sebelum masuk ke dalam ruangan perlakuan. Ruang
penyiapan kom odit as harus memiliki bat as yang jelas dengan ruangan
perlakuan.
4.1.5 Ruangan perlakuan harus t erbebas dari lalulint as orang-orang yang t idak
berkepent ingan dan diberi t anda-t anda peringat an bahaya. Di dalam ruangan
perlakuan harus t ersedia peralat an unt uk proses perlakuan. Cont oh fasilit as
Gambar 6 Cont oh fasilit as dalam ruangan perlakuan ETO
b. Vaporiser, berfungsi unt uk mengubah fumigan dalam bent uk cair menjadi
gas sebelum dialirkan melalui pipa dist ribusi gas ke dalam ruang vakum
(b.1).
c. Sumber panas (heat er), berfungsi unt uk meningkat kan suhu dalam ruang vakum.
d. M esin/ pompa vakum, berfungsi unt uk mengisap udara dari dalam ruang
perlakuan agar ruangan perlakuan menjadi vakum dan menghisap sisa gas
dari ruang vakum pada saat aerasi (d.1). Saluran pipa pem buangan gas
e. Ruang vakum, berfungsi sebagai ruangan perlakuan. Ruang vakum harus
kedap gas (fully gas-t ight) dan memiliki kekuat an unt uk menahan t ekanan udara pada t ingkat t ert ent u sesuai dengan spesifikasi t ekanan yang
dipersyarat kan. Ukuran dan volume ruang vakum disesuaikan dengan
kebut uhan perlakuan. Ruang vakum dilengkapi pipa penyaluran gas dari
vaporiser, pipa penyaluran panas dari sumber panas, dan pipa pemasok
udara segar.
f. Panel kont rol, berfungsi unt uk mengont rol t ekanan dan suhu dalam ruang
vakum.
4.1.6 Ruangan penyimpanan komodit as pasca perlakuan, berfungsi unt uk
menyimpan komodit as pasca perlakuan sebelum dikirim. Lokasi harus
berdekat an dengan ruangan perlakuan, t et api harus t erpisah dengan ruangan
perlakuan. Kondisi ruang penyimpanan harus bersih, memiliki penerangan
dan vent ilasi yang baik, sert a bebas dari re-infest asi at au kont aminasi OPT
dan masuknya orang-orang yang t idak berkepent ingan.
4.1.7 Tempat unt uk kegiat an administ rasi, berfungsi sebagai t empat pengelolaan
administ rasi unt uk mendukung pelaksanaan kegiat an perlakuan dan harus
dilengkapi dengan sarana yang memadai.
4.1.8 Peralat an penunjang lainnya, yait u peralat an yang diperlukan unt uk
menunjang kegiat an, ant ara lain alat angkut komodit as, alat pendet eksi
kebocoran gas, t anda-t anda bahaya, t imbangan dan alat keselamat an kerja
(alat pemadam kebakaran) sebagaimana t ercant um pada Lampiran 2.
4.2 Fumigator yang Terlatih
Fumigasi ETO harus dilakukan oleh operat or t erlat ih yang memiliki
4.3 Standar Prosedur Operasional
Unt uk memast ikan pelaksanaan kegiat an berlangsung dengan baik,
t erkendali, dan mudah t ert elusur, maka proses kegiat an perlakuan harus sesuai
dengan st andar prosedur yang dit et apkan. St andar prosedur yang harus t ersedia
ant ara lain:
- Prosedur penanganan ETO (penyimpanan dan pengangkut an);
- Prosedur keselamat an kerja;
- Prosedur pelaksanaan fum igasi;
- Prosedur penanganan produk sebelum dan set elah fumigasi;
- Prosedur pencegahan re-infest asi OPT;
- Prosedur peraw at an fasilit as, t ermasuk kalibrasi peralat an;
BAB V. PELAKSANAAN FUM IGASI ETHYLENE OXIDE
Tahapan pelaksanaan fumigasi ETO t erdiri dari: (1) kegiat an pra-fumigasi, (2)
pelaksanaan pelepasan gas (gassing), (3) aerasi, dan (4) kegiat an pasca fumigasi.
5.1 Pra-Fumigasi
5.1.1 Kegiat an pra-fumigasi, meliput i kegiat an penyiapan komodit as dan penyiapan
bahan dan peralat an unt uk fumigasi sert a penyiapan ruang vakum.
5.1.2 Komodit as yang akan difumigasi
harus diperiksa jenis dan
kemasannya unt uk memast ikan
komodit as t ersebut sesuai unt uk
perlakuan fumigasi ETO. Terhadap
komodit as yang sesuai dan akan
difum igasi harus diberikan
ident ifikasi unt uk memudahkan
penelusuran. Pemeriksaan
kemasan harus dilakukan unt uk
memudahkan pengat uran
penempat an komodit as ke dalam
ruangan fum igasi.
5.1.3 Proses vakum, sebagai berikut :
a. Set elah komodit as dimuat ke dalam Gambar 7 Pemeriksaan dan
st uffing komodit as (a,b)
Gambar 8 Penut upan chamber
a
d. Apabila t ekanan yang diinginkan t ercapai, maka proses vakum selesai dan
dibiarkan selama 10 - 15 menit unt uk memast ikan kekedapan ruang
vakum.
Gambar 9 Proses vakum
e. Selanjut nya dilakukan pemeriksaan t ekanan t abung unt uk memast ikan
t ekanan t abung t idak berubah. Jika t ekanan t idak berubah maka proses
vakum berhasil.
Gambar 10 Alat ukur t ekanan
5.1.4 Pemanasan ruang vakum
Set elah ruangan dianggap vakum, alat pemanas (heater) dan pompa pendorong dihidupkan dan dibiarkan sampai suhu di dalam ruang vakum
Catatan
Jika t ekanan vakum menurun, maka proses vakum t idak berhasil dan ruangan fumigasi t idak kedap gas sehingga proses vakum harus diulangi kembali. Sebelum proses vakum diulang, lakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Buka kat up saluran udara;
2. Buka pint u depan set elah t ekanan pada alat pengukur mencapai angka nol;
5.2 Pelaksanaan Pelepasan Gas (gassing)
5.2.1Set elah suhu yang dipersyarat kan dalam ruang vakum t ercapai, dilakukan
persiapan proses pelepasan gas ETO ke dalam chamber sebagai berikut : a. Fumigat or menggunakan alat keselamat an kerja;
b. Pemeriksaan berat silinder ETO;
c. Perhit ungan jum lah ETO yang diperlukan, dengan menghit ung
dosis (x) volume dalam chamber. Dosis yang digunakan adalah berat murni ETO, m isalnya fumigan yang digunakan mengandung 90% ETO dan
10 % CO2, maka perhit ungan jum lah fumigan sebagai berikut :
d. Pelet akan t abung ETO di at as t imbangan unt uk menget ahui berat aw al
dan jumlah ETO yang akan digunakan.
e. Kat up pengeluaran gas pada t abung dihubungkan dengan pipa dist ribusi
gas.
f. Pelaksanaan pencat at an jumlah ETO yang diperlukan.
5.2.2 Set elah persiapan selesai,
kat up dist ribusi gas dibuka,
dilanjut kan dengan pelepasan
gas dengan membuka kran
C : konsent rasi (t ingkat dosis) fumigan
0,9 : kandungan bahan akt if ETO dalam fumigan Catatan
Pemanasan ruang vakum dilakukan apabila suhu ruang vakum lebih rendah dari suhu yang dipersyarat kan.
5.2.3 Selama proses pelepasan gas
dilakukan det eksi kebocoran
gas pada set iap sambungan
selang dist ribusi dan vaporiser.
5.2.4 Set elah pelepasan gas selesai, kran pada t abung ETO dan kat up dist ribusi
dit ut up. Wakt u selesainya pelepasan gas dicat at .
5.2.5 Penghit ungan w akt u pemaparan dimulai pada saat suhu dan t ekanan yang
dipersyarat kan t ercapai (t0) dan t et ap dipert ahankan hingga w akt u papar
yang dipersyarat kan t ercapai.
5.2.6 Fumigasi dinyat akan berhasil apabila t idak t erjadi penurunan suhu dan
t ekanan selama w akt u papar.
5.2.7 Fumigasi dinyat akan t idak berhasil apabila suhu dan t ekanan yang
dipersyarat kan t idak dapat dipert ahankan selama w akt u papar.
5.3 Aerasi
5.3.1 Aerasi dimaksudkan unt uk mengeluarkan sisa gas dari ruang vakum sampai
konsent rasinya mencapai ambang bat as aman (Treshold Limit Value, TLV), Persyaratan DAFF Australia
Inisial vakum unt uk pemenuhan persyarat an Aust ralia adalah 88 kPa.
Fumigasi ETO harus dilakukan dalam ruang vakum bert ekanan 50 kPa dengandosis 1200 g/ m³ selama 5 jam pada suhu 50 0C at au dengan dosis 1500 g/ m³
selama 24 jam pada suhu di at as 20 0C. Ini berart i, selama 5 jam dengan suhu
dalam chamber t idak boleh kurang dari 50 0C at au selama 24 jam dengan suhu dalam chamber t idak boleh kurang dari 21 0C dengan t ekanan t idak kurang dari 50kPa.
5.3.2 Tahapan pelaksanaan aerasi sebagai berikut :
a. Set elah w akt u papar t ercapai,
kat up saluran udara (inlet ) dibuka
dan dibiarkan beberapa saat
sampai t ekanan pada alat
pengukur menunjukkan angka nol
kemudian inlet dit ut up kembali.
b. Kat up saluran pompa vakum
(out let ) dibuka dan mesin pompa
vakum dihidupkan unt uk
membuang gas dalam chamber
sampai t ekanan negat if 50 kPa.
c. Selanjut nya kat up saluran pompa
vakum (out let ) dit ut up dan mesin
vakum dimat ikan.
d. Proses pengeluaran gas dengan
pompa vakum dilakukan
beberapa kali sampai konsent rasi
gas diperkirakan mencapai 1 ppm.
e. Selanjut nya pint u chamber dibuka dan dilakukan pengukuran TLV.
Apabila konsent rasi belum
mencapai TLV dilakukan aerasi
kembali. Gambar 13 Pembukaan kat up
udara segar
Gambar 14 Tekanan 0 set elah pembukaan saluran udara
f. Selanjut nya pint u chamber dibuka dan dilakukan pengukuran TLV.
Apabila konsent rasi belum
mencapai TLV dilakukan aerasi
kembali.
5.4 Pengeluaran Komoditas dari Ruang Vakum
Set elah TLV t ercapai, komodit as dikeluarkan dari ruang vakum dan
dipindahkan ke ruang penyimpanan kom odit as pasca perlakuan sambil menunggu
proses selanjut nya.
5.5 Pencegahan Re-infestasi dan Kontaminasi OPT
5.5.1 Komodit as yang telah difumigasi dan dikeluarkan dari chamber fumigasi berpot ensi terkont aminasi OPT maupun re-infest asi OPT.
5.5.2 Fumigat or, pemilik komodit as, jasa t ransportasi dan semua pihak yang
t erlibat dengan komodit as yang t elah difumigasi harus menjaga komoditas
yang t elah difumigasi dari kemungkinan re-infest asi dan kontaminasi OPT
dengan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Komodit as ekspor yang dimuat dalam pet i kemas, maka pet i kemas
hendaknya t idak lagi dibuka setelah difumigasi (hingga selesainya proses
aerasi).
b. Penempat an komodit as yang t elah difumigasi harus di dalam gudang
penyimpanan yang memiliki kondisi bersih dan sanit asi baik. Gudang
harus dipast ikan bebas dari masuknya OPT.
c. Pemuat an komodit as yang telah difumigasi t idak boleh dicampur dengan
d. Unt uk komodit as yang akan diekspor disarankan unt uk diangkut dengan
menggunakan pet i kemas unt uk mengurangi risiko re-infestasi dan
kont aminasi OPT selama dalam perjalanan. Bila perlu, pint u pet i kemas
dapat diberi segel yang hanya boleh dibuka oleh inst ansi karant ina
t umbuhan di negara t ujuan. Hal ini bert ujuan unt uk menghindari
dibukanya pet i kemas tersebut oleh orang-orang yang t idak
berkepent ingan.
e. Pemilik komodit as harus memast ikan bahw a penanggung jaw ab alat
angkut memahami hal-hal yang perlu dilakukan unt uk mencegah
t erjadinya re-infest asi dan kont aminasi OPT t erhadap komodit as yang
t elah difumigasi selama pengangkutan sert a akibat -akibat yang dapat
dit imbulkannya. Bila perlu, hal-hal t ersebut dicant umkan dalam kont rak
pengangkut an.
Gambar 17 Penyim panan kom odit as pasca perlakuan
5.6 Dokumentasi
5.6.1 Pencatatan Hasil Kegiatan
Pencat at an kegiat an perlakuan harus dilakukan unt uk keperluan
penelusuran bila sew akt u-w akt u diperlukan. Semua t ahapan kegiat an
perlakuan harus dicat at dengan jelas dan mudah dibaca. Apabila t erjadi
koreksi, maka dalam cat at an t ersebut harus dapat diket ahui hasil sebelum
dilakukan t indakan koreksi berikut hasil koreksinya, dan harus diparaf oleh
pet ugas pencat at. Cat at an disimpan sebagai lampiran salinan dokumen
sheet) dapat dilihat pada Lampiran 3. Cat at an pelaksanaan kegiat an perlakuan harus disimpan dan dipelihara minimal selama 2 (dua) t ahun dan harus
mudah diperoleh kembali apabila sew akt u-w akt u diperlukan.
5.6.2 Penerbitan Sertifikat
Sert ifikat perlakuan fumigasi (Fumigat ion Cert ificat e) dit erbit kan set elah perlakuan selesai dilaksanakan. Sert ifikat perlakuan menjelaskan bahw a
komodit as t elah mendapat perlakuan fumigasi sesuai dengan st andar yang
t elah dit et apkan, dan memuat informasi sebagai berikut :
Kepala (kop) surat dari perusahaan (provider) perlakuan fumigasi ETO(apabila dilakukan oleh Pihak Ket iga);
Nomor dan t anggal penerbit an sert ifikat ;
Nomor regist rasi provider fumigasi ETO (apabila dilakukan oleh PihakKet iga);
Pernyat aan yang menyebut kan bahw a komodit as yang t ercant um didalamnya t elah diberi fum igasi ETO sesuai dengan st andar yang t elah
dit et apkan;
Ident it as komodit as (nama, asal, jumlah dan t anda-t anda khusus darikomodit as);
Nomor pet i kemas (bila menggunakan pet i kemas);
Nama dan nomor alat angkut (bila memungkinkan);
Negara/ area asal dan t ujuan;
Nama dan alamat eksport ir/ pengirim;
Nama dan alamat import ir/ penerima;
Dosis perlakuan;
Tanggal pelaksanaan perlakuan;
Nama dan t anda t angan pelaksana perlakuan.Sert ifikat perlakuan dapat disert ai dengan dokumen lainnya yang dianggap
5.6.3 Pengelolaan Rekaman
Rekaman yang t erkait dengan perlakuan harus disimpan dan dikelola
dengan baik sert a mudah dit elusur (t raceable). Validasi rekaman harus dit ent ukan sesuai dengan kebut uhan. Rekaman yang t idak digunakan dan
dinyat akan t idak valid lagi harus dimusnahkan. Unt uk memudahkan
penelusuran kembali, maka set iap rekaman harus dibuat ident ifikasinya dan
BAB VI. PERAW ATAN FASILITAS
6.1 Pemeliharaan Peralatan
Peralat an yang digunakan harus selalu dipelihara secara rut in unt uk
memast ikan peralat an t ersebut dapat digunakan dengan baik saat perlakuan.
Peralat an yang perlu penyim panan secara khusus, harus disimpan pada t empat
yang memenuhi persyarat an sesuai dengan jenis peralat annya.
6.2 Pemeliharaan Sanitasi
Fasilit as perlakuan harus dipelihara sanit asinya secara rut in unt uk
menghindari t erjadinya reinfest asi dan kont aminasi OPT at au penurunan kualit as
komodit as selama pelaksanaan perlakuan ETO. Lokasi disekit ar t empat perlakuan
harus selalu bersih dari kot oran at au veget asi yang dapat menjadi sumber
re-infest asi dan kont aminasi OPT pada komodit as yang t elah diberi perlakuan ETO.
6.3 Kalibrasi Peralatan
Semua alat ukur dan monit or yang digunakan unt uk membaca pengukuran
harus selalu dikalibrasi secara berkala, yait u m inimal 1 (sat u) kali dalam set ahun
at au sesuai dengan kat alog yang dikeluarkan oleh pabrikasi. Peralat an yang sudah
dikalibrasi t et api mengalami keadaan yang dapat mempengaruhi akurasinya, maka
harus dilakukan kalibrasi ulang.
Kalibrasi harus dilakukan oleh lembaga yang t erbukt i memiliki kompet ensi
t eknis sesuai dengan persyarat an yang dit et apkan. Bukt i hasil kalibrasi harus
disimpan dengan baik. Peralat an yang t elah dikalibrasi harus dijaga dari perubahan
BAB VII. SERTIFIKASI KARANTINA TUM BUHAN
7.1 Pengaw asan perlakuan
Perlakuan fumigasi ETO oleh Pihak Ket iga harus di baw ah pengaw asan
Pet ugas Karant ina Tumbuhan. Tahapan proses pengaw asan oleh Pet ugas Karant ina
Tumbuhan t erhadap kegiat an fumigasi ETO yang dilakukan oleh Pihak Ket iga adalah
sebagai berikut :
1) Pihak ket iga pelaksana fumigasi ETO harus menyampaikan surat
pemberit ahuan t erhadap rencana pelaksanaan perlakuan fum igasi ETO kepada
Kepala UPT Karant ina Pert anian set empat ;
2) Surat pemberit ahuan berisi informasi, ant ara lain jenis/ nama dan jum lah
komodit as, negara asal/ t ujuan, t anggal dan t empat pelaksanaan, dan informasi
lain yang relevan;
3) Berdasarkan surat pem berit ahuan t ersebut , Kepala UPT Karant ina Pert anian
set empat menugaskan Pet ugas Karant ina Tumbuhan unt uk melakukan
pengaw asan perlakuan, mulai dari pra-perlakuan sampai dengan pasca
perlakuan;
4) Berdasarkan pert imbangan t eknis Pet ugas Karant ina Tum buhan dapat
melakukan pemeriksaan kembali komodit as yang t elah diberi perlakuan unt uk
memast ikan keberhasilan pelaksanaan perlakuan;
5) Pet ugas Karant ina Tumbuhan yang dit ugaskan unt uk melakukan pengaw asan
harus membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Pengaw asan Perlakuan;
6) Laporan harus melampirkan copy cat at an hasil pelaksanaan fumigasi yang
dibuat oleh fumigat or dan copy Sert ifikat Fumigasi yang dit erbit kan oleh Pihak
Ket iga.
7.2 Penerbitan Sertifikat
Penerbit an Sert ifikat dilakukan berdasarkan verifikasi Laporan Hasil
Pengaw asan Pelaksanaan Perlakuan. Unt uk komodit as impor apabila fum igasi
efekt if membunuh OPTK maka dit erbit kan Sert ifikat Pelepasan. Sedangkan, unt uk
komodit as ekspor apabila fum igasi efekt if membunuh OPT sasaran maka
dit erbit kan Phyt osanit ary Cert ificat e (PC) dengan mencant umkan informasi perlakuan fumigasi ETOpada kolom perlakuan. Komodit as yang t elah dilengkapi PC
BAB VIII. PENUTUP
Dengan dit erbit kannya St andar Teknis ini, maka pelaksanaan fumigasi Et hylene Oxide sebagai perlakuan karant ina t umbuhan harus sesuai dengan persyarat an dan t at acara yang t ercant um di dalamnya.
Isi St andar Teknis ini akan selalu disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
yang t erjadi, khususnya perat uran dan st andar nasional dan int ernasional yang
mempengaruhi isi St andar Teknis ini. Set iap penyesuaian at au perubahan yang dilakukan
at as isi St andar Teknis ini akan diberit ahukan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepent ingan. Dengan demikian, semua pihak yang berkepent ingan akan selalu
memiliki versi yang mut akhir.
Pent ing juga unt uk diket ahui oleh para Pet ugas Karant ina Tumbuhan dan pelaksana
fumigasi lainnya, bahw a St andar Teknis ini diperunt ukkan bagi mereka yang t elah
memiliki dasar-dasar penget ahuan dan ket erampilan dalam melaksanakan fum igasi. Oleh
karena it u, dalam St andar Teknis ini t idak lagi dijelaskan dasar-dasar penget ahuan
t ersebut dan diharuskan unt uk mempelajarinya t erlebih dahulu melalui pelat ihan yang
DAFTAR PUSTAKA
Andersen St erilizers, Inc. 2014. M at erial Safet y Dat a Sheet : Et hylene Oxide.
Diunduh pada Februari 24, 2014. Tersedia pada:
ht t p:/ / w w w .sfm.stat e.or.us/ CR2K_SubDB/ M SDS/ ANPROLENE.PDF
ChemDAQ. 2014. Et hylene Oxide Regulat ions. Diunduh pada Januari 10, 2014. Tersedia pada:
ht t p:/ / w w w .chemdaq.com/ files/ EO%20General%20Regs,%20St orage%20& %20Rec ord%20Keeping.pdf Cargo and Shipping Branch, Border Compliance Division. Depart ment of Agricult ure, Fiheries, and Forest ry. Aust ralian Government . 22 hal.
EOSTG. 2007. Et hylene Oxide: Third Edit ion. Product St ew ardship Guidance M anual. American Chemist ry Council's Et hylene Oxide/ Et hylene Glycols Panel.
EPA. 2004. Et hylene Oxide Commercial St erilizat ion And Fumigat ion Operat ions Neshap Implement at ion Document. U. S. Environment al Prot ect ion Agency.
EPA. 2012. Ant hrax spore decont aminat ion using et hylene oxide [int ernet ].
Diunduh pada M aret 4, 2014. Tersedia pada:
ht t p:/ / w w w .epa.gov/ pest icides/ fact sheet s/ chemicals/ et ofact sheet .ht m
ETO Int ernat ional Fum igat ion dan Karya M andiri. 2006. Prosedur M anual Fumigasi. ETO Int ernat ional Fumigat ion and CV. Karya M andiri. Bali.
FAO. 1984. M anual of fum igat ion for insect cont rol: Et hylene Oxide [int ernet ].
Diunduh pada Januari 2014. Tersedia pada:
ht t p:/ / w w w .fao.org/ docrep/ x5042e/ x5042e0d.ht m
M cDonnell G. dan Russell AD. 1999. Ant isept ics and Disinfect ant s: Act ivit y, Act ion, and Resist ance. Clin M icrobiol Rev [int ernet ]. Diunduh pada M aret 4, 2014. Tersedia pada: ht t p:/ / w w w .ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/ art icles/ PM C88911/
M cM ahon J.B, Bishop S.R.; dan R. F. Ryan. 2004. Et hylene Oxide: New Recommended Quarant ine Fumigat ion Dosage. Diunduh pada Januari 10, 2014. Tersedia pada: ht t p:/ / ft ic.co.il/ 2004gold-coast PDF/ 3.3.pdf
M edical M icrobiology. 1997. Chemical met hods of disinfect ion [int ernet ]. Diunduh pada M aret 4, 2014. Tersedia pada: ht t p:/ / medimicro.blogspot .com/ 2007/ 12/ chemical-met hods-of-disinfect ion.ht ml
[NTP] Nat ional Toxicology Program. 2011. Report on Carcinogens, Tw elft h Edit ion (2011): Et hylene Oxide CAS No.75-21-8 [int ernet ]. Diunduh pada M aret 5, 2014. t ersedia pada: ht t p:/ / nt p.niehs.nih.gov/ nt p/ roc/ t w elft h/ profiles/ et hyleneoxide.pdf
Ryan R. dan Nicolson J. 2014. Et hoxofume© 1000 [Et hylene Oxide] — A Niche M et hyl Bromide Alt ernat ive [int ernet ]. Diunduh pada Februari 10, 2014. Tersedia pada: ht t p:/ / mbao.org/ 2009/ Proceedings/ 087RyanRETHOXOFUM E1000ETHYLENE%20OXI DEANICHEM ETHYLBROM IDEALTERNATIVEFinal.pdf
Lampiran 2. Daftar Peralatan Fumigasi ETO
No. Peralatan Fumigasi ETO
A. Peralatan Keselamatan Kerja Fumigator (Personal Protective Equipment, PPE)
1. Alat pelindung pernapasan: self-cont ained breat hing apparat us (SCBA) 2. Alat pelindung m at a: fullface masker
3. Alat pelindung kulit : sarung t angan, pakaian kerja (w ear-pack) lengan panjang, dan sepat u.
B. Peralatan Keselamatan Kerja Area Fumigasi 1. Tanda-t anda peringat an bahaya (w arning signs)
2. Alat pendet eksi gas (gasleak det ect or/ TLV) 3. Alat pem adam kebakaran
C. Peralatan dalam ruang perlakuan
1. Sum ber gas (t abung berisi ETO) 2. Vaporiser
3. Sum ber panas (heat er) 4. M esin/ pom pa vakum
5. Ruang vakum , yang dilengkapi dengan pipa penyaluran gas dari vaporiser, pipa penyaluran panas dari sum ber panas, dan pipa pem asok udara segar
6. Panel kont rol 7. Tim bangan
D. Peralatan pendukung
Lampiran 3. Contoh Catatan Pelaksanaan Fumigasi
Deskripsi Pekerjaan
Nom or Pekerjaan: Nam a dan alam at Pelanggan : Tanggal Fumigasi :
Deskripsi Kom odit as :
Nam a kom odit as : Jum lah kom odit as : Tanda/ nom or lot kom odit as :
Organisme Sasaran Fum igasi:
Uraian Fumigasi
1. Inisial pem berian tekanan : …. Kpa
2. Persyarat an Perlakuan : Tekanan : …. kPA
Wakt u : ….. jam
Suhu : ….. °C
Dosis : …. g/ m3
3. Perhit ungan jum lah ETO yang diaplikasikan : … gram (t uliskan perhit ungannya)
4. Wakt u distribusi selesai : Dim ulai jam : ……
Berakhir jam : ….
5. M onit oring Suhu dan Tekanan
Wakt u papar fumigasi dim ulai : Jam : …….
Tekanan : …. kPA
Wakt u : ….. jam
Wakt u papar fumigasi berakhir : Jam : …….
Tekanan : …. kPA
Wakt u : ….. jam
6. Aerasi : Jam : ……
TLV : …. ppm
Catatan Tambahan :
………., ………
Lampiran 4. Contoh Sertifikat Fumigasi
Provider’s Letterhead
Include det ails addressETHYLENE OXIDE FUM IGATION CERTIFICATE
Registration Number:Detail of Commodity / Target Fumigation
1. Nam e of Com m odit y / Target of Fum igat ion : 2. Quant it y : 3. Consignment Link :
4. Count ry of Origin : 5. Port of Loading : 6. Count ry of Dest inat ion : 7. Nam e & Address of Export er : 8. Nam e & Address of Consignee :
Detail of Fumigation
9. Dat e fum igat ion com plet ed : / / 10. Durat ionof fum igat ion : 11. Dose rat e (g/ m 3) : 12. Vacuum fum igat ion (pKa) : 13. M inim um Tem perat ure ( º C ) : 14. Volum e of fum igat ion :
15. Tot al fum igant Applied : 16. Cont ainer num ber/ s (w here applicable) :
17. Cont ainer num ber/ s (w here applicable): 18. Final Concent rat ion aft er Vent ilat ion : … ppm
I declare t hat these det ails are t rue and correct and t hat the ETO t reat ment has been carried out in accordance wit h t he Indonesian Agricult ural Quarant ine Agency (IAQA) Fumigat ion St andard.
Additional Declaration
Com pany St am p / Seal Place & Dat e of Issued : Signat ure :
Lampiran 5. Contoh tanda-tanda peringatan bahaya (w arning signs)
Tanda bahaya pada pint u cham ber