i
IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT
(Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan
Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang)
Tahun 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NURLAILI USWATUN CHASANAH
NIM 11111158
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vi MOTTO
Jangan menilai orang dari satu sisi tapi menilailah dari
beberapa sisi.
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Keluarga besarku terutama pada ayahku, Rochmad Fadli dan Ibuku Istiqomah
yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do’anya, kasih sayangnya untukku, Kakak- Kakakku Anis Maulina Ulfa, Nikmatul Istifauziah, yang
telah memberikan nasehat, motivasi, dan dukungannya untukku.
2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga terutama M. Arif Rahman yang selalu
menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi
banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan
skripsiku.
3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI
D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya
di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal
apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang
bermanfaat.
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, Ag sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Sri Suparwi, Dra. M. A selaku pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
ix
6. Majlis Dzikir Kalimahsodo yang telah memberikan izin serta
membantu penulis dalam melakukan penelitian di Komunitas tersebut.
7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang
telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk
membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 14 Maret 2016
x ABSTRAK
Uswatun Chasanah, Nurlaili. 2016.Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kec. Tengaran Kab. semarang) Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah,
Ag
Kata kunci: Implikasi, Kegiatan Dzikir, dan Sikap Sosial.
Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti disini akan meneliti tentang implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah saw adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT. Kegiatan berdzikir sering di identikkan dengan kegiatan personal yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek tradisional.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo?, untuk mengetahui bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat majlis dzikir Kalimahsodo?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... xiii xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
xii
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Kegunaan Penelitian ... 5
1. Kegunaan Teoritik ... 5
2. Kegunaan Praktik ... 5
E. Penegasan Istilah ... 5
1. Implikasi... 5
2. Dzikir... ... 6
3. Sikap sosial ... 7
F. Metode Penelitian... 8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 8
2. Kehadiran Peneliti ... 9
3. Lokasi Penelitian ... 9
4. Sumber Data ... 10
5. Prosedur Pengumpulan Data ... 11
6. Analisis Data ... 13
7. Pengecekan Keabsahan Data ... 16
8. Tahap-tahap Penelitian ... 18
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21
A.Majlis Dzikir ... 21
1. Pengertian Majlis Dzikir ... 21
2. Macam-macam Dzikir ... 23
B.Sikap Sosial ... 26
1. Pengertian Sikap Sosial ... 26
2. Aspek Sosial... 3. Ciri-ciri Sikap ... 4. Fungsi Sikap ... 5. Pembentukan dan perubahan Sikap ... 6. Akhlak Kepada Sesama Muslim ... BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 26 27 28 30 36
40
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40
1. Letak Geografis ... 40
xiv
3. Sejarah Singkat Kalimahsodo ...
4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo...
5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo ...
B.Gambaran Informan ...
C.Temuan Penelitian ...
1. Deskripsi kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir
Kaliamahsodo ...
44
45
45
46
49
49
2. Hasil wawancara 7 Orang ... 51
BAB IV PEMBAHASAN... 58
A.Kegiatan Dzikir Masyarakat di majlis Dzikir Kalimahsodo
Dusun Babadan ...
58
B.Implikasi Kegiatan Dzikir terhadap Nilai-Nilai Pendidikan
Sikap Sosial Masyarakat ...
63
BAB V PENUTUP ... 75
xv
B.Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 41
2. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 42
3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ... 42
4. Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN
LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA
LAMPIRAN 7 CATATAN OBSERVASI
LAMPIRAN 8 ARSIP FOTO PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika
melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di
masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti di sini akan meneliti tentang
implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat
Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan
Rasulullah SAW adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada
Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh
kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh
dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT.
Dalam Alquran di sebutkan
ُب اوُلُقلاا ُّنِئَماطَت ِالله ِراكِذِب الَْا
Artinya Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Soenarjo, 1971:373)
ُهُتَياَء امِهايَلَع اتَيِلُت اَذِإ َو امُهُب وُلُق اتَل ِج َو ُللهُاَرِكُذاَذِإ َنيِذَّلُا َنوُنِماؤُمالُااَمَّنِا
,
َنوُلَّك َوَتَي امِهِ بَر لىَلَع َو اًنَمَيِإ امُهاتَداَز
“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15)
Ayat tersebut menandakan bahwa perilaku berdzikir jika dilakukan
2
kejiwaan yang terang damai dan bahagia secara personal yang pada
gilirannya diharapkan mampu mendukung seseorang untuk berperilaku
baik terhadap sesamanya.
Sementara pada ayat di bawahnya dijelaskan kaitan antara itensitas
keimanan seseorang dengan kegiatan berdzikir (megucapkan mampu
mendengarkan) juga dengan kegiatan membaca ayat Alquran.
Kegiatan berdzikir sering diidentikkan dengan kegiatan personal
yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum
biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang
berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek
tradisional.
Dalam prespektif ajaran islam disebutkan bahwa kedekatan
hubungan secara vertikal dengan Allah sering dikaitkan dengan amalan
yang bersifat sosial. (Aamanu wa ‘amilush sholihati) sebagai misalnya dalam surat.
Allah SWT berfirman dalam surat AL- Ashr yang berbunyi:
اوُنَم َا َناي ِذَّلا َّلِْا ٍراسُخ ايِفَل َناَسانِ الْا َّنِا ِراصَعالا َو
ِتَحِلَّصلاوُلِمَع َوا
ِرابَّصلاِبا اوَصا َوَت َو ِ قَحالاِبا اوَصا َوَت َو
Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran” (Soenarjo, 1971:1099)
Ayat tersebut megajarkan pada kita bahwa kata aamanuu yang
3
pentingnya amalan solih yang berdimensi sosial di samping kata keimanan
yang sangat kuat.
Uraian di atas meyimpulkan bahwa kegiatan berdzikir di samping
memiliki implikasi interal (kedalam diri subyek yang berdzikir) idealnya
juga memiliki implikasi yang bersifat sosial. Hal itu dikarenakan baik
secara ajaran Al-Quran yang sering mengkaitkan kata-kata aamanuu
dengan kata wa’ amilush shoolihaati juga mengingatnya. Dalam sebuah
hadis disebutkan.
اًقُلُح امُهُنَساحَا اًناَمايِأ َنايِنِم اوُملا ُلَماكَأ
Artinya yang paling sempurna imannya orang-orang mu’min adalah orang yang paling bagus akhlaknya (At-Tirimidzi).
Dengan demikian dimensi keimanan belum bisa dikatakan
sempurna jika belum disertai dengan akhlak yang bagus.
Majlis dzikir kalimahsodo berada di Dusun Babada Desa Duren
Kec. Tengaran Kab. Semarang. Majlis tersebut berada kurang lebih 12km
dari jalan raya salatiga surakarta tepatya dari desa Klero masuk kurang
lebih 5km menuju Dusun Babadan di Dusun inilah terdapat komunitas
masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan dzikir di Majlis Dzikir
Kalimahsodo kegiatan ini dilakukan setiap malam jum’at wage yang diikuti oleh sekitar 70 orang peserta majlis dzikir ini mayoritas
bapak-bapak, remaja laki laki, secara intens meskipun ada juga ibu-ibu yang
mengikuti. Selain itu kegiatan dzikir juga ada bersholawat dengan diiringi
4
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis ingin meneliti dalam
implikasinya kegiatan dzikir tersebut tentang sikap sosial mereka. Oleh
karena itu penulis mengambil judul IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI-NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang )Tahun 2016. Hal ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang implikasi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun
Babadan.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat
memfokuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo?
2. Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan
sikap sosial masyarakat tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan gambaran secara konkrit serta arah yang jelas
berdasarkan pokok permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan penelitian ini
maka peneliti perlu merumuskan tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan
5
a. Mengetahui deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo.
b. Mengetahui implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan
sikap sosial masyarakat tersebut.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama
kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik.
1. Kegunaan Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik
sekurang-kurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan
atara agama dan sikap sosial bagi peneliti, masyarakat, khususnya Majlis
Dzikir Kalimahsodo.
2. Kegunaan Praktik
Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan
dzikir pada majlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan dan sebagai kegiatan
sosial para jamah dalam kehidupan bersama.
E. Penegasan istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul,
maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah
pokok dalam penelitian ini.
6
Implikasi adalah keterlibatan atau keterkaitan. Pengertian
implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa
depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu. Pengertian
implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalya
penemuan atau karena hasil penelitian. Kata implikasi memiliki makna
yang cukup luas sehingga maknanya cukup berragam. Implikasi bisa
didefisinikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal.
Implikasi memiliki makna bahwa suatu yang disimpulkan dalam suatu
penelitian yang lugas dan jelas. Kata-kata ini lebih banyak diartikan
dalam penelitian yang telah jelas.
(http://www.pegertianmengenaiimplikasi.com/.html). diakses 11 Febuari
2016. 23,24,39 pm).
2. Dzikir
Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ركذ - ا ًراكِذ yang
berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:364).Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15). Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal, hanya saja bedanya dalam menghafal
mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna
mengingat. Ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir
merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan
Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan
7
bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat
munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan.
“bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas
diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi
kehidupan akhirat.”(Syekh, 1998:11).
Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati,
dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah.
Dalam koteks penelitian ini yang dimaksud dengan dzikir adalah
kegiatan dzikir jamaah majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan Desa
Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
3. Sikap sosial
Dalam kamus bahasa indonesia sikap mempunyai arti perbuatan
dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian. Sedangkan sosial yaitu
berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum
(Depdiknas, 2007:1063).
Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan
sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang
akan datang. Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu
predisposisi ( keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau
obyek yang berisi komponen- komponen cognitive, affective dan
8
sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka (like) atau
memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan
memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka
(dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap
sosial adalah kesadaran idividu yang menentukan perbuatan yang nyata,
yang berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial
(Ahmadi, 1999:162). Terkait dengan peneliti ini yang dimaksud dengan
sikap sosial adalah Akhlak kepada sesama muslim.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk
menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang
diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
9
kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu
semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan
diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan
kata), serta bersifat proses.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian,
artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan
pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:
Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur,
dengan pemahaman tentang sikap sosial yang dimiliki oleh peneliti,
sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk
wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi
dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab
dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti
dan informan Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara
terperinci berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti (Sugiyono, 2006:12).
3.Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Majlis Dzikir Kalimahsodo
10
4. Sumber Data
Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, di antaranya
melalui:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data
primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat
memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam
penelitian ini adalah ketua Majlis dzikir Kaliamahsodo, para pengurus
majlis dzikir kaliamahsodo, dan anggota yang tergabung dalam majlis
dzikir kalimahsodo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain
atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data
sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah
atau koran, serta hasil penelitian lainnya.Sumber data sekunder dalam
penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip
yang dimaksud adalah struktur keanggotaan majlis, jadwal kegiatan
11
5.Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari
lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi
permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.
Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet,
artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer
dapat diperoleh melalui:
a. Wawancara
Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam
penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya (Sugiyono, 2006:263). Wawancara ini
digunakan dalam mencari data melalui informan tentang implikasi
kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di majlis dzikir
kalimahsodo yakni ketua majlis, para pengurus, dan jamaah yang
tergabung dalam majlis tersebut, serta peneliti juga dapat mengetahui
lebih mendalam tentang informan mengenai hal-hal terkait dengan
12
sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat
dilengkapi pula melalui observasi.
b. Observasi
Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono, 2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di
lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang peran
majlis dzikir kalimahsodo terhadap sikap sosial untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detail majlis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu
(Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang
didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan
untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik
informan, dan hasil wawancara yang didapat dari informan.
Dokumentasi digunakan dalam mencari data tentang peran sikap
sosial di majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan, dan diperlukan
sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi,
sehingga akan lebih kredibel dapat dipercaya jika didukung oleh
13
6.Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang
dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan
pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola
induktif. Pola induktif yaitu penelitian yang di mulai dengan hal-hal
khusus ke hal-hal yang umum. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk
menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang
diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan
cara:
a. Mendiskripsikan data dari informan
Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti
seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar
satuan-satuan itu dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau
menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut
diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian.
b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis
oleh penulis
c. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
14
d. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan
tindakan.
e. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang
melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan
suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin
begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali
dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks
yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280).
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki
makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan
data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi
15
2) Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang
peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya:
a) Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan
acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka
peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting,
sedangkan yang tidak penting dibuang.
b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada majlis
dzikir Kalimahsodo, Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap
Nilai-nilai pendidikan Sikap Sosial Masyarakat.
c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala
sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan
perhatian dalam mereduksi data.
3) Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara
16
disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk
memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya
data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan
kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan
panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat
lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi
data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh
bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara
yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama
dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
7.Pengecekan Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria
yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu
adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman
sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan
(membercheck)(Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang
telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak,
maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk
17
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Penelitian ini dalam menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa
bentuk meliputi:
a. Triangulasi Sumber
Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda”
(Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan,
diantaranya:
1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan,
2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
yang dikatakan secara pribadi,
3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi,
4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua majlis dzikir dan pengurus
majlis dzikir, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana
yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut
sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan
18
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik merupakan pengecekkan data kepada sumber
yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006:307).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data
yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi
ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang
sebenarnya.
8.Tahap-tahap Penelitian
a. Kegiatan administratif yang meliputi pengajuan izin operasional untuk
penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian
menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif
lainnya.
b. Kegiatan lapangan yang meliputi:
1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu
pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Babadan Duren Kec Tengaran.
2) Menemui para pengurus dan anggota Majlis Dzikir Kalimahsodo
19
3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk
pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara
mendalam berkaitan dengan yang diteliti.
4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan
untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.
5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau
menyimpang.
6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
sebagai deskriptif temuan penelitian.
7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.
G. Sistematika Penulisan
Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam
penulisannya, diantaranya:
BAB I PENDAHULUAN, berisi pendahuluan yang memuat latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi;
Pengertian Majlis dzikir, macam-macam dzikir, pengertian sikap sosial, aspek sosial, ciri-ciri sikap, fugsi sikap, pembentukan dan perubahan sikap, akhlak
kepada sesama muslim.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi
paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran
umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi
dan misi, data kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang, Bagaimanakah
diskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo.
Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap
sosial masyarakat tersebut.
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Majlis Dzikir
1. Pengertian Majlis Dzikir
Dalam bahasa Arab, majlis berasal dari kata
’
اسولج
’
سلجي
’
سلج
اسلجمو
yang berarti “duduk”(Ahmad, 1997:202). Kata majlis merupakanbentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”.Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul”(Kamus Bhs Indonesia, 1999:615).
Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata
ركذ
-
ا ًراكِذ
yangberarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:448). Dzikir dalam arti
lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15) Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna
menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Ditekankan
lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran.
Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan
keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan
22
Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah
yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur
(fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat” (Syekh, 1998:11)
Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati, dengan
lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah, sebagaimana firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an Al-Anfaal:8/2
ِإَو امُهُب وُلُق اتَل ِج َو ُللهُاَرِكُذاَذِإ َنيِذَّلُا َنوُنِماؤُمالُااَمَّنِا
ُهُتَياَء امِهايَلَع اتَيِلُت اَذ
,
َلَع َو اًنَمَيِإ امُهاتَداَز
َنوُلَّك َوَتَي امِهِ ب َر
“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15)
Bedasarkan ayat Al-Qura’an tersebut bahwa dengan dzikir kepada Allah itu umat manusia akan mendapatkan pembinaan iman, bisa
memperteguh keyakinan, bisa memperdalam cinta kita kepada Allah SWT bisa
tahan dan tangguh dalam menghadapi godaan iblis dan syaithan, bisa kuat jiwa
dalam menghadapi segala tipu daya hawa nafsu yang angkaramurka, bisa juga
senjata yang paling ampuh dalam menghadapi semua rintangan dan cobaan
dalam berjihad di jalan Allah SWT (Mawardi, 1992:81).
Oleh karena itu, majlis dzikir yang sebenarnya adalah mengajarkan
23
menjelaskan tentang bid’ah-bid’ah agar umat berhati-hati terhadap bid’ah dan menjauhkannya. Dengan demikian majlis dzikir adalah suatu tempat
perkumpulan orang-orang yang menyebut dan mengucapkan kalimat Allah,
tempat perkumpulan orang-orang yang mulia atau sholeh.
2. Macam-macam Dzikir
a. Dzikir Sirr (Diam) dan Jahar (Bersuara)
Dzikir kepada Allah disyariatkan baik secara diam-diam maupun
dengan bersuara, Rasulullah SAW telah menganjurkan dzikir dengan kedua
macam ini. Akan tetapi, para ulama syariat menetapkan bahwa dzikir
bersuara lebih utama, jika terbebas dari hasrat pamer dan tidak Nabil Hamid
Al-Mu’adz Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW, mengganggu orang yang sedang shalat, sedang membaca Al-Qur’an atau sedang tidur (Abdul, : 97).
Imam Nawawi telah mengkompromikan antara keduannya dengan
mengatakan bahwa dzikir secara rahasia lebih utama apabila seseorang takut
akan hasrat pamer. Dzikir besuara lebih utama dalam kondisi selain itu.
Sebab, amal dzikir lebih baik faedahnya dapat menular kepada orang yang
mendengarkannya, dapat menghilangkan ngantuk dan dapat menambah
semangat dalam berdzikir (Abdul, : 99).
Oleh karena itu, bahwa mengetahui larangan mengeraskan suara
dalam berdzikir dan berdoa tidaklah mutlak. Nawawi menegaskan bahwa
24
syariatkan dan hukumnuya sunnah. Menurut mazhab syafi, “mengeraskan suara dalam dzikir lebih utama dari pada melirihkan”(Abdul, :102).
Sebagian kalangan memilih bahwa yang dilarang adalah
mengeraskan suara secara berlebihan atau melampaui kebutuhan. Sementara
berdzikir dengan mengeraskan suara secara seimbang dan sesuai sengan
kebutuhan termasuk yang diperintahkan.
b. Dzikir Lisan dan Dzikir Hati
Para ulama sepakat bahwa dzikir dengan lisan dan hati dibolehkan
bagi orang yang sedang berhadas, orang yang sedang junub, wanita yang
sedang haid dan wanita yang nifas. Dan dzikir yang dimaksud adalah tasbih,
tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya
(Abdul, :105).
Dalam hati orang yang lalai terdapat penutup, sehingga dia tidak
dapat merasakan manisnya buah dzikir dan ibadah lainnya. Oleh karena itu,
sebagian ulama mengatakan tidak ada kebaikan pada dzikir yang dilakukan
dengan hati yang lalai dan lupa.Yang kita maksud adalah bukanlah bahwa
seseorang harus meninggalkan dzikir dikala manusia lalai. Orang yang
memiliki niat yang luhur akan berjuang melawan hawa nafsunya dan
mengawasi hatinya, sehingga dia dapat beralih berdzikir dengan hati yang
25
c. Dzikir Sendiri dan dzikir Berjama’ah
Ibadah yang dilakukan secara berjama’ah, termasuk di dalamnya
dzikir kepada Allah, lebih utama dari pada ibadah yang dilakukan sendirian.
َّرلا ُمُهاتَيِشَخ َو ُةَكِئَلاَملاا امُهانَّفَح َلأِإ ىَل اَعَت الله َن اوُرُك اذَي ٌم اوَق ُدُعاقَي َلْ
ُه دانِع انَمايِف الله ُمُه َرَك َذ َو ُةَنشياكَّسلا امِهايَلَع اتَل َزَن َو ُةَماح
(
ملسم هاور
)
“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Nama-nama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan
para Malaikat yang mulia” (HR. Muslim).
Dzikir yang dilakukan secara berjama’ah dapat mempertemukan banyak hati, mewujudkan sikap saling tolong-menolong, sehingga yang
lemah mendapat bantuan dari yang kuat, yang berada dalam kegelapan
mendapat bantuan dari yang tersinari, yang kasar mendapat bantuan dari
yang lembut, dan yang bodoh mendapat bantuan yang pintar (Abdul, :107).
Para ulama salaf dan khalaf telah sepakat bahwa dzikir yang
diselenggarakan secara berkelompok di dalam masjid atau lainnya adalah
dianjurkan. Kecuali apabila dzikir jahar mereka itu mengganggu orang
sedang tidur, sedang shalat atau sedang membaca al-Qur’an, sebagaimana telah ditetapkan dalam kitab-kitab fikih (Abdul, :109).
B.Sikap Sosial
1. Pegertian Sikap sosial
Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap
26
Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu predisposisi ( keadaan mudah
terpegaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-
komponen cognitive, affective danbihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone
orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila
ia suka(like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang
dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak
suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial
adalah kesadaran idividu yang menetukan peruatan yang nyata, yang
berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:162).
Dari pengertian di atas agar tidak tidak terjadi kerancuan dalam
penafsiran, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sikap sosial dalam
penelitian ini adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan
terhadap sesama muslim.
2. Aspek Sosial
a. Aspek Kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran.
Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta
harapan-harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu.
b. Aspek Afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut
perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, dan sebagainya
yang ditunjukan kepada obyek-obyek tertentu.
c. Aspek Konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat sesuatu obyek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,
27
3. Ciri- Ciri Sikap
Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam
hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau
kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi
tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap sebagai
berikut:
a. Sikap itu dipelajari ( learnability) Sikap merupakan hasil belajar
ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa
sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian
individu. Barang kali yang terjadi adalah mempelajari sikap
dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan
membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan
kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya
peorangan.
b. Memiliki kesetabilan (Stability) sikap bermula dan dipelajari,
kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui
pengalaman.
c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara
seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau
situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan,
terbuka serta hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya, ia
28
d. Berisi cognisi dan affeksi. Komponen cognisi daripada sikap
adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: obyek itu
dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
e. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap
yang favorable terhadap suatu obyek, mereka akan mendekati dan
membantunya, sebalinya bila seseorang memiliki sikap yang
unfavorable, mereka akan menghindarinya (Ahmadi,
1999:178-179).
4. Fugsi sikap
Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap
adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah
menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu
sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan
pengalaman bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya
yang sama terhadap sesuatu obyek. Sehingga dengan demikian sikap bisa
menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelomponya atau
dengan anggota kelompoknya yang lain.
b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita atau bahwa
tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan
aksi-aksi yang sepontan terhadap sekitarnya.
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam
29
pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi di
trima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar
tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih
mana-mana yang perlu dan mana-mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua
pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering
mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabya karena sikap tidak pernah
terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan
melihat sikap-sikap pada obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa
mengetahui pribadi orang tersebut (Ahmadi, 1999:179-181).
5. Pembentukan dan perubahan sikap
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentunya suatu sikap itu
banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan
misalnya: keluarga, norma golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini
keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap
putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan
pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini
bukan berarti orang tidak bersikap. Ia dapat berkembang manakala
mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif
dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal
balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau
tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan
30
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu,
misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam
perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma
atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang
sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang di
trima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek
tertentu atau suatu obyek (Ahmadi, 1999:171).
Masih menurut Ahmadi (1999:171-172) bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu:
a. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectiv atau daya pilih seseorang untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
b. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadimanusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau
dibentuk apabila:
1) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
2) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
Faktor ini pun masih tergantung pula adanya:
a) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak
atau tidak.
b) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.
31
Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang,
kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam
kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya,
terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap.
Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiknya memiliki
peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara di rumah
memiliki peranan yang penting.
Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah
merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan.
Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki
tugaspula dalam membina sikap ini. Bukanlah tujuan pendidikan baik di
sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa,
membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh
masing-masing tujuan pendidikan?
Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah
memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju
kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah
mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan (Ahmadi,
1999:172-173).
Sedangkan sikap sosial di dalam Islam disebut sebagai Akhlak kepada
sesama manusia, dalam penelitian ini difokuskan akhlak kepada sesama
32
mengucapkan salam, apabila diundang memenuhi undangannya, apabila dimintai nasehat memberikan nasehat, apabila bersin membaca alhamdulillah dan dijawab dengan yarhamukallah, apabila sakit dijenguk, dan apabila
meninggal jenayahnya diantar” (H.R Muslim).
Dalam hadis ini, Rasulullah saw menerangkan beberapa hal yang terkait dengan akhlak seseorang muslim dengan muslim lainnya. Enam hal ini adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap muslim dalam kehidupan sehari-sehari ketika berinteraksi dengan muslim lainya. Tujuan digariskannya interaksi antar muslim ini tiada lainya supaya hubungan mereka semakin terjalin dengan baik. Dengan begitu, kasih sayang, kedekatan, dan kekerabatan, diantara mereka, akan semakin terpancar sebagaimana tertuang dalam hadis Rasulullah SAW,
امِهِفُطاَعَت َو ام ِحِمُحاَرَت َو امِهِ دا َوَت يِف َنايِنِم اوُمالا ُلَثَم
ىَكَتاشا اَذِإ ِدَسَجالا ُلَثَم
ىَّمُحالا َو ِرَهَّسلاِب ِدَسَجالا ُرِئ اَس ُهَل ىَعاَدَت ٌواضُع ُهانِم
“perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan
dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam
dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun’Alaih).
Jika tiap-tiap butir akhlak di depan dipenuhi, maka itu sudah
merupakan wujud penunaian terhadap hak-hak muslim lainya. Apabila tidak
33
terhadap urusan mereka. Ia kehilangan sensitivitas terhadap mereka dan
akhirnya menjadi acuh terhadap persolan mereka. Tentu saja, musibah ini tidak
diinginkan oleh Rasulullah SAW. Karenanya, sejak awal beliau mewanti-wanti
mengenai pentingnya akhlak sesama muslim (Salamulloh, 2008:105-106).
6. Akhlak kepada sesama muslim
Dalam bukunya Salamulloh (2008:105-130) disebutkan bahwa akhlak
terdapat sesama muslim antara lain adalah sebagai berikut:
a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan
salam, membalasnya.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat: 86 yang berbunyi:
ىَلَع َناَك َللهُا َّنِإ ىلق َاَهوُّدُر اوَأ َاَهانِم َنَساحَأِب ااوُّيَحَف ٍةَّي ِحَتِب مُتيِ يُح اَذِإ َو
ٍءىَش ِ لُك
اًبايِسَح
“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah
memperhitungkan segala sesuatu”.
Menurut riwayat Abu Hurairah, Rosulullah saw pernah bersabda,
ا اوُنِم اؤُت ىَّتَح َةَّنَجالا اوُلُخادَتَلْ
kamu sekalian tidak akan beriman kecuali saling menyayangi. Maukah kamu aku tunjukkan sebuah perbuatan yang bila kamu kerjakan, maka kamu kan saling menyayangi? Biasakan mengucapkan salam di antara34
Begitu agung kedudukan salam dalm Islam, sehingga Rosulullah
saw menegaskan bahwa salam tidak bisa tergantikan oleh isyarat apapun.
Berbeda halnya jika seseorang dalam keadaan uzur, maka ia boleh
menggunakan isyarat, seperti sedang shalat, atau yang bersangkutan bisu.
a. Menjenguk orang sakit
Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia
menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah
menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya
bukan bersyukur karena saudaranya terkena musibah, akan tetapi
bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang
tiada terkira kepada dirinya.
Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah
bagi orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak
dari hadis riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
انِماَم
“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi harikecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Al -Tirmizi)
Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah,
35
manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit,
secara tidak langsung kita telah memberikan sugesti kepadanya supaya
cepat sembuh. Desakan psikologis ini akan memompa kondisi fisiknya
sehingga dapat mempercepat kepulihannya seperti sedia kala.
b. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri,
dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri.
Hal ini menggambarkan kemesraan hubungan antara muslim yang satu
dengan yang lainya. Rasulullah SAW Bersabda,
َي ِضَر ٍكِلَم انِب اسَنَأ َةَزامَح يبَأ انَع
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, beliau bersabda: tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
c. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan
Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist berikut,
ِهي ِخَأ ِةَجاَح يِف َناَك انَم َو ُهُمِلاسُي َلْ َو ُهُمِلاظَي َلْ ِمِلاسُمالا وُخَأ ُمِلاسُمالا
اسُم انَع َخَّرَف انَم َو ِهِتَخاَح يِف ُالله َناَك
َةَب ارُك ُهانَع ُالله َجَّرَف َةَب ارُك ِمِل
ِةَماَيِقالا ِم اوَي ِتاَبُرُك انِم
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak bolehmendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari
36
d. Rendah hati dan tidak sombong
Rasulullah SAW adalah potret manusia yang slalu bersikap tawadhu`
kepadanya umatnya. Ia tidak pernah bersikap kasar, tidak malu berteman
dengan orang-orang miskin, dan slalu berusaha memenuhi kebutuhan
mereka. Allah SWT berfirman,
ُّب ِحُي َلْ َللهَا َّنِإ اًحَرَم ِض ارَ الأُا ىِف ِشامَت َلْ َو ِساَّنلِل َكَّدَخ ارِ عَصُت َلْ َو
ٍروُخَف ٍل اَتانُم َّلُك
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong)dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membagakan diri”(Q.S. Luqman18).
f. Tidak bersikap dengki, berprasangka buruk, atau mencari-cari kesalahan
sesama muslim.
37
Dari Abu Hurairah ra dhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, bersabda : janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya (dia)tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, dan kehormatannya. (riwayat Muslim)
g.Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil.
Hubungan antar manusia yang berbeda usia menjadi titik tekan
dalam poin ini. Rasulullah SAW telah mengingatkan sebagai berikut,
اَّنِم َسايَلَف اَن َرايِبَك َّقَح اف ِراعَي َو اَنَرايِغَص امَح ارَي امَل انَم
“Barang siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.”(HR. Al -Bukhori).h.Memafkan kesalahan sesama muslim dan menutupi aibnya
Allah SWT berfirman,
38
dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkan merek dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Rasulullah SAW juga bersabda,
39 BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis
Dusun Babadan adalah dusun yang amat kecil yang warganya
beragama Islam. Sebagian warganya bekerja merantau sebagai sales buku
dan kuli bangunan, yang semua berada di luar kota. Dusun Babadan
merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Duren Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang. Dusun ini berada pada jarak sekitar 7km
dari Kecamatan Tengaran, dan sekitar 25km dari Kabupaten Semarang.
Dusun ini memiliki luas 47,8 Ha, yang terbagi mejadi 1 RW 6 RT yaitu
RT 19, RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24, Setiap RT mempunyai
tempat ibadah sendiri –sendiri seperti Mushola dan Masjid 1 yang berada di RT 24. Dusun Babadan terletak paling barat dari desa Duren. Dengan
batas sebagai berikut :
Utara : Desa Kenteng
Barat : Desa Regunung
Selatan : Dusun Gading
40 2. Kondisi Monografi
Jumlah Penduduk di dusun Babadan ini sendiri pada tahun 2015
sebanyak 954 jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki 482
orang dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 472 orang. Dari
keseluruhan penduduk dusun Babadan tersebut 100% beragama Islam,
dengan kondisi masyarakat religious. Data terahir dusun Babadan tahun
2015 menyebutkan:
Jumlah Penduduk Menurut Usia
NO KELOMPOK
UMUR (TAHUN)
LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 0<1 22 17 39
2 1>5 47 58 105
3 6-10 32 42 74
4 11-15 46 43 89
5 16-20 55 37 92
6 21-25 49 58 107
7 26-30 46 48 94
8 31-40 49 35 84
9 41-50 43 42 85
10 51-60 55 57 112
11 60 Keatas 38 35 73
41
Jumlah Penduduk Menurut Agama
NO KELOMPOK
AGAMA
LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Islam 482 472 954
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
NO JENIS
PENDIDIKAN
LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Tidak Sekolah 79 82 161
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
NO JENIS
PEKERJAAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
42
NO Nama Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 1
Pekerjaan masyarakat di dusun Babadan sebagian besar adalah
sebagai petani dan buruh dengan tingkat penghasilan ekonomi digolongkan
ke dalam kondisi menengah ke bawah. Untuk usia di atas 35 tahun
mayoritas berprofesi sebagai petani dan serabutan dan di bawah usia 35
tahun mayoritas sebagai buruh kontrak kariyawan pabrik.
Dalam segi Pendidikan formal masyarakat di dusun Babadan masih
digolongkan kedalam kelompok sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan
dengan minimnya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang
pendidikan menengah ke atas apalagi sampai menyekolahkan anaknya ke
jenjang universitas bisa dihitung dengan hitungan jari. Para jamaah dzikir
Kalimahsodo mayoritas sekolahnya hanya sampai SMP. Adapun usia yang
43 3. Sejarah Singkat Kalimahsodo
Pemaparan sejarah ini peneliti dapatkan dari Q informan yang
diperoleh dari ketua. Informasi ini didapatkan dengan cara wawancara
langsung kepada ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang merintis berdirinya
majlis di dusun Babadan berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada ketua tersebut.
Majlis dzikir Kalimahsodo ini berdiri di Dusun Babadan pada 26
April 2012 di Masjid Baitus Salam Babadan yang berada di RT 24. Majlis
dzikir Kalimahsodo ini merupakan kumpulan dari Remaja dan seluruh
warga Babadan dengan tujuan mengadakan dzikir bersama setiap selapan 1x
atau 5 minggu 1x yang dilaksanakan pada malam jumat wage dan dilakukan
disetiap tempat ibadah Rt masing- masing secara bergantian. Dalam dzikir
kalimahsodo ini bertujuan membentuk akhlak masyarakat agar tercapai dan
sebagai peran sikap sosial masyarakat. Serta agar cinta kepada agama islam
dan taat kepada agama islam selalu dijalan Allah SWT. Berdirinya
Kalimahsodo ini dikarenakan saat itu banyak tren sholawat Habib Syeh dan
ahirnya para remaja Babadan mendirikan Majlis dzikir Kalimahsodo ini.
Saat itu mulailah membuat pengurus dan mengumpulkan dana di srambi
Masjid untuk membeli peralatan seperti tajidor dan lain-lainya. Terdiri dari
sesepoh Babadan, kadus, RW,RT, dan remaja Babadan disitulah terbentuk
pengurus dan pengumpulan dana dari para hamba-hamba Allah yang iklas
megeluarkan uangnya. Setelah dana terkumpul dan peralatan sudah terbeli
44
masjid.(Wawancara Ketua Majlis dzikir Kalimahsodo dusun Babadan 1
Febuari 2016)
4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo
Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan
masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam.
Misi dari Kalimahsodo yaitu:
a. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam,
b. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik
tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial.
c. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan.
5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo
Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut:
a. Penasehat : Hasyim.
b. Pembina : Kiyai Dimyati
c. Ketua : Anis Fasilahhudin, S.Pd.I.
d. Wakil Ketua : Lutfinul Hakim
e. Sekretaris : Mupit
f. Bendahara : Subkhan
g. Humas : Khoirul Huda