• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI- NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) Tahun 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI- NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) Tahun 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan "

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP

NILAI-NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT

(Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan

Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang)

Tahun 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NURLAILI USWATUN CHASANAH

NIM 11111158

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

Jangan menilai orang dari satu sisi tapi menilailah dari

beberapa sisi.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Keluarga besarku terutama pada ayahku, Rochmad Fadli dan Ibuku Istiqomah

yang tidak lelah untuk selalu memberikan Do’anya, kasih sayangnya untukku, Kakak- Kakakku Anis Maulina Ulfa, Nikmatul Istifauziah, yang

telah memberikan nasehat, motivasi, dan dukungannya untukku.

2. Sahabat-sahabatku di IAIN Salatiga terutama M. Arif Rahman yang selalu

menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi

banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam pembuatan

skripsiku.

3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI

D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya

di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal

apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang

bermanfaat.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, Ag sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Sri Suparwi, Dra. M. A selaku pembimbing akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

(9)

ix

6. Majlis Dzikir Kalimahsodo yang telah memberikan izin serta

membantu penulis dalam melakukan penelitian di Komunitas tersebut.

7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang

telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk

membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga

dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 14 Maret 2016

(10)

x ABSTRAK

Uswatun Chasanah, Nurlaili. 2016.Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Sikap Sosial Masyarakat (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kec. Tengaran Kab. semarang) Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah,

Ag

Kata kunci: Implikasi, Kegiatan Dzikir, dan Sikap Sosial.

Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti disini akan meneliti tentang implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah saw adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT. Kegiatan berdzikir sering di identikkan dengan kegiatan personal yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek tradisional.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir majlis dzikir Kalimahsodo?, untuk mengetahui bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap sosial masyarakat majlis dzikir Kalimahsodo?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... xiii xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

(12)

xii

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Kegunaan Penelitian ... 5

1. Kegunaan Teoritik ... 5

2. Kegunaan Praktik ... 5

E. Penegasan Istilah ... 5

1. Implikasi... 5

2. Dzikir... ... 6

3. Sikap sosial ... 7

F. Metode Penelitian... 8

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 8

2. Kehadiran Peneliti ... 9

3. Lokasi Penelitian ... 9

4. Sumber Data ... 10

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 11

6. Analisis Data ... 13

7. Pengecekan Keabsahan Data ... 16

8. Tahap-tahap Penelitian ... 18

(13)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

A.Majlis Dzikir ... 21

1. Pengertian Majlis Dzikir ... 21

2. Macam-macam Dzikir ... 23

B.Sikap Sosial ... 26

1. Pengertian Sikap Sosial ... 26

2. Aspek Sosial... 3. Ciri-ciri Sikap ... 4. Fungsi Sikap ... 5. Pembentukan dan perubahan Sikap ... 6. Akhlak Kepada Sesama Muslim ... BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 26 27 28 30 36

40

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

1. Letak Geografis ... 40

(14)

xiv

3. Sejarah Singkat Kalimahsodo ...

4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo...

5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo ...

B.Gambaran Informan ...

C.Temuan Penelitian ...

1. Deskripsi kegiatan Dzikir Masyarakat di Majlis Dzikir

Kaliamahsodo ...

44

45

45

46

49

49

2. Hasil wawancara 7 Orang ... 51

BAB IV PEMBAHASAN... 58

A.Kegiatan Dzikir Masyarakat di majlis Dzikir Kalimahsodo

Dusun Babadan ...

58

B.Implikasi Kegiatan Dzikir terhadap Nilai-Nilai Pendidikan

Sikap Sosial Masyarakat ...

63

BAB V PENUTUP ... 75

(15)

xv

B.Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 41

2. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 42

3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ... 42

4. Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 42

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 2 LEMBAR KONSULTASI

LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 4 SURAT BALASAN

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA

LAMPIRAN 7 CATATAN OBSERVASI

LAMPIRAN 8 ARSIP FOTO PENELITIAN

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini didasari oleh pengalaman yang dialami peneliti ketika

melihat banyaknya sekali kegiatan-kegiatan berdzikir yang berkembang di

masyarakat Dusun Babadan. Dari peneliti di sini akan meneliti tentang

implikasi kegiatan dzikir di Dusun Babadan. Dzikir adalah mengingat

Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan

Rasulullah SAW adalah dengan membaca asmaul husna. Dzikir kepada

Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh

kesenangan keduniaan dan sifat egois, juga merupakan penetapan ruh

dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT.

Dalam Alquran di sebutkan

ُب اوُلُقلاا ُّنِئَماطَت ِالله ِراكِذِب الَْا

Artinya Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Soenarjo, 1971:373)

ُهُتَياَء امِهايَلَع اتَيِلُت اَذِإ َو امُهُب وُلُق اتَل ِج َو ُللهُاَرِكُذاَذِإ َنيِذَّلُا َنوُنِماؤُمالُااَمَّنِا

,

َنوُلَّك َوَتَي امِهِ بَر لىَلَع َو اًنَمَيِإ امُهاتَداَز

sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15)

Ayat tersebut menandakan bahwa perilaku berdzikir jika dilakukan

(19)

2

kejiwaan yang terang damai dan bahagia secara personal yang pada

gilirannya diharapkan mampu mendukung seseorang untuk berperilaku

baik terhadap sesamanya.

Sementara pada ayat di bawahnya dijelaskan kaitan antara itensitas

keimanan seseorang dengan kegiatan berdzikir (megucapkan mampu

mendengarkan) juga dengan kegiatan membaca ayat Alquran.

Kegiatan berdzikir sering diidentikkan dengan kegiatan personal

yang berdimensi vertikal. Artinya ritual dzikir dalam padangan umum

biasanya dihubungkan dengan kegiatan orang perorang dan kurang

berimplikasi sosial karena dipandang sebagai aktifitas yang berefek

tradisional.

Dalam prespektif ajaran islam disebutkan bahwa kedekatan

hubungan secara vertikal dengan Allah sering dikaitkan dengan amalan

yang bersifat sosial. (Aamanu wa ‘amilush sholihati) sebagai misalnya dalam surat.

Allah SWT berfirman dalam surat AL- Ashr yang berbunyi:

اوُنَم َا َناي ِذَّلا َّلِْا ٍراسُخ ايِفَل َناَسانِ الْا َّنِا ِراصَعالا َو

ِتَحِلَّصلاوُلِمَع َوا

ِرابَّصلاِبا اوَصا َوَت َو ِ قَحالاِبا اوَصا َوَت َو

Artiya:”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada

dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan menasehati supanya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran” (Soenarjo, 1971:1099)

Ayat tersebut megajarkan pada kita bahwa kata aamanuu yang

(20)

3

pentingnya amalan solih yang berdimensi sosial di samping kata keimanan

yang sangat kuat.

Uraian di atas meyimpulkan bahwa kegiatan berdzikir di samping

memiliki implikasi interal (kedalam diri subyek yang berdzikir) idealnya

juga memiliki implikasi yang bersifat sosial. Hal itu dikarenakan baik

secara ajaran Al-Quran yang sering mengkaitkan kata-kata aamanuu

dengan kata wa’ amilush shoolihaati juga mengingatnya. Dalam sebuah

hadis disebutkan.

اًقُلُح امُهُنَساحَا اًناَمايِأ َنايِنِم اوُملا ُلَماكَأ

Artinya yang paling sempurna imannya orang-orang mu’min adalah orang yang paling bagus akhlaknya (At-Tirimidzi).

Dengan demikian dimensi keimanan belum bisa dikatakan

sempurna jika belum disertai dengan akhlak yang bagus.

Majlis dzikir kalimahsodo berada di Dusun Babada Desa Duren

Kec. Tengaran Kab. Semarang. Majlis tersebut berada kurang lebih 12km

dari jalan raya salatiga surakarta tepatya dari desa Klero masuk kurang

lebih 5km menuju Dusun Babadan di Dusun inilah terdapat komunitas

masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan dzikir di Majlis Dzikir

Kalimahsodo kegiatan ini dilakukan setiap malam jum’at wage yang diikuti oleh sekitar 70 orang peserta majlis dzikir ini mayoritas

bapak-bapak, remaja laki laki, secara intens meskipun ada juga ibu-ibu yang

mengikuti. Selain itu kegiatan dzikir juga ada bersholawat dengan diiringi

(21)

4

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis ingin meneliti dalam

implikasinya kegiatan dzikir tersebut tentang sikap sosial mereka. Oleh

karena itu penulis mengambil judul IMPLIKASI KEGIATAN DZIKIR TERHADAP NILAI-NILAI PENDIDIKAN SIKAP SOSIAL MASYARAKAT (Studi Pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Dusun Babadan Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang )Tahun 2016. Hal ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang implikasi kegiatan dzikir kalimahsodo di Dusun

Babadan.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat

memfokuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir

kalimahsodo?

2. Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan

sikap sosial masyarakat tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memberikan gambaran secara konkrit serta arah yang jelas

berdasarkan pokok permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan penelitian ini

maka peneliti perlu merumuskan tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan

(22)

5

a. Mengetahui deskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir

kalimahsodo.

b. Mengetahui implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan

sikap sosial masyarakat tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan menjadi dua, pertama

kegunaan teoritik dan kedua kegunaan praktik.

1. Kegunaan Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik

sekurang-kurangnya dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan

atara agama dan sikap sosial bagi peneliti, masyarakat, khususnya Majlis

Dzikir Kalimahsodo.

2. Kegunaan Praktik

Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan

dzikir pada majlis dzikir kalimahsodo dusun Babadan dan sebagai kegiatan

sosial para jamah dalam kehidupan bersama.

E. Penegasan istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul,

maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah

pokok dalam penelitian ini.

(23)

6

Implikasi adalah keterlibatan atau keterkaitan. Pengertian

implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa

depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu. Pengertian

implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalya

penemuan atau karena hasil penelitian. Kata implikasi memiliki makna

yang cukup luas sehingga maknanya cukup berragam. Implikasi bisa

didefisinikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal.

Implikasi memiliki makna bahwa suatu yang disimpulkan dalam suatu

penelitian yang lugas dan jelas. Kata-kata ini lebih banyak diartikan

dalam penelitian yang telah jelas.

(http://www.pegertianmengenaiimplikasi.com/.html). diakses 11 Febuari

2016. 23,24,39 pm).

2. Dzikir

Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata ركذ - ا ًراكِذ yang

berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:364).Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15). Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal, hanya saja bedanya dalam menghafal

mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna

mengingat. Ditekankan lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran. Dzikir

merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan keridaan

Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan

(24)

7

bendera Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat

munafik, ibadah yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan.

“bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas

diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi

kehidupan akhirat.”(Syekh, 1998:11).

Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang

diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati,

dengan lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah.

Dalam koteks penelitian ini yang dimaksud dengan dzikir adalah

kegiatan dzikir jamaah majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan Desa

Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

3. Sikap sosial

Dalam kamus bahasa indonesia sikap mempunyai arti perbuatan

dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian. Sedangkan sosial yaitu

berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum

(Depdiknas, 2007:1063).

Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan

sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang

akan datang. Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu

predisposisi ( keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau

obyek yang berisi komponen- komponen cognitive, affective dan

(25)

8

sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka (like) atau

memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan

memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka

(dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap

sosial adalah kesadaran idividu yang menentukan perbuatan yang nyata,

yang berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial

(Ahmadi, 1999:162). Terkait dengan peneliti ini yang dimaksud dengan

sikap sosial adalah Akhlak kepada sesama muslim.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati dari fakta-fakta yang ada saat ini dengan tujuan untuk

menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang

diperoleh dari obyek penelitian (J.Moleong, 2002:3).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

(26)

9

kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan, data kualitatif yaitu

semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan

diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan

kata), serta bersifat proses.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian,

artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan

pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:

Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur,

dengan pemahaman tentang sikap sosial yang dimiliki oleh peneliti,

sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk

wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi

dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab

dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti

dan informan Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara

terperinci berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

yang diteliti (Sugiyono, 2006:12).

3.Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Majlis Dzikir Kalimahsodo

(27)

10

4. Sumber Data

Data dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh, di antaranya

melalui:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:253). Sumber data

primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat

memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan

menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dalam

penelitian ini adalah ketua Majlis dzikir Kaliamahsodo, para pengurus

majlis dzikir kaliamahsodo, dan anggota yang tergabung dalam majlis

dzikir kalimahsodo.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melaui orang lain

atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006:253). Sumber data

sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah

atau koran, serta hasil penelitian lainnya.Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu berupa foto, catatan, dan arsip. Catatan dan arsip

yang dimaksud adalah struktur keanggotaan majlis, jadwal kegiatan

(28)

11

5.Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari

lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi

permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet,

artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya. Data primer

dapat diperoleh melalui:

a. Wawancara

Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam

penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya (Sugiyono, 2006:263). Wawancara ini

digunakan dalam mencari data melalui informan tentang implikasi

kegiatan dzikir terhadap sikap sosial masyarakat di majlis dzikir

kalimahsodo yakni ketua majlis, para pengurus, dan jamaah yang

tergabung dalam majlis tersebut, serta peneliti juga dapat mengetahui

lebih mendalam tentang informan mengenai hal-hal terkait dengan

(29)

12

sesuai dengan yang terjadi. Pengumpulan data pada wawancara dapat

dilengkapi pula melalui observasi.

b. Observasi

Marshall (1995) menyatakan bahwa “melalui observasi peneliti

belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono, 2006:254). Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan langsung sesuai dengan keadaan riil di

lapangan. Observasi ini digunakan dalam mencari data tentang peran

majlis dzikir kalimahsodo terhadap sikap sosial untuk memperoleh

data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detail majlis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu

(Sugiyono, 2006:270). Dokumentasi merupakan materi tertulis yang

didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan

untuk melengkapi sebuah data yang diperlukan dalam penelitian.

Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto, dokumen milik

informan, dan hasil wawancara yang didapat dari informan.

Dokumentasi digunakan dalam mencari data tentang peran sikap

sosial di majlis dzikir kalimahsodo Dusun Babadan, dan diperlukan

sebagai pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi,

sehingga akan lebih kredibel dapat dipercaya jika didukung oleh

(30)

13

6.Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang

dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan

pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola

induktif. Pola induktif yaitu penelitian yang di mulai dengan hal-hal

khusus ke hal-hal yang umum. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis

atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk

menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang

diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan

cara:

a. Mendiskripsikan data dari informan

Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti

seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar

satuan-satuan itu dapat diidentifikasi dengan mendiskripsikan atau

menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut

diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian.

b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis

oleh penulis

c. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

(31)

14

d. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan.

e. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang

melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin

begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali

dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis ini sendiri akan dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

1) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks

yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280).

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan

data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang

sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi

(32)

15

2) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). Yang

peneliti lakukan dalam mereduksi data diantaranya:

a) Hasil wawancara maupun catatan lapangan yang masih umum dan

acak-acakan yang belum dapat dipahami, dengan reduksi maka

peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting,

sedangkan yang tidak penting dibuang.

b) Peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada majlis

dzikir Kalimahsodo, Implikasi Kegiatan Dzikir Terhadap

Nilai-nilai pendidikan Sikap Sosial Masyarakat.

c) Jika peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala

sesuatu yang dipandang asing, maka itulah yang harus dijadikan

perhatian dalam mereduksi data.

3) Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara

(33)

16

disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk

memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya

data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan

kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan

panyajian data merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan

sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat

lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi

data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk

mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh

bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara

yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama

dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan

yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

7.Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria

yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaannya yaitu

adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjang pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan dimintakan kesepakatan

(membercheck)(Sugiyono, 2006:302). Untuk mengetahui apakah data yang

telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak,

maka dilakukan pengecekkan data yang disebut validitas data. Untuk

(34)

17

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Penelitian ini dalam menguji keabsahan data dilakukan dengan beberapa

bentuk meliputi:

a. Triangulasi Sumber

Menurut Patton (1987), “triangulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda”

(Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini yang peneliti lakukan,

diantaranya:

1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan,

2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

yang dikatakan secara pribadi,

3) membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi,

4) data yang diperoleh dilakukan pada ketua majlis dzikir dan pengurus

majlis dzikir, data dari sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi

dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama, mana

yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut

sehingga dapat dianalisis oleh peneliti yang kemudian menghasilkan

(35)

18

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik merupakan pengecekkan data kepada sumber

yang sama namun dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2006:307).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan terhadap data

yang telah diperoleh melalui wawancara lalu dicek melalui observasi

ataupun dokumentasi. Bila dengan teknik-teknik tersebut menghasilkan

data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data atau yang lainnya untuk memastikan data yang

sebenarnya.

8.Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administratif yang meliputi pengajuan izin operasional untuk

penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian

menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif

lainnya.

b. Kegiatan lapangan yang meliputi:

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu

pada Majlis Dzikir Kalimahsodo Babadan Duren Kec Tengaran.

2) Menemui para pengurus dan anggota Majlis Dzikir Kalimahsodo

(36)

19

3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk

pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara

mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau

menyimpang.

6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan

sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam

penulisannya, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN, berisi pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, tahap-tahap

(37)

20

BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kajian teori yang meliputi;

Pengertian Majlis dzikir, macam-macam dzikir, pengertian sikap sosial, aspek sosial, ciri-ciri sikap, fugsi sikap, pembentukan dan perubahan sikap, akhlak

kepada sesama muslim.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, berisi

paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran

umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, visi

dan misi, data kepengurusan, dan deskripsi hasil temuan penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN, pembahasan memuat tentang, Bagaimanakah

diskripsi kegiatan dzikir masyarakat di majlis dzikir Kalimahsodo.

Bagaimanakah implikasi kegiatan dzikir terhadap nilai-nilai pendidikan sikap

sosial masyarakat tersebut.

(38)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Majlis Dzikir

1. Pengertian Majlis Dzikir

Dalam bahasa Arab, majlis berasal dari kata

اسولج

سلجي

سلج

اسلجمو

yang berarti “duduk”(Ahmad, 1997:202). Kata majlis merupakan

bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”.Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah “pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul”(Kamus Bhs Indonesia, 1999:615).

Dzikir dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata

ركذ

-

ا ًراكِذ

yang

berarti “menyebut atau mengucapkan”(Ahmad, 1997:448). Dzikir dalam arti

lain “renungan, pengajaran”(Mawardi, 1992:15) Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna

menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Ditekankan

lebih dari seratus kali di dalam Al-Quran.

Dzikir merupakan amalan yang paling utama untuk mendapatkan

keridaan Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan musuh dan

(39)

22

Islam, pembersih hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, ibadah

yang paling mulia, dan kunci semua keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur

(fikr), dan bersiap diri (iqbal) bagi kehidupan akhirat” (Syekh, 1998:11)

Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, sesuai dengan kalimat yang

diajarkan Nabi Muhammad SAW, mengingat Allah di dalam hati, dengan

lisan dan hati, yakni menyebut nama Allah, sebagaimana firman Allah SWT

dalam Al-Qur’an Al-Anfaal:8/2

ِإَو امُهُب وُلُق اتَل ِج َو ُللهُاَرِكُذاَذِإ َنيِذَّلُا َنوُنِماؤُمالُااَمَّنِا

ُهُتَياَء امِهايَلَع اتَيِلُت اَذ

,

َلَع َو اًنَمَيِإ امُهاتَداَز

َنوُلَّك َوَتَي امِهِ ب َر

sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal’’. (Syekh, 1998:15)

Bedasarkan ayat Al-Qura’an tersebut bahwa dengan dzikir kepada Allah itu umat manusia akan mendapatkan pembinaan iman, bisa

memperteguh keyakinan, bisa memperdalam cinta kita kepada Allah SWT bisa

tahan dan tangguh dalam menghadapi godaan iblis dan syaithan, bisa kuat jiwa

dalam menghadapi segala tipu daya hawa nafsu yang angkaramurka, bisa juga

senjata yang paling ampuh dalam menghadapi semua rintangan dan cobaan

dalam berjihad di jalan Allah SWT (Mawardi, 1992:81).

Oleh karena itu, majlis dzikir yang sebenarnya adalah mengajarkan

(40)

23

menjelaskan tentang bid’ah-bid’ah agar umat berhati-hati terhadap bid’ah dan menjauhkannya. Dengan demikian majlis dzikir adalah suatu tempat

perkumpulan orang-orang yang menyebut dan mengucapkan kalimat Allah,

tempat perkumpulan orang-orang yang mulia atau sholeh.

2. Macam-macam Dzikir

a. Dzikir Sirr (Diam) dan Jahar (Bersuara)

Dzikir kepada Allah disyariatkan baik secara diam-diam maupun

dengan bersuara, Rasulullah SAW telah menganjurkan dzikir dengan kedua

macam ini. Akan tetapi, para ulama syariat menetapkan bahwa dzikir

bersuara lebih utama, jika terbebas dari hasrat pamer dan tidak Nabil Hamid

Al-Mu’adz Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW, mengganggu orang yang sedang shalat, sedang membaca Al-Qur’an atau sedang tidur (Abdul, : 97).

Imam Nawawi telah mengkompromikan antara keduannya dengan

mengatakan bahwa dzikir secara rahasia lebih utama apabila seseorang takut

akan hasrat pamer. Dzikir besuara lebih utama dalam kondisi selain itu.

Sebab, amal dzikir lebih baik faedahnya dapat menular kepada orang yang

mendengarkannya, dapat menghilangkan ngantuk dan dapat menambah

semangat dalam berdzikir (Abdul, : 99).

Oleh karena itu, bahwa mengetahui larangan mengeraskan suara

dalam berdzikir dan berdoa tidaklah mutlak. Nawawi menegaskan bahwa

(41)

24

syariatkan dan hukumnuya sunnah. Menurut mazhab syafi, “mengeraskan suara dalam dzikir lebih utama dari pada melirihkan”(Abdul, :102).

Sebagian kalangan memilih bahwa yang dilarang adalah

mengeraskan suara secara berlebihan atau melampaui kebutuhan. Sementara

berdzikir dengan mengeraskan suara secara seimbang dan sesuai sengan

kebutuhan termasuk yang diperintahkan.

b. Dzikir Lisan dan Dzikir Hati

Para ulama sepakat bahwa dzikir dengan lisan dan hati dibolehkan

bagi orang yang sedang berhadas, orang yang sedang junub, wanita yang

sedang haid dan wanita yang nifas. Dan dzikir yang dimaksud adalah tasbih,

tahmid, takbir, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya

(Abdul, :105).

Dalam hati orang yang lalai terdapat penutup, sehingga dia tidak

dapat merasakan manisnya buah dzikir dan ibadah lainnya. Oleh karena itu,

sebagian ulama mengatakan tidak ada kebaikan pada dzikir yang dilakukan

dengan hati yang lalai dan lupa.Yang kita maksud adalah bukanlah bahwa

seseorang harus meninggalkan dzikir dikala manusia lalai. Orang yang

memiliki niat yang luhur akan berjuang melawan hawa nafsunya dan

mengawasi hatinya, sehingga dia dapat beralih berdzikir dengan hati yang

(42)

25

c. Dzikir Sendiri dan dzikir Berjama’ah

Ibadah yang dilakukan secara berjama’ah, termasuk di dalamnya

dzikir kepada Allah, lebih utama dari pada ibadah yang dilakukan sendirian.

َّرلا ُمُهاتَيِشَخ َو ُةَكِئَلاَملاا امُهانَّفَح َلأِإ ىَل اَعَت الله َن اوُرُك اذَي ٌم اوَق ُدُعاقَي َلْ

ُه دانِع انَمايِف الله ُمُه َرَك َذ َو ُةَنشياكَّسلا امِهايَلَع اتَل َزَن َو ُةَماح

(

ملسم هاور

)

“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Nama-nama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan

para Malaikat yang mulia” (HR. Muslim).

Dzikir yang dilakukan secara berjama’ah dapat mempertemukan banyak hati, mewujudkan sikap saling tolong-menolong, sehingga yang

lemah mendapat bantuan dari yang kuat, yang berada dalam kegelapan

mendapat bantuan dari yang tersinari, yang kasar mendapat bantuan dari

yang lembut, dan yang bodoh mendapat bantuan yang pintar (Abdul, :107).

Para ulama salaf dan khalaf telah sepakat bahwa dzikir yang

diselenggarakan secara berkelompok di dalam masjid atau lainnya adalah

dianjurkan. Kecuali apabila dzikir jahar mereka itu mengganggu orang

sedang tidur, sedang shalat atau sedang membaca al-Qur’an, sebagaimana telah ditetapkan dalam kitab-kitab fikih (Abdul, :109).

B.Sikap Sosial

1. Pegertian Sikap sosial

Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap

(43)

26

Menurut Zimardo dan Eesen, sikap adalah suatu predisposisi ( keadaan mudah

terpegaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-

komponen cognitive, affective danbihavior. Sedangkan menurut L.L Thurstone

orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila

ia suka(like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang

dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak

suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial

adalah kesadaran idividu yang menetukan peruatan yang nyata, yang

berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:162).

Dari pengertian di atas agar tidak tidak terjadi kerancuan dalam

penafsiran, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sikap sosial dalam

penelitian ini adalah kesadaran individu yang tercermin dalam perbuatan

terhadap sesama muslim.

2. Aspek Sosial

a. Aspek Kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran.

Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta

harapan-harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu.

b. Aspek Afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut

perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, dan sebagainya

yang ditunjukan kepada obyek-obyek tertentu.

c. Aspek Konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk

berbuat sesuatu obyek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,

(44)

27

3. Ciri- Ciri Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam

hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau

kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi

tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap sebagai

berikut:

a. Sikap itu dipelajari ( learnability) Sikap merupakan hasil belajar

ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa

sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian

individu. Barang kali yang terjadi adalah mempelajari sikap

dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan

membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan

kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya

peorangan.

b. Memiliki kesetabilan (Stability) sikap bermula dan dipelajari,

kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui

pengalaman.

c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara

seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau

situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan,

terbuka serta hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya, ia

(45)

28

d. Berisi cognisi dan affeksi. Komponen cognisi daripada sikap

adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: obyek itu

dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

e. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap

yang favorable terhadap suatu obyek, mereka akan mendekati dan

membantunya, sebalinya bila seseorang memiliki sikap yang

unfavorable, mereka akan menghindarinya (Ahmadi,

1999:178-179).

4. Fugsi sikap

Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap

adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah

menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu

sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan

pengalaman bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya

yang sama terhadap sesuatu obyek. Sehingga dengan demikian sikap bisa

menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelomponya atau

dengan anggota kelompoknya yang lain.

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita atau bahwa

tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan

aksi-aksi yang sepontan terhadap sekitarnya.

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam

(46)

29

pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi di

trima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar

tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih

mana-mana yang perlu dan mana-mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua

pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering

mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabya karena sikap tidak pernah

terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan

melihat sikap-sikap pada obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa

mengetahui pribadi orang tersebut (Ahmadi, 1999:179-181).

5. Pembentukan dan perubahan sikap

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentunya suatu sikap itu

banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan

misalnya: keluarga, norma golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini

keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap

putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan

pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini

bukan berarti orang tidak bersikap. Ia dapat berkembang manakala

mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif

dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal

balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau

tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan

(47)

30

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu,

misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam

perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma

atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang

sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang di

trima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek

tertentu atau suatu obyek (Ahmadi, 1999:171).

Masih menurut Ahmadi (1999:171-172) bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu:

a. Faktor interen: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa selectiv atau daya pilih seseorang untuk

menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor Eksteren: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadimanusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.

Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau

dibentuk apabila:

1) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.

2) Adanya komunikasi ( yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.

Faktor ini pun masih tergantung pula adanya:

a) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak

atau tidak.

b) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.

(48)

31

Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang,

kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam

kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, telivisi dan sebagainya,

terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap.

Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiknya memiliki

peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara-saudara di rumah

memiliki peranan yang penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah

merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan.

Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki

tugaspula dalam membina sikap ini. Bukanlah tujuan pendidikan baik di

sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa,

membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh

masing-masing tujuan pendidikan?

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah

memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju

kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah

mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan (Ahmadi,

1999:172-173).

Sedangkan sikap sosial di dalam Islam disebut sebagai Akhlak kepada

sesama manusia, dalam penelitian ini difokuskan akhlak kepada sesama

(49)

32

mengucapkan salam, apabila diundang memenuhi undangannya, apabila dimintai nasehat memberikan nasehat, apabila bersin membaca alhamdulillah dan dijawab dengan yarhamukallah, apabila sakit dijenguk, dan apabila

meninggal jenayahnya diantar” (H.R Muslim).

Dalam hadis ini, Rasulullah saw menerangkan beberapa hal yang terkait dengan akhlak seseorang muslim dengan muslim lainnya. Enam hal ini adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap muslim dalam kehidupan sehari-sehari ketika berinteraksi dengan muslim lainya. Tujuan digariskannya interaksi antar muslim ini tiada lainya supaya hubungan mereka semakin terjalin dengan baik. Dengan begitu, kasih sayang, kedekatan, dan kekerabatan, diantara mereka, akan semakin terpancar sebagaimana tertuang dalam hadis Rasulullah SAW,

امِهِفُطاَعَت َو ام ِحِمُحاَرَت َو امِهِ دا َوَت يِف َنايِنِم اوُمالا ُلَثَم

ىَكَتاشا اَذِإ ِدَسَجالا ُلَثَم

ىَّمُحالا َو ِرَهَّسلاِب ِدَسَجالا ُرِئ اَس ُهَل ىَعاَدَت ٌواضُع ُهانِم

“perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan

dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam

dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun’Alaih).

Jika tiap-tiap butir akhlak di depan dipenuhi, maka itu sudah

merupakan wujud penunaian terhadap hak-hak muslim lainya. Apabila tidak

(50)

33

terhadap urusan mereka. Ia kehilangan sensitivitas terhadap mereka dan

akhirnya menjadi acuh terhadap persolan mereka. Tentu saja, musibah ini tidak

diinginkan oleh Rasulullah SAW. Karenanya, sejak awal beliau mewanti-wanti

mengenai pentingnya akhlak sesama muslim (Salamulloh, 2008:105-106).

6. Akhlak kepada sesama muslim

Dalam bukunya Salamulloh (2008:105-130) disebutkan bahwa akhlak

terdapat sesama muslim antara lain adalah sebagai berikut:

a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat ucapan

salam, membalasnya.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat: 86 yang berbunyi:

ىَلَع َناَك َللهُا َّنِإ ىلق َاَهوُّدُر اوَأ َاَهانِم َنَساحَأِب ااوُّيَحَف ٍةَّي ِحَتِب مُتيِ يُح اَذِإ َو

ٍءىَش ِ لُك

اًبايِسَح

“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan,

maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah

memperhitungkan segala sesuatu”.

Menurut riwayat Abu Hurairah, Rosulullah saw pernah bersabda,

ا اوُنِم اؤُت ىَّتَح َةَّنَجالا اوُلُخادَتَلْ

kamu sekalian tidak akan beriman kecuali saling menyayangi. Maukah kamu aku tunjukkan sebuah perbuatan yang bila kamu kerjakan, maka kamu kan saling menyayangi? Biasakan mengucapkan salam di antara

(51)

34

Begitu agung kedudukan salam dalm Islam, sehingga Rosulullah

saw menegaskan bahwa salam tidak bisa tergantikan oleh isyarat apapun.

Berbeda halnya jika seseorang dalam keadaan uzur, maka ia boleh

menggunakan isyarat, seperti sedang shalat, atau yang bersangkutan bisu.

a. Menjenguk orang sakit

Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia

menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah

menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya

bukan bersyukur karena saudaranya terkena musibah, akan tetapi

bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang

tiada terkira kepada dirinya.

Jangan ditanya seberapa besar pahala yang disedikan oleh Allah

bagi orang yang melakukan kebajikan ini. Salah satunya bisa kita simak

dari hadis riwayat Ali r.a., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

انِماَم

“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainya dipagi hari

kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya disore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Al -Tirmizi)

Mengunjungi orang sakit ternyata mengandung banyak hikmah,

(52)

35

manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit,

secara tidak langsung kita telah memberikan sugesti kepadanya supaya

cepat sembuh. Desakan psikologis ini akan memompa kondisi fisiknya

sehingga dapat mempercepat kepulihannya seperti sedia kala.

b. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri,

dan membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri.

Hal ini menggambarkan kemesraan hubungan antara muslim yang satu

dengan yang lainya. Rasulullah SAW Bersabda,

َي ِضَر ٍكِلَم انِب اسَنَأ َةَزامَح يبَأ انَع

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, beliau bersabda: tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim).

c. Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan

Hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam hadist berikut,

ِهي ِخَأ ِةَجاَح يِف َناَك انَم َو ُهُمِلاسُي َلْ َو ُهُمِلاظَي َلْ ِمِلاسُمالا وُخَأ ُمِلاسُمالا

اسُم انَع َخَّرَف انَم َو ِهِتَخاَح يِف ُالله َناَك

َةَب ارُك ُهانَع ُالله َجَّرَف َةَب ارُك ِمِل

ِةَماَيِقالا ِم اوَي ِتاَبُرُك انِم

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh

mendzoliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan darinya kesusahan pada hari

(53)

36

d. Rendah hati dan tidak sombong

Rasulullah SAW adalah potret manusia yang slalu bersikap tawadhu`

kepadanya umatnya. Ia tidak pernah bersikap kasar, tidak malu berteman

dengan orang-orang miskin, dan slalu berusaha memenuhi kebutuhan

mereka. Allah SWT berfirman,

ُّب ِحُي َلْ َللهَا َّنِإ اًحَرَم ِض ارَ الأُا ىِف ِشامَت َلْ َو ِساَّنلِل َكَّدَخ ارِ عَصُت َلْ َو

ٍروُخَف ٍل اَتانُم َّلُك

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena

sombong)dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membagakan diri”(Q.S. Luqman18).

f. Tidak bersikap dengki, berprasangka buruk, atau mencari-cari kesalahan

sesama muslim.

(54)

37

Dari Abu Hurairah ra dhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, bersabda : janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya (dia)tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, dan kehormatannya. (riwayat Muslim)

g.Menghormati jika ia dewasa (tua) dan menyayanginya jika ia masih kecil.

Hubungan antar manusia yang berbeda usia menjadi titik tekan

dalam poin ini. Rasulullah SAW telah mengingatkan sebagai berikut,

اَّنِم َسايَلَف اَن َرايِبَك َّقَح اف ِراعَي َو اَنَرايِغَص امَح ارَي امَل انَم

“Barang siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.”(HR. Al -Bukhori).

h.Memafkan kesalahan sesama muslim dan menutupi aibnya

Allah SWT berfirman,

(55)

38

dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkan merek dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Rasulullah SAW juga bersabda,

(56)

39 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

Dusun Babadan adalah dusun yang amat kecil yang warganya

beragama Islam. Sebagian warganya bekerja merantau sebagai sales buku

dan kuli bangunan, yang semua berada di luar kota. Dusun Babadan

merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Duren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang. Dusun ini berada pada jarak sekitar 7km

dari Kecamatan Tengaran, dan sekitar 25km dari Kabupaten Semarang.

Dusun ini memiliki luas 47,8 Ha, yang terbagi mejadi 1 RW 6 RT yaitu

RT 19, RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24, Setiap RT mempunyai

tempat ibadah sendiri –sendiri seperti Mushola dan Masjid 1 yang berada di RT 24. Dusun Babadan terletak paling barat dari desa Duren. Dengan

batas sebagai berikut :

Utara : Desa Kenteng

Barat : Desa Regunung

Selatan : Dusun Gading

(57)

40 2. Kondisi Monografi

Jumlah Penduduk di dusun Babadan ini sendiri pada tahun 2015

sebanyak 954 jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki 482

orang dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 472 orang. Dari

keseluruhan penduduk dusun Babadan tersebut 100% beragama Islam,

dengan kondisi masyarakat religious. Data terahir dusun Babadan tahun

2015 menyebutkan:

Jumlah Penduduk Menurut Usia

NO KELOMPOK

UMUR (TAHUN)

LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0<1 22 17 39

2 1>5 47 58 105

3 6-10 32 42 74

4 11-15 46 43 89

5 16-20 55 37 92

6 21-25 49 58 107

7 26-30 46 48 94

8 31-40 49 35 84

9 41-50 43 42 85

10 51-60 55 57 112

11 60 Keatas 38 35 73

(58)

41

Jumlah Penduduk Menurut Agama

NO KELOMPOK

AGAMA

LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Islam 482 472 954

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO JENIS

PENDIDIKAN

LAKI_LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Tidak Sekolah 79 82 161

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

NO JENIS

PEKERJAAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(59)

42

NO Nama Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 1

Pekerjaan masyarakat di dusun Babadan sebagian besar adalah

sebagai petani dan buruh dengan tingkat penghasilan ekonomi digolongkan

ke dalam kondisi menengah ke bawah. Untuk usia di atas 35 tahun

mayoritas berprofesi sebagai petani dan serabutan dan di bawah usia 35

tahun mayoritas sebagai buruh kontrak kariyawan pabrik.

Dalam segi Pendidikan formal masyarakat di dusun Babadan masih

digolongkan kedalam kelompok sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan

dengan minimnya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang

pendidikan menengah ke atas apalagi sampai menyekolahkan anaknya ke

jenjang universitas bisa dihitung dengan hitungan jari. Para jamaah dzikir

Kalimahsodo mayoritas sekolahnya hanya sampai SMP. Adapun usia yang

(60)

43 3. Sejarah Singkat Kalimahsodo

Pemaparan sejarah ini peneliti dapatkan dari Q informan yang

diperoleh dari ketua. Informasi ini didapatkan dengan cara wawancara

langsung kepada ketua majlis dzikir Kalimahsodo yang merintis berdirinya

majlis di dusun Babadan berikut ini kutipan wawancara yang dilakukan

peneliti kepada ketua tersebut.

Majlis dzikir Kalimahsodo ini berdiri di Dusun Babadan pada 26

April 2012 di Masjid Baitus Salam Babadan yang berada di RT 24. Majlis

dzikir Kalimahsodo ini merupakan kumpulan dari Remaja dan seluruh

warga Babadan dengan tujuan mengadakan dzikir bersama setiap selapan 1x

atau 5 minggu 1x yang dilaksanakan pada malam jumat wage dan dilakukan

disetiap tempat ibadah Rt masing- masing secara bergantian. Dalam dzikir

kalimahsodo ini bertujuan membentuk akhlak masyarakat agar tercapai dan

sebagai peran sikap sosial masyarakat. Serta agar cinta kepada agama islam

dan taat kepada agama islam selalu dijalan Allah SWT. Berdirinya

Kalimahsodo ini dikarenakan saat itu banyak tren sholawat Habib Syeh dan

ahirnya para remaja Babadan mendirikan Majlis dzikir Kalimahsodo ini.

Saat itu mulailah membuat pengurus dan mengumpulkan dana di srambi

Masjid untuk membeli peralatan seperti tajidor dan lain-lainya. Terdiri dari

sesepoh Babadan, kadus, RW,RT, dan remaja Babadan disitulah terbentuk

pengurus dan pengumpulan dana dari para hamba-hamba Allah yang iklas

megeluarkan uangnya. Setelah dana terkumpul dan peralatan sudah terbeli

(61)

44

masjid.(Wawancara Ketua Majlis dzikir Kalimahsodo dusun Babadan 1

Febuari 2016)

4. Visi dan Misi Majlis Dzikir Kalimahsodo

Visi dari Kalimahsodo yaitu: Sebagai sarana edukasi bagi remaja dan

masyarakat untuk tampil berahlak baik dan taat kepada agama islam.

Misi dari Kalimahsodo yaitu:

a. Untuk memper dalam dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam,

b. Menjadi remaja dan masyarakat berakhlak baik itu tidak hanya baik fisik

tetapi juga baik hati melalui berbagai acara positif, dan bersikap sosial.

c. Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama masyarakat Babadan.

5. Data Kepengurusan Majlis Dzikir Kalimahsodo

Adapun data kepengurusan di Kalimahsodo, sebagai berikut:

a. Penasehat : Hasyim.

b. Pembina : Kiyai Dimyati

c. Ketua : Anis Fasilahhudin, S.Pd.I.

d. Wakil Ketua : Lutfinul Hakim

e. Sekretaris : Mupit

f. Bendahara : Subkhan

g. Humas : Khoirul Huda

Referensi

Dokumen terkait

Belum menjadi konsep yang mantap karena masih banyak individu dalam suatu kebudayaan yang memiliki kepribadian menyimpang dari kepribadian umum yang ditentukan.. berdasarkan

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi afiks Bahasa Jawa yang membentuk verba denominal serta memaparkan fungsi, makna, dan produktivitas afiks derivasional

Buku “Kejutan di Sekitar Kita” ini memposisikan dirinya sebagai buku interaktif mengenai pengetahuan mengenai obat alami unik dengan cerita kehidupan sehari-hari yang menarik

Berdasarkan hasil regresi, variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikan dibawah 0.05 dan variabel pengeluaran pemerintah sektor

Proses kodefikasi dokumen pasien rawat inap kasus carcinoma cervix uteri tahun 2013 sebanyak 193 dokumen dapat dibedakan menjadi 2 kode yaitu kode Topografi dan kode

A mediációs folyamat eljárási garanciáinak megteremtése az irányelv következő követelménye.. cikke rögzíti, hogy bizonyítékszolgáltatásra, így tanúvallomásra

Untuk memperoleh tambahan informasi mengenai analisi efektifitas tingkat retribusi dan pendapatan pelelangan ikan di TPI Juwana, peneliti melakukan wawancara dengan

dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “ Hubungan antara Kedisiplinan Menjalankan Sholat Tahajjud dengan Kecerdasan Emosional