• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat BLH Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat BLH Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Sejarah Singkat BLH Provinsi Sumatera Utara

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang selanjutnya diperjelas dengan Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2010 tentang uraian tugas, fungsi dan tata kerja Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara.Badan Lingkungan Hidup Provsu merupakan fungsi yang strategis untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mengandung makna bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu genarasi, serta mesyarakatnya terpeliharanya pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup sebagai tumpuan bagi kelanjutan pembangunan.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis dibidang Pengkajian Dampak Lingkungan dan AMDAL, pengendalian pencemaran dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan lingkungan dan pemulihan serta penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pengkajian Tata Lingkungan dan AMDAL, pengendalian pencemaran dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan serta penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan, Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lingkungan hidup, Pelaksanaan tugas pembantuan pemerintahan dibidang lingkungan hidup, pelaksanaan pelayanan administrasi internal.

(2)

2

1.1.2 Operasional Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara Bentuk Pelayanan :

1. Memfasilitasi pemangku amanah dalam rangka penataan tata ruang, upaya pelestarian.

2. Memberikan informasi dan pembinaan masyarakat dalam rangka pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka ragaman hayati.

3. Memberikan rekomendasi kelayakan studi AMDAL. UKLP/UPL dan DPPL.

4. Memberikan bimbingan teknologi ramah lingkungan.

5. Memberikan perizinan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Non Pelumas Bekas.

6. Memberikan informasi dan pembinaan masyarakat tentang kondisi lingkungan hidup Provinsi Sumatera Utara.

7. Memberikan rekomendasi pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (Pelumas Bekas).

8. Memberikan informasi dan pembinaan masyarakat dalam rangka pengendalian kerusakan hutan, sungai dan pantai.

9. Memfasilitasi masyarakat dalam rangka upaya perlindungan kawasan konservasi. Penyediaan sarana dan prasarana dalam melakukan pengukuran dan pengujian kualitas lingkungan hidup (air, Udara, tanah).Memberikan bimbingan teknis tentang pengukuran dan pengujian kualitas lingkungan hidup (air, udara, tanah).Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka penanganan kasus-kasus lingkungan hidup.

10. Penyediaan sarana dan prasarana dalam melakukan pengukuran dan pengujian kualitas lingkungan hidup (air, Udara, tanah).

11. Memberikan bimbingan teknis tentang pengukuran dan pengujian kualitas lingkungan hidup (air, udara, tanah).

(3)

3

12. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka penanganan kasus-kasus lingkungan hidup.

1.1.3 Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara

 Visi

Menjadi pembina dan koordinator yang handal dan provesional dalam pengendalian dampak lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara.

 Misi

Memberikan kontribusi nyata dalam pencegahan, penanggulangan pencemaran, kerusakan dan pemulihan kualitas lingkungan hidup melalui:

1. Perumusan kebijakan. 2. Koordinasi pelaksanaan. 3. Melaksanakan Penataan.

4. Pembinaan dan pengawasan teknis. 5. Pengkajian dan evaluasi.

6. Pengmbangan kelembagaan, SDM dan Program. 7. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan LH.

1.1.4 Tujuan Badan Lingkungan Hidup Provinsi (BLH) Sumatera Utara 1. Melestarikan fungsi lingkungan.

2. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.

3. Meningkatkan peran serta partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

4. Mencegah penurunan potensi keragaman hayati. 5. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

(4)

4

1.1.5 Makna Logo BLH Provinsi Sumatera Utara

Gambar 1.1

Logo BLH Provinsi Sumatera Utara

Sumber: BLH Provinsi Sumatera Utara, 2015

Gambaran diatas merupakan simbol dari lingkungan hidup yaitu pohon kalpataru. Kalpataru adalah pohon kehidupan yang reliefnya terpahat di candi mendut dan prambanan yang mencerminkan suatu tantangan lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang serta merupakan tatanan yang serasi, selaras, dan seimbang serta merupakan tatanan hutan, tanah, air, udara, dan mahluk hidup. KALPATARU berasal dari kata KALPA yang berarti kehidupan, dan TARU yang berarti pohon. Secara umum bermakna sebagai pohon kehidupan yang mencerminkan tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang yang diidamkan. Untuk mendorong dan meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup sejak tahun 1980 memberikan penghargaan lingkungan bernama KALPATARU.

1.1.6 Struktur Organisasi BLH Provinsi Sumatera Utara

Agar pengorganisasian kerja itu efektif harus di bentuk struktur organisasi yang merupakan pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab. Dengan melihat struktur pengurus dari suatu organisasi dapat memberikan gambaran pada kita mengenai wewenang dan tanggung jawab setiap bagian yang ada dalma organisasi.

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup adalah jenis Organisasi dan staf yang menunjukan hubungan antara atasan dengan bawahan dimana pimpinan

(5)

5

mempunyai tanggung jawab besar terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Berdasarkan perda No. 9 Tahun 2008, tentang Lembaga Teknis Daerah telah ditetapkan struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Kepala Badan

2. Serkretariat, terdiri dari : a) Subbag Umum b) Subbag Keuangan c) Subbag Program

3. Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL, terdiri dari : a) Subbid Konservasi dan Tata Lingkungan

b) Subbid Amdal

4. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, terdiri dari :

a) Subbid Pengendalian Pencemaran

b) Subbid Pengelolaan Limbah Domestik dan B3

5. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan, terdiri dari : a) Subbid Pengendalian Kerusakan Lingkungan

b) Subbid Pemulihan Lingkungan

6. Bidang Penataan dan Komunikasi Lingkungan, terdiri dari : a) Subbid Penegakan Hukum Lingkungan

b) Subbid Pemberdayaan Masyarakat dan Komunikasi Lingkungan 7. Unit Pelaksana Teknis Lingkungan (UPT) Labolaturium Lingkungan,

terdiri dati : a) Kepala UPT

b) Subbag Tata Usaha c) Seksi Simtem Mutu

d) Seksi Promosi dan Pengembangan 8. UPT Pusat Kajian Ekologi Pesisir dan Laut

(6)

6 a) Kepala UPT

b) Subbag Tata Usaha

9. UPT Pengelolaan Kualitas Air Sungai Belawan-Deli a) Kepala UPT

b) Subbag Tata Usaha

10.UPT Pengelolaan Air Danau toba a) Kepala UPT

b) Subbag Tata Usaha

11.Kelompok Jabatan Fungsional

Untuk lebih jelasnya bagan struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara adlah sebagai berikut :

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.2

Struktur Organisasi BLH ProvSU

(7)

7 1.2 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini, sebuah perusahaan ataupun organisasi dituntut untuk dapat membuat strategi yang tepat untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Strategi tersebut harus menyangkut seluruh kegiatan operasional yang ada di dalam perusahaan. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana mengelola fungsi-fungsi manajemennya agar sumber daya manusia di dalam sebuah perusahaan dapat dikelola dengan baik dan benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja serta meningkatkan kinerja sebuah organisasi.

Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai hasil kerja organisasi dalam mencapai tujuannya yang tentu saja akan dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya organisasi yang dimaksud dapat berupa fisik seperti sumber daya manusia maupun nonfisik contohnya peraturan, informasi, dan kebijakan. Menurut Chaizi Nasucha dalam buku Irham Fahmi (2010:5) bahwa kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan dengan usaha-usaha yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus mencapai kebutuhannya secara efektif.

Menurut Nawawi (2012:191) bahwa kinerja organisasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pendekatan sekarang ini, yang paling dominan adalah aset pengetahuan. Menurut Nawawi (2012:61) Proses utama dalam knowledge management yang terdiri dari: Knowledge akuisisi, Knowledge sharing, knowledge utilitation, knowledge creation, knowledge interpration, Knowledge dissemination and use, dan Knowledge retention and refinement. Dari salah satu proses utama dalam Knowledge Management disebutkan bahwa adanya Knowledge Sharing yang berarti ada hubungan yang sangat erat antara Knowledge Management dan Knowledge Sharing maka dapat disimpulkan bahwa terdapat juga kaitan yang erat antara Knowledge sharing dengan Kinerja Organisasi.

(8)

8

Knowledge Management merupakan salah satu bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri.Untuk itu diperlukan manajemen yang kuat agar pengetahuan tersebut mengakar dan berkembang pada setiap individu di dalam organisasi. Hal ini juga akan membantu organisasi untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, inovatif, dan memiliki pengetahuan untuk mampu menjalankan tugas yang diberikan.

Tiwana dalam Nawawi (2012:61) membagi tiga proses utama dalam knowledge management yaitu : akuisisi, sharing dan ulitisasi pengetahuan. Artinya disini, salah satu kegiatan di dalam Knowledge Management adalah kegiatan Sharing atau yang biasa disebut dengan Knowledge Sharing. Knowledge sharing merupakan sumber penting dalam organisasi karena knowledge sharing adalah sebuah aktivitas dimana pengetahuan berupa informasi dan keahlian seseorang ditukarkan kepada orang lain didalam sebuah organisasi. Hal ini dijelaskan lebih jelas lagi oleh Gurteen dalam Yusup (2012:36) bahwa knowledge sharing atau berbagi pengetahuan merupakan gambaran konsep tentang interaksi berbentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih guna mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan seseorang.

Dampak dalam penerapan knowledge sharing ini adalah orang lain akan mendapatkan pengalaman dan wawasan baru dalam suatu yang mungkin belum pernah didapatkan sebelumnya. Knowledge sharing yang dilakukan karyawan dalam organisasi tidak hanya mementingkan tingkatan atau level, akan tetapi mengutamakan kualitas knowledge yang dibagikan. Knowledge sharing bisa di dapat dari dalam dan luar organisasi contohnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan oleh tenaga ahli yang akhirnya hasil dari pelatihan itu adalah pengetahuan yang dibagikan oleh orang yang telah mengikuti pelatihan. Karyawan yang memiliki pengetahuan dan skill lebih banyak dari karyawan lainnya secara otomatis akan membagikan kepada orang lain yang terkait kerjasama dengan karyawan itu sendiri. Dengan adanya knowledge sharing yang dilakukan oleh suatu organisasi

(9)

9

akan membantu organisasi memiliki pekerja yang berilmu (knowledge workers) dan keterampilan yang mereka miliki merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan organisasi di kemudian hari terutama untuk menyelesaikan target kerja yang sudah ditetapkan.

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang berkedudukan sebagai koordinator pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki sebanyak 112 orang pegawai negeri sipil dengan 5 bidang yang terbagi didalamnya merupakan salah satu instansi pemerintahan yang melakukan knowledge sharing.

Knowledge sharing yang dilakukan mempunyai banyak bentuknya seperti pelatihan pusat bersifat aktif yang dilakukan secara rutin setahun sekali dimana berguna untuk menguatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup, pelatihan BLH ProvSu di dalam ataupun di luar kantor, pengiriman pegawai ke luar negeri selama 2-3 bulan, pengiriman pegawai untuk melakukan kerjasama secara tekhnis dengan pihak asing seperti Jepang dan Korea selama 2 minggu, kegiatan coffee morning yang dilakukan minimal 2 bulan sekali untuk membahas berbagai macam rencana ke depannya, melakukan sharing terhadap peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun hanya sekedar untuk evaluasi kinerja individu ataupun badan itu sendiri.

Dengan adanya knowledge sharing yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara ini dapat membantu para pegawai untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru. Dengan demikian, pengetahuan dan pengalaman yang baru dapat diimplementasikan dalam proses kerja pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan target yang telah ditetapkan pemerintah. Semakin tercapainya target maka semakin tinggi pula kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara. Karena kinerja badan yang tinggi ataupun rendah tidak luput pula dari sumber daya manusia yang dikelola

(10)

10

di dalam badan itu sendiri. Jika knowledge sharing dapat di jalankan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk pencapaian kinerja yang tinggi.

Dari hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan peneliti dengan pegawai dapat ditarik kesimpulan bahwa Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara jarang melakukan penilaian kinerja individu, namun berdasarkan kinerja secara keseluruhan organisasi menyatakan bahwa kinerja individu di kantor BLH ProvSu baik. Secara tidak langsung dapat dilihat dari pencapaian kinerja organisasinya. Berikut adalah pencapaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

Gambar 1.3

Persentase Kinerja BLH ProvSU

Sumber: Hasil olahan peneliti, 2016

Diagram diatas menunjukkan bahwa tahun 2011 pencapaian kinerja sebesar 79% dari target kinerja adalah 100%. Tahun 2012 target kinerja sebesar 91% dengan target 100%. Tahun 2013 menjadi pencapaian kinerja yang paling tinggi yaitu 98% dari target sebesar 100% lalu kemudian di tahun 2014 turun menjadi 89.90% dari target yang sama yaitu sebesar 100%. Dari diagram diatas maka dapat dilihat bahwa kinerja BLH ProvSu dari tahun 2011 sampai 2013 terus meningkat dan pada tahun 2014 kinerja BLH ProvSu menurun. Dari kenaikan dan penurunan kinerja tersebut

0% 20% 40% 60% 80% 100% 2011 2012 2013 2014

Persentase Kinerja BLH ProvSU

(11)

11

peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh knowledge sharing dalam kenaikan dan penurunan kinerja organisasi pada BLH ProvSu.

Peneliti juga menggunakan kuesioner pra penelitian untuk mengetahui bagaimana keberadaan knowledge sharing di kantor Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dengan responden sebanyak 15 orang. Peneliti mengatagorikan nilai dengan menggunakan garis interval yang sudah dihitung berdasarkan rumus, sehingga didapatkan garis interval seperti di bawah ini:

Sangat Rendah Rendah Kurang Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

20 % 36% 52% 68% 84% 100% Gambar 1.4

Garis Interval

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Dari kuesioner yang dibagikan maka hasilnya dapat disimpulkan bahwa knowledge sharing di BLH ProvSu belum berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan angka 61,6% (ditunjukkan oleh panah yang berwarna biru) yang masuk ke dalam kategori kurang tinggi. Untuk faktor pertama yaitu mekanisme transfer berada pada kategori kurang tinggi dengan angka 61% (ditunjukkan oleh panah yang berwarna hijau) yang berarti dalam mekanisme transfernya kurang baik. Faktor kedua yaitu Sarana pendukung untuk kegiatan knowledge sharing di BLH ProvSu juga berada pada kategori kurang tinggi dengan angka 62% (ditunjukkan oleh panah yang berwarna kuning) yang berarti sarana pendukung untuk kegiatan knowledge sharing belum begitu baik. Faktor ketiga yaitu budaya organisasi masuk kedalam kategori kurang tinggi dengan angka sebesar 64% (ditunjukkan oleh panah yang berwarna ungu) yang dapat berarti bahwa kurang baiknya budaya organisasi BLH ProvSU. Dan yang keempat yaitu faktor motivasi memiliki angka paling kecil yang dibandingkan dengan faktor lainnya yaitu sebesar 59,5% (ditunjukkan oleh

(12)

12

panah berwarna merah) walaupun faktor ini juga masih masuk ke dalam kategori kurang tinggi yang berarti ada kemungkinan bahwa kurangnya motivasi yang diberikan oleh BLH ProvSU untuk para pegawai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Knowledge Sharing terhadap Kinerja Organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kegiatan knowledge sharing pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana kinerja Organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara?

3. Bagaimana pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara?

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Menganalisis kegiatan knowledge sharing di Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara.

2. Menganalisis kinerja organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara.

3. Menganalisis pengaruh knowledge Sharing terhadap kinerja organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

1.5Manfaat Penelitian

(13)

13 1.5.1 Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengembangan literatur ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Sumber Daya Manusia. Serta dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca dalam mengkaji pengembangan lebih lanjut ilmu pengetahuan Sumber Daya Manusia khususnya yang terkait dengan pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk berlatih berpikir secara ilmiah dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan terutama berkenaan mengenai Human Resource Management.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Bagi Universitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menjadi salah satu informasi yang positif dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi serta mendukung pencapaian tujuan organisasi.

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian

Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang melandasi atau yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yaitu metode pengumpulan data dan metode analisisnya untuk membuktikan hipotesa yang telah disusun.

(14)

14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi temuan-temuan dalam data yang berhasil dikumpulkan analisisnya serta pembuktian hipotesa penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan hasil-hasil analisis data dan implikasinya serta keterbatasan-keterbatasan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi kajian kepustakaan (reference review) yang merupakan sumber berupa buku, email atau peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam penulisan penelitian ini.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pada lampiran penelitian ini berisi tentang data-data hasil pengamatan, wawancara dan instrumen angket.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar