• Tidak ada hasil yang ditemukan

IBRAHIM Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IBRAHIM Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE VAK PADA SISWA KELAS XI SMA TAMAN SISWA BINJAI

TAHUN AJARAN 2012/2013 IBRAHIM

Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli melalui metode VAK pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai T.A 2012/2013. Metode peneltian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Untuk memperolah data dalam penelitian ini maka dilakukan Tes Hasil Belajar pada tes awal, lalu dilakukan pembelajaran melalui metode VAK yang dilakukan Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk aplikasi teknik passing bawah bola voli sebanyak dua kali pertemuan.

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis : (1) dari tes hasil belajar sebelum menggunakan metode VAK (pree test) diperoleh 11 siswa (29,73%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 26 siswa (70,27%) belum mencapai tingkat ketuntasan hasil belajar. Dengan nilai rata-rata 60,58. Kemudian dilakukan pembelajaran melalui metode VAK. (2) dari tes hasil belajar melalui metode VAK disklus I diperoleh 23 siswa (62,16%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 14 siswa (37,84%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata 68,02.

Kemudian dilakukan kembali pembelajaran melalui metode VAK. (3) dari tes hasil belajar melalui metode VAK disiklus II diperoleh 32 siswa (86,94%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata siswa adalah 79,28.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siklus I ke siklus II yaitu sebesar 11,26 dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 24,78%. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013.

Kata kunci : Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli, Metode VAK

PENDAHULUAN

Dalam usaha pencapain tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya sistem lingkungan serta kondisi belajar yang lebih kondusif. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosial. Oleh karena itu, guru dikatakan sebagai penggerak motivasi dan fasilitator belajar siswa yang diharapkan mampu memantau tinkat perkembangan hasil belajar siswa.

Gaya mengajar merupakan strategi mengajar yang digunakan dengan maksud untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Lutan dalam Husdarta (2000 : 33) mengatakan bahwa gaya

mengajar merupakan cara guru

berinteraksi dengan siswa agar tuuan pembelajaran dapat tercapat. Gaya mengajar memberikan andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan gaya mengajar yang tepat dan sesuai tentu akan menghasilkan suatu kegiatan belajar mengajar yang efekif serta diharapkan mencapai tujuan pembelajaan. Hal ini berarti penggunaan gaya mengajar yang baik dan tepat akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar mengajar yang menyengkan dan bergairah.

Cabang olahraga bola voli secara umum diajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, serta digemari oleh masyarakat. Bola voli juga merupakan

(2)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

olahraga yang dapat dijadikan sebagai olahraga rekreasi yang positif dalam mengisi waktu luang. Dari tujuan tersebut sering berkembang ke arah tujuan lain, seperti peningkatan kesegaran jasmani, peningkatan prestasi dalam cabang olahraga voli dan lain sebagainya.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Taman Siswa Binjai, dalam melakukan praktek olahraga khususnya permainan bola voli ternyata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar terutama passing bawah masing kurang baik. Kesalahan yang sering terjadi adalah saat melakukan gerakan passing, dimana posisi perkenaan bola dengan tangan kurang tepat sehingga bola voli yang di passing tidak tearah dan terkontrol bahkan bola tidak mengenai dengan tangan. Ditinjau dari hasil belajar khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani kebanyakan siswa masih memiliki nilai di bawah nilai standar KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum). Dimana nilai KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum) yang ditetapkan di sekolah tersebut adalah 75.

2. Rumusan Masalah

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Pendidikan Jasmani SMA Taman Siswa Binjai mengatakan bahwa hasil belajar

passing bawah bola voli masih rendah dengan 15 siswa (40,54%) dinyatakan tuntas dan sebanyak 22 siswa (59,46%) tidak tuntas belajar di kelas XI IPS-1 yang berjumlah 37 orang siswa.

Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan di atas, salah satunya adalah kurangnya guru memvariasikan metode mengajar. Selama ini guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar hanya menggunakan metode komando. Metode ini pada dasarnya membuat siswa belajar pasif, sedangkan guru yang lebih berperan aktif dengan kata lain siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Hal ini mengakibatkan siswa malas untuk belajar dan sering terjadi saat proses belajar mengajar di dalam kelas, siswa

mengalami kejenuhan bahkan siswa ada yang tidur sehingga pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dipahami, terserap oleh siswa.

Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini perlu diiringi peningkatan proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi yang tepat. Sehingga strategi atau metode yang digunakan guru tidak terpusat pada guru dan monoton sehingga terkesan membosankan dan membuat siswa tidak serius memperhatikan materi pelajaran yang sedang diberikan guru khususnya pembelajaran pendidikan jasmani. Salah satunya adalah metode VAK (visual, Auditory, Kinestethic).

Metode VAK merupakan model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum

yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa depan.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan dengan pembelajaran yang berjudul : “Upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli melalui metode VAK pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013’’

KERANGKA TEORITIS

Kemudian Sardiman (1996) merumuskan bahwa belajar ditujukan pada suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Adapun menurut Winarsih (2008) mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan

(3)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

tersebut merupakan hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pengalaman dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

Menurut Slameto (2003 : 8) mengungkapkan bahwa ”hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam meningkatkan tingkat penguasaan ilmu pengetahuai tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf dan simbol”. Kemudian Dimyati (2003 : 55) mengatakan bahwa ”hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari proses belajar dan pembelajaran”. Hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi dan merupakan tingkat perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelum proses belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sedangkan Sudjana (2009 : 22) menjelaskan bahwa ”hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Penguasaan hasil belajar dan tingkah laku penguasaan materi pengajaran diukur dengan penelitian. Hasil belajar biasanya diperlihatkan setelah anak didik menempuh kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Gagne (dalam supriyono, 2010 : 5) membagi hasil belajar menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu

kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Kemudian Hamalik (2009 : 183) mengatakan bahwa ”perbedaan hasil belajar dikalangan peserta didik disebabkan oleh berbagai alternatif antara lain kematangan akibat dari kemajuan umur, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan”.

Kemudian Lutan (1996:8) yang menjelaskan bahwa ciri-ciri pembelajaran pendidikan jasmani adalah: (1) tujuannya serba lengkap yaitu mencakup aspek fisik, intelektual, emosional sosial atau olahraga, (2) disajikan menggunakan metode dan strategi tertentu sesuai dengan materi dan tujuan, (3) dinilai dan dipantau secara berkelanjutan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai, dan (5) berlangsung dalam suatu ekosistem pendidikan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pendidikan jasmani adalah hasil yang dicapai siswa setelah ia menerima pengalaman belajar pendidikan jasmani yang biasanya dinyatakan dengan skor atau nilai. Namun untuk mencapai hasil belajar yang baik tentunya tidak lepas dari

peranan seorang guru dalam

menyampaikan pembelajaran kepada siswa agar pelajaran tersebut dengan mudah dipahami dan dicerna.

1. Hakikat Gaya Mengajar

Mengajar merupakan suatu usaha dari pihak guru yaitu mengatur lingkungan pembelajaran sehingga terbentuklah

(4)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

suasana yang sebaik-baiknya bagi siswa untuk belajar. Mengajar juga dapat di defenisikan sebagai segala usaha yang sengaja dilakukan dalam rangka memberi kemudahan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Mengajar merupakan suatu aktifitas mengelola, mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan baik dan mengkaitkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Mengajar menurut Husdarta dan Saputra (2000 : 3) mengajar adalah : “Merupakan suatu proses yang sangat kompleks, guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus agar siswa mau belajar, karena mengajar upaya yang sangat disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahanyang akan disajikan kepada siswa”.

Belajar mengajar adalah kegiatan yang berbeda tetapi keduanya merupakan kegiatan yang sejalan dan searah. Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses belajar itu manusia menggunakan pikiran, perasaan, kemampuan dan budi pekertinya. Kegiatan belajar mengajar salah satu langkah dalam proses pendidikan, dengan kegiatan belajar dilakukan siswa dan mengajar dilakukan oleh guru. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu proses strategi mengajar. Suryosubroto (2001 : 149) “Tujuan strategi mengajar adalah untuk memberikan kontrol diri, keterlibatan, tanggung jawab diri dan perhatian terhadap siswa supaya kualitas-kualitas ini akhirnya membentuk kualitas-kualitas dapat berjalan terus dan bergairah didalam kehidupan mereka baik di dalam maupun di luar dunia pelajaran pendidikan jasmani”.

Strategi mengajar yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan memilih gaya mengajar yang cocok untuk dilaksanakan, Mahendra (2000 : 79), menjelaskan tentang pengertian gaya mengajar adalah “merupakan seperangkat pengambilan

keputusan yang dibuat sejalan dengan aksi-aksi pengajaran”. Hal ini berarti dalam proses belajar mengajar gaya mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran yang dibuat melalui pengambilan keputusan sejalan dengan aksi pengajaran yang diberikan. Lutan, (2000 : 29) berpendapat bahwa : “Gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa”. Pendapat lain tentang gaya mengajar yang dikemukakan Brotosuryo (1993 : 250) “yaitu sebagai upaya menjembati antara pokok bahasan dan belajar. Gaya mengajar merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses kegiatan di sekolah. Gaya mengajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Memilih gaya mengajar yang tepat membuat interaksi yang lazim antara guru dan siswa yang menghasilkan pencapaian hasil belajar yang optimal”.

2. Hakikat Metode VAK

Cara belajar seseorang pada dasarnya berbeda-beda. Setiap orang memiliki kecenderungan belajar atau gaya belajar yang berbeda. VAK (Visual, Auditory, Kinestethic) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi, (DePorter, 1999).

Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum

yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa depan.

Pada pembelajaran VAK,

(5)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan melihat, mengamati, dan menggambarkan sesuatu

(Visual), belajar dengan mendengar

(Auditory), dan belajar dengan gerak dan terlibat secara langsung (Kinestethic)

(DePorter dkk. 1999). Dan menurut Herdian, model pembelajaran VAK

merupakan suatu model pembelajaran yang menganggap pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut (Visual, Auditory, Kinestethic), dan dapat diartikan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya

untuk mencapai pemahaman dan

pembelajaran yang efektif.

Pemanfaatan dan pengembangan potensi siswa dalam pembelajaran ini harus memperhatikan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Bagi siswa visual, akan mudah belajar dengan bantuan media dua dimensi seperti menggunakan grafik, gambar, chart, model, dan semacamnya. Siswa auditory, akan lebih mudah belajar melalui pendengaran atau sesuatu yang diucapkan atau dengan media audio. Sedangkan siswa dengan tipe kinestethic, akan mudah belajar sambil melakukan kegiatan tertentu, misalnya praktek, eksperimen, bongkar pasang, membuat model, memanipulasi benda, dan sebagainya yang berhubungan dengan system gerak.

Modalitas visual merupakan gaya belajar bagi siswa yang suka menghafal, gaya belajar auditory merupakan gaya belajar siswa dengan mendengar, sementara gaya belajar kinestethic adalah gaya belajar siswa dengan melakukan sesuatu hal atau praktikum. DePorter (1999) menyebutkan banyak ciri perilaku

lain yang dapat dilihat untuk mengenali modalitas belajar siswa.

4. Hakekat Passing Bawah Bola Voli

Menurut Arma Abdullah (1981 menyatakan bahwa “passing adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang dilakukan dengan cara tertentu yang tujuannya adalah mengoper bola yang dimainkan seregunya”. Selanjutnya M.Yunus (1992) mengemukakan bahwa “passing adalah mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan teknik tertentu, sebagai awal untuk menyusun bola penyerangan kepada regu lawan”.

Passing terdiri dari dua macam, yakni : passing bawah dan passing atas.

Passing bawah terdiri dari passing bawah norma, passing ke depan pada bola rendah,

passing bawah bergeser 45 derajat ke depan, passing bawah bola jauh di samping badan, passing bawah dengan bergerak mundur, passing dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat, passing

bawah ke belakang, passing bawah dengan

driving, dan passing bawah dengan rolling

ke samping.

Passing bawah khususnya dilakukan dalam upaya menahan segala jenis serangan yang dilancarkan oleh regu lawan baik berupa service, smash, tip dan lain sebagainya. Umumnya serangan yang dilancarkan jalannya adalah keras, deras dan cepat. Passing bawah merupakan salah satu upaya yang efektif untuk menahan serangan tersebut. Beutelstahl, Dieter (1984 : 70) menjelaskan bahwa “passing bawah yang merupakan suatu bagian dari jeni passing yang berarti merupakan cara paling efektif meneriman

service yang sulit atau dengan kata lain kita masih berkesempatan untuk mengarahkan bola semau kita dengan baik”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Taman Siswa Binjai

(6)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

Jl. Sudirman Binjai pada tanggal 26 Januari dan 2 Februari 2013.

Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah berupa lembar penelitian tes hasil belajar I dan II dengan lembar portofolio yang bersumber dari Suharto dalam buku Arma Abdullah (1981). Tes hasil belajar diberikan setelah pengajaran dengan pendekatan metode VAK dilakukan.

Portofolio Penilaian Hasil Belajar Passing

Bawah Bola Voli No Indik ator Deskriptor ce kli st Skor 1 Sikap Perm ulaan

- Kedua lutut ditekuk,

kaki dibuka selebar bahu

- Badan sedikit condong

ke depan

- Posisi kedua tangan

saling bertautan

- Punggung tangan kanan

diletakkan di atas telapak tangan kiri

2

Sikap Perke naan

- Ayunkan kedua tangan

ke arah bola dengan sumbu gerak pada persendian bahu

- Kedua siku betul-betul

dalam keadaan lurus

- Perkenaan bola pada

bagian proximal tangan yaitu di atas

pergelangan tangan

- Sudut antara lengan

dengan badan sekitar 450

3 Sikap

Akhir

- Setelah lengan

mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan

- Selanjutnya segera

mengambil posisi siap kembali

- Ayunkan lengan ke

depan tidak melebihi sudut 900 dengan

bahu/badan

- Pandangan tetap ke arah

jalannya bola Jumlah Skor

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Taman Siswa Binjai yang dilaksanakan dilapangan merdeka Binjai Beralamat Di Jalan Sudirman Binjai, saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dimana penelitian ini dilaksanakan dari dua siklus dan pada setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi berupa tes passing bawah bola voli.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa

Binjai

No Pelaksa

naan

Aspek Penilaian Juml

ah Sikap Permulaa n Sikap Perkenaan Sikap Akhir 1 Pree-Test Jumlah = 112 Rata-rata= 3,03 Jumlah = 79 Rata-rata= 2,14 Jumlah = 78 Rata-rata= 2,11 Juml ah = 269 Rata-rata= 7,27 2 Siklus I Jumlah = 126 Rata-rata= 3,41 Jumlah = 94 Rata-rata= 2,54 Jumlah = 82 Rata-rata= 2,22 Juml ah = 302 Rata-rata= 8,16 3 Siklus II Jumlah = 129 Rata-rata= 3,49 Jumlah = 117 Rata-rata= 3,16 Jumlah = 107 Rata-rata= 2,89 Juml ah = 352 Rata-rata= 9,51 Berdasarkan hasil analisis data

yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari pree-test (melalui penerapan metode VAK) ke siklus I dan meningkat lagi ke siklus II. Dari hasil analisis data juga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes awal masih sangat rendah. Maka untuk meningkatkan hasil belajar tersebut diterapkan metode VAK dengan harapan kesulitan-kesulitan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dapat diatasi. Dari data analisis juga diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil belajar I menggunakan metode VAK masih rendah (belum tercapai tingkat

(7)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

ketuntasan secara klasikal). Yaitu dengan nilai rata-rata tes hasil belajar I adalah 68,02. Dengan tingkat ketuntasan belajar 62,16% atau hanya 23 orang siswa yang tuntas.

Pada tes hasil belajar II nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 79,28. Dengan tingkat ketuntasan 86,49% dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu sebesar 11,26. Dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 24,33%. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dengan Metode VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok passing bawah bola voli pada siswa kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013.

SARAN

Bertolak dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan, yaitu:

1. Sangat perlunya memperhatikan kemampuan awal siswa sebelum mengadakan pembelajaran agar dapat memilih tindakan yang tepat bagi siswa pada saat pembelajaran, karena salah satu penyebab tidak berhasilnya pencapaian tujuan

program pengajaran yang

direncanakan adalah kurangnya pengetahuan untuk memilih yang akan digunakan sehingga anak didik tidak dapat mencapai tujuan pengajar.

2. Aktifitas belajar siswa sangat perlu diperhatikan untuk memfokuskan siswa pada pembelajaran.

3. Kepada Mahasiswa FIK UNIMED yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. Hendaknya untuk dapat lebih menggunakan metode VAK yang tepat sehingga hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.

(8)

STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017

DAFTAR PUSTAKA

Arma Abdullah. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Bloom, Benyamin S. 1975. Taxonomi Of Educational Objective dalam Supriyono.2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Lutan. 2000. Supervisi Pendidikan Jasmani. Depdiknas.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Suryosubroto. 2011. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta.Jakarta

Gambar

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa  Kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Hampir setiap hari tentunya kamu berkaca di depan cermin yang ada di kamarmu. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut. Bayangan semu adalah bayangan yang dapat kita lihat

II-29 Pimpinan Pekerja Bagian Penghalus Tangkai Sapu Pekerja Bagian Pengulir Tangkai Sapu Pekerja Bagian Pembentuk Ujung Sapu Pekerja Bagian Membungkus Tangkai Sapu

penelitian mengenai imunisasi di Medan Tuntungan, dan berangkat dari fakta bahwa cakupan imunisasi desa/kelurahan di Sumatera Utara masih rendah, peneliti

Berdasarkan.hasil uji hipotesis ke 3 didapatkan r hitung 0,542 > dari r tabel 0,244 dengan demikian hipotesis ke 3 yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu

Jika kita membuat aplikasi yang bisa membaca standard output, maka keluaran dari perintah Linux apa saja bisa ditayangkan di dalam aplikasi kita.. Artinya, tidak perlu membuka

Hal ini dapat terjadi dengan atau tanpa dapat dilihat secara langsung pada permukaan kayu hingga pada suatu kondisi dimana struktur kayu tersebut betul-betul mengalami kerusakan