1
PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
SISWA KELAS VIII SMPN 6 PARIAMAN Yovi Lismana1), Villia Anggraini2), Anny Sovia2) 1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
2)
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
The rationale of this reseearch was the students’ low understanding on Mathematics concept in class VIII of SMPN 6 Pariaman. This research was intended to reveal whether the use of Risky Business Technique could improve the students’ mathematics conceptual understanding better. This was a pre-experimental study which applied one shot case study. The instrument of the research was an essay posttest whose reliability was 0.81. The data obtained were analyzed by using t-test. The result of hypothesis test showed thhat the value of t0.05/2 was 2.060 indicating that the hypothesis was accepted. Hence, the use of
Risky Business Technique gave better effect on the students’ mathematics conceptual understanding.
Key Term:Mathematics Conceptual Understanding, Risky Technique
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia.
Pentingnya matematika membuat
pemerintah selalu berupaya
meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Menurut Nikson yang dikutip oleh Muliyardi (2002: 3): “pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa dalam
mengkonstruksikan konsep-konsep
atau prinsip-prinsip matematika
dengan kemampuannya sendiri
melalui proses internalisasi sehingga konsep dan prinsip itu terbangun kembali”.
Keberhasilan siswa dalam
mempelajari matematika dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap
pemahaman konsep, pemecahan
masalah, dan komunikasi (Shadiq 2009: 10). Jelas sekali pemahaman konsep disini sangat diperlukan untuk
mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Pemahaman konsep adalah
kesanggupan dalam penyerapan arti suatu materi yang dipelajari yang merupakan suatu ide abstrak agar
2
dapat menggolongkan suatu objek atau kejadian.
Kenyataan dilapangan pemahaman
konsep matematis siswa masih
rendah.
pemahaman konsep siswa
disebabkan karena siswa kurang berminat dan termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Selain itu strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi, sehingga siswa cepat bosan. Jika siswa cepat bosan maka konsep dasar
yang terkandung dalam materi
pelajaran tidak dikuasai dengan baik, sehingga menghambat siswa dalam menjawab soal, yang akhirnya hasil belajar siswa menjadi rendah.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembagan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
lebih menenkankan pada aspek
pengetahuan dan standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi.
Kurikulum 2013 telah
diimplementasikan pada tahun
pelajaran 2013/2014 termasuk kelas VIII jenjang SMP. Elemen perubahan
kurikulum dilakukan pada empat
komponen, yaitu: a) standar
kompetensi lulusan, b) standar isi, c) standar proses, dan d) standar
penilaian. Dengan demikian
perubahan akan terjadi penyesuaian beban belajar, penguatan proses, ekstrakuler dan perluasan materi, pendalaman, penataan pola pikir dan tata kelola.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Menurut Abdul Majid (2014:99) “Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam
pembelajara semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan dan mencipta.
Oleh karena itu, dituntut kreativitas seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran mudah dimengerti dan konsep dasar yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Salah satu
3
strategi yang diperkirakan dapat
digunakan adalah dengan
menggunakan penerapan Teknik
Bisnis Berisiko.
Bisnis Berisiko merupakan suatu nama dalam strategi pembelajaran, yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan dadu (Ginnis 2008: 109). Fungsi dadu disini adalah untuk menentukan kelompok yang akan menjawab soal-soal dengan indikator pemahaman konsep. Soal disajikan oleh guru dengan menggunakan media berbentuk kartu, yang bagian depannya diberi tanda dengan huruf A, B, C,.... dan bagian belakang kartu ditulis soal. Pengaruh acak dari dadu
membuat siswa lebih berusaha
memahami materi yang diajarkan.
Selain itu menyenangkan dan
umumnya memberi motivasi bagi siswa (Ginnis 2008: 110).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman konsep
matematis siswa dengan menerapkan Teknik Bisnis Beresiko lebih baik
daripada pemahaman konsep
matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
Penelitian relevan telah dilakukan oleh Defni Arita (2006) dan diperoleh
hasil belajar siswa dengan
menggunakan Teknik Bisnis Beresiko lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Oleh karena itu penulis
berhipotesis pemahaman konsep
matematis siswa dengan menerapkan Teknik Bisnis Beresiko lebih baik.
METODE PENELITIAN
Untuk menjawab permasalahan di
atas telah dilakukan penelitian
eksperimen pada tanggal 15 April
sampai dengan 11 Mei 2015. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 6 Pariaman Tahun Pelajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel random terhadap
subjek, terpilih kelas VIII1 sebagai
kelas ekperimen.
Instrumen penelitian ini yaitu tes akhir dengan indikator pemahaman
konsep. Penilaian pemahaman konsep
dilakukan menggunakan rubrik
holistik. Menurut Iryanti (2004: 13) “Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan.
Hasil uji coba instrumen
menunjukkan bahwa semua soal diterima dengan reliabilitas = 0,81. Menurut Arikunto (2010: 228) jika didapat nilai reliabilitas sama dengan
4
atau lebih besar dari ttabel berarti tes
pemahaman konsep yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah
reliabel. Teknik analisis data
menggunakan uji t untuk mengetahui
hipotesis diterima atau ditolak.
Kriteria pengujian didasarkan pada kriteria yang dikemukakan Syafriandi (2001: 4)
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kelas diperoleh data seperti Tabel 1.
Tabel 1.Perhitungan Rata-rata ( ), simpangan baku (S),
skor tertinggi ( ),
skor terendah ( ) tes
akhir kelas sampel
Nilai
Tes Akhir 78,77 100 37,5
Nilai Ujian Semester 1
59,84 85 28
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata pada tes akhir lebih tinggi dari nilai Ujian Semester 1. Nilai tertinggi nilai tes akhir adalah
100 dan nilai terendah 37,5
sedangkan nilai tertinggi Ujian
Semester 1 yaitu 85 dan nilai terendahnya 28.
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran dengan
menerapkan Teknik Bisnis Beresiko membuat siswa lebih bersemangat. Siswa terus memperhatikan konsep-konsep yang diterangkan guru. Siswa memiliki rasa tanggungjawab dalam mengerjakan soal-soal yang di dapat kelompok mereka masing-masing.
Siswa saling bekerjasama dan
semangat mempresentasikan jawaban jika mereka ditunjuk oleh angka dadu yang keluar.
Berdasarkan lembar jawaban siswa
kelas eksperimen yang
berkemampuan tinggi pada Gambar 1 siswa sudah mampu menyatakan
ulang sebuah konsep dan
mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah serta memperoleh hasil akhir dengan tepat sehingga, skor yang diperoleh pada soal 4 adalah 18. Jadi jumlah skor yang dikumpulkan merupakan skor yang tertinggi.
Gambar 1. Contoh lembar jawaban tes akhir kelas eksperimen
5
Berdasarkan lembar jawaban siswa
kelas eksperimen yang
berkemampuan sedang pada Gambar 2 siswa sudah mampu menyatakan
ulang sebuah konsep dan
mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah tapi ada jawaban yang kurang tepat atau yang tertinggal, skor yang diperoleh adalah 9.
Gambar 2. Contoh lembar jawaban tes akhir kelas eksperimen
Berdasarkan lembar jawaban siswa yang berkemampuan rendah pada
Gambar 3 siswa belum bisa
menyatakan ulang sebuah konsep dan
mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah, skor yang diperoleh 0, sedangkan skor maksimumnya adalah 12.
Gambar 3. Contoh lembaran jawaban tes akhir kelas eksperimen
Selama melakukan penelitian ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu
pada pertemuan pertama guru
kesulitan menyuruh siswa duduk
dengan kelompok yang telah
ditentukan. Apalagi kelompok yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, mereka hanya ingin sekelompok dengan teman dekat mereka saja. Selanjutnya siswa kesulitan bekerja sama dengan anggota kelompok. Siswa yang berkemampuan tinggi ingin satu kelompok dengan siswa yang berkemampuan tinggi pula, Namun hal ini dapat diatasi dengan memberi tahu siswa manfaat yang bisa diperoleh dari diskusi kelompok itu sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian hipotesis
disimpulkan pemahaman konsep
matematis yang dilakukan pada kedua kelas sampel, dapat disimpulkan
bahwa pemahaman konsep matematis
siswa dengan menggunakan Teknik Bisnis Beresiko lebih baik .
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2010).
6
Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arita, Defni. (2006). Penerapan
Teknik Bisnin Berisiko dalam
proses pembelajaran
matematika siswa kelas VII
SMPN 3 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi tidak diterbitkan.
STKIP PGRI Sumbar
Ginnis, Paul (2008). Trik & Taktik
Mengajar: Strategi
Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indekx
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk
Kerja. Yogyakata: Depdiknas.
Lie, Anita. (2002). Cooperative
Learning. Jakarta: Gramedia
Widiarsana Indonesia.
Majid, Abdul. (2014). Implementasi
Kurikulum 2013.
Bandung:Interes Media.
Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran
Matematika. Yogyakarta.