• Tidak ada hasil yang ditemukan

prime mover pembangunan ekonomi Provinsi NTB, terutama dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "prime mover pembangunan ekonomi Provinsi NTB, terutama dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sebagai provinsi kepulauan, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup besar. Dengan luas perairan laut sebesar 29.159,04 km2 (59,13 %) yang lebih luas dari wilayah

daratannya yang sebesar 20.153,15 km2(40,87 %), Provinsi NTB mempunyai

ekosistem perairan yang terbilang lengkap seperti perairan laut pelagis, laut demersal, ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil yang kaya akan terumbu karang, padang lamun, mangrove hingga perairan umum seperti waduk, danau, sungai dan embung yang berlimpah sumberdaya perikanan dan kelautan. Oleh karenanya di Provinsi NTB dapat dikembangkan kegiatan perikanan tangkap di laut dan perairan umum, perikanan budidaya laut, air payau dan air tawar, pengolahan produk hasil perikanan dan kelautan, tambak garam, konservasi dan wisata bahari, hingga pemanfaatan sumberdaya laut dalam sebagai bahan kosmetik, obat-obatan maupun industri.

Berdasarkan potensi sumberdaya tersebut diatas, maka sudah sewajarnya jika sektor kelautan dan perikanan dijadikan sebagai salah satu prime mover pembangunan ekonomi Provinsi NTB, terutama dalam rangka mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia yang menyatakana bahwa laut adalah masa depan bangsa serta tiga pilar pembangunan nasional yaitu: Kedaulatan (sovereignty), keberlanjutan (sustainability) dan Kesejahteraan (prosperity).

Pada sisi yang lain Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 telah mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk :

1. Meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan; 2. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara;

(2)

3. Mendorong perluasan kesempatan kerja;

4. Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan; 5. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya ikan;

6. Meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing;

7. Meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan; 8. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan

ikan dan lingkungan sumberdaya ikan; dan

9. Menjamin kelestarian sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan tata ruang.

Sedangkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 menyatakan bahwa tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah :

1. Melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem ekologinya secara berkelanjutan;

2. Menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil; 3. Memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta

mendorong inisiatif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil agar tercapai keadilan, keseimbangan, dan berkelanjutan, dan

4. Meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat melalui peran serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.

Oleh Karena itu, agar pembangunan sektor kelautan dan perikanan di provinsi NTB dapat dipertanggungjawabkan dan untuk menerangkan kinerja yang meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB serta untuk memenuhi tujuannya dan terintegrasi dengan system perencanaan pembangunan

(3)

daerah maupun nasional dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, maka dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2015 ini disajikan hasil pelaksanaan Program dan kegiatan yang telah dikerjakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, baik yang bersumber dari APBD, APBN (Dekonsentrasi) dan Tugas Pembantuan (TP). 1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai suatu lembaga pemerintah yang bertanggungjawab melaksanakan berbagai tugas pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan diharapkan mampu turut mewujudkan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun kedudukan, tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 8 Tahun 2011 tanggal 17 Oktober 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur No. 23 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :

1. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kelautan dan perikanan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.

2. Dalam menyelenggarakan tugas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB menyelengggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan;

b. Perencanaan program dan kegiatan bidang kelautan dan perikanan; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

kelautan dan perikanan;

d. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kelautan dan perikanan;

(4)

e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kelautan dan perikanan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

1.3. Susunan Organisasi 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan bidang kelautan dan perikanan yang merupakan urusan pemerintahan Provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Sekretariat

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi Ketatausahaan, Umum, Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan dan Pemeliharaan kantor.

Sekretariat membawahi :

a. Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, perencanaan dan penyusunan program pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan pelaporan.

b. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.

c. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai melakukan urusan ketatausahakan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, keprotokolan di lingkungan Dinas.

(5)

3. Bidang Perikanan Budidaya

Bidang Perikanan Budidaya mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dan membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan dibidang perikanan budidaya yang meliputi usaha budidaya, pengembangan produksi, sarana dan prasarana, pembenihan dan kesehatan lingkungan. Bidang Perikanan Budidaya membawahi :

a. Seksi Produksi Perikanan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan dalam rangka standarisasi dan sertifikasi budidaya ikan; menyusun draf pola pengembangan budidaya perikanan; menyusun draf pelaksanaan pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembudidayaan ikan; mengembangkan sistem informasi geografis untuk pengembangan budidaya ikan.

b. Seksi Pembenihan dan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun draft petunjuk teknis dalam rangka produksi dan pengelolaan induk penjenis, induk dasar dan benih alam serta pelepasan dan penarikan varietas induk/benih ikan; melakukan pembinaan dalam rangka pemberdayaan pembenihan skala kecil khususnya Unit Pembenihan Rakyat (UPR); menyusun draf juklak pengawasan alat pengangkut, unit penyimpanan hasil produksi budidaya ikan dan unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya serta pelaksanaan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya; melakukan evaluasi status lingkungan dan melakukan upaya pengendalian dan rehabilitasi lingkungan hidup akuatik.

c. Seksi Usaha Budidaya mempunyai tugas menyiapkan bahan dan informasi dalam rangka investasi dan permodalan di bidang budidaya perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat; memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap pembudidayaan ikan dalam rangka pengembangan investasi; melakukan koordinasi dan pelaksanaan kerjasama kemitraan dan usaha pembudidaya ikan; memfasilitasi penanaman modal di bidang budidaya ikan baik melalui fasilitasi maupun non fasilitasi; melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan dan

(6)

pengembangan pemasaran hasil budidaya ikan; melakukan pembinaan dalam rangka akreditas lembaga sertifikasi pembenihan ikan.

4. Bidang Perikanan Tangkap

Bidang Perikanan Tangkap mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pengelolaan dan pengembangan pelabuhan perikanan; melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pengelolaan sumberdaya ikan dan pengembangan usaha penangkapan.

Bidang Perikanan Tangkap membawahi :

a. Seksi Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas menghimpun dan mengidentifikasi data fasilitas pokok dan fasilitas penunjang perikanan tangkap di pelabuhan perikanan; menyusun dan menganalisa rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan; menghimpun dan mengidentifikasi kebutuhan sarana perikanan tangkap di pelabuhan perikanan; membuat laporan pelaksanaan kegiatan.

b. Seksi Kapal dan Alat Penangkapan Ikan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan pembangunan kapal ikan; kebijakan pembuatan alat penangkapan ikan; kebijakan penggunaan alat bantu dan penginderaan jauh untuk penangkapan; standarisasi teknologi penangkapan; melakukan pembinaan nelayan lintas wilayah.

c. Seksi Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Usaha Penangkapan mempunyai tugas pengelolaan dan pemanfaatan perikanan; pelaksanaan estimasi stock ikan; fasilitasi kerjasama pemanfaatan sumberdaya ikan antar Kabupaten/Kota; kebijakan pemberdayaan nelayan kecil; kebijakan dan pelaksanaan penguatan perikanan tangkap. 5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2008 pasal 40 dirubah menjadi Perda Nomor 8 Tahun 2011 bahwa Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang Pengolahan dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan; melaksanakan sebagian tugas bidang usaha dan Pemasaran Hasil Perikanan; melaksanakan sebagian

(7)

tugas Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi dan kelembagaan.

Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, membawahi :

a. Seksi Pengolahan dan Pembinaan Mutu mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, menyiapkan bahan bimbingan teknis pengolahan dan pembinaan mutu hasil perikanan, melaksanakan kegiatan bimbingan teknologi pengolahan dan pembinaan mutu hasil perikanan;

b. Seksi Usaha dan Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, menyiapkan bahan bimbingan layanan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, melaksanakan bimbingan teknis usaha dan fasilitas promosi dan pemasaran hasil perikanan, memfasilitasi kerjasama kemitraan antara UMKM dan USB pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

c. Seksi Pengembangan Produk Nonkonsumsi dan Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan pengembangan produk hasil perikanan nonkonsumsi, menyiapkan bahan bimbingan penguatan kelembagaan kelompok dan dunia usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, menyiapkan bahan bimbingan teknis pengembangan produk hasil perikanan nonkonsumsi, melakukan pembinaan dan bimbingan teknis kelembagaan usaha produk hasil perikanan nonkonsumsi.

6. Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan; melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang tata ruang pengelolaan laut,

(8)

pesisir dan pulau-pulau kecil; melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang kelautan dan perikanan.

Bidang Pengawasan dan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, membawahi :

a. Seksi Tata Ruang dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil mempunyai tugas menghimpun, mengidentifikasi data dan memfasilitasi studi penyusunan rencana umum tata ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; menghimpun, mengidentifikasi data dan memfasilitasi studi penyusunan rencana detail tata ruang kawasan perikanan; menghimpun, mengidentifikasi data dan memfasilitasi penyusunan rencana detail tata ruang kawasan perikanan (cagar alam/daerah konservasi); menghimpun dan mengidentifikasi potensi dan penamaan pulau-pulau kecil; merencanakan dan memfasilitasi pengembangan pemanfaatan potensi pulau-pulau kecil; memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan implementasi tata ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

b. Seksi Konservasi Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas menghimpun dan mengidentifikasi data pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam dan kekayaan laut lainnya; melaksanakan dan melakukan koordinasi pencegahan pencemaran, kerusakan sumberdaya ikan dan lingkungannya diwilayah pesisir dan laut; melaksanakan reklamasi pantai, mitigasi bencana alam dan kerusakan lingkungan diwilayah pesisir dan laut; melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut; melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam penyerasian riset kelautan dalam rangka pengembangan jasa kelautan.

c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan bidang perikanan dan kelautan serta juklak dan juknis khusus mengenai pengawasan dan sanksi hukum yang dapat diterapkan atas pelanggarannya; menyiapkan bahan konsep kebijakan pengawasan dan penerapan sanksi yang ideal berdasarkan ketentuan undang-undang perikanan dan kelautan yang berlaku; menyiapkan bahan konsep pengawasan terhadap pengelolaan

(9)

sumberdaya perikanan dan kelautan untuk tertib dan terpeliharanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi; membuat peta lokasi rawan kegiatan pelanggaran penangkapan ikan dan hasil laut lainnya untuk

memudahkan pengawasan dan upaya pencegahannya;

menyelenggarakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang pengelolaan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dengan menerapkan sistem kerja MCS dan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan melalui pemberdayaan SISWASMAS upaya kegiatan usaha pemanfaatan sumberdaya selaras dengan ketentuan yang berlaku; membina hubungan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan aparat penegak hukum supaya di dalam penegakan/penerapan sanksi hukum dapat diproses lebih cepat dengan sanksi hukum yang berat, sehingga mereka menjadi jera dan yang lain menjadi takut untuk melakukan hal serupa.

7. Jabatan Fungsional : a. Fungsional Perencana;

b. Fungsional Pengawas Perikanan; c. Fungsional Pengawas Benih;

d. Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan; e. Fungsional Arsiparis.

8. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) :

a. Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai (BPBPP) Sekotong; b. Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Aikmel; c. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Tanjung Luar;

d. Balai Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BLPMHP) Mataram;

e. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan Lombok;

f. Balai Kesehatan Ikan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (BKIKSDKP);

(10)

1.4 Personalia

Kondisi Sumberdaya manusia pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan, jabatan dan pendidikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan Golongan

Tabel 1

Golongan a B C D E (Orang)Jumlah

I - 3 4 - 7

II 7 53 18 4 - 82

III 14 58 18 43 - 133

IV 11 9 1 - - 21

Total 243

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB b. Berdasarkan Jabatan

Tabel 2

No Jabatan Jumlah (Orang)

1 Struktural

a. Eselon IIa 1

b. Eselon IIIa 12

c. Eselon IVa 35

2 Jabatan Fungsional 30

3 Non Struktural /Staf 165

Jumlah 243

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB c. Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3

No Pendidikan Jumlah (Orang)

1 S-2 16 2 S-1 / D IV 149 3 D III /SARMUD 7 4 D II -5 D I 1 6 SLTA 61 7 SLTP 5 8 SD 4 Jumlah 243

(11)

d. Tenaga Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat Keadaan s/d 31 Desember 2015

Tabel 4

No Tingkat Pendidikan APBD

1 S2

-2 S1 8

3 D III / Sarjana Muda 2

4 D II -5 D I -6 SLTA 6 7 SMP 1 8 SD 3 Jumlah 20

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 1.5. Lingkungan Strategis yang mempengaruhi.

Penyusunan perencanaan strategis sebagai awal penetapan kebijakan diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan regional. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis lingkungan strategis yang merupakan perpaduan antara kemampuan sumberdaya manusia dengan sumberdaya alam yang tersedia terutama guna pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan serta peningkatan kesejahteraan pembudidaya dan nelayan.

Beberapa Isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, antara lain adalah:

1. Adanya kerusakan lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP).

2. Masih rendahnya pemanfaatan potensi SDKP (terutama potensi perikanan budidaya dan perairan umum daratan).

3. Adanya kecenderungan tangkap lebih di perairan pantai. 4. Terbatasnya pengelolaan pesisir laut dan pulau – pulau kecil.

5. Masih terjadi IUU (Illegal, Unreported, uregulated) Fishing (terutama destructive fishing).

(12)

Analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari isu strategis di atas adalah sebagai berikut :

a. Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dan aktualisasi peran dari organisasi seperti yang tertuang dalam struktur organisasi tersebut diatas yang dapat mendukung organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Oleh karena itu analisis lingkungan strategis internal perlu dilakukan. Analisa lingkungan internal meliputi kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:

1. Kekuatan

- Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang cukup besar; - Kuantitas sumberdaya manusia cukup banyak;

- Prasarana perikanan tangkap dan budidaya cukup memadai; - Adanya 7 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi NTB;

- Kemampuan menghasilkan PAD;

- Adanya dukungan pembiayaan melalui APBD, APBN dan hibah

lainnya;

- Tersedianya sumberdaya manusia yang cukup memadai.

2. Kelemahan

- Kualitas tenaga teknis Perikanan belum sesuai dengan

kompetensinya;

- Sarana perikanan tangkap dan budidaya belum memadai; - Lingkungan kerja belum memadai;

- Kurangnya sarana dan prasarana pengawasan;

- Sarana operasional administrasi perkantoran belum memadai; - Kurangnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor;

- Masih terjadinya illegal fishing dan penangkapan ikan yang

merusak (destructive Fishing);

- Terjadinya konflik pemanfaatan ruang diwilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil;

(13)

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dan aktualisasi peran dari organisasi. Analisa lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman sebagai berikut :

1. Peluang

- Adanya kebijakan regulasi berupa Undang-undang, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah, peraturan gubernur, yang mendukung pembangunan Kelautan dan Perikanan;

- Tersedianya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk

menghasilkan dan mengembangkan produk yang mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif;

- Semakin mudahnya kelompok masyarakat mengakses informasi

yang dibutuhkan dan dapat membuka peluang dalam mengembangkan kegiatan usahanya.

2. Ancaman

- Kapasitas kemandirian petani dan nelayan dalam membangun

kelautan dan perikanan masih rendah;

- Integrasi program antar instansi terkait belum terkoordinir dengan

baik;

- Data dan informasi tentang Kelautan dan Perikanan untuk

menunjang pelaksanaan program kebijakan pemerintah terutama pengentasan kemiskinan belum akurat;

- Masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan pelaku usaha

dalam inovasi teknologi;

- Stabilitas harga komoditas pangan (Ikan) sulit dipertahankan

terutama pada saat Musim Barat.

(14)

Analisis ini dilakukan dengan mencermati hubungan antara faktor internal dan eksternal yang telah diuraikan tersebut diatas sebagai berikut :

1. Interaksi kekuatan dengan peluang

Dalam mencermati interaksi antara kekuatan dengan peluang yaitu mendayagunakan kekuatan yang dimiliki berupa sumberdaya manusia, saran dan prasarana untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam peningkatan pengembangan Kelautan dan Perikanan seperti peluang pasar dalam menjual produk hasil ikan. Peluang bantuan dari pihak luar dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembangunan Kelautan dan Perikanan dan Pemberdayaan Petani dan Nelayan serta pembinaan oleh instansi pemerintah/swasta. Melalui interaksi kekuatan dan peluang diharapkan kinerja dapat lebih efektif dan efisien.

2. Interaksi kekuatan dengan ancaman

Dengan kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal, efektif dan efisien untuk mengantisifasi segala ancaman yang dirasakan melalui pembinaan pelaku usaha, koordinasi dengan instansi terkait, sosialisasi dan fasilitasi dalam meningkatkan ketahanan pangan (ikan ) sampai tingkat rumah tangga perikanan

3. Interaksi kelemahan dengan peluang

Peningkatan kapasitas aparat/staf melalui pembinaan, pelatihan, pendidikan sehingga secara kelembagaan/institusi mampu memanfaatkan peluang dalam rangka peningkatan kinerja.

4. Interaksi kelemahan dengan ancaman

Memperbaiki kelemahan melalui pembinaan-pembinaan, pelatihan/ pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam mengeliminir kelemahan dan ancaman yang dihadapi sehingga dapat menunjang kinerja kelautan dan perikanan.

(15)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA 2.1 Perencanaan

Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran tahun 2015 adalah Rencana Strategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2013 – 2018 yang menunjang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018. Berdasarkan Rencana Strategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2013 – 2018, maka visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, adalah sebagai berikut :

2.1.1 Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Atas dasar pertimbangan kondisi, potensi dan hasil analisis lingkungan strategik yang diwarnai dengan kearifan daerah sebagai unsur-unsur pendukung maupun penghambatnya, maka visi pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :

“Mewujudkan Masyarakat Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB yang Maju”

Pada rumusan visi tersebut di atas, terdapat dua penggalan frasa utama yaitu:

Pertama adalah ”Masyarakat Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB“ yang mengandung arti bahwa masyarakat perikanan dan kelautan Provinsi NTB, khususnya nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar serta masyarakat pesisir lainnya merupakan obyek sekaligus subyek dari pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi NTB.

Kedua adalah “Maju” yang mengandung makna bahwa tujuan akhir (the ultimate goal) dari pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi

(16)

NTB berupa tercapainya masyarakat perikanan dan kelautan Provinsi NTB yang maju dan ditandai dengan meningkatnya pendapatan serta daya beli dengan cara pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara arif, bijaksana, efisien dan bertanggungjawab dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kualitas lingkungan sehingga pembangunan dapat berlangsung secara berkelanjutan (on a sustainable basis) dan berkeadilan (equitable basis).

Adapun rincian Misi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah:

1. Meningkatkan kemampuan pelayanan dan kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB;

2. Meningkatkan kesejahteraan nelayan;

3. Meningkatkan kemampuan pelayanan jasa kepelabuhanan perikanan wilayah Pulau Lombok;

4. Meningkatkan kemampuan pelayanan jasa kepelabuhanan perikanan wilayah Pulau Sumbawa;

5. Meningkatkan kemampuan penerapan dan perekayasaan teknologi penangkapan Ikan;

6. Meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan;

7. Meningkatkan kemampuan pelayanan penerapan teknologi budidaya ikan air tawar;

8. Meningkatkan kemampuan pelayanan penerapan teknologi budidaya ikan laut dan air payau;

9. Meningkatkan kemampuan pengendalian hama dan penyakit ikan; serta pemulihan sumberdaya kelautan dan perikanan;

10. Meningkatkan kesejahteraan pengolah dan pemasar produk perikanan dan kelautan;

11. Meningkatkan kemampuan pengendalian mutu dan keamanan pangan hasil perikanan dan kelautan;

12. Memelihara kelestarian dan daya dukung sumberdaya kelautan dan perikanan.

(17)

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi, maka pembangunan kelautan dan perikanan di NTB memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan akuntabilitas capaian kinerja keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi perkantoran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB;

3. Meningkatkan efektivitas perencanaan dan monitoring Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB;

4. Meningkatkan kuantitas produksi perikanan tangkap;

5. Meningkatkan kuantitas kapal perikanan ≥ 10-30 GT dan fasilitas pendukungnya;

6. Meningkatkan kapasitas pelabuhan perikanan;

7. Meningkatkan kapasitas pelayanan kapal perikanan yang sandar dan bongkar muat di pelabuhan perikanan wilayah Pulau Lombok;

8. Meningkatkan kuantitas sarana- prasarana pelabuhan;

9. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok;

10. Meningkatkan kapasitas pelayanan kapal perikanan yang sandar dan bongkar muat di pelabuhan perikanan wilayah Pulau Sumbawa;

11. Meningkatkan kuantitas sarana- prasarana pelabuhan;

12. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Pelabuhan Perikanan Pantai Teluk Saleh;

13. Meningkatkan efektifitas penerapan teknologi penangkapan ikan Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Tanjung Luar;

14. Meningkatkan kuantitas sarana- prasarana Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Tanjung Luar;

15. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Tanjung Luar;

16. Meningkatkan kapabilitas Panti Pembenihan Ikan yang memenuhi standard dan sertifikat CPIB;

(18)

17. Meningkatkan kapabilitas kelompok usaha pembudidaya ikan yang bersertifikat CBIB;

18. Meningkatkan kuantitas produksi perikanan budidaya;

19. Meningkatkan kapasitas produksi benih ikan air tawar Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar Aikmel;

20. Meningkatkan kuantitas sarana Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar Aikmel yang produktif;

21. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar Aikmel;

22. Meningkatkan kapasitas produksi benih ikan air payau Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai Sekotong;

23. Meningkatkan kapasitas produksi benih ikan laut Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai Sekotong;

24. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai Sekotong;

25. Meningkatkan kapabilitas pengendalian hama dan penyakit ikan penting Balai Kesehatan Ikan dan Konservasi SDKP;

26. Meningkatkan kapasitas pemantauan kawasan konservasi perairan daerah Balai Kesehatan Ikan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

27. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Balai Kesehatan Ikan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

28. Meningkatkan nilai produk perikanan dan kelautan non konsumsi; 29. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil olahan produk perikanan; 30. Meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat;

31. Meningkatkan kapasitas pengujian mutu Produk Perikanan dan kelautan pada BLPMHP Mataram;

32. Meningkatkan kapasitas pengendalian dan pengawasan mutu hasil Perikanan Pada BLPMHP Mataram;

33. Meningkatkan efektivitas penatausahaan Balai Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perikanan Mataram;

(19)

34. Meningkatkan efektivitas pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil terpadu;

35. Meningkatkan kapabilitas pelestarian dan pemulihan sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil;

36. Meningkatkan kapabilitas pengawasan perairan NTB dari kegiatan IUU Fishing.

Dari beberapa tujuan diatas sesuai dengan penetapan kinerja Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah antara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tahun 2015, sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan.

2. Meningkatnya penataan ruang dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan mensejahterahkan masyarakat.

3. Meningkatnya produksi perikanan budidaya. 4. Meningkatnya kesejahteraan nelayan.

5. Meningkatnya produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional melalui pasar luar negeri.

6. Tersedianya data dan informasi kelautan dan perikanan. 2.1.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Strategi yang digunakan untuk dapat mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan dijabarkan dalam rumusan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

A. Kebijakan

1. Peningkatan fungsi dan peran pelabuhan perikanan;

2. Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap; 3. Peningkatan jangkauan areal tambak yang dapat pasokan air; 4. Peningkatan jangkauan areal budidaya air tawar;

(20)

7. Peningkatan sarana pengolahan ikan;

8. Peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan; 9. Peningkatan prasarana pemasaran ikan;

10. Peningkatan IPTEK bidang Kelautan dan Perikanan;

11. Peningkatan akses informasi dan data perikanan dan kelautan;

12. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat perikanan dan kelautan;

13. Peningkatan penyerapan tenaga kerja;

14. Peningkatan kerjasama dengan lembaga keuangan; 15. Peningkatan jumlah paket bantuan sosial;

16. Peningkatan jumlah kelompok usaha;

17. Peningkatan distribusi produksi ikan yang dapat dikonsumsi; 18. Peningkatan peran lembaga profesi dan kemasyarakatan; 19. Peningkatan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan;

20. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan;

21. Peningkatan penataan ruang dan penegakan hukum dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan;

22. Peningkatan pemulihan ekosistem mangrove; 23. Peningkatan pemulihan ekosistem terumbu karang;

24. Peningkatan perlindungan sumberdaya kelautan dan perikanan. B. Program

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasana Aparatur; 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur;

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

6. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan Dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan;

(21)

8. Program Pengembangan Budidaya Perikanan ; 9. Program Pengembangan Perikanan Tangkap;

10. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan; 11. Program Pengembangan Aplikasi Teknologi Data dan Informasi.

C. Kegiatan

Untuk mengimplementasikan kesebelas program tersebut agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka pada tahun anggaran 2015 kegiatan-kegiatan pembangunan antara lain :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran meliputi: a. Penyediaan jasa surat menyurat;

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik; c. Penyediaan jasa administrasi keuangan;

d. Penyediaan alat tulis kantor;

e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;

f. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor; g. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; h. Penyediaan makanan dan minuman;

i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah; j. Penyediaan jasa administrasi dan teknis perkantoran. k. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke dalam Daerah. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasana Aparatur meliputi:

a. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor;

b. Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional. c. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor.

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur a. Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur.

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD;

(22)

5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah a. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah

6. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan

a. Pengawasan dan Penertiban illegal fishing

7. Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut Prakiraan Iklim Laut a. Pengembangan Kawasan Pesisir berbasis Mitigasi Bencana.

8. Program Pengembangan Budidaya Perikanan ;

a. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya 9. Program Pengembangan Perikanan Tangkap;

a. Pembinaan dan Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap

10.Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan; a. Pengembangan pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. b. Optimalisasi dan peningkatan fungsi laboratorium perikanan; 11. Program Pengembangan Aplikasi Teknologi data dan Informasi

a. Pengembangan sistem Data Statistik dan Informasi Kelautan dan Perikanan.

Kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bersumber dari Dana APBN Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP) Tahun Anggaran 2015 sebagai berikut :

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (DK)

a. Pembinaan Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan Keuangan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

b. Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan Penganggaran dan Monev Pembangunan Kelautan Perikanan.

2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap (DK)

a. Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan;

(23)

b. Pengembangan Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; c. Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien, Tertib, dan

Berkelanjutan;

d. Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil;

e. Pengelolaan Sumberdaya Ikan (SDI);

f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap.

3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap (TP) a. Pembangunan Kapal > 30 GT.

b. Pengelolaan Sumberdaya Ikan ( SDI )

4. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya (DK)

a. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidaya Ikan

b. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan

c. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidaya Ikan; d. Pengembangan Sistem Usaha Pembudidaya Ikan;

e. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya.

5. Program Peningkatan Produksi Budidaya (TP) a. Pengembangan Sistem Pembenihan Ikan;

b. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana pembudidaya Ikan. 6. Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (DK)

a. Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas; b. Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan;

c. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumberdaya Kelautan; d. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumberdaya Perikanan;

e. Peningkatan Operasional Pemantauan SDKP dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan.

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tehnis Lainnya Ditjen PSDKP

(24)

a. Fasilitas Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri Hasil Perikanan;

b. Fasilitas Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan c. Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi;

d. Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Sistem Usaha dan Investasi Perikanan;

e. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen P2HP.

8. Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan (TP)

a. Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri Hasil Perikanan.

b. Fasilitasi Pengembangan Produksi Pengolahan Hasil Perikanan.

9. Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (DK) a. Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis; b. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha. c. Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil;

d. Pendayagunaan Pesisir dan Lautan;

e. Penataan Ruang dan Perencanaan Pengelolaan wilayah Laut dan Pulau-Pulau Kecil;

f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen KP3K.

10.Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (DK).

a. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tehnis lainnya BKIPM

b. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. c. Pengembangan Sistem Manajemen Karantina Ikan, Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan. 2.2 Indikator Kinerja

Dalam rangka mewujudkan target kinerja tahun 2015 seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan telah menandatangani perjanjian kinerja dengan Gubernur Nusa

(25)

Tenggara Barat. Perjajian kinerja tersebut memuat target kinerja yang harus dicapai selama tahun 2015. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatkan efektivitas pengasan dan pengendalian sumberdaya kelautan

1. Jumlah naskah akademik rancangan Perda tentang pengawasan mutu hasil perikanan

1 Dokumen 2. Jumlah POKMASWAS yang aktif 129 Kelompok 2. Meningkatnya penataan ruang

dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan mensejahterahkan masyarakat

Jumlah rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

1 Dokumen

3. Meningkatnya produksi perikanan budidaya

1. Jumlah produksi perikanan budidaya 920.945 Ton 2. Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) 97,10 4. Meningkatnya kesejahteraan

nelayan

1. Jumlah produksi perikanan tangkap 147.921 Ton 2. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104

5. Meningkatnya produ perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional melalui pasar luar negeri

1. Jumlah produksi olahan hasil perikanan 140.240 Ton 2. Jumlah/tingkat konsumsi ikan 30,00

Kg/kap/thn 6. Tersedianya data dan informasi

kelautan dan perikanan

Jumlah buku data kelautan dan perikanan 50 Buku Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

(26)

Sesuai dengan Renstra Tahun 2013 - 2018 dan Perjanjian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2015 terdapat 6 (enam) indikator kinerja utama yang akan dilakukan evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis 1: Meningkatkan efektivitas pengawasan dan

pengendalian sumberdaya kelautan. Terdapat dua indikator, yaitu:

a. Jumlah Naskah Akademik Rancangan Perda tentang Pengawasan Mutu Hasil Perikanan

Tabel 6

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

b. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS)

Tabel 7

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

2. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya penataan ruang dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat. Terdapat satu indikator, yaitu:

a. Jumlah Dokumen Perencanaan Wilayah Pesisir dan Pulau–Pulau Kecil

Tabel 8

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

Kegiatan pada sasaran strategis 1 dan 2 tersebut di atas berperan sebagai tindakan konservasi yang mendukung aspek kualitas lingkungan hidup (indikator kinerja RPJMD No. 30).

3. Sasaran Strategis 3: Meningkatnya produksi perikanan budidaya. Dalam sasaran ini terdapat dua indikator sebagai berikut:

(27)

a. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

Tabel 9

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB b. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Tabel 10

Sumber data : Badan Pusat Statistik Provinsi NTB

4. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya kesejahteraan nelayan. Terdapat dua indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilannya dengan uraian sebagai berikut:

a. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

Tabel 11

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB b. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Tabel 12

S umber data : Badan Pusat Statistik Provinsi NTB

5. Sasaran Strategis 5: Meningkatnya produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional melalui pasar luar negeri.Terdapat dua indikator dengan uraian sebagai berikut:

a. Jumlah Produksi Hasil Olahan Hasil Perikanan

(28)

S umber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

b. Jumlah/Tingkat Konsumsi Ikan Perkapita Pertahun Masyarakat di Provinsi NTB

Tabel 14

Sumber data : Badan Pusat Statistik Provinsi NTB

Sasaran strategis 3 – 5 diatas mendukung indikator RPJMD No. 5 – No. 8 yaitu berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi non tambang (No.5), Pola Pangan Harapan (No. 6), Paritas Daya Beli Masyarakat (No.7) serta menekan angka kemiskinan (No.8).

6. Sasaran Strategis 6: Tersedianya data dan informasi kelautan dan perikanan. Pada sasaran ini terdapat satu indikator sebagai berikut:

a. Jumlah Buku Data Kelautan dan Perikanan

Tabel 15

Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

Capaian indikator kinerja tahun 2015 lainnya yang mempunyai pembanding pada Tahun 2014, yaitu:

1. Nilai Ekspor Hasil Perikanan

(29)

Sumber data : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi NTB

2. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) untuk Unit Pengolahan Ikan (UPI)

Tabel 17

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

3. Jumlah Sampel Produk Perikanan yang Diuji di Laboratorium

Tabel 18

S umber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

Sedangkan, untuk capaian indikator kegiatan yang tidak terdapat pembanding pada Tahun 2014, tetapi dilaksanakan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 19

No Indikator Kinerja Target Realisasi Realisasi

(%)

1 2 3 4 5

1 Sosilalisasi jenis ikan yang dilindungi dan terancam punah (Jenis)

3 3 100

2 Bantuan peralatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan kepada Pondok Pesantren di NTB (Jenis)

3 3 100

3 Konsolidasi dan sosialisasi data statistik (Orang)

20 20 100

Lanjutan...

(30)

4 BPBIAT Aikmel

b. Jumlah produksi benih dan induk/calon induk ikan air tawar (Ekor) Benih: 21.000.000 Calon induk: 10.500 Benih: 29.667.050 Calon induk: 25.044 141,27 238,51 c. Jumlah sarana produksi

pembenihan ikan air tawar (Kolam) 10 10 100

d. Jumlah SDM teknisi budidaya ikan

terlatih (Orang) 6 6 100

5 BPBPP Sekotong

Jumlah produksi benih perikanan pantai:

a. Jumlah induk tiram mutiara (ekor) 300 300 100

b. Jumlah larva tiram mutiara (Lembar) 300 300 100

c. Pendederan kerapu bebek (ekor) 1.000 1.000 100

d. Pembangunan rumah apung (unit) 1 1 100

6 PPP Labuhan Lombok

a. Jumlah produksi Es untuk nelayan (Balok/th)

22.166 33.883 152,86

b. Jumlah air bersih yang didistribusikan ke nelayan (Ltr/thn)

10.200.000 13.777.000 135,07 c. Jumlah perbaikan sarana kapal yang

dikerjakan (Unit/th)

400 399 0,99

7 BPPI Tanjung Luar

a. Jumlah kapal latih dan kapal penangkap ikan (Unit)

1 1 100

b. Jumlah nelayan yang dilatih dalam rangka peningkatan SDM (Orang)*)

30 90 300

Lanjutan...

1 2 3 4 5

(31)

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan a. Jumlah dan jenis penyakit ikan yang

teridentifikasi (Jenis)

5 5 100

b. Jumlah lokasi pengambilan dan pengujian sampel hama dan penyakit ikan se Pulau Lombok (Lokal)

5 5 100

10 PPP Teluk Saleh

a. Jumlah produksi es untuk nelayan*)

(Balok/th)

12.960 160 1,23

b. Jumlah distribusi air bersih untuk nelayan (Liter/thn)

36.000 41.000 113,89

c. Jumlah perbaikan mesin kapal yang dikerjakan**)(unit/thn)

20 10 50

11 Jumlah pendapatan nelayan (Rp) 1.950.640 2.548.935 130,67 12 Jumlah kawasan budidaya yang dapat

dikendalikan Hama Penyakitnya melalui surveillance (Kawasan)

5 5 100

13 Jumlah hari operasional Speedboat pengawas SDKP (hari)

15 100 666,67

14 Jumlah forum koordinasi antar aparat penegak hukum yang terselenggara (kali)

2 2 100

15 Jumlah tindak pidana kelautan dan perikanan yang disidik secara akuntabel dan tepat waktu (kasus)

2 2 100

16 Jenis ikan yang dilakukan perlindungan, pelestarian dan/atau pemanfaatannya (Jenis)

3 3 100

17 Jumlah dokumen laporan keuangan dan

barang wilayah (Dokumen) 2 2 100

*)Jumlah realisisasi kebutuhan es untuk nelayan di Teluk Saleh tidak mencapai target

disebabkan kondisi fisik pabrik es rusak.

**) Jumlah perbaikan mesin kapal di Teluk Saleh tiidak mencapai target dikarenakan

peralatan bengkel belum lengkap. Lanjutan...

(32)

18 Jumlah dokumen laporan keuangan dan barang wilayah (Dokumen)

2 2 100

19 Jumlah dokumen pembinaan dan koordinasi perencanaan, penganggaran dan monev pembangunan KP di provinsi (Laporan)

3 3 100

20 Laporan penerapan ISO 17025 pada laboratorium (Dokumen)

1 1 100

21 Jumlah Nilai investasi bidang P2HP (Milyar) 90,36 91,74 101,53 22 Jejaring/kemitraan kawasan konservasi yang

mendukung pengelolaan efektif (jejaring)

1 1 100

23 Jumlah petambak garam yang diberdayakan (Kelompok)

1 6 600

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 3.2 Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi dan analisis Akuntabilitas kinerja terhadap indikator Kinerja Pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi NTB pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Pada Tahun 2015 telah di susun naskah akademik rancangan Perda tentang pengawasan Mutu Hasil Perikanan, akan tetapi direkomendasikan oleh tim penyusun untuk tidak dilanjutkan proses legislasinya ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi NTB, dikarenakan adanya perubahan kewenangan sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

2. Jumlah POKMASWAS di Provinsi NTB sampai dengan tahun 2015 sebanyak 129 kelompok, meningkat 4 kelompok dibandingkan pada tahun 2014 yaitu 125 kelompok. Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat pengawas perikanan (POKMASWAS) ini memberikan dampak menurunnyaIUU Fishing(Tindak Pidana Pelanggaran Penangkapan Ikan) di wilayah perairan NTB.

3. Adanya kawasan konservasi perairan yang ditingkatkan sarana pengelolaannya dapat menunjang POKMASWAS dalam memantau kondisi

(33)

terumbu karang serta diharapkan sebagai media POKMASWAS untuk mengembangkan usaha ekonomi seperti menjadi pemandu wisata selam bagi turis yang cukup ramai dikawasan Gerupuk, Kabupaten Lombok Timur.

4. Tahun 2014 telah disusun Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP3K) Provinsi Nusa Tenggara Barat dan pada Tahun 2015 dilanjutkan dengan penyusunan dokumen awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K). Mengacu pada UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Jo UU Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengamanatkan pemerintah daerah wajib menyusun Dokumen Perencanaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RSWP3K, RZWP3K, RPWP3K dan RAWP3K).

5. Target produksi perikanan tangkap dan budidaya Provinsi NTB tahun 2015 sebesar 1.068.866,00 Ton, realisasinya 1.256.256,70 Ton atau sekitar 117,53%. Realisasi produksi pada Perikanan Tangkap mencapai 140,77% atau sebesar 208.226,70 Ton dari target sebanyak 147.921,00 Ton. Sedangkan pada perikanan budidaya realisasinya mencapai 113,80% atau sebesar 1.048.030,00 Ton dari target 920.945,00Ton. Terpenuhinya target produksi perikanan tangkap dan budidaya pada tahun 2015 dikarenakan diterapkannya program dan kegiatan yang mendukung realisasi produksi perikanan tangkap dan budidaya yaitu:

a. Program pengembangan perikanan tangkap (APBD):

- Pembinaan dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan

tangkap

b. Program pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap (APBN):

- Kegiatan pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat

(34)

- Kegiatan pengembangan pembangunan dan pengelolaan

pelabuhan perikanan

- Kegiatan pengembangan usaha penangkapan ikan dan

pemberdayaan nelayan skala kecil

- Kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan

- Kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis perikanan tangkap lainnya.

c. Program pengembangan budidaya perikanan (APBD):

- Kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan budidaya

d. Program pengelolaan sumberdaya Perikanan budidaya (APBN):

- Kegiatan pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan

pembudidaya ikan

- Kegiatan pengembangan sistem perbenihan ikan

- Kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana perikanan

budidaya

- Kegiatan pengembangan sistem produksi pembudidaya ikan - Kegiatan pengembangan sistem usaha perikanan budidaya

- Kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

teknis perikanan budidaya lainnya.

2. Realisasi produksi hasil olahan perikanan pada tahun 2015 mencapai 210.882,84 ton (118,13%) dari target sebesar 178.520 Ton hal ini karena adanya dukungan program/kegiatan di Kabupaten/Kota serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB tahun 2015 antara lain:

a. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan (APBD):

- Pengembangan pengolahan dan pemasaran produksi perikanan

b. Program pengembangan kapasitas BLPMHP Mataram (APBD):

- Optimalisasi dan peningkatan fungsi laboratorium pengujian dan

pengawasan mutu hasil perikanan

(35)

- Kegiatan fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran

dalam negeri hasil perikanan

- Kegiatan fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil

perikanan

- Kegiatan fasilitasi pengembangan produk hasil perikanan non

konsumsi

- Kegiatan fasilitasi pembinaan dan pengembangan sistem usaha

dan investasi perikanan

- Kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis P2HP lainnya.

3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan tahun 2015 memberikan pengaruh terhadap meningkatnya jumlah konsumsi ikan masyarakat Nusa Tenggara Barat dimana pada Tahun 2015 mencapai 31,75 kg/kapita/thn atau 105,83 % dari target 30,00 kg/kapita/thn.

Meningkatnya angka konsumsi ikan di Provinsi NTB, disebabkan antara lain dilaksanakannya Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) melalui kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS), lomba masak ikan, penguatan kelembagaan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) di setiap kota/kabupaten dan demonstrasi pengolahan ikan dengan menggunakan mobil Alih Teknologi Informasi (ATI) di seluruh Kabupaten/Kota di NTB.

4. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik Provinsi NTB tahun 2015, Indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) mencapai :

- Indeks Nilai Tukar Nelayan meningkat sebesar 106,79 atau mencapai 102,68% dari target 104,00. Hal ini menunjukkan bahwa indeks penerimaan (pendapatan) nelayan lebih tinggi dari pada indeks pengeluarannya.

(36)

- Indeks Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Provinsi NTB pada tahun 2015 yaitu 91,45 lebih rendah dibandingkan dengan pada tahun 2014 (93,90) terutama disebabkan meningkatnya harga pakan ikan dan sarana produksi budidaya ikan.

5. Pada Tahun 2015 dilakukan penyusunan buku data pokok kelautan dan perikanan yang memuat data dan informasi bidang kelautan dan perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah buku yang disusun sebanyak 50 buku sebagai salah satu sarana publikasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB.

6.Target nilai eksport perikanan pada tahun 2015 sebesar US$550,000 dan terealisasi sebesar US$ 2.189.555 atau sekitar 398,1% disebabkan karena meningkatnya permintaan eksport perikanan dari beberapa negara terutama untuk komoditas biji mutiara dan benih udang.

7.Meningkatnya jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dari tahun 2014 sebanyak 9 unit menjadi 18 unit pada tahun 2015 dikarenakan meningkatnya intensitas pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB terhadap UPI dan mulai timbulnya kesadaran UMKM dibidang pengolahan memahami akan arti pentingnya sertifikat kelayakan karena akan mempengaruhi kualitas mutu yang dihasilkan agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

8.Jumlah sampel yang diuji di Balai Laboratorium Pengendali Mutu Hasil Perikanan (BLPMHP) Mataram pada Tahun 2015 melebihi target mencapai 111,56% atau sebanyak 251 sampel dari target 225 sampel. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuaI Bn pengendalian mutu hasil perikanan di NTB, baik di unit produksi sampai di tempat pemasaran mengalami peningkatan.

3.3 REALISASI ANGGARAN

Pagu Anggaran yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB TA. 2015 berjumlah Rp. 63.773.377.600,- yang berasal dari

(37)

APBN Dekonsentrasi Rp. 12.211.590.000,- Tugas Pembantuan Rp.5.656.515.000,- dan APBD Provinsi adalah sejumlah Rp.45.905.272.600,. Dibandingkan Tahun 2014 jumlah anggaran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat naik menjadi 29,48% atau sebesar 14,5 M dari total Anggaran TA. 2014 sejumlah Rp. 49.251.179.000,-.

Rincian alokasi dan realisasi anggaran TA. 2015 tersebut tertera pada tabel berikut :

Tabel 20 N

o Uraian Anggaran(Rp)

Realisasi AnggaranSisa Keuangan

% Fisik Keuangan

(Rp) (%) (Rp)

A APBD

1 Belanja Tidak Langsung 17.632.650.859 16.742.446.045 94,95 100 890.204.814 2 Belanja Langsung 28.272.621.741 26.796.772.016 94,78 99,42 1.475.849.725 Total APBD 45.905.272.600 43.539.218.061 94,85 99,64 2.366.054.539

B APBN (Dekonsentrasi) 1 Perencanaan Kelautan dan

Perikanan 504.874.000 458.708.800 90,86 100,00 46.165.200 2 Perikanan Tangkap 2.634.822.000 2.530.651.230 96,05 100,00 104.170.770 3 Perikanan Budidaya 2.640.928.000 2.557.050.290 96,82 100,00 83.877.710 4 Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

1.186.700.000 1.165.085.900 98,18 100,00 21.614.100

5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

2.171.904.000 2.132.967.000 98,21 100,00 38.937.000 6 Kelautan, Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil 2.858.000.000 2.817.727.000 98,59 100,00 40.273.000 7 Badan Karantina Ikan,

Pengujian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

214.362.000 195.063.000 91,00 100,00 19.299.000

(38)

Lanjutan... No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi Sisa Anggaran Keuangan % Fisik Keuangan (Rp) (%) (Rp) C Tugas Pembantuan (TP) 1 Perikanan Budidaya 1.161.880.000 1.154.623.000 99,38 100 7.257.000 2 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 4.494.635.000 4.039.150.200 89,87 100,00 455.484.800 Total APBN TP 5.656.515.000 5.193.773.200 91,82 100,00 462.741.800 Total APBN Dekon +

APBN TP 17.868.105.000 17.051.026.420 95,43 100,00 817.078.580 Total APBD+ APBN DK

+ APBN TP 63.773.377.600 60.590.244.481 95,01 99,64 3.183.133.119 Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

Jumlah Rincian Anggaran APBD Tahun 2015 Berdasarkan Satuan Kerja sebagai berikut :

Tabel 21 No Program /Kegiatan AnggaranJumlah

Realisasi Sisa Anggaran

Keuangan (Rp) % Fisik% Keuangan(Rp) 1 Belanja Langsung 28.272.621.741 26.796.772.016 94,78 99,42 1.475.849.725 Dinas (induk) 22.132.369.741 21.127.043.639 95,46 99,55 1.005.326.103 BPBIAT Aikmel 1.627.596.000 1.588.920.995 97,62 100,00 38.675.005 BPBPP Sekotong 1.010.950.000 888.769.870 87,91 96,04 122.180.130 BPPI Tanjug Luar 571.665.000 550.822.900 96,35 100,00 20.842.100 KPP Lab. Lombok 1.595.540.000 1.500.875.564 94,07 100,00 94.664.436 PPP Teluk Saleh 472.545.000 348.448.473 73,74 100,00 124.096.527 BLPMHP 535.756.000 492.329.395 91,89 95,33 43.426.605 BKIKSDKP 326.200.000 299.651.180 91,83 100,00 26.638.820 2 Belanja Tidak Langsung 17.632.650.859 16.724.446.045 94,95 100,0 890.204.814 Total APBD 45.905.272.600 43.539.218.061 94,85 99,64 2.366.054.539 Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

(39)

Jumlah Rincian Anggaran APBN Tahun 2015 Berdasarkan Satuan Kerja sebagai berikut :

Tabel 22

No Program/Kegiatan AnggaranJumlah

Realisasi Sisa Anggaran Keuangan (Rp) % Fisik% Keuangan (Rp) 01 Perencanaan Kelautan dan Perikanan 504.874.000 458.708.800 90,86 100,00 46.165.200 A Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Lingkup KKP

504.874.000 458.708.800 90,86 100,00 46.165.200

02 Perikanan Tangkap 2.634.822.000 2.530.651.230 96,05 100,00 104.170.770 Program Pengembangan dan

Pengelolaan Perikanan Tangkap

2.634.822.000 2.530.651.230 96,05 100,00 110.756.370

03 Perikanan Budidaya 3.802.808.000 3.711.673.290 97,60 100,00 91.139.710 A Program Peningkatan

Produksi Perikanan Budidaya (DK)

2.640.928.000 2.557.050.290 96,82 100,00 83.877.710

B Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya (TP)

1.161.880.000 1.154.623.000 99,38 100,00 7.257.000

04 Pengawasan

Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

1.186.700.000 1.165.085.900 98,18 100,00 21.614.100

A Program Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

1.186.700.000 1.165.085.900 98,18 100,00 21.614.100

05 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

6.666.539.000 6.172.117.200 92,58 100,00 494.421.800

A Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan (DK)

2.171.904.000 2.132.967.000 98,21 100,00 38.937.000 B Program Peningkatan Daya

Saing Produk Perikanan (TP)

(40)

Lanjutan...

No Program/Kegiatan AnggaranJumlah Realisasi

Sisa Anggaran Keuangan

(Rp) % Fisik% Keuangan(Rp) 06 Kelautan, Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil

2.858.000.000 2.817.727.000 98,59 100,00 40.273.000 A Program Pengelolaan

Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

2.858.000.000 2.817.727.000 98,59 100,00 40.273.000

07

Badan Karantina Ikan, Pengujian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

214.362.000 195.063.000 91,00 100,00 19.299.000

A Program Pengembangan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

214.362.000 195.063.000 91,00 100,00 19.299.000

Total APBN 17.868.105.000 17.051.026.420 95,43 100,00 817.078.580 Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB

Secara umum seluruh kegiatan yang di programkan Tahun 2014 dan 2015 dapat direalisasikan dan dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut tercermin dari hasil realisasi capaian APBD pada tahun 2014 sebesar 94,31% dan fisik sebesar 99,80%. Sedangkan untuk APBN realisasi capaian keuangannya sebesar 81,64% dan fisik sebesar 84,46%. Pada tahun 2015 realisasi capaian keuangan APBD sebesar 94,85% dan fisik mencapai 99,64%. Sedangkan untuk APBN realisasi capaian keuangannya sebesar 95,43%dan fisik sebesar 100%.

Referensi

Dokumen terkait

(5) Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara sesuai

Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan oleh tanaman, terdiri dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda, mempunyai

Tabel 5.1 Pairwise Matrix kategori Harga untuk bahan baku Amino...70 Tabel 5.2 Normalized Matrix kategori Harga untuk bahan baku Amino...70 Tabel 5.3 Vector of

Hal ini sampel lempung yang digunakan dalam penelitian ini cocok untuk digunakan sebagai clay liner karena lempung tersebut mempunyai harga PI yang tinggi

Berdasarkanpembahasan pada bab-bab sebelumnya disimpulkan bahwa dalam novel The Guardian ditemukan jenis-jenis penolakan dalam ujaran langsung dan tidak langsung

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Penulisan hukum dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Usaha Parkir Apabila Terjadi Kehilangan Kendaraan Bermotor”, bertujuan untuk mengetahui

Dari tabel ANOVA diatas diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0,184, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka keputusan yang diambil dengan