PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI METODE STORY TELLING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL GERAK
PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
AJI REZA NUR SYAHBANI
NIM.115-14-021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya,maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari :
Nama : Aji Reza NurSyahbani NIM : 115-14-021
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
MENGGUNAKAN METODE STORY TELLING DAN MEDIA AUDIO
VISUAL GERAK KELAS V SEMESTER II MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, Pembimbing
iv
vi MOTTO
“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai ( dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras ( untuk urusan yang lain). Dan hanaya kepada
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
2. Ketua jurusan PGMI Ibu Peni Susapti M.Si.
3. Desen pembimbing Skripsiku bapak Sutrisna,S.Ag.M,Pd
4. Bapakku dan ibuku tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan doa,
nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.
5. KakakkuAdityaBayuNugrohoatas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku
sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
6. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan
membantu menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2014, khususnya jurusan pendidikan
viii
KATA PENGANTAR
ميح رلا نحم رلا للها مسب
Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini denganjudul “Peningkatan HasilBelajar IPS Materi
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekan Indonesia Menggunakan MetodeStory
Telling Dan Media Audio Visual Gerak Pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Aulad
Jombor Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”. Shalawat serta
salam penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di hari akhir kelak.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M. Pd.
3. Ketua jurusan PGMI IAIN SalatigaPeniSusaptiM,Si,
4. BapakSutrisnaS,Ag, M.Pd.. Selaku pembimbing skripsi yang dengan ikhlas
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Dr, Muh Saerozi M,Ag Selaku dosen pembimbing Akademik yang
telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan
ix
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
xi ABSTRAK
Aji Reza Nur Syahbani. 2018. Peningakatan Hasil Belajar IPS Meteri Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Menggunakan Metode Story Telling dan Media Audio Visual Gerak pada SiswaKelas V Semester II MI TARBIYATUL AULAD Jombor Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Sutrisna, S.Ag.,M.Pd
Kata Kunci :Hasil Belajar, IPS MetodeStory Telling
Penelitian ini merupakan upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Meteri Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada SiswaKelas V Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang. Pernyataan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metodeStory Telling dan Media Audio Visual Gerakdapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Meteri Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Menggunakan MetodeStory Tellingdan Media Audio Visual Gerak padaSiswaKelas V Semester II MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang TahunPelajaran 2017/2018, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
(action research) sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Keriteria Ketuntasan Klasikal.
xii DAFTAR ISI
BAGIAN AWAL
Halaman Sampul ... i
Halaman judul ... ii
Lembar Logo IAIN ... iii
Lembar persetujuan pembimbing ... iv
Pernyataan keaslian tulisan ... v
Pengesahan Kelulusan ... vi
Motto dan persembahan ... vii
Kata pengantar ... viii
Abstrak ... X Daftar isi ... Xi Daftar tabel ... xv
Daftar gambar... xvi
Daftar lampiran ... xvii
BAGIAN INTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 5
C. Tujuan penelitian ... 5
D. Hipotesis tindakan ... 6
xiii
F. Manfat penelitian ... 7
1. Secara teoritis ... 7
2. Secara praktis ... 7
G. Definisi Operasional 1. Hasil belajar ... 8
2. Belajar ... 8
3. Ilmu pengetahuan sosioal ... 8
4. Metode Story Telling ... 8
5. Media Audio visual gerak ... 9
H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian ... 9
2. Subjek Penelitian ... 10
3. Tempat dan waktu penelitian ... 10
4. Langkah-langkah Penelitian ... 10
5. Teknik Pengumpulan Data ... 13
6. Instrumen Penlitian ... 14
7. Analisis Data ... 15
8. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil belajar ... 19
2. Pengertian belajar ... 20
xiv
4. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar ... 23
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPS) 1. Pengertian IPS ... 24
2. Fungsi IPS ... 25
3. Tujuan Pembelajaran IP ... 26
4. Ruang Lingkup IPS ... 27
5. Standarkompetensidankopentensidasar IPS ... 27
C. MateriPemebelajaran IPS 1. Peristiwa 10 November 1945 Surabaya ... 27
2. Bandung Lautan Api ... 30
D. Metode Story Telling E. Langkah-langkah Metode Story Telling ... 31
F. Media Audio Visual Gerak ... 32
G. Kajian pustaka 1. Temuan skripsi terdahulu yang memiliki kesamaan dengan H. judul peneliti ... 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umun Madrasah I. Letak Geografis MI TARBIYATUL AULAD Jombor ... 36
1. Profil sekolah ... 36
2. Data Guru Madrasah ... 37
3. Data Siswa Tahun Pelajaran ... 38
xv
B. Subjek Penelitian ... 38
C. Waktu Penelitian ... 39
D. Diskripsi Pelaksanaan penelitian 1. Diskripsi Data Awal atau Pra Siklus ... 40
2. Deskripsi siklus I (perencanaan, pelaksanaan,pengamatan,refleksi) ... 40
3. Deskripsi siklus II (perencanaan, pelaksanaan,pengamatan,refleksi) ... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Pra Siklus 1. Analisis Data Pra Siklus ... 55
2. Analisis Data siklus I ... 57
3. Analisis Data siklus II ... 59
4. Hasil Anmtar Siklus ... 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Data Siswa... ... 34
2. Tabel 3.2 Data Nama Siswa Kelas V Madrasah…... ... 35
3. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus... ... 44
4. Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I... ... 46
5. Tabel 4.3 Data Nilai Siklus II... ... 48
6. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Dari Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II... ... 50
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas... ... 11
2. Gambar 4.1 Pra Siklus... ... 45
3. Gambar 4.2 Siklus I... ... 47
4. Gambar 4.3 Siklus II... ... 49
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6 RPP Siklus I dan II
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 9 Sampel Hasil Tes
Lampiran10 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran13 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 14 Dokumentasi
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar tidak
tertinggal dengan bangsa lain salah satu pendidikan tingkat Sd/Mi.
peningkatan mutu pendidikan sangat ditetukan oelh guru sebagai pendidik
dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain guru
merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan mutu Indonesia. Agar guru
menunaikan dengan baik maka terlebih dahulu harus memahami hal-hal yang
berhubungan proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara
eksplisit pada alenia keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai
sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak.
Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right 1948
pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa:
Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas,
paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib.
Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus
dapat diakses secara adil oleh semua (Wisudawati, 2017:1).
Untuk membangun masyarakat terdidik, masayarakat yang cerdas,
maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Maka
2
melinkan menata kembali sistem pendidikan yang ada dengan paradigma baru
yang lebih baik. Dengan paradigma baru, praktik pembelajaran akan digeser
menjadi pembelajaran yang lebih bertumpu pada teori kognitif dan
kontruktivisme (Annurrahman, 2013:2).
Menurut john Dewey dalam hasbullah (1999:2) pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
dan emosional ke arah alam dan sesame manusia. Sedangkan hasil belajar
yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik menyangkut
aspek kognitif,efektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegitan belajar.
Yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang di
nyatankan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes mengenal semjulah
pelajaran tertentu.
Hasil belajar adalah kemampuan siswa ketika siswa mengikuti suatu
pelajaran tertentu dan dimana peserta didik mampu atau berhasil dalam proses
belajar tersebut. Hasil belajar peserta didik harus di sertai dengan pendidkan
yang mampu dan salah satunya yaitu tentang pembelajaran IPS yang dimana
di sekolah dasar/ Madrasah.
Ilmu Pengrtahuan Sosial adalah ilmu yang di kembangkan oleh
manusia yang tidak lain adalah makhluk Allah SWT. Al-Qur’an adalah kalam
Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk dijadikan
3
manusia, ilmu pengetahuan tentu secara tersurat maupun tersirat sudah
didalam Al-Qur’an itu sendiri. Allah berfirman:
ْل ا َقَلَخ )( َقَلَخ ْى ِذَّل ا َكِّب ر ِمْس اِب ا رْقِا)ا(
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai program pendidikan yang
merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia
dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkuangan sosialnya dan yang
bahaya diambil dari berbagai ilmu social seperti: geografi, sejarah, ekonomi,
antropologi, sosiologi, politik, psikologi. IPS merupakn pembelajaran sosial
dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang di jabarkan secara ilmiah
dalam rangka memberikan wawasan kepada peserta didik khususnya di
tingkat sekolah dasar.
Sering terjadi permasalahan kepada siswa karena banyak peserta didik
sering tidak fokus dan kurang memahami dalam pembelajaran mata pelajaran
IPS. Selain itu dari segi pembelajaran guru belum maksimal, karena dalam
kegiatan belajar mengajar guru hanya menggunakan satu metode yaitu
ceramah. Dari berbagai karakteristik para siswa sulit memahami semua
cakupan pembelajaran IPS antara lain yaitu kurangnya minat baca dan
sebagaian siswa menganggap bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang
cukup sulit. Sehingga hasil belajar peserta didik masih rendah hanya 29.5%
siswa yang lulus dari jumlah 17 siswa.
Akan tetapi karena bahan belajar IPS yang cakupannya beragam dan
luas serta tuntutan kurikulum yang sarat dengan muatan yang harus di
4
mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar IPS dengan baik, menarik,
dan menantang minat belajar belajar peserta didik. Pada akhirya pembelajaran
ips dilaksanakan di kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten
Semarang.
Menurut hasil observasi guru IPS kelas V tersebut menyatakan bahwa
murid kelas V merasa jenuh terhadap materi yang di sampaikan guru karena,
materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia terlalu panjang
lebar. sehingga hasil belajar peserta didik masih banyak belum mencapai nilai
KKM yang sudah ditetapkan yakni 70. Oleh sebab itu, dari berbagai
permasalahan yang di temukan perlu adantya sebuah inovasi dalam
pembelajaran IPS dengan melihat hasil belajar IPS maka perlu meningkatkan
proses pembelajaran IPS yaitu deengan memilih metode dan media yang tepat
salah satunya adalah metode story telling dan media audio visual gerak.
Metode story telling adalah kegiatan menyampaikan cerita dari seorang
storyteller kepada pendengar dengan tujuan memberikan informasi bagi
pendengar sehingga dapat digunakan untuk mengenali emosi dirinya sendiri
dan orang lain, serta mampu melakukan problem solving. Media audio visual
gerak adalah media yang dapat digunakan menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette ( Drs.Syaiful
Bahri Djamarah dan Drs,. Aswan Zaim, 2006:124).
Dengan menggunakan metode story telling dan media audio visual gerak
Siswa dapat memahami materi yang di sampaikan guru dengan baik dan
5
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peningkatan hasil
belajar dapat di kaji melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode story telling dan media audio visual gerak yang menekankan pada
ketrampilan mendongeng guru dan siswa dalam bercerita untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdakaan Indonesia Kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yakni: Apakah penggunaan pembelajaran metode
Story Telling dan media Audio Visual gerak mata pelajaran IPS materi
perjuangan mempertahankan kemerdakaan Indonesia dapat meningkatan hasil
belajar siswa kelas V MI TARBIYATUL AULAD Jombor Tuntang
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk Mengetahui
pengunaan metode Story Telling dan Audio Visual gerak dapat meningkatan
hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdakaan Indonesia
kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang tahun
6 D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran Story Telling dan media Audio Visual Gerak dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V di MI TARBIYATUL AUALAD
Jombor Tuntang Kabupaten Semarang Tahu Pelajaran 2017/2018.
E. Indaktor Keberhasilan
Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk
dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian. Indikator
keberhasilan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut:
1. Secara individual: siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai
KKM ≥70
2. Secara klasikal: siklus akan berhenti apabila jumlah nilai siswa kelas
V secara keseluruhan dalam kelas telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70 Serta tercapainya ketuntasan
klasikal sebesar
7 F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Menambah informasi dan pengetahuan khususnya tentang metode
yang tepat dalam pembelajaran IPS pada Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tatbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
2. Secara Praktis
a. Bagi peserta didik
1) Peserta didik memperoleh pelajaran IPS kelas V MI Tarbiyatul
Aulad Jombor menjadi menarik dan menyenangkan dalam
memahami materi IPS sehingga dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
2) Meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dalam
menyampaikan gagasan atau ide dalam proses pembelajaran
b. Bagi Guru
Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat yang variatif dan inovatif
sehingga menambah wawasan mutu pembelajaran,
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya
8 G. Definisi Operasional
Agar dapat dipahami dari pengertian diatas, maka definisi dari
variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Menurut Agus Supriyono ( 2011:7) Hasil belajar adalah perubahan prilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
2. Belajar
Menurut Slameto dalam Hamdani (2011:20) Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam ineraksi dengan lingkungannya.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPS)
Pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan
suatau keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan dalam
lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosialnya dan yang bahannya
diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti, geografi, dejarah, ekonomi,
antropologi, sosiologi, politik dan psikologi ( Buchari Alma, 2003:148),
4. Metode Story telling
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan (Susan Zanti Arbi, 1993:28). Metode story telling adalah kegiatan
menyampaikan cerita dari seorang storyteller kepada pendengar dengan
9
untuk mengenali emosi dirinya sendiri dan orang lain, serta mampu
melakukan problem solving Rita Diah Ayuni( 2013:121).
5. Media Audio visual gerak
Media Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Media audio visual gerak adalah media yang dapat
digunakan menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti
film suara dan video cassett ( Drs.Syaiful Bahri Djamarah dan Drs,.
Aswan Zaim, 2006:124).
H. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang peneliti tetapkan di atas adalah
penelitian tindakan kelas. Sedangkan prosedur yang peneliti lakukan dan
langkah-langkah penelitian tindakan kelas tersebut mengikuti
prinsi-prinsip dasar yang berlaku dalam tata tertib penelitian tindakan kelas yang
berlaku atau yang harus dilakukan.
Menurut Kunandar (2011:45) penelitian tindakan kelas adalah
sebagai suatu penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
10
pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu
dalam suatu siklus.
Jadi berdasarkan keterangan diatas, penelitian tindakan kelas
adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di
dalam kelasnya.
2. Subjek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas V
berjumlah 17 peserta didik di MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang
Kabupaten Semarang. Peneliti memilih kelas V karena banyak peserta
didk yang di kelas tersebut nilai mata pelajaran IPS belum mencapai
KKM.
3. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyaul Aulad Jombor
Tuntang Kabupaten Semarang pada bulan Mei semester II tahun pelajaran
2017/2018.
4. Langkah-langkah Penelitian
Di dalam penelitian tindakan terdapat empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan
penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan
Kelas (2014:50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai
11
a. Perencanaan
Secara matang dan teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan
yaitu:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat sekenario pembelajaran yang sesuai.
3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang direncanakan pada tahap satu, kegiatan
pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajran terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
dan penutup. Peneliti akan menggunakan metode pembelajaran Story
telling dan media audio visual gerak untuk mengajar. Pengamatan
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas
belajar siswa. Peneliti akan menggunakan teknik tes dan pengamatan
untuk melihat efek penggunaan metode Story Telling dan media Audio
Visual Gerak dalam proses pembelajaran.
c. Refleksi
Refleksi merupakan tahap untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan
dievaluasi. Hal ini dilakukan untuk menyempurna tindakan berikutnya.
Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana minat peserta
12
kelemahan dari tindakan yang sudah dilaksanakan, setelah itu mencari
solusi dalam mengatasi kelemahan tersebut. Selain itu refleksi dilakukan
untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan guru dalam penyajian
materi dan penguasaan didalam kelas, sehingga dapat menjadi bahan
evaluasi bagi guru agar dalam penyampaian materi dapat menjadi lebih
baik dalam pertemuan yang selanjutnya. Menurut Suyadi (2011:50)
13
Tahap 1 : Perencanaan, yaitu tahapan ini berupa menyusun rancangan
tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan banggaimana tindakan tersebut akan
dilakukan
Tahap 2 : Pelaksanaan, yaitu pada tahap ini rancangan strategi dan
skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Tahap 3 : Pengamatan, yaitu tahap ini peneliti melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Tahap 4 : Refleksi, yaitu tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data
yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya. (Suharsimi Arikunto
dkk, 2014:75-80)
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek
dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi,
2012:69).
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data
14
didik. kelas V MI Tarbiyatuil Aulad Jombor Tuntang Kabupaten
Semarang.
b. Studi Dokumentasi
Menurut Irawan dalam Sukandarrumidi, (2012:100), studi
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan
kepada subyek penelitian.
Dengan metode ini, peneliti gunakan untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi lingkungan sekolah, kelas, peserta didik,
dan hal-hal lain yang mendukung hasil penelitian.
c. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang di
berikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Adapun jenis
tes dalam penelitian adalah tes prestasi belajar, dan tes kecerdasan
(wijaya kusumah dan dedi dwitagama, 2010:78 ).
Dengan metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data
yang berupa nilai kognitf peserta didik baik berupa tes lisan maupun
tertulis.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang disiapkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V
15
c. Lembar Soal
d. Lembar pengamatan
7. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi
data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) tema apa yang dapat
ditemakan pada data, (2) seberapa jauh data dapat mendukung
tema/arah/tujuan penelitian. (suharsimi arikunto dkk, 2014:132).
Hasil belajar peserta didik dapat diketahui menggunakan nilai
ketuntasan belajar. Dalam menentukan ketuntasan peserta didik terhadap
indikator yang ditetapkan, dapat diperoleh dari hasil belajar. Untuk
mengetahui persentase ketuntasan per peserta didik dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Nilai = jumlah jawaban benar x 100%
Jumlah seluruh soal
Untuk mengetahui ketuntasan belajar kelas digunakan rumus sebagi
berikut :
Keteuntasan : jumlah peserta didik yang tuntas x 100%
16 I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang
diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Berlogo
d. Halaman Persetujuan Pembimbing
e. Halaman Pengesahan
f. Pernyataan Keaslian Tulisan
g. Motto dan Persembahan
h. Kata Pengantar
i. Abstrak
j. Daftar Isi
k. Daftar Tabel
l. Daftar Lampiran
2. Bagian inti
Bagian inti Skripsi PTK ini memuat: Pendahuluan, landasan teori,
17
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
E. Indikator Keberhasilan
F. Manfaat Penelitian
G. Definisi Operasional
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Penelitian
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
B. Ilmu Pengrtahuan Sosial
C. 10 November dan Bandung lautan api
D. Metode story telling
E. Media Audio Visual Gerak
F. Kajian Pustaka
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Aulad Jombor
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian akhir meliputi:
a. Daftar Pustaka
19
BAB II
LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan Kamus Besar Indonesia peningkatan adalah proses
perbuatan, cara meningkatkan usaha dan sebagainya. Berdasarkan
kesimpulan tersebut peningkatan adalah suatu proses perubahan
meningkat, yang berarti proses perubahan menjadi lebih baik. Sedangkan hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak
semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi
aktivitas belajar umumnya disetai perubahan tingkah laku (Aunurrahman,
2014:37).
Hasil belajar adalah kemapuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai
oleh siswa sangat erat kaitanya dengan belajar dan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebekumnya. (Sopiatin dan sohari
sahrani, 2011: 64)
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah
mengalami aktivitas belajar. Disekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari
penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang telah ditempuhnya
20
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
2. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepribadian ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. (Rahyubi, 2014:2)
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah
dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika sesorang melaksanakan
aktivitas sendiri, maupun didalam suatu kelompok tertentu.Belajar
merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar
bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82%
anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 4 tahun memiliki citra diri
yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri (Aunurrahman,
2013:33). Burton, dalam sebuah buku “ The Guidance of Learning
Avtivites”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkahlaku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkunganya sehingga mereka mampu berinteraksi
21
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu agar
memperoleh kepandaian atau ilmu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluran, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang
untuk melakukan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya ( Slameto, 2003:2).
Menurut Witherington (1952) dalam buku Dr Hamdani M.A belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai
pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, dan kecakapan. Menurut Fontana, seperti yang dikutip Udin
S. Winatapura, mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung
pengertian proses perubahan yang relatife tetep dalam perilaku individu
sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut hudoyo “belajar merupakan kegiatan bagi setiap
orang.Pengetahuan ketrampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap
seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar”.
Karena itu sesorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri
orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
22
Menurut Hamalik dalam ( Ahmad Susanto 2013:3) menjelaskan
bahawa belajar adalah modifikasi atau menperteguh perilaku melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses
suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan
demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal.
Dari berbagai pendapat di atas dapat di simpulkan bahawa belajar
merupakan perubahan tinhkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati,
menengarkan,meniru, dan sebagainya. Belajar akan lebih baik jika
subjek belajar mengalami atau melakukannya.
a. Ciri-ciri belajar
Ciri-ciri belajar dalam buku teori belajar dan pembelajaran ( Baharudin
dan Esa Nurwahyudi : 15) adalah sebagai berikut :
1) Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Hasil
belajar dapat diamati dari tingkah laku.
2) Perubahan perilaku relative permanen. Ini berti bahawa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetapi atau tidak berubah-ubah tetapi, perubahan tingkah laku
tersebut. Tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segala sdapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
23
5) Pengalaman atau latihan itu, dapat memberikan penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
b. Faktor yang mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di
bedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Baharudin
dan Esa Nurwahyudi 2008:19).
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yag berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu yang pertama, keadaan tonus jasmani.
Yang kedua, keadaan fungsi jasmani.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utam mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan
24
2) Faktor eksternal
menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi belajar dapat di golongkan menjadi 2 yaitu, faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Faktor lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial sekolah,
lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluraga.
b) Faktor lingkungan non sosial terdiri dari lingkungan alamiah,
faktor instrumental, dan materi pelajaran.
B. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
1. Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Pengertian IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah suatu program
pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya
mempersoalkan dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan
sosial, seperti greografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik,
dan psikologi ( Buchari Alma 2010:148).
Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu mata pelajaran yang
bersumber dari ilmu-ilmu sosial dan di padukan untuk kepentingan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Ilmu pengetahuan sosial atau
disingkat IPS merupan pelajaran di berikan mulai dari SD/MI/SLB,
SMP/MTS/SMPLB sampai SMA/MA/SMK. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
llmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan tidak hanya
25
membina siswa menjadi masyarakat dan warga Negara yang memiliki
tanggung jawab atas kesejahterahan bersama.
Secara sederhana IPS atau ilmu pengetahuan sosial dapat diartikan
sebagai perbaduan berbagai konsep atau materi ilmu-ilmu sosial yang
diramu untuk kepentingan program pendidikan dan pelajaran di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat. Dengan demikian IPS sangat penting
untuk mendidik siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan agar dapat mengambil bagian aktif dalam kehidupannya dan
sebagai anggota masyarakat dan warga Negara yang baik.
Dapat di simpulkan bahwa pengertian IPS adalahsuatu ilmu disiplin
sosial yang mencakup sangat luas tentang aspek politik, sosiologi,
ekonomi, budaya dan sejarah dan mempelajari hubungan atau interaksi
antara manusia dan di lingkungan masyarakat.
2. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial selain mempunya tujuan membentuk warga
Negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga fungsi aplikatif. Fungsi
yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sebagai pendidikan, selain itu
memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sosial dalam kehidupan
26 3. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
mengetahui masalah sosial yang terjadi di masyarakat, miliki mental
positif terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Dan bisa
trampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa di masyarakat. Tujuan
pembelajaran IPS dalam buku Ahmad Susanto, mutakin (1998)
merumuskan tujuan pembelajaran IPS sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat, atau
lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasra dan mampu menggunakan
metode dan diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahakan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis,selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
27
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ruang lingkup IP Suntuk SD/MI ( Rasimin 2012:34) sebagai berikut :
a. Manusia, tempat, dan lingkungan.
b. Waktu, berkelanjutan, dan perubahan.
c. System sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahterahan.
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS kelas V SD/MI.
Standar kompetensi dan kompensi dasar mata pelajaran IPS kelas V
SD/MI semester dua dalam stuktur kurikulum tingkat satuan pendidikan.
C. Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Peristiwa 10 November 19945 Surabaya
Kedatangan sekutu pada mulanya di sambut dengan sikap terbuka.
Harapan rakyat Indonesia, tentara Jepang yang selama ini sangat
mengganggu dapat dilucuti oleh sekutu. Akan tetapi kedatangan sekutu
yang di sertai dengan orang-orang NICA (Nederlands Indies Civil
Adminitration atau Pemerintahan sipil Hindia Belanda) akan
membangun kembali kekuasaan kolinial belanda. Sikap rakyat
Indonesia kemudian berubah menjadi curiga dan selanjutnya memusui
sekutu.
Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan sekutu di bawah
komando Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya.
28
Indonesia. Terutama, setelah pasukan ini menyerbu penjara republik
untuk membebaskan perwira-perwira sekutu yang ditawan pihak
republik.
Akibat tindakan sekutu tersebut, pada tanggal 28 Oktober 1945,
rakyat Indonesia menyerang pos-pos sekutu di Surabaya. Hanya dalam
waktu satu hari, pasukan sekutu dapat di hancurkan. Namun, pemimpin
republik segera memerintahkan penghentian tembak-menembak.
Sebaliknya, penghentian tembak menembak itu tidak dihormati oleh
pihak sekutu.
Dalam suatu kejadian, Brigjen Mallby ditemukan telah tewas. Hal
ini menyebabkan sekutu berani mengeluarkan ultimatum yang sangat
menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Bunyi ultimatum tersebut
adalah “ pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus
melapor dan meletakan senjatanya. Selnjutnya, mereka harus
menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas waktu
ancaman itu adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945”.
Tentu saja, ultimatum itu tidak di patuhi oleh rakyat Indonesia.
Sebaliknya, justru membakar semangat juang bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kehormatan sebagai bangsa yang merdeka.
Pada tanggal 10 November 1945, pecahlah pertempuran besar di
Surabaya, sekutu mengerahkan pasukan darat yang berkekuatan 10.000
– 15.000 tentaranya. Di samping itu, pihak sekutu mengarahkan
29
lain dari arah pantai Surabaya. Pasukan sekutu juga mengarahkan
pesawat tempur angkatan udara kerajaan Inggris, yakni RAF (Royal
Air Force).
Pertempuran Surabaya ini berlangsung sangat tidak seimbang.
Namun karena semangat juang, tekad untuk mempertahankan
kemerdekaan tidak dapat membuat para pejuang mundur atau
mengalah. Mereka justru semakin bergelora melawan sekutu yang baru
saja memenangkan dalam perang dunia II.
Sepanjang pertempuran, semangat juang bangsa Indonesia terus
dibakar oleh pemimpin perjuangan rakyat Surabaya, yakni Bung Tomo.
Dengan suaranya yang lantang, Bung Tomo membakar semangat dan
berseru: “maju terus pantang mundur! Allahu akbar! Allahu Akbar!”
suara Bung Tomo ini terdengar pula melalui radio-radio.
Pertempuran Surabaya ini berlangsung sampai awal bulan
Desember 1945 dengan ribuan pejuang yang gugur. Mereka rela
berkorban demi kehormatan dan kemerdekaan tanah airnya. Untuk
memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya yang mencerminkan
seluruh bangsa Indonesia, pemerintah kemudian menetapkan tanggal
10 November sebagai hari Pahlawan.
b. Bandung Lautan Api
Pasukan sekutu memasuki kota Bandung pada bulan Oktober
1945. Di Bandung, sekutu juga bersikap sewenang-wenang dengan
30
senjata hasil lucutan dari tentara Jepang. Selain itu juga, sekutu
meminta pihak pejuang dan rakyat meninggalkan kota Bandung.
Dengan alasan penjagaan keamanan. Ultimatum itu tidak dihiraukan
oleh para pejuang sehingga sering terjadi bentrokan dengan pihak
sekutu. Kota Bandung pun kemudian di bagi dua menjadi bagian utara
dan selatan yang dibatasi oleh rel kereta api.
Setelah ultimatum pertama tidak dihiraukan. Dating ultimatum
yang kedua pada tanggal 23 Maret 1945. Isinya meminta segera
mengosongkan seluruh kota Bandung. Pemerintah Republik Indonesia
di Jakarta memerintahkan agar ultimatum kedua dipatuhi oleh
masyarakat Bandung. Akhirnya, para pejuang yang tergabung dalam
TRI (Tentara Republik Indonesia) di Bandung dengan berat hati
meninggalkan kota Bandung menuju arah selatan yakni ke Balai Indah,
Dayeuhkolot, Soreang dan daerah lain di sekitarnya. Sebelum
meninggalkan kota Bandung, pejuang-pejuang Republik Melancarkan
serangan umum kearah posisi sekutu di Bandung utara. Pada tanggal
24 Maret 1946, mereka membakar semua bangunan dan barang yang
ada di kota Bandung bagian selatan. Mereka tidak rela jika Bandung
yang mereka bela dan cintai di duduki dan dikuasai oleh Sekutu secara
utuh. Lebih baik dibakar sampai habis daripada harus dikuasai musuh.
D. Metode Story Telling
Metode story telling adalah kegiatan menyampaikan cerita dari seorang
31
pendengar sehingga dapat digunakan untuk mengenali emosi dirinya
sendiri dan orang lain, serta mampu melakukan problem solving Rita Diah
Ayuni( 2013:121).
E. Langkah-langkah Proses Pembelajaran Story Telling
Proses pemebelajaran menggunakan metode Story telling pada
pembelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia sebegai berikut:
a. Guru mempersiapkan bahan materi yang akan di ajarkan kepada siswa.
b. Guru menayangkan flim pendek tentang peristiwa 10 November di
Surabaya dan Bandung lautan api.
c. Setelah itu guru menjelaskan sedikit tentang peristiwa 10 November di
Surabaya dan Bandung lautan api.
d. guru meminta siswa untuk maju kedepan satu per satu untuk
menjelaskan materi tersebut.
e. Setelah memahami hasil cerita syang dilakukan siswa, guru mulai
menjelaskan tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai.
f. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan :
a. Dapat menumbuh dan mengembangkan daya imajinasi anak.
b. Mengembangkan intelektual pada anak.
32
Kelemahan :
a. Seringkali kesulitan menyusun cerita.
b. Seringkali kesulitan menggunakan media.
c. Dapat membuat anak pasif.
d. Apabila media tidak menarik anak kurang aktif.
F. Media Audio visual gerak
Menurut Awang dalam Suwardi media adalah salah satu aspek
trpenting dari komunikasi dalam kehidupan manusia, perilaku, gaya hidup,
dan normal kehidupan (Suwardi 2017 : 226). Media Audio visual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual
gerak adalah media yang dapat digunakan menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassett ( Drs.Syaiful
Bahri Djamarah dan Drs,. Aswan Zaim, 2006:124).
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
a. Siswa mudah memahami materi yang di sampaikan guru.
b. Siswa tidak bosan dalam pembelajaran.
c. Siswa antusian dalam pembelajaran.
d. Kelemahan
a. Keterbatasan alat LCD di sekolah.
33
c. Listrik yang tidak stabil.
G. Kajian Pustaka
Temuan skripsi terdahulu yang memiliki judul yang sama. Untuk
melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kajian terhadap
penelitian-penelitain terdahulu yaitu :
Skripsi berjudul “ Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada
kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media
audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur yang ditulis oleh
Neneng Suryani Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan( FTIK) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014”.
Hasil penelitiannya adalah hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar IPS dengan media visual pada siswa kelas V di MI
Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur, hal ini terlihat dari hasil belajar yang
meningakat yaitu hasil rata-rata post test siklus I 64,67 dengan presentase
ketercapaian KKM 54,8% meningkat pada siklus II dengan rata-rata post test
72,74 dengan presentase ketercapaian KKM sebesar 74,2%.
Skripsi berjudul “ Peningakatan Kemampuan Menyimak Isi Cerita Story
Telling Melalui Media Bonekah Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas 1SD N Watu Bonang Kecamatan Tawangsari yang ditulis oleh Nur Fitria
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tahun 2013”
Hasil penelitian adalah hasil tindakan keelas ini menunjukan terjadinya
34
kemampuan menyimak siswa didalam siklusnya yaitu : pada saat pra siklus
siswa yang menyimak pembelajaran dengan baik sebesar 42,85% , pada siklus
I sebesar 57,14% pada siklus II mencapa 78,55%. b. meningkatkan hasil
belajar siswa yang berupa mengerjakan soal dengan benar yaitu pada presntase
ketuntasan pra siklus sebanyak 35,71%, siklus I presentase ketuntasan
mencapai 71,43% dan pada siklus II presentase ketuntasan mencapai 92,86%.
Skripsi berjudul” peningkatan prestasi belajar IPS menghargai tokoh
pahlawan dan peran tokoh alam mempertahankan kemerdekaan melalui media
audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan
Simo tahun ajaran 2014/2015. Di tulis oleh Syarifudin jurusan pendidikan guru
madrasah ibtidaiyah fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Salatiga
tahun 2015.
Hasil penelitian adalah 1) rata-rata siklus I adalah 56,5 dan ketuntasan
belajar 50% atau 10 siswa. 2) rata-rata siklus II adalah 65,5 dan ketuntasannya
belajaranya 75%. 3) rata-rata nilai siklus III adalah 83,5 dan ketuntasannya
90%.
Berdasarkan kajian pustaka diatas terdapat kesamaan dan perbedaan diatas.
Kesamaan yaitu sama-sama penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode tersebut hasil nya mengalami peningkatan. Perbedaannnya pada
skripsinya Neneng Suryani membahas tentang Peningkatan hasil belajar IPS
siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan
kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung
35
Menyimak Isi Cerita Story Telling Melalui Media Bonekah Pada Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1SD N Watu Bonang Kecamatan Tawangsari.
Setelah peneliti mengamati penelitian diatas dengan melihat hasil
penelitian tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang sama
dengan menggunakan metode Story Telling namun pada lokasi penelitian di MI
Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang dikarenakan melihat
hasil belajar siswa yang masih rendah sehinga mendorong peneliti melakukan
penelitian di sekolah tersebut yang kemudian peneliti memberi judul
Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan
Kemerdakaan Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang
36 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah
1. Letak Geografi MI TARBIYATUL AULAD Jombr
Penelitian ini dilaksanakan di MI TARBIYATUL AULAD Jombor
Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis ingin
memaparkan lokasi dilaksanakan penelitian ini. Hal ini penulis untuk
menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya
juga sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Secara
garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan jalan kampung dan Mushola
b. Sebelah barat berbatasan dengan perkarangan rumah bapak
Muslikin.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan gedung yayasan Ma’arif.
d. Sebelah utara berbatasan dengan perkarangan rumah bapak asari.
2. Profil Madrasah
a. Nama Sekolah : MI TARBIYATUL AULAD
b. Alamat Sekolah : JL. Jawa No.10 Jombor Kec.
Tuntang Kab. Semarang Provinsi Jawa Tengah
c. Nomer Hp : 087700487018
d. Yayasan Penyelengaraan : lembaga Pendidikan Ma’arif NU
e. Alamat Yayasan : Dusun Krajan Kec. Tuntang Kab.
37
f. NSM : 111233220074
g. NPSM : 60712901
h. Jenjang Akredetasi : Terakreditasi
i. Tahun Didirikan : 1959
j. Tahun Operasional : 1960
k. Piagam Pendirian : Departemen Agama Provinsi Jawa
Tengah (No: LK/3.c/163/pgm.MI/1978, Tertanggal 2 Januari 1978
l. Status Tanah : Milik yayasan/wakaf
m. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat/Akta
n. Luas Tanah : 971 m²
o. Luas Bangunan : 596 m²
p. Status Bangunan : Milik Yayasan
3. Data Guru Madrasah
a. Kepala Madrasah : Nur Hidayati S.Pd,i
b. Tenaga Pendidik : 10 Orang
c. Tenaga Kependidikan : 1 Orang
4. Data Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 3.1 Data Siswa tahun ajaran 2017/20018
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 I 7 11 18
2 II 8 19 27
38
4 IV 12 12 24
5 V 11 6 17
6 VI 13 9 22
Jumlah 61 64 124
5. Data Fasilitas Sekolah
a. Ruang Kepala Sekolah : 1
b. Ruang Guru : 1
c. Ruang Kelas : 6
d. Perpustakaan : 1
e. Mushola : 1
f. UKS : 1
g. WC : 3
B. Subjek Penelitian
Subjek yang dilakukan peneliti aadalah siswa kelas V MI Tarbiyatul
Aulad jombor yang berjumlah 17, terdiri dari 6 perempuan dan 11 laki-laki
pada tahun ajaran 2017/2018 tercatan sebagai siswakelas V MI Tarbiyatul
Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang. Adapun nama-nama siswa
yang menjadi subjek penelitian adalah sebahgai berikut:
Tabel 3.2Nama-nama Siswa kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor
Tahun ajaran 2017/2018
No Nama Jenis kelamin
1 Ahmad Sendi L
39
Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018 pada bulan
Mei 2018. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Observasi dilakukan 2 kali pada hari rabu, 18 April dan hari rabu, 25 April.
2. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada hari rabu, 9 Mei 2018.
3. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari rabu 16 Mei 2018
D. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini memaparkan gambaran kondisi kelas V MI Tarbiyatul
Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang. Sebelum dan sesudah
menerapkan metode story telling dan media audio visual gerak .
1. Diskripsi Data Awal atau Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti sebelum
melakukan penelitian di peroleh data kondisi pembelajaran pada siswa
kelas V di MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang
40
pasif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang selama ini di
terapkan guru masih monoton mengacu pada buku panduan guru. selain itu
siswa kurang antusias dalam pembelajaran, kurang memperhatikan
penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Data yang diperoleh bahawa hasil nilai ulangan harian sebelum
menerapkan metode story telling dan media audio visual gerak masih
banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM).
Adapun nilai KKM mata pelajaran IPS kelas V MI Tarbiyatul Aulad
Jombor Tuntang Kabupaten Semarang adalah 70.
a. Diskripsi Pelakasaan siklus 1
Penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 9 Mei 2018 di
kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun meteri yang di ajarkan pada siklus
1 adalah Peristiwa 10 November 1945 Surabaya. Pelaksaan penelitian
siklus 1 dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksaaan,
pengamatan, refleksi.
1) Perencanaan
Kegiatan ini meliputi :
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Menyiapkan media pembelajaran lcd proyektor, lap top.
c) Lembar pengamatan pembelajaran.
d) Dan alat yang mendukung jalannya pembelajaran.
41
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru memimta salah satu murid untuk memimpin doa sebelum
pelajaran di mulai.
c) Setelah selesai berdoa guru mengabsensi siswa.
d) Guru bertanya jawab dan bernyanyi “MAJU TAK GENTAR”
e) Guru Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang peristiwa 10 november di Surabaya.
f) Guru menanyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
g) Menjelaskan tentang peristwa 10 November 1945 di Surabaya
h) Tanya jawab tentang peristwa 10 November 1945 di surabaya..
i) Menayangkan film peristwa 10 November 1945 di surabaya.
j) Setelah selesai menonton film guru menyuruh siswa maju
kedepan satu per satu untuk menceritakan kembali film yang
telah di putarkan.
k) Setelah itu guru siswa membandingkan perkembangan dahulu
saat terjadi peristiwa 10 November di surabaya dengan sekarang.
l) Guru memberikan tugas individu ke siswa yang nanti akan di
kumpulkan.
m)melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
n) memfasilitasi peserta didik mencari informasi tentang peristiwa
42
o) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
peserta didik
p) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulkan.
q) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
r) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
s) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
t) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti untuk mengetahui keaktifan guru
maupun siswa dalam pembelajaran dengan metode story stelling
dan media audio visual gerak. Berikut hasil pengamatan dari
43
Pengamatan Guru Siklus 1
NO ASPEK YANG DINILAI SKALA PARTISIPASI
SB B C K
I. KEGIATAN AWAL
1 Guru mengucapkan salam. V
2
Guru memimta salah satu murid untuk memimpin doa sebelum pelajaran di
mulai. V
3
Setelah selesai berdoa guru
mengabsensi siswa. V
4
Guru bertanya jawab dan bernyanyi
“MAJU TAK GENTAR” V
5
Guru Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang
peristiwa 10 november di Surabaya. V
6
Guru menanyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai V II. KEGIATAN INTI
1 Menjelaskan tentang peristwa 10
November 1945 di Surabaya V 2 Tanya jawab tentang peristwa 10
November 1945 di surabaya.. V 3 Menayangkan film peristwa 10
November 1945 di surabaya. V
4
Setelah selesai menonton film guru menyuruh siswa maju kedepan satu per satu untuk menceritakan kembali film yang telah di putarkan.
V
5
Setelah itu guru siswa membandingkan perkembangan dahulu saat terjadi peristiwa 10 November di surabaya dengan sekarang.
V
6
Guru memberikan tugas individu ke siswa yang nanti akan di kumpulkan. V
7
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
44
8
memfasilitasi peserta didik mencari informasi tentang peristiwa 10 November di surabaya di perpustakaan.
V
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik V
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
V
III. KEGIATAN AKHIR
1
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
V
2
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
V
3
memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran; V
4
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
V
Keterangan:
Sangant Baik = SB cukup = C
45
Pengamatan siswa Pada Siklus I
NO ASPEK YANG DINILAI SKALA PARTISIPASI
SB B C K
I. KEGIATAN AWAL
1 Siswa menjawab salam. V 2 Siswa mebaca doa sebelum belajar V
3
Siswa mengacungkan tangan saat
mengabsensi V
4
Siswa bertanya jawab dan bernyanyi
“MAJU TAK GENTAR” V
5
Siswa menyimak penjelasan guru
tentang tema yang akan di ajarkan V
6
Siswa mendengarkan yang di
sampaikan guru V II. KEGIATAN INTI
1
Siswa menyimak penjelasan guru tentang peristwa 10 November 1945 di Surabaya
V
2 Siswa bertanya tentang peristwa 10 November 1945 di surabaya.. V 3 Siswa memperhatikan film peristwa
10 November 1945 di surabaya. V
4
Siswa satu per satu maju kedepan satu untuk menceritakan kembali film yang telah di putarkan.
V
5
Siswa mengerjakan tugas individu yang di berikan guru yang nanti akan di kumpulkan.
V
6
Siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan V
7
Siswa mencari informasi tentang peristiwa 10 November di surabaya di perpustakaan.
V
8
Siswa bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui peserta didik V
46
1 Siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran V
2
Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajran di pertemuan selanjutnya
V
3 Membaca doa penutup V Keterangan:
Sangat Baik = SB
Baik = B
Cukup = C
Kurang = K
4) Refleksi
Dalam penelitian siklus 1 dan pengamatan peneliti menemukan
beberapa catatan dan saran sebagai berikut:
a) Catatan:
(1) Dalam pembelajaran siswa belum mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik.
(2) Guru kurang keras dalam penyampaian materi.
(3) Dalam menjelaskan guru masih kurang dalam menguasai
keadaan kelas.
b) Saran
(1) Hendaknya guru memperhatikan siswa yang kurang aktif.
47
(3) Sebaiknya guru lebih mempersiapkan rencana pembelajaran
yang akan di laksanakan.
b. Diskripsi Pelakasaan siklus 2
Penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 16 Mei
2018 di kelas V MI Tarbiyatul Aulad Jombor Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun meteri yang di ajarkan
pada siklus 1 adalah bandung lauatan api. Pelaksaan penelitian siklus
2 dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksaaan,
pengamatan, refleksi.
1) Perencanaan
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Menyiapkan media pembelajaran lcd proyektor, laptop.
c) Lembar pengamatan pembelajaran.
d) Dan alat yang mendukung jalannya pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru memimta salah satu murid untuk memimpin doa sebelum
pelajaran di mulai.
c) Setelah selesai berdoa guru mengabsensi siswa.
d) Guru bertanya jawab dan bernyanyi “HALLO-HALLO