PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI MENGENAL JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI
MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN MEDIA KOMIK
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KALINANAS
KEC. WONOSEGORO KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AZIS MULYANTO
NIM: 115-14-128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI MENGENAL JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI
MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN MEDIA KOMIK
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KALINANAS
KEC. WONOSEGORO KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AZIS MULYANTO
NIM: 115-14-128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
MOTTO
Artinya: “....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku, Bapak Sapan dan Ibu Harmini yang selalu memberikan
semangat, doa dan dukungannya.
2. Edi Ali Setiyono kakakku yang selalu mengusahakan apapun untuk saya
ketika saya membuat skripsi ini.
3. Meila Setyo Anggriarti yang selalu menemani, membantu, mendukung dan
menyemangati saya dari awal hingga akhir skripsi ini selesai.
4. Dosen pembimbing Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si yang telah bersedia
untuk waktunya dalam membimbing saya sampai skripsi ini selesai.
5. Teman-teman seperjuangan skripsi (Rhiki, Mita, Gilang, Astri, Arum, Lia,
Zulfa dan Rica) yang tak henti-henti saling mendukung.
6. Teman-teman IAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji penulis haturkan kehadirah Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Mengenal Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi Melalui Metode Think Pair Share
dan Media Komik pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan
Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan
motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI;
4. Bapak Abdul Syukur, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan
skripsi ini;
5. Ibu Eva Palupi, S. Psi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya;
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis;
7. Kedua orang tua Bapak Sapan dan Ibu Harmini yang selalu memberikan
dukungan moral dan material;
8. Bapak Sutarno, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Kalinanas yang
9. Ibu Sri Suyatmi, S Pd SD selaku wali kelas V SD Negeri 2 Kalinanas yang
turut membantu dalam penelitian;
10.Seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanasyang telah mendukung dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian;
11.Teman-teman Starnet yang telah memberikan dukungan dan fasilitas; dan
12.Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo’a, Penyusun sangat menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Salatiga, 4 Juni 2018
Penulis,
AZIS MULYANTO
ABSTRAK
Mulyanto, Azis. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Jenis usaha dan kegiatan ekonomi melalui metode Think Pair Share dan media komik pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec. Wonosegoro tahun pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Metode Think Pair Share, Media komik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri 2 Kalinanas belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama pada pelajaran IPS. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥ 65. Rumusan masalah ini adalah apakah metode Think Pair Share dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal jenis usaha dan kegiatan ekonomi pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec. Wonosegoro tahun pelajaran 2017/2018?. Tujuan peneliti adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal jenis usaha dan kegiatan ekonomi pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec.Wonosegoro tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec. Wonosegoro yang berjumlah 15 siswa. Metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan dengan menghitung pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai tingkat pencapaian kriteria ketuntasan klasikal ≥ 85%.
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR LOGO ... ii
HALAMAN JUDUL. ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... iv
HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7
F. Metode Penelitian ... 8
1. Rancangan Penelitian ... 8
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 11
3. Instrumen Penelitian ... 12
4. Teknik Pengumpulan Data ... 13
5. Analisis Data ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 17
1. Hasil Belajar ... 17
b. Hasil Belajar ... 22
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 25
a. Pengertian IPS ... 25
b. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 26
c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 27
d. SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas V MI/SD ... 28
3. Metode Think Pair Share ... 29
a. Pengertian Think Pair Share ... 29
b. Langah-langkah Think Pair Share ... 30
c. Kelebihan dan kekurangan Think Pair Share ... 31
4. Media pembelajaran komik... 31
a. Pengertian Media... 31
b. Fungsi Media ... 32
c. Media Pembelajaran Komik ... 33
5. Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indoneisa ... 35
B. Kajian Pustaka... 42
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 45
1. Perencanaan Tindakan ... 45
2. Pelaksanaan Tindakan... 45
3. Observasi/Pengamatan ... 47
4. Refleksi ... 50
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 51
1. Perencanaan Tindakan ... 51
2. Pelaksanaan Tindakan... 51
3. Observasi/Pengamatan ... 53
4. Refleksi ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
1. Deskripsi Pra Siklus ... 57
2. Deskripsi Data Siklus I ... 59
3. Deskripsi Data Siklus II ... 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
2. Siklus II ... 68
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Siswa Kelas V SD N2 Kalinanas ... 12
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 28
Tabel 3.1 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I... 48
Tabel 3.2 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 49
Tabel 3.3 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II ... 54
Tabel 3.4 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II ... 55
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ... 57
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I... 59
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 61
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 62
Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 65
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I ... 66
Tabel 4.7Hasil Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II ... 70
Tabel 4.8Hasil Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II ... 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan PTK ... 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ... 64
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Lembar Jawab Siswa Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 5 Lembar Jawab Siswa Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 Nilai Ulangan Harian IPS kelas V
Lampiran 7 Nilai Evaluasi Siklus I
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I
Lampiran 10 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 12 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 13Profil Sekolah
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
Lampiran 15 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 Daftar Nilai SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan
pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan
yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran
(Hosnan, 2014: 158)
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah menerima pembelajaran tertentu dimana siswa itu dapat
dikatakan berhasil dalam menerima pelajaran tersebut. Hasil belajar
yang baik, bias didapat dari proses pembelajaran yang baik pula, salah
satunya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah
Dasar/Madrasah.
Ilmu Pengetahuan Sosial menurut (Gunawan, 2013: 48) adalah
suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari
konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi,
dan Ekonomi. IPS merupakan suatu pembelajaran tentang konsep
sosial yang berhubungan dengan geografi, sejarah, antropologi,
sosiologi dan ekonomi. Dalam pembelajaran IPS sering siswa
menganggap bahwa pembelajarannya berisi hafalan, sehingga banyak
anak yang merasa bosan, padahal pelajaran IPS itu bukan hanya
keterampilan dan sikap siswa tentang bagaimana beradaptasi atau
berinteraksi dengan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk
mengatasi permasalahan di atas maka dalam sebuah pembelajaran IPS
harus menentukan dan menggunakan media pembelajaran dengan
tepat.
Menurut Asnawir (dalam Rasimin, 2002: 135-136). Media
pembelajaran merupakan segala bentuk yang digunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi atau benda yanag dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar yang
dapat memengaruhi efektifitas belajar Penggunaan media yang kreatif
dan menarik akan memungkinkan siswa lebih baik dalam menerima
materi pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai. Penerapan
media komik dalam pembelajaran akan dapat membantu
menyampaikan materi dalam pembelajaran (IPS). Media komik juga
memiliki sifat sederhana, jelas dan mudah dipahami (Usman dan
Asnawir, 2002: 53).
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan pada hari Senin
tanggal 7 Mei 2018 dengan guru mata pelajaran IPS kelas V SD
Negeri 2 Kalinanas ibu Sri Suyatmi, S. Pd SD, dalam melaksanakan
pembelajaran (IPS) belum menggunakan berbagai model
pembelajaran aktif dan belum pernah menggunakan metode Think
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Siswa
hanya berperan sebagai penerima materi dan tidak dilatih untuk saling
berdiskusi. Kondisi tersebut membuat siswa menjadi pasif, jenuh, dan
merasa bosan jadi siswa merasa sulit untuk memahami materi,
sehingga nilai ulangan sebagian siswa di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih banyak siswa yang nilainya
di bawah KKM yaitu dari 15 siswa hanya 5 siswa yang mencapai
KKM, sedangkan 10 siswa masih di bawah KKM. Nilai KKM mata
pelajaran IPS di SD Negeri 2 Kalinanas adalah ≥ 65.
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan di atas, untuk
memecahkan permasalahan peneliti menetapkan suatu tindakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaraan yang dapat mendorong
keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas
guru, yaitu dengan menggunakan metode Think Pair Share.
Menurut Suprijono metode Think Pair Share merupakan
model pembelajaran kooperatif, Seperti namanya” Thinking”,
pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu
terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi
kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya”
Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan;
Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang
telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan
dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan " Sharing",
Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong
pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Siswa dapat
menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya menurut
(Suprijono, 2017: 110).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR IPS MATERI MENGENAL JENIS USAHA DAN
KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE THINK PAIR SHARE
DAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2
KALINANAS KEC. WONOSEGORO KAB. BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
Apakah metode pembelajaran Think Pair Share dan Media
komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali tahun
pelajaran 2017/2018?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPS materi mengenal jenis usaha dan kegiatan ekonomi,
melalui metode Think Pair Share dan media komik pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Kalinanas Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali tahun
pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah suatu yang dapat memberi manfaat
dan mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga tertentu,
maupun bagi orang lain. Oleh sebab itu, manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat yang
baik bagi pendidikan, dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Pair Share dan media komik untuk mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
3) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi mengenal
jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
b. Bagi Guru
1) Membantu guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran.
2) Meningkatkan kreativitas guru dalam menyampaikan
pembelajaran IPS materi jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
3) Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam mengajar.
c. Bagi Peneliti
1) Meningkatkan kreativitas peneliti dalam menyampaikan
materi.
2) Menambah ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan pada
pembelajaran di kemudian hari.
d. Bagi Lembaga
1) Memberikan solusi permasalahan pembelajaran IPS
ditingkat SD/MI sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2) Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan
profesional guru pada lembaga pendidikan.
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara atas masalah
yang hendak dipecahkan. Dalam kegiatan ilmiah jawaban atau
jawaban sementara yang hendak dipecahkan harus menggunakan
pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam
mengkaji persoalan agar diperoleh jawaban yang dapat
diandalkan (Basrowi dan suwandi, 2008: 90).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan
metode Think Pair Share dan media komik dapat meningkatkan
hasil belajar IPS materi mengenal jenis usaha dan kegiatan
ekonomi pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan
untuk dijadikan alat ukur menentukan keberhasilan dalam sebuah
penelitian. Indikator keberhasilan penelitian adalah meningkatkan
hasil belajar IPS materi mengenal jenis usaha dan kegiatan
ekonomi. Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut:
a. Secara individual: Nilai yang diperoleh siswa melebihi KKM
yang sudah ditentukan oleh sekolah tersebut, yakni ≥ 65.
b. Secara klasikal: Apabila dalam satu kelas tersebut mencapai
presentase kelulusan ≥ 85% (Trianto, 2012: 241).
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegitan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan
(Suyadi, 2015: 18).
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan
metode Think Pair Share (TPS) sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPS jenis usaha dan kegiatan ekonomi.
Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif,
dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.
(Arikunto, dkk, 2008: 16). Memberikan empat tahapan
penting, meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3)
Observation (pengamatan) dan (4) Reflektion (refleksi).
Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan PTK a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan
secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (Arikunto, dkk,
2008: 17).
Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara
lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode Think Pair Share.
2) Menyiapkan media pembelajaran gambar komik.
3) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk
mengetahui kondisi saat proses pembelajaran melalui metode
Think Pair Share dan media komik.
5) Perencanaan tindakan pembelajaran melalui metode Think
Pair Share dan media komik.
6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran melalui metode
Think Pair Share dan media komik.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas.
Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus
sesuai dengan rencana tetapi harus terkesan alamiah dan tidak
direkayasa (Suyadi, 2015: 62). Implementasi tindakan pada
prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi
apa yang akan diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah,
2010: 39). Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan
diterapkan metode Think Pair Share (TPS) dan media komik
sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi.
Pengamatan adalah alat untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini peneliti
harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data
(angket/wawancara/observasi, dan lain-lain). Jika PTK
dilakukan secara kolaboratif, maka pengamatan harus di lakukan
oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan
(Suyadi, 2015: 63).
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari
kata bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan.
Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implemetasi rancangan
tindakan (Arikunto, dkk, 2008: 19).
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Kalinanas yang
beralamatkan di Gebang, Kalinanas, Wonosegoro, Boyolali.
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2018
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2018
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Kalinanas, Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali tahun pelajaran
2017/2018, yang berjumlah 15 siswa terdiri dari 6 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Tabel 1.1
Daftar Siswa Kelas V SD N 2 Kalinanas
No Nama Jenis Kelamin
1 Nina Ariyani Perempuan
2 Nurul Handayani Perempuan
3 Anggi Widana Laki - Laki
4 Suci Indah Lestari Perempuan
5 Aan Wijiyanto Laki - Laki
6 Danu Indra Jaka Suara Laki - Laki
7 Delin Andelin Perempuan
8 Hesel Irawan Laki - Laki
9 Luki Perdana Laki - Laki
10 Nadia Saputri Perempuan
11 Fitriyani Perempuan
13 Ica Amelia Pramesti Perempuan
14 Juwitasari Perempuan
15 Mely Sofiana Perempuan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau
observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan
dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana
tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
metode Think Pair Share dan media komik.
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia.
c. Lembar observasi terhadap guru pada saat menerapkan metode
Think Pair Share dan media komik.
d. Lembar observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran
melalui metode Think Pair Share dan media komik.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang di perlukan pada
a. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang
materi pokok khususnya pada mata pelajaran (IPS) yang kurang
memenuhi KKM dan untuk mendapatkan infomasi mengenai
model yang sering digunakan guru dalam pembelajaran sebelum
menerapkan metode Think Pair Share dan media komik.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Think Pair Share dan media
komik. Hasil pengamatan akan dilaporkan dalam catatan
lapangan.
c. Tes
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kalinanas Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali pada mata pelajaran IPS materi
mengenal jenis usaha dan kegiatan ekonomi menggunakan
metode Think Pair Share dan media komik. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tes tertulis.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat
pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang SD
Negeri 2 Kalinanas.
5. Analisis Data
Analisis data keberhasilan atau prestasi keberhasilan siswa,
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir siklus pelajaran. Analisis ini dihitung
menggunakan statistik sederhana, untuk menghitung ketuntasan
klasikal dengan menggunakan rumus persentase:
× 100% (Daryanto, 2011: 192)
G. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan:
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan
dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Landasan Teori:
Dalam bab ini berisi tentang kajian teori tentang definisi hasil
belajar, Ilmu pengetahuan sosial, metode Think Pair Share, media
3. Bab III Pelaksanaan Penelitian:
Dalam bab ini berisi deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi
pelaksanaan siklus II.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan:
Dalam bab ini berisi tentang deskripsi setiap siklus dan
5. Bab V Penutup:
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai hasil penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian belajar
Belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa
belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu (Bahrudin dan Wahyuni, 2008: 13).
Witherington (dalam aunurrahman, 2016: 35)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri, sebagai suatu pola baru dari
reaksi berupa kecakapan, sikap, dan kebiasaan.
Adapun pengertian belajar menurut Winkel (dalam
susanto, 2002: 4) adalah suatu aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif antara sesorang dengan
lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang
Menurut Gagne (dalam susanto, 1989: 1), belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Berdasarkan pendapat tentang pengertian belajar di atas
dapat dipahami bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh
ilmu atau perubahan tingkah laku dari hasil pengalaman
seseorang.
2) Ciri-Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar menurut Baharuddin dan
Wahyuni (2008: 15) yaitu:
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar
hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya
perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil;
b) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah;
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan
perilaku tersebut bersifat potensial;
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat
atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28).
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan psikologis.
(1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor
ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan
tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Kedua,
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
(2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan
psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
b) Faktor-faktor Eksternal
Menurut Syah (dalam Baharuddin dan Wahyuni,
2003: 26-28) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal
yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non sosial.
(1) Lingkungan sosial
(a) Sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa.
(b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi
(c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa.
(2) Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah:
(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang.
(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olahraga dan lain sebaginya.
Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,
dan lain sebagainya.
(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan.
b. Hasil Belajar
Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dan kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik
peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan
keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran (Hosnan, 2014: 158).
Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas
dipertegas lagi oleh K. Brahim (dalam Susanto, 2007: 5) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan keberhasilan yang didapat siswa setelah
melakukan kegiatan belajar.
Susanto (2013: 6-11) berpendapat bahwa hasil belajar
meliputi pemahaman konsep, ketrampilan proses, dan sikap
siswa.
Adapun penjelasan macam-macam hasil belajar:
a) Pemahaman konsep
Pemahamanan menurut Bloom dalam susanto (2013:
6) diartikan sebagai kamampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,
yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian
atau observasi langsung yang ia lakukan.
b) Keterampilan proses
Menurut Indrawati dalam susanto (2013: 9)
mermuskan bahwa keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori
untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap
keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c) Sikap
Menurut aswar dalam susanto (2013: 11), sikap tidak
hanya merupakan aspek mental semata, malainkan
mencangkup pula aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus
ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.
Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak
secara jelas sikap seseorang yang ditujukannya yang
dimiliki seseorang.
2) Faktor – fakator yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman (dalam susanto, 2007: 12), hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi anatara berbagai faktor yang memengaruhi, baik
faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci, uraian
mengenai faktor internal dan faktor eksternal, sebagai berikut:
a) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
b) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan
ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua
yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar
siswa.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu bahan kajian
yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,
dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan
Ekonomi (Gunawan, 2013: 48).
Menurut Rasimin IPS merupakan pengalaman hidup manusia
yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang
merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga,
walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya
hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan
dasar manusia yang di kemas secara ilmiah dalam angka member
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khusus di
tingkat dasar dan menengah (Susanto, 2013: 137).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat yang bertujuan untuk memberikan wawasan
serta pengetahuan bahwa manusia sebagai makhluk sosial.
b. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut Gunawan (2013:
51) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
5) IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni:
mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
peradaban di dunia, menanamkan kesadaran ketergantungan
antar bangsa; menanamkan kesadaran semakin terbukanya
komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia, mengurangi
kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
Pembelajarn IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di
tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial yang pada gilirannya akan
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan
ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu
sosial (Gunawan, 2013: 48-49).
Secara rinci, Mutakin (dalam Susanto, 1998: 145-146)
merumuskan tujuan pelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman tarhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive dan kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS di Sekolah
Dasar kelas V (Rasimin, 2012: 66-67)
Table 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di
masyarakat dalam
2. Menghargai jasa dan peanan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan di Indonesia. 3. Menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam
3. Metode Think Pair Share a. Pengertian Think Pair Share
Metode Think Pair Share merupakan metode pembelajaran
kooperatif. Pendekatan khusus yang diuraikan di sini mula-mula di
kembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari University Maryland 1985.
Pendekatan ini merupakan cara efektif untuk mengubah pola diskusi
di dalam kelas (Fathurrohman, 2015: 86).
Seperti Namanya ”Thinking”, pembelajaran ini diawali
dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan
pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan
kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya, ”Pairing”,
pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan; beri
kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi.
Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya
dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal
dengan "Sharing", Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya
jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara
integratif. Siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang
dipelajarinya (Suprijono, 2017: 110).
b. Langkah-langkah metode Think Pair Share
Adapun langkah-langkah penerapan metode Think Pair Share
menurut fathurrohman (2015: 86-87):
1) Think (berpikir), guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berhubungan dengan pelajaran kemudian siswa diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau isu tersebut untuk beberapa saat.
2) Pairing, guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang
lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada
tahap pertama
3) Sharing, guru meminta pasangan siswa untuk berbagi dengan
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Think Pair Share
Adapun kelebihan dan kekurangan menurut Anita lie (2008:
46) antara lain:
1) Kelebihan:
a) Meningkatkan partisipasi.
c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing
kelompok.
d) Interaksi lebih mudah.
e) Lebih mudah dan cepat membentuknya.
2) Kekurangan:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor atau
dibutuhkan cukup banyak sumber daya manusia untuk
memonitor kelompok belajar dalam TPS.
b) Lebih sedikit ide yang muncul.
c) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
4. Media Pembelajaran Komik a. Pengertian Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim ke penerima (Daryanto 2013:
4). Menurut Arsyad (dalam Rasimin, 1997: 135) media adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau
sikap, misalnya guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah.
Sedangkan menurut Educationon Association (NEA) dalam
(Asnawir, 2002: 11) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat memengaruhi efektivitas program instructional.
Berdasarkan dari beberapa definisi-definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat
membantu dan mempermudah proses pembelajaran supaya
tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Fungsi Media
Media pembelajaran digunakan untuk menunjang proses
belajar memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar guna
menunjang keberprestasian pembelajaran.
2) Sarana yang memberikan pengalaman visual kepada audien
(siswa) dalam proses pembelajaran.
3) Mendorong motivasi belajar siswa agar lebih semangat dan
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
4) Memperjelas penyampaian materi pembelajaran kepada audien
(siswa) yang diberikan oleh guru.
5) Mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
sederhana, konkrit dan mudah dipahami.
Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi
daya serap audien (siswa) terhadap materi pembelajaran.
Komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu ceriata dalam
urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang
untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Daryanto,
2013: 127)
Menurut Asnawir (2002: 127) komik didefiniskan
sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubunganya
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca, pada awalnya komik diciptakan bukan
untuk kegiatan pembelajaran namun untuk kepentingan
hiburan semata.
2) Kelebihan dan Kekurangan Komik
Dalam pelaksanaan menggunakan media komik memiliki
kelebihan dan kekurangan diantaranya:
a) Kelebihan Komik
Salah satu kelebihan dari komik seperti penelitian
yang dilakukan oleh Thorndike dalam daryanto (2013: 128),
diketahui bahwa anak yang membaca komik lebih banyak
misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik
maka sama dengan membaca buku pelajaran dalam setiap
siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari
siswa yang tidak menyukai komik.
Dalam penyajiannya mengandung unsur visual dan
cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat
pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat
pembaca untuk terus membacanya hingga selesai
(Daryanto, 2013: 128).
Selain itu kelebihan komik menurut Menurut Trimo
(dalam Umi, 2005: 38) adalah:
(1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata
pembacanya.
(2) Mempermudah siswa menangkap hal-hal atau rumusan
yang abstrak.
(3) Dapat mengembangkan minat baca siswa dan
mengembangkan satu bidang studi yang lain.
b) Kekurangan komik
Komik sebagai media visual atau grafis tidak akan
terlihat efektif jika digunakan kepada siswa yang tidak
dapat belajar dengan media visual atau grafis, karena pasti
setiap siswa memiliki gaya masing-masing dalam belajar.
Dengan kata lain media belajar itu harus menyesuaikan
gaya belajar masing-masing siswa. komik yang berkembang
hiburan, dimana isi dari komik tersebut tidak sesuai jika
digunakan dalam pembelajaran.
5. Materi Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia (Wati dan
Hurriyati, 2009: 59-63).
a. Jenis-jenis Usaha 1) Agraris
Petani dan nelayan merupakan contoh orang yang
melakukan usaha dibidang agraris. Usaha agraris adalah kegiatan
produksi yang menggunakan lahan sebagai faktor produksi
utamanya. Usaha agraris meliputi usaha perkebunan, perikanan,
perternakan, dan pertanian. Usaha agraris dapat menghasilkan
bahan pangan yang dapat langsung dikonsumsi. Misalnya,
sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, telur, susu, dan daging. Usaha agraris
juga menghasilkan bahan baku industri. Misalnya, karet (bahan
baku industri ban), kulit hewan (bahan baku tas), dan kapas
(bahan baku pakaian).
2) Industri
Industri adalah kegiatan mengelola barang mentah atau
bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi.
Sedangkan pabrik adalah tempat mengolah bahan baku menjadi
bahan jadi. Bahan baku adalah barang yang akan diolah,
tepung merupakan bahan baku untuk membuat roti. Karenanya,
tepung disebut bahan baku dan roti disebut barang jadi. Wol
merupakan bahan baku untuk membuat pakaian. Contoh kegiatan
industri yaitu industri pakaian, industri makanan, industri tekstil,
dan industri semen.
3) Perdagangan
Usaha perdagangan adalah kegiatan membeli barang
kemudian menjual kembali tanpa mengolah barang tersebut
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Contoh kegiatan
perdagangan yaitu toko, warung, pedagang asongan, dan
pedagang keliling.
4) Jasa
Kegiatan jasa tidak menghasilkan barang karena kegiatan
jasa merupakan usaha yang memberikan pelayanan kepada orang
lain sesuai dengan kebutuhannya. Contoh kegiatan jasa adalah
guru, dokter, tukang cukur rambut, dan sopir.
5) Ekstraktif
Ekstraktif adalah jenis usaha yang kegiatannya
mengumpulkan/ menggali, dan mengambil barang-barang yang
sudah disediakan oleh alam. Misalnya, penangkapan ikan di laut,
6) Transportasi
Transportasi merupakan jenis usaha yang penting. Dengan
adanya transportasi, orang dapat pergi ke suatu tempat dengan
cepat. Transportasi juga dapat membantu petani membawa hasil
pertaniannya ke kota untuk dijual. Usaha transportasi membantu
mengantarkan orang dan barang ke tempat lain dengan cepat.
Jadi, usaha transportasi memperpendek jarak tempuh ke tempat
lain. Contoh usaha transportasi yaitu perusahaan pengangkutan
barang atau orang melalui darat, laut, ataupun udara seperti mobil,
kapal, dan pesawat.
b. Jenis-jenis Pengelolaan Usaha
1) Usaha yang Dikelola Perseorangan
Usaha perseorangan adalah usaha yang didirikan dan
dikelola oleh seseorang dengan modal sendiri. Ciri-ciri
perusahaan perseorangan yaitu sebagai berikut:
a) Modalnya kecil karena sumbernya dari satu orang.
b) Perusahaan biasanya kecil karena tempatnya terbatas.
c) Perusahaan dikendalikan oleh pemilik modal.
d) Keuntungan dan kerugian ditanggung sendiri oleh pemilik
modal.
Perusahaan perseorangan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan perusahaan perseorangan yaitu:
b) Rahasia perusahaan lebih terjamin, dan
c) Pemilik usaha dapat mengambil keputusan dengan cepat.
Sementara itu, kelemahan perusahaan perseorangan
antara lain sebagai berikut.
a) Kemampuan dan modal terbatas.
b) Kesinambungan usaha kurang terjamin.
c) Segala tanggung jawab dan risiko ditanggung sendiri.
2) Usaha yang Dikelola oleh Kelompok
Usaha kelompok yaitu usaha yang dikelola oleh
beberapa orang atau beberapa badan usaha. Modal usaha
kelompok didapat dari penanaman modal seseorang atau
beberapa orang. Ada beberapa jenis pengelolaan usaha secara
berkelompok, yaitu sebagai berikut:
a) Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer (CV) adalah bentuk kerja sama
antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usahanya.
Ciri perusahaan komanditer yaitu adanya angota aktif dan
aggota pasif. Anggota aktif, yaitu anggota yang tidak hanya
menanamkan modal, tetapi juga mengelola usaha. Anggota
pasif, yaitu anggota yang menanamkan modal, tetapi tidak
b) Persekutuan Firma (Fa)
Firma adalah bentuk usaha yang didirikan dan
dijalankan oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama
dan perjanjian tertulis. Usaha ini dikelola bersama-sama
dengan modal bersama. Pembagian keuntungan usaha
sesuai dengan modal yang ditanamkan tiap anggota.
Ciri-ciri firma (Fa) yaitu sebagai berikut:
(1) Antar anggota saling mengenal.
(2) Menggunakan nama usaha bersama.
(3) Resiko dan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
anggota.
(4) Setiap anggota dapat melakukan perjanjian dengan
pihak lain.
c) Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah usaha yang didirikan oleh
beberapa orang yang menanamkan modalnya dalam bentuk
saham. Berdasarkan penanaman modalnya, ada dua jenis PT,
yaitu sebagai berikut:
(1) PT terbuka, yaitu PT yang saham perusahaannya dapat
dimiliki oleh masyarakat umum misalnya, PT Telkom.
(2) PT Tertutup, yaitu PT yang saham perusahaannya tidak
dapat dimiliki oleh masyarakat umum misalnya, PT
d) Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata co
dan operation. Co artinya bersama dan operation artinya
usaha. Jadi, koperasi adalah badan usaha yang kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip kerjasama. Koperasi dikatakan
juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
e) Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha nirlaba. Artinya,
yayasan tidak bertujuan mendapatkan keuntungan. Yayasan
bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Kekayaan yayasan berasal dari pendiri dalam bentuk uang
dan barang. Kekayaan yayasan juga dapat berasal dari
bantuan atau sumbangan pihak lain yang sifatnya tidak
mengikat.
c. Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi 1) Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Orang atau badan
usaha yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen.
Misalnya, produsen pakaian membuat pakaian, dan produsen tas
memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam hal ini, produsen dapat
memperoleh keuntungan dengan menjual barang.
Hasil produksi dibedakan menjadi dua macam yaitu.
Barang antara, yaitu barang yang digunakan untuk
menghasilkan barang lain. Contohnya, gandum untuk membuat
roti, kain untuk membuat pakaian, dan benang untuk membuat
kain dan Barang akhir, yaitu barang yang siap dikonsumsi atau
digunakan. Contohnya pakaian dan roti.
2) Kegiatan Distribusi
Barang yang dihasilkan oleh produsen tidak akan sampai
ke tanganmu jika tidak didistribusikan. Jadi, kegiatan distribusi
adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen.
Orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan distribusi atau
penyaluran barang disebut distributor atau lembaga distribusi.
Lembaga-lembaga distribusi terdiri atas pihak-pihak berikut.
a. Agen, yaitu orang atau badan usaha yang ditunjuk oleh
produsen untuk menyalurkan hasil produksinya. Misalnya,
agen minyak tanah yang ditunjuk oleh pertamina.
b. Pedagang besar atau grosir, yaitu orang atau badan usaha
yang membeli barang dalam jumlah besar, kemudian
c. Pedagang eceran (pengecer), yaitu orang yang menjual
barang dagangannya langsung kepada konsumen. Contohnya,
toko dan warung.
3) Kegiatan Komsumsi
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau
menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.
Sementara itu, barang atau jasa yang dikonsumsi disebut barang
konsumsi. Contoh kegiatan konsumsi yaitu menbeli kue di
kantin sekolah dan membeli baju di toko.
B. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Melvin Rahman Sayuga (2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Melvin Rahman Sayuga (2014)
dengan judul “penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik Think
Pair Share berbantu media kartu berpasangan untuk meningkatkan
motivasi belajar akutansi siswa XI IPS 3 MAN Yogyakarta tahun ajaran
2013/2014” dengan rumusan masalah apakah penerapan metode
pembelajaran koperatif teknik Think Pair Share berbantu media kartu
berpasangan dapat meningkatkan motivasi belajar akutansi siswa XI IPS
3 MAN Yogyakarta. Penerapan metode Think Pair Share dapat
meningkatkan motivasi belajar, hal ini dapat di lihat dari adanya
68,63% meningkat menjadi 74,63 %, dan dari siklus I 74,63% menjadi
81,38% pada siklus ke II.
Penelitian yang dilakukan oleh Melvin Rahman Sayuga (2014) ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
dengan menggunakan metode Think Pair Share, sedangkan perbedaanya
terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan dan
peneliti menggunakan media komik.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Luqita Cahyani (2015)
Penelitian yang dilakukan oleh Luqita Cahyani (2015) dengan
judul” peningkaatan prestasi belajar IPA materi alat-alat pencernaan
manusia melalui penerapan metode kooperatif tipe Think Pair Share
dengan penambahan permainan puzzle pada siswa kelas 5 MI Sruwen
IV” dengan rumusan masalah apakah penerapan metode kooperatif tipe
Think Pair Share dengan penambahan permainan puzzle dapat
meningkatkan prestasi siswa kelas 5 MI Sruwen IV. Penerapan metode
think pair share dapat meningkatkan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat
berdasarkan peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM dari
siklus I yakni sebanyak 11 siswa atau 68,75%, meningkat pada siklus II
yakni 13 siswa atau 81,25%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yakni
14 siswa atau 87,25%.
Penelitian yang dilakukan oleh Luqita Cahyani ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
belajar, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek, materi pelajaran,
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS materi
mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
menggunakan metode Think Pair Share dan media komik.
b. Menyiapkan media, penelitian ini menggunakan media komik.
c. Lembar observasi guru.
d. Lembar observasi siswa.
e. Menyiapkan instrument penilaian yang berupa soal, untuk mengetahui
hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada hari rabu, 9
Mei 2018 di ruang kelas V SD Negeri 2 Kalinanas, dengan jumlah siswa
sebanyak 15 siswa. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah
jenis-jenis usaha di Indonesia menggunakan metode Think Pair Share dan
media komik. Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, hal-hal yang
a. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
b. Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan presensi.
c. Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi jenis-jenis
usaha.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Guru menyampaikan langkah – langkah pembelajaran.
f. Guru menyampaikan materi tentang jenis-jenis usaha perekonomian
dalam masyarakat Indonesia.
g. Guru memberikan media komik ke semua siswa.
h. Guru mengajak siswa menerapkan metode Think Pair Share.
i. Guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok, kelompok 1 dan 2
kemudian memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok.
j. Guru menyuruh siswa secara individu memikirkan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
k. Guru menyuruh siswa berpasang-pasangan untuk menjadi sebuah
kelompok baru siswa dari kelompok 1 mencari pasangan dari
kelompok 2.
l. Guru mengajak siswa mendiskusikan jawabannya dengan
pasangannya.
m.Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
n. Siswa dari masing-masing kelompok menanggapi hasil presentasi
o. Guru memberikan tanda bintang kepada kelompok yang aktif di
lembar hasil diskusi.
p. Guru dan siswa membuat kesimpulan.
q. Guru memberikan lembar soal.
r. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal.
s. Guru memberikan tanda bintang kepada siswa yang memperoleh skor
tinggi.
t. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Observasi/Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun untuk
memperoleh data-data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru
selama proses pembelajaran dan digunakan untuk mengamati partisipasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS materi mengenal
jenis-jenis usaha di Indonesia dengan menggunakan media komik. kemudian
dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru merupakan alat yang digunakan untuk
mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran menggunakan
metode Think Pair Share dan media komik. Berikut adalah lembar
Table 3.1
Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I
No Aspek yang di amati skor
A B C D
1 Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
a. Mengkondisikan siswa
b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Melakukan apersepsi
2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a.Kemampuan mengendalikan kelas b.Kejelasan artikulasi suara
c.Antusiasme dalam penampilan
d.Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode
Think Pair Share
e. Memberi perhatian yang sama antar kelompok
3 Penguasaan Materi Pelajaran
a.Bahan ajar disajikan sesuai RPP b.Kejelasan dalam menjelaskan materi c.Kejelasan dalam memberikan contoh 4 Kegiatan Belajar Mengajar
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan tujuan dan indikator yang telah ditetapkan
b. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar dengan metode Think Pair Share
c. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang di tentukan
5 Evaluasi Pembelajaran
a. Penilaian relevan dengan tujua yang telah ditetapkan
6 Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
a. Meninjau kembali materi yang di berikan
b. Memberi kesempatan untuk bertanya c. Memberi kesimpulan
Keterangan:
Kriteria penilaian: Kategori penilaian:
A : 4 (Sangat baik) Sangat baik : 68-80
B : 3 (Baik) Baik : 52-67
C : 2 (Cukup) Cukup : 36-51
D : 1 (Kurang) Kurang : 20-35
b. Lembar Observasi Siswa
Alat yang digunakan peneliti untuk mengamati siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Share
dan media komik adalah lembar observasi. Berikut adalah lembar
observasi terhadap siswa:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
No. Aspek yang di Amati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan guru
2. Mengetahui tujuan pembelajaran 3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Memahami langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran Think Pair Share