• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA DI SMK AL FALAH SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA DI SMK AL FALAH SALATIGA - Test Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SITI CHORIYAH

NIM: 111-11-187

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

نيِنِمْؤُمْلا ُلَمْكَا

اًناَمْيِا

اًقُلُخ ْمُهُنَس ْحَا

“Orang Mukmin Yang Paling Sempurna

Imannya Adalah Yang Paling Baik Akhlaknya”

(7)

vii Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orangtua saya tercinta (Bp. Ngaiman dan Ibu Khotimah) yang selalu mendukung dalam belajar baik lahir dan batin, mengorbankan segala-galanya, selalu memberikan yang terbaik, mendoakan dan memberikan motivasi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

2. Kakak-kakak saya, Nur Wahid, Nur Kholis, Marsih yang senantiasa menjadi panutan berjuang dalam membahagiakan Bapak dan Ibu, menjadi sumber semangat dalam segala hal.

3. Dosen pembimbing Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga serta guru-guru saya semua yang telah memberikan limpahan ilmu kepada penulis.

5. Sahabat saya Munjiatun, Nur Hidayati, Martini, Eka Lestari, Astina Fitriyang selalu setia mendampingi dalam suka maupun duka hingga penulisan ini selesai.

(8)

viii

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK

PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA DI SMK AL FALAH SALATIGA”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku DekanFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku KetuaJurusan PAI IAIN Salatiga.

(9)

ix

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Seluruh keluarga dan keluarga di luar keluarga yang selalu memberi dukungan, motivasi serta iringan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Kepala SMK Al Falah Salatiga beserta semua Guru, karyawan, dan seluruh siswa-siswinya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 07 September 2017 Penulis,

(10)

x

Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Aswaja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan pembelajaran aswaja di SMK Al Falah Salatiga, (2) peranan pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa terhadap siswa SMK Al Falah Salatiga, dan (3) faktor penghambat dan faktor pendukung yang dilakukan dalam pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga.

(11)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

(12)

xii

C. Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peningkatan

Iman dan Taqwa ... 27

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kondisi Umum SMK Al Falah Salatiga ... 32

1. Sejarah Berdirinya ... 32

2. Loksi Sekolah ... 32

3. Visi dan Misi Sekolah ... 33

4. Tujuan Sekolah ... 33

5. Program Keahlian ... 34

6. Struktur Organisasi ... 34

7. Data Guru dan Karyawan ... 35

8. Data Kesiswaan ... 36

9. Data Sarana dan Prasarana... 37

B. Temuan Penelitian ... 37

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja ... 37

2. Peranan Pembelajaran Aswaja ... 38

3. Faktor Pendukung dan Penghambat ... Implementasi Pembelajaran Aswaja ... 40

(13)

xiii

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 53 B. SARAN ... 53

(14)

xiv

Tabel 3.2 Data Guru ... 35

Tabel 3.3 Data Karyawan ... 36

Tabel 3.4 Data Siswa... 36

(15)

xv Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan

Lampiran 4 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 5 : Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Skripsi

(16)

1

A. Latar BelakangMasalah

Aswaja merupakan segala sesuatu yang ditujukan kepada perilaku atau jalan yang ditempuh oleh Nabi SAW (Badrun,2000:25). Salah satu aliran yang menjadikan Aswaja sebagi visi didalam organisasinya adalah NU (Nahdlatul Ulama). NU adalah organisasi terbesar di Indonesia yang memiliki peran dalam bidang pendidikan Islam di Indonesia. Dalam

Khittah(Organisasi Sosial Keagamaan) 1926 sebagai dasar perjuangan

Nahdliyin menghantarkan NU pada spirit perjuangan dalam berbagai aspek demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang menjadi cita-cita seluruh masyarakat Indonesia.

Banyaknya lembaga pendidikan di bawah naungan NU berbanding lurus dengan jumlah umat NU yang mayoritas di negeri ini. Hal itu yang kemudian menuntut untuk dicantumkannya materi Aswaja sebagai salah satu mata pelajaran pada kurikulum sekolah yang berbasis NU. Materi

(17)

Pendidikan Aswajadan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dani‟tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Ahlussunnah Wal jama’ah (amar ma‟ruf

nahi munkar).

Terdapat lembaga pendidikan tertentu yang memasukkan Aswaja dalam muatan kurikulumnya. Terkait hal tersebut, SMK Al Falah Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan yang mencantumkan Aswaja sebagai pelajaran wajib muatan lokal. Gagasan ini muncul sebagai reaksi atas keberadaan kaum terpelajar di daerah ini yang belum mampu menyeimbangkan antara keilmuan yang dimiliki dengan kenyataan sosial dimana mereka berada. Mereka yang unggul dalam bidang agama cenderung fanatik dan mengharamkan budaya-budaya di masyarakat, disisi lain mereka yang unggul dalam bidang sosial jauh dari nilai-nilai agama. Masing-masing dari mereka cenderung fanatik pada budaya dan keyakinan sendiri tanpa mempertimbangkan unsur-unsur budaya lain yang ada disekitarnya.

(18)

pengelola madrasah untuk terus melakukan upaya optimalisasi dalam meningkatkan pembelajaran Aswajadi SMK Al Falah Salatiga.

Berdasarkam penjajakan awal di lapangan tersebut, maka judul penelitian ini adalah Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peningkatan Iman dan Taqwa siswa di SMK Al Falah Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga?

2. Bagaimana peranan pembelajaran Aswaja untuk peningkatan iman dan takwa siswa SMK Al Falah Salatiga?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran aswajauntuk peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya.

(19)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga.

2. Untuk mengetahui peranan pembelajaran Aswaja untuk peningkatan iman dan takwa terhadap siswa SMK Al Falah Salatiga.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung yang dilakukan dalampelaksanaa pembelajaran aswaja untukpeningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara peraktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi keilmuan secara konseptual dan pengembangan cakrawala pemikiran Ke-NU-an.

b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih terhadap perkembangan Pendidikan Aswaja kedepan.

2. Secara Praktis a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan informasi ilmiah tentang apresiasi siswa terhadap PendidikanAswaja di SMK Al Falah Salatiga serta dapat dijadikan sebagai acuan peningkatan pembelajaran Aswaja kedepan.

(20)

Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai apresiasi siswa terhadap pelajaran Aswaja khususnya di SMK Al Falah Salatiga.

E. PenegasanIstilah

Sebagai pedoman untuk pembahasan selanjutnya, dan agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap pengertian judul penelitian ini, maka ada beberapa kata atau istilah yang perlu didefinisikan.

1. Implementasi

Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian (Wahab, 2008: 65). 2. Pembelajaran Aswaja

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pegalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut koknitif, afektif, dan psikomotor (Djamara, 2011:13).

(21)

Jadi, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Aswaja adalah perubahan tingkah laku pada seseorang yang di peroleh dari pengalaman dan tingkah laku secara koknitif, afektif, dan psikomotor.

3. Iman

Pengertianimansecaraetimologis yang berasaldariamanayu’minu

yang artinyapercaya. Dalamkitab Al Munjid disebutkan bahwa iman itu artinya adalah membenarkan secaramutlak. Secaratermonologi adalah mempercayai dan menyakinidalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan merealisasikan dalam perbuatan (Fathurrohman, 1979:24). 4. Taqwa

Taqwa yaitu sikap mental orang-orang mukmin dari kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi segala larangan-larangannya atas dasar kecintaan semata (Novan,2012:27).

F. Metode Penelitian

1.Pendekatan dan Jenis Penelitian

(22)

atau metode deskriptif. Metode diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan(Arikunto, 2004: 234).

2. Kehadiran Peneliti

Untuk dapat memahami makna dan mengetahui penerapan dan tingkat keimanan dan taqwa dibutuhkan keterlibatan langsung peneliti di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.

3. Lokasi Penelitian

(23)

4. Sumber Data

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer diperoleh dari personal yang terkait dengan topik penelitian yaitu :Kepala sekolah, guru Aswaja dan siswa SMK Al Falah Salatiga.

b. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari semua sumber yang sudah ada. Sumber data lain yang dijadikan referensi penulis dalam penelitian ini seperti dokumen-dokumen, buku, Handphone, laptop, komputer dan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka prosedur pengumpulan data yang akan digunakan meliputi:

a. Metode wawancara

(24)

di sekolah, danstruktur organisasi di SMK Al Falah Salatiga. Metode ini diperlukan sebagai metode bantu dalam mengumpulkan data tentang implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga.

b. Metode observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti(Sugiono, 2011: 228).

c. Metode dokumentasi

(25)

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011: 245).

Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan :

a. Pengumpulan data

Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

b. Reduksi data

Dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga dalam penelitian ini. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting.

c. Penyajian data

Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.

d. Kesimpulan

(26)

7. Pengecekan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa dengan menggunakan metode trianggulasi dengan mempertinggi validitas memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian. Di sisi lain trianggulasi data adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dan hasil pengamatan maupun dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pertama, pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

(27)

data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.

c. Tahap ketiga, selanjutnya pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data apabila terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

d. Tahap keempat, ialah merancang penulisan. Dalam tahap ini dijelaskan rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara rinci yang akan digunakan sebagai pegangan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap- tahap penulisan yang dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulis kepada SMK Al Falah Salatiga. Setelah melawati proses barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

(28)

Bab III paparan data dan temuan penelitian dalam paparan data dan temuan data akan dijelaskan tentang gambaran umum SMK Al Falah,struktur organisasi sekolah, visi dan misi sekolah, data guru dan siswa sekolah, dan peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga.

Bab IV memuat tentang gagasan peneliti, keterkaiatan pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori di SMK Al Falah Salatiga terhadap teori-teori, serta penafsiran dan penjelasan dan penjelasan dari dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan.

(29)

14 1. Pengertian Pembelajaran Aswaja

Pengertianas-Sunnah menurutistilah terdapat beberapa pendapat. Menurut Ulama Ahlul-Hadits, al-Sunnah didefinisikan sebagai segala yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan. Aswaja (ahlusSunnahwalJama‟ah) terbentuk dari tiga kata dasar yakni

Ahl, al-Sunnahdan al-Jama‟ah. Dalam kamus al-Munawwir, Ahlberartifamili, keluarga, ataukerabat (Ahmad Warson, maupun

taqrir dan perjalanan hidup Nabi, baik yang demikian itu sebelum Nabi SAW diangkat sebagai Nabi maupun sesudahnya( as-Siddiqie, 1964).

Adapun menurut Ahlul-Ushul, al-Sunnah didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW secara khusus dan tidak terdapat nash-nya dalam al-Qur’an, tetapi dinyatakan oleh Nabi SAW dan merupakan penjelasan isi al-Qur’an pertama kali (Al-Misri, 1990). Sedangkan menurut Ahlul-Fiqh, al-Sunnah diartikan sebagai ketetapan dari Nabi SAW yang bukan fardu dan tidak wajib (Al-Misri, 1990).

(30)

dalam masalah keimanan pada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-kitab-kitab-Nya, serta hari kiamat. Begitu juga tentang keimanan dalam masalah takdir dan keutamaan parasahabat (al-Misri, 1990).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik pengertian umum yaitu bahwa yang dimaksud al-Sunnah adalah segala sesuatu yang dirujukan kepada perilaku atau jalan ditempuh olehNabi SAW. Akan tetapi, dalam konteks ini pengertian al-Sunnah yang diterima dan dipahami oleh masyarakat bukan hanya terbatas pada perilaku yang dirujukan pada Nabi SAW, melain kan juga kepada sahabat Nabi SAW (Siradj, 1998).

(31)

Menurut Imam al Thabari, al jama‟ah adalah “golongan mayoritas” (Ismail,1995). Definisi ini agaknya merupakan

pengulangan ungkapan dari hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Anas bin Malik, yang menyatakan bahwa pada suatu ketika para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang golongan yang akan selamat. Nabi SAW menjawab, yaitu “jama‟ah

-jama‟ah” (golongan mayoritas). Namun dalam hal ini Nabi SAW tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai golongan ini. Dari riwayat at Thabari dapat disimpulakan bahwa al jama’ah adalah

golongan yang terkumpul dalam suatu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang amir. Menurut at Thabari, maksud hadist diatas adalah komitmen jama’ah dalam mentaati perintah pemimpin, yang melepaskan bai’at berarti keluar dari jama’ah (Ismail,1995).

Ibnu Al Mubarraq enfsirka al jama’ah adalah sebagai orang

memiliki sifat-sifat keteladanan yang sempurna berdasarkan al Qur’an dan al Sunnah. Itulah sebabnya ia kemudian membuat perumpamaan dengan orang-orang yang memiliki integritas moral yang tinggi, seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali (Al Misri,1990). Sedangkan ulama lain seperti asy Syatibi, membatasi ala jama’ah hanya kepada

para sahabat saja, dan orang-orang sesudah mereka tidak diolongkan sebagai al jama’ah (Al Misri,1990).

(32)

a. Kaum ulama atau kelompok intelektual.

b. Golongan yang terkumpul dalam suatu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang amir.

c. Golongan yang di dalamnya terkumpul orang-orang yang memiliki integritas moral atau akhlak, ketaatan dan keimanan yang kuat. d. Golongan mayoritas kaum muslimi.

e. Sekelompok sahabat Nabi SAW.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan akhir, yang dimaksud Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah (Aswaja) adalah suatu golongan mayoritas kaum muslimin yang mengklaim sebagai pengikut Nabi SAW dan menerima konsensus (ijma’) para sahabat (Badrun, 2000:31 -34).

2. Tujuan Pembelajaran Aswaja

Aswaja dalam bidang pendidikan Islam sangat penting sekali dikembangkan sebagainilaipendidikanislam di Indonesia, disampingitupendidikanaswajamunculkarenakebutuhanmasyarakat Indonesia, yaitupendidikan agama dan moral.

(33)

dalam nilai-nilai agama dan moralitas. Sehingga tak ada contoh bagi pemuda bangsa untuk memperbaiki moral.

Pendidikan aswaja mempunyai kelebihan, salah satunya: pendidikan aswaja tidak hanya ditujukan ke lembaga pendidikan saja namun juga di tujukan kepada masyarakat luas, hal ini dapat memperkuat aspek agama maupun moralitas masyarakat. Misalnya acara pengajian rutin yang di isi oleh ulama’ , hal itu sangat baik untuk

meningkatkan nilai-nilai agama dalam masyarakat.Hal lain yang istimewa dari pendidikan aswaja adalah: pendidikan yang lebih dikonsentrasikan pada lembaga pendidikan islami atau dapat disebut pondok pesantren. Hal itudapatmembantukitaselaku orang tuasupayaanakcucukitadapatmengenalnilai-nilai agama dan moral. 3. Latar Belakang Munculnya Pembelajaran Aswja

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internali sasinilai-nilai agama dalam kehidupan setiappribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolahmaupun masyarakat.

(34)

bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai ahlusunnah wal jama’ah, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai hamba Allah SWT.

Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i‟tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah waljama’ah (amar

ma’ruf nahi munkar). Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya

(35)

program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-an diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban dan martabat ahlussunnah wal jama’ah. Kader Nahdlatul

Ulama diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an.

4. Sistematika Pembelajaran Aswaja a. Pendekatan

Pendekatan pembelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an bersifat terpadu, meliputi aspek-aspek berikut :

(36)

2) Pengamalan, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan

3) Pembiasaan, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan paham Aswaja dalam menghadapi masalah kehidupan 4) Rasional, yakni usaha memberikan peranan pada rasio (akal)

peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan prilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi

5) Emosional, yakni upaya mengugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati prilaku yang sesuai dengan paham Aswaja (ajaran Islam) dan budaya bangsa

6) Fungsional, yakni menyajikan bentuk semua standar materi (sejarah, aqidah, fiqh/ibadah dan akhlak) dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas 7) Keteladanan, yakni menjadikan figur tenaga pendidik serta

(37)

Sistim penyajian Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan monolitik, artinya mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an diberi alokasi waktu tersendiri dan kemudian dijadwalkan sesuai dengan alokasi waktu pada setiap minggu, misalnya 2 (dua) jam pelajaran dalam seminggu.

2) Pendekatan terintegrasi, yaitu apabila materi pokok pada Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an sama dengan materi pokok pada mata pelajaran lainnya, misalnya, dalam hal materi pokok tentang bacaan shalat yang ada pada Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an sama dengan materi bacaan shalat dalam mata pelajaran fiqh, atau dalam hal sejarah masuknya agama Islam di Indonesia, apabila berkaitan dengan materi pokok pada sejarah kebudayaan Islam.

b. Penilaian

Penilaian hasil belajar mengacu pada indikator pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum. Setiap kemajuan hasil belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk deskriptif yang memberikan gambaran hasil:

(38)

2) guru, untuk menentukan tindak-lanjut bagi pengembangan diri peserta didik.

3) pihak-pihak yang berkepentingan, untuk perbaikan program pembelajaran dan silabus atau kurikulum.

Penilaian hasil belajar dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan demikian, penilaian harus didukung dengan adanya rekaman perkembangan tingkat kemajuan peserta didik dalam menguasai setiap kompetensi dasar sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai oleh semua peserta didik.

Penilain seperti ini disebut dengan penilaian berbasis kelasyangmemuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

(39)

B. ImandanTaqwa

1. Pengertian Iman dan Taqwa

Iman dan taqwa adalah dua unsur agamis yang essensil dari suatu agama dan tidak mungkin terlepas dari pembahasan filsafat, khususnya filsafat agama yang membahas masalah agama dari segi filsafat. Filsafat agama dalam pandangan berbagai filosof bukanlah pembahasan filsafat secara bebas, tetapi ia membahas agama dari segi spektif filsafat dengan titik tolak tertentu. Agama itu bermacam-macam pedoman dan landasan yang dipergunakan sebagai titik tolak pembahasan tulisan ini adalah ajaran alam.

(40)

Iman dan taqwa sendiri bukan merupakan kesatuan yang utuh, akan tetapi antara keduanya merupakan dua pengetahuan yang mempunyai hubungan erat sekali. Tinggi rendahnya nilai keimanan berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya nilai ketqwaan. Sedangkan tinggi rendahnya nilai ketaqwaan sebagai bukti nilai kebenaran nilai iman yang dimiliki.

Kata iman adalah bahasa Arab, berasal dari kata amana artinya aman. Maksudnya orang yang beriman selalu memiliki perasaan aman karena yakin selalu dilindungi oleh Allah. Dalam kaitan inilah iman terkait dengan aqidah. Aqidah itu berasal dari bahasa Arab “aqada

artinya ikatan. Maksudnya ikatan hati dengan Allah. Definisi iman adalah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan (Wiyani, 2012:23-24).

Taqwa adalah sikap mental orang-orang mukmin dari kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi segala larangan-larangannya atas dasar kecintaan semata ( Wiyani,2012:27).

2. Indikator Peningkatan Iman dan Taqwa

(41)

mengajukan petunjuk indikator apakah seseorang itu ada benih iman ataukah tidak. Indikator itu antara lain :

a. Bila di sebut namaNya bergetar hatinya.

b. Bila dibacakan ayat-ayatnya semakin bertambahlah iman (cinta)Nya.

c. Ingin selalu membaca suratNya.

d. Rela berkorban untuk yang dicintaiNya. e. Inginselalu berdekatan kepadaNya

f. Ingin hidup bersama dengan (ajaran)Nya.

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqomah). Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, yaitu:

a. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab–kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman.

(42)

hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.

c. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal.

d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.

e. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.

C. Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan Taqwa

1. Implementasi Pembelajaran Aswaja

Implementasi pembelajaran aswaja yang menekankan cerminan nilai-nilai Aswaja diwujudkan dalam bentuk kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran dengan, aktifitas ritual (amaliah-amaliah) dan pengajaran akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian Implementasi Pembelajaran Aswaja tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga aplikatif.

Adapun secara garis besar materi Aswaja berisi tentang 4 poin besar, yaitu:

(43)

kepada Allah, baik tauhid Uluhiyyah, tauhid Rububiyah maupun tauhid Ubudiyah.

b. pembelajaran Aswaja memuat tentang ajaran syari’at Islam dengan merujuk pada gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat tentang hukum Islam (fiqih) dari salah satu imam madzhab yaitu, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali, dan Imam Maliki.

c. pembelajaran Aswaja memuat tentang ajaran Tashawuf atau ahlak dengan merujuk pada pendapat-pendapat besar yang dipelopori imam Junaid Al Baghdadi dan imam Abu Hamid Al Ghazali. d. pembelajaran Aswaja memiliki muatan tentang ke-NU-an yang

meliputi tentang sejarah kelahiran NU, visi dan misinya, tokoh-tokohnya, garis-garis perjuanganya, keorganisasian NU maupun program-program secara global. Namun demikian materi ke-NU-an ini hanya pengenalan secara garis besarnya.

Materi-materi tersebut diberikan kepada segenap siswa bertujuan agar kelak para siswa ketika sudah lulus dari madrasah mempunyai bekal kecapan keilmuan ganda yaitu keilmuan dunia dan ahirat agar berjalan seimbang.

2. Penigkatan Iman dan Taqwa

(44)

seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia (ibadah).

Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, karena manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud implementasi dari keimanannya.

(45)

bentuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan yang serba bisa dan cenderung serba boleh.

(46)

Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal–hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mendidik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjagamata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah “imtitsaluawamrillahiwajtinabinnawahih”,

(47)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum SMK Al Falah Salatiga 1. Sejarah Berdirinya

SMK Al Falah Salatiga telah berdiri sejak tahun 2005, SMK Al

Falah otomotif dan tata busana.SMK Al Falah adalah SMK plus yang

memberikan pendidikan teknologi dengan dibangun atas naungan

yayasan AL Falah. Yang didirikan oleh pemimpin pondok pesantren

Al Falah, KH Mohamad Zoemri di tempat sendiri. Pada mula, KH

Mohamad Zoemri menerima siswa dalam lingkungannyadan diikuti

oleh mahasiswa dari daerah lain. Yayasan Al Falah bergerak dibidang

pendidikan pondok pesantren Al Falah dan SMK Al Falah.

Konsentrasi pada jurusan tehnik penguatan dibidang agama, sehingga

lulusan yang dihasilkan akan memiliki kemampuan serta teknis

berkompeten diikuti kematangan mental keagamaan yang kuat.

Diharapkan setiap lulusan akan lebih siap menghadapi kehidupan

dunia kerja yang nyata dengan dihadapkan pada persaingan yang

rapat. Sekolah ini sangat mengalami perkembangan yang sangat pesat

baik mengenai tenaga pengajar, jumlah murid, maupun sarana

(48)

2. Lokasi Sekolah

SMK Al Falah berlokasi di Jl Bima No. 02 Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga, Telp. (0298) 321685.

3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi

Visi SMK Al Falah Salatiga yaitu, “Menyiapkan tamatan yang berkompeten dan berakhlak mulia”.

b. Misi

Adapun misi yang diharapkan dapat mendukung visi tersebut adalah:

1) Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan beragamis. 2) Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas, dan jujur.

3) Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan.

4) Menyiapkan tamatan yang berkompeten di bidang keahliannya.

5) Menyelenggarakan sekolah yang berkarakter.

4. Tujuan Sekolah

Tujuan dari SMK Al Falah Salatiga adalah:

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalitas.

(49)

c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industry pada saat ini maupun masa mendatang.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Indonesia yang produktif, adaptif dan kreatif.

e. Menambah kelengkapan dan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi yang mengacu pada standar kompetensi. f. Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam mengikuti

perkembangan teknologi.

g. Menambah peralatan praktik atau sarana pendukung yang belum dimiliki sekolah.

h. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

i. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

j. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat memiliki wawasan pengetahuan dan seni.

5. Progam Keahlian

Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Al Falah Salatiga antara lain sebagai berikut:

(50)

Struktur organisasi guru dan karyawan SMK Al Falah Salatiga adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Struktur Organisasai Guru dan Karyawan SMK Al Falah Salatiga

NO Nama Jabatan

1

Samsidi, S.Pd. kim.,M.Pd. Kepala sekolah

2

Al Faruqi S.HI Komite

3

Meyla Kurniawati, S.Pd. Waka kurikulum

4

Eka Candra Satria, M.Pd. Waka kesiswaan

5

Sri Widyaningsih, S.Pd.I Waka humas

6 Mateas Ma’ruf, S.Pd.

Sarpras

7

Edi Pramono Tata Usaha

7. Data Guru dan Karyawan a. Data Guru

(51)

Tabel 3.2 Data Guru No

(1)

Nama (2) Mata Pelajaran (3)

Meyla Kurniawati, S.Pd. Matematika Waka Kurikulum

3

Eka Candra Satria, M.Pd. PJOK dan KKPI Waka kesiswaan

4

Sri Widyaningsih, S.Pd.I B.Inggris dan Seni budaya

Waka Humas

5 Mateas Ma’ruf, S.Pd

Produktif TO Waka sarpras

6

Zamroni,S.Pd.I PAI dan Aswaja

7

Nikmah,S.Pd. Produktif TB

8

Umi Anisah, S.Pd. PKn

9

Galuh Mirnasari,S.Pd. IPS

10

Sri Wahyuni,S.Pd B. Indonesia

11

Ika Kurniawati, S.Pd. BK

12

(52)

13

Nazillatur Rohmiyati, M.Pd.

IPA dan Fisika

14

Rinta Sari,S.Pd.I Kewirausahaan

15

Dra. Tri Fatichah. H B. Inggris

16

Naela Fadlil, S.Pd. Produktif TB

b. Data Karyawan ( Karyawan Tata Usaha)

Adapun karyawan tata usaha SMK Al Falah Salatiga adalah sebagai berikut

Tabel 3.3 Data Karyawan

No Nama Jabatan

1.

Edi Pramono Kepala TU

2.

Tri Juniarti, S.E Wakil kepala TU

3.

Samsuri Toolmen

4.

(53)

8. Data Kesiswaan

Jumlah siswa SMK Al Falah Salatiga secara keseluruhan adalah 157 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

(54)

9. Data Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun sarana prasarana SMK Al Falah Salatiga dapat dikatakan cukup lengkap, karena dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.5

Sarana dan Prasarana SMK Al Falah Salatiga

(55)

B. Temuan Penelitian

Di bawah ini akan dijabarkan mengenai pelaksanaan pembelajaran aswaja di SMK Al Falah Salatiga mulai dari pembelajaran aswaja, implementasi pembelajaran aswaja dan peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga

Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran aswaja di SMK Al Falah Salatiga,seperti halnya SM selaku kepala sekolah mengungkapkan bahwa: “ Sholat berjamaah pada saat sholat dhuhur merupakan kewajiban bagi setiap siswa di SMK Al Falah Salatiga ini. Hal ini untuk melatih siswa untuk menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam diri siswa untuk menjadi lebih baik”(KS/25-05-2016/08:40).

Senada dengan hal di atas ZM selaku guru PAI dan aswajamenyatakan bahwa:

“Pada mapel Aswaja kita menekankan aspek praktik. Aspek

praktek tersebut diantaranya yaitu membudayakan sholat berjamaah pada saat sholat dhuhur, mujadahan yang kegiatannya melafalkan bacaan selain surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna, dan aspek praktik yang lain yaitu hafalan surat-surat pendek. Surat pendek itu juga bisa meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan. Karena apa ? karena dengan hafalan Qur’an kita

(56)

semester satu minimal hafal surat an naas sampai at takatsur, untuk semester dua kelas satu dari surat al qori’ah sampai ad duha.

Praktek ziarah kubur juga masuk aspek praktikum dalam mapel Aswaja. Ziarah kubur biasanya dilakukan kamis sore kemakam bapak Kyai, itu guna untuk mengimplementasikan pelajaran aswaja dalam hal praktek. Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an di semester satu juga sudah terapkan sistem belajar ngaji,

saya namai ngaji bareng. Jadi itu khusus anak-anak yang belum bisa ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid satu yang belum sama sekali, tapi yang sudah bisa juga Qur’an”(GA/17-5-2016/09:13).

Sedangkan DS selaku siswa di SMK Al Falah menuturkan pendapatnya: “Menurut saya, pelaksanaan pembelajaran aswaja di sekolah ini

sudah bagus dan cukup jelas. Selain teori di dalam kelas guru kami juga memberikan contoh dan praktik langsung, misalnya untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, sholat dhuha serta mujahadah, sehingga kami bisa menerima pelajaran aswaja dengan jelas” (DS17-5-2016/10:20).

Adapun pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga meliputi materi: a. Islam di Indonesia

b. Sejarah dan peran pondok pesantren c. Latar belakang kalehiran NU

(57)

e. Aswaja dan firqoh Islam f. Taqlid dan ijtihad

g. Bermazhab dan pengambilan keputusan hukum h. Nilai dasar dan NU

i. Kepemimpinan dalam NU j. Kembali ke khittah 1926 k. NU dan organisasi keagamaan l. Ukhwah nakhdliyah

m.Amaliyah nakhdliyah

Berdasarkan materi pembelajaran Aswaja yang terpaparkan diatas memiliki fungsi dan tujuan. Pembelajaran Aswaja berfungsi untuk:

a) Menanamkam nilai-nilai dasar Aswaja kepada peserta didik sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan ajaran Islam.

b) Meningkatkan pengetahuan dan keyakinan peserta didik terhadap paham Aswaja, sehingga mereka dapat mengetahui sekaligus dapat mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

c) Memperbaiki kesalahan-keaslahan dan kelemahan-kelemahan peseerta didik dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

d) Memupuk keyakinan peserta didik tentang ajaran Aswaja yang sesungguhnya, sehingga dapat mengamalkan dan menjalankan ajaran Islam dengan benar dan penuh keyakinan.

(58)

Aswaja secara keseluruhan kepada peserta didik, sehingga nantinya akan mejadi muslim yang terus berkembang dalam hal keyakinan, ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan individual maupun kolektif, sesuai dengan tuntunan ajaran islam Ahlusunnah Wal Jamaah yang di contohkan oleh jamaah, mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan para ulama dari generasi ke

generasi.

2. Mujahadah

SMK Al Falah melaksanakan mujadahanrutin setiap jam istirahat pertama. Kegiatan mujahadah ini isinya melafalkan bacaan surat al fatihah, tahlil, dan asmaul khusna. SM selaku kepala sekolah mengungkapkan bahwa:

“Kegiatan mujahadah di sini dilaksanakan setiap hari di jam istirahat pertama. Kegiatan ini meliputi tahlil dan asmaul khusna yang diikuti semua siswa dan guru. Kegiatan ini diadakan agar para siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik”(KS/25 -05-2016/08:40).

Pendapat yang sama juga di sampaikan oleh ZM selaku guru PAI dan Aswaja, yaitu:

(59)

serta melakukan sholat sunah dhuha berjamaah diikuti para siswa berserta guru”(GA/17-5-2016/09:13).

Sedangkan DS selaku siswa di SMK Al Falah menuturkan pendapatnya: “Disini ada mujahadah mb, yang dilakukan setiap hari pas istirahat.

Diisi dengan pembacaan tahlil, asmaul khusna, dan di lanjutkan dengan sholat dhuha bersama-sama”(DS/17-5-2016/10:20).

C. Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peningkatan Iman dan

Taqwa Siswa di SMK Al falah Salatiga

Implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga, di peroleh dari beberapa narasumber sebagai berikut.

Selaku kepala sekolah di SMK Al Falah Salatiga, SM menegaskan implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga melalui kegiatan rutin atau pembiasaan yang diterapkan kepada siswa mulai datang di sekolah sampai siswa pulang, SM menjelaskan:

“Implementasi untuk meningkatkan iman dan taqwa siswa, bisa

(60)

Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan dengan kewajibannya. Jika seseorang sudah benar-benar menjalankan dan mengamalkan aswaja dengan tulus dan baik untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan maka bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Amalan yang kita lakukan sehari-hari merupakan sunnah rosul”(KS/25-05-2016/08:40).

ZM selaku guru PAI dan Aswaja juga menjelaskan, bahwa:

“Pada mapel Aswaja kita menekankan aspek praktik. Aspek praktek tersebut diantaranya yaitu membudayakan sholat berjamaah pada saat sholat dhuhur, mujadahan yang kegiatannya melafalkan bacaan selain surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna, dan aspek praktik yang lain yaitu hafalan surat-surat pendek. Surat pendek itu juga bisa meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan. Karena apa ? karena dengan hafalan Qur’an kita menjadi cinta terhadap Qur’an.Anak kita

tekankan dari kelas satu semester satu minimal hafal surat an naas sampai at takatsur,untuk semester dua kelas satu dari surat al qori’ah

(61)

kemakam bapak Kyai, itu guna untuk mengimplementasikan pelajaran aswaja dalam hal praktek. Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an di semester satu juga sudah terapkan sistem belajar ngaji, saya namai ngaji bareng. Jadi itu khusus anak-anak yang belum bisa ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid satu yang belum sama sekali, tapi yang sudah bisa juga Qur’an” (GA/17-5-2016/09:13).

Kemudian DS selaku siswa juga menjelaskan:

“Memperdalam ilmu aswaja, mempraktekannya dan mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari”(DS/17-5-2016/10:20).

D. Faktor pendukung Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga

Menurut SM, faktor pendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga sangat beragam, bisa dari faktor intern bisa juga dari faktor ekstern, SM menjelaskan:

“Pendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan

(62)

slogan tersebut. Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan dengan kewajibannya”(KS/25-05-2016/08:40).

Sedangkan menurut ZM faktor yang mendukung pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa yaitu:

“Usahanya katakanlah dari sholat berjamaah usaha kita selain

(63)

DS juga menyebutkan bahwa:

“Guru selalu mengingatkan saat akan melaksanakan sholat dhuha bersama-sama dan memberikan contoh langsung kepada siswa sehingga siswa dapat mengikutiny”(DS/17-5-2016/10:20).

D. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk

Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga

Hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa banyak macamnya, hambatan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau disebut dengan faktor intern dan ada juga yang berasal dari luar atau disebut faktor ekstern. SM juga merasakan hal yang sama, bahwa dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa, di antaranya menurut kepala sekolah adalah:

(64)

Pendapat lain disampaikan oleh ZM selaku guru PAI dan Aswaja bahwa faktor penghambat pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa adalah:

Penghabatnya yang jelas yang pertama, karena kita sarana prasarana kurang memadai. katakanlah untuk nguri-nguri tadi kita perlu spiker yang di pasangarea sekolahankita belum meliki. Hambatan yang kedua dari siswa yang acuh-tak acuh ada juga yang bersembunyi di belakang kelas. Faktor menghambat yang lain adalah regenerasi, siswa kelas tiga menjadi contoh bagi adik-adik kelasnya sebelum lulus, tapi setelah mereka lulus sekolah regenerasi semakin kurang, jadi siswa-siswi membutuhkan pembinaan, misalnya dari LDK atau yang lainnya”(GA/17-5-2016/09:13).

Kemudian menurut pendapat DS tentang faktor penghambat pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa adalah:

“kalau menurut saya karena malas dan bosen yang membuat saya jadi

tidak fokus untuk mengikuti pembelajaran aswa di kelas. Kadang juga malah menjadi tidak nyaman di kelas”(DS/17-5-2016/10:20).

(65)

50

A. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pegalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut koknitif, afektif, dan psikomotor ( Djamara, 2011:13).

Aswaja merupakan segala sesuatu yang ditujukan kepada perilaku atau jalan yang ditempuh oleh Nabi SAW (Badrun,2000:25).Jadi, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Aswaja adalah perubahan tingkah laku pada seseorang yang di peroleh dari pengalaman dan tingkah laku secara koknitif, afektif, dan psikomotor.

Salah satu bentuk pembelajaran aswaja di smk al falah yaitu dengan menekankan aspek praktek. Program sekolah yang mengimplementasikan pembelajaran aswaja di smk al falah salatiga antara lain :

1. Sholat dhuhur berjamaah

(66)

Aturan-aturan yang harus dijalankan dalam melaksanakan sholat berjamaah, seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari juga ada aturan-aturan tertentu. Aturan dalam melaksanakan sholat berjamaah, misalnya apabila ada makmum terlambat datang atau terlalu lama melakukan gerakan sholat maka makmum dinamakan dengan makmum masbuk, batasan makmum masbuk adalah rukuk. Aturan yang lain yaitu mematuhi tata tertib antara imam dan makmum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam.

Menanamkan rasa saling mencintai melalui pelaksanaan sholat berjamaah akan saling mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan jenazahnya, dan jika ada yang kesusahan dibantu, maka akan tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang. Kecintaan dan keimanan terhadap Tuhan misalkan dalam hafalan-hafalan surat pendek. Sebagai sarana penyatu hati dan fisik, saling mengenal dan mendukung satu sama lain merupakan pantulan kebaikan dan ketakwaan.

(67)

Merupakan program pembiasaan yang dilakukan setiap hari setelah istirahat kedua. Program ini ditujukan untuk menumbuhkan budaya dan karakter disiplin dan religius pada siswa.

2. Mujahadah

SMK Al Falah menerapkan mujadahan yang rutin dilaksanakan setiap jam istirahat pertama. Kegiatan mujahadah ini meliputi melafalkan bacaan surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna serta sholat dhuha.

B. Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan

Taqwa di SMK Al Falah Salatiga

Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi sebuah tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam implementasi pembelajaran aswaja merupakan keigiatan inti dari peninngkatan iman dan taqwa.

(68)

Selaras dengan pendapat di atas, implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga, yaitu dengan pembelajaran Aswaja dan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i’tidal),

berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah waljama’ah (amar ma’ruf nahi munkar). Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi, mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-an diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban dan martabat ahlussunnah wal jama’ah.

(69)

pendidik serta petugas satuan pendidikan (madrasah/sekolah) lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cerminan manusia yang berkepribadian baik.

Dalam Q.S Al-Azhab ayat 21 Allah berfirman:

 

Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

Selaras dengan hal tersebut, guru dan tenaga kependidikan di SMK Al Falah Salatiga juga menerapkan keteladanan bagi siswa, seperti berpakaian rapi, bersikap ramah, berbahasa yang baik, disiplin, mengikuti sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Tujuannya adalah agar siswa mudah dalam menerima dan meniru perilaku yang baik yang dilakukan guru. Seorang guru adalah orang yang perkataan dan perbuatannya dipatuhi dan dianut itu sudah sepantasnya.

C. Faktor-faktor Pendukungdan Penghambat Untuk Peningkatan Iman

dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga

(70)

peningkatan iman dan taqwa, usaha-usaha terebut dapat berasal dari berbagai segi, baik guru, siswa-siswi, fasilitas, maupun dari lingkungan sekitarnya.

Setiap proses implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan diluar pebelajaran tidaklah lepas dari usaha-saha yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga. Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Intern

Faktor intern merukan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Dalam hal ini yang mendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga adalah kesadaran diri sendiri. Meskipun ada sebagian yang belum menyadari atau belum ikhlas melakukan perintah dan menaati tata tertib, tetapi ada juga siswa yang dengan kesadaran dirinya dan tanpa paksaan sudah bisa melakukan atau menerapkan peningkatan iman dan taqwa. 2. Faktor Ekstern

(71)

a. visi dan misi sekolah serta tata tertib sekolah yang menjadi acuan dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa.

b. Dari data yang ditemukan bahwa kekuatan dari guru dan seluruh karyawan sekolah sangat mendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa.

c. Kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah yang notabenenyaa sekolah islam, guru dan siswanya islam, yang tidak pernah sepi dari kegiatan-kegiatan keagamaan membuat mudah dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman dan taqwa.

d. Prinsip kebersamaan, kerja sama dan kekeluargaan yang terus dijaga serta kedekatan antara guru dengan siswa membuat nyaman dalam pengimplementasikan pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman dan taqwa.

e. Sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah yang baik.

f. Lingkungan yang kondusif sehingga nyaman dan mudah dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman dan taqwa.

Kemudian ada beberapa hambatan yang dihadapi sekolah dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa. Hambatan yang dialami pihak sekolah beragam. Ada faktor dari dalam maupun luar itu sendiri, diantaranya:

(72)

Faktor penghambat yang dialami dari dalam diri yang dialami siswa di SMK Al Falah Salatiga antara lain:

a) Keadaan siswa itu sendiri, siswa masih ingin mencari jati diri dan ingin mencoba yang baru terutama yang negatif-negatif. Solusinya adalah dengan terus mengingatkan dan membimbing.

b) Keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang sulit diatur serta keterbatasan guru dalam mengawasi perilaku siswa, sehingga membuat sulit untuk mengimplementasikan pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa kepada siswa.

2. Faktor ekstern

a) Lingkungan bergaul di luar sekolah, perbedaan budaya di rumah dan di sekolah. Jika di sekolah siswa memang sudah diajarkan pembelajaran yang baik, belum tentu saat di rumah siswa melaksanakan hal tersebut. Terkadang masih ada orang tua di rumah yang belum mendukung pendidikan karakter dan tujuan pendidikan di sekolah. Jadi budaya di sekolah belum satu sinergis dengan budaya yang dilakukan di ruah.

(73)
(74)

59 A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga adalah menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban dan martabat Ahlussunnah Wal jama’ah.

Peranan pembelajaran Aswaja bagi siswa SMK Al Falah Salatiga adalah Menjadikan figur tenaga pendidik serta petugas satuan pendidikan (madrasah/sekolah) lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cerminan manusia yang berkepribadian baik.

(75)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Al Falah Salatiga terkait dengan implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa, dapat di rekomendasikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pihak sekolah, hendaknya melakukan komunikasi yang lebih banyak agar meningkatan peran orang tua kesadaran pentingnya peningkatan iman dan taqwa anak.

2. Untuk kepala sekolah, berdasarkan pengamatan penulis, implementasi pembelajaran aswja dalam peningkatan iman dan taqwa sudah bagus dan mencakup semua ruang lingkup. Semoga dapat lebih di optimalkan dengan kreatifitas-kretifitas baru.

3. Untuk guru, sebagai pemberi informasi sekaligus pendidik dan pembimbing, harus mampu menjalankan pendidikan peningkatan iman dan taqwa seefektif mungkin dan menggunakan kompetesi yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya serta sikap penuh kasih sayang dalam lingkungan sekolah.

4. Untuk orang tua/wali murid diharapkan selalu selalu mendukung program kegiatan sekolah untuk dan selalu mengawasi pergaulan putra-putrinya ketika di luar jam belajar di sekolah, serta ciptakan komunikasi yang baik antara orang tua/wali murid dengan pihak sekolah.

(76)

61 Yogya: PT Tiara Wacana.

Chalim, Asep S, dkk. 2012. Membumikan Aswaja. Surabaya: Khalista. Faisol, Muhammad, dkk. 2010. Hujjah NU (Akidah – Amaliyah – Tradisi).

Surabaya: Kalista

Misrawi, Zuhairi. 2010. “Mengukuhkan Khittah 1926” Dalam Suhanda

(ed) Gus Dur Santri Par Excellence. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Misrawi, Zuhairi. 2010. Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari. Jakarta: PT Kompas Media Nisantara.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchtar, Masyhudi, dkk. 2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista. Nahdlatul Ulama. 2010. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

Nahdlatul Ulama.

Novan, Ardy W. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. Bandung: Teras.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thoha, As’ad, dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an. Jatim: PW LP Ma’arif.

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki Press.

(77)

A. PEDOMAN OBSERVASI

Penelitian yang dilakukan ini akan mengamati (observation)

mengenai Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga, yang di antaranya meliputi:

1. Melakukan pengamatan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.

2. Melakukan pengamatan pada penerapan pembiasaan/keseharian di lingkungan sekolah yang mencerminkan nila-nilai iman dan taqwa. Pedoman Observasi Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017

No Aspek yang Diamati Ya Tidak Ket

A Kegiatan Belajar Mengajar (KMB)

1 Membiasakan diri mengawali dan mengakhiri KBM

dengan berdoa

2 Guru dapat mengintegrasukan keimanan dan

ketaqwaan dalam pelajaran

3 Strategi yang digunakan guru terkait implementasi pembelajaran aswaja mudah dipahami

4 Guru menyampaikan materi secara komunikatif

(78)

7 Kematangan peserta didik dalam mengikuti KBM terlihat dari konsentrasi peserta didik di dalam kelas

8 Peserta didik dapat memahami pengintegrasian nilai-nilai keimanan dan ketaaqwaan di tiap materi

pelajaran

9 Peserta didik dapat saling membantu pada saat temannya kesulitan menerima materi pelajaran

10 Peserta didik menerapkan keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan sehari-hari

B Budaya Sekolah

1 Perilaku kepala sekolah dan guru dapat memberikan contoh yang berkaian dengan keimanan dan

ketaqwaa terhadap pembiasaan peserta didik di

lingkungan sekolah

2 Antar warga sekolah saling menghormati dan

menghargai satu sama lain

3 Memberikan salam dan menyapa saat berpapasan

4 Saling membantu apabila ada teman yang

mengalami kesulitan

5 Antar warga sekolah dapat menerapkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan di lingkungan sekolah

(79)

yang berkaitan dengan pendidikan karakter a. Harian

b. Mingguan c. Bulanan d. Tahunan e. Incidental

B. PEDOMAN DOKUMENTASI

Dokumentasi dilakukan peneliti untuk mengungkap data-data antara lain sebagai berikut :

1. Melalui arsip tertulis:

a. Profil SMK Al Falah Salatiga.

b. Visi dan misi SMK Al Falah Salatiga.

c. Sarana dan prasarana SMK Al Falah Salatiga.

d. Jumlah dan kondisi bangunan SMK Al Falah Salatiga. 2. Foto

a. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. b. Budaya sekolah yang tercermin di lingkungan sekolah.

c. Kegiatan/program sekolah terkait dengan pembelajaran Aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa.

C. PEDOMAN WAWANCARA

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Data Guru
Tabel 3.3        Data Karyawan
Tabel 3.4 Data Siswa SMK Al Falah Salatiga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam wawancara dengan Majelis, Zulkifli Hasan juga berpendapat bahwa situasi (politik) yang kondusif pada 2015 bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik.. Zulkifli

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berusia antara 35 sampai 55 tahun, bersedia mengikuti pelatihan sampai

[r]

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara

Hasil analisis spasial melalui data temporal dan konsentrasi obyek wisata ini menunjukkan bahwa pola perubahan pemanfaatan ruang pada wilayah dengan aktivitas wisata

Migren atau nyeri kepala tipe tegang kronis dapat berkembang menjadi nyeri kepala kronis harian (NKKH) yang merupakan sindrom klinis yang didefinisikan sebagai

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada peneliti dalam pembuatan skripsi ini yang

Adalah perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari).Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus