• Tidak ada hasil yang ditemukan

no 1th ixjanuari 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "no 1th ixjanuari 2015"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

62

Sosialisasi

Seminar Semarang: Urgensi Perubahan UUD NRI Tahun 1945

28

Nasional

Delegasi Parlemen Korsel: Indonesia-Korsel adalah Sahabat Sejati

Daftar Isi

Ekonomi Indonesia

Bergerak dalam Tren Positif

10

BERITA UTAMA

Perekonomian Indonesia

masih tetap bergerak dalam

tren positif, namun sejumlah

indikator memberi sinyal yang

mengkhawatirkan dan dapat

memengaruhi tren positif itu,

seperti daya saing, kurs rupiah,

dan ekspor, yang masih lemah.

Tak kalah penting, diperlukan

suasana kondusif dan stabilitas

(politik) untuk mendukung

perkembangan ekonomi.

80

Figur Mira Lesmana

39

SELINGAN

Membangun Kejayaan di Laut

Editorial

...

04

Suara Rakyat

...

06

Opini

...

07

Wawancara

...

20

Pojok MPR

...

47

Mata Pengamat

...

60

(6)

Membangun Perekonomian Berbasis Laut

K

ONDISI perekonomian Indonesia pada 2015 diprediksi masih cukup baik. Ini tercermin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2015 sebesar 5,6 – 6%. Seperti ditulis dalam berita utama Majelis edisi Januari ini, beberapa lembaga seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank (Bank Dunia), Asia Development Bank (ADB) optimistis terhadap pereko-nomian Indonesia. Kesimpulan dari semua proyeksi itu, pertumbuhan ekonomi Indone-sia pada 2015 lebih baik dari pertumbuhan ekonomi 2014 yang berkisar 5,4%.

Banyak lembaga juga meramalkan di 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah akan menguat. Laju inflasi diproyeksikan akan turun. Beberapa faktor juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan investasi, konsumsi, perdagangan internasional. Pasar Indonesia masih luas menjadi daya tarik investor. Pengembangan infrastruktur juga sedang dipercepat. Dari sisi konsumsi, pemerintah bisa mempertahankan konsumsi dengan menjaga stabilitas harga. Sementara itu, perdagangan internasional masih berkembang seiring moderatnya pertumbuhan ekonomi global.

Di balik optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, ada juga sinyal-sinyal mengkhawatirkan dan dapat memengaruhi tren positif itu. Misalnya, indikator daya saing Indonesia yang masih tetap lemah. Ini terefleksikan pada pelemahan kurs rupiah yang tidak diikuti oleh kenaikan nilai ekspor secara signifikan. Selain itu, beban keuangan

negara juga bertambah karena penurunan target penerimaan negara dan masih tingginya subsidi bahan bakar. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah stabilitas politik (dan keamanan), terutama pasca Pemilu 2014. Stabilitas (politik dan keamanan) ini juga berpengaruh pada perkembangan ekonomi Indonesia pada 2015.

Peralihan kepemimpinan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo juga mewarnai proyeksi perekonomian Indonesia 2015. Sedikit banyak peralihan kepemimpinan itu akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi Indonesia. Perbedaan arah kebijakan itu mulai terlihat di awal-awal pemerintahan baru Joko Widodo – Jusuf Kalla. Misalnya, pemerintahan baru memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi berbasis kelautan atau sering dipromosikan dengan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Perubahan paradigma pembangunan itu sah-sah saja. Mengutip ucapan Prof. Ginandjar Kartasasmita dalam buku “Bappenas dalam Sejarah Perencanaan Pembangunan Indonesia 1945 – 2015” (2012), paradigma pembangunan senantiasa bisa berubah-ubah. Bahkan, seringkali paradigma pembangunan itu berulang karena paradigma memang tidak mengenal dimensi waktu. Namun, pembangunan pada dasarnya tetap harus sesuai dengan tujuan berbangsa dan bernegara seperti tercermin dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Pada masa Orde Baru, sebagai contoh, paradigma pembangunan yang dipakai adalah pertumbuhan ekonomi berbasis pada pertanian. Dengan paradigma pembangunan itu, Presiden Soeharto menyusun pembangunan dalam beberapa tahapan yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Dengan basis pertanian, pemerintah Orde Baru memulai dengan membangun pertanian, kemudian berlanjut pada industrialisasi (pertanian), dan pada tahap berikutnya menjadikan In-donesia lepas landas sebagai negara industri seperti negara maju lainnya.

Pemerintah Orde Baru mengerahkan segenap daya dan upaya, termasuk anggaran untuk membangun pertanian. Kala itu, berbagai proyek bendungan dibangun di beberapa tempat. Juga membangun dan memperbaiki saluran irigasi. Para petani mendapatkan berbagai penyuluhan, termasuk bantuan sarana alat produksi, seperti benih, pupuk, dan sebagainya. Hasilnya, Indonesia mencapai swasembada pangan pada 1984. Presiden Soeharto mendapat penghargaan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) di Paris, Perancis.

(7)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

COVER

Edisi No.01/TH.IX/Januari 2015 Kreatif: Jonni Yasrul

Foto: Istimewa

pembangunan pertanian pun mulai ditinggalkan.

Kini, pemerintah baru hendak membangun paradigma baru, yaitu pembangunan berbasis kelautan. Sebut saja, kegiatan nelayan, budi daya ikan, perdagangan antarpulau, kegiatan di pelabuhan, industri galangan kapal, wisata bahari, dan lainnya. Dari pembangunan kelautan ini diharapkan ada peningkatan produksi (ikan), investasi (industri kelautan), penyerapan tenaga kerja, dan lainnya. Berikutnya, pendapatan rakyat pun akan meningkat dan rakyat menjadi sejahtera.

Maka paradigma pembangunan pun digeser menjadi “prioritas pembangunan perekonomian berorientasi pada wilayah maritim yang terintegrasi dengan pembangunan wilayah darat”. Proyeksi pembangunan perekonomian maritim harus dilengkapi dengan kalkulasi terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat (potensi perekonomian maritim sebagai solusi dan upaya percepatan pengentasan kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan rakyat).

Bukan tanpa alasan bila pemerintah baru memfokuskan pada laut. Pasalnya, potensi sektor kelautan Indonesia sangat luar biasa. Potensi itu mencapai Rp 3.000 triliun per tahun. Nilai potensi kelautan Indonesia itu meliputi perikanan US$ 32 miliar, wilayah pesisir US$ 56 miliar, bioteknologi US$ 40 miliar, wisata bahari US$ 2 miliar, minyak bumi US$ 21 miliar, dan transportasi laut US$ 20 miliar.

Ditambah, Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia yang memiliki bentang laut luas dengan ribuan pulau besar dan kecil. Indonesia juga negara dengan

pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, dan berada di posisi strategis di antara persilangan dua benua dan dua samudra. Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang terbentang seluas 2,4 juta kilometer dengan berbagai kandungan kekayaan alam yang siap dieksplorasi. Selat Malaka menjadi jalur kapal-kapal perdagangan dunia yang mencapai 45% dari total perdagangan dunia.

Memulai dari awal, pemerintah harus melakukan berbagai kebijakan dan upaya, seperti membersihkan dari praktik illegal fish-ing, mendandani problem birokrasi, memudah-kan proses investasi (untuk industri di sekitar laut), membangun infrastruktur (pelabuhan, jalan, listrik, dan sebagainya). Salah satunya, pemerintah berencana membangun pelabuhan-pelabuhan laut bertaraf internasional.

Berikutnya, Indonesia bisa mengarah menjadi negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, yang kuat di sektor kelautan. Jika eksplorasi sumber daya laut berhasil memakmurkan rakyat, pemerintah bisa mengulang keberhasilan yang pernah dicapai pemerintah Orde Baru dalam pertanian (swasembada beras). Kini, laut adalah masa depan Indonesia. ❏

PENASEHAT Pimpinan MPR-RI REDAKTUR AHLI Pimpinan Badan Sosialisasi: Ahmad Basarah, Edhy Prabowo, Alimin Abdullah, Bachtiar

Aly, Zainut Tauhid. Pimpinan Badan Pengkajian: Bambang Sadono, TB. Hasanuddin, Rambe Kamarulzaman, TB. Soenmandjaja, Martin Hutabarat. Pimpinan Badan Penganggaran: Idris Laena, Guntur Sasono, Lukman Edy, Syarifuddin Suding, Muh. Asri Anas PENANGGUNG JAWABEddie Siregar, Selfi Zaini PEMIMPIN REDAKSI Yana Indrawan DEWAN REDAKSI M. Rizal, Aip Suherman, Suryani, Ma’ruf Cahyono, Tugiyana, Siti Fauziah REDAKTUR PELAKSANA Agus Subagyo KOORDINATOR REPORTASE Rharas Esthining Palupi REDAKTUR FOTO

Rades Rahardian, Budi Muliawan REPORTER Fatmawati, Assyifa Fadilla, Prananda Rizky, Y. Hendrasto Setiawan FOTOGRAFER Ari Soeprapto, Teddy Agusman Sugeng, Wira, A. Ariyana, Agus Darto PENANGGUNG JAWAB DISTRIBUSI Elly Triani KOORDINATOR DISTRIBUSIElin Marlina STAF DISTRIBUSI Melissa, Alin, Suparmin, Asep Ismail, Ramos Siregar, Dony Melano SEKRETARIS REDAKSI

Wasinton Saragih TIM AHLI Syahril Chili, Jonni Yasrul, Ardi Winangun, Budi Sucahyo, Derry Irawan, M. Budiono ALAMAT REDAKSI Bagian

(8)

Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Puan Maharani, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, dan Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli, Hajriyanto Y. Thohari, dan Ahmad Farhan Hamid menghadiri Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, yang dilaksanakan di Bengkulu

1 Juni 2014

Pertemuan Kepala Lembaga Negara di Gedung MPR RI di hadiri: Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MA Hatta Ali, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua MK Hamdan Zoelva, dan Ketua BPK Rizal Djalil, dan Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari, Ahmad Farhan Hamid, Hj. Melani Leimena Suharli, dan Dimyati Natakusumah.

(9)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Ketua Tim Kajian Sistem Ketatanegaraan MPR RI, Jafar Hafsah, menyerahkan draf rancangan perubahan Tatib MPR kepada Wakil Ketua Ahmad Farhan Hamid didampingi Wakil Ketua Melani Leimena Suharli dan Dimyati Natakusumah. Turut menyaksikan, Ketua Tim Kerja Sosialisasi MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa, Ketua Fraksi PKS MPR RI

Soenmanjaya, Rully Chairul Azwar (Ketua Fraksi Partai Golkar), Yasonna H. Laoly (Ketua Fraksi PDI Perjuangan), Martin Hutabarat (Ketua Fraksi Partai Gerindra), Wahidin Ismail (Kelompok DPD), Zainut Tauhid (Fraksi PPP) dan lainnya.

13 Agustus 2014

Penyelenggaraan Hari Konstitusi 18 Agustus dan HUT ke-69 MPR RI pada 29 Agustus, MPR RI menggelar acara di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, dihadiri Wakil

Presiden RI dan keluarga anggota BPUPKI dan PPKI.

(10)

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Sidarto Danusubroto didampingi para Wakil Ketua MPR membuka Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan Periode 2009-2014, berlangsung di ruang sidang Gedung Nusantara, kompleks MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta.

22 September 2014

Sidang Awal Masa Jabatan Anggota MPR RI periode 2014-2019

(11)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Pimpinan Sidang Sementara MPR, Maimanah Umar, didampingi Ade Rezki Pratama menetapkan Pimpinan MPR periode 2014–2019, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR Mahyudin, EE Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta Odang di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta.

8 Oktober 2014

Jokowi mengucapkan sumpah sebagai Presiden, selanjutnya pengucapan sumpah oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, di hadapan 672 anggota MPR dan ratusan undangan lainnya di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/ DPD Jakarta.

(12)

Tanya Jadwal LCC 4 Pilar Tahun 2015

Mohon diinformasikan jadwal LCC 4 Pilar tingkat Provinsi seluruh Indonesia tahun 2015.

Anwari Metro, Lampung

Setelah Dinyatakan Tak Bersalah

Saya adalah korban penyidikan fiktif dan rekayasa hukum. Saya ditahan 3 bulan dan tahanan kota 3 bulan. Di pengadilan saya bebas murni dan jaksa kasasi, dan di MA pun kasasi jaksa ditolak. Bagaimana keadilan bagi saya yang telah kehilangan nama baik dan pekerjaan, serta harga diri setelah keputusan MA incrah. Saya buta hukum, jadi tak bisa menuntut balik. Dimana keadilan saya rakyat kecil yang tinggal di Sukadana Kayong Utara ini.

Iswahyudi alias Daris Sukadana, Kab. Kayong Utara Sukadana

File Unduh PDF UUD Tidak Bisa

Di-

download

Tolong diperbaiki link unduhan UUD. Bagaimana sih e-goverment lembaga tinggi nggak informatif.

Arif Depok

Guru Honor SD Tak Bermasa Depan

Assalamu’alaikum,

Pimpinan MPR yang kami hormati. Betapa semakin berat beban dan masa depan yang kami rasakan dengan kenaikan harga BBM, Kenaikan ini mengatrol harga kebutuhan hidup(sembako) semakin menanjak naik. Kami adalah guru honorer SD berpenghasilan Rp 400.000/ bulan. Jika dibandingkan dahulu ketika kuliah, rasanya kuliah selama 5 tahun tidak ada artinya/tak dihargai, dengan gaji Rp. 400,000. Ternyata, penghasilan kami di bawah pemulung, kuli sapu, pengemis. Sedangkan kami dituntut untuk mendidik, mengajar baca tulis, hitung sampai dituntut memperbaiki moral tingkah laku penerus bangsa. Sedangkan bantuan-bantuan dari pemerintah sepertinya tidak diperuntukkan untuk kami. Sebagai contoh

Kami dengan senang hati menerima tulisan baik berupa ide, pendapat, saran maupun kritik serta foto dari siapa saja dengan menyertai fotocopi identitas Anda. konpensasi BBM pun kami tidak dapat,

masuk rumah sakit pun kami susah mendapatkan kartu bantuan, karena kami mengapung (miskin tapi tak dapat bantuan). Maaf bila ada kata yang menyinggung, maaf bila kami mengirim surat tidak pada tempatnya.

Anton Awaludin, S.Pd Jl. Dewi Sartika Ds Cicalengka Kulon Kec. Cicalengka, Kab. Bandung.

Tentang BBM naik

Yth. Majelis.

Kita melihat dampak naiknya BBM. Demo para mahasiswa di sana sini. Walaupun pekerjaan rumah yang berat itu telah dilaksanakan, tapi efek kepada rakyat miskin sangat terasa. Negara yang merdeka hendaknya sangat memerhatikan rakyat miskin.

Tangrivolsa Jl. Sekip Mencirim, Perumahan Sekip Residence Medan.

Kesehatan

Kepada bapak/ibu Ketua MPR/DPR RI beserta jajarannya. Saya sedikit ingin bertanya. Mengapa kesehatan tidak termaktub dalam pasal UUD 1945, terutama Pasal 33 mengenai Kesejahteraan Sosial. Padahal kesehatan adalah salah satu kesejahteraan sosial yang sangat penting. Maka dari itu kami menyarankan untuk evaluasi mengenai ini. Terima kasih.

Murzun, Cibitung

Permohonan Sosialisasi 4 Pilar

Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Saya Ichsan selaku wakil ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Makassar mau nanya bagaimana prosedur mengadakan acara sosialisasi 4 Pilar kebangsaan MPR RI, mengingat organisasi kami terdiri dari etnis dan agama untuk menambah wawasan kebangsaan. Oleh karena itu kami mohon prosedur mengadakan acara sosialisasi...

Ichsan Jl. Bajiminasa 2 Dalam No. 46 Makassar

ILUSTRASI: SUSTHANTO

(13)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Fisi Partai, Semua Dirugikan

P

ARTAI politik terbelah, sepertinya

menjadi tren di akhir 2014. Mereka terbelah pastinya ada sebab yang mengakibatkan mereka memilih jalan sendiri dan merasa yang paling sah. Tidak terakomodasi dalam kepentingan, beda paham, serta ada naluri kekuasaan yang mempunyai arah tak sama, merupakan faktor yang menyebabkan fisi (membelah) pada partai terjadi.

Terbelahnya partai tentu tidak hanya merugikan internal mereka namun juga memperburuk pandangan partai politik di mata masyarakat. Setelah terbelah dalam sekup yang luas, KMP dan KIH, kini mereka terbelah dalam sekup masing-masing partai. Dengan adanya kekisruhan di internal partai maka roda organisasi akan terhambat. Surat pengesahan yang harus ditanda-tangani pengurus pusat yang diajukan oleh pengurus di bawahnya, pastinya memakan waktu lama. Pasalnya surat itu ditujukan kepada pengurus yang mana, terus kapan surat itu disahkan bila di antara mereka masih berpekara di pengadilan.

Fenomena partai atau organisasi meng-alami keadaan yang demikian sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Di masa pergerakan Indonesia pun ada beberapa organisasi yang terbelah, seperti Sarekat

Islam. Namun pada masa itu, mereka berpisah dilandasi bukan untuk kepentingan pribadi, harta, dan tahta. Dengan alasan metode perjuangan, mereka mengambil langkah masing-masing dengan tujuan satu, Indonesia merdeka.

Apa yang terjadi di masa Indonesia sebelum merdeka, sepertinya berbanding terbalik di saat kita sudah bebas dari cengkraman penjajah. Keterbelahan partai disebabkan bukan dalam metode perjuangan tetapi metode kepentingan. Kepentingan sendiri yang lebih dikedepankan mengalahkan kepentingan bersama.

Bila partai sebagai alat yang paling formal dalam memperjuangkan aspirasi rakyat mengalami kelumpuhan akibat berperkara dalam pengadilan, akibat mereka mengaku paling sah, lalu ke mana aspirasi rakyat yang sudah menggunung hendak disalurkan?

Bila partai mengalami kelumpuhan maka pihak yang paling diuntungkan adalah eksekutif. Pihak eksekutif yang biasanya bermitra atau dikontrol oleh pihak legislatif akan berjalan sendiri ketika legislatif masih sibuk dengan urusannya. Masyarakat bisa saja bergembira ketika eksekutif melakukan program pembangunan tanpa terpengaruh oleh konflik yang terjadi di partai, namun menjadi masalah bila pembangunan itu tanpa

pengawasan dari pihak legislatif. Tanpa pengawasan bisa membuat pembangunan yang dilakukan menyimpang, seenaknya sendiri, dan tanpa menghiraukan kepentingan rakyat.

Oleh sebab itu di sini pentingnya kondisi legislatif yang sehat. Kondisi legislatif yang sehat bisa terbangun apabila kondisi di in-ternal partai dalam keadaan bugar, maksudnya demokrasi dan dinamika terjadi tanpa menimbulkan kekisruhan yang bermuara pada keterbelahan.

Memang tidak mudah melerai mereka yang merasa paling benar. Mereka adalah politisi yang sudah kenyang makan asam garam. Pengalamannya banyak yang bisa menjadi tauladan bagi pelanjutnya. Tapi di sini pentingnya kita mengingatkan kepada mereka agar mereka lebih bisa menahan diri agar ego yang dimiliki tidak ditumpahkan begitu saja untuk kepentingan sendiri.

Diingatkan kepada mereka bahwa keterbelahan itu tidak hanya merugikan in-ternal partai namun juga melemahkan fungsi check and balances. Untuk itulah mereka kita dorong segera melakukan islah atau rujuk dan sepakat untuk lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.❏

AW

(14)

ISTIMEWA

Solidaritas Dunia Saat Bencana di Indonesia

BILA mengunjungi Aceh, kita akan merasakan mulusnya Jalan Amerika di saat menuju Meulaboh dari Kota Banda Aceh. Ketika waktu sholat tiba dan kebetulan berada di Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, kita bisa menunaikan kewajiban itu di Masjid Oman. Berada di Serambi Mekkah, sebagai manusia biasa yang kadang kesehatan kurang fit, rumah sakit Jerman juga siap melayani.

Nama-nama negara itu disematkan kepada infrastruktur dan fasilitas umum di provinsi paling barat Indonesia itu karena kepedulian mereka di saat tsunami besar melanda Aceh, 26 Desember 2004. Tsunami yang mengakibatkan 127 ribu orang meninggal dunia dan 93 ribu orang hilang, memunculkan kepedulian dari banyak negara. Negara yang jauh dari Indonesia dan bisa jadi tidak memiliki kantor kedutaan besar yang berada di jalan yang strategis di Jakarta, seperti Venezuela dan Cuba, juga hadir membantu korban tsunami.

Kepedulian kepada korban akibat hempasan air laut yang begitu dahsyatnya itu tak hanya datang dari negara-negara di dunia namun juga dari NGO (LSM) dan individu-individu kesohor seperti bintang film mandarin, Jacky Chan; dan pesepakbola dunia dari Portugal serta Real Madrid, Chris-tian Ronaldo.

Mereka membantu para korban tsunami

sebagai bentuk rasa kepedulian dan kemanusiaan. Rasa kemanusian yang mereka miliki melebihi batas-batas sifat manusia yang terkadang memandang asal usul. Dengan ikhlas mereka menyumbang dan membantu dari sebagaian yang mereka punya tanpa memandang siapa dan di mana korban berada.

Bantuan yang datang dari penjuru dunia itu tentu harus diterima dengan tangan terbuka dan mengucapkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada mereka. Tsunami yang meluluh lantakan sebagaian besar daratan Aceh itu telah banyak menimbulkan kerusakan pada fasilitas dan infrastrukur umum sehingga terlalu berat kalau ditanggung sendiri.

Dengan adanya bantuan itu maka pemulihan Aceh menjadi lebih cepat dan ringan. Setelah 10 tahun tsunami, Aceh, kalau meminjam kata Dahlan Iskhan, melebihi sebelum terjadinya tsunami.

Ketika pesawat Air Asia dengan nomer penerbangan QZ 8501 yang kehilangan kontak saat melakukan penerbangan dari Surabaya ke Singapura, dan diduga jatuh di dasar laut, solidaritas dunia pun kembali datang ke Indonesia. Berbagai negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malay-sia, China, RuMalay-sia, Australia, Thailand, dan beberapa yang lain, menyatakan siap membantu pencarian.

Amerika misalnya mengirimkan kapal perang USS Simpson. China, Singapura, Malaysia, dan Australia juga sama mengirimkan kapal perang mereka bahkan China menambah dengan pesawat pengintai. Tak hanya kapal laut yang dibantukan Singapura, negara kota itu bahkan menggunakan teknologi sonarnya untuk mendeteksi di mana lokasi pesawat itu berada.

Bantuan pencarian itu dibutuhkan sebab kita masih memiliki keterbatasan teknologi dalam melacak objek-objek yang tersembunyi karena faktor kedalaman laut atau luasnya jangkauan. Dengan bantuan mereka maka pekerjaan yang tidak mudah itu akan menjadi ringan.

Banyaknya bantuan yang datang ke-pada kita di saat mengalami bencana harus dijadikan pelajaran bahwa solidaritas kemanusiaan bisa datang dari siapapun yang terkadang berbeda asal usul bahkan ideologinya. Mereka ingin membantu karena sifat kemuliaan rasa manusianya. Solidaritas kemanusiaan mereka yang tidak memandang asal usul perlu kita resapi dan dijadikan guru, sebab terkadang di antara kita ada yang menganggap bencana alam adalah amarah Tuhan kepada manusia yang berdosa dan kita tak boleh menolongnya. ❏

(15)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

ISTIMEWA

Regenerasi Kepemimpinan

S

ETIAP lima tahun, partai politik

biasanya melakukan kongres, munas, atau muktamar. Dalam hajatan besar itu, agenda yang paling menarik dan mendebar-debarkan adalah pemilihan ketua atau ketua umum. Agenda lain seperti masalah internal dan eksternal organisasi, itu hanya sebagai pelengkap agar acara tak berlangsung hanya sehari atau dua hari.

Di antara partai yang ada, di antaranya sudah melakukan acara itu di akhir-akhir tahun 2014. Sedang yang lain, akan melakukan di awal-awal tahun 2015. Menarik dari acara itu adalah adanya sosok-sosok baru atau muda yang ingin melanjutkan kepemimpinan partai politik. Mereka yang muda itu mempunyai cita-cita ingin melakukan perubahan di tubuh organisasi agar ke depan lebih baik.

Keinginan yang muda untuk menjadi nahkoda baru tentu tidak mudah dan harus melakukan perjuangan yang berat, pasalnya sosok senior (ketua lama) dengan umur yang terbilang sudah di atas 60-an ingin tetap mempertahankan kedudukannya.

Kalau kita lihat di lapangan, mereka yang senior biasanya berada di atas angin. Mereka mendapat dukungan dari elit partai. Elit partai mendukung sebab ada rasa dari sebagaian yang cenderung mempertahankan kemapanan atau stabilitas. Mereka yang sebagaian itu menganggap bila nanti ada

sosok yang baru maka kemapanan yang sudah terbangun akan terkoyak. Senior dianggap sebagai pemersatu dan bila ada sosok baru ada kekhawatiran partai akan terbelah.

Anggapan yang demikianlah yang membuat regenerasi kepemimpinan tidak berjalan. Tak heran bila ketua umum partai dari dulu hingga saat ini orangnya itu-itu saja. Akibat yang demikian regenerasi menjadi tersumbat.

Dalam demokrasi dan AD/ART partai, bisa jadi tidak ada pembatasan umur seseorang untuk maju menjadi ketua umum. Selain itu dengan dalih setiap anggota mempunyai hak dipilih dan memilih, maka hal yang demikian akan melapangkan sang senior akan tetap terpilih kembali.

Secara demokrasi bisa saja sang senior terpilih kembali dalam hajatan lima tahunan dan hal yang demikian sebagai langkah yang sah namun secara etika itu menyebabkan suasana yang tidak sehat. Bukankah kita mempunyai pengalaman dengan UUD Tahun 1945 Pasal 7 yang mengatakan,Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima

tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Pendiri bangsa kita menyusun pasal yang demikian bisa jadi karena terburu-buru dan sifatnya sementara, seperti dikatakan oleh Presiden Sukarno

sendiri. Sebab buru-buru adalah perbuatan yang beresiko maka resiko yang terjadi adalah adanya Presiden seumur hidup atau sampai 30 tahun.

Untuk itu sebaiknya seluruh anggota partai memikirkan pentingnya regenerasi. Regenerasi itu bukan menunjukkan ketua lama gagal namun justru membuktikan ia berhasil dalam menciptakan regenerasi. Kalau kita mempelajari ilmu hayat (biologi), makhluk yang mampu regenerasi yang akan bisa bertahan, tidak akan punah. Bila tidak ada regenerasi hal demikian akan membahayakan partai sebab akan menimbulkan ketergantungan pada satu sosok. Bila sosok itu hilang, maka partai itu akan termakan oleh ilmu hayat tadi, mengalami kepunahan.

Agar bangsa ini tidak punah, maka selepas reformasi ada langkah yang bijak dengan mengamandemen Pasal 7 sehingga pengalaman masa lalu tak terulang. Dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 7 menyatakan, Presiden dan Wakil Presiden memegang

jabatannya selama masa lima tahun, dan

sesudahnya dapat dipilih kembali dalam

jabatan yang sama, hanya untuk satu kali

masa jabatan. Pasal ini merupakan pasal regenerasi kepemimpinan nasional dan sebaiknya juga diterapkan di seluruh organisasi yang ada. ❏

(16)

BERITA UTAMA

ERITA UTAMA

B

Ekonomi

Indonesia Bergerak

Proyeksi Ekonomi 2015

Dalam Tren Positif

Perekonomian Indonesia

masih tetap bergerak dalam

tren positif, namun sejumlah

indikator memberi sinyal

yang mengkhawatirkan dan

dapat memengaruhi tren

positif itu, seperti daya

saing, kurs rupiah, dan

ekspor, yang masih lemah.

Tak kalah penting,

diperlukan suasana kondusif

dan stabilitas (politik) untuk

mendukung perkembangan

ekonomi.

B

EBERAPA lembaga telah melakukan proyeksi atas kondisi ekonomi Indonesia 2015. International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan Macroeco-nomic Dashboard UGM termasuk diantara lembaga itu, hampir semua menyimpulkan satu hal yang sama, yaitu Indonesia akan tetap mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 5% per tahun. Angka ini tak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2014, khususnya pada akhir tahun tercatat sekitar 5,3%.

Dari sudut pandang IMF, perekonomian dunia diperkirakan membaik. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 ini sekitar 5,6% (naik dari pertumbuhan ekonomi 2014 yang mencapai 5,3%). IMF juga memperkirakan tingkat inflasi yang dialami Indone-sia akan kembali pada kisaran 4,5% (bisa bertambah dan berkurang 1% dengan asumsi tidak terjadi kenaikan harga). Sementara defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia sekitar 3% dari PDB dengan cadangan devisa akhir 2014 sebesar US$ 105 miliar.

Sementara itu, Bank Dunia dan ADB lebih optimistis lagi dalam melihat ekonomi Indonesia 2015. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sekitar 5,6% (naik 0,3% dari pertumbuhan ekonomi akhir 2014 sekitar 5,3%). Namun, Bank

Dunia melihat pertumbuhan Investasi di Indonesia masih tetap lemah. Meski demikian, sektor ekspor Indonesia pada 2015 sedikit membaik karena menguatnya permintaan global. Sedangkan untuk defisit transaksi berjalan, Bank Dunia memperkirakan sebesar 2,9% dari PDB dan inflasi diperkirakan mereda dan di bawah target inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia.

ADB juga membuat prediksi ekonomi Indonesia 2015 yang tak jauh berbeda. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 6% pada 2015. ADB juga melihat tingkat konsumsi masih tetap tumbuh cukup kuat, sedangkan inflasi berada di kisaran moderat (kecuali bila harga BBM naik). ADB menyebutkan sektor ekspor manufaktur diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik pada pertumbuhan.

(17)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

kenaikan nilai ekspor secara signifikan. Macroeconomic Dashboard UGM juga mengungkapkan beberapa sinyal penting yang patut menjadi perhatian. Seperti, beban keuangan negara yang meningkat akibat proyeksi penurunan target penerimaan negara dan masih tingginya subsidi BBM. Meski pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik dibanding 2014, Macroeconomic Dash-board UGM meminta pemangku kebijakan memberi perhatian pada siklus PDB yang diperkirakan akan turun. Satu hal lagi yang penting bagi proyeksi ekonomi Indonesia 2015 adalah stabilitas politik pasca Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Stabilitas (politik) ini akan mendukung perkembangan ekonomi.

Stabilitas politik pasca Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden juga menjadi perhatian Ketua MPR Zulkifli Hasan saat ditanya tentang

proyeksi ekonomi Indonesia 2015. Dalam wawancara dengan Majelis, Zulkifli Hasan juga berpendapat bahwa situasi (politik) yang kondusif pada 2015 bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik. Zulkifli sudah melihat sinyal-sinyal pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut. Salah satu indikatornya adalah suasana kondusif saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2014.

“Terlihat sinyal bagus dalam perekonomian Indonesia pada 2015 ini. Saat pelantikan presiden dan wakil presiden oleh MPR RI hadir beberapa tokoh dunia seperti Perdana Menteri Australia, Menlu Australia, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya. Hal ini diharapkan bisa membawa prospek baik buat perekonomian Indonesia mendatang,” katanya.

Dukungan dari negara-negara sahabat

cukup penting untuk mempererat kerjasama ekonomi dan investasi. Bahkan Zulkifli mengungkapkan adanya dukungan dari negara-negara sahabat tersebut. Negara-negara itu menaruh kepercayaan kepada Indonesia karena proses demokrasi yang berlangsung baik seperti terlihat Pemilu 2014 yang berlangsung demokratis dan sukses. “ Dari berbagai pertemuan saya dengan perwakilan negara-negara sahabat, mereka sangat mengapresiasi suksesnya rangkaian proses demokrasi yang kita lalui, mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, sampai pada pelantikan anggota parlemen baru dan pimpinannya serta pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Hal ini membangkitkan kepercayaan mereka terhadap Indonesia,” jelas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

(18)

BERITA UTAMA

Indonesia untuk mempertahankan suasana dan situasi kondusif itu. Pertumbuhan ekonomi 2014 dapat dijadikan sebagai modal keberhasilan Indonesia dalam bidang ekonomi dan telah menempatkan Indonesia dalam posisi strategis secara regional dan global. “Ini menandakan bahwa kita bangsa yang berdaulat secara politik dan mandiri dalam ekonomi. Untuk itulah kita semua harus menciptakan suasana yang kondusif dan kondisi yang nyaman agar perekonomian kita terus tumbuh dan berkembang,” harap Zulkifli yang juga mantan Menteri Kehutanan dalam Kabinet

Indonesia Bersatu periode 2009 – 2014. Dalam konteks itu, Zulkifli mengatakan, MPR mendukung penuh program perekonomian untuk rakyat dan kerjasama ekonomi, investasi, dengan negara-negara sahabat. Dengan kewenangannya, MPR bisa membantu dengan menjembatani bila terjadi kendala. “MPR mendukung penuh program perekonomian rakyat dan kerjasama ekonomi dan investasi dengan negara negara lain. MPR akan menjembatani dan membantu jika ada kendala yang terjadi dalam hubungan dengan parlemen dan pemerintah,” katanya.

Tantangan 2015

Meskipun tumbuh optimisme dalam menatap perekonomian Indonesia 2015, namun Indonesia diproyeksikan tetap menghadapi sejumlah tantangan pada 2015 ini. Pasalnya, 2015 merupakan tahun pertama (awal) peralihan kepemimpinan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo yang diyakini sedikit banyak akan memengaruhi arah kebijakan ekonomi Indonesia.

Selain transisi kepemimpinan, kondisi in-ternal perekonomian Indonesia juga terus mengalami dinamika. Nilai tukar rupiah yang sempat mengkhawatirkan, misalnya, menjadi isu utama pada awal 2015. Nilai rupiah yang terus terdepresiasi tidak lain adalah dampak buruk dari kinerja neraca perdagangan In-donesia. Selain itu, pembuat kebijakan dan pelaku ekonomi harus benar-benar cermat melihat dan mengantisipasi kondisi ekonomi ke depan dan menentukan arah kebijakan ekonomi akibat dari pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 dan pengaruh ekonomi global terhadap Indone-sia.

Pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noersy memprediksi tidak akan ada perubahan fun-damental dalam perekonomian Indonesia 2015. Dia memperkirakan nilai rupiah akan jatuh ke level Rp 12.000 per dolar AS. Menurut Ichsanuddin, basis pertumbuhan ekonomi

(19)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Indonesia tetap berpijak pada kekuatan konsumsi swasta dan rumah tangga.

“Melihat situasi seperti itu, saya mengorek investasi, produksi, dan konsumsi yang ada. Berpijak pada struktur ekonomi politik Indo-nesia saat ini, saya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4% dengan plus-minus 0,2%. Potensi ini tetap dihantui oleh ketimpangan ekonomi yang stagnan 0,43 dengan kecenderungan meningkat,” kata Ichsanuddin yang beberapa kali tampil dalam acara dialog yang diselenggaran MPR dan TVRI dalam program bertajuk “Jendela Anak Negeri”.

Masalah utamanya, menurut Ichsanuddin, adalah situasi dan kondisi ekonomi politik In-donesia masih didominasi asing. “Saya kira dengan berbekal pengetahuan dan

pengalaman saya yang minim, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidak mengubah secara fundamental. Ekonomi Indonesia tetap terjajah dan kemerdekaan ekonomi belumlah menjadi milik semua lapisan masyarakat,” ujarnya.

Dalam pandangan yang lebih riil, anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2009 – 2014, Arif Budimanta mengatakan berkaca pada kondisi ekonomi domestik Indonesia dan global, kebijakan pembangunan fiskal dan moneter harus diarahkan untuk menanggulangi kemiskinan, pengangguran, defisit perdagangan. Di samping itu, kebijakan fiskal harus diikuti dengan politik anggaran yang memihak pada kelompok marginal.

“Inflasi harus dikelola, khususnya yang

bersumber dari bahan makanan. Inflasi harus dapat dikendalikan di bawah inflasi umum. Selanjutnya, perbaikan dari sisi suplai dan distribusi pun harus dilakukan secara sistematis,” saran Arif yang juga Direktur Megawati Institute.

Arif melanjutkan, lalu lintas devisa harus dikelola dengan dasar mengutamakan kepentingan dan daya tahan nasional. “Situasi ekonomi global di mana ekonomi Amerika Serikat mulai menguat, di sisi lain pertumbuhan ekonomi Cina melemah, dan harga minyak dunia turun, bisa dijadikan titik balik bagi kebangkitan industri manufaktur nasional,” katanya.

Sementara itu, anggota MPR dari Fraksi PPP, Okky Asokawati, menyoroti hal penting dan serius menghadapi 2015 adalah bagaimana Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Okky menilai, untuk menghadapi tantangan MEA 2015, pemerintah Indonesia harus memperkuat sumber daya manusia. Caranya, melalui pemetaaan sekaligus penguatan sumber daya di setiap provinsi dengan menonjolkan keunggulan masing-masing.

Arif Suditomo, anggota MPR dari Fraksi Partai Hanura, juga melihat MEA menjadi tantangan yang dihadapi Indonesia pada 2015. Menurut Arif, jangka waktu hanya beberapa bulan menjelang MEA adalah waktu yang sangat pendek. “Indonesia harus memanfaatkan waktu yang pendek itu untuk meng-up grade (meningkatkan) kualitas sumber daya manusia. Semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, pendidik, DPR, kampus perguruan tinggi, harus bekerjasama meningkatkan kualitas SDM untuk mampu bersaing negara ASEAN lainnya,” katanya.

Menurut Arif, Indonesia memiliki potensi di semua sektor untuk bisa berdaya saing dengan negara lain, karena potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar. Namun, potensi itu memerlukan penguasaan teknologi. Arif menawarkan perubahan atau perbaikan secara simultan untuk meningkatkan daya saing menghadapi MEA 2015. “Pemerintah perlu menciptakan stimulus-stimulus seperti insentif pajak dan lainnya. Semuanya harus bergerak, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, makro ekonomi dan lainnya,” ujarnya. ❏

Derry Irawan/M. Budiono/Budi Sucahyo Arif Suditomo

Arif Budimanta

(20)

BERITA UTAMA

Laut Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Proyeksi Ekonomi 2015

D

UA unit kapal tangkap ikan asing ditenggelamkan di sekitar perairan Tanjung Pedas, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, pada Minggu 28 Desember 2014. Penenggelaman kedua kapal itu berlangsung cepat. Sekitar pukul 09.22 WIB, Komando Armada RI Kawasan Barat meledakkan kapal tangkap ikan asing pertama. Tidak sampai lima menit, kapal MV Kour Son 77 berbobot 70 ton itu nyaris tak berbekas. Kapal yang diawaki 6 ABK ini merupakan hasil tangkapan KRI Sutedi Senoputra – 378 pada 14 November 2014.

Selanjutnya, kapal kedua KM G. Chawat Chai 5. Kapal tangkap ikan asing ini merupakan hasil tangkapan KRI Sultan Hasanuddin – 366 pada 11 Desember 2014. Kapal yang melakukan kegiatan illegal fish-ing di perairan Indonesia itu diawaki 9 orang nelayan. Sekitar pukul 10.00 WIB, kapal

dengan bobot 103 GT ditenggelamkan dengan cara yang sama. Kapal ini juga nyaris tak berbekas di perairan. Peledakan dilakukan dengan penembakan senjata mesin dari jarak 200 meter.

Sebelumnya, pada awal Desember 2014, Komando Armada RI Kawasan Barat juga meledakkan tiga kapal tangkap ikan asing berbendera Vietnam. Kapal milik nelayan asing ditenggelamkan di tempat yang sama, perairan Anambas, Kepulauan Riau. TNI AL menangkap tiga kapal milik nelayan Vietnam yang melakukan kegiatan illegal fishing. Dalam operasi ini, TNI AL mengerahkan empat kapal perang Indonesia (KRI) di antaranya KRI Sultan Hasanuddin, KRI Sutedi Senaputra, KRI Todak, KRI Baracuda, dan KN Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).

Penenggelaman kapal tangkap ikan asing merupakan tindakan tegas pemerintah baru

untuk menghentikan illegal fishing di perairan Indonesia. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, sudah banyak kapal yang berhasil diamankan. Pemilik Susi Air ini menegaskan, ada dua pilihan untuk kapal ilegal yang disita yaitu ditenggelamkan atau dihibahkan ke nelayan. Penenggelaman kapal tangkap ikan asing untuk menjamin wilayah laut Indone-sia bersih dari illegal fishing dan nelayan dari bangsa sendiri bisa berdikari secara ekonomi.

Langkah penenggelaman kapal me-rupakan salah satu upaya untuk menjadikan laut sebagai fokus pembangunan ekonomi pemerintah baru. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi maritim luar biasa. Beberapa fakta berikut menunjukkan potensi itu. Pertama, Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia memiliki bentang laut luas dengan ribuan pulau besar dan

Fokus pemerintah baru untuk mengembangkan poros maritim dunia cukup strategis untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta wilayah. Pada periode pemerintahan ini, laut

menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.

(21)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

kecil. Jumlah pulau mencapai lebih dari 13.500 dan mencakup wilayah sepanjang 3.000 mil laut dari Sabang sampai Merauke. Kedua, Indonesia merupakan negara dengan pantai terpanjang kedua di dunia (sekitar 81.000 km) setelah Kanada yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. In-donesia terletak pada posisi geografis sangat strategis, terletak di antara persilangan dua benua dan dua samudera serta memiliki wilayah laut yang menjadi urat nadi perdagangan dunia. Kekuatan inilah yang mestinya merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Ketiga, luas wilayah laut Indonesia mencapai 3/4 dari seluruh wilayah Indone-sia. Selat Malaka secara umum merupakan jalur perdagangan strategis yang dilalui kapal-kapal perdagangan dunia dengan vol-ume perdagangan mencapai 45% dari total nilai perdagangan seluruh dunia. Sampai saat ini laut Indonesia berpotensi meningkat di masa-masa datang, mengingat prospek perkembangan perekonomian di wilayah Asia masih menjanjikan.

Keempat, potensi laut Indonesia memberikan peluang kesejahteraan dan kemakmuran. Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang terbentang seluas 2,4 juta kilometer persegi dengan berbagai potensi kekayaan alam yang siap dieksploitasi. Potensi ekonomi tersebut menjanjikan bagi prospek yang mampu menyejahterakan rakyat.

Kelima, sebagai tambahan Data Food and Agriculture Organization 2012 menunjukkan Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah Tiongkok dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70% potensi minyak, karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak di perairan Indonesia. Dari angka itu, hanya 10% yang telah dieksplorasi dan dimanfaatkan.

Raksasa Sedang Tidur

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo pernah berucap bahwa salah satu ciri negara maritim adalah menjadikan laut sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pengembangan ekonomi kelautan mestinya dijadikan sebagai prime mover pembangunan ekonomi. Artinya, “menguasai

laut” dengan cara mengedepankan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya kelautan (ocean based resource). “Lihat negara-negara yang declare sebagai negara maritim seperti Singapura, Tiongkok, Amerika. Mereka bisa mengoptimalkan sumber daya laut,” katanya.

Kontribusi sektor kelautan dalam penerimaan negara maritim itu sudah di atas 30%. Negara-negara dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil ketimbang In-donesia, seperti Islandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Tiongkok,

kontribusi bidang kelautannya rata-rata sudah mencapai 40% dari PDB. Sebaliknya, sektor kelautan di Indonesia baru menyumbang kurang dari 20%.

Kita bisa belajar dari Tiongkok dalam memacu pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya laut. Sejak diberlakukannya sistem ekonomi pasar dan modernisasi Tiongkok oleh Presiden Deng Xiaoping pada 1979, orientasi pembangunan kelautan menjadiplatformpembangunan ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut. Pembangunan infrastruktur, industrialisasi dan kawasan ekonomi khusus secara masif dan kolosal diawali dari wilayah pesisir, mulai pantai selatan seperti kota Shenzen dan Guangzhou hingga pantai utara seperti Shanghai dan Dalian.

Di sepanjang wilayah pesisir dibangun pelabuhan laut kelas dunia, industri galangan kapal, industri elektronik, otomotif, IT, perikanan tangkap budi daya laut, bioteknologi kelautan, dan beragam industri lainnya. Setelah itu baru dibangun wilayah-wilayah darat di bagian hulu (upland areas) sesuai dengan potensi lokalnya.

Indonesia sebenarnya bisa melampui Tiongkok. Sebab, potensi ekonomi maritim kita diperkirakan minimal US$ 171 miliar per tahun (Dekin, 2013). Data lain, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, potensi bisnis sektor kelautan Indonesia mencapai Rp 3.000 triliun per tahun. Nilai potensi kelautan Indonesia tersebut meliputi perikanan US$ 32 miliar, wilayah pesisir US$ 56 miliar, bioteknologi US$ 40 miliar, wisata bahari US$ 2 miliar, minyak bumi US$ 21 miliar, dan transportasi laut US$ 20 miliar.

Tampak pentingnya laut untuk per-dagangan antarpulau, kegiatan di labuhan, industri galangan kapal, pe-nangkapan ikan, wisata bahari, dan lainnya. Dampak positifnya sangat luas, yaitu peningkatan produksi, investasi, penyerapan tenaga kerja, pendapatan, dan kesejahteraan rakyat. Namun ironisnya, potensi tersebut ibarat “raksasa sedang tidur” karena belum dimanfaatkan secara optimal. Buktinya, potensi kekayaan pesisir dan laut belum menjadi basis ekonomi ditandai relatif kecilnya kontribusi ekonomi kelautan dalam produk domestik bruto (PDB) nasional.❏

BS Susi Pudjiastuti

(22)

BERITA UTAMA

Kita Harus Ciptakan Suasana Kondusif

Zulkifli Hasan,

Ketua MPR RI

B

AGAIMANA perekonomian nasional pada 2015? Banyak lembaga telah melakukan proyeksi atas perekonomian Indonesia pada 2015. Beberapa lembaga seperti International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan lainnya memperkirakan perekonomian Indonesia membaik. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, diperkirakan sekitar 5,6%. Beberapa lembaga itu juga menyebutkan optimisme terhadap perekonomian Indonesia dilihat dari tingkat inflasi, defisit transaksi berjalan, dan cadangan devisa. Artinya, perekonomian Indonesia diprediksi masih tetap bergerak dalam tren positif. Namun, sejumlah indikator juga memberi sinyal yang mengkhawatirkan, seperti indikator daya saing Indonesia yang masih tetap lemah, seperti tampak pada pelemahan kurs rupiah.

Mengawali tahun 2015, Indonesia dipimpin oleh pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kabinet pemerintah baru pun sudah terbentuk, yaitu Kabinet Kerja. Bagaimana melihat prospek ekonomi 2015 pada awal pemerintahan baru ini? Berikut pandangan Ketua MPR Zulkifli Hasan terhadap prospek ekonomi 2015. Dalam perbincangan dengan Majelis pada

Desember 2014, Zulkifli Hasan optimistis bahwa perekonomian Indonesia tetap bagus pada 2015 ini. Berikut petikan wawancaranya.

Tahun 2015 merupakan tahun baru bagi pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Kabinet Kerja. Bagaimana prediksi Bapak melihat prospek ekonomi Indonesia pada 2015 ini?

Terlihat sinyal bagus dalam perekonomian Indonesia pada 2015. Saat pelantikan presiden dan wakil presiden oleh MPR RI, hadir beberapa tokoh dunia seperti Perdana Menteri Australia, Menlu Amerika Serikat, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya. Hal ini diharapkan bisa membawa prospek baik buat perekonomian Indonesia mendatang.

Dari berbagai pertemuan saya dengan perwakilan negara-negara sahabat, mereka sangat mengapresiasi suksesnya rangkaian proses demokrasi yang kita lalui, mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, sampai pelantikan anggota parlemen baru dan pimpinan-pimpinannya sampai pelantikan presiden dan wakil presiden RI terpilih. Hal tersebut membang-kitkan kepercayaan mereka terhadap Indonesia dan ini akan berdampak baik.

Apa yang perlu diperhatikan peme-rintah, juga rakyat, untuk mendorong realisasi pengembangan perekonomi-an Indonesia ke depperekonomi-an?

Harus dipahami seluruh elemen masya-rakat Indonesia adalah, Indonesia telah berhasil dalam bidang ekonomi menem-patkan posisinya dalam peran strategis, baik skala regional maupun global. Ini menanda-kan bahwa kita bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi.

Untuk itulah kita semua, hal ini sudah saya sampaikan berkali-kali, kita harus mencipta-kan kondisi yang kondusif, menciptamencipta-kan kondisi yang nyaman agar perekonomian kita terus tumbuh berkembang.

Lalu bagaimana evaluasi Bapak soal perekonomian Indonesia tahun-tahun ke belakang?

Kondisi timpang penguasaan sumber daya alam masih sangat tinggi. Rakyat sedikit mengambil manfaat dari sumber daya alam sendiri. Sedangkan menurut Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur soal perekonomian, pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan rakyat, namun nyatanya masih banyak didominasi tangan perorangan dan pihak tertentu.

(23)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

tersebut, namun ternyata belum cukup. Masih jauh dari harapan. Kami berharap, dengan pemerintahan sekarang, perekonomian Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi.

Apakah program-program peme-rintahan sekarang akan mampu men-dongkrak perekonomian Indonesia jauh lebih baik?

Ada program-program pemerintahan sekarang yang baik dan ada juga yang menurut saya kurang tepat diterapkan. Contohnya soal kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Pada kenyataannya, dari pejabat negara-negara tetangga diperoleh keterangan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini tengah mengalami perlambatan. Karena itu, permintaan terhadap bahan bakar minyak menurun drastis sehingga harga minyak dunia merosot tajam.

Ketika harga BBM dunia mengalami penurunan, pemerintah Indonesia menaikkan harga BBM dalam negeri sehingga mendorong naiknya inflasi yang akan tetap dirasakan oleh rakyat Indonesia hingga tahun depan. Saya rasa pemerintah harus menghitung ulang harga BBM tersebut, ya kita lihat saja nanti.

Lalu ada program pemerintahan sekarang yang saya sangat setuju yakni kebijakan soal kemaritiman. Soal kemaritiman adalah sangat sesuai dengan kondisi negara kita sebagai negara kepulauan. Visi soal

kemaritiman ini juga sangat diapresiasi negara luar seperti negara Tiongkok.

Saat kunjungan Vice Chairman of the National Committee of the Chinese Peoples Political Consultative Conference (CPPCC), Chen Xiaoguang dan delegasi, ke MPR RI dan melakukan audiensi resmi dengan Pimpinan MPR RI pada Desember 2014 ternyata Tiongkok juga sangat serius mengembangkan soal kemaritiman. Pengembangan bidang kemaritiman adalah salah satu program besar Tiongkok juga.

Kemaritiman adalah visi besar pemerintah-an Indonesia sekarpemerintah-ang. Pemerintah sekarang fokus ke bidang ekonomi kelautan, juga angkutan melalui jalur laut atau tol laut. Program itu kan tidak mungkin kita sendirian. Kita bisa kerjasama. Karena itu, terbuka luas kerjasama di bidang kemaritiman,

perdagangan hasil laut, transportasi laut dan sebagainya dengan negara-negara sahabat. Saya berharap, akan terjalin kerjasama yang baik dan bermanfaat antara Indonesia dan negara-negara sahabat.

Kita ( MPR dan CPPCC ) akan membantu memperlancar kemitraan komprehensif dan strategis antara Indonesia dan Tiongkok, baik dalam bidang investasi, perdagangan, budaya, politik dan dalam hal apapun. Kalau ada hambatan, parlemen akan membantu membantu memfasilitasi. Kita harus bangun hubungang to g,parliament to parliament,

business to business, dan people to people . Semua demi majunya perekonomian Indonesia.

Tidak hanya dengan Tiongkok, hubungan perekonomian pun akan terjalin kuat dengan negara-negara seperti Korea, negara Asia lainnya, dan negara-negara Amerika dan Eropa.

Apa peran MPR untuk mendukung percepatan perekonomian Indonesia ke depan?

MPR mendukung penuh program-program perekonomian untuk rakyat, dan juga MPR mendukung kerjasama dalam segala bidang, terutama kerjasama ekonomi, investasi dengan negara-negara luar. Dan, MPR akan berusaha menjembatani dan membantu jika ada kendala yang terjadi, baik hubungannya dengan parlemen atau pemerintah. Ini

dilakukan untuk memuluskan cita-cita bangsa menuju kesejahteraan bersama dan tentunya semua harus sesuai dengan janji-janji kebangsaan MPR yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika). Untuk itulah semua harus memahami secara betul dan mengimplementasikannya.

Harapan Bapak soal perekonomian Indonesia ke depan?

Saya harap akan menjadi lebih baik dan tercipta kesejahteraan rakyat secara luas.❏

(24)

NASIONAL

N

ASIONAL

S

EJAK siang hujan sudah mengguyur membasahi bumi Entikong, sebuah wilayah perbatasan di Kalimantan Barat. Menjelang sore hujan pun mulai reda, hanya tinggal gerimis yang berjatuhan. Air yang turun dari langit semula menggenangi lubang dan parit-parit kecil di sepanjang jalan mulai surut. Tetapi, karena gerimis yang seakan enggan berhenti jua membuat masyarakat di sana memilih untuk tetap membenamkan diri di dalam rumah. Sementara penduduk yang sudah terlanjur berada di luar rumah memilih untuk berteduh, menghindari basah akibat hujan.

Suasana di salah satu sudut jalan raya di Desa Entikong, Kecamatan Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, pada Rabu sore (26/11) itu, terjadi sehari menjelang kunjungan kerja pimpinan MPR RI ke perbatasan Indonesia-Malaysia itu. Wartawan Majelisdan beberapa wartawan media lainnya memang tiba di Entikong sehari lebih awal dari pimpinan MPR RI dan rombongan. Sore itu, di Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, terasa sangat lengang. Di jalan raya, hanya melintas beberapa mobil melaju kencang di jalan yang cukup mulus itu.

Kelengangan itu juga terasa di kawasan Hotel Prambanan, tempat rombongan MPR RI menginap. Dan, suasana semakin mencekam tatkala memasuki ambang senja, dan malam pun mulai tiba. Suasana

Kami Masih

Mencintai Indonesia

Kunjungan Kerja di Entikong

Semoga Selamanya

Pimpinan MPR RI, pekan terakhir November 2014, melakukan kunjungan kerja di Entikong,

sebuah daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Selain melihat dari dekat sistuasi Pos Lintas

Batas, juga menampung aspirasi masyarakat setempat.

di jalan raya di depan hotel tampak gelap gulita. Tak ada lampu penerangan jalan yang menyala di sana. Udara yang dingin itu membuat malam terasa beku. Hanya Muhammad Wasnadi, seorang pedagang sate Madura yang mangkal di depan Hotel Prambanan tetap bertahan, menunggu pembeli datang.

“Jika hari tidak hujan, suasana tidak sesenyap ini,” kata Muhammad Wasnadi membuka pembicaraan dengan wartawan Majelis. “Ada saja mereka yang berlalu lalang di jalan raya, tak terkecuali para muda mudi yang menikmati suasana malam. Ada yang sendiri dan ada juga yang beramai-ramai,” tambah Wasnadi. Tapi, hari pertama wartawanMajelis di Entikong disambut sunyi senyapkan sepanjang malam di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.

Malam pun berlalu di dalam kesunyian sampai pagi datang pada esok harinya. Mentari belum muncul dari peraduannya di ufuk timur, sejumlah perempuan yang berprofesi sebagai pedagang sayur menyusuri jalan-jalan berembun. Mereka mendatangi rumah-rumah penduduk menawari dagangan mereka berupa sayur mayur dan bahan pangan lainnya. Kemunculan para pedagang sayur ini menandai mulai menggeliatnya perekonomian di Entikong.

(25)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

bercanda antar sesama, mereka tampak ceria mengguratkan masa depan bangsa terletak di pundak kaum muda ini. Kebanyakan para pelajar di Entikong ini berjalan kaki menuju sekolahnya. Hanya ada beberapa anak saja yang diantar oleh orangtuanya menggunakan sepeda motor.

Sungguh, suasana damai terpancar di Entikong. Sedamai kehidupan masyarakatnya, termasuk hubungan antarumat beragama. Di daerah ini banyaknya terdapat tempat ibadah umat Is-lam berupa masjid dan mushola berdiri berdampingan dengan gereja, atau bertetangga dengan sekolah-sekolah milik umat nasrani dan tempat ibadah lainnya.

Sampaikan Aspirasi

Rencana kedatangan Pimpinan MPR RI ke perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Desa Entikong pada Kamis (27/11) rupanya

sudah terendus oleh masyarakat setempat. Terbukti, sejak pagi sudah ada ratusan warga tampak berkumpul di sekitar Unit Pelaksana Pengelola Pos Perbatasan Lintas Batas (UP3LB) hingga di luar kawasan kantor. Ada yang mengaku, mereka hanya ingin melihat keramaian dan hiruk pikuk penyambutan pimpinan MPR. Lalu, ada pula ingin bertemu langsung pimpinan MPR.

Tapi, diantara para pengunjung itu terdapat pula sekelompok orang yang mengatasnamakan Dewan Adat Suku Dayak Entikong. Mereka datang untuk menyampaikan aspirasi. Mereka membawa beberapa spanduk berisi tuntutan, antara lain: Meminta pembangunan pelabuhan darat untuk perdagangan, dan kepastian hukum kepabeanan menyangkut kegiatan ekspor-impor. Selain perlunya kenaikan kuota bebas bea masuk barang dari Malay-sia ke IndoneMalay-sia.

Saat ini, barang masuk bebas bea maksimal senilai 600 Ringgit Malaysia. Mereka menuntutkan agar dinaik menjadi 2000 Ringgit Malaysia. Dengan kuota sebesar 600 Ringgit barang yang bisa dibeli sangat terbatas, tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan. Aksi mereka berlangsung damai. Selama melakukan aksinya, mereka berbaris rapi membuat pagar hidup menuju Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong.

Dan, aksi mereka tak mengganggu kunjungan Pimpinan MPR yang tiba di lokasi acara pukul 09.15 WIB. Jadi, semuanya terkendali. Bahkan pimpinan MPR dan rombongan bisa mengikuti prosesi penyambutan dengan lancar. Dimulai dari pengalungan syal, pemotongan bambu hingga upacara menginjak telur ayam ayam kampung. Seluruh pimpinan MPR yang terdiri dari Ketua MPR RI Zuklkifli Hasan, para Wakil

(26)

NASIONAL

Ketua MPR RI EE Mangindaan, Mahyudin, Oesman Sapta Odang dan terakhir Hidayat Nur Wahid, mengikuti prosesi penyambutan tersebut dengan khidmat.

Selanjutnya, pimpinan MPR RI disertai para pimpinan fraksi parpol MPR RI dan kelompok DPD MPR RI, perwakilan dari departemen terkait dengan perbatasan (imigrasi, bea cukai, departemen dalam negeri), serta polri dan TNI hingga polisi dan TNI berjalan kaki menuju perlintasan batas Indonesia- Malay-sia. Selanjutnya, mengunjungi Pelabuhan Darat milik Malaysia di wilayah perbatasan. Di tempat ini rombongan melihat-lihat situasi pos perbatasan Negara tetangga, sembari mendengar penjelasan pihak berwenang.

Kepada rombongan wartawan yang

mengikuti, Ketua MPR Ri Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia harus melihat dan menilai pos perbatasan Malaysia. Karena pengurusan izin di pos tersebut, menurut Zulkifli, lebih mudah di banding pos perbatasan Indonesia. “Di sana, pos perbatasan dikelola oleh pihak swasta dan pihak keimigrasian. Semua diproses melalui satu atap, dan dapat dilakukan secara cepat. Sementara di Indonesia berbagai departemen terlibat, membuat urusan jadi panjang dan berbelit,” kata Zulkifli.

Garuda di Dada

Usai mengunjungi pos perbatasan Malay-sia, rombongan pimpinan MPR kembali ke Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong. Di tempat ini, pimpinan MPR sudah ditunggu ratusan warga masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. Mereka tampak bersabar menunggu giliran menyampaikan

aspirasinya. Dalam kesempatan itu, Ketua Masyarakat Adat Dayak di Entikong Damianus meminta pimpinan MPR memperjuangkan harapan masyarakat akan kesejahteraan. Jadi, “Tidak hanya datang dan pergi, sebagaimana lazimnya pejabat dari Jakarta mengunjungi daerah itu,” katanya.

Karena itu, Damianus berharap, pimpinan MPR bisa mendorong pemerintah agar segera menetapkan kebijakan yang jelas, apakah perbatasan itu hanya untuk penyeberangan atau bisa juga perlintasan barang. Ini penting, menurut Damianus, karena dualisme itu selalu jadi persoalan. Tak jarang, lembaga yang terkait perbatasan kerap memberlakukan kebijakan yang berlainan.

Tuntutan itu, tambah Damianus, merupakan keinginan sebagian besar masyarakat perbatasan. Karena hanya dengan cara itu meraka bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik, tanpa risiko kena denda. “Kami masih mencintai Indonesia, dan semoga saja kecintaan itu akan tetap bertahan selamanya. Kami ingin bisa hidup lebih layak sebagaimana saudasar-saudara kami yang lain”, ujar Damianus berharap.

Sementara warga masyarakat yang lain, Kristoforus Lomon menjelaskan bahwa Kabupaten Sanggau memiliki wilayah yang luas, seperti Jawa Barat dan Banten. Sayangnya, PAD Sanggau terlalu kecil sehingga sangat sulit membangun. Karena itu, Kristoforus menyarankan, agar dilakukan pemekaran daerah. Supaya pembangunan Sanggau bisa berjalan lebih baik.

Selain itu, Kristoforus juga mengkritisi rencana pemerintah yang akan menjadikan

kawasan Desa Entikong sebagai hutan lindung. Menurut Kristoforus, rencana tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga masyarakat. Pasalnya, tidak sedikit warga masyarakat yang lokasi rumahnya terkena rencana pembangunan hutan lindung. Kalau itu terjadi maka terpaksa harus meninggalkan daerah tersebut. “Padahal, mereka telah menempati wilayah itu secara turun temurun,” katanya.

“Mohon ini juga menjadi catatan bagi pimpinan MPR agar bisa melihat persoalan lebih komprehensif, semata-mata agar rencana pembuatan hutan lindung itu tidak merugikan siapapun,” harap Kristoforus.

Menjawab harapan masyarakat itu, Ketua MPR mengatakan, pihaknya

bersungguh-sungguh untuk memperbaiki daerah perbatasan. Untuk itu, Zulkifli berjanji, segera mengumpulkan semua komponen yang terkait dengan perbatasan. Dan, mencarikan solusi terbaik bagi masyarakat perbatasan. Zulkifli berharap, masyarakat bisa mempercayai kerja pemerintah. Meski pada masa lalu banyak pejabat datang, namun belum memberikan perbaikan. Ke depan, Zulkifli menjanjikan peristiwa seperti itu tidak akan terjadi lagi.

“Percayalah, pemerintah juga ber-keinginan meningkatkan kesejahteran masyarakat perbatasan. Sepulang dari sini saya akan segera mengundang para menteri dan anggota DPR yang terkait dengan masalah perbatasan, untuk membahas dan mencarikan jalan keluar terbaik bagi kesejahteraan perbatasan kita,” ujar Zulkifli. ❏

MBO

(27)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

P

ARA peserta Seminar Nasional Sistem Ketatanegaraan yang berlangsung di Ballroom Hotel Lombok Raya Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis 18 Desember 2014, tampak begitu antusias. Sejak pagi hari ratusan peserta yang terdiri dari para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi serta para pemuda dan mahasiswa mewakili berbagai organisasi kemasyarakatan di Provinsi NTB itu sudah berdatangan ke tempat acara. Dan, begitu jarum jam menunjukkan angka 09.00 WIT – sesuai jadual acara dibuka – hampir seluruh kursi yang disediakan sebanyak 300 buah sudah hampir terisi penuh.

Istimewanya lagi, para peserta bukan hanya bertahan satu sesi dari dua sesi diskusi yang direncanakan, tapi hampir seluruh peserta tetap bertahan sampai semi-nar berakhir pada sore harinya. “Saya salut dengan para pemuda Lombok, baru kali ini saya melihat sampai seminar ini berkhir para peserta tetap bertahan. Beda dengan beberapa seminar di tempat lain, awalnya saja banyak pesertanya tapi setelah makan siang jumlah pesertanya tinggal sebagian,” ujar Ir. Alimin Abdullah, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) MPR RI yang juga anggota Komisi I DPR RI ini.

Seminar di “Bumi Gora” NTB ini memang diselenggarakan oleh Fraksi PAN MPR RI dan Puskaji Setjen MPR RI bekerjasama dengan Bumi Gora Institute (BGI) Lombok. Kali ini mengangkat tema tentang Eksistensi Generasi Muda. “Tema ini menarik sekali, karena akan merangsang generasi muda, terutama perannya dalam memperkokoh Negara ini,” kata Ma’ruf Cahyono, SH., MH., kepala Puskaji Setjen MPR, dalam laporannya pada acara pembukaan seminar tersebut. Seminar, kata Ma’ruf, adalah salah satu metode dipilih MPR untuk menyerap aspirasi masyarakat sebagai bahan kajian sistem ketatanegaraan.

Ir. Alimin Abdullah selaku Ketua Fraksi PAN ketika membuka seminar tersebut mengajak generasi muda untuk ikut memikirkan negeri

Seminar Nasional di Mataram

Membicarakan Eksistensi Generasi Muda

di “Bumi Gora” Mataram

Seminar Nasional Sistem Ketatanegaraan Indonesia yang berlangsung di Mataram, Lombok, belum

lama ini, membahas masalah eksistensi generasi muda. Antusiasme generasi muda Lombok

mengkuti acara ini cukup tinggi.

ini. Ia mengingatkan bahwa kita bisa berbicara di seminar sekarang ini karena hasil perjuangan para pemuda. “Para pemudalah yang menyatukan kita sehingga bisa seperti sekarang ini,” ungkap Alimin Abdullah yang di dalam seminar ini juga berperan sebagai narasumber. Dan, ini semua bisa terjadi berkat karya-karya monu-mental para pemuda, antara lain Boedi Oetomo (20 Mei 1908), Sumpah Pemuda (28 Oktober1928), dan Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945).

Tapi, Alimin mengakui bahwa dalam banyak hal, kelemahan kita (Indonesia) kurang menguasai Pancasila. Generasi muda kita, menurut Alimin, banyak yang tidak tahu siapa pencipta Bhinneka Tunggal Ika, atau tak tahu siapa pencipta lagu Indonesia Raya. “Kalau kita tidak menghayati itu berarti kita kurang mensyukuri nikmat luar biasa berupa kekayaan yang diberikan kepada bangsa Indonesia,” ujar Alimin kepada pers. Karena itu, Alimin menegaskan, pemuda harus memiliki karakter yang unggul dan juga harus diilhami 4 Pilar Kebangsaan agar

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sementara Sekretaris Fraksi PAN MPR RI, Dr. M. Ali Taher, SH., H.Hum., pemakalah yang tampil cukup memikat dalam seminar ini menyatakan, generasi di era globalisasi ini harus menanamkan dan melestarikan jiwa 4 Pilar berbangsa dan bernegara, kalau perlu sampai anak cucu kelak. Generasi muda, menurut Ali Taher, sebagai ujung tombak penerus cita-cita para tokoh nasional, dan merupakan harapan bangsa di masa depan. “Jika tidak adanya generasi muda, siapa yang akan meneruskan cita-cita bangsa masa lalu dan masa depan,” ungkap Ali Taher mengingatkan.

Selain Alimin Abdullah dan M. Ali Taher, ada lima narasumber lain berbicara dalam seminar tersebut. Mereka adalah H.M. Syafrudin, ST.,MM., (Wakil Sekretaris Fraksi PAN MPR RI); H. Muslimin Ayub, SH., MM.; (Anggota Fraksi PAN MPR RI); Prof. Dr. H. Gatot Dwihendro Wibowo, SH.; M.Hum., (Gurubesar FH Universita Mataram); Dr. Kadri, M.Si., (dosen IAIN Mataram); dan Syafril dari Universitas Mataram. ❏

SCH

(28)

NASIONAL

P

EMERINTAH agar segera mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk menangani krisis energi di Indonesia. Hingga kini Indo-nesia masih belum berani menggunakan nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Karena itu, pemerintah perlu didorong membuat kebijakan untuk membangun PLTN. Demikian kesimpulan seminar nasional kebangsaan Kajian Sistem Ketatanegaraan yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI bekerjasama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD Jakarta, Kamis 27 November 2014.

Seminar nasional bertema: “Mewujudkan

Kedaulatan Sumber Daya Alam Indonesia dalam Rangka Memperkokoh Perekonomian Nasional,” menampilkan pembicara Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., (Kepala Bapetten), Taswanda Taryo (Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir), Dr. Sugiharto, SE., MBA., (Komisaris Utama PT Pertamina), Alexander Syilyn (Wakil Duta Besar Rusia), dan Kurtubi (Fraksi Partai Nasdem).

Ketika membuka seminar ini, Ketua Pre-sidium ICMI Marwah Daud Ibrahim mengatakan, persoalan pembangunan PLTN bukan soal mampu atau tidak mampu, melainkan soal mau atau tidak mau. “Saat ini bukan lagi soal mampu atau tidak mampu, tetapi soal mau atau tidak mau kita menggunakan energi nuklir,” ujarnya.

Menurut Marwah, keputusan politik

pemerintah sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan PLTN. Keputusan politik itu diharapkan bisa menghilangkan kekhawatiran masyarakat soal ancaman penggunaan tenaga nuklir. “Jika pemerintah bisa mengambil keputusan maka legislatif dapat memperkuat kebijakan pemerintah itu,” katanya seraya menambahkan ICMI pun turut mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan putusan politik tersebut.

Sementara itu, dalam paparannya, Jazi Eko Istiyanto mengatakan, Indonesia bisa memiliki PLTN dengan diawali adanya deklarasi oleh presiden yang menegaskan “Indonesia Go PLTN”. “Presiden harus deklarasi bahwa In-donesia Go PLTN. Tapi sampai sekarang belum dideklarasikan oleh Presiden bahwa Indonesia akan membangun PLTN,” katanya.

Seminar Nasional

Saatnya Indonesia Memiliki PLTN

Sudah saatnya Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk menutupi

defisit kebutuhan listrik. Selain memenuhi kebutuhan listrik, kehadiran PLTN bisa mendorong

pertumbuhan ekonomi.

(29)

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Rusia Tawarkan Kerjasama

MASIH ingat kebocoran reaktor nuklir Chernobyl yang memakan banyak korban di Uni Soviet? Uni Soviet, sekarang sudah terpecah menjadi beberapa negara di antaranya Rusia, dikenal sebagai negara yang mengembangkan reaktor nuklir. Kini, Rusia menawarkan kerjasama pengembangan PLTN kepada pemerintah Indonesia.

BUMN Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom), tidak saja menawarkan bantuan kerjasama, tapi juga solusi menyeluruh di bidang nuklir, meliputi pembangunan PLTN, transfer teknologi, kandungan lokal hingga pembiayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Pemerintah Rusia akan memberikan bantuan pinjaman untuk pembangunan PLTN. Bantuan ini dapat berbentuk government to government, join venture antara Rosatom dan perusahaan lokal atau konsorsium. Semua peluang masih terbuka,” kata Sergey Kukushkin, Senior Expert Representasi Perdagangan Federasi Rusia di Indonesia dalam seminar kerjasama MPR dan ICMI di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Kamis 27 November 2014.

Meski mengajukan tawaran, Kukushkin mengakui, pemerintah Indonesia belum memberi respons. Padahal, bantuan pembiayaan yang ditawarkan Rusia mencapai 49% dari total keseluruhan biaya pembangunan PLTN. “Perkiraan biaya pembangunan dua blok PLTN dengan kapasitas total 2.400 megawatt sekitar US$ 8 miliar,” imbuh Kukushkin.

Dia menambahkan, Rosatom menawarkan pembangunan PLTN untuk Indonesia menggunakan teknologi PLTN generasi III ++, teknologi terbaru dan sangat aman. “Setelah kejadian di Fukushima, Rosatom memikirkan bagaimana keamanan bisa ditingkatkan dalam menghadapi guncangan gempa dan tsunami. Jika pemerintah Indonesia berminat, Rosatom bersedia melakukan studi kelayakan,” pungkasnya. ❏

Menurut Istiyanto, keamanan dan keselamatan paling diutamakan dari kehadiran PLTN. Bapetten menjadi lembaga yang mengawasi keamanan dan keselamatan PLTN. “Sekali terjadi kecelakaan PLTN di Indonesia, masa depan energi nuklir di Indonesia akan habis,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Istiyanto, banyak perangkat agar tercipta keamanan dan keselamatan PLTN, seperti perizinan, undang-undang, teknologi nuklir, dan

persyaratan lainnya. “Tapi sampai sekarang belum ada yang mengajukan perizinan ke Bappeten,” tambahnya.

Sementara itu Taswanda Taryo mengungkapkan bahwa sudah sejak 1972, Indonesia “bermimpi” memiliki PLTN. Namun, sampai sekarang mimpi itu belum menjadi kenyataan. “Padahal kita sudah menyiapkan science pembangunan PLTN. Prinsip dari pembangunan PLTN itu adalah keselamatan, keselamatan, dan keselamatan,” paparnya.

Sebenarnya pemerintah sudah menyiapkan beberapa tempat untuk pembangunan PLTN. Sebelumnya telah disiapkan lokasi di Ujung Lemahabang, di semenanjung Muria, Jawa Tengah. “Tapi sekarang kita mempunyai alternatif tempat, yaitu di Bangka Belitung. Kita sudah melakukan studi kelayakan sejak 2011,” ungkapnya.

Indonesia perlu membangun PLTN karena proyeksi kebutuhan listrik per kapita pada

2025 sekitar 2.500 Kwh/kapita dan sekitar 7.000 Kwh/kapita pada 2050. Pembangunan PLTN di Kepulauan Bangka Belitung dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 8.000 hingga 10.000 megawatt. “Rencana semula reaktor nuklir sudah dibangun di Bangka sejak 2011 – 2013,” katanya.

Menurut Taswanda Taryo, kurun waktu 2014 hingga 2024 adalah waktu yang tepat untuk membangun PLTN. Pada 2024 Indone-sia akan mengalami defisit listrik sebesar 50.000 megawatt. Saat itu kebutuhan listrik sebesar 115 gigawatt, sementara dari jumlah itu baru dipenuhi 65 gigawatt.

“Negara-negara yang akan membangun PLTN di antaranya Vietnam, Turki, Arab Saudi, Bangladesh, Jordania, kita harus siapkan PLTN yang besar ataupun yang kecil. Tenaga nuklir bisa bersaing dengan batu bara,” katanya.

Pembicara lain, Sugiharto juga menyebutkan bahwa sudah saatnya Indo-nesia membangun PLTN. “IndoIndo-nesia tidak bisa lagi bergantung pada minyak dan gas. Untuk membangun PLTN dibutuhkan adanya strong leadership,” katanya. ❏

Gambar

gambar Rumah Limas, rumah khas tradisional
gambar atau relief kehidupan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

iv. Falsafah pendidikan negara menyebut ia bertujuan untuk melahirkan individu yang akan memberi sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran masyarakat dan negara

Pati ganyong yang dimodifikasi menggunakan waktu HMT 8 jam dan konsentrasi gum xanthan 1% menunjukkan swelling power yang lebih tinggi dari pati ganyong alami dan tepung terigu

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis nilai-nilai karakter pada anak yang terdapat pada film animasi Nussa dan Rara yang terdapat di

Hasil uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh interaksi suhu dan lama pengeringan terhadap kadar serat kasar tepung silase limbah pengolahan kodok beku

Jenis lain dari LED digunakan untuk menghasilkan energi tidak tampak seperti yang dipancarkan oleh pamancar laser atau infra merah.. Gambar 2.5 Simbol dan rangkaian

Tekanan yang digunakan pada irigasi tetes biasanya berkisar 15-20 kPa untuk menghasilkan tetesan di permukaan atau dalam tanah, pengkabutan di permukaan tanah, atau

orang - orang di dalam organisasi dan di luar organisasi Penelitian Khaliq (2011) yang menyatakan semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional pimpinan maka akan semakin tinggi

Dari perumusan strategi yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa strategi, yang pertama yaitu dengan menjaga kualitas produk perusahaan agar konsumen tidak berpindah ke