• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Labuhanbatu Selatan Dalam Percepatan Pembangunan Tahun 2011-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Labuhanbatu Selatan Dalam Percepatan Pembangunan Tahun 2011-2015"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anselm S. & Juliet C. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, Arief. 1996. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT Kencana.

Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Kencana.

Fakih, Mansour. 2009. Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi. Yogyakarta: INSISTPress.

Juliantra, Dadang. 2004. Pembaruan Kabupaten. Yogyakarta: Pustaka Jogja Mandiri.

Lembaga Ketahanan Nasional. 1997. Pembangunnan Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Mangkunegara, A. Prabu. 2005. Evaluasi Kerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama

Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo. Nogi H. S. T. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset

& Yayasan Pembangunan Administrasi Publik Indonesia.

Nugroho, Riant. 2003. Reinventing Pembangunan Menata Ulang Paradigma Pembangunan untuk Membangun Indonesia Baru dengan Keunggulan Global. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

_________________. 2006. Manajemen Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(2)

Sitepu, P. Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. . 2012. Teori-teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syaukani, HR. dkk. 2003. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Weiner, Myron. 1981. Modernisasi: Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dokumen Resmi:

Badan Pusat Statistik, Labuhanbatu Selatan Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Labuhanbatu, 2011.

Badan Pusat Statistik, Labuhanbatu Selatan Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Labuhanbatu, 2012.

Badan Pusat Statistik, Labuhanbatu Selatan Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Labuhanbatu, 2013.

Badan Pusat Statistik, Labuhanbatu Selatan Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Labuhanbatu, 2014.

Badan Pusat Statistik, Labuhanbatu Selatan Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Labuhanbatu, 2015.

Buku Profil Labuhanbatu Selatan Tahun 2014.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Bupati Labuhanbatu Selatan tahun 2011.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Bupati Labuhanbatu Selatan tahun 2012.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Bupati Labuhanbatu Selatan tahun 2013.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Bupati Labuhanbatu Selatan tahun 2014.

(3)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2011.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2012.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2015.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015.

Sumber Undang- Undang:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, Dan Penggabungan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Sumber Internet:

e-Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintah Lokal. Volume 1. Edisi 2. Ridhanie, Azhar. Tahun 2015. Kinerja Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia. Diakses pada tanggal 02 Januari 2016, pukul 15.35. WIB.

(4)

http://www.labuhanbatuselatankab.go.id/. Diakses pada tanggal 25 Okteboer 2015 pukul 19.30 WIB.

(5)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Labuhanbatu Selatan Dalam Percepatan Pembangunan Tahun 2011-2015

Pembangunan daerah dalam era otonomi saat ini dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, demokratis, dan memiliki daya saing dan maju. Pembangunan masyarakat harus ditempatkan sebagai fokus utama dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, baik melalui pengembangan pelayanan dalam berbagai segi kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi maupun melalui dukungan pembangunan fisik dan non fisik lainnya. Pembangunan tersebut merupakan upaya sadar dan terencana dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya guna mencapai tujuan pembangunan yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai wujud peningkatan kesejahteraan secara adil dan merata.

Sesuai amanat TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004 dijelaskan bahwa kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan kepada pengembangan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat, dan lembaga swadaya masyarakat, serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(6)

yang dimilikinya dan melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu Selatan diperlukan strategi dan arah kebijakan pembangunan yang tepat guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi lokal secara efektif dalam menciptakan kondisi perekonomian yang kompetitif dan kondisi sosial yang kondusif serta sarana dan prasarana yang memadai dalam mencapai sasaran pembangunan secara berkelanjutan. Sejalan dengan apa yang dikatakan Nugroho bahwa pendekatan yang lebih tepat dipergunakan dalam menyusun konsep pembangunan baru ialah dengan menggunakan pendekatan manajemen yang dimulai dengan menyusun visi, misi, strategi, dan aksi pembangunan. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah dirumuskan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan selama lima tahun di Kabupaten Labuhanbatu Selatan berdasarkan urusan pemerintahan. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

Banyak bidang yang terdapat dalam rencana pembangunan jangka menengah Labuhanbatu Selatan. Akan tetapi, dalam upaya melakukan percepatan pembangunan, Pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan mengambil kebijakan dengan strategi prioritas pembangunan daerah. Terdapat empat sektor utama yang menjadi prioritas dan tahapan utama dalam pembangunan Labuhanbatu Selatan demi meningkatkan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. Adapun program prioritas pembangunan ini tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah yang telah disetujui oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan DPRD Labuhanbatu Selatan.

Tabel 3.1. Prioritas Pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2011-2015

No. Indikator Pembangunan

(7)

Sumber: RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015

Optimalisasi pengelolaan sumber daya manusia diwujudkan melalui pembangunan pada bidang pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan manusia seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Melihat kondisi kualitas pendidikan di lapangan yang masih terbilang minim, maka pendidikan yang berkualitas dan merata disemua jenjang pendidikan baik formal ataupun non formal di seluruh wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat dibutuhkan. Hal tersebut yang menjadi alasan mendasar mengapa bidang pendidikan menjadi salah satu fokus utama pembangunan di Labuhanbatu Selatan yang dituangkan dalam dalam rencana pembangunan jangka menengah. Adapun program peningkatan pada bidang pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Pendidikan

No. Program Pembangunan

1. Pembangunan gedung sekolah, ruang kelas dan rehabilitasi sedang/berat bagunan sekolah.

2. Pembangunan sarana dan prasarana sekolah seperti: laboratorium, lapanga olahraga, ruang serba guna, taman, fasilitas parkir dan perpustakaan sekolah.

3. Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu dan sosialisasi berbagai peraturan pemerintah daerah di bidang pendidilkan

4. Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan dan pengawasan penerapan azas efesiensi dan efektifitas penggunaan dana dekonsentrasi dan dana pembantuan.

5. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi.

Sumber: RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015

(8)

Dalam menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mensejahterahkan rakyatnya bukan hanya melalui peningkatan dalam bidang ekonomi tetapi juga dalam bidang kesehatan. Bagi daerah otonomi baru, masalah pelayanan kesehatan harus diperhatikan secara serius. Pemerintah daerah dituntut untuk berupaya dengan semaksimal mungkin untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Adapun program peningkatan pada bidang kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Kesehatan

No. Program Pembanguan

1. Pembangunan rumah sakit umum daerah, pembangunan puskesmas dan posyandu dan pengadaan puskesmas keliling.

2. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap dan peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas.

3. Penyuluhan kesehatan anak balita dan imunisasi bagi anak balita. 4. Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan

5. Pembangunan panti asuhan bagi lansia

6. Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar dan pelayanan sunatan massal

7. Penyelenggaraan pencegahan, pemberantasan penyakit wabah dan menular.

8. Pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 9. Rehabilias sedang/berat puskesmas dan posyandu.

Sumber: RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015

(9)

Tabel 3.4. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Ekonomi

No. Program Pembanguan

1. Peningkatan ketahanan pangan bidang pertanian/perkebunan dan program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan. 2. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan dan

pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan.

3. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah.

4. Pengembangan dan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 5. Program pengembangan industri kecil dan menengah.

6. Pengembangan pemasaran parawisata dan destinasi parawisata serta program pengembangan kemitraan.

Sumber: RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015

Ketersediaan infrastruktur memainkan peranan yang penting dalam embangunan daerah. Infrastruktur tidak saja diperlukan untuk mendorong roda kegiatan ekonomi, tetapi juga untuk mendukung kegiatan pemerintahan yang bersifat administratif juga kegiatan pelayanan publik. Ada beberapa program prioritas yang ditawarkan oleh Pemerintah Labuhanbatu Selatan dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah. Adapun program peningkatan pada bidang kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Infrastruktur

No. Program Pembanguan

1. Pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan.

2. Pengadaan alat-alat berat serta perlengkapan, pengadaan alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan.

3. Perencanaan pembangunan jaringan irigasi, reservoir, pembangunan jaringan pintu dan perencanaan normalisasi saluran sungai.

(10)

6. Pembangunan pasar pedesaan.

7. Pembangunan terminal dan pembangunan halte.

8. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.

Sumber: RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Periode 2011-2015

Pada prinsipnya, penyelenggaraan pemerintahan di daerah tidak lepas dari adanya peran desentralisasi yang merupakan bentuk dari penyerahan segala urusan, baik pengaturan dalam arti pembuatan peraturan perundang-undangan, maupun penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri, dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, untuk selanjutnya menjadi urusan rumah tangga pemerintah daerah tersebut. Daerah diharapkan mampu untuk mengidentifikasikan kebutuhannya sendiri, merumuskan tujuan pembangunan sendiri, serta membuat strategi yang tepat untuk mencapai tujuannya. Penyerahan kewenangan tersebut sudah pasti berimplikasi terhadap urusan pembangunan di daerah.

Sebagai kabupaten baru yang melaksanakan pemekaran melalui proses otonomi daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan diharapkan mampu menunjukkan suatu perubahan dan kemajuan daerahnya sebagai implikasi dari pemekarannya. Kemajuan tersebut dapat diwujudkan apabila Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan memliki strategi pembangunan daerah yang relevan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Adapun strategi dan gambaran pembangunan yang dimaksud dikenal sebagai rencana pembangunan maupun rancangan kerja jangka menengah untuk setiap periode kepemimpinan kepala daerah.

(11)

di lapangan. Hal ini menjadi penting karena kebijakan bukan hanya sebuah keputusan sederhana untuk memutuskan sesuatu dalam suatu momen tertentu, namun kebijakan harus dilihat sebagai sebuah proses dan tindakan.

Status daerah otonomi baru menjadikan pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar untuk dikerjakan dan diselasaikan guna mengerjar terciptanya kondisi pemerintahan yang layak dan pelayanan publik yang baik. Kinerja pemerintah daerah adalah gambaran proses dan pencapaian hasil suatu kegiatan program atau kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Keberhasilan suatu kebijakan atau program/kegiatan pada akhirnya akan tergambar pada hasil dan dampak yang dicapai dari implementasi kebijakan atau program/ kegiatan tersebut. Pada Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa kinerja pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Melalui evaluasi yang dilakukakan terjadi perubahan secara data dan konsep maupun implementasinya dari kepemimpinan bupati periode sebelumnya.

Tabel 3.6. Capaian Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Periode 2010-2014

No Indikator Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah Penduduk 277.673 280.269 284.809 289.655 307.171 310.246 2. Jumlah penduduk miskin 43.40 42.10 40.04 37.3 36.5 34.2 3. Tingkat Pengangguran 5.50 3.92 8.55 8.86 4.83 2.64 4. Rata-rata lama sekolah 7.49 7.73 7.95 8.25 8.67 9.98 5. Angka harapan hidup 67.97 67.99 68.01 68.03 68.06 69.02 6. Indeks Pembangunan

Manusia

65.32 65.77 67.06 67.78 68.59 69.08 7. Laju Pertumbuhan PDRB 5.61 6.13 6.33 6.05 5.33 6.45

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2010-2015

(12)

keseluruhan menunjukkan suatu peningkatan yang baik. Selain itu, angka kemiskinan yang terus menurun juga menunjukkan kinerja pemerintah yang maksimal. Yang menjadi poin di sini ialah, dari tahun 2011 sampai dengan 2015 angka kemiskinan terus menurun yang menunjukkan bahwa pemerintah daerah cukup serius untuk membenahi segala dan memperbaiki tarf hidup masyarakat Labuhanbatu Selatan.

Tahun 2010 merupakan periode kepemimpinan bupati periode sebelumnya yakni Bapak Drs. Abdu Rajab Pasaribu, MM yang merupakan Plt. Bupati pada saat itu. Data menunjukkan bahwa terjadi perubahan dan peningkatan secara terus menurus jika dihitung dari tahun 2010. Walaupun secara data terlihat mengalami peningkatan secara makro, namun berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis mununjukkan bahwa masih terdapat beberapa sektor mikro yang harus ditingkatkan dan diperbaiki oleh pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan demi menciptakan kesejahteraan masyarakat Labuhanbatu Selatan.

Segala upaya percepatan pembangunan yang dikerjakan oleh pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan bertujuan agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan semakin maju. Melalui hal tersebut dampak dari pemekaran daerah Labuhanbatu Selatan akan dapat dirasakan sebagai dampak positif. Adapun kinerja program pembangunan pada bidang ekonomi, pendidikan kesehatan, infrastruktur dan pemerintahan ialah menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan fokus pada target akhir yakni kenaikan indeks pembangunan manusia. Indeks pembangunan manusia di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menjadi tujuan utama peningkatan kinerja pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan program pembangunan dan perencanaan pembangunan.

(13)

manusia merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai kinerja pemerintah daerah, namun hal tersebut kembali kepada penilaian masyarakat terhadap peran dan kinerja pemerintah daerah dalam pembangunan.

Tabel 3.7. Capaian Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Indeks Pembangunan Manusia

No Indikator Perkembangan

2011 2012 2013 2014 2015

1. Indeks pembangunan manusia

65.77 67.06 67.78 68.59 68.65 2. Angka rata-rata lama

sekolah (tahun)

7.73 7.95 8.25 8.67 9.85

3. Angka harapan hidup

67.99 68.01 68.03 68.06 68.20 4. Konsumsi per kapita

(rupiah)

470.355 590.652 617.339 721.710 723.299

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2012-2016

Dalalam rencana pembangunan Labuhanbatu Selatan telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat empat sektor utama yang menjadi prioritas pembangunan daerah di Labuhanbatu Selatan, yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, dan bidang infrastruktur. Keempat sector utama yang menjadi prioritas pembangunan bagi daerah Labuhanbatu Selatan merupakan akan lebih disoroti dalam pembahasan ini. Dari beberapa program yang ditawarkan oleh pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan khusunya dalam bidang pendidikan dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja pemerintah dalam upaya merealisasikan kebijakan pembangunan yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011-2015 tersebut.

Tabel 3.8. Capaian Pembangunan Bidang Pendidikan

No Idikator Perkembangan

(14)

3. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP/SLTP)

17 22 28 28 28 28

4. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)

6 6 8 8 10 10

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2011-2015

Berdasarkan Tabel 3.8 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan fasilitas gedung sekolah setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan program kerja yang ditawarkan oleh pemerintah daerah bahwa target yang harus dikejar ialah terciptanya pembangunan pada bidang pendidikan yang merata di seluruh kecamatan. Target tersebut diharapkan segera tercapai mengingat kondisi kualitas pendidikan di lapangan yang masih terbilang minim, maka pendidikan yang berkualitas dan merata disemua jenjang pendidikan baik formal ataupun non formal di seluruh wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat dibutuhkan. Berdasarkan tabel di atas, kinerja dari pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan dapat dikatakan baik dilihat dari hasil implementasi kebijakan pembangunananya.

Tabel 3.9. Capaian Kinerja Bidang Pendidikan

No Indikator Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014

1. APM SD/MI 95.78 94.12 94.93 97.05 98.81

2. APM SMP/MTs 72.80 65.18 76.67 77.67 84.57

3. APM SMA/SMK 45.29 52.38 56.11 62.99 72.39

4. APM

Diploma/Sarjana

2.87 2.42 3.65 9.24 11.23

5. APK SD/MI 107.55 102. 35 101.28 104.56 102.01

6. APK SMP/MTs 86.68 84.59 94.74 86.64 92.42

7. APK SMA/SMK 57.68 63.42 74.74 73.07 83.22

8. APK Diploma/Sarjana 3.59 3.83 5.36 9.24 13.11

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2011-2015

(15)

Labuhanbatu Selatan dalam mengejar target dalam mengupayakan dan memberikan pendidikan yang layak bagi seluruh masyarakat Labuhanbatu Selatan telah berjalan dengan baik. Progam pendidikan gratis selama lima tahun juga telah mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

Jika dilihat kembali indikator pembangunan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan dalam bidang pendidikan seperti pembangunan gedung sekolah, penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan usia dini, pembangunan perpustakaan sekolah, rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah berserta perlengkapan lainnya dan pelatihan tenaga pendidik menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sebagai contoh kebijakan pembangunan sekolah dan pengembangan usia dini dapat dilihat melalui perkembangan setiap tahunnya jumlah bangunan TK yang tersedia. Dimulai dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 11 gedung, kemudian bertambah setiap tahunnya sampai saat ini berjumlah 155 gedung bangunan. Berdasarkan hal tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan cukup serius memberikan perhatian dalam pembangunan pendidikan. Hal ini juga dipertegas oleh Sekretaris Daerah Labuhanbatu Selatan (Bapak Zulkifli, S.IP, MM) bahwa:

(16)

sudah terealisasi.”24

Berdasarkan data dilapangan ditambah dengan hasil wawancara diatas dapat digambarkan bahwa pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan telah bekerja keras untuk mewujudkan pembangunan pendidikan guna mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Disamping bidang pendidikan, pembangunan kesehatan juga merupakan hal yang mendasar yang perlu dibenahi oleh pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memilki peran penting dalam upaya penanggulan kemisikinan.

Ketersediaan fasilitas kesehatan merupakan ukuran penting bagi daerah otonomi baru. Otonomi daearah bidang kesehatan memberikan kesempatan yang banyak kepada pemerintah untuk mengeksplorasi kemampuan daerah dari berbagai aspek, mulai dari komitmen pemimpin dan masyarakat untuk membanagun kesehatan, sistem kesehatan daerah, dana, sarana dan prasaran yang memadai, sehingga diharapkan kesehatan masyarakat menjadi lebih tinggi dan lebih baik. Minimnya ketersediaan sarana dan sarana kesehatan pasca pemekaran daerah mengakibatkan tanggung jawab pemerintah daerah yang lebih besar untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang layak dan terpadu bagi masyarakat.

Tabel 3.10.

Capaian Pembangunan Bidang Kesehatan

No. Idikator

Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014

1. Rumah Sakit 3 3 4 4 4

2. Puskesmas 11 14 17 17 17

3. Klinik/Balai Pengobatan 11 14 21 18 9

24 Wawancara dengan Bapak Zulkifli, S.IP, MM, Sekretaris Daerah Labuhanbatu Selatan pada tanggal

(17)

4. Polindes 17 34 34 34 31

5. Posyandu 298 306 313 300 456

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2011-2015

Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa salah satu dampak positif dari pemekaran daerah adalah pemeratan pelayanaan kesehatan terutama pengadaan sarana kesehatan. Tersebarnya fasilitas kesehatan di seluruh kecamatan yang ada di wilayah Labuhanbatu Selatan diiringi dengan jumlah tenaga medis yang sesuai akan mempermudah aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Selanjutnya ialah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang merupakan cita-cita dan harapan masyarakat yang selama ini merasakan kesulitan mengingat jarak RSUD sebelum pemekaran hanya ada di Ibukota Kabupaten Induk atau Kabupaten Labuhanbatu. Selain itu, pembangunan puskesmas dan posyandu di beberapa daearah tertinggal juga sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan akan terasa dekat dan mudah dengan adanya keran pembangunan tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan sudah cukup baik dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang merata di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Bagi daerah kabupaten baru, ketersediaan sarana dan prasarana tentu masih dalam kondisi minim atau terbatas. Itu sebabnya pembangunan fisik merupakan salah satu indikator pembangunan yang paling menonjol untuk daerah otonomi baru seperti Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Selain itu, biasanya masyarakat juga menganggap bahwa salah tolak ukur untuk menilai keberhasilan pemerintah daerah ialah dengan melihat pembangunan fisik daerahnya. Hal ini disebabkan, pembangunan tersebut lah yang paling mencolok bagi daerah yang baru mekar.

(18)

Dalam menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan membutuhkan prasarana bangunan kantor pemerintahan sebagai wadah dari aktivitas/ kegiatan pemerintahan daerah dalam melaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan kantor pemerintah Labuhanbatu Selatan ini juga sangat penting untuk meningkatkan peran serta dan kinerja pemerintah dalam melakukan percepatan pembangunan daerah.

Sesungguhnya kantor pemerintah harus mampu mencerminkan suatu lambang kedudukan pusat pemerintahan. Pasca pemekaran, kantor pemerintah Labuhanbatu Selatan yang selama ini digunakan yang berlokasi di jalan H.M. Yamin, kecamatan Kotapinang sebagai pusat pemerintah dan pelayanan masyarakat Labuhanbatu Selatan, secara fisik dirasakan kurang representative dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemerintah. Terlebih lagi bahwa kantor Bupati yang digunakan pasca daerah otonomi baru selama ini ialah kantor Camat Kotapinang yang di sulap menjadi kantor Bupati untuk sementara. Selain itu, lokasi instansi-instansipemerintahan yang tersebar serta tidak terletak pada satu lingkungan akan menyulitkan koordinasi dan hubungan antar instansi

serta menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan umum.

Berbagai permasalahan yang timbul akibat kondisi tersebut antara lain, kurang terpadunya kinerja antar instansi yang berada di dalam kompleks akibat kondisi fasilitas yang kurang memadai, menurunnya fungsi pelayanan kepada masyarakat, dan secara keseluruhan semakin dirasakan kurang dapat menyelenggarakan fungsi suatu kantor pemerintahan secara optimal dan representative. Oleh karena itu, pembangunan kantor pemerintahan satu atap tertuang dalam RPJMD Labuhanbatu Selatan tahun 2011-2015. Dengan anggaran yang terbatas, pembangunan kantor pemerintahan ini dilakukan dalam empat tahun penganggaran dengan biaya keseluruhan adalah senilai 56 milyar.

(19)

yang terintegrasi dengan perkantoran SKPD. Bangunan kantor sebagian besar mengadopsi bentuk istana Bahran yang dipadukan dengan arsitekur Eropa klasik. Keberhasilan pembangunan kantor pemerintahan ini diharapkan dapat menciptakan sistem atau mekanisme kinerja instansi pemerintah yang lebih terintegrasi dan menyeluruh, mewujudkan pola pelayanan pada masyarakat yang lebih efektif dan efisien, mngembangakan dan meningkatkan pembangunan fisik, ekonomi maupun sosial.

Selain pembangunan prasarana pemerintahan, pembangunan dalam hal infrastruktur jalan merupakan faktor utama penentu untuk pembangunan pada bidang lainnya. Bagi daerah Labuhanbatu Selatan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu fokus dari pembangunan daerah. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian penting dari pembangunan daerah terlebih bagi daerah yang baru saja pemekaran tentu infrastruktur adalah kunci utama dalam menjalankan roda pemerintahanan, ekonomi dan sosial. Penyediaan infrastruktur merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 3.11. Capaian Pembangunan Bidang Infrastruktur Jalan Jenis

Permukaan

Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jalan Aspal 207.67 km 223.92 km 251.44 km 270.62 km 306.62 km 320.85 km Jalan Berkerikil 152.25 km 207.63 km 190.90 km 197.53 km 187.53 km 168.65 km Jalan Tanah 167.90 km 95.53 km 100.78 km 77.62 km 53.62 km 48.93 km Jalan Lainnya 3.38 km 4.12 km 3.98 km 4.59 km 2.59 km 2.59 km

Kondisi Jalan

Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014 2015

(20)

Rusak 103.20 km 318.50 km 327.26 km 327.26 km 90.23 km 70.50 km Rusak Berat 171.11 km 63.70 km 20.15 km 20.15 km 77.66 km 52.60 km

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2011-2015

Pada Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa kinerja pemerintah dalam sektor pembangunan infrastruktur jalan semakin dikembangkan. Di tahun 2010 yang merupakan yang merupakan masa kepemimpinan Bupati periode sebelumnya jumlah keseluruhan panjang jalan Aspal Labuhanbatu Selaran ialah 207.67 km, sedangkan di tahun 2011 jumlah keseluruhan panjang jalan bertambah menjadi 223.92 km dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2014 mencapai 306 km lebih. Pembangunan infrastuktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi dan energi. Oleh karena itu pembangunan pada sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Pembangunan daerah pada umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spesial dari kebijakan pembangunan daerah secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat Labuhanbatu Selatan dilaksanakan dengan mendorong secara nyata sentra ekonomi masyarakat utama seperti perkebunan, peternakan, industri, parwisata, Bidang Koperasi dan Usaha, Kecil dan Menengah (UMKM), perdagangan juga jasa yang berwawasan lingkungan.

Tabel 3.12. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhanbatu Selatan

No. Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

(21)

2. Pertambangan/penggalian 4.37 4.17 5.38 4.90 5.10 5.21 3. Industri pengolahan 5.25 5.24 6.87 6.13 6.99 8.26 4. Listrik, gas dan air bersih 4.53 6.18 5.95 5.13 5.11 5.20 5. Perdagangan, hotel dan

restoran

6.87 6.54 6.01 5.46 5.86 5.80 6. Pengangkutan dan

komunikasi

6.47 5.57 5.64 5.82 5.90 6.28

7. Keuangan/persewaan dan jasa perusahaan

5.89 7.04 8.67 8.51 9.20 9.45

8. Jasa-jasa 6.58 6.31 5.93 6.06 6.27 6.32

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2010-2015

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu analisis statistik yang dapat digunakan untuk memperoleh keterangan tentang laju pertumbuhan ekonomi. Tabel 3.11 di atas merupakan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Selatan atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha seperti, pertanian, pertambangan/penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa. Sektor industrii pengolahan merupakan kontributor utama dengan peranan mencapai 6.99 persen. Selanjutnya di ikuti oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan serta keuangan. Kinerja makro ekonomi selain dipengaruhi oleh kinerja pemerintah dan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam pembangunan bidang ekonomi, juga dipengaruhi oleh kebijakan dan kondisi perekonomian nasional yang secara tidak langsung juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

(22)

pemerintah daerah maupun yang dilaksanakan oleh masyarakat umum. Tabel 3.13. Capaian Bidang Koperasi dan UMKM

No. Indikator Perkembangan

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. KUD 25 28 28 28 28 30

2. KPN - 4 4 4 4 4

3. KOPKAR 20 14 16 16 17 18

4. Lainnya 71 83 88 88 106 121

Sumber: BPS Labuhanbatu Tahun 2010-2015

(23)

Tabel 3.14.

Klasifikasi Anggaran Pembangunan Tahun 2011-2015

PROGRAM PEMBANGUNAN

JUMLAH ANGGARAN

2011 2012 2013 2014 2015

Bidang pendidikan 67.832.744.334 70.650.527.750 72.086.956.000 71.249.374.710 94.527.450.508 Bidang kesehatan 41.237.048.390 44.680.185.460 49.013.894.380 39.272.185.370 46.417.958.863 Bidang ekonomi 13.829.041.963 14.240.495.320 16.119.992.258 78.870.739.655 90.701.350.603 Bidang infrastruktur 148.930.349.201 145.961.420.500 156.855.418.500 277.986.478.500 403.633.823.900 Bidang sosial 1.594.193.440 1.180.545.587 1.262.556.320 1.973.711.815 2.269.768.587 Bidang Ketenagakerjaan 2.274.914.922 2.590.624.260 4.335.865.500 1.443.668.223 1.660.218.456

(24)

Terkadang kinerja pemerintah daerah belum dapat berjalan secara maksimal diakbitakan adanya masalah atau kendala yang dihadapi oleh pemerintah. Dalam proses percepatan pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan setiap tahunnya terdapat beberapa kendala yang menghambat proses tersebut, salah satu kendalanya ialah kondisi keuangan daerah dan anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Kepala BAPPEDA Labuhanbatu Selatan (Bapak Ir. H. Munir Tanjung MM) sebagai berikut:

“Salah satu kendala yang selalu muncul dalam proses pembangunan daerah Labuhanbatu Selatan ialah jumlah anggaran yang minim. Hal ini terjadi disebabkan APBD Labuhanbatu Selatan yang terbatas. Sebagai daerah otonomi baru, saya kira pemerintah daerah memang masih memliki keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan anggaran secara mandiri. Sehingga butuh dunkungan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi demi terwujudnya pembangunan yang merata di Labuhanbatu Selatan.”25

Hal ini juga dipertegas oleh Sekretaris Daerah Labuhanbatu Selatan (Bapak Zulkifli, S.IP, MM) yakni:

“Kendala terbesar dalam pembangunan di Labuhanbatu Selatan ialah masalah keterbatasan anggaran. Sebagai daerah otonom baru tentu kita perlu melakukan beberapa terobosan-terobosan untuk melakukan percepatan pembangunan dan itu memakan biaya yang tinggi. Misalnya, untuk pembangunan infrastruktur itu sangat besar, ada begitu banyak gedung perkantoran yang harus kita bangun, sekolah, rumah sakit dan lainnya. Itu sebabnya masalah keterbatasan anggaran sangat berpengaruhi terhadap percepatan pembangunan di Labuhanbatu Selatan.”26

Selain keterbatasan anggaran, pemerintah Labuhanbatu Selatan juga menghadapi kendala lainnya dalam melakukan percepatan pembangunan seperti

25 Wawancara dengan Bapak Ir. H. Munir Tanjung MM, Kepala BAPPEDA Kabupaten

Labuhanbatu Selatan pada tanggal 04 April 2016. Pukul 13.30 WIB.

26 Wawancara dengan Bapak Zulkifli, S.IP, MM, Sekretaris Daerah Labuhanbatu Selatan pada

(25)
(26)

BAB IV KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan

Sebagai daerah otonomi baru, pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan diberi wewenang untuk mengelola sendiri keungannya sekaligus menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya kesejahteraan penduduk di daerahnya dengan mempertimbangkan segenap potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Aparat Pemerintah Daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya daerahnya. Untuk dapat mengelola sumber daya yang sedemikian besar itu, pemerintah daerah dituntut memiliki sumber daya aparatur yang berkualitas yaitu memiliki kemampuan teknis dan manajerial, pro-fesional dan komitmen yang tinggi agar dapat menjamin tercapainya tujuan pelaksanaan otonomi daerah secara efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan demokratisasi, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai sebuah daerah otonomi baru dan telah disahkan sejak tahun 2008, Kabupaten Labuhanbatu Selatan mulai membenahi berbagai sektor pembangunan demi mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Dengan adanya kebijakan pembangunan yang tepat maka pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat mengurangi beban pemerintah pusat. Selain itu, kinerja terbaik dari segenap pemangku jabatan mulai dari kepala daerah sampai kepada lembaga terkecil juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan daerah yang berjalan secara maksimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

(27)

kebijakan yang telah dibuat dan kegiatan yang diambil oleh Pemerintah Daerah Labuhanbatu Selatan telah berjalan dan memberi dampak yang baik. Sepandangan dengan apa yang diungkapkan oleh Anwar Prabu Mangkunegara bahwa kinerja merupakan sebuah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari hasil kerja secara data dan temuan di lapangan kinerja pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Keberhasilan pembangunan pasca pemekaran yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan juga dapat dinilai dari adanya keinginan dari pemerintah daerah setempat untuk memperoleh hasil atau prestasi (virus n Ach). David C McClelland berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat ditarik bahwa pemerintah daerah akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki n Ach yang tinggi. Pembangunan yang terlksana di Kabupaten Labuhanbatu Selatanjuga tidak lepas dari apa yang dikatakan Schoorl dalam teori modernisasinya, yang menyebutkan bahwa proses modernisasi yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang termasuk daerah berkembang seperti Kabupaten Labuhanbatu Selatan, memiliki jenis proses tersendiri yang didasarkan pada usaha-usaha daerah tersebut untuk mengejar ketertinggalan yang jauh dari daerah lain.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil data dan wawancara yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terkait dengan analisis kinerja pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan dalam percepatan pembangunan daerah, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

(28)

untuk meningkatkan demokratisasi yang ada di daerah. Hal ini dikarenakan daerah merupakan ujung tombak perjuangan dari demokrasi nasional. jika demokrasi yang ada di daerah berjalan dengan baik, maka dapat mencerminkan demokrasi secara nasional yang baik juga.

2) Penetapan arah pembangunan sebaiknya berorientasi kepada kepentingan masyarakat secara umum. Sehingga masyarakat benar merasakan adanya manfaat dari terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai daerah otonomn baru. Selain itu, Pemerinah daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan dan kendala-kendala yang dihadapi, mulai dari perencanaan pembangunan sampai pada implementasi kebijakan pembangunan. Pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan juga diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya aparatur daerahnya yang sangat berpegaruh terhadap keberlangsungan pembangunan di Labuhanbatu Selatan.

(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

2.1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah otonom baru yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu yang diresmikan pada tanggal 21 Juli 2008 sesuai dengan Undang-undang No. 22 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara. Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu Kabupaten dari pemekaran Kabupaten Labuhanbatu yang dibagi menjadi kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Sejarah pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan diawali dari adanya aspirasi dan keinginan masyarakat Labuhanbatu Selatan untuk membentuk sebuah daerah yang mandiri. Sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat Labuhanbatu Selatan, DPRD Labuhanbatu selanjutnya merespon dan akhirnya mengeluarkan Surat Keputusan No. 63 Tahun 2005 pada tanggal 31 Oktober 2005 tentang Persetujuan DPRD Labuhanbatu Terhadap Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Kemudian pada tanggal 10 Maret 2005 Bupati Labuhanbatu mengeluarkan Keputusan No. 135/226/PEM/2005 tentang Penetapan Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pada tanggal 12 Januari 2006 DPRD Provinsi Sumatera Utara mengeluarkan Keputusan No.1/K/2006 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Labuhanbatu. Hal tersebut diikuti dengan keluarnya Surat Gubernur Sumatera Utara No. 903/035/K/2006 tentang Bantuan Dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara Bagi Calon Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara.

(30)

tanggal 27 Desember 2007 Pem0erintah Labuhanbatu juga memberikan berupa dukungan dana melalui Keputusan Bupati No. 903/452/Pem/2007 tentang Dukungan Dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Labuhanbatu (induk) Bagi Calon Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Kabupaten Labuhanbatu. DPRD Kabupaten Labuhanbatu juga tidak ingin ketinggalan, pada tanggal 5 Mei 2008 DPRD Labuhanbatu memberi dukungan penuh melalui Keputusan No. 08 Tahun 2008 tentang Dukungan Dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Labuhanbatu (induk) Bagi Calon Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Kabupaten Labuhanbatu. Kemudian disusul dengan Surat Gubernur Sumatera Utara No. 135/0191 tanggal 24 Juni 2008 perihal Bantuan Dana Calon Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Pemerintah selanjutnya melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai kelayakan pembentukan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Setelah menempuh proses yang panjang, akhirnya pada taggal 21 Juli 2008 Labuhanbatu Selatan resmi menjadi sebuah Kabupaten berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara. Kabupeten ini disahkan di Jakarta oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.22

2.2. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis, kabupaten ini berada pada 1º26'00" – 2º12'55" Lintang Utara dan 99º40'00" – 100º26'00" Bujur Timur. Pada umumnya Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada ketinggian di bawah 100 m di atas permukaan laut. Sedangkan ketinggian antara 100 – 500 m di atas permukaan laut hanya terdapat di Kecamatan Sungai Kanan tepatnya pada bagian barat yang

22 Pemkab Labusel. Sejarah Labuhanbatu Selatan.

(31)

berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara. Area Kabupaten Labuhanbatu Selatan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Labuhanbatu, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dan Kabupaten Padang Lawas Utara, dan di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Lawas Utara.

[image:31.612.114.530.378.530.2]

Total luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sekitar 4.35% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 311.600 Ha yang terdiri dari 5 Kecamatan, 52 Desa, dan 2 Kelurahan defenitif. Adapun luas wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ialah sebagai berikut.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Labuhanbatu Selatan Berdasarkan Kecamatan

Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) Desa Kelurahan

1 Sungai Kanan 484,35 15,54 8 1

2 Torgamba 1136,40 36,47 14 -

3 Kotapinang 482,40 15,48 9 1

4 Silangkitang 303,70 9,75 6 -

5 Kampung Rakyat 709,15 22,76 15 -

Jumlah/ Total 3116,00 100,00 52 2

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

(32)
[image:32.612.115.529.223.399.2]

Kotapinang merupakan kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya paling tinggi dengan jumlah kepadatan 122 jiwa per Km2, sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Kampung Rakyat dengan kepadatan penduduk sebesar 80 jiwa per Km2.

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Sex Ratio

Pria Wanita

1 Kotapinang 32.280 30.807 63.087 104,78

2 Kampung Rakyat 29.436 27.740 57.176 106,11

3 Torgamba 59.653 55.739 115.392 107,02

4 Sei Kanan 25.573 23.500 48.073 104,57

5 Silangkitang 15.940 15.032 30.972 106,04

Jumlah 161.882 152.818 314.700 105,93

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

Pada umumnya daerah-daerah yang berada di kawasan Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah daerah yang termasuk beriklim tropis. Daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

(33)
[image:33.612.115.527.133.308.2]

Tabel 2.3.

Komposisi Penduduk Labuhanbatu Selatan Menurut Agama Yang Dianut

No Kecamatan Agama (%)

Islam Protestan Khatolik Budha Hindu

1 Kotapinang 88,23 10,12 0,83 0,00 0,81

2 Kampung Rakyat 86,73 12,61 0,49 0,01 0,15

3 Torgamba 71,36 27,37 1,07 0,00 0,20

4 Sei Kanan 96,75 3,08 0,14 0,00 0,02

5 Silangkitang 98,58 1,37 0,01 0,01 0,03

Jumlah 84,09 14,96 0,67 0,01 0,27

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

Penduduk beragama Muslim terbanyak berada di Kecamatan Silangkitang, diikuti oleh Kecamatan Sungai Kanan dan Kampung Rakyat. Penduduk dengan agama Protestan banyak berada di Kecamatan Torgamba. Penduduk dengan agama Khatolik lebih banyak di Kecamatan Torgamba. Hindu dan Budha banyak berada di Kotapinang dan Kampung Rakyat.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan sawit dan karet di Sumatera Utara. Total luas perkebunan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ialah 68.810 Ha dengan luas tanaman perkebunan sawit sebesar 42.830 Ha dan luas tanaman karet adalah 25.980 Ha.

Etnis yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan cukup beragam diantaranya: Jawa 49,93%, Batak 45, yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan cukup beragam diantaranya: Jawa 49,93%, Batak 45,43%, Minang 0,58%, Melayu 0, 47%, Aceh 0,15% dan lainnya 3,43%.

2.3. Sistem Pemerintahan

(34)

2011-2015 Kabupaten Labuhanbatu Selatan dipimpin oleh Bapak H. Wildan Aswan Tanjung SH. MM dan Drs. H Maslin Pulungan MM sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pertama di Labuhanbatu Selatan. Kepemimpinan Bupati pertama ini berlanjut pada periode 2016-2020 dengan terpilihnya kembali pada pemilihan umum 2016 silam. Dari hasil pemilu 2009 ada 30 orang wakil rakyat dari 16 partai yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dimana yang terbanyak berasal dari Partai Golongan Karya dan Partai Demokrat yaitu masing-masing sebanyak 5 orang. Anggota DPRD tersebut terdiri dari 23 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.

Pada pemilu 2014 ada sebanyak 35 anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang terdiri dari 10 partai untuk periode 2014-2019. Seperti yang telah dijelaskan diatas Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 Kecamatan yakni (1) Kecamatan Kotapinang, (2) Kecamatan Kampung Rakyat, (3) Kecamatan Torgamba, (4) Kecamatan Sei Kanan, (5) Kecamatan Silangkitang. Selain 5 kecamatan tersebut, terdapat juga 2 kelurahan dan 52 desa.

[image:34.612.121.513.624.678.2]

Dalam melaksanakan fungsi pemerintanhan untuk melayani masyarakat, Kaupaten Labuhanbatu Selatan didukung oleh 2.815 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari 18 orang bergolongan I, 552 orang bergolongan II, 1.453 orang bergolongan III, dan 792 orang bergolongan IV. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebgaian besar PNS tersebut merupakan tamatan Diploma yaitu sebanyak 632 orang, kemudian 1.571 orang tamat S1/S2/S3, dan 561 orang tamat SLTA. Persentase Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4.

Persentase Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan Tingkat Pendidikan

Golongan Pendidikan

I II III IV SLTA D3 S1/S2/S3

18 552 1.453 792 561 632 1.571

(35)
[image:35.612.226.386.171.344.2]

Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki lambang daerah sebagai identitas derahnya. Adapun Lambang daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Lambang Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Adapun makna dan arti lambang daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan23 adalah sebagai berikut:

1. Perisai Bersegi Lima dikelilingi warna putih, melambangkan bahwa Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah otonom yang dibentuk berazaskan Pancasila dan UUD 1945, sebagai cerminan jiwa masyarakat yang memiliki keinginan kuat untuk maju dalam naungan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Padi 1 (satu) bulir dengan 21 (dua puluh satu) butir & kapas dengan jumlah 8 (delapan) buah, serta tali simpul 7 (tujuh), menunjukkan bahwa pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada tanggal 21Juli 2008 serta melambangkan rasa nasionalisme masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk bersama-sama membangun daerah berkecukupan sandang dan pangan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

(36)

3. Bintang, menunjukkan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan masyarakat yang religius dengan menjunjung tinggi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME.

4. Pita Merah bertuliskan Labuhanbatu Selatan, menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah masyarakat yang gigih dan menghargai jasa pejuang para pendahulu, namun tetap bersatu dalam jaminan silaturahmi dan persaudaraan.

5. Buah Pinang, menggambarkan buah pinang yang di dalamnya terdapat beberapa simbol sebagai perwujudan terhadap Kotapinang sebagai cikal bakal wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sebagaimana diamanatkan UU Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara yang menyebutkan bahwa ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada di kecamatan Kotapinang.

6. Karet, Kelapa Sawit, Ikan Baung, dan Udang Galah, bermakna menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah penghasil karet dan sawit sebagai potensi unggulan daerah. Sedangkan ikan baung dan udang galah merupakan hasil khas daerah.

7. Simpang Tiga, menunjukkan bahwa Kota Pinang sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada di 3 jalur lintas sumatera yang menghubungkan 3 provinsi (Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat) dan merupakan lokasi strategis serta tempat transit berbagai kegiatan yang dapat menunjang kehidupan perekonomian masyarakat.

8. Warna Biru Langit, Menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan senantiasa berada dalam kedamaian dan ketentraman.

(37)

2.4. Visi dan Misi

Visi Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk periode 2011-2015 adalah

“Bersama Membangun Tanah Kelahiran”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

pembangunan daerah harus dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan warga masyarakat daerah lain.

Bupati Labuhanbatu Selatan menyusun lima misi untuk mencapai visi tersebut. Adapun misi Labuhanbatu Selatan adalah sebagai berikut.

1. Optimalisasi pengelolaan sumber daya pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan untuk memanfaatkan seluas-luasnya sumber daya manusia dan sumber daya alam dari dan untuk kepentingan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

2. Pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan yang ditempuh pemerintah daerah untuk menjamin terjaganya kejujuran dari para pelaksana pembangunan menyangkut kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3. Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang seimbang yaitu kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah yang diarahkan untuk memacu percepatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tetap menjaga keseimbangan tiga pilar ekonomi yakni masyarakat, swasta dan pemerintah daerah.

4. Mendorong pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan pemerintah daerah unutk mendiring keseimbangan, sebab usaha mendorong pertumbuhan ekonomi semata justru akan mengabaikan atau merugikan aspek pemerataan.

(38)

2.5. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Labuhanbatu Selatan Tahun 2011-2015 2.5.1. Misi Ke-1 Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Pembangunan Daerah

Fokus utama dari misi di atas adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak melalui pengembangan sumber daya manusia secara merata. Untuk mewujudkan misi tersebut maka ditetapkan tujuan pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan yang berkualitas disemua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal secara merata diseluruh wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. 2. Meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi derajat kesehatan dan

pencapaian standart hidup layak bagi masyarakat.

[image:38.612.104.530.405.642.2]

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran utama yang akan dicapai dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.5. Sasaran Pembangunan Misi Ke-1

No. Sasaran Pokok Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana dana sarana pendidikan

 Terpenuhinya kebutuhan gedung sekolah

 Meningkatnya ketersediaan moubiler, alat praktek, alat peraga serta buku siswa

 Meningkatnya sekolah yang telah memiliki perpustakaan, laboratorium, ruang praktek, ruang ibadah serta bangunan penunjang lainnya

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik

 Terpenuhinya kebutuhan tenaga pendidik yang berkualitas

 Meningkatnya tenga pendidik yang telah sesuai dengan standarisasi

(39)

3. Meningkatnya kulitas dan mutu pendidikan

 Menurunnya angka buta huruf

 Meningkatnya persentase standar kompetensi kelulusan siswa

 Meningkatnya persentase siswa yang lulus ke Perguruan Tinggi Negeri

 Meningkatnya perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran 4. Meningkatnya

pemerataan pendidikan di seluruh kecamatan

 Tersedianya pendidikan yang berkualitas murah dan terjangkau bagi masyarakat terutama bagi keluarga kurang mampu

 Meningkatnya angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni

 Menurunnya angka putus sekolah 5. Meningkatya kualitas

sumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan agama

 Terpenuhinya kebutuhan tenaga guru agama

 Terjalinnya kerjasama antar umat beragama dengan pemerintah

 Terlaksananya fungsi dan peran forum kerukunan umat beragama

 Meningkatnya upaya implementasi kesalehan sosial baik di kalangan aparatur pemerintah maupun seluruh masyarakat

6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

 Terpenuhinya tenaga kesehatan

 Meningkatnya pendidikan tenaga kesehatan

7. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

 Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah

 Meningkatnya status Puskesmas menjadi Rumah Sakit Umum Daerah

(40)

8. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu

 Meningkatnya fasilitas pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bagi penduduk miskin

 Meningkatnya fasilitas kemduahan dan standarisasi operasi pelayanan keluarga miskin dalam mendapat pelayanan kesehatan

 Meningkatnya penyuluhan kesehatan bagi keluarga miskin

Sumber: Diolah melalui dokumen RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015

2.5.2. Misi Ke-2 Pengawasan Proses Pelaksanaan Pembangunan Daerah

Untuk melaksanakan misi diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari misi di atas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional dan akuntabel melalui penyelnggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menuju terciptanya Good Governmance.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur perencana pembangunan yang profesional dan akuntabel dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

[image:40.612.103.538.84.213.2]

Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran utama yang akan dicapai antara lain sebagai berikut ini:

Tabel 2.6. Sasaran Pembangunan Misi Ke-2 No. Sasaran Pokok Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan taat hukum

 Menigkatnya kapasitas dan kualitas SDM aparatur

 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan

(41)

2. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

 Meningkatnya kinerja aparatur penyelenggara pemerintah

 Meningkatnya integritas dan penyelarasan pola pikir dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

 Meningkatnya disiplin aparatur

 Meningkatnya pencapaian program dan kegiatan

 Meningkatnya ketepatan penempatan pejabat strukturan dan fungsional

Sumber: Diolah melalui dokumen RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015

2.5.3. Misi Ke-3 Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Seimbang Untuk malaksanakan misi di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat yang berbasis pada potensi daerah.

2. Melakukan revitalisasi bidang pertanian dan perkebunan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat.

3. Meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur, sarana dan prasarana umum untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja.

[image:41.612.108.532.84.246.2]

Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran utama yang akan dicapai antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.7. Sasaran Pembangunan Misi Ke-3

No. Sasaran Pokok Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya

pembangunan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan

 Meningkatnya ketahanan pangan daerah

(42)

 Meningkatnya pengembangan agribisnis tanaman pertanian (pangan dan hortikultuta) dan perkebunan

 Meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi dan populasi ternak

 Terpeliharanya kelestarian hutan dan lahan 2. Meningkatnya kualitas dan

kuantitas serta daya saing produksi pertanian /perkebunan

 Perubahan pola pikir masyarakat yang cenderung mamandang pertanian/perkebunan hanya sebagai penghasil komoditas menjadi pola pikir yang multifungsi

 Hasil produksi pertanian/perkebunan telah menjadi bahan baku industri

 Meningkatnya daya saing produk pertanian/perkebunan

 Meningkatnya optimalisasi penggunaan lahan

 Meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi serta kemampuan pemasarannya

2. Meningkatnya perekonomian yang berbasis pada ekonomi kerakyatan

 Meningkatnya jumlah, kapasitas dan jangkauan lembaga penyedia jasa pengembangan dan pembiayaan usaha

 Meningkatnya budaya wirauasaha dan daya tahan mikro

 Meningkatnya paradigma pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang lebih koordinatif dan partisipatif serta bererientasi bisnis

 Berkembangnya UKM terutama di kelompok masyarakat miskin

 Meningkatnya produktivitas koperasi dan UMKM

 Berkembangnya jaringan usaha koperasi dan UMKM yang berbasis kemitaraan yang kuat

 Berkembanganya usaha dan pemasaran produk

3. Meningkatnya manajemen koperasi yang lebih efisien

 Meningkatnya manajemen usaha koperasi dan UMKM

(43)

4. Meningkatnya

pembangunan industri dan perdagangan

 Meningkatnya kualitas dan kuantitas produk hasil industri

 Berkembangnya industri kecil dan rumah

 Meningkatnya kelancaran arus barang/jasa

 Terciptanya sistem dan jaringan serta meningkatnya akses pasar bagi produk daerah 5. Meningkatnya kontribusi

parawisata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan daerah

 Berkembangnya indurstri parawisata

 Meningkatnya kualitas jaringan sarana dan prasarana pendukung parawiasata

 Berkembangnya pemasaran dan promosi parawisata

6. Meningkatnya sarana dan prasarana pendukung perekonomian daerah

 Terbangunnya sarana dan prasarana transportasi

 Terpeliharanya dan meningkatnya daya dukung dan kualitas prasarana jalan

 Meningkatnya keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan dan penyediaan prasarana transportasi

 Meningkatnya layanan jaringan irigasi, air baku dan jaringan perairan lainnya

7. Membangun sarana dan prasarana pelayanan umum

 Meningkatnya ketersediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat

 Menyediakan 30 % luas kabupaten sebagai ruang terbuka hijau

 Membuat data base air minum, sanitasi, air limbah, persampahan dan drainase

 Meningkatnya layanan komunikasi dan informatika

 Meningkatnya kerjasama dalam penyelenggaraan komunikasi dan informatika

 Meningkatnya jangkauan pelayanan ketenagalistrikan

(44)

8. Meningkatnya kualitas dan kelestarian lingkungan hidup

 Meningkatnya pengendalian pencemaran perusakan lingkungan hidup

 Meningkatnya kelembagaan dan sumber daya manusia pengelola lingkungan hidup

 Tersedianya kerangka regulasi dan terlaksananya kapasitas hukum dan penyelesaian konflik pemanfaatan lingkungan

 Tersedianya data dan informasi kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai dasar perencanaan pembangunan

9. Menurunnya tingkat kemiskinan

 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin

 Tersedianya kebijakan pembiayaan dan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin

 Meningkatnya pembinaan dan kesertaan berKB.

 Tersalurkannya subsidi pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu

 Meningkatkan pelayanan kependudukan gratis bagi penduduk miskin

Sumber: Diolah melalui dokumen RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015

2.5.4. Misi Ke-4 Mendorong Pemerataan Partisipasi dan Hasil Pembangunan Daerah

[image:44.612.100.545.85.388.2]

Untuk melaksanakan misi di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut adalah mengurangi kesenjangan antar daearah di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan sasaran pokok sebagai berikut:

Tabel 2.8. Sasaran Pembangunan Misi Ke-4

Sasaran Pokok Indikator Keberhasilan

Meningkatnya pemerataan

pembangunan di daerah

 Pemerataan pembangunan hingga keseluruh wilayah kabupaten

 Meningkatnya partasipasi masyarakat dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

(45)

 Percepatan pembangunan dan kawasan strategis dan cepat tumbuh

 Peningkatan keterkaitan antar kawasan secara sinergis

Sumber: Diolah melalui dokumen RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015

2.5.5. Misi Ke-5 Memantapkan Stabilitas Daerah

Untuk melaksanakan misi diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut adalah meningkatkan keamanan dan terciptanya suasana aman dan nyaman. Dengan demikian maka rumusan tujuan yang akan dilaksanakan antara lain:

1. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan solidaritas kehidupan sosial, budaya dan keagamaan.

2. Meningkakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

[image:45.612.116.524.86.149.2]

Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran utama yang akan dicapai antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.9. Sasaran Pembangunan Misi Ke-5

No. Sasaran Pokok Indikator Keberhasilan

1. Tumbuhnya pola pembinaan dan ketertiban masyarakat sehingga tidak mudah terpengaru dan terprofokasi oleh segala macam

gangguan

 Meningkatnya kapasitas tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingungan

 Meningkatnya sarana dan prasarana keamanan dan kenyamanan lingkungan

 Menurunnya tingkat kriminalitas, perselihan dan konflik

 Meningkatnya stabilitas dan kondusifitas lingkungan

2. Meningkatnya peran para tokoh ulama dan pemuka agama

 Meningkatnya kesadaran akan nilai-nilai luhur budaya bangsa

 Meningkatnya kerunkunan antar umat beragama

(46)

3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga sosial masyarakat desa, organisasi adat, organisasi pemuda dan organisasi fungsional lainnya

 Berkembangnya kesenian daerah melalui pagelaran upacara adat dan budaya

 Meningkatnya kontribusi pemuda dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat

 Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa dalam pembangunan

 Meningkatnya semangat kemandirian dan gotong royong masyarakat

Sumber: Diolah melalui dokumen RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015

2.6. Rencana Pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2011-2015 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan merupakan satu kesatuan tindakan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Penyusunan rencana pembangunan ini tersebut dirumuskan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Dalam musrenbang tersebut seluruh pelaku/aktor pembangunan dilibatkan dalam penyusunan rencana pembangunan. Adapun sistem perencanaan pembangunan tersebut dibagi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Pembangunan Tahunan. Rencana Pembangunan Tahunan merupakan bentuk rencana operasional dari RPJP dan RPJM. Rencana Pembangunan Tahunan atau yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (RKPD) inilah yang menjadi pedoman untuk penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan sesuai dengan apa yang digariskan dalam visi dan misi daerah.

(47)

Labuhanbatu Selatan disusun untuk memberikan landasan kebijakan pembangunan selama lima tahun demi terlaksananya pencapaian visi, misi, dan program kepala daerah dan sebagai kinerja kepala daerah dan pemerintah daerah.

Rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Labuhanbatu Sealatan dirancang dengan tujuan untuk : (1) menjadi pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan; (2) menjadi acuan resmi bagi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan DPRD Labuhanbatu Selatan dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai APBD Labuhanbatu Selatan, APBD Sumatera Utara, APBN dan sumber pembiayaan lainnya; (3) menyediakan satu tolak ukur untuk melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah; (4) memaparkan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu Selatan; dan (5) memudahkan pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam menyusun kebijakan secara terpadu, terarah dan terukur.

2.6.1. Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2011

Berdasarkan visi, misi dan kondisi umum daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan maka dapat diambil kesimpulan bahwa tahapan utama pembangunan diprioritaskan pada empat sektor utama, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan pembangunan infrastruktur. Keempat sektor tersebut selanjutnya akan diterjemahkan kedalam urusan wajib dan urusan pilihan masing-masing SKPD yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Adapun prioritas pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada tahap pertama atau tahun ke-1 antara lain:

1. Bidang Pendidikan

a) Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun non formal sebagai upaya pemerataan pendidikan dan kemudahan akses pendidikan bagi masyarakat.

(48)

c) Peningkatan dan pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik dan kompetensi tenaga pendidik melalui pengembangan profesional berkelanjutan.

2. Bidang Kesehatan

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta nmemberdayakan masyarakat dan keluarga untu

Gambar

Tabel 3.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang
Tabel 3.3. Program Prioritas Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang
Tabel 3.6. Capaian Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Periode 2010-2014
Tabel 3.7. Capaian Pembangunan Daerah Labuhanbatu Selatan Bidang Indeks
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kelemahan pada analisis ROI, dapat ditutupi dengan menggunakan analisis Residual Income (RI), dimana RI sebagai alat analisis yang membandingkan sisa laba setelah

[r]

Dalam penemuan akan Filsafat Indonesia, sebagaimana yang dilakukan oleh para rekan filosof di Simposium Internasional Filsafat Indonesia 2014 yang lalu, tidaklah akan akar- akar

oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir; pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya//Pendidikan tidak dapat

Syahadat ini merupakan syahadat tauhid yang menyatakan ikrar atau sumpah seorang hamba bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT yang

a) Al videnskabelig viden om den virkelige verden stammer fra empiriske observationer. b) Man bør tilstræbe en skarp adskillelse... Durkheim: Sociologer bør studere ”sociale

[r]