• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kunjungan Kerja Delegasi MPR ke Singapura

Dalam dokumen no 1th ixjanuari 2015 (Halaman 36-38)

W

AKIL Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta memimpin delegasi MPR RI yang terdiri atas pimpinan fraksi/ kelompok DPD dari Fraksi PDI Perjuangan Ahmad Basarah dan Daryatmo Mardiyanto, Fraksi Partai Demokrat Guntur Sasono, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding, Fraksi Partai Hanura Syarifuddin Sudding, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Zainut Tauhid Saadi, Kelompok DPD Bambang Sadono dan Gusti Farid Hasan, telah melakukan kunjungan kerja selama tiga hari ke Singapura, 17-19 Desember 2014.

Tanggal 18 Desember 2014, Wakil Ketua MPR RI berserta delegasi didampingi duta besar RI untuk Singapura Dr. Andri Hadi, telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Ketua (Speaker) Parlemen Republik Singapura, Halimah Yacob, dan membahas perkembangan hubungan bilateral kedua negara. Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta bersama Ketua Parlemen Singapura menggarisbawahi hubungan kedua negara yang telah terjalin dengan sangat baik selama ini. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya intensitas saling kunjung para pejabat pemerintah dan parlemen kedua negara. Keduanya sepakat untuk terus melanjutkan dan bahkan meningkatkan hubungan yang

baik di antara Parlemen kedua negara, baik dalam konteks bilateral maupun dalam konteks regional melalui ASEAN Inter-Parlia- mentary Assembly (AIPA).

Wakil Ketua MPR RI dan Ketua Parlemen Singapura juga membahas isu-isu strategis, yaitu membahas peningkatan kerja sama di bidang-bidang yang menjadi kepentingan kedua negara, antara lain di bidang politik, hukum dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, perdagangan dan investasi, serta pariwisata. Di samping itu, kedua pihak bertukar pandangan mengenai perkembangan isu-isu domestik masing- masing negara dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masing-masing parlemen. Secara khusus Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta meminta Singapura untuk meningkatkan investasinya di bidang industri untuk mengembangkan wilayah Batam, Bintan, dan Karimun. Di samping itu, sebagai upaya untuk mendorong arus wisatawan mancanegara, Indonesia saat ini juga tengah mempersiapkan tujuan wisata baru untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan dari Singapura untuk mengunjungi Indonesia.

Selain itu, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta menyatakan pentingnya meningkatkan hubungan people-to-people, sebagai pondasi hubungan bilateral kedua negara.

Wakil Ketua MPR RI menggarisbawahi kepentingan untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang pendidikan, terutama bagi kalangan generasi muda, sekaligus mengapresiasi Singapura yang telah memperlakukan dan menerima dengan baik para pekerja, pelajar, dan profesional Indo- nesia yang berada di Singapura.

Di akhir pertemuan, Wakil Ketua MPR RI menyampaikan undangan kepada Ketua Parlemen Singapura Halimah Yacob untuk dapat melakukan kunjungan kerja balasan ke Indonesia guna semakin mempererat hubungan persahabatan antara Parlemen kedua negara.

Keesokan hari, Jumat, 19 Desember 2014, Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta bersama delegasi bertemu dengan Minister of State for National Development, Mr. Desmond Lee, di Kementerian Pembangunan Nasional Republik Singapura.

Wakil Ketua MPR RI menyampaikan apresiasi kepada Singapura sebagai penanam modal asing terbesar di Indone- sia, dan mendorong Singapura untuk meningkatkan investasinya di bidang-bidang infrastruktur di Indonesia, utamanya di daerah-daerah di luar pulau Jawa.

DR (HC) Oesman Sapta menegaskan bahwa MPR RI mendukung upaya Pemerintah RI untuk membangun iklim investasi yang baik bagi penanam modal asing. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua MPR RI juga menjajaki kerja sama dengan Singapura dalam proyek-proyek yang terkait dengan visi kemaritiman Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur seperti pembangunandeep sea ports

Menjawab pertanyaan Menteri Pembangunan Singapura Mr Desmond Lee mengenai visi pemerintahan Presiden Jokowi, Wakil Ketua MPR menegaskan, Presiden Jokowi sangat mengutamakan kepentingan negara. Presiden Jokowi tentu sangat tidak menghendaki eksploitasi kekayaan Indonesia tanpa memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia. Setiap hubungan bilateral, tentu harus memberikan keuntungan dan manfaat bagi kedua negara secara berimbang. Wakil

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

Ketua MPR RI pada kesempatan itu juga memberikan jaminan bahwa Pemerintahan Presiden Jokowi tidak akan mengganggu hubungan bisnis yang sudah terbangun selama ini.

Pada pertemuan tersebut Menteri Pembangunan Singapura Mr Desmond Lee menjelaskan rencana Pemerintah Singapura untuk memperluas Bandara Changi dan pembangunan kota di bawah tanah, yang tentu sangat memerlukan pasir dan batu yang sangat besar. Terhadap keluhan hambatan pengiriman pasir dan batu dari Indonesia, Wakil Ketua MPR RI menegaskan, dengan telah disepakatinya batas wilayah laut antara Indonesia dan Singapura, bisa dijajaki kembali pengiriman pasir dan batu dari Indonesia. Dr (HC) Oesman Sapta menjelaskan, pasir dari Indonesia bisa diambil dari dasar laut yang dangkal, dan ini pun akan menguntungkan Indonesia, karena dapat memperdalam laut sehingga bisa digunakan untuk lalu lintas pelayaran, yang pada gilirannya akan menguntungkan kedua belah pihak. Wakil Ketua MPR RI menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas harga batu yang bisa menguntungkan kedua negara.

Pada kesempatan pertemuan itu, Wakil Ketua MPR RI juga mengundang Menteri Pembangunan Singapura untuk berkunjung ke Indonesia, dan bisa membahas berbagai masalah dalam suasana yang lebih santai, bicara dari hati ke hati.

Pada hari yang sama, selesai melakukan pertemuan dengan Menteri Pembangunan Singapura, Wakil Ketua MPR RI bersama delegasi melakukan pertemuan dengan Se- nior Minister of State for Foreign Affairs and Home Affairs, Mr Masagos Zulkifli.

Wakil Ketua MPR RI menyambut baik dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Timur Selat Singapura oleh Menteri Luar Negeri kedua negara, yang disaksikan oleh Presiden RI dan PM Singapura, 3 September 2014.

Dr (HC) Oesman Sapta mengharapkan Singapura dapat memajukan proses negosiasi penetapan batas laut wilayahnya dengan Malaysia supaya dapat memulai pembahasan segmen batas laut dengan In- donesia yang perlu ditindaklanjuti (segmen Timur 2, Bintan-South Ledge/Pedra Barnca). Isu strategis lainnya yang disampaikan Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta

adalah tentang perlunya kedua negara untuk semakin meningkatkan kerja sama hukum dalam memberantas kejahatan- kejahatan lintas batas negara yang menjadi kepentingan kedua negara. Wakil Ketua MPR RI mengeluhkan sulitnya menangkap koruptor misalnya, yang melarikan diri ke Singapura, karena antara kedua negara belum diratifikasi mengenai penjanjian ekstradisi.

Menjawab keluhan Wakil Ketua MPR RI, Mr Masagos Zulkifli berjanji, Pemerintah Singapura tidak akan mempersulit Pemerintah Indonesia untuk menangkap koruptor berserta asetnya yang dibawa lari ke Singapura, sepanjang Pemerintah Indo- nesia sudah memiliki bukti hukum yang kuat. Pemerintah Singapura pun tidak berkenan melindungi para koruptor dan asetnya yang berada di Singapura.

Dr (HC) Oesman Sapta menyambut baik tekad Pemerintah Singapura tersebut, walaupun masih memerlukan kesepahaman bersama mengenai frasa “bukti hukum yang kuat” tersebut. Bagi Pemerintah Indonesia, bila seseorang sudah ditetapkan sebagai tersangka karena pihak penegak hukum sudah memiliki dua alat bukti, sudah merupakan bukti hukum yang kuat. Sementara bagi Pemerintah Singapura, yang dimaksudkan “bukti hukum yang kuat” itu adalah apabila sudah memiliki kekuatan hukum tetap. “Perlu kesabaran untuk membahas hal ini”, ujar Wakil Ketua MPR RI. Di akhir pertemuan, Wakil Ketua MPR RI selain mengundang Mr Masagos Zulkifli untuk berkunjung ke Indonesia, juga menyampaikan kepada Singapura bahwa Indonesia akan menyesuaikan pengelolaan FIR di atas wilayah Provinsi Kepulauan Riau sesuai mandat nasional yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

Ketiga lembaga negara Singapura yang dikunjungi Wakil Ketua MPR RI menunjukkan kesepahaman mereka terhadap Indonesia. Tetapi, menurut Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) Oesman Sapta, semua pembicaraan yang telah dilakukan tidak bisa dicapai serta merta, perlu kesabaran dan upaya yang lebih keras lagi dari kita semua, agar hubungan kedua negara ini bisa saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. ❏

Danu Damarjati Oesman Sapta

NASIONAL

G

EJOLAK politik di tahun 2014, seperti pertarungan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) serta konflik internal di tubuh partai politik, sepertinya masih akan terbawa dan mewarnai politik di tahun 2015. Hal demikian terjadi sebab masing-masih kubu, hingga saat ini, tetap bersikukuh memper- tahankan pendapat dan kemauannya.

Lihat saja bagaimana konflik di tubuh PPP dan Partai Golkar hingga saat ini belum selesai. Meski sudah dimediasi agar mereka ishlah dan rujuk, baik oleh senior partai maupun tokoh-tokoh ummat Islam, namun cara-cara itu belum mujarab. Masing-masing kubu tetap menjalankan roda organisasi partai dan merasa dirinya paling sah.

Gejolak di tahun 2015 akan semakin menggelora sebab di tahun ini partai besar PDI Perjuangan, PAN, dan Partai Demokrat akan mengadakan kongres. Seperti partai yang lain, tentu suasana pemilihan ketua umum di tubuh ketiga partai itu bisa berimbas ke segala sudut, baik di internal maupun eksternal.

Dikatakan politisi PDI Perjuangan, TB

Hasanuddin, hasil kongres ketiga partai itu akan memengaruhi dan menentukan sikap politik selanjutnya dan sikapnya itu akan menentukan wajah politik nasional. “Meski kita sulit memprediksi hasil kongres mereka,” paparnya kepada pers. Dari semua kejadian, TB Hasanuddin mengatakan hal demikian akan memberi pengaruh terhadap dinamika di DPR di tahun 2015.

Bila dampak buruk tidak bisa diatasi dan terus berlanjut entah sampai kapan, tentu hal yang demikian membahayakan nasib bangsa ini. Nasib bangsa ini ditentukan oleh kebijakan Presiden dan DPR. Bila DPR yang diisi oleh para politisi yang sibuk dengan urusan internal atau kelompok, pastinya hal yang demikian akan mengganggu fungsi pengawasan,budgeting, dan legislasi.

Bagaimana mereka bisa mengawasi pemerintah bila dirinya sendiri sibuk pada urusannya. Kekisruhan politisi di tahun 2014 merupakan kekisruhan yang paling buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya di masa reformasi ini. Menyikapi hal yang demikian, pengamat politik Lely Arrianie berharap di tahun 2015 kondisi politik lebih baik. Faktor

yang menyebabkan kekisruhan politik di tahun lalu menurutnya karena politisi tidak memiliki etika. “Saya berharap politisi bisa berpolitik yang baik dan tepat,” ujarnya kepadapress. Politik yang baik dan tepat yang dimaksudkan adalah adanya kesantunan dan berkebudayaan Indonesia. Diakui bahwa mereka tidak bisa memberi tauladan kepada masyarakat dan politisi di daerah. Dicontohkan bagaimana mereka cara berdebat dan di dalam ruang sidang banyak melakukan hal-hal yang tak pantas seperti merobohkan meja atau interupsi sambil teriak-teriak. “Sikap ini tidak pantas ditunjukkan kepada publik,” ujarnya.

Sikap yang seperti itu bisa menular ke bawah. Buktinya dalam sebuah Sidang Paripurna di DPR Aceh, ada politisi yang maju ke depan dan mengajak berkelahi. Itu bisa terjadi karena contoh dari politisi yang berkantor di Senayan, Jakarta. Untuk itu Lely memohon agar para politisi bisa menunjukkan muka politik bangsa ini yang lebih bermartabat, berkedudayaan, dan memiliki nilai kesantunan.

Apa yang diharapkan Lely bahwa politisi kita memiliki sikap-sikap yang santun, berbudaya, dan memegang etika juga diinginkan oleh Wakil Ketua DPD, Farouk Muhammad. “Saya meminta agar politisi di tahun ini bisa menampakkan perilaku yang santun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya kepada press. “Tak hanya itu, saya harap mereka juga lebih mementingkan kebutuhan bangsa,” tambahnya.

Diakui dalam politik itu ada dinamika seperti polarisasi dan kompetisi namun ditegaskan hal demikian harus tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan. Seperti yang disampaikan oleh Lely, Farouk juga mengatakan pentingnya adanya keteladanan dari para politisi. “Keteladanan merupakan kunci untuk kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik,” paparnya kepada pers.❏

AW

Politik 2015

Dalam dokumen no 1th ixjanuari 2015 (Halaman 36-38)