• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr Ir Agus Puji Prasetyono, M Eng.,

Dalam dokumen no 1th ixjanuari 2015 (Halaman 47-49)

Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

puncak peringatan Hari Nusantara itu dilaksanakan bukanlah kewenangan kementerian. Namun, yang jelas, tempat pelaksanaan peringatan Hari Nusantara selalu berpindah, agar di daerah itu terbangun dengan wawasan maritim. Karena dengan bertumbuhnya daerah tersebut diharapkan akan muncul pusat- pusat ekonomi baru. Jadi, berpindah- pindahnya tempat puncak peringatan Hari Nusantara itu diharapkan bisa mendapat perhatian oleh berbagai pihak. Mulai dari pemerintah pusat, daerah, investor, dan juga masyarakat luas.

Seperti Pantai Siring yang dijadikan lokasi puncak peringatan Hari Nusantara 2014. Siapa yang mengenal tempat ini sebelumnya. Namun, setelah menjadi tuan rumah Hari Nusantara, semua kalangan jadi mengerti dan mengenal Pantai Siring khususnya, dan Kotabaru pada umumnya.

Tema peringatan Membangun Nusantara dengan Inovasi Maritim Anak Bangsa, identik dengan kampanye Presiden Jokowi. Benar

begitu?

Masalah laut sebenarnya hanya seputar itu saja. Yaitu, seputar masalah illegal fishing, masalah energi, transportasi, dan keamanan laut. Jadi, tema tersebut sebenarnya dibuat sebagai bagian dari pembangunan laut yang harus dilakukan. Dan, tema itu dipilih dengan berpedoman kepada RPJM/ RPJP di Bappenas. Kalau prioritas pembangunan kelautan itu memang tidak jauh dari masalah transportasi, pembangunan laut, pangan, dan energi, dan itulah yang kita buat.

Baru kemudian Pak Jokowi berkeinginan membuat poros maritim, sehingga tema peringatan Hari Nusantara tahun ini semakin bergaung. Karena itu, kita sesuaikan dan selarasakan dengan program pemerintah sekarang. Jadi bukan sekonyong-konyong ikut dengan kampanye presiden. Tapi, kita memang berpedoman pada RPJM/ RPJP. Itu jelas.

Bagaimana Anda melihat persoalan di laut, seperti illegal fishing dan

penerobosan batas laut?

SELINGAN

kita. Karena itu kita memanfaatkan momen Hari Nusantara ini dengan memunculkan nuansa Iptek. Artinya, bagaimana kita bisa mengurangi masalah-masalah yang ada di laut dengan menggunakan iptek.

Misalnya, kita sudah banyak melakukan penelitian di bidang sonar atau baselinder untuk membuat nelayan lebih efektif mencari dan mendapatkan ikan. Ada juga ramalan cuasa, semua itu terkait dengan masalah iptek. Sejauh ini penelitian kita sudah mulai nampak hasilnya. Jadi, pada peringtana Hari Nusantara kali ini kita menonjolkan iptek untuk kemaritiman.

Seberapa jauh keterlibatan iptek dalam pencegahan kejahatan di laut?

Saya tidak bisa mempredisksi karena penelitian yang dilaksanakan tidak dikhususkan untuk mengurangi tindak kejahatan di laut. Tapi, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas teknologi di bidang teknologi informasi kemaritiman. Jadi, kalau yang khusus seperti itu memang kita belum melakukannya. Karena, untuk melaksanakan penelitian yang khusus seperti itu harus dibuat konsorsium. Misalnya, dengan Kementerian Pertahanan, atau dengan Bakamla (Badan Keamanan Laut).

Bagaimana Anda melihat potensi laut kita sekarang?

Potensi laut kita sangat besar. Potensi ini

seharusnya digunakan untuk sebesar-besar bagi kesejahteraan masyarakat. Jadi, misalnya kita bicara masalah teknologi keamanan dan pertahanan, itu juga sebisa mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Yang pasti, potensi kita di laut itu banyak sekali, mulai dari ikan, energi, biodiversity, pariwisata, hingga pantai. Semua ini sangat potensial untuk dikembangkan.

Sayangnya, pilihan-pilihan pengambilan keputusan selalu ada risiko yang bisa ditimbulkan. Tapi apapun itu, keputusan yang diambil harus menuju pada satu kondisi lebih dari sekarang. Kalau kita diam, tidak memanfaatkan laut, pasti akan lebih parah lagi. Karena itu, kita mesti mengembangkan

potensi itu agar lebih berdaya bagi kesejahteraan masyarakat.

Apalagi sudah terbukti banyak pencurian ikan. Mudah-mudahan, setelah ada keberanian Bu Susi (maksudnya Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan- red) untuk menenggelamkan kapal, efeknya akan menguntungkan bagi kita semua, khususnya bagi para nelayan.

Sejauh mana upaya pemerintah mendapatkan pengakuan sebagai negara kepulauan?

Intinya kita harus terus melakukan diplomasi, karena masalah itu terkait dengan perjanjian dunia. Selanjutnya kalau sudah

ada komitmen dengan negara lain, itu harus dipertahankan. Tidak boleh ada pihak manapun yang bisa sembarangan masuk ke wilayah kita. Sebaliknya, jika ada negara lain yang masuk wilayah kita, maka mereka itu harus diamankan, dan cara pengamanannya pasti akan terkait dengan teknologi. Karena itu, mau tidak mau ke depan kalau kita mau jadi negara maritim maka teknologi canggih harus benar-benar kita diterapkan.

Berapa besar kerugian kita akibat belum diakuinya konsep negara kepulauan itu?

Konsep negara kepulauan itu harus diakui. Selama tidak ada pengakuan, berarti laut itu tidak jadi bagian negara kita. Karena itu, sejak lama konsep kita jelas bahwa laut adalah bagian integral dari negara kita. Kita ini adalah archipelago state. Sekali lagi, kalau itu tidak diakui, otomatis pemanfaatan potensi sumber daya kelautan tidak kita miliki. Akiabatnya pula potensi yang sangat banyak itu tidak bisa kita kuasai. Jadi, komitmen seperti zona ekonomi eksklusif dan sebagainya harus dipertahankan. Karena semua itu memang potensial sekali untuk di manfaatkan.

Kita ini negara kepulauan dengan laut sebagai penghubung. Kalau itu tidak diakui dunia maka orang bisa berlari-lari di tengah–tengah wilayah kita. Dan, itu sangat berbahaya bagi keamanan dan kesejahteraan. Bahkan, kita bisa bertempur di wilayah kita sendiri, dan itu sulit diterima. Pokoknya, itu harus ditegakkan. Kalau tidak, maka potensi laut itu tidak bisa diberdayakan.

Seberapa besar kemungkinan kasus Sipadan dan Ligitan akan berulang?

Potensi terulangnya kasus Sipadan dan Ligitan selalu saja ada. Tapi, itu tergantung bagaimana kita menjaga wilayah kita. Kita harus solid, mulai dari pertahanan keamanan hingga ke persoalan kesejahteraan. Daerah perbatasan kita harus dibangun, dibikin pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, agar tak ada lagi yang ingin berpindah kewarganegaraan. Kita beruntung memiliki Presiden Jokowi yang memiliki perhatian khusus terhadap daerah perbatasan. Ini penting, supaya tidak terjadi lagi ada pulau- pulau kita yang hilang. ❏

EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015

M

OBILITAS dan aktifitas yang tinggi di lingkungan Gedung Nusantara III – salah satu bangunan di kompleks parlemen — membuat banyak orang seakan tak sempat sekedar mengisi perut di kantin atau pusat jajanan kompleks MPR/DPR/ DPD. Adanya sosok penjual kuliner yang bisa menerima pesanan dan mengantarkan dengan cepat sangat membantu kebutuhan makan para penghuni gedung.

Banyak warung jajanan di seputaran kantin di kompleks parlemen yang menyediakan layanan pesan antar langsung ketempat pemesan. Salah satunya adalah Hananto, penjual pesanan jajanan di gedung Nusantara III. Lelaki yang akrab disapa mas Hanan ini biasa berkeliling menjajakan dagangannya, terutama jajanan untuk para pegawai di lingkungan Gedung Nusantara III. Biasanya Hanan muncul sekitar pukul 9.30 sampai pukul 11.00 WIB setiap harinya.

Hari itu, kebetulan, ia mengantarkan pesanan makanan di lantai V Gedung Nusantara III. Begitu keluar dari lift barang lantai lima Gedung Nusantara III, Hananto bergegas mendorong trolinya yang berisi kardus-kardus besar berisi jajanan kecil seperti siomay, cireng, bakso, nasi bungkus, dan lainnya. Tak lama kemudian, pria asal Solo, Jawa Tengah, ini tampak sibuk membolak-balik dan menyortir dagangannya. “Pesenan mas, biasanya pada pesan siomay, nih saya antarkan,” ujarnya.

Peran Hanan untuk urusan “perut” ini terbilang memang penting dan membantu para pegawai yang sibuk dengan aktifitas rutinnya, dan tidak sempat berkunjung ke kantin untuk makan siang. Jajanan mas Hanan setidaknya mampu mengganjal isi perut yang kosong.

Biasanya jika ingin membeli jajanan, para pegawai harus turun gedung ke lantai bawah. Dari situ berjalan kaki lagi menuju kantin koperasi yang berada di belakang gedung. Dengan adanya mas Hanan, yang siap mengunjungi pelanggannya, semua terasa efisien dan tak membuang waktu.

Kuliner suguhan mas Hanan yang paling disukai adalah siomay. Bentuknya bulat penuh berisi, makan satu pun terasa kenyang. Harganyapun terbilang murah. Satu boks isi enam butir siomay hanya Rp 15 ribu saja.

Hampir setiap hari Hanan, berjibaku mulai pagi-pagi buta

Dalam dokumen no 1th ixjanuari 2015 (Halaman 47-49)