• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEPTIANA IKA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SEPTIANA IKA BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Komunikasi Matematis

(2)

meyakinkan, sehingga ide-ide itu menjadi lebih mudah dipahami, khususnya oleh diri mereka sendiri. Dengan demikian, proses komunikasi akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahamannya mengenai konsep-konsep matematika. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah suatu proses penyampaian pesan baik secara lisan maupun tertulis untuk membuat ide-ide matematika itu lebih terstrukur dan meyakinkan, sehingga ide-ide-ide-ide itu menjadi lebih mudah dipahami.

(3)

dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator kemampuan komunikasi sebagai berikut :

1) Mengekspresikan ide-ide matematika secara tertulis.

2) Memberikan penjelasan ide, konsep atau simbol matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk penulisan secara matematika.

3) Menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi atau persoalan menggunakan metode tertulis, grafik atau gambar.

B. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

(4)

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa lebih aktif, kritis dan terampil dalam memecahkan suatu masalah.

1) Menurut Barrow, Min Liu (dalam Shoimin, 2014 : 130) karakteristik dari PBL, yaitu:

a. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri tidak bergantung kepada guru.

b. Authentic problems form the organizing focus for learning

Masalah yang diberikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupannya nanti.

c. New information is acquired through self-directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri sumbernya melalui buku, internet atau yang lainnya.

d. Learning occurs in small groups

(5)

yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas supaya siswa bisa memahami apa yang dipelajari.

e. Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan siswa lebih aktif saat pembelajaran. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

2) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran PBL

Shoimin (2014 : 131) langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut :

a. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Fase 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Fase 3: Membimbing pengalaman individual/kelompok

(6)

d. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam memecahkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e. Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 2.1 Langkah-langkah Problem Based Learning

Kegiatan Uraian Kegiatan

Penda-huluan

1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa;

2. Apersepsi, Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab

3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan.

4. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan contoh peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan relasi dan fungsi.

(7)

Kegiatan Uraian Kegiatan

Inti Fase 1 ( Orientasi siswa kepada masalah)

a. Guru menjelaskan materi relasi dan fungsi.

b. Siswa mengamati dan mencermati contoh permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan relasi dan fungsi.

Fase 2 ( mengorganisasikan siswa untuk belajar )

a. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dengan anggota 4 - 5 orang tiap kelompok.

b. Tiap kelompok diberikan LKS untuk didiskusikan.

Fase 3 (membimbing penyelidikan individu dan kelompok )

a. Siswa mengerjakan LKS

b. Guru mengamati siswa saat mengerjakan LKS

c. Siswa bertanya pada guru jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS .

Fase 4 (mengembangkan dan menyajikan hasil karya )

a. Siswa menalar dan mencoba menyimpulkan informasi yang telah diperoleh melalui LKS dalam rangka memahami relasi dan fungsi. b. Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas.

Fase 5 ( menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah)

(8)

Kegiatan Uraian Kegiatan

b. Guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa.

Penutup a. Melakukan refleksi, siswa dan guru bersama- sama membuat kesimpulan mengenai relasi dan fungsi.

b. Siswa mencermati informasi bahan pekerjaan rumah (PR)

c. Siswa mencermati informasi garis besar isi kegiatan pada pertemuan berikutnya.

d. Salam penutup

3) Kelebihan pembelajaran PBL

Menurut Shoimin (2014 : 132) kelebihan pembelajaran PBL adalah sebagai berikut :

a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

b. Siswa harus meningkatkan aktivitas belajarnya agar bisa mengembangkan pengetahuannya secara mandiri.

c. Materi yang diajarkan berfokus pada suatu masalah sehingga materi yang tidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal dan menyimpan informasi yang dipelajari.

(9)

e. Siswa sudah terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang didapat melalui perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.

f. Siswa sudah bisa menilai kemampuan belajarnya sendiri.

g. Siswa mampu mengkomunikasikan hasil tugasnya saat presentasi didepan kelas pada waktu kegiatan diskusi kelompok.

h. Kesulitan belajar yang dialami siswa secara individu dapat teratasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

C. Materi

Standar Kompetensi :

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar :

1.3 Memahami relasi dan fungsi 1.4 Menentukan nilai fungsi

1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat Cartesius

Indikator :

1.3.1 Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi

1.3.2 Menyatakan suatu fungsi dengan notasi 1.4.1 Menghitung nilai fungsi

(10)

1.5.2 Menggambar grafik fungsi pada koordinat Cartesius

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP N 1 Sumbang dan observasi terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, menunjukkan bahwa komunikasi matematis siswa kelas VIII E masih rendah. Hal tersebut diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran siswa kelas VIII E belum bisa mengekspresikan ide-ide matematika secara tertulis, memberikan penjelasan ide, konsep atau simbol matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk penulisan secara matematika, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi atau persoalan menggunakan metode tertulis, grafik atau gambar. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk lebih aktif dan kritis saat pembelajaran. Karena kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran matematika.

(11)

diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII E adalah dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Problem based learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu pada fase pertama yaitu guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan gambaran pentingnya memahami materi dalam kehidupan sehari-hari. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih supaya lebih terlihat aktif dalam pembelajaran dan memberikan suatu permasalahan terbuka agar siswa dapat berpikir secara luas, mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan maupun tertulis sehingga dapat mengembangkan pengetahuan siswa. Fase kedua yaitu guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang terkait dengan materi yang diajarkan sehingga siswa harus mampu menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika untuk menyajikan ide dan menghubungkan ide-ide matematika sesuai dengan kondisi masalahnya.

(12)

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. Hal ini dapat membuat siswa untuk mengekspresikan ide-ide matematis dan mendemonstrasikannya secara visual. Fase keempat yaitu Guru membantu siswa dalam merencanakan serta meyiapkan karya yang sesuai dengan tugas yang diberikan dan membantu siswa menyelesaikan masalah dalam tugas kelompok. Fase ini dapat membuat siswa menyatakan atau mengekpresikan situasi, gambar, diagram maupun grafik ke dalam bahasa, simbol ataupun ide matematikanya serta dapat mempresentasikannya ke teman sekelas. Fase kelima yaitu guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi dari materi yang telah mereka pelajari agar terpantau sejauh mana mereka memahami materi tersebut. Fase ini siswa dituntut untuk mengevaluasi apakah siswa sudah mampu mengekspresikan ide-ide matematika, membuat model matematika, dan menyatakan situasi ke dalam bahasa matematika dan pada tahap ini guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan apa saja yang diperoleh.

E. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-langkah Problem Based Learning

Referensi

Dokumen terkait

Dari 98 responden yang diteliti diperoleh hasil tingkat kesesuaian sebesar 93,69%, mahasiswa masih belum puas terhadap nilai yang diberikan dosen karena kadang-kadang

Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)..

Guru menarik perhatian siswa dengan mengarahkan untuk melihat gambar atau menonton video tentang mufrodat yang berkaitan dengan materi فصقملا ىف melalui link yang telah

 banyak membantu membantu dan dan mau mau bekerja bekerja sama sama dengan dengan Panitia Panitia Pengawas Pengawas Pemilu Pemilu Tingkat Kecamatan Rebang

Perbaikan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan harus diperbaiki dan dapat meliputi pemadatan

digunakan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Penilaian media pembelajaran movie dilakukan oleh pakar atau praktisi melalui instrumen penilaian berdasarkan

Konsumsi makanan yang beranekaragam dapat melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang terdapat beberapa anjuran

Kategori ini merupakan atribut ukuran tiap motif tangan yang merupakan satuan dari “subsubtipe”, yaitu (B) besar dan (K) kecil; dan yang terakhir adalah atribut arah hadap