• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan - SITI WASILAHTUROHMAH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan - SITI WASILAHTUROHMAH BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:114) keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan menurut Mc Keachie (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:45) berkenan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial”. Belajar merupakan proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu prilaku , ditunjukkan dengan terjadinya kegiatan merespon terhadap setiap pembelajaran. Seseorang yang belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain. Belajar hanya akan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

(2)

mengemukakan gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keaktifan siswa merupakan kegiatan belajar mengajar dimana anak mengalami keterlibatan intelektual emosional yang memerlukan latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, guru hendaknya :

a. Menggunakan multimetode.

b. Memberikan tugas secara individual dan kelompok.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil.

d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas.

e. Mengadakan tanya jawab.

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas dapat diambil indikator keaktifan sebagai berikut :

a. Siswa mencari jalan untuk memecahkan masalah. b. Siswa menanyakan sesuatu kepada guru atau siswa lain. c. Siswa menyampaikan pendapatnya.

(3)

B. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dan apa yang telah dikerjakan secara optimal. Untuk mencapai suatu prestasi maka individu harus berusaha karena tanpa usaha yang penuh prestasi tidak akan tercapai. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Ahmadi, 2004:138). Menurut Arikunto (2006:45) prestasi dilambangkan dalam bentuk nilai atau angka yang mencerminkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dalam periode tertentu.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tidak hanya berhubungan dengan bilangan, ruang serta operasi-operasinya, melainkan juga dengan pola, bentuk dan struktur sebagai sasarannya. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan (Poerwodarminto,1995:637).Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan

(4)

C. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2010:16) Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Dalam Isjoni Lie (2000) menyebutkan Cooperative Learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur.

(5)

Mengenai pentingnya pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010:17) ada banyak alasan mengapa Cooperative Learning tersebut mampu memasuki mainstream (kelaziman) praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa berlatih berfikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahliannya. Sedangkan menurut Jarolimek dan Parker (dalam Isjoni, 2010:24) mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaraan kooperatif adalah : 1) Saling ketergantungan yang positif, 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan 6) memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

(6)

D. Pembelajaran Kooperatif Make A Match berbantuan Index Card. Menurut Rusman (2011:223) Make A Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lonna Curran (1994). Pembelajaran Make A Match artinya pembelajaran mencari pasangan. Pada model ini siswa

diminta mencari pasangan. Menurut Zaenal (2013:23) pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu. Pembelajaran kooperatif Make A Match berbantuan Index Card adalah adalah suatu model pembelajaran

mencari pasangan yang dibantu dengan sebuah kartu dimana setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana dalam pembelajaran ini akan riuh, tetapi sangat asyik dan menyenangkan.

(7)

terhadap materi yang disampaikan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Zaini (2008:67) Index Card (mencari pasangan) adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah digunakan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Sedangkan menurut Hamruni (2011:162) Index Card adalah cara yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Strategi ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Make A Match menurut Rusman (2011:223-224) adalah:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

b. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban).

(8)

e. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari yang sebelumnya, demikian seterusnya.

f. Kesimpulan

Sedangkan menurut Zaenal (2013:23-24) langkah-langkah Make A Match adalah:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).

e. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

g. Demikian seterusnya. h. Kesimpulan/penutup

Menurut Zaini (2008:67) langkah-langkah dalam Index Card adalah: a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang

adadalam kelas.

(9)

c. Tulis potongan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d. Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

f. Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separo yang lain akan mendapatkan jawaban.

g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

(10)

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok.

b. Masing-masing siswa diberi satu kartu (ada yang mendapat kartu pertanyaan dan ada siswa yang mendapat kartu jawaban).

c. Siswa yang mendapatkan pertanyaan mencari pasangan kunci jawaban yang cocok, sedangkan siswa yang mendapat kunci jawaban tetap duduk di bangkunya dan memikirkan soal bagaimana yang sesuai dengan kunci jawaban yang dimilikinya. Setelah pasangan pertanyaan dan kunci jawaban yang cocok bertemu, diminta kepada mereka untuk duduk berdampingan.

d. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok untuk berdiskusi, kemudian mempresentasikan hasil diskusinya.

e. Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. Dalam hal ini guru memberikan penghargaan bagi pasangan yang kerjanya bagus.

(11)

waktu terbuang, 2) Pada awal penerapan banyak siswa malu jika berpasangan dengan lawan jenisnya.

E. Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Di dalam Silabus matematika tingkatSMP bahwa materi yang dibahas dalam persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel adalah : 1. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

a. Menjelaskan persamaan linear satu variabel.

b. Menentukan bentuk setara dari persamaan linear satu variabel. c. Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel. 2. Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel.

a. Menjelaskan pertidaksamaan linear satu variabel.

(12)

F. Kerangka Berfikir

Indikator keaktifan

1. Mencari jalan untuk memecahkan masalah 2. Menanyakan sesuatu kepada guru atau siswa lain 3. Menyampaikan pendapatnya

4. Mendiskusikan sesuatu dengan teman 5. Memanfaatkan sumber belajar yang ada

Berdasarkan pengamatan peneliti indikator-indikator di atas masih dinyatakan rendah

Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dapat kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Make A Match berbantuan Index Card karena di dalamnya terdapat langkah-langkah yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Langkah-langkah kooperatif Make A Match berbantuanIndex card adalah:

Diberikan perlakuan melalui pembelajaran kooperatif Make A Match berbantuan Index Card. Adapun langkah-langkahnya:

1. Guru mempersiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok

2. Masing-masing siswa diberi satu kartu

3. Siswa yang mendapatkan pertanyaan mencari pasangan kunci jawaban yang cocok

4. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai materi pembelajaran (berdiskusi)

5. Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha

(13)

1. Pada langkah satu dan dua yaitu guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik dan dan masing-masing siswa diberi satu kartu, pada tahap ini siswa mendapatkan permasalahan dari guru. Permasalahan itu bisa berupa soal atau jawaban, sehingga pada tahap ini akan meningkatkan indikator mencari jalan untuk memecahkan masalah, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah dengan jalan mencari pasangan yang cocok.

2. Pada langkah ketiga yaitu siswa yang mendapatkan pertanyaan mencari pasangan kunci jawaban yang cocok sesuai dengan kartu yang diterima, pada tahap ini dapat meningkatkan indikator menanyakan sesuatu kepada guru atau siswa lain, karena pada tahap ini jika siswa belum menemukan pasangan pasti akan bertanya kepada guru atau siswa lain.

3. Pada langkah keempat yaitu menguji pengetahuan peserta didik mengenai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok untuk berdiskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusinya dapat meningkatkan indikator mendiskusikan sesuatu dengan teman dan indikator menyampaikan pendapatnya, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk mencocokkan kartu apakah sudah cocok atau belum dengan cara diskusi yang kemudian mempresentasikan hasil diskusinya..

(14)

untuk meningkatkan indikator memanfaatkan sumber belajar yang ada, karena pada tahap ini siswa akan berupaya untuk mendapatkan penghargaan dari guru sehingga siswa pasti akan berusaha mencari buku atau sumber belajar yang ada.

Dengan demikian maka apabila pembelajaran koopertif Make A Match berbantuan Index Card ini dilaksanakan dengan baik diharapkan keaktifan siswa dapat meningkat , dan dengan peningkatan keaktifan siswa diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat pula.

G. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan diadakannya sidang Tugas Akhir mahasiswa Prodi Teknik Informatika gelombang 3 semester Genap 2012 / 2013 tanggal 24-26 Juli 2013, kami mengundang

Jika Anda memilih buku telepon dalam kartu SIM Anda: - setelah catatan dipilih, cukup tekan ( untuk memanggil, atau - tekan , dua kali untuk mengakses carousel berikutnya,

På denne tiden var alkalireaksjoner så vidt blitt kjent i USA, men det var ikke kjent at dette kunne være et problem i Norge. Dermed var det ingen som helst kontroll på type bergarter

Diagram kerangka pikir hubungan antar variabel Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tes metakognisi berupa angket yang diadopsi dari

Hipotesis awal yang mengatakan LIBOR tidak memengaruhi FD, G, T, dan GDP tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan suku bunga internasional tidak

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang uji efek stimulan sistem saraf pusat ekstrak etanol daun pegagan ( Centella asiatica (L.) Urban) dengan 4

Perlakuan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter umur panen, jumlah buah, bobot 1000 butir dan produksi benih per hektar, serta memberikan pengaruh yang

Dari hasil uji regresi, menunjukan bahwa besarnya pengaruh variabel komitmen afekif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif terhadap keinginan untuk pindah adalah sebanyak