• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SPASIAL MATERI GEOMETRI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SPASIAL MATERI GEOMETRI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran pembelajaran matematika disetiap jenjang pendidikan

diantaranya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir

matematis. Pengembangan kemampuan ini sangat diperlukan agar siswa

lebih memahami konsep yang dipelajari, dan dapat menerapkannya dalam

berbagai situasi. Dalam Principles and Standars for School Mathematics

tahun 2000 diungkapkan bahwa representasi adalah salah satu dari lima

kemampuan yang hendaknya siswa ketahui dan dapat melakukannya, yaitu:

pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koneksi dan representasi

(National Council of the Teahers of Mathematics, 2000). Pernyataan

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa

yang selama ini dianggap hanya merupakan sebagian kecil dari sasaran

pembelajaran, dan tersebar dalam berbagai bahan ajar, ternyata dipandang

sebagai suatu proses yang penting untuk mengembangkan kemampuan

berpikir matematis siswa dan sejajar dengan kemampuan-kemampuan

lainnya.

Kemampuan representasi merupakan salah satu kompetensi yang

harus selalu ada dalam pembelajaran matematika terutama materi geometri.

Hal ini sebagaimana menurut National Council of the Teahers of

(2)

dalam memahami dan menggunakan ide yang dimiliki. Dalam hal ini siswa

dapat merepresentasikan gagasan atau ide matematika melalui gambar,

tabel, kata-kata(verbal), benda konkrit atau simbol matematika. Dengan

demikian representasi merupakan ungkapan gagasan atau ide matematika

yang ditampilkan sebagai model atau bentuk pengganti dari suatu

permasalahan yang digunakan untuk menemukan solusi dari suatu masalah

sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Dalam konteks kurikulum,

National Council of the Teahers of Mathematics (2000) telah menentukan 5

standar isi dalam standar matematika, yaitu bilangan dan operasinya,

pemecahan masalah, geometri, pengukuran, serta peluang dan analisis data.

Geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan

spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan (Abdussakir :

2009).

Materi geometri merupakan salah satu mata pelajaran yang masih

dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Menurut Abdussakir (2009) kesulitan

siswa dalam memahami konsep-konsep geometri pada bangun ruang. Materi

geometri terdapat pada mata pelajaran Matematika kelas X MIPA

Kurikulum 2013 semester 2. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

digunakan untuk mengimplementasikan kurikulum, dan sekolah juga tempat

untuk melakukan proses pembelajaran. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga

merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari dua jurusan

yaitu MIPA dan IIS. Selain itu SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga

(3)

proses pembelajarannya. Hal ini menunjukkan bahwa di SMA

Muhammadiyah 1 Purbalingga sudah menerapkan sebuah kurikulum yang

dapat meningkatkan kemampuan matematis salah satunya yaitu kemampuan

representasi matematis siswa.

Materi geometri ini membutuhkan kemampuan siswa dalam

merepresentasikan konsep geometris yang berbentuk abstrak menjadi

bentuk tulisan atau gambar. Kesulitan siswa seperti menggambarkan

bentuk-bentuk seperti proyeksi, membuktikan garis yang sejajar dengan

bidang, dan menggambar garis yang sejajar, berpotongan, dan bersilangan

dengan bidang. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan untuk

menyampaikan idedalam menghitung jarak, yaitu menghitung jarak antara

titik terhadap garis atau bidang. Hal ini terjadi karena semua materi

geometri menuntut siswa dapat merepresentasikan dalam berbagai bentuk

khususnya dalam bentuk gambar, simbol-simbol atau rumus.

Geometri adalah materi pelajaran matematika yang membutuhkan

kemampuan matematis yang cukup baik dalam memahaminya.Menurut

National Council of the Teahers of Mathematics (Siregar, 2009)

kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari geometri adalah:

1) kemampuan menganalisis karakter dan sifat dari bentuk geometri baik

dua dimensi ataupun tiga dimensi, dan mampu membangun

argumen-argumen matematika mengenai hubungan geometri dengan yang lainnya; 2)

kemampuan menentukan kedudukan suatu titik dengan lebih spesifik dan

(4)

menghubungkannya dengan sistem yang lain; 3) kemampuan aplikasi

transformasi dan penggunaannya secara simetris untuk menganalisis situasi

matematis; 4) mampu menggunakan visualisasi, penalaran spasial, dan

model geometri untuk memecahkan masalah. Dengan menguasai

kemampuan-kemampuan tersebut, diharapkan penguasaan siswa terhadap

materi geometri menjadi lebih baik.

Dalam materi geometri, spasial menjadi penting karena spasial

merupakan proses berpikir tentang ruang (space), pendapat ini didukung

oleh Keefe dan Monk (Uno, 2005) dimensi gaya kognitif spasial berkaitan

dengan pembentukan imajinasi tentang objek ruang dan pikiran. National

Academy of Science (2006) yang mengemukakan bahwa setiap siswa harus

mengembangkan kemampuan dan penginderaan spasialnya yang sangat

berguna dalam memahami relasi dan sifat-sifat dalam geometri untuk

memecahkan masalah matematika dan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian akan terbentuk karakteristik belajar siswa yang

disebut gaya kognitif. Menurut Ausburn (Uno, 2005) merumuskan bahwa

gaya kognitif mengacu pada proses kognitif seseorang yang berkaitan

dengan pemahaman, pengetahuan, persepsi, pikiran, imajinasi dan

pemecahan masalah.

Menurut Uno (2005) gaya kognitif dapat dibagi dalam beberapa

kelompok, yakni gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent

(FD) yang cenderung digunakan untuk mengukur gaya kognitif pemahaman

(5)

mengukur gaya kognitif pemahaman ilmu-ilmu eksak. Gaya kognitif spasial

dapat diperkuat atau ditumbuhkan melalui strategi pembelajaran yang

menggunakan sajian gambar, sajian pembelajaran seperti ini dalam

pembelajaran matematika banyak ditemukan terutama pada unit geometri

(Uno, 2005).

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa pembelajaran geometri

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan proses

berpikir dengan memasuki dunia geometri.Geometri mempunyai peluang

yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang

matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal

oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya garis,

bidang dan ruang. Namun faktanya, masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar geometri khususnya memahami

konsep-konsep geometri dan menginterpretasikan argumen matematika.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Perdikaris (2011) yang

menyatakan bahwa gaya kognitif digunakan sebagai mediator kinerja

geometrisiswa dan sebagai alat untuk memahami hal lain dalam

pengembangan geometri. Dengan kata lain, gaya kognitif dan tahapan

perkembangan konsep geometri mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa.Jika siswa memiliki kemampuan representasi baik dan memiliki gaya

kognitif spasial yang tinggi, maka siswa dapat dengan mudah

menyelesaikan permasalahan matematika materi geometri dengan

(6)

matematika yang ditampilkan sebagai model atau bentuk pengganti dari

suatu permasalahan yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah

yang sedang dihadapi sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Dalam hal

ini siswa dapat merepresentasikan gagasan atau ide matematika melalui

gambar, tabel, kata-kata(verbal), benda konkrit atau simbol matematika.

Dengan demikian kemampuan representasi matematis menjadi sangat

penting dalam menyelesaikan permasalahan pada materi geometri.

Gaya kognitif spasial (spatial) yang dipilih dalam tiga tingkatan,

yakni 1) gaya kognitif spasial tinggi, 2) gaya kognitif spasial sedang, dan 3)

gaya kognitif spasial rendah. Dalam kemampuan representasi, siswa

merepresentasikan gagasan atau ide matematika melalui gambar, tabel,

kata-kata (verbal), benda konkrit atau simbol matematika. Gambar dalam

dimensi tiga berkaitan dengan ruang. Pembentukan imajinasi tentang objek

ruang berkaitan dengan gaya kognitif spasial, gaya kognitif spasial

berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menganalisis secara

kritis dalam memecahkan masalah. Dengan demikian gaya kognitif spasial

penting dalam menunjang kemampuan representasi matematika terutama

materi geometri.

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka peneliti bermaksud meneliti

kemampuan representasi matematis siswa pada materi geometri, bagaimana

kemampuan representasinya jika siswa memiliki gaya kognitif spasial baik

dalam tingkatan tinggi, sedang maupun rendah. Peneliti akan melakukan

(7)

belum pernah dilakukan penelitian pada mata pelajaran matematika

khususnya kemampuan representasi dan gaya kognitif spasial, maka dari itu

peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yaitu analisis kemampuan

representasi matematis siswa ditinjau dari gaya kognitif spasial materi

geometri di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.

B.Fokus Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan mendalam serta tidak terlalu jauh

jangkauannya, maka penelitian ini terbatas pada analisis kemampuan

representasi matematis siswa ditinjau dari gaya kognitif spasial materi geometri

siswa kelas X MIPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan:

Untuk menganalisis kemampuan representasi matematis siswa ditinjau dari

gaya kognitif spasial materi geometri kelas X MIPA 1 SMA Muhammadiyah 1

Purbalingga semester genap tahun ajaran 2015/2016.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

(8)

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk

melakukan bimbingan terhadap siswa terutama dalam pembelajaran

matematika guna meningkatkan mutu sekolah.

2. Bagi Peneliti

Dari penelitian ini peneliti diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam

menulis skripsi dan menganalisis.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk melakukan proses

pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui kemampuan representasi matematis dan gaya

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan perawatan, penggantian komponen-komponen kontrol dan perbaikan, lakukan test uji fungsi, sehingga akhirnya sistem kontrol unit burner siap berfungsi

Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menganalisa dan mendeskripsikan situasi politik setelah proklamasi; bagaimana Tan Malaka mengurai strategi revolusi kemerdekaan

Sogdians  Masyarakat Asia tengah yang menempati dan memerintah tempat yang sekarang menjadi negara Uzbekistan sampai saat Arab melakukan invasi pada abad 8.. 1075 

From the study, it was understood (1) that two types of teacher’s feedback namely affective feedback and informational feedback occur in speaking class, and (2) that teacher’s

Saya mahasiswi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sedang melaksanakan penelitian untuk mengetahui apakah dengan memberikan penyuluhan dapat merubah perilaku ibu-ibu

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara indeks sobek kertas dan komposisi jambul nanas Indeks sobek terendah di dapat pada komposisi 100 % jambul nanas, hal ini disebabkan oleh

Uji Anova menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung daun jaloh dengan penambahan probiotik EM-4 berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot, laju