SISTEM KOMUNIKASI MASSA
Secara sederhana komunikasi massa
adalah, komunikasi melalui media
massa, yakni surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film, terdapat empat
tanda pokok dalam komunikasi masa,
(1) berlangsung tidak langsung; (2)
bersifat satu arah, artinya tidak ada
interaksi antara peserta-peserta
komunikasi; (3) bersifat terbuka,
artinya ditunjukan pada public yang
tidak terbatas dan anonym; (4)
mempunyai public yang seara
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bitner (1980: 10) “mass
comunication is messages communicated trough a mass medium to a large number of people ”
(komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang). Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) menulis, “mass comunication is the technologycally and institutionally based production distribution of the most broadly shared continous flow of
messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus
Sistem komunikasi massa mempunyai karakteristik
psikologis yang khas, ini nampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indra, dan proporsi unsure isi dengan hubungan.
Lebih jauh lagi dikatakan oleh Alvinaro & Luliati Komala
bahwa komunikasi massa berbeda dengan komunikasi-komunikasi lainnya, komunikasi-komunikasi massa juga mempunyai karakteristik sendiri, karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut:
1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya bersifat anonym dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah
Sumber
Komunikator massa adalah satu organisasi
kompleks yang mengeluarkan biaya besar
untuk menyusun dan mengirimkan pesan.
Khalayak (audience)
Komunikasi massa ditujukan kepada massa
yakni sejumlah khalayak yang sangat besar.
Karena banyaknya jumlah khalayak dan
sangat penting bagi media untuk memberikan
apa yang diingini khalayak, pesan dari
Pesan
Komunikasi massa merupakan milik umum. Setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi massa di media-media
komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di dengar atau di lihat oleh setiap orang. Komunikasi juga berjalan cepat, di mana pesan-pesan sampai pada khalayak penerima hampir tanpa selisih waktu.
Proses
Ada dua proses dalam komunikasi massa. Pertama, proses mengalirnya pesan, dan pada dasarnya merupakan proses satu arah. Kedua, proses seleksi yaitu proses dua arah. Komunikasi massa pada dasarnya adalah proses satu arah. Komunikasi ini
berjalan dari sumber ke penerima. Dalam komunikasi massa, pesan mengalir dari media ke penerima tetapi tidak dikembalikan lagi,
kecuali berupa umpan balik dalam bentuk surat pembaca, angket, dan semacamnya. Komunikasi massa juga merupakan proses dua arah. Baik media maupun khalayak melakukan seleksi. Pertama, media menyeleksi bagian dari total populasi yang akan mereka raih, selanjutnya pemirsa atau pembaca atau pendengar menyeleksi dari semua media yang ada, pesan tertentu yang akan mereka ikuti.
Konteks
Komunikasi massa sebenarnya
merupakan suatu proses yang
melukiskan bagaimana komunikator
secara profesional menggunakan
teknologi pembagi dalam
menyebarluaskan pengalamannya
melampaui jarak untuk mempengaruhi
khalayak dalam jumlah yang banyak.
Prosesnya memiliki satu unsur yang
istimewa yaitu saluran/media.(Alo
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat
untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa, yakni sebagai berikut :
Komunikasi massa bersifat umum.
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah
terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila di pergunakan untuk keperluan pribadi dalam
lingkungan organisasi yang tertutup tidak dapat dikatakan komunikasi massa. Meskipun sifat komunikasi bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial.pengawasan terhadap faktor tesebut dapat dilakukan secara resmi, sejauh bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum, terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. Rintangan yang tidak ada pada perencanaan akan timbul dari perbedaan bahasa, kebudayaan,
pendidikan, pendapatan, kelas sosial, dan pembatasan yang bersifat teknik. Penggunaan lebih banyak media audio visual, kemajuan
Komunikan bersifat heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar (komunikasi massa) dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan. Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda dengan kebudayaan yang beragam berasal dari berbagai lapisan masyarakat,
mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis oleh karena itu mereka berbeda dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Ada dua segi penting mengenai kontak yang langsung itu; pertama: kecepatan yang lebih tinggi dari penyebaran dan
kelangsungan tanggapan ; kedua: keserempakan adalah penting untuk keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-pesan. Tanpa komunikasi massa, hanya pesan-pesan yang sangat
Hubungan komunikator-komunikan yang bersifat
non-pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara
komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai
orang-orang yang dikenal hanya hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat
non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang
bersifat umum. Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah (one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat besar. Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme resmi yang
dapat mengurangi ketidakpastian, terutama
Kita akan melihat faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi
khalayak ini dengan mengulas secara sepintas penjelasan Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach tentang teori-teori komunikasi dan pendekatan motivasional dari model uses and gratification.
Teori DeFleur dan Ball-Rokeach tentang pertemuan media. Secara singkat, berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi
orang terhadap media massa. Faktor-faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu seperti potensi
biologis, sikap, nilai, kepercayaan serta bidang pengalaman; kelompok-kelompok sosial di mana individu menjadi anggota; dan hubungan-hubungan interpersonal pada proses
penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi. Untuk memperjelas kesimpulan ini, ambilah contoh pengunaan
media. Diduga orang yang berpendidikan rendah jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi.
Eksekutif dan kaum bisnis menyenangi rubrik niaga dalam surat kabar atau majalah. Telah diteliti bahwa kelompok menengah (midlle class) cenderung menyukai acara
Pendekatan Motivasional dan Uses and
Gratification
Menurut “aliran”
uses and gratification,
perbedaan motif dalam konsumsi media
massa menyebabkan kita bereaksi pada
media massa secara berbeda pula.
Lebih lanjut ini berarti bahwa efek media
massa jua berlaian pada setiap anggota
khalayaknya. Kepada pencari informasi,
kepada pencari identitas, media massa
mungkin menimbulkan efek efektif yang
mengerikan. Kepada pencari model,
Seperti yang dinyatakan Donald K. Robert (Schramm
dan Roberts, 1917: 359) beranggapan bahwa efek hanyalah ”perubahan perilaku manusia setelah
diterpa media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang
disampaikan media massa.
Membatasi efek hanya selama berkaitan dengan
pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa. Menurut Steven M. Chaffee (dalam Wilhoid dan Harrold Debock, 1980: 78), ini adalah pendekatan pertama dalam melihat efek media massa. Pendekatan kedua ialah, melihat
perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perilaku, atau dengan istilah lain,
perubahan kognitif, afektif, dan behavior. Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa yaitu individu, kelompok,
Efek kehadiran media massa.
Teori Mc.Luhan disebut teori perpanjangan alat
indera, menyatakan bahwa media adalah
perluasan dari alat indera manusia; telepon
adalah perpanjangan telinga, dan televisi adalah
perpanjangan mata. Mc. Luhan menulis, “secara
operasional dan praktis, medium adalah pesan.
Ini berarti bahwa akibat-akibat personola dan
soaila dari media yakni karena perpanjangan diri
kita, timbul karena skala baru yang dimasukkan
pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau
oleh teknologi baru. Media adalah pesan karena
media membentuk dan mengendalikan skala
Steven H. Chaffee menyebutkan lima hal :
◦ Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa mengerakkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi”jasa” media massa.
◦ Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa.
◦ Efek pada penjadwalan kegiatan. Menurut Joyco Cramond (1976) efek tadi disebut sebagai efek alihan (displacemen efeks) yang didefinisikan sebagai reorganisasi kegiatan yang terjadi kerena masuknya televisi; beberapa kegiatan dikurangi, dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali, karena waktunya dipakai untuk menonton televisi. Efek alihan bukan hanya terjadi pada
televisi saja, kehadiran surat kabar, radio transistor, video recorder, CB, radio paging device, termin komputer yang dihubungkan
dengan pusat informasi, dan media komunikasi massa kontemporer lainnya dapat mereorganisasikan kegiatan khalayak.
◦ Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu,
kehadiran media massa bukan saja menghilangkan perasaan, tetapi juga menumbuhkan perasaan tertentu. Steven H. Chaffee
menyebut dua efek akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik; hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa.
◦ Efek pada perasaan orang terhadap media, tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu sama dengan media massa tersebut; boleh jadi faktor isi pesan mula-mula akan berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan, apa yang
Efek Kognitif Komunikasi
Efek Kognitif Komunikasi
Massa
Massa
Efek kognitif, pesan komunikasi massa
mengakibatkan khalayak berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Wilbur Schramm (1977: 13) mendefinisikan informasi sebagai segala
sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi. Gambaran tersebut lazim disebut citra
Agenda Setting
Dampak media massa merupakan kemampuan untuk
menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu yang telah dijuluki sebagai fungsi agenda
setting dari komunikasi massa. Di sinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita (McCombs dan
Shaw, 1974:1).
Teori agenda setting dimulai dengan asumsi bahwa
media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan
yang akan disiarkannya. Secara selektif ”gatekeepers” seperti penyuting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menetukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan sesuai dengan misi
organisasi, khalayak yang dituju maupun konteks yang meliputi organisasi pers dengan khalayak secara
Efek Prososial kognitif
Apabila apa yang disungguhkan media massa sangat
bermanfaat buat khalayak seperti bila televisi
menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahwa televisi itu telah menimbulkan efek prososial kognitif. Banyak orang
yang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan dalam surat kabar.
Majalah-majalah yang khusus yang diterbitkan untuk profesi atau kalangan tertentu telah menjadi sumber informasi dan rujukan bagi pembacanya. Buku yang
sudah menjadi tempat penyimpanan memori peradaban manusia sepanjang zaman. Dalam perkembangan
Efek Afektif Komunikasi Massa, di mana pesan komunikasi
massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi.
Pembentukan dan Perubahan Sikap Pada tahun 1960, Joseph Klapper
melaporkan hasil penelitiannya yang
komprehensif tentang efek media massa. Dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media dapat disimpulkan pada lima prinsip:
◦ Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok, (atau hal-hal yang dalam buku ini desebut faktor personal).
◦
Bila komunikasi massa menimbulkan
perubahan sikap, perubahan kecil pada
intensitas sikap lebih umum terjadi daripada
“konversi” (perubahan seluruh sikap) dari
satu sisi masalah ke sisi yang lain.
◦
Komunikasi massa cukup efektif dalam
mengubah sikap pada bidang-bidang di
mana pendapat orang lemah misalkan pada
iklan komersial.
◦
Komunikasi massa cukup afektif dalam
Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek Prososial Behavioral
Salah satu perilaku prososial ialah memiliki
keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal: orang tua, atasan, pelatih, atau guru. Pada dunia modern tugas mendidik juga dilakukan media massa.
Teori yang dapat menjelaskan efek prososial media
massa adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman
langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memilki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses