DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
PEDAGANG INTAN ETNIS BANJAR DI SURAKARTA
TAHUN 1970-2001
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
YUNITA KUSUMA WARDANI C. 0510048
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah : 5)
Rahasia terbesar dalam hidup ini adalah melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan
cinta hidup menjadi indah. Dengan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarrahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis sampaikan panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
tugas akhir dalam bentuk skripsi, berjudul Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Intan Etnis Banjar Di Surakarta Tahun 1970-2001.
Maksud dan tujuan tulisan ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) Prodi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesaikannya skripsi ini tidak dapat
dilepaskan dari hambatan yang ditemui saat proses penulisan berlangsung. Namun, hal tersebut dapat teratasi karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ikut memberikan kesempatan belajar kepada penulis,
sehingga penulis dapat menempuh dan menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
2. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memfasilitasi selama proses perkuliahan berlangsung sekaligus memberikan kemudahan dalam
perizinan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
pembimbing utama yang senantiasa meluangkan waktu untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi, terima kasih banyak
atas motivasi yang sudah diberikan kepada penulis.
4. Dra. Sri Wahyuningsih selaku dosen pembimbing proposal skripsi
sekaligus pembimbing akademik penulis yang selalu memberikan dukungan moril.
5. Umi Yuliati, S.S., M. Hum., selaku dosen pembimbing proposal skripsi
yang telah memberikan inspirasi, serta selalu memberikan semangat kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Ilmu Sejarah dan seluruh staf Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan FIB UNS, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta, Lokananta Surakarta,
Perpustakaan UGM Yogyakarta, Perpustakaan FIB UGM Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
8. Seluruh masyarakat etnis Banjar di Surakarta, pengurus Yayasan
Darussalam Surakarta, dan semua narasumber, terima kasih untuk waktu dan tenaga yang disediakan selama wawancara dan pencarian data yang
diperlukan.
9. Seluruh Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya angkatan 2010, terima kasih atas
10. Kedua orang tua penulis, bapak dan mami yang tiada lelah mendoakan anak-anaknya dalam setiap sujud. Kedua orang kakak penulis, mbak
Ajeng dan mbak Dewi, terimakasih untuk doa dan motivasinya selama ini. 11. Keluarga besar Soewohadi Nur Setyarsono dan Slamet Hadi Wiratmo
terimakasih untuk doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Untuk Adelia Pinkan, Akhiruliana, Ai Santineu, Muhammad Aprianto,
Siti Rahmana, Agnes Jaty, mb Nurul dan adik-adik tingkat 2011 Anik, Annisa (Ipod), Drastiana Nisa dan Anastasia C. Terima kasih untuk
motivasi, doa dan semangat yang telah disematkan kepada penulis selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Terimakasih untuk doa dan kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran maupun kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Surakarta, Juni 2017
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...1B. Rumusan Masalah . ...5
D. Manfaat Penelitian . ...6
1. Manfaat Teoritis ...6
2. Manfaat Praktis . ...7
E. Tinjauan Pustaka ...7
F. Metode Penelitian . ...13
1. Heuristik ...13
2. Kritik Sumber ...15
3. Interpretasi . ...15
4. Historiografi ...16
G. Sistematika Penulisan ...16
BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT ETNIS BANJAR DI KOTA SURAKARTA A. Gambaran Umum Kota Surakarta ...18
1. Letak geografis Kota Surakarta . ... 19
2. Kondisi Sosial Budaya Kota Surakarta ... 20
a. Keadaan Penduduk ... 20
b. Mata Pencaharian ... 22
c. Religiusitas . ... 23
d. Aktivitasperdagangan ………..27
B. Munculnya Etnis Banjar Di Surakarta ... 29
1. Etnis-etnis Di Surakarta ... 29
a. Etnis Eropa ... 29
b. Etnis Cina ... 30
d. Etnis Banjar ... 33
e. Etnis Madura... 34
2. Proses kedatangan etnis Banjar ke Surakarta ... 35
3. Karakteristik Masyarakat Etnis Banjar………...…...38
4. Akulturasi Budaya Etnis Banjar di Surakarta………...….41
BAB III. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT ETNIS BANJAR DI SURAKARTA A. Sistem Kekerabatan Etnis Banjar ... 47
B. Terbentuknya Yayasan Darussalam Surakarta. ... 55
C. Munculnya Kampung Banjaran…... 65
BAB IV. DINAMIKA KEHIDUPAN PEDAGANG INTAN ETNIS BANJAR DI SURAKARTA TAHUN 1970-2001 A. Kondisi Perdagangan Intan Sebelum Tahun 1970 ... 69
B. Intan sebagai Komoditas Utama Perdagangan . . ... 71
C. Kehidupan Pedagang Intan Etnis Banjar di Surakarta Tahun 1970-1998 ... 75
1. Awal mula perdagangan intan masyarakat etnis Banjar di Surakarta ... 76
2. Puncak kejayaan perdagangan intan masyarakat etnis Banjar di Surakarta tahun 1970-1998 ... 79
3. Stratifikasi pedagang intan etnis Banjar di Surakarta ... 81
4. Strategi pedagang intan etnis Banjar di Surakarta ... 87
D. Etos Kerja Etnis Banjar
1. Pengertian Etos Kerja ... 93
2. Etos Kerja Etnis Banjar... 95
E. Perubahan Sosial Ekonomi Pedagang Intan Etnis Banjar Di Surakarta Tahun 1999-2001 1. Melemahnya daya jual beli intandi Surakarta…... 98
2. Dampak Bagi Kehidupan Pedagang Intan di Surakarta. ... 100
a. Alih profesi pedagang intan ... 100
b. Sistem regenerasi pedagang intan di Surakarta ... 102
BAB V. KESIMPULAN ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 107
DAFTAR INFORMAN ... 113
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Pemeluk Agama Di Surakarta Tahun 1970-2001... 24
Tabel 2. Hasil Penjualan Pedagang Intan Intan Etnis Banjar
Tahun 1970-1990 ... 89
DAFTAR BAGAN
DAFTAR ISTILAH
Batuah : Berkah atau bermanfaat bagi orang lain
Bengkel : Istilah untuk menyebut tempat penggosokan intan
Etnis : Penggologan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis
dan hubungan kekerabatan.
Eskip : Alat yang digunakan untuk menggosok intan
Etos Kerja : Pandangan hidup (semangat kerja) yang khas dari suatu golongan sosial
Folklore : Adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan
turun temurun tetapi tidak dibukukan
Juragan : Sebutan bagi pedagang intan dengan modal besar
Koren : Sebutan bagi sekelompok etnis yang mendiami suatu wilayah dalam empat generasi bagi masyarakat etnis Madura
Logat : Cara pengucapan yang khas dari suatu daerah
Loji : Gedung besar
Madam : Aktivitas bepergian ke tempat jauh dan dalam kurun waktu yang lama dan cenderung menetap
Merantau : Perpindahan penduduk meninggalkan kampung halaman untuk mencari pekerjaan maupun ilmu
Migrasi : Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain Pecinan : Tempat tinggal etnis Cina dalam satu wilayah
Pendulang : Penambangan intan secara tradisional
Penggurijaan : Para pedagang intan dan intan yang menawarkan
barangdagangannya langsung kepada pembeli
Sangu : Istilah dalam bahasa Banjar yang artinya membawa bawaan untuk bepergian berupa barang maupun bukan
DAFTAR SINGKATAN
Jarwo : Banjar Jowo
RT : Rukun Tetangga
SD/MI : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sajian Bubur Samin lengkap dengan telur dan kurma……….44
Gambar 2. Foto pernikahan dalam adat Banjar……….53
Gambar 3. Contoh batu intan hitam dari Kalimantan Selatan………...73
Gambar 4. Penambangan intan secara tradisional (pendulang)
di Kalimantan. ... 74
Gambar 5. Timbangan manual yang digunakan untuk mengukur
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Peta Persebaran Etnis-etnis Di Surakarta………..117 2. Daftar Perubahan Susunan Pengurus Yayasan
Darussalam Surakarta Periode Tahun 1964-1969……….118 3. Artikel Tentang Merosotnya Bisnis Perhiasan Di Surakarta
Tahun 1998………120
4. Akte Notaris R. Soegondo Notodisoerjo tanggal
ABSTRAK
YUNITA KUSUMA WARDANI. C.0510048. 2017.Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Intan Etnis Banjar Di Surakarta Tahun 1970-2001. Skripsi: Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui gambaran umum masyarakat etnis Banjar di Surakarta. (2) Mengetahui kehidupan sosial ekonomi etnis Banjar di Surakarta Tahun 1970-2001. (3) Mengetahui Dinamika Kehidupan Pedagang Intan Etnis Banjar Di Surakarta Tahun 1970-2001.
Sejalan dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, studi pustaka, dan wawancara dengan beberapa informan sebagai sumber sekunder. Data-data yang terkumpul kemudian diseleksi, dianalisa, dan diinterpretasikan berdasarkan kronologi.
Hasil penelitian menunjukkan secara umum faktor utama penyebab etnis Banjar merantau adalah kerusuhan politik di banjarmasin yang berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakat etnis Banjar. Kota Surakarta menjadi salah satu tujuan merantau etnis Banjar. untuk dapat memperkuat ikatan solidaritas antar sesama etnis Banjar, dibentuklah sebuah yayasan bernama Darussalam. Yayasan Darussalam Surakarta didirikan dengan tujuan untuk membantu etnis Banjar dalam bidang pendidikan, agama dan sosial. Berdagang intan merupakan cara yang digunakan etnis Banjar untuk bertahan hidup sebagai perantau. Majunya perdagangan intan membuat etnis Banjar memilih tinggal di Surakarta. Kondisi ini menyebabkan adanya perkampungan etnis tersendiri bagi orang Banjar yang dikenal sebagai kampung banjaran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tahun 1970-1998 merupakan masa kejayaan perdagangan intan di Surakarta. Kehidupan para pedagang intan etnis Banjar di Surakarta sangat maju dan mapan. Mereka dapat mengembangkan usahanya hingga menjadikan Kota Surakarta sebagai pusat perdagangan intan terbesar ke-2 di Indonesia. kejayaan perdagangan intan berakhir akibat adanya kerusuhan tahun 1998. Kerusuhan ini mengakibatkan para pedagang intan etnis Banjar bangkrut. Hal tersebut mengakibatkan adanya alih profesi para pedagang intan sehingga sistem regenerasi intan semakin berkurang.
ABSTRACT
Yunita Kusuma Wardani. C0510048. 2017. Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Intan Etnis Banjar di Surakarta tahun 1970-2001 (The Sosial
–Economic Dynamic Life of Diamonds Traders from Banjar Ethnic in Surakarta 1970-2001). Thesis : Studies Program History of the Faculty Humanities, University of Sebelas Maret Surakarta.
This research is aimed to find out : (1) The General description of Banjar ethnic community in Surakarta, (2) The Social – Economic life of Banjar ethnic community in Surakarta 1970-2001, and (3) The Social – economic Dynamic Life of Diamond traders from Bajar ethnic in Surakarta 1970-2001.
This research used historical method which involved heuristic, source criticism, interpretation, and hostoripgraphy. The collection of data obtained from the study documents, literature and interview with a few of informants as secondary sources. From those data, the information is analyzed and interpreted by the chronology.
The result of the research shows that in general the causal factor of ethnic Banjar wandering is political unrest in Banjarmasin has impact on economic life of ethnic group of Banjar. Surakarta city became one of the goals of wandering ethnic Banjar. In order to strenghthen the bonds of solidarity among ethnic groups, a foundation named Darussalam. Yayasan Darussalam Suakarta was established with the aim to help ethnic Banjar in the field of education, religion and social. Diamond trading is a way that ethnic Banjars use to survive as nomads. The progress of diamond trade makes the ethnic community of Banjar choose to live in Surakarta. This condition led to the existance of its own ethnic village for the banjar people known as kampung banjaran.
The conclusion of this research is that 1970-1998 is the last glorious period of diamond trading in Surakarta. The life of the traders of diamond ethnic Banjar in Surakarta is very advanced and well established. They can expand their business to make the city of Surakarta as the second largest diamond trading center in Indonesia. The glory of diamond trade ended due to riots in 1998. This riot resulted in traders diamond ethnic Banjar bankrupt. This has resulted in the change of profession of the diamond traders so that the regeneration system of diamond traders has descreased.