• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

P U T U S A N

Nomor 316 K/Pdt/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara:

ABDUL RASYID, bertempat tinggal di Jalan Junaidi Nomor 174 RT 001 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, dalam hal ini memberikan kuasa insidentil kepada Aidil Fitri, beralamat di Jalan Junaidi Nomor 174 RT 01, Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Insidentil tanggal 16 Desember 2014;

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding; L a w a n

PT SINAR MITRA SEPADAN (SMS) FINANCE, berkedudukan di Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh Mahjudin, Selaku Direktur dan memberikan kuasa dengan hak substitusi tertanggal 17 November 2014 kepada Mudiono, Selaku Branch Manager PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance Cabang Lubuklinggau, beralamat di Jalan Yos Sudarso Nomor 26 A Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau I, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Novran Harisa, S.H., M.H., Advokat, beralamat di Jalan W.R. Supratman Griya Azzahra Blok B Nomor 5, Kelurahan Bentiring Permai, Kota Bengkulu, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 November 2014;

Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding; Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat/Terbanding telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat/Pembanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Lubuklinggau pada pokoknya atas dalil-dalil: 1. Bahwa pada tanggal 26 Agustus 2011 telah terjadi penandatangan kontrak

pembiayaan kendaraan roda empat dengan Nomor Kontrak 9018805080,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

dengan nama kontrak Abdul Rasid;

Spesifikasi unit kendaraan yang dibiayai, yaitu; - Merk/Type : Honda Jazz. Ivtec. RS; - Tahun Pembuatan : 2009;

- Warna : Putih Mutiara; - Nomor Polisi : B 1869 NFX;

2. Bahwa total hutang Tergugat yang disepakati untuk pembelian mobil tersebut adalah sebesar Rp248.184.000,00 (dua ratus empat puluh delapan juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah);

3. Bahwa hutang Tergugat sebesar Rp248.184.000,00 (dua ratus empat puluh delapan juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah) tersebut dibayar dengan sistem angsuran per bulan, sebesar Rp6.894.000,00 (enam juta delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) yang dibayar setiap tanggal 26 setiap bulannya, dengan jangka waktu selama 36 bulan, yang dimulai angsuran pertama pada tanggal 26 Agustus 2011 dan berakhir pada tanggal 26 Juli 2014;

4. Bahwa berdasarkan kontrak yang disepakati oleh para pihak jika terjadi keterlambatan pembayaran konsumen diberikan sanksi keterlambatan sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai angsuran dikali dengan hari keterlambatan;

5. Bahwa Tergugat hanya membayar angsuran selama 13 kali, sehingga total tunggaan tergugat sebanyak 23 kali angsuran yang belum dibayar serta denda masa pembayaran angsurannya, jika ditotal tunggakan Tergugat kepada Penggugat dirincikan sebagai berikut;

- Sisa angsuran Tergugat yakni 23 x Rp6.894.000,00 = Rp158.562.000,00; - Denda keterlambatan pembayaran Tergugat yakni: Rp226.847.070,00; - Total kewajiban Tergugat yang harus dibayar yakni: Rp385.409.070,00 (tiga ratus delapan puluh lima juta empat ratus sembilan ribu tujuh puluh rupiah); 6. Bahwa ternyata Tergugat sampai batas waktu yang telah ditentukan

sebagaimana dalam perjanjian penandatanganan kontrak pembiayaan kendaraan roda empat tepatnya pada angsuran ke 14 Tergugat sudah mulai tidak membayar angsuran lagi;

7. Bahwa Tergugat tidak ada itikad baik untuk melakukan pelunasan terhadap unit kendaraan tersebut, maka Penggugat melakukan lelang sesuai dengan prosedur lelang yang dilakukan oleh balai lelang PT Promindo;

8. Bahwa hasil lelang unit kendaraan yang dilakukan oleh PT Promindo tersebut sebesar Rp142.475.280,00 (seratus empat puluh dua juta empat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus delapan puluh rupiah);

9. Bahwa hasil lelang dilakukan oleh PT Promindo tersebut, belum menutupi semua total kewajiban yang harus dibayar oleh Tergugat, sehingga Tergugat masih harus membayar hutang kepada Penggugat yakni sebesar Rp242.933.990,00 (dua ratus empat puluh dua juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah);

10. Bahwa surat perjanjian/kontrak pembiayaan kendaraan dibuat sesuai dengan syarat terjadinya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang harus ditaati oleh para pihak; 11. Bahwa menurut Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata berbunyi:

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain kesepakatan kedua belah pihak, atau karena dengan alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Maka telah nyatalah Tergugat melakukan suatu perbuatan cidera janji (wanprestasi);

12. Bahwa akibat wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat kepada Penggugat, telah menimbulkan kerugian baik materil dan immateriil bagi Penggugat, kerugian materil berupa uang sebesar Rp242.933.990,00 (dua ratus empat puluh dua juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah) yang belum dibayar oleh Tergugat setelah unit mobil dilelang oleh PT Promindo, dan kerugian immateriil berupa beban pikiran dan waktu yang tidak ternilai nilainya akibat timbulnya perkara ini;

13. Bahwa atas perbuatan Tergugat yang tidak melakukan kewajibannya membayar hutang/wanprestasi kepada Penggugat, Penggugat telah berusaha menempuh jalan damai guna menyelesaikan persoalan ini, namun setelah lewat waktu sesuai yang dijanjikan dalam surat perjanjian/kontrak pembiayaan kendaraan, ternyata Tergugat cidera janji (wanprestasi ), oleh karena itu wajar jika Penggugat membawa persoalan ini ke sidang pengadilan;

14. Bahwa agar tuntutan Penggugat tidak illusionir kelak karena adanya kekhawatiran yang didasarkan sangkaan yang beralasan Tergugat tidak melaksanakan putusan pengadilan, Penggugat meminta kepada Pengadilan Negeri Lubuklinggau/Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan terlebih dahulu meletakkan sita jaminan terhadap harta milik Tergugat berupa: - Sebidang tanah dan rumah di atasnya milik Tergugat yang terletak di

Jalan Junaidi Nomor 174 RT 001 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

- Sebidang kebun karet seluas 12 Ha (dua belas Hektar) milik Tergugat yang terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas;

15. Bahwa agar Tergugat mau melaksanakan putusan perkara ini nantinya, mohon agar Tergugat dihukum membayar uang paksa sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) sehari, setiap Tergugat lalai memenuhi isi putusan terhitung sejak gugatan ini didaftarkan sampai dilaksanakan;

16. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan bukti-bukti autentik yang kuat yang tidak dapat disangkal kebenarannya oleh Tergugat, maka segala penetapan dan putusan dalam perkara ini memenuhi syarat hukum untuk dinyatakan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding atau kasasi dari Tergugat (uitvoerbaar bij voorraad);

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Lubuklinggau agar memberikan putusan sebagai berikut:

Dalam Provisi:

1. Meletakkan sita jaminan atas;

- Sebidang tanah dan rumah di atasnya milik Tergugat yang terletak di Jalan Junaidi Nomor 174 RT 001, Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau;

- Sebidang kebun karet seluas 12 Ha (dua belas Hektar) milik Tergugat yang terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas;

2. Menjual kepada umum/lelang jaminan berupa;

- Sebidang tanah dan rumah di atasnya milik Tergugat yang terletak di Jalan Junaidi Nomor 174 RT 001 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau;

- Sebidang kebun karet seluas 12 Ha (dua belas) Hektar milik Tergugat yang terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas;

Primair:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan surat perjanjian/kontrak pembiayaan kendaraan roda empat dengan Nomor Kontrak 9018805080, dengan nama kontrak Abdul Rasid tertanggal 26 Agustus 2011 dibuat antara Penggugat dan Tergugat adalah sah menurut hukum sehingga mempunyai kekuatan hukum dan harus dilaksanakan oleh para pihak sebagai undang-undang;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

3. Menyatakan Tergugat telah melakukan cidera janji (wanprestasi ); 4. Menjual kepada umum/lelang jaminan berupa:

- Sebidang tanah dan rumah di atasnya milik Tergugat yang terletak di Jalan Junaidi Nomor 174 RT.001 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau;

- Sebidang kebun karet seluas 12 Ha (dua belas Hektar) milik Tergugat yang terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas;

5. Menghukum Tergugat oleh karenanya untuk membayar tunai dan lunas kepada Penggugat berupa;

- Uang pokok hutang sebesar Rp242.933.990,00 (dua ratus empat puluh dua juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah);

- Uang keterlambatan pembayaran Tergugat sebesar Rp226.847.070 (dua ratus dua puluh enam juta delapan ratus empat puluh tujuh ribu tujuh puluh rupiah);

- Uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) perhari, setiap Tergugat lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak gugatan ini didaftarkan sampai dilaksanakan;

6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding dan kasasi (uitvoerbaar bij vooraad);

7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara; Subsidair:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi dan gugatan balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

Dalam Eksepsi:

1. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/PT SMS Finance Kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) tidak menjelaskan dalam gugatannya bahwa pihak Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi melakukan pelanggaran terhadap Pasal 1243 Kitab Undang Undang Hukum Perdata mengenai prestasi yang terdiri dari memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, atau dengan kata lain pihak Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi melakukan wanprestasi (cedera janji). Akan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

tetapi menurut Pasal 8 (3) RV menjelaskan bahwa gugatan harus memuat atau disertai dengan kesimpulan yang jelas dan tertentu demi kepentingan beracara (process doelmatigheid) sedangkan dalam gugatan yang diajukan oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/ PT SMS Finance Kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) tidak jelas (obscure libel) bagian dari prestasi mana yang dilanggar oleh Tergugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi; 2. Bahwa dalam gugatan yang diajukan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat

dalam Rekonvensi tidak jelas (obscuur libel) mengenai kerugian sebesar Rp226.847.070,00 (dua ratus dua puluh enam juta delapan ratus empat puluh tujuh ribu tujuh puluh rupiah);

3. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/PT SMS Finance Kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) dalam menggugat Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi dalam gugatannya salah tafsir, tidak paham dan berasumsi sendiri dimana dalam gugatannya Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi mencampuradukkan wanprestasi dan perbuatan melawan hukum (PMH) sedangkan di dalam Keputusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 879 K/ Pdt/1997 dijelaskan bahwa penggabungan demikian melanggar tata tertib beracara, atas alasan bahwa keduanya harus diselesaikan tersendiri posita gugatan mendasarkan pada perjanjian, akan tetapi dalam petitummenuntut mengenai perbuatan melawan hukum (PMH) Konstruksi gugatan seperti ini dinilai mengandung kontradiksi. dan gugatan dinyatakanobscuur libel (tidak jelas). Selain putusan di atas, Mahkamah Agung (MA) juga pernah mengeluarkan yurisprudensi mengenai masalah penggabungan ini. yaitu dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1875 K/Pdt/1984, tanggal 24 April 1986, dalam putusan itu disebutkan:

“Penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dengan perbuatan ingkar Janji tidak dapat dibenarkan dalam tertib beracara dan harus diselesaikan secara tersendiri pula";

4. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/PT SMS Finance Kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) melakukan gugatannya terhadap Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi jelas-jelas tak dapat dipungkiri hanyalah sebagai upaya melawan hukum yang final dan mengikat serta tidak taat hukum dan untuk menghambat-menghambati Keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau Nomor 02.PSK/BPSK Llg/VI/2014 pada hari Rabu, tanggal 9

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

Juli 2014 dimana tersebut sudah disampaikan oleh BPSK Kota Lubuklinggau ke Pengadilan Negeri Kota Lubuklinggau untuk Penetapannya dan Tergugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi melalui kuasanya juga telah mengajukan permohonan eksekusi pada tanggal 3 September 2014 Kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Lubuklinggau, yang sebagian isi keputusan BPSK tersebut berbunyi sebagai berikut:

Mengadili:

- Menjatuhkan sanksi administratif kepada pihak Tergugat (PT SMS Finance Kota Lubuklinggau pada sidang BPSK saat itu) untuk memberikan kompensasi kepada pihak Penggugat (Abdul Rasyid) sebesar Rp67.311.000,00 (enam puluh tujuh juta tiga ratus sebelas ribu rupiah) sebagai ganti kerugian segala biaya perkara yang ditimbulkan karena perkara ini;

- Memerintahkan pihak Tergugat (PT SMS Finance kota Lubuklinggau pada sidang BPSK saat itu) dengan izin Penggugat (Abdul Rasyid) untuk melakukan pelelangan secara terbuka obyek sengketa berupa 1 (satu) unit Mobil Honda Jazz B 1869 NFX sesuai dengan pertimbangan hukum pada poin j. dimana masing-masing pihak dapat menerima sesuai haknya, sehingga dapat terwujud rasa keadilan karena telah tegaknya transparansi dan akuntabilitas diantara para pihak yang bersengketa; Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/PT SMS Finance Kota Lubuklinggau) sebelum dipanggil teguran (aanmaning) oleh Pengadilan Negeri Kota Lubuklinggau telah beberapa kali menemui kuasa Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi (Aidil Fitri) untuk mohon penundaan eksekusi dan mengajak kuasa Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi untuk menemui Ketua Pengadilan Negeri Kota Lubuklinggau untuk meminta waktu 8 (delapan) hari kedepan saat itu, bak pepatah mengatakan: "Air susu dibalas, air tuba” ternyata untuk mengulur-ulur waktu agar bisa membuat gugatan untuk Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi; 5. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono

Branch Manager/PT SMS Finance kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) dalam hal ini menuntut ganti rugi dalam wanprestasi tidak pernah sama sekali memberikan somasi atau teguran kepada Tergugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Konvensi dalam pembayaran kredit sebagai mana pada prinsip Pasal 1243 Kitab Undang Undang Hukum Perdata tiba-tiba Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi menggugat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

wanprestasi terlebih-lebih mobil yang menjadi objek sengketa Mobil Honda Jazz B 1869 NFX dan tanggal 24 Juli 2013 masih dalam penguasaan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi sampai hari ini persidangan dan telah dilelang secara sepihak oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (Mudiono Branch Manager/PT SMS Finance Kota Lubuklinggau dan kuasa hukumnya) wanprestasi mana yang digugat Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tidak jelas (obscuur libel);

6. Bahwa surat perjanjian/kontrak pembiayaan tanggal 26 Agustus 2011 antara Abdul Rasyid (Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi) dengan PT SMS Finance Kota Lubuklinggau (Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi) tidak dihadapan notaris, sehingga hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai perjanjian di bawah tangan karena tidak ada "akta notaris“ sebagai kekuatan hukum atas perjaniian tersebut Di dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata disebutkan salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya syarat objektif, yang salah satu unsur dan syarat objektif tersebut adalah perjanjian yang dibuat harus mempunyai kekuatan hukum Jika syarat objektif tersebut tidak terpenuhi maka perjanjian yang dibuat batal demi hukum. Artinya perjanjian itu dianggap tidak ada dan tidak pernah ada, dan tidak ada hak untuk pihak manapun melakukan penuntutan pemenuhan perjanjian tersebut dimata hukum;

Maka dapat disimpulkan bahwa PT SMS Finance Kota Lubuklinggau (Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi) dalam membuat perjanjian kredit/perjanjian pembiayaan tanggal 26 Agustus 2011 dengan saudara Abdul Rasyid telah dengan sengaja melanggar Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata;

7. Bahwa didalam perjanjian kredit/perjanjian pembiayaan pada tanggal 26 Agustus 2011 antara Abdul Rasyid (Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi) dengan PT SMS Finance Kota Lubuklinggau (Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi) disebutkan bahwa perjanjian tersebut dibuat dengan penyerahan milik secara Fidusia, tetapi perjanjian tersebut tidak didaftarkan dikantor pendaftaran fidusia untuk mendapatkan “sertifikat fidusia";

Sedangkan didalam Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Cara Pendaftaran Fidusia dan Biaya Pendaftaran Fidusia disebutkan salah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

satu syarat pendaftaran Fidusia dalah adanya salinan akta notaris yang disebutkan di atas Dikarenakan perjanjian tersebut dibawah tangan sehingga tidak ada akta notaris maka tidak bisa dibuatkan sertifikat fidusia;

Jadi dapat disimpulkan bahwa PT SMS Finance Kota Lubuklinggau (Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi) telah dengan sengaja melanggar Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999junctoPeraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 dalam perjanjian kredit/perjanjian pembiayaan tanggal 26 Agustus 2011 dengan saudara Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi;

8. Bahwa didalam perjanjian kredit/perjanjian pembiayaan pada tanggal 26 Agustus 2011 antara Abdul Rasyid (Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi) dengan PT SMS Finance Kota l.ubuklinggau (Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi) dicantumkan "klausula baku". (Yang dimaksud klausula baku adalah aturan yang telah dibuat atau disiapkan terlebih dahulu secara sepihak) dan didalam klausula baku tersebut dinyatakan bahwa Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi memberikan kuasa kepada Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi untuk melakukan segala tindakan terkait objek jaminan fidusia tersebut Dengan dalih berdasarkan kuasa dari Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi dalam klausula baku yang dicantumkan di dalam perjanjian dibawah tangan tersebut, pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi membuat akta notaris dan sertifikat fidusia secara sepihak, sehingga Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi tidak memegang salinan akta notaris dan sertifikat fidusia tersebut karena Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi tidak turut serta menghadap notaris melainkan dikuasakan kepada pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi. Sementara didalam Pasal 18 ayat 1 H Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan: “pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen atau perjanjian apabila Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli konsumen secara angsuran. Dan menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli konsumen secara angsuran";

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

Maka dalam poin ini bisa dikatakan bahwa Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi (PT SMS Finance Kota Lubuklinggau) telah dengan sengaja melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap Pasal 18 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; Dengan jeratan sanksi pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

9. Bahwa didalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan bahwa didalam proses pembuatan satu akta harus "dihadiri oleh para penghadap, dihadiri oleh paling sedikit dua saksi, dibacakan saat itu juga oleh notaris didepan para penghadap dan saksi, di tanda tangani saat itu juga oleh notaris dan kedua penghadap serta kedua saksi tersebut, dan masing-masing pihak diberikan salinan akta tersebut"; Jaminan Fidusia yang tidak dibuatkan sertifikat fidusianya atau yang sertifikat fidusianya dibuat secara sepihak maka objek jaminan fidusia tersebut tidak mempunyai hak eksekusi langsung (parate eksekusi). Maka disaat terjadi wanprestasi atau Kemacetan dari konsumen pihak finance tidak bisa melakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia tersebut. Fakta dilapangan pihak dalam hal ini pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (PT SMS finance kota Lubuklinggau) justru melakukan eksekusi secara sepihak tanpa melalui instansi pemerintahan terkait dan berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku. sedangkan pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (PT SMS Finance kota Lubuklinggau) telah menggunakan tangan-tangan “Debt Collector” untuk melakukan eksekusi dengan cara merampas, merusak tanpa adanya surat tugas atau surat lainnya terhadap Mobil Honda Jazz B 1869 NFX milik Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi pada tanggal 24 Juli 2013 Padahal perbuatan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi (PT SMS Finance Kota Lubuklinggau) tersebut bisa dikategorikan perbuatan melawan hukum (PMH) sebagaimana disebutkan didalam Pasal 1365 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dan Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensipun dapat melakukan gugatan ganti rugi menurut pasal ini;

10. Bahwa menurut Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi dalam hal ini Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi tidak mempunyai itikad baik adalah salah besar, bohong belaka, berdasarkan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

asumsinya sendiri karena ± 1 (satu) minggu sebelum terjadinya perampasan. pengrusakan mobil Honda Jazz B 1869 NFX pada tanggal 24 Juli 2013 di Cucian Mobil Raja alamat Jalan Yos Sudarso Taba Jemekeh Lubuklinggau didepan Hotel City Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi telah berjanji akan menyelesaikan tunggakan tersebut setelah Hari Raya Idul Fitri dibulan Agustus 2013 dan pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi telah menyetujuinya tetapi sebelum sampai hari yang dijanjikan pihak Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi telah merusak serta merampas mobil tersebut; 11. Bahwa menurut Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi

yang menggunakan penjelasan Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata dan menyatakan bahwa Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi cidera janji (wanprestasi) adalah salah tafsir, tidak memahami bahkan berdasarkan asumsi-asumsinya sendiri karena persetujuan/perjanjian itu sah haruslah menurut dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata sedangkan perjanjanjian antara Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi dan Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi pada tanggal 26 Agustus 2011 sangatlah bertentangan dengan Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata;

12. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi menuntut denda keterlambatan pembayaran kepada Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi sebesar Rp226.847.070,00 dengan hitungan denda keterlambatan sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai angsuran dikali dengan hari keterlambatan tidak masuk akal dan sudah termasuk upaya pemerasan serta pemaksaan dari pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi kepada pihak Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi, karena;

Bahwa kalau 0.5% x Rp6.894.000,00= Rp34.470,00 Jadi dendanya Rp34.470,00/per hari;

- Bahwa kalau I (satu) tahun = 355 hari;

- Bahwa kalau 3 (tiga) tahun = 355 hari x 3 = 1065 hari;

- Bahwa seandainya dari pertama pembayaran Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi terlambat/denda maka dapat dihitung Rp34.470,00 x 1065 hari = Rp36. 710.550,00 Jadi denda keterlambatan selama 3 (tiga) tahun adalah sebesar Rp36.710.550,00 (tiga puluh enam juta tujuh ratus sepuluh ribu lima ratus lima puluh

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

rupiah). Bukan sebesar Rp226.847.070,00 seperti yang disampaikan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi dalam gugatannya yang tidak jelas (obscuur libel);

13. Bahwa sisa angsuran Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi yakni 23 (dua puluh tiga) bulan adalah fitnah, kebohongan. asal omong dan pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi, karena kalau dihitung dari perjanjian tanggal 26 Agustus 2011 dan telah diangsur oleh Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi selama 13 (tiga belas) bulan dan penarikan serta pengrusakan oleh pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tanggal 24 Juli 2013 adalah 11 (sebelas) bulan tunggakan (sisa angsuran tertunggak) jadi terhitung tanggal 25 Juli 2013 sampai dengan 26 Agustus 2014 atau tinggal total sisa angsuran 12 (bulan) atau 1 (satu) tahun adalah bukan tanggung jawab dari pihak Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi melainkan tanggung jawab pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi;

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan sisa angsuran Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi adalah 11 (sebelas) bulan atau 11 (sebelas) kali lagi bukanlah 23 (dua puluh tiga) kali atau 23 (dua puluh tiga) bulan seperti dalam gugatan pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi yang tidak jelas (obscuur libel);

14. Bahwa berdasarkan uraian poin nomor 12 (dua belas) dan 13 (tiga belas) di atas sangatlah jelas, kalau gugatan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi termasuk/dapat dikatakan perbuatan melawan hukum (PMH) dalam bentuk pemerasan karena sudah jelas mobil Honda Jazz B 1869 NFX sudah dirampas, dirusak, ditarik oleh PT SMS Finance Kota Lubuklinggau pada tanggal 24 Juli 2013 tetapi masih adanya gugatan dari pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi yang dalam gugatannya menyebutkan:

A. Sisa angsuran Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi, yakni 23 X Rp6.894.000,00= Rp158.562.000,00 dalam gugatannya yang tidak jelas (obscuur libel);

B. Denda keterlambatan pembayaran Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi, yakni: Rp226.847.070,00 dalam gugatannya yang tidak jelas (obscuur libel);

C. Total kewajiban Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi yang harus dibayar, yakni: Rp385.409.070,00 (tiga ratus delapan puluh

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

lima juta empat ratus sembilan ribu tujuh puluh rupiah) dalam gugatannya yang tidak jelas (obscuur libel);

Karena yang kata Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi mobil tersebut sudah dilelang oleh balai lelang PT Promindo seharga Rp142.475.280,00 (seratus empat puluh dua juta empat ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus delapan puluh rupiah) seandainya tidak mencukupi tidak masuk akal Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi mau merugi, karena menurut hemat Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi hanyalah upaya untuk melawan atau menghambat keputusan yang final dan mengikat Keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau Nomor 02.PSK/BPSK Llg/VI/2014 pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2014junctoNomor 02/Eks/20l4/PN Llg; 15. Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi jelas-jelas

mengetahui bahwa Mobil Honda Jazz RS Nopol B 1869 NFX sudah ditarik, dirusak serta dirampas secara tidak prosudural pada tanggal 24 Juli 2013 oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi adalah milik Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi tetapi pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi. telah dengan sengaja telah menggelapkan I (satu) unit Mobil Honda Jazz RS Nopol B 1869 NFX dengan cara telah menjual atau melelang mobil tersebut secara sepihak bahkan untuk menutupi kesalahannya pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi beralasan bahwa hasil penjualan atau pelelangan tersebut tidak dapat menutupi hutang Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi serta mengajukan gugatannya ke Pengadilan Negeri Kota Lubuklinggau agar bisa menutupi kesalahannya; 16. Bahwa menurut kuasa hukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam

Rekonvensi yang mengatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan yang eksitensinya tidak jelas dalam bawahan naungan apa, dibentuk Oleh Walikota taulah dewek walikota, majelis-majelisnya diragukan keberpihakannya, keputusan tidak proporsional, eksitensinya masih dipertanyakan oleh Pengadilan serta mengatakan kok Walikota menjadi badan Pengadilan adalah salah besar, asal bicara, asal berasumsi belum memahami bahkan tidak mengerti serta tidak memahami Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UUD Tahun 1945 Sedangkan jelas-jelas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012, tentang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau. sedangkan Keppres RI Nomor 27 Tahun 2012 dibuat untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 ayat (I) Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen berbunyi: “Pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di Daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan”, Serta Pasal 4 ayat (I) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar", BPSK di bawah naungan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, majelis-majelisnya pun adalah orang-orang yang berkompeten dan berbagai disiplin ilmu baik Hukum, ilmu Pendidikan lainnya anggotanya adalah orang-orang pilihan yang sangat mengerti dengan permasalahan konsumen karena terdiri dan 3 (tiga) orang Pemerintahan, 3 (tiga) orang Pelaku Usaha dan 3 (tiga) orang Konsumen jadi Keputusannya pun sangat Proposional dan tidak berpihak, Walikota Lubuklinggau, yakni Bapak H. Drs S.N. Prana Putra Sohe, M.M., tidak pernah menjadikan dirinya sebagai badan Pengadilan karena Walikota Lubuklinggau membentuk BPSK berdasarkan KEPPRES Nomor 27 Tahun 2012 serta melantik anggota-anggotanya berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 1109/M - DAG/KEP/12/2013, tentang Penetapan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Lubuklinggau, melalui Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 144 KPT S/PERINDAG/2014, tertanggal 28 Maret 2014 tentang Penetapan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau, Bapak Walikota Lubuklinggau H. Drs S.N. Prana Putra Sohe, M.M. Jadi BPSK Kota Lubuklinggau jelas Eksitensinya dan anggotanya orang sangat mengerti dalam mengatasi masalah sengketa konsumen, mohon penjelasan dan pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi, Pengadilan dan Hakim mana yang meragukan eksitensi BPSK Kota Lubuklinggau;

Dalam Rekonvensi:

- Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam konvensi dianggap dipergunakan kembali untuk dalam rekonvensi;

- Bahwa dengan adanya penundaan pembayaran kredit yang telah disetujui oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tersebut di atas, menurut hukum Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi tidak dapat dikatakan sebagai wanprestasi ;

- Bahwa barang berupa I (satu) unit mobil Honda Jazz B 1869 NFX yang dikuasai oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

dirampas dan dirusak tersebut, secara melawan hukum telah dihilangkan/ dilelang oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi secara sepihak yang dalam hal ini sangat merugikan sekali bagi Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi;

- Bahwa atas perbuatan melawan hukum (PMH) Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tersebut, wajar terhadapnya dihukum untuk membayar ganti rugi kepada Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi:

- Bahwa ganti rugi yang riil dapat dihitung uang muka pembelian secara kredit sebesar ± Rp45.000 000,00 (empat puluh lima juta rupiah) ditambah 13 (tiga belas) kali angsuran dengan nominal perbulan sebesar Rp6.894.000,00 (enam juta delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) dan atau sama dengan Rp6. 894.000,00 X 13 = Rp89.622.000,00 (delapan puluh sembilan juta enam ratus dua puluh dua ribu rupiah), sehingga apabila uang muka sebesar Rp45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah) ditambah dengan total angsuran selama 13 (tiga belas) bulan sebesar Rp89.622 000,00 (delapan puluh sembilan juta enam ratus dua puluh dua ribu rupiah), maka keseluruhan nilai kerugian pihak Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi adalah sebesar Rp134.622.000,00 (seratus tiga puluh empat juta enam ratus dua puluh dua ribu rupiah);

- Bahwa wajar terhadap Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi yang telah melelang mobil Honda Jazz B 1869 NFX secara sepihak/menghilangkan barang bukti sebuah mobil Honda Jazz B 1869 NFX untuk membayar/ganti rugi materiil sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) atau ± harga mobil Honda Jazz Type RS baru kepada Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi;

- Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi yang membuat perjanjian Fidusia dibawah tangan dan tidak didaftarkan di kantor Fidusia, melanggar UU Perjanjian Jaminan Fidusia batal demi hukum, yang membuat perjanjian diancam pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun denda paling sedikit Rp10.000.000,00 paling banyak Rp100.000.000,00 (Pasal 35 ayat (I) Undang Undang Jaminan Fidusia Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia);

- Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi membuat perjanjian pada tanggal 26 Agustus 2011 dengan Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi dibuat melanggar Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) Pasal 18 dan perjanjian tersebut batal demi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

hukum Akibat pencantuman Klausula Baku tersebut, Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak 2.000. 000.000,00 (dua miliar rupiah) Pasal 62 Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK); - Bahwa Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi membuat

perjanjian pada tanggal 26 Agustus 2011 dengan Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi selain merugikan pihak Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi juga berpotensi Merugikan Negara dan sektor pendapatan non pajak, yaitu melanggar Peraturan Pemerintah 38 Tahun2009, melanggar Pasal-Pasal 5, 11 dan 12 Undang Undang RI Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, melanggar Pasal 18 Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam mencantumkan klausula baku;

- Bahwa mengingat Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi sedang mengajukan pinjaman dana kepada pihak ke-3 (tiga), akibat dari dilakukan gugatan wanprestasi yang tak jelas (obscur libel) oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi telah menghilangkan kesempatan yang seharusnya Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi dapatkan atau mengalami kerugian. selain itu akibat sepak terjang yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi, telah menciptakan ketakutan bagi sebagian keluarga serta telah merusak kredibilitas atas semua kesusahan, rasa malu, kerugian serta perbuatan yang tak menyenangkan yang tidak ternilai-nilainya bagi Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi akan tetapi didalam gugatan haruslah menyebut angka nominalnya maka dengan ini, Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi meminta ganti kerugian secara immateriil akibat perbuatan melawan hukum (PMH) yang dilakukan oleh Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi sebesar Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah); - Bahwa sejak diputuskannya Keputusan BPSK Kota Lubuklinggau Nomor 02

PSK/BPSK Llg/VI/2014 pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2014 juncto Nomor 02/Eks/2014/PN Llg, dan sampai hari ini tanggal 27 Januari 2014 pihak Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tidak memenuhi keputusan tersebut, mohon agar Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari setiap Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi lalai memenuhi isi putusan tersebut

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

terhitung sejak keputusan tersebut dikeluarkan diputuskan sampai dilaksanakannya keputusan tersebut oleh Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat dalam Rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Lubuklinggau supaya memberikan putusan sebagai berikut:

Primair;

Dalam Tindakan Pendahuluan;

Bahwa Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi mempunyai sangkaan yang beralasan, Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi akan melawan tidak mematuhi Keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Lubuklinggau Nomor 02.PSK/BPSK Llg/VI/2014 pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2014 juncto Nomor 02/Eks/20l4/PN Llg, serta akan mengalihkan, memindahkan, atau mengasingkan barang-barang miliknya sebidang tanah berikut bangunan kantor yang terletak di Jalan Yos Sudarso Nomor 26 A Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, Propinsi Sumatera Selatan, mohon terlebih dahulu melakukan sita eksekusi (executorial beslag) terhadap barang milik Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi tersebut di atas;

Atau:

Bila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Lubuklinggau telah memberikan Putusan Nomor 35/Pdt.G/2014/PN Llg, tanggal 12 Mei 2015 yang amarnya sebagai berikut:

Dalam Konvensi: Dalam Provisi:

- Menolak provisi Penggugat; Dalam Eksepsi:

- Menolak eksepsi Tergugat; Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menyatakan Surat Perjanjian/Kontrak Pembiayaan Kendaraan Roda Empat dengan Nomor Kontrak 9018805080, dengan nama kontrak Abdul Rasid tertanggal 26 Agustus 2011 dibuat antara Penggugat dan Tergugat sah menurut hukum sehingga mempunyai kekuatan hukum dan harus dilaksanakan oleh para pihak sebagai undang-undang;

3. Menyatakan Tergugat telah melakukan cidera janji (wanprestasi);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

4. Menghukum Tergugat oleh karenanya untuk membayar tunai dan lunas kepada Penggugat berupa sisa hutangnya sebesar Rp27.461.820,00 (dua puluh tujuh juta empat ratus enam puluh satu ribu delapan ratus dua puluh rupiah);

5. Menolak gugatan Penggugat selebihnya; Dalam Rekonvensi

Dalam tindakan Pendahuluan;

- Menolak tindakan pendahuluan Penggugat; Dalam Pokok Perkara:

- Menolak gugatan Penggugat; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi:

- Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp611.000, 00 (enam ratus sebelas ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat/ Pembanding Putusan Pengadilan Negeri Lubuklinggau tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Palembang dengan Putusan Nomor 63/PDT/2015/PT PLG, tanggal 2 September 2015;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat/Pembanding pada tanggal 1 Oktober 2015, kemudian terhadapnya oleh Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Desember 2014 diajukan permohonan kasasi pada tanggal 12 Oktober 2015, sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor 35/Pdt.G/2014/PN Llg,junctoNomor 63/PDT/ 2015/ PT PLG, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Lubuklinggau, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuklinggau tersebut pada tanggal 26 Oktober 2015;

Menimbang, bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Tergugat/ Pembanding tersebut telah diberitahukan kepada Penggugat pada tanggal 11 November 2015;

Menimbang, bahwa kemudian Termohon Kasasi/Penggugat/Terbanding tidak mengajukan tanggapan memori kasasi;

Menimbang, bahwa permohonan kasasia quobeserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

Tergugat/Terbanding dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: 1. Bahwa Pemohon Kasasi tidak dapat menerima Putusan Pengadilan Tinggi

Palembang tersebut dengan baik dan untuk itu Pemohon Kasasi telah menyatakan mohon pemeriksaan dalam Tingkat Kasasi atas Putusan Pengadilan Tinggi Palembang tersebut pada tanggal 12 Oktober 2015 hari Senin;

2. Bahwa Pengadilan Tinggi Palembang telah salah menerapkan hukum dan tidak melaksanakan hukum acara perdata yang berlaku atau telah salah melaksanakan hukum acara tersebut;

3. Bahwa Pemohon Kasasi berpendapat seperti tersebut dalam Nomor 2 di atas dengan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

Dalam Konvensi: Pokok Perkara:

1. BahwaJudex FactiTelah Salah Menerapkan Hukum Dalam Tertib Beracara atau Lalai Memenuhi Syarat-Syarat Yang Diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan;

Majelis HakimJudex Factisama sekali tidak melihat fakta-fakta hukum yang sebenarnya serta tidak menimbang didalam halaman (4) poin (12) pada tanggal 24 November 2014 didalam gugatannya Penggugat dalam Konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi/Terbanding/Termohon Kasasi (PT SMS Finance Lubuklinggau) yang menyebutkan kerugian secara materil dan immateriil sedangkan sangatlah jelas dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata telah mengatur tentang jangka waktu perhitungan ganti rugi yang dapat dituntut, serta jenis dan jumlah ganti rugi yang dapat dituntut dalam wanprestasi . Sedangkan Kerugian immateriil dapat dituntut jika orang tersebut melakukan perbuatan melawan hukum (PMH), jadi sangat-sangatlah jelas didalam gugatannya Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi/Terbanding/Termohon Kasasi (PT SMS Finance Lubuklinggau) tanggal 24 November 2014 telah mencampuradukkan wanprestasi dan perbuatan melawan hukum (PMH) dalam gugatannya sedangkan didalam Keputusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 879 K/ Pdt/1997 dijelaskan bahwa penggabungan demikian melanggar tata tertib beracara, atas alasan bahwa keduanya harus diselesaikan tersendiri;

posita gugatan medasarkan pada perjanjian, akan tetapi dalam petitum menuntut mengenai perbuatan melawan hukum (PMH).Konstruksi gugatan seperti ini dinilai mengandung kontradiksi, dan gugatan dinyatakan obscuur libel (tidak jelas). Selain putusan di atas, Mahkamah Agung (MA) juga

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

pernah mengeluarkan Yurisprudensi mengenai masalah penggabungan ini, yaitu dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1875 K/Pdt/1984, tanggal 24 April 1986, dalam putusan itu disebutkan:

“Penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dengan perbuatan ingkar janji tidak dapat dibenarkan dalam tertib beracara dan harus diselesaikan secara tersendiri pula“;

Jadi aneh Judex Facti mengabulkan tuntutan Terbanding/Tergugat dalam Rekonvensi/ Termohon Kasasi (PT SMS Finance Lubuklinggau) yang menyatakan Pemohon Kasasi wanprestasi sedangkan gugatannya tidak jelas (obscuur libel);

2. Judex FactiSalah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

Bahwa Majelis Hakim Judex Facti dalam mengambil Keputusan Perkara Nomor 35/Pdt.G/2014/PN Llg, juncto Nomor 63/PDT/2015/PT PLG, Majelis Hakimnya sama sekali tidak melihat fakta-fakta hukum yang sebenarnya serta tidak menimbang dimana menurut Pasal 1338 ayat (1), bahwa “Perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah”. Supaya sah pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Sedangkan jelas-jelas Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor 9018805080/PK/08/11, tanggal 26 Agustus 2011 sangat-sangatlah bertentangan dengan Undang Undang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sedangkan dijelaskan di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1381 menyebutkan sepuluh macam cara hapusnya perikatan, yaitu:

1. Pembayaran;

2. Penawaran pembayaran diikuti dengan penitipan; 3. Pembaharuan utang (inovatie);

4. Perjumpaan utang (kompensasi); 5. Percampuran utang;

6. Pembebasan utang;

7. Musnahnya barang yang terutang;

8. Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatan;

Adapun dua cara lainnya yang tidak diatur dalam Bab IV Buku III KUH Perdata adalah:

1. Syarat yang membatalkan (diatur dalam Bab I); 2. Kadaluwarsa (diatur dalam Buku IV, Bab 7);

Sedangkan jelas-jelas mobil Honda Jazz B 1869 NFX (objek perkara) telah disita/ditarik pada tanggal 24 Juli 2013 secara tidak prosedural, tidak taat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21 dari 25 hal. Put. Nomor 316 K/Pdt/2016

hukum dan perundangan serta peraturan terkait dengan cara merusak pintu kiri kanan mobil oleh Termohon Kasasi, terlebih-lebih menurut pihak Termohon Kasasi (PT SMS Finance Lubuklinggau) telah melelang secara sepihak/menjual/menghilangkan/memusnahkan barang (mobil Honda Jazz B 1869 NFX/objek perkara) tanggal 30 Mei 2014;

Judex Facti didalam Keputusan Perkara Nomor 35/Pdt.G/2014/PN Llg. juncto Nomor 63/PDT/2015/PT PLG., Majelis Hakim dalam perkara tersebut yang menyatakan pihak Pembanding/Penggugat dalam Rekonvensi/ Pemohon Kasasi wanprestasi adalah tidak benar karena sangatlah bertentangan dengan undang-undang sedangkan jelas-jelas di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1381 poin 7 hapusnya perikatan karena musnahnya barang yang terutang, sedangkan mobil Honda Jazz B 1869 NFX objek perkara telah musnah dengan cara dilelang (telah musnah) secara serta secara tidak prosedural, tidak taat hukum dan perundangan serta peraturan terkait pada tanggal 30 Mei 2015 dan keputusan tersebut tidak mencerminkan keadilan melainkan mencerminkan kepentingan salah satu pihak;

3. Judex FactiSalah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

Majelis Hakim Judex Facti telah mengabulkan gugatan/tuntutan Termohon Kasasi yang menyatakan Pemohon Kasasi telah wanprestasi padahal gugatan Termohon Kasasi tersebut memakai bukti otentik palsu berupa Sertifikat Fidusia Nomor W6.078475.AH.05.01 Tahun 2013, tanggal 26-07-2013 jam 08 : 14 : 23 yang ditandatangani oleh Bapak Ir. Johno Supriyanto, M.Hum., Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan;

Sedangkan berdasarkan surat dari Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan Jalan Jenderal Sudirman KM.3,5 Palembang 30129 Telp. (0711) 355386 Fax. (0711) 378384 Nomor W6.UM.05.01-0078. Perihal: Keabsahan Sertifikat Fidusia tanggal 14 April 2015 menyatakan Sertifikat Jaminan Fidusia tersebut adalah tidak sah/palsu/dipalsukan sebab Bapak Ir. Johno Supriyanto, M.Hum., melaksanakan tugas sebagai Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan sesuai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah tertanggal 17 Desember 2013 dan Surat Perintah Melaksanakan Tugas tertanggal 23 Januari 2014;

Dalam Rekovensi:

1. Judex FactiSalah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

: Rating yang memberikan kewenangan kepada pemegangnya untuk melaksanakan pemanduan lalu lintas udara terhadap penerbangan dalam tahap keberangkatan dan kedatangan pesawat

Hasil penilaian keefektifan dari model memberi rekomendasi untuk dilaksanakan pada sekolah (Eny Winaryati, Setia Iriyanto & Akhmad Faturrohman, 2013b). Melalui

Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).

Para praktisi dalam bidang hukum, dalam hal ini khususnya notaris sebaiknya mempelajari terlebih dahulu tujuan dan maksud dari pembuatan perjanjian serta memberikan saran

• Pengaruh asap rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung bawaan hingga keguguran Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk zat yang sering

Fenogram kemiripan genetika populasi kelapa Dalam Lubuk Pakam (DLP), Dalam Paslaten @PN), dan Dalam Banyuwangi (DBG) bcrdaparlcan 32 penanda RAPD hasil AKU. Dengan

Adapun yang menjadi sasaran pengabdian masyarakat ini adalah para jamaah dan takmir masjid Muhammadiyah di Malang, sebab selama ini para pengurus Muhammadiyah tersebut

Praktikan bertugas melakukan penagihan pembayaran kepada para pelanggan melalui email, tanggal penagihan dilakukan sesuai dengan tanggal saat pemasangan layanan internet,